Anda di halaman 1dari 37

IKATAN METALIK

(MAKALAH KIMIA ANORGANIK II)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

Galuh Oktriana (1313023033)

Indra Muntari (1313023039)

Siti Suroyalmilah (1313023077)

PENDIDKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya yang berjudul
“Ikatan Metalik. Makalah ini berisi struktur atom-atom dalam kristal logam,
intersisi/selitan, jenis-jenis sistem kristal dan contohnys, faktor tumpukan/efisiensi
kemasan dan perhitungan geometri.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.

Bandarlampung, 15 Maret 2014

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Susunan Atom-Atom dalam Kristal .................................................... 3


2.2 Susunan Kubus Berpusat Badan .......................................................... 11
2.3 Susunan Kubus Sederhana ................................................................... 12
2.4 Susunan Romboohedral ....................................................................... 12
2.5 Susunan seperto Struktur Kristal Intan ................................................ 13
2.6 Susunan yang Diadopsi oleh Kristal-Kristal Logam ............................ 14
2.7 Interstisi atau Selitan ............................................................................ 15
2.8 Jenis-Jenis Sistem Kristal..................................................................... 16
2.9 Faktor Tumpukan dan Perhitungan Geometri ...................................... 26

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 33

DAFTAR PUSTKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Banyak fakta tentang sifat fisika logam yang dapat kita amati. Kita dapat
merasakan bahwa besi padat. Pada suhu 250 C besi dengan volume tertentu lebih
berat dibandingkan kebanyakan unsur nonlogam dengan volume yang sama. Fakta
ini menimbulkan anggapan bahwa atom-atom dalam logam besi tersusun
berdekatan satu dengan yang lain. Berdasarkan hal itulah maka berkembang
penelitian tentang susunan atom-atom dalam kristal logam.

Kita dapat mendemonstrasikan bahwa tembaga dapat menghantarkan arus listrik.


Fakta ini memicu untuk munculnya anggapan bahwa logam tembaga memiliki
partikel-partikel yang bermuatan negatif, yaitu elektron-elektron, yang dapat
bergerak bebas. Berdasarkan anggapan tersebut maka berkembanglah teori yang
menerangkan adanya elektron-elektron yang dapat bergerak bebas pada logam.

Logam merupakan konduktor panas yang baik. Fakta ini menunjukkan bahwa
logam mengandung partikel-partikel yang sangat mudah bergerak. Partikel-
partikel ini dapat bergerak dari daerah dengan temperatur tinggi ke daerah dengan
temperatur yang lebih rendah dengan membawa energi panas.

Logam dapat ditempa atau diregangkan. Fakta ini melandasi timbulnya anggapan
bahwa lapisan atom-atom logam mudah menggelincir melewati lapisan atom-
atom logam yang lain.

Banyak perhiasan yang terbuat dari logam memiliki kilau tertentu. Fakta ini
mendorong untuk timbulnya penelitian mengapa logam itu berkilau.

1
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menggunakan perkakas yang terbuat
dari logam seperti sendok, gunting, dan pisau. Sebagian besar dari kita pasti
mengetahui bahwa perkakas-perkakas itu tidak terbuat dari logam murni,
melainkan terbuat dari paduan logam dengan sifat-sifat tertentu yang diinginkan.
Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang paduan logam atau aloi.

Kajian tentang logam dapat dipusatkan pada tujuh hal yaitu :

Susunan atom-atom dalam kristal logam

1. Model ikatan pada logam


2. Titik lebur dan titik didih logam
3. Sifat dapat ditempa (malleable) dan dapat direnggangkan (dutctille)
4. Daya hantar listrik dan panas logam
5. Kilau logam
6. Paduan atau aloi (alloy)

Pada makalah ini akan dibahas mengenai susunan atom-atom dalam krisltal
logam, selitan/Interstisi, jenis-jenis sistem kristal dan faktor uumpukan serta
perhitungan geometri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Atom-Atom Dalam Kristal Logam


Apabila atom-atom logam dianggap sebagai bola-bola keras, maka dalam
susunan 2-dimensi ada beberapa kemungkinan susunan yang dapat terbentuk.
Dua diantaranya adalah susunan bujursangkar dan susunan heksagonal seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Pada susunan bujursangkar setiap atom logam bersinggungan dengan empat


atom sejenis, sedangkan pada susunan heksagonal setiap atom logam
bersinggungan dengan enam atom sejenis. Bilangan koordinasi masing-
masing atom pada bujursangkar adalah empat sedangkan pada susunan
heksagonal adalah enam.

3
Pada susunan tersebut di antara atom-atom logam terdapat tempat-tempat
lowongan yang disebut tempat selitan (interstitial site). Apabila diperhatikan
maka akan tampak bahwa ukuran tempat selitan pada susunan bujursangkar
adalah lebih besar dibandingkan ukuran tempat selitan pada susunan
heksagonal. Hal ini menunjukkan bahwa atom-atom logam pada susunan
heksagonal tersusun lebih rapat dibandingkan pada susunan bujursangkar.
Dalam model 2-dimensi, susunan heksagonal disebut kemasan rapat atau
susunan rapat (close packing atau closest packed)., sedangkan susunan
bujursangkar bukan merupakan susunan rapat.

Atom-atom logam dalam susunan rapat heksagonal 2-dimensi membentuk


suatu lapisan. Apabila lapisan itu disebut lapisan A, maka di antara sebuah
atom logam dengan enam atom sejenis yang bersinggungan dengannya akan
terdapat enam buah tempat selitan. Enam tempat selitan tersebut dapat dibagi
dalam dua kelompok yaitu tempat selitan “b” dan tempat selitan “c” yang
masing-masing jumlahnya tiga buah.

Gambar susunan rapat heksagonal 2-dimensi dengan tempat selitan b


dan c. Atom-atom membentuk lapisan A.

4
Pada susunan rapat 3-dimensi atom-atom sejenis dapat menempati tempat-
tempat yang ada di atas atau di bawah dari tempat-tempat selitan yang ada.
Ada dua macam susunan rapattiga dimensi dari atom-atom logam, yaitu
susunan rapat heksagonal (hexagonal close packing, hexagonal closest
packing atau hexagonal close packed = hcp) dan susunan rapat kubus (cubic
close packing, cubic closest packing atau cubic close packed = ccp).

2.1.1 Susunan Rapat Heksagonal


Tempat-tempat yang terdapat di depan selitan “b” pada lapisan A di
Gambar 1.3 dapat ditempati oleh atom-atom sejenis. Atom-atom yang
menempati tempat-tempat selitan b, yang digambarkan dengan bola-
bola hitam, membentuk lapisan B seperti ditunjukkan pada Gambar 1.4.
Lapisan B memiliki tempat-tempat selitan “a” dan “c”.

Gambar 1.4 Atom-atom yang digambarkan dengan bola-bola


menempati tempat-tempat selitan b di depan lapisan A. Atom-atom
tersebut membentuk lapisan B.

Tempat-tempat selitan “a” yang terdapat pada lapisan B dapat


ditempati oleh atom-atom pada lapisan A. Lapisan A dan B dapat
tersusun secara berulang membentuk pola susunan ....ABABAB.....
Pola susunan berulang ini disebut susunan rapat heksagonal
(hexagonal closest packing = hcp) seperti pada Gambar 1.5

5
Gambar 1.5 Susunan rapat heksagonal (hexagonal closest
packing=hcp)

Gambar 1.5 menunjukkan pembentukan susunan heksagonal dari


lapisan-lapisan A dan B. Pada gambar kiri lapisan-lapisan A dan B
dipisahkan untuk mempermudah dalam meilhat tempat-tempat selitan
yang ditempati oleh atom-atom sejenis. Dalam susunan rapat
heksagonal setiap atom logam bersinggungan dengan 6 atom sejenis
pada lapisan sama, 3 atom sejenis pada lapisan atasnya, dan 3 atom
sejenis pada lapisan bawahnya. Bilangan koordinasi setiap atom logam
baik yang berada di lapisan A maupun lapisan B adalah 12.

Dalam susunan rapat heksagonal terdapat dua macam tempat selitan,


yaitu tempat selitan tetrahedral (T) dan tempat selitan oktahedral (O).
Tempat selitan tetrahedral berbentuk dari tiga atom pada lapisan A dan
satu atom pada lapisan B atau sebaliknya seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.6. Beberapa logam seperti berelium dan zink mengkristal
dengan susunan rapat heksagonal.

6
Gambar selitan T

Tempat selitan oktahedral terbentuk dari tiga atom pada lapisan A dan
tiga atom pada lapisan B seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7. Volume
tempat selitan oktahedral adalah lebih besar dibandingkan dengan
volume tempat selitan tetrahedral.

Gambar selitan O

Dari semua rapat heksagonal dapat dibuat sel satuan heksagonal seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.8 Pada sel satuan heksagonal tersebut harga
c = 1,633 a.

7
Gambar kristal heksagonal 3dimensi

Apabila harga c ≠ 1,633 a, sel satuannya tetap merupakan sel satuan


heksagonal, akan tetapi atom-atomnya tidak lagi membentuk susunan
rapat. Sel satuan heksagonal pada Gambar 1.8(c) volumenya adalah
sepertiga volume sel satuan heksagonal pada Gambar1.8(b). Baik pada
sel satuan pada Gambar 1.8(b) maupun Gambar 1.8(c), atom-atom
memiliki bilangan koordinasi 12.

2.1.2 Susunan Rapat Kubus


Pada gambar 1.4, tempat-tempat selitan c pada lapisan B dapat
ditempati oleh atom-atom yang sejenis yang di gambarkan dengan bola-
bola warna coklat. Atom-atom yang menempati tempat-tempat selitan c
membentuk lapisan C seperti ditunjukan pada gambar 1.9. lapisan C
memiliki tempat-tempat selitan a dan b.

8
Gambar 1.9 : tempat-tempat selitan c pada lapisan B ditempati
oleh atom-atom yang membentuk lapisan C .

Gambar 1.10 : susuna rapat kubus (cubic closest packing , cpp).

Gambar 1.10 menunjukkan pembentukan susunan rapat kubus dari


lapisan A,B, dan. Pada gambar kiri lapisan-lapisan A, B, dan C
dpisahkan untuk mempermudah dalam melihat tempat-tempat selitan
yang ditempati oleh atom-atom sejenis. Dalam susunan rapat kubus
setiap atom logam bersinggungan dengan 6atom sejenis pada lapisan
yang sama, 3atom sejenis pada lapisan diatasnya, dan 3atom sejenis
pada lapisan di bawahnya. Bilangan koordinasi setiap atom logam baik
yang berada di lapisa A , lapisan B, maupun lapisan C adalah 12.
Dalam susuna rapat kubus juga terdapat dua macam tempat selitan ,
yaitu tempat selitan tertrahedral (T) dan tempat selitan oktahedral (O).
Beberapa logam seperti emas, perak, dan tembaga mengkristal dengan
susunan rapat kubus.

Dari susunan rapat kubus dapat dibuat sel satuan kubus berpusat muka
(face centered cubis = fcc) seperti ditunjukkan pada gambar 1.11. pada
sel satuan ini atom-atom sejenis menempati pojok-pojok dan pusat
muka-muka kubus. Sel satuan ini tersusun atas 2atom pada lapisan A,
6atom pada lapisan B, dan 6atom pada lapisan C.

9
Gambar 1.11 : sel satuan kubus berpusat muka (face centered cubis =
fcc) yang dibentuk oleh 2atom pada lapisan A, 6atom pada lapisan
B, dan 6atom pada lapisan C.

2.1.3 Susunan Gabungan dari Susunan Rapat Heksagonal dan Susunan Rapat
Kubus

Beberapa logam seperti kobalt dan lantanum mengkristal dengan


susunan yang merupakan gabungan dari susunan rapat heksagonal dan
susunan rapat kubus seperti ditunjukkan pada gambar 1.12

10
Gambar 1.12 : susunan gabungan dari susunan rapat heksagonal
dan susunan rapat kubus
Dalam susunan tersebut lapisan-lapisan atom tersusun dengan pola
..................
ABABCABABC................ . tempat selitan pada susunan gabungan
tersebut juga ada dua macam , yaitu tempat selitan tetrahedral dan
tempat selitan oktahedral. Bilangan koordinasi setiap atom logam pada
susunan gabungan tersebut adalah 12.

2.2 Susunan Kubus Berpusat Badan


Disamping susunan rapat heksagonal dan susuna rapat kubus , beberapa
logam seperti kalium dan vanadium mengkristal dalam susunan kubus
berpusat badan (body centerd cubic = bcc) seperti ditunjukkan pada gambar
1.13 . Susunan ini bukan merupakan susunan rapat .

Gambar 1.13 : susunan kubus berpusat badan (body centerd cubic =


bcc)

(a) sel satuan dinyatakan sebagai susunan dari bola-bola yang saling
menyinggung.

(b) sel satuan dinyatakan sebagai susunan dari bola-bola yang tidak
saling menyinggung untuk memperjelas gambar.

Dalam susunan kubus berpusat badan setiap atom logam memiliki bilangan
koordinasi 8. Tempat selitan yang terdapat pada susunan kubus berpusat
badan adalah tempat selitan oktahedral.

11
2.3 Susunan Kubus Sederhana

Logam polonium mengkristal dengan susunan kubus sederhana atau kubus


primitif (P) seperti ditunjukkan pada gambar 1.14. Susunan kubus sederhana
bukan merupakan susunan kubus rapat. Dalam susunan tersebut setiap atom
logam memiliki bilangan koordinasi 6 .

Gambar 1.14 : susunan kubus sederhana atau kubus primitif (P)

(a) sel satuan dinyatakan sebagai susunan dari bola-bola yang saling
menyinggung.

(b) sel satuan dinyatakan sebagai susunan dari bola-bola yang tidak
saling menyinggung untuk memperjelas gambar.

2.4 Susunan Rhombohedral

Logam As, Sb, dan Bi mengkristal dengan susunan rhombohedral yang sel
satuannya ditunjukkan pada Gambar 1.15. Dalam struktur ini bilangan
koordinasi setiap atom logam adalah 6.

12
gambar 1.15 : sel satuan rhombohedral (R)

Sel satuan rhombohedral dapat diperoleh dari sel satuan kubus yang
apabilandua atom pada diagonal badan (body diagonal)kubus saling
dijauhkan atau didekatkan satu sama lainnya. Sel satuan rhombohedral yang
diperoleh dari saling menjauhkan dua atom pada diagonal badan kubus yang
ditunjukkan pada gambar 1.16.

Gambar 1.16 : Sel satuan rhombohedral yang diperoleh dari saling


menjauhkan dua atom pada diagonal badan kubus.

2.5 Susunan seperti Struktur Kristal Intan

Logam Sn mengkristal dengan struktur seperti struktur kristal intan. Sel


satuan struktur kristal intan ditunjjukan pada gambar 1.17 . Dalam struktur ini
ditampak bahwa setiap atom karbon berikatan dengan 4atom karbon terdekat
dengan geometri tetrahedral. Bilangan koordinasi setiap atom karbon adalah
4. Di samping itu, enam atom karbon membentuk cincin lingkar membentuk
konformasi kursi

13
Gambar 1.17 : struktur kristal intan. setiap atom karbon berikatan dengan
4atom karbon terdekat dengan geometri tetrahedral. Enam atom karbon
membentuk cincin lingkar membentuk konformasi kursi

2.6 Susunan yang Diadopsi oleh Kristal-kristal Logam

Sebagian logam mengkristal dalam satu pola susunan atom-atom, sebagian


yang lain mengkristal dalam dua atau tiga pola susunan atom-atom. Pola
susunan atom-atom logam dan semilogam (metaloid) ditunjukkan pada
gambar 1.18.

pada gambar 1.18, logam yang berada dalam lingkaran seperti Ni


mengkristal dalam susuna rapa kubus (ccp); logam yang berada segienam
seperti Zn mengkristal dalam susunan rapat heksagonal (hcp); logam yang
berada pada bujursangkar seperti Nd mengkristal dalam susunan kubus
berpusat bada (bcc) ; logam yang berada di segilima seperti Sn mengkristal
seperti struktur kristal intan ; logam yang berada dalam segitiga seperti Bi

14
mengkristal dalam susunan rhombohedral(R); logam yang berada dalam
elipsoid Po mengkristal dalam susunan kubus primitif (P). Logam yang
berada pada segienam hitam dan lingkaran putih seperti Co , La, dan Pr
mengkristal dalam susunan gabungan dari ccp dan hcp dengan pola
................
ABCABABCAB.................

Logam Sr berada di dalam lingkaran, segienam dan bujursangkar. Hal ini


menunjukkan bahwa logam Sr dapat mengkristal dalam susunan rapat kubus
(ccp), susunan rapat heksagonal (hcp) , dan susunan kubus berpusat badan
(bcc). Pada temperatur 25˚C susunan yang lebih stabil digambarkan dalam
daerah yang lebih luas. Untuk Sr kestabilan susunan ccp>hcp>bcc. Sekitar
70% logam mengkristal dalam susunan rapat hcp atau ccp , sekitar 25%
mengkristal dalam susunan bcc dan sekitar 5% sisanya mengkristal dalam
susunan yang lain seperti rhombohedral,susunan kubus sederhana, susunan
seperti struktur kristal dan susunan yang lainnya .

2.7 Interstisi atau Selitan

Apabila kita perhatikan gambar struktur atom 2 dimensi yaitu pada Gambar
1.2 maka dapat kita ketahui bahwa pada setiap antar atom logam tersebut
terdapat suatu bagian yang kosong atau ruang kosong, dan bagian ini pada
keadaan normal tidak terisi oleh atom. Bagian itulah yang disebut selitan atau
intersisi. Apabila diperhatikan maka selitan pada susunan bujursangkar lebih
besar daripada selitan pada susunan heksagonal. Selitan terdapat dua macam
yaitu selitan tetrahedral dan selitan oktahedral.

2.7.1 Selitan Tetrahedral


Selitan tetrahedral contohnya seperti pada susunan rapat hexagonal
dimana tempat selitan ini terbentuk dari tiga atom pada lapisan A dan
satu atom pada lapisan B atau dapat juga sebaliknya.
2.7.2 Selitan Oktahedral
Selitan oktrahedral contohnya juga seperti pada susunan rapat
hexagonal dimana tempat selitan ini terbentuk dari tiga atom pada
lapisan A dan tiga atom pada lapisan B. Volume tempat selitan

15
oktahedral adalah lebih besar dibandingkan volume tempat selitan
tetrahedral.

Semakin rapat susunan atom-atom dalam krital maka selitan akan


semakin kecil juga dan sebaliknya.

2.8 Jenis-Jenis Sistem Kristal

Geometri kristal dalam ruang dimensi tiga yang merupakan karakteristik


kristal memiliki pola yang berbeda-beda. Suatu kristal yang terdiri dari
jutaan atom dapat dinyatakan dengan ukuran, bentuk, dan susunan sel satuan
yang berulang dengan pola pengulangan yang menjadi ciri khas dari suatu
kristal.

Gambar 2. Sumbu dan sudut antar sumbu kristal


(Edi Istiyono, 2000: 6)
Sumbu-sumbu a, b, dan c adalah sumbu-sumbu yang dikaitkan dengan
parameter kisi kristal. Untuk α, β, dan γ merupakan sudut antara sumbu-
sumbu referensi kristal. Menurut anggapan Bravais (1848), berdasarkan kisi
bidang dan kisi ruang kristal mempunyai 14 kisi dan berdasarkan

16
perbandingan sumbu-sumbu kristal dan hubungan sudut satu dengan sudut
yang lain, kristal dikelompokkan menjadi 7 sistem kristal seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tujuh sistem kristal dan empat belas kisi Bravais (VanVlack,
2004: 62)

Sistem Kristal Parameter Kisi Kisi Bravais Simbol

Kubik a=b=c Simpel P

α = β = γ = 90° Pusat badan I

Pusat Muka C

Monoklinik a≠b≠c Simpel P

a = β = 90° ≠ γ Pusat Dasar C

Triklinik a≠b≠c Simpel P

a = β = 90° ≠ γ

Tetragonal a=b≠c Simpel P

α = β = γ = 90° Pusat Badan I

Orthorombik a≠b≠c Simpel P

α = β = γ = 90° Pusat Dasar C

Pusat Badan I

Pusat Muka F

Trigonal/ a=b=c Simpel P

Rhombohedral a = β = γ ≠ 90° <

120°

17
Hexagonal/ Rombus a=b≠c Simpel P

a = β = 90°, γ =

120°

Gambar 3. Tujuh sistem kristal dengan empat belas kisi Bravais. (Van
Vlack, 2004: 63)

2.8.1 Sistem Isotermik (Kubik).


Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan
sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan
panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.

18
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua
sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

a1 = a2 = a3

Ketiga sumbu saling tegak lurus (a  bc)

Bentuk isometrik(kubik) pada mineral halite(batugaram)

19
contoh mineral yang menggunakan sistem isometrik(kubik)

2.8.2 Sistem Tetragonal


Sama dengan sistem Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu
kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b
mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat
lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b
tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi
α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

20
contoh mineral
2.8.3 Sistem Heksagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus


terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing
membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d
memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi
sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a
sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama
dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ =
120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus
dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

Gambar 4 sumbu sistem heksagonal

21
Contoh sistem hexagonal pada mineral kalsit

2.8.4 Sistem Trigonal


Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama
lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem
ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal
setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya. Pada kondisi sebenarnya, Trigonal
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang
artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini,
sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap
sumbu γ.

2.8.5 Sistem Orthorombik


Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu
simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi
sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-
sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.

22
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti,
pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).

Geometri sistem orthorombik

Contoh sistem orthorombik pada mineral


2.8.6 Sisitem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n

23
tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-
sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti,
pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak
tegak lurus (miring).

24
Contoh mineral pada sistem monoklin

2.8.7 Sistem Triklinik


Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu
tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini
berarti, pada sistem ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.

25
Contoh sisitem triklin pada mineral

2.9 Faktor Tumpukan dan Perhitungan Geometri


Krisstal logam dapat dianggap terdiri dari banyak satuan-satuan kecil yang
disebut sel satuan(unit cell). Sel satuan merupakan bagian fundamental dari
suatu struktur kristal. Sel satuan tersusun secara berulang, teratur, dan tidak
terbatas melalui translasi pada 3-dimensi. Dalam kristal yang atom-atomnya
tersusun menurut susunan rapat heksagonal, sel satuannya adalah heksagonal,
sedangkan yang tersusun menurut susunan rapat kubus sel satuannya adalah
kubus berpusat muka (face centred cube = fcc ). Sel satuan kristal yang atom-
atomnya tersusun dalam pola kubus berpusat badan adalah kubus berpusat
badan.
Didalam kristal logam, selain atom-atom pada pojok sel satuan, atom-atom
logam mungkin juga terdapat pada pusat muka atau pada pusat sel satuan.
Pada sel satuan kubus, atom yang terdapat pada pojok-pojok sel satuan adalah
milik dari 8 sel satuan yang berdekatan seperti yang ditunjukkan gambar 1.20
kiri. Fraksi dari atom yang terdapat pada pojok sel satuan kubus yang dimiliki
oleh oleh setiap sel satuan kubus adalah 1/8.

Milik dari 8 sel satuan milik dari 2 sel satuan

Milik 1 sel satuan =1/8 atom milik 1 sel satuan = ½ ataom

26
Milik satu sel satuan

Gambar 1.20 satuan kubus dengan pojok atompada pojok kubus milik dari 8
sel satuan yang berdekatan; atom berpusat muka memiliki 2 sel satuan yang
berdekatan; atom berpusat kubus milik dari sel satuan.

Atom yang terdapat pada pusat muka sel satuan kubus adalah sal satuan
kubus milik dari 2 sel satuan yang berdekatan seperti ditunnjukkan pada
gambar 1.20 tengah. Fraksi dari atom-atom yang terdapat pada pusat muka
sel satuan kubus yang dimiliki oleh setiap sel satuan kubus adalah 1/2 . atom
yang terdapat pada pusat sel satuan kubus adalah sepenuhna milik dari sel
satuan seperti ditunjukkan pada gamba 1.20 kanan

Di dalam sel satuan heksagonal yang digambarkan dengan gambar 1.21,


atom yang terdapat pada pojok sel satuan heksagonal adalah milik 6 sel
satuan yang saling berdekatan. Fraksi dari atom yang terdapat pada pojok sel
satuan yang dimiliki oleh setiap sel satuan heksagonal adalah 1/6. Atom
yang terdapat pada pusat muka sel satuan heksagonal adalah milik 2 sel
satuan yang berdekatan . fraksi dari atom yang berpusat muka sel satuan
heksagonal yang dimiliki oleh sel satuan heksagonal adalah ½. Atom di
dalam sel atuan heksagonal adalah sepennuhnya milik dari sel satuan.

27
Milik dari 6 sel satuan milik dari 2 sel satuan
Milik 1 sel satuan =1/6 atom milik 1 sel satuan = ½ atom

Milik sel satuan


Gambar 1.21 sel satuan heksagonal dengan atom pada pojok heksagonal
milik dari 6 sel satuan yang berdekatan; atom pada pusat muka heksagonal
milik dari 2 sel satuan yang bersekatan; atom di dalam heksagonal
sepenuhnya milik sel satuan.

Sel satuan heksagonal yang biasa digunakan adalah 1/3 dari sel satuan
tersebut, yaitu seperti pada gambar 1.8 pada sel satuan ini atom yang
terdapat pada pojok heksagonal adalah milik dari 8 sel satuan yanng
berdekatan seperti ditunjukkan padagambar 1.22. fraksi dari atom yang
terdapat pada pojok sel satuan yang dimiliki oleh setiap sel satuan
heksagonal adalah 1/8. Atom yang terdapat di dalam sel satuan heksagonal
adalah sepenuhnya milik dari sel satuan.
Gambar 1.22 sel satuan heksagonal dengann atom pada pojok heksagonal
milik dari 8 sel satuan yang berdekatan; atom di dalam heksagonal
sepenuhnya milik dari sel satuan.

Faktor tumpukan atau efisiensi kemasan (efficiency of packing)


menyatakan fraksi dari volume sel satuan yang ditempati oleh atom-atom
logam. Di dalam menghitung besarnya faktor tumpukan atom-atom logam
dianggap sebagai bola-bola keras.

28
2.9.1 Faktor sel satuan kubus sederhana
Jumlah atom dalam sel satuan kubus sederhana adalah 1/8 x jumlah
atom di pojok pojok sel satuan = 1/8 x 8 = 1
Apabila a adalah panjang rusuk kuus dan r adalah jari0jari atom
logam maka dari gambar diatas diperoleh a = 2r.
Volume 1 atom = 4/3 πr3
Volume kubus = a 3 = 8r3

Faktor tumpukan
= volume atom dalam sel satuan : volume sel satuan
= volume 1 atom : volume kubus
=4/3 πr3 : 8r3
= 0,5238.

Jadi, volume sel satuan kubus sederhana yang ditempati oleh kubus
logam adalah sebesar 52,348%.

2.9.2 Faktor tumpukan sel satuan kubus berpusat muka


Pada sel satuan kubus berpusat muka atom-atom terletak pasa pojok-
pojok kubus dan pada enam pusat muka yang ada seperti
ditunjukkan pada gambar 1.24

Gambar sel satuan kubus berpusat muka


Jumlah atom dalam sel satuan kubus berpusat muka adalah 1/8 x
jumlah atom di pojok pojok sel satuan + ½ x jumlah atom di pusat
muka.

29
= 1/8 x 8 +6x ½ = 4
Volume 1 atom = 4/3 πr3
Volume kubus = a 3

Faktor tumpukan
= volume atom dalam sel satuan : volume sel satuan
= volume 4 atom : volume kubus
=4 x 4/3 πr3 : (4r / √2)3
=0,7405

Jadi, volume sel satuan kubus berpusat muka yang ditempati oleh
kubus logam adalah sebesar 74,05%.

2.9.3 Faktor tumpukan sel satuan kubus berpusat badan


Pada sel satuan kubus berpusat badan atom-atom terletak pada
pojok-pojok dan pusat kubus seperti ditunjukkan pada gambar 1.25

Gambar 1.25 sel satuan kubus berpusat badan


Jumlah atom dalam sel satuan kubus berpusat muka adalah 1/8 x
jumlah atom di pojok pojok sel satuan + jumlah atom di pusat badan.
= 1/8 x 8 +1 = 2
Volume 1 atom = 4/3 πr3
Volume kubus = a 3

30
Faktor tumpukan
= volume atom dalam sel satuan : volume sel satuan
= volume 2 atom : volume kubus
=2 x 4/3 πr3 : (4r / √3)3
=0,6802

Jadi, volume sel satuan kubus berpusat badan yang ditempati oleh
kubus logam adalah sebesar 68,02%.

2.9.4 Faktor tumpukan sel satuan heksagonal


Pada sel satuan heksagonal yang tersusun rapat heksagonal posisi
atom-atom ditunjukkan pada gambar 1.26

Gambar 1.26 sel satuan heksagona yang diperoleh dari susunan


rapat heksagonal.

Jumlah atom dalam sel satuan heksagonal = 1/6 x jumlah atom di


pojok pojok sel satuan + ½ x jumlah atom di puat muka + jumlah
atom di dalam sel satuan.

= 1/6 x 12 + ½ x 2 +3 = 6

Volume 1 atom = 4/3 πr3

Volume heksagonal = luas alas x tinggi

= volume 6 segitiga sama sisi x tinggi

= 6 (r x r √3) x c

= 6 (r x r √3x 1,633 a

= 12 x r x r √3 x 1,633 r

= 33,94 r3

31
Faktor tumpukan

= volume atom dalam sel satuan : volume sel satuan

= volume 2 atom : volume kubus

=6 x 4/3 πr3 : 33,94 r3

=0,7405

Jadi, volume sel satuan heksagonal yang terbentuk dari susunan


rapat hesagonal, yang ditempati oleh atom-atom logam adalah
sebesar 74,05%. Faktor tumpukan sel satuan heksagonal yang
terbentuk dari sel satuan kubbus berpusat muka yang terbentuk dari
susunan rapat kubus karena bilangan koordinas atom-atom dalam
dua macam suunan rapat tersebut adalah 12.

32
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Apabila atom-atom logam dianggap sebagai bola-bola keras, maka dalam


susunan 2-dimensi ada beberapa kemungkinan susunan yang dapat
terbentuk dua, diantaranya yaitu susunan bujursangkar dan susunan
heksagonal.
2. Pada susunan bujursangkar maupun heksagonal, di antara atom-atom
logamnya terdapat tempat-tempat lowongan yang disebut tempat selitan
(interstitial site).
3. Dalam model 2-dimensi, susunan heksagonal disebut kemasan rapat atau
susunan rapat (close packing atau closest packed), sedangkan susunan
bujursangkar bukan merupakan susunan rapat.
4. Ada dua macam susunan rapat tiga dimensi dari atom-atom logam, yaitu
susunan rapat heksagonal (hexagonal close packing, hexagonal closest
packing atau hexagonal close packed = hcp) dan susunan rapat kubus
(cubic close packing, cubic closest packing atau cubic close packed = ccp).
5. Sistem kristal dapat dibagi kedalam tujuh sistem kristal, yaitu kubik,
tetragonal, ortorombik,heksagonal,trigonal, monoklin,dan triklin.

33
DAFTAR PUSTAKA

Effendy . 2009. Logam,Alloi, Semikonduktor dan Superkonduktor. Malang : Bayu


Media

Hertanto, Hendrik Boby. 2013. Kristalografi (Sistem Krsital).


http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/kristalografi-sistem-kristal.html. Diakses
pada tanggal 25 September 2013.

Istiyono, Edi. 2000. Fisika Zat Padat. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Sugiyarto, Kristian H. ; Suyanti, Retno D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Graha


Ilmu : Yogyakarta.

Van Vlack, 1992, Ilmu dan teknologi Bahan, Terjemahan : Sriati Djaprie,
Edisi ke-5, PT. Erlangga, Jakarta.

34

Anda mungkin juga menyukai