KATA
PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR
ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang…………………………………………………………….
B. RumusanMasalah…………………………………………………………
C. TujuanMasalah…………………………………………………………...
A. Pengertian waham………………………………………………………
B. Faktor penyebab………………………………………………………..
C. Klasifikasi……………………………………………………………..
D. Tanda dan gejala………………………………………………………
E. Proses terjadinya………………………………………………………
F. Rentang respon…………………………………………………………
G. Penatalaksanaan…………………………………………………………
Asuhan keperawatan waham
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan……………………………………………………
C. Intervensi keperawatan………………………………………………….
D. Implementasi keperawatan………………………………………………
E. Evaluasi keperawatan……………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
2 Rumusan Masalah
a) Apa Pengertian waham?
b) Apa saja Faktor penyebab waham?
c) Apa saja Klasifikasi waham?
d) Bagaimana Tanda dan gejala waham?
e) Bagaimana Proses terjadinya waham?
f) Bagaimana Rentang respon waham?
g) Bagaimana Penatalaksanaan waham?
h) Bagaimana Asuhan keperawatan waham
i) Bagaimana Pengkajian waham?
j) Apa saja Diagnosa keperawatannya?
k) Bagaimana Intervensi keperawatan pada waham?
l) Apa saja Implementasi keperawatan waham?
m) Bagaimana Evaluasi keperawatannya?
TINJAUAN TEORITIS
A. PengertianWaham
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan
fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misalnya “Saya adalah nabi yang
menciptakan biji mata manusia”) atau bisa pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak
mungkin, contoh malaikat di surga selalu menyertai saya kemanapun saya pergi”)
dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia.
Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham
tidak sistemis. Kebanyakan pasien skozofrenia daya titiknya berkurang dimana
pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan,
meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003).
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk
gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada
di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan
beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita
skizofrenia.
a. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama
ini klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal
bersama kedua orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun
yang lalu, klien tidak memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien
mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahaan dan adanya pembagian
pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi
tidak dikabulkan oleh keluarga.
Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh
sendirian, selalu merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu
meawah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, adanya orang
yang mau merebut posisi jabatannya.
b. Faktor Presipitasi
Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar,
tidur-tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak
bercerita, selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.
c. Teori Biologi
d. Psikologis
C. Klasifikasi Waham
a) Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya adalah seorang jendral besar, semua pasien yang ada di
rumah sakit ini harus hormat dengan saya.” Atau “Saya adalah orang
terkaya di Indonesia”
b) Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.Contoh : “Orang tua saya ingin membunuh saya karena cemburu
dengan keberhasilan saya”
c) Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya adalah titisan Budha Gautama”
d) Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya merasa seperti ada batu yang menimpa dada saya”, setelah
pemeriksaan laboraturium tidak ditemukan tanda-tanda adanya penyakit
jantung.
e) Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “Saya sudah meninggal 10 tahun yang lalu, sekarang roh saya
sedang melayang-layang di udara”
Respon maladaptif
Respon adaptif
maladaptif
Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
I. pikir/delusi/waham
Persepsi akurat
II. Ilusi
Halusinasi
III.
Emosi konsisten dengan Reaksi emosi berlebihan
Sulit brespon emosi
pengalaman atau kurang
Prilaku disorganisasi
Prilaku sesuai Prilaku aneh
Isolasi sosial
Berhubungan social Menarik diri
Pohon masalah
G. Penatalaksanaan
A. Pengkajian
1. Identifikasi klien
5. Aspek psikososial
a) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
b) Konsep diri
c) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai.
d) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki / perempuan.
e) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.
f) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan
dan penyakitnya.
g) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga
diri rendah.
h) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
i) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
j) Status mental
k) Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut,
khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi
dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
l) Kebutuhan persiapan pulang
m) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
n) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan
WC serta membersihkan dan merapikan pakaian.
o) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh
klien.
p) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
q) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan
setelah minum obat.
r) Masalah psikososial dan lingkungan dari data keluarga atau klien
mengenai masalah yang dimiliki klien.
s) Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap
bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
6. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu
refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan
sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat anda gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :
B. Diagnosis Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tindakan Keperawatan:
b. Berjabat tangan
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
5. Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki pada saat yang lalu
dan saat ini.
9. Berdiskusi tentang obat yang diminum (manfaat, dosis obat, jenis, dan
efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
10. Libatkan dan diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami
klien, cara merawat klien dengan waham dirumah, follow up dan
keteraturan pengobatan serta lingkungan yang tepat untuk klien.
Tujuan khusus :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
a) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan
waktu).
b) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
c) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
Tindakan :
a) Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.
b) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat,
dosis, cara dan waktu).
c) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
d) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
Tindakan:
E. Evaluasi
1. Pasien mampu:
a. Mengungkapkan keyaakinannya sesuai dengan kenyataan
b. Berkomunikasi sesuai kenyataan
c. Menggunakan obat dengan dan patuh
2. Keluarga mampu:
a. Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai
kenyataan
b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan pasien
c. Membantu pasien mengguanakan obat dengan benar dan patuh