Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan listrik Sulsel dan Sulawesi Barat terus meningkat seiring
pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas rata-rata nasional, membuat Bosowa
Energi memacu pembangunan pembangkit tersebut. Bosowa menyadari karena
pengalaman dalam membangun pabrik semen, industri dan perekonomian hanya
akan tumbuh tinggi kalau tersedia listrik yang cukup.
Pembangunan proyek ini agar pertumbuhan perekonomian Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat sebagai bagian perekonomian nasional tidak terhambat. CEO
Bosowa, konglomerasi bisnis nasional yang berbasis di Sulawesi Selatan. Proyek
ekspansi PLTU Jeneponto yang dibangun ini dirancang berkapasitas 2×135 MW
(gross capacity) atau 2×125 (net capacity); Spesifikasi peralatan yang digunakan
semua menunjang untuk memenuhi kapasitas tersebut Jeneponto dipilih sebagai
lokasi PLTU karena kawasan ini terletak di laut bagian selatan Sulsel yang tidak
tersedia pembangkit listrik. Pembangkit listrik PLN terletak di bagian utara. Selain
itu, laut Jeneponto cukup tenang dan bersih. Kawasan Jeneponto akan menjadi
kawasan industri pada masa akan datang. Dengan memiliki lahan 500 ha, Bosowa
berencana membangun kawasan industri ini.
Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan
yang cukup besar dalam kehidupan. Bagi manusia air berperan dalam
kegiatan pertanian, industri, dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Air
yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologi. Kualitas air yang baik
tidak selamanya tersedia di alam. Perkembangan industry dan permukiman dapat
mengancam kelestarian air bersih.
Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan
kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut
sehinggamenjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa
merugikan dampak ekologis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan water treatment?
2. Apa saja yang menjadi parameter pengolahan air?
3. Bagaimana proses pengolahan air laut menjadi air tawar?
4. Bagaimana Prinsip Kerja PLTU ?
1.3 Tujuan Percobaan

1. Memahami definisi water treatment


2. Menjelaskan parameter dalam Water Treatment
3. Memahami proses pengolahan air

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Water Treatment
Pengolahan air (Water Treatment) adalah setiap proses yang meningkatkan
kualitas air agar lebih dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Penggunaan
akhir dapat berupa minum, pasokan air industri, irigasi, pemeliharaan aliran sungai,
rekreasi air atau banyak kegunaan lainnya, termasuk dikembalikan ke lingkungan
dengan aman. Pengolahan air menghilangkan kontaminan dan komponen yang
tidak diinginkan, atau mengurangi konsentrasinya sehingga air menjadi cocok
untuk penggunaan akhir yang diinginkan. Perawatan ini sangat penting untuk
kesehatan manusia dan memungkinkan manusia untuk mendapatkan manfaat dari
minum dan penggunaan irigasi.
Perawatan untuk produksi air minum melibatkan penghilangan kontaminan
dari air mentah untuk menghasilkan air yang cukup murni untuk konsumsi manusia
tanpa risiko jangka pendek atau jangka panjang dari efek kesehatan yang
merugikan. Secara umum, risiko mikroba terbesar terkait dengan menelan air yang
terkontaminasi oleh kotoran manusia atau hewan (termasuk burung). Kotoran dapat
menjadi sumber bakteri patogen, virus, protozoa dan cacing. [Pedoman untuk
kualitas air minum]. Zat yang dihilangkan selama proses pengolahan air minum,
Desinfeksi adalah hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam penyediaan air
minum yang aman. Penghancuran patogen mikroba sangat penting dan sangat
umum melibatkan penggunaan agen kimia reaktif seperti padatan tersuspensi,
bakteri, ganggang, virus, jamur, dan mineral seperti besi dan mangan. Zat-zat ini
terus menyebabkan kerusakan besar pada beberapa negara maju yang tidak
memiliki akses ke penjernihan air.
Langkah-langkah yang diambil untuk memastikan kualitas air tidak hanya
terkait dengan pengolahan air, tetapi juga untuk pengangkutan dan distribusi setelah
pengolahan. Oleh karena itu adalah praktik umum untuk menyimpan desinfektan
residu dalam air yang diolah untuk membunuh kontaminasi bakteriologis selama
distribusi.
Air yang disuplai ke properti domestik, untuk air ledeng atau penggunaan
lainnya, dapat diolah lebih lanjut sebelum digunakan, seringkali menggunakan
proses pengolahan in-line. Perawatan semacam itu dapat meliputi pelunakan air
atau pertukaran ion. Banyak sistem yang berpemilik juga mengklaim
menghilangkan disinfektan residu dan ion logam berat.

2.2 Proses pengolahan air laut menjadi air tawar


1. Multimedia Filter
Multimedia filter merupakan sebuah filter yang digunakan untuk menyaring
berbagai kontamin dalam air, diantaranya lumpur, debu, pasir, logam berat, besi,
kapur, dan kontaminan lainnya pada air. Filter multimedia merupakan filter yang
digunakan pada tahap awal semua proses penyaringan air bersih sebelum memasuk
tahapan pennyaringan air lanjutan.
Tetapi dalam kasus apabila air tersebut kadar pencemarannya terlalu tinggi
maka diperlukan proses pengolahan tambahan diawal sebelum memasukin filter
media, yaitu proses pengolahan air menggunakan system sedimentasi yang
menggunakan kimia floakulan dan koagulan dan dipadukan dengan berbagai
system penyaringan yang biasa kita kenal dengan sebutan wwtp ataupun stp.
Terdapat berbagai macam filter multimedia, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Sand Silica Filter, adalah filter yang digunakan untuk menyaring pasir,
lumpur, debu, atau kotoran kasar lainnya.
b. Carbon Active Filter, digunakan untuk menyaring bau, warna, logam berat
dan kaporit.
c. Manganese Filter, digunakan untuk menyaring kadar besi atau mangan
dalam air.
d. Resin Kation Filter atau yang biasa disebut sebagai softener. Dapat
digunakan untuk menyaring kadar kapur dalam air atau kadar CaCO3
dalam air.
Ada tiga fitur yang biasanya dimiliki media filter, antara lain:
1. Fitur Filter/Service
2. Fitur Backwash
2. Activated Carbon Filter
Media filter karbon aktif (Activated Carbon), Media filter karbon aktif salah
satu media yang digunakan untuk menjernihkan air dan menghilangkan
bau. Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis
karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai
dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari
karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-
kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya
pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun
beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon
aktif itu sendiri.
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup
tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti yang
mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas
permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini
mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola. Hal ini
dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang sangat kompleks yang berkisar dari
ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50
Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori
berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini lebih dimaksudkan luas
permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori – pori yang berukuran sangat
kecil.

Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka media filter karbon
aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang
besar seperti pada bidang adsorpsi (penjerapan), dan pada bidang reaksi dan
katalisis. Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal dengan
sebutan norit yang digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Prinsip kerja
norit adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu menjerap bahan – bahan
racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian
menyimpannya didalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar nantinya
bersama tinja. Secara umum karbon aktif ini dibuat dari bahan dasar batu bara dan
biomasa. Intinya bahan dasar pembuat karbon aktif haruslah mengandung unsur
karbon yang besar.
Dewasa ini karbon aktif yang berasal dari biomasa banyak dikembangkan para
peneliti karena bersumber dari bahan yang terbarukan dan lebih murah. Bahkan
karbon aktif dapat dibuat dari limbah biomasa seperti kulit kacang-kacangan,
limbah padat pengepresan biji – bijiaan, ampas, kulit buah dan lain sebagainya.
Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengaktifan
secara fisika dan secara kimia. Pengaktifan secara fisika pada dasarnya dilakukan
dengan cara memanaskan bahan baku pada suhu yang cukup tinggi (600 – 900 C)
pada kondisi miskin udara(oksigen), kemudian pada suhu tinggi tersebut dialirkan
media pengaktif seperti uap air dan CO2. Sedangkan pada pengaktifan kimiawi,
bahan baku sebelum dipanaskan dicampur dengan bahan kimia tertentu seperti
KOH, NaOH, K2CO3 dan lain sebagainya. Biasanya pengaktifan secara kimiawi
tidak membutuhkan suhu tinggi seperti pada pengaktifan secara fisis, namun
diperlukan tahap pencucian setelah diaktifkan untuk membuang sisa – sisa bahan
kimia yang dipakai. Sekarang ini telah dikembangkan pengabungan antara metode
fisika dan kimia untuk mendapatkan sekaligus kelebihan dari kedua tipe
pengaktifan tersebut. Karbon aktif biasanya dapat dibuat dari beberapa bahan baku
Batu Bara, Arang Kayu Keras, dan Arang Batok Kelapa. Beberapa bahan baku
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, dan masing-masing memiliki
keunggulannya masing-masing.

3. SWRO

Pengolahan air laut dengan alat Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) . Alat
pengolahan air laut penting karena air merupakan sumber daya alam yang sangat
vital bagi kehidupan di bumi. Sumber air dapat diperoleh dari air laut, air tanah,
mata air, air sungai, dan air danau.

Air laut merupakan air yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas,
contoh : dalam 1000 gram air laut akan terdapat 35 gram senyawa terlarut yang
secara kolektif disebut garam, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa air dan 3,5
persen berupa zat-zat terlarut.

Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar
/ air bersih sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan air
minum serta minimnya pengetahuan pengolahan air laut. Bagi masyarakat yang
tinggal di daerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu jakarta air tawar
merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau
mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau kecil-kecil
mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air tawar yang telah
disiapkan di bak penampung air hujan namun tidak dapat mencukupi kebutuhan
pada musim kemarau. Bahkan yang lebih parahnya lagi bagi masyarakat yang
tinggal di Timur Tengah yang merupakan daerah gurun pasir yang susah sekali
untuk mendapatkan sumber air, apa lagi air bersih.

Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air laut itu begitu
melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang
justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia
telah berupaya untuk pengolahan air laut / air payau menjadi air tawar mulai dari
yang menggunakan teknologi pengolahan air laut seperti desalinasi air laut (
menyuling air laut ), filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau
yang sifatnya sangat melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya
/ mengubah air laut menjadi air tawar. Sehingga dengan adanya pengolahan air laut
menjadi air bersih akan mudah untuk mendapatkan air minum meskipun tidak
seperti air minum yang telah ada di daratan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar para ahli telah mengembangkan
sistem pengolahan air laut/payau dengan teknologi membran semipermeabel.
Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring air skala molekul
yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau
sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air.

Proses pengolahan air laut / air payau menjadi air bersih atau sering dikenal
dengan istilah desalinasi air laut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam
yaitu:

1. Pengolahan air laut Proses destilasi air laut (penyulingan)


Proses destilisasi air laut memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air
asin. Uap air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil
ditampung sebagai air bersih yang tawar.

2. Pengolahan air laut Proses penukar ion

Pada tahun 1852, Way menemukan bahwa menghilangkan ammonia dalam


larutan air yang meresap melalui tanah sesungguhnya berupa pertukaran ion dengan
kalsium yang terkandung di dalam sejenis silica tertentu dalam tanah. Dewasa ini
penukapengolahan air lautran ion pada air sudah menjadi proses konversi kimia
yang sangat bermanfaat. Proses ini digunakan secara luas dan skala besar di
industry

Teknik penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam


dalam air laut. Pada proses ini ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion seperti Ca+2
dan SO4-2. Materi penukar ion berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi
penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang sintetis resin (resin kation dan
resin anion).

Proses pertukaran ion merupakan reaksi kimia yang ionnya terhidrata dan
bersifat mobil bergerak di dalam zat padat, dipertukarkan atas dasar ekuivalen
dengan ion yang bermuatan sama yang terdapat di dalam larutan air. Zat padat
mempunyai struktur seperti jala terbuka dan ion yang bergerak itu menetralisir
muatan, atau muatan potensial, gugus yang terpasang di dalam matriks zat padat itu
disebut penukar ion.

a) Pertukaran kation

Pertukaran kation berlangsung bila kation yang bergerak dan bermuatan


posirif terikat pada gugus yang bermuatan negative di dalamnya penukar ion
saling bertukar dengan kation lain terdapat di dalam larutan air laut.

b) Pertukaran anion
Proses pertukaran ion berlangsung bila anion bergerak, bermuatan negatif
yang melekat pada gugus bermuatan positif di dalam resin, penukar kalor saling
bertukar dengan anion di dalam larutan.

3. Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)

Proses ketiga ini lebih dikenal dengan Sea Water Reverse Osmosis sistem
osmosis balik (Reverse Osmosis). Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) adalah
salah satu teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar yang paling sering
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keistimewaan dari proses
pengolahan air laut ini adalah mampu menyaring molekul yang lebih besar dari
molekul air.

Teknologi pengolahan air laut / Sea Water Reverse Osmosis menggunakan


proses membrane. Pemisahan air dari kandungan mineral dan mikro organisme
yang tidak dikehendaki didasarkan pada proses penyaringan dengan skala molekul.
Untuk menghasilkan air tawar(air murni), pemompaan dilakukan dengan tekanan
tinggi ke modul membrane yang mempunyai dua outlet yaitu outlet yang
menhasilkan air tawar (air bersih) dan outlet yang menghasilkan air garam/mineral
yang telah dipekatkan.

Dalam proses membrane, terjadi proses penyaringan air laut berdasarkan


ukuran molekul, yaitu partikel yang molekulnya lebih besar dari molekul air, seperti
;

1. Larutan garam/mineral

2. Zat organik tertentu

3. Bakteri, virus, yrogen, dll

Aplikasi utama pengolahan air laut dengan Sea Water Reverse Osmosis
adalah menghilangkan larutan garam/desalinasi dengan efek tambahan untuk
menghilangkan zat-zat serta organisme lainnya. Biasanya filter air Reverse
Osmosis terdiri dari 3 sistem, yaitu :
1. Pengolahan air tawar ( tap water Osmosis)

2. Pengolahan air payau ( brackish water treatment)

3. Pengolahan air laut ( sea water treatment)

Dalam proses filtrasi atau teknologi membran dikenal elektrodialisis dan


reverse osmosis. Dari dua teknologi membran tersebut reverse osmosis yang paling
sering dipakai saat ini sebagai teknologi sea water reverse osmosis (SWRO)

Pada tahun 1748, Ilmuwan Perancis Abbe Nollett, menemukan peristiwa


reverse osmosis yang alami. Proses pengolahan air laut ini terjadi ketika aliran air
melalui suatu membran semi permeable ke larutan konsentrat yang kemudian
airnya menjadi tawar. Lebih dari 200 tahun kemudian, peristiwa ini telah dikenali
sebagai cara untuk mengolah / pengolahan air laut, air asin, air payau, atau air yang
berwarna.

Cara Kerja Reverse Osmosis : Daya penggerak di belakang reverse osmosis


memberikan tekanan hidrostatik yang berbeda. Tanpa adanya pengaruh dari
tekanan luar, air asin seperti yang terlihat pada gambar akan menerobos membran
untuk menetralkan/menawarkan / pemurnian air laut yang mengandung garam
melalui proses osmosis. Perbedaan pada permukaan air dalam kaitan dengan
perpindahan ini disebut dengan osmotic pressure head, dan tekanan hidrostatik yang
menyebabkan kenaikan pada permukaan air adalah osmotic pressure. Dalam
beberapa kasus air laut yang mempunyai kandungan garam tinggi, tekanan osmotis
dapat menjadi sebesar 1000 psi.

2.3 Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang
ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :


 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gb 1 Proses konversi energi pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai
air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gb 2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine
ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :
Gb 3 Diagram T – s Siklus PLTU (Siklus Rankine)

1. a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah


langkah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik
didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. .
3. c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini
disebut vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi
di boiler yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.
4. d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur
kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini
terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.
5. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam
kondensor.

2.3.1 Bagian-Bagian PLTU


1. Bagian Utama

Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :

a. Boiler

Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.

b. Turbin uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.

c. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang
telah digunakan untuk memutar turbin).

d. Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.

2. Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :

1) Desalination Plant (Unit Desal)

Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh
water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini
dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan
langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan PLTU.
2) Reverse Osmosis (RO)

Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang
digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang
dapat menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat
dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.

3) Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai

Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi


untuk menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air
tersebut.

4) Demineralizer Plant (Unit Demin)

Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air
tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur
perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.

5) Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)

Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

6) Chlorination Plant (Unit Chlorin)

Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang


digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water
intake. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling)
pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro
organisme laut tersebut.

7) Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)


Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang
berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama
start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).

8) Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)

Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar
muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai
penyaluran ke bunker unit.

9) Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)

Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat
penampungan abu (ash valley).

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-


sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan atau
malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan
terganggunya seluruh sistem PLTU.

2.4 Cara Kerja PLTU


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara
(inlet) Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut,sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini
masukkedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran
dengancara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses
pembakarantersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat
dikatakanruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran
tersebutdialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan alirantersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin
gas tersebutdigunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban
lainnyaseperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan
dibuangkeluar melalui saluran buang
(exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalahsebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression), udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion), bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakardengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian(expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke
luarmelalui nozel(nozzle)
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluranpembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap


terjadikerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan
olehturbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu
sendiri.Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem
turbingas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses)
di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang
menyebabkanterjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperaturdan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss

2.5 SISTEM BAHAN BAKAR


Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga
menjadiuap. Jenis bahan bakar yang digunakan yaitu salah satunya adalah batu
bara. Pada PLTU batu bara, batu bara sendiri adalah sebagai bakar utama.Instalasi
pembangkit tenaga listrik menggunakan mesin turbin denganmenghasilkan energy
listrik dengan bahan bakar batu bara.Persediaan batubara tersebut ditampung
dilapangan terbuka dan untuk kebutuhanpembakaran diboiler batu bara tersebut
ditampung pada bunker ditiapboiler.PLTU batu bara sendiri adalah sumber utama
listrik dunia saat ini.Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada batu bara kerana
biaya PLTU batubara sangat terjangkau selain itu bahan bakar batu bara sendiri
mudahdidapatkan dan persediaannya berlimpah.
a). Prinsip Kerja PLTU berbahan bakar batu bara
Prinsip kerja PLTU berbahan bakar batu bara adalah denganmenggunakan boiler
sebagai alat untuk proses pembakaran dan bentukutama pembangkit listrik tersebut
adalah generator yang dihubungkanketurbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik
dari uap panas.Mula-mula batu bara dari luar dialirkan kepenampung batu
baradengan conveyon, kemudian dihancurkan dengan menggunakanpulverized fuel
coal. Lalu batu bara tersebut menjadi tepung halus ,tepung halus batu bara tersebut
kemudian dicamapur dengan udarapanas oleh forced draught. Dengan tekanan
tinggi campuran tersebutakan disemprotkan ke boiler yang akan dialirkan kepipa
boiler danmenjadi uap setelah itu uap tersebut dialirkan kesuper heaters yang
akanmenggerakan turbin.Selain itu ada beberpa metode juga dalam prinsip kerja
PLTU batubara ada metode pembakaran tetap,serbuk,dan mengambang.
b). Proses Kerja Bahan Bakar Batu Bara
Ada beberapa metode dalam pemerosesan bahan bakar batu barayaitu dengan
metode pembakaran lapisan tetap, Metode pembakaran batu bara serbuk,dan
metode pembakaran lapisan mengambang. Danmemiliki prinsip-prinsip kerja
tersendiri dalam metode tersebut.
 Metode lapisan pembakaran tetap.Metode lapisan pembakaran tetap
tersebut menggunakan stokerboiler untuk proses pembakarannya. Dalam
metode ini batu barayang digunakkan mengandung kadar abu yang tidak
terlalu rendahmaka batu bara perlu dilakukan pengurangan jumlah
fine coal
yangikut tercampur dlam batu bara tersebut.
 Metode pembakaran batu bara serbuk.Pada metode ini batu bara diremuk
terlebih dahulu denganmenggunakan coal pulverizer kemudian bersama-
sama dengan udarapembakaran disemprotkan ke boiler untuk dibakar.
Metodepembakaran ini sangat sensitive batubara yang digunakan
harusmemikiki sifat ketergrusan dengan HGI (Hardgrove Grindabillity
Index). Metode pembakaran ini menghasilkan abu yang terdiri dari
clinkerash dan sisanya adalah fly ash.
 Metode pembakaran lapisan mengambang.Metode pembakaran tersebut
menggunakan crusher untukmeremuk batu bara terlebih dahulu. Metode
pembakaran ini tidakseperti metode pembakaran yang lainnya
dengan meletakkan batubara diatas kisi api tetapi didalam metode ini
campuran batu baradisemprotkan dan menggunakan udara pada saat
pembakaran,butiran-butiran tersebut dijaga agar dalam posisi
mengambangdengan cara melewatkan angin dengan berkecepatan tertentu
daribagian bawah boiler sehingga butiran-butiran batu bara
tersebutmengambang.
 Peralatan yang digunakan.
Dalam pemerosesan bahan bakar batu bara tersebut adabeberapa macam
peralatan yang digunakan. Tetapi peralatan yangsangat penting pada
pemerosessan tersebut ada adalah Coal supply.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai