Anda di halaman 1dari 7

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

KOMUNITAS
“ Pendampingan Buku KIA (Masa Nifas)“
Dosen Pengampu : Nirwana Per-Angin², S.Pd, M.Pd

Kelompok 1 :
Annisa Farida P07124118166
Bella Riski Novelia P07124118176
Dewi Kurnia P07124118180
Endah Sulistiawati P07124118188
Ferananda Junaedi P07124118194
Iis Almaidah P07124118202
Maulida Hayati P07124118210
Norafni Seri Utari P07124118219
Nur Syifa. S P07124118225

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIII KEBIDANAN
SEMESTER VI A
2020
Pendampingan Buku KIA (Masa Nifas)

A. Pengertian Program KIA


Program KIA adalah Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang
kesehatan yangmenyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. (Djoko Wijono, 2011)
Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat
bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih
berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol untuk mengambil
suatu keputusan. ( Hendro, Subagyo 2015).
B. Tujuan Program KIA
Menurut Warney Helen tahun 2005 menyebutkan bahwa tujuan dari program KIA
adalah sebagai berikut:
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainyakemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatankualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus program KIA
adalah :
1. Kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalammengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologitepat guna
dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu
dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu,dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruhanggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah,terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
C. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Menurut Helen Warney tahun 2005 menyebutkan bahwa prinsip dari program KIA
adalah sebagai berikut:
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok :
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan
mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
D. Indikator Program KIA Ibu Nifas
Menurut Djoko Wijono tahun 2011 menyebutkan bahwa tujuan dari program KIA
adalah sebagai berikut:
Cakupan komplikasi yang ditangani bidan adalah kesakitan atau komplikasi
pada ibu hamil, ibu bersalin, serta ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu.
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada ibu masa nifas : Infeksi nifas,
perdarahan nifas dan lain lain .
1. Definisi operasional Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu
dengankomplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentuyang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh
tenagakesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
(Polindes,Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB,RSU
dan PONEK).
2. Sumber Data jumlah komplikasi yang ditangani diperoleh dari catatan register
kohort ibu dan laporan KIA, serta melakukan upaya tindakan dengan
intervensi secara intensi
E. Peran Pendampingan Buku KIA
Kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi
permasalahan secara sendirian dan pendamping adalah mendampingi kelompok.
Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahan masalah itu
bukan pendamping. Pendamping hanya berperan untuk memfasilitasi bagaimana
memecahkan masalah secara bersama-sama dengan masayarakat, mulai dari
tahap mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah,
sampai pada implementasinya ( Hendro, Subagyo 2015).
Hubungan yang dibangun oleh pendamping adalah hubungan konsultatif dan
partisipatif. Dengan adanya hubungan itu, maka peran yang dapat dimainkan
oleh pendamping dalam melaksanakan fungsi pendampingan adalah peran
motivator, peran fasilitator dan peran katalisator ( Hendro, Subagyo 2015 )
F. Pendampingan Buku KIA pada Ibu Nifas
Tenaga kesehatan memastikan pemahaman ibu, suami, keluarga atau
pengasuh terkait pesan – pesan yang tertera di buku KIA menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015 :
1. Pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilaksanakan minimal 3
kali yaitu:
a) Pertama: 6 jam - 3 hari setelah melahirkan.
b) Kedua: hari ke 4 - 28 hari setelah melahirkan.
c) Ketiga: hari ke 29 - 42 hari setelah melahirkan
2. Pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi:
a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
b) Pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan, dan nadi
c) Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri
f) Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif
g) Pemberian Kapsul Vit. A
h) Pelayanan kontrasepsi Pasca Persalinan
i) Konseling.
j) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan komplikasi.
k) Memberikan nasihat yaitu:
1) Makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah-
buahan.
2) Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama
adalah 14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari.
3) Menjaga kebersihan diri , termasuk kebersihan daerah kemaluan,
ganti pembalut sesering mungkin.
4) Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
5) Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar maka harus
menjaga kebersihan luka bekas operasi
6) Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI selama 6 bulan.
Cara menyusui yang benar:
(1) Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali
sehari.
(2) Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
(3) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara
sisi yang lain
(4) Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa
penuh/kencang, perlu dikosongkan dengan diperah untuk
disimpan. Hal ini agar payudara tetap memproduksi ASI yang
cukup.
(5) Posisi dan pelekatan menyusui yang benar :

(a) Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman

(b) Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus

(c) Ibu harus memeluk bayinya dekat dengan badan

(d) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan


dengan putting

(e) Mulut terbuka lebar

(f) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi

7) Cara memerah dan menyimpan ASI

8) Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas


9) Perawatan bayi yang benar. Jangan biarkan bayi menangis terlalu
lama karena akan membuat bayi stress
10) Melakukan komunikasi dan stimulasi pada bayi sedini mungkin
bersama suami dan keluarga
11) Berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pelayanan KB setelah
bersalin.
3. Hal yang harus dihindari pada masa nifas
a) Membuang ASI yang pertama keluar (kolostrum) karena sangat
berguna untuk kekebalan tubuh anak.
b) Membersihkan payudara dengan alkohol/povidon iodine/obat
merah atau sabun karena bisa terminum oleh bayi
c) Mengikat perut terlalu kencang
d) Menempelkan daun-daunan pada kemaluan karena akan
menimbulkan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan anak.
JICA: Jakarta
Wijono, Djoko. 2011. Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan.
Airlangga University: Press Surabaya
Warney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan Edisi 4. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai