Info Unik,sejarah Nusantara, Sejarah Islam, Tips dan Trik, Cerita Lucu, Ilmu Pengetahuan, Berbagai Materi
Semuanya ada disini
PATIENT SAFETY
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety
Disusun Oleh :
Erika Yuliza
Fikrie Ahmad Firdaus
AKADEMI KEPERAWATAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety.Kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi para pembaca
agar dapat mengetahui tentang Peran Perawat dan Komunikasi dalam Melaksanakan Patient Safety.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan
makalah lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya
Rabbal Alamin.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
patient safety.Patient Safety atau keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang
perlu diperhatikan oleh perawat saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan
pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta
mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil.
Keamanan merupakan prinsip yang paling dasar diterapkan dalam pemberian pelayanan kesehatan di
rumah sakit terutama dalam pemberian pelayanan keperawatan dan merupakan aspek yang paling
diperhatikan karena berkaitan dengan kuantitas dan kualitas yang ada di rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
- Tujuan umum : Untuk dapat mengetahui peran perawat dan komunikasi dalam melaksanakan
patient safety.
- Tujuan khusus :
D. Sistematika Penulisan
Sebagai berikut :
BAB I.Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, sistematika penulisan.
BAB II.Tinjauan teoritis, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang peran perawat dan komunikasi
dalam melaksanakan patient safety.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN PERAWAT DAN KOMUNIKASI DALAM MELAKSANAKAN PATIENT
SAFETY
Patient safety atau keselamatan pasien merupakan sebuah sistem yang dijumpai di rumah sakit dimana
rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk membuat pasien lebih aman, mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak diharapkan terjadi.Sistem keselamatan
pasien meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Pemberi tindakan medis sangat memiliki potensi resiko yang sangat besar.Seperti kegagalan tindakan
medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan yaitu, kesalahan
tindakan atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan yaitu, kesalahan perencanaan.
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan keperawatan ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi. Sedangkan Adverse Event atau Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnosa seperti kesalahan atau keterlambatan diagnosa,
tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai
atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi, dll.
Di Indonesia, telah dikeluarkan Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis
di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit
yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan
mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatikan keselamatan pasien di rumah
sakit (patient safety).
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical
error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan sistem Patient
Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional dan merupakan tenaga kesehatan terbesar yang ada
di rumah sakit mempunyai peranan yang snaat penting dalam mewujudkan keselamatan pasien.Perawat
berperan dalam melindungi, melakukan promosi dan mencegah terjadinya sakit dan injury, mengurangi
penderitaan melalui diagnosa dan pengobatan, serta melindungi dalam perawatan individu, keluarga,
komunitas dan populasi (ANA, 2003).
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan Patient safety di rumah sakit yaitu
sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat harus mematuhi semua standar pelayanan dan SOP
yang telah dibuat dan ditetapkan oleh rumah sakit serta tidak luput pula dalam menerpkan prinsip-
prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan, memberikan pendidikan kepada pasien dan
keluarga tentang asuhan yang diberikan, menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam
melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian yang tidak diharapkan, melakukan
pendokumentasian dengan benar dari semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan
keluarga serta komunikasi efektif yang merupakan hal yang sangat berperan terhadap keberhasilan
suatau pelayanan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya.
Peran perawat dalam memberikan keselamatan pasien di rumah sakit(patient safety) dapat dilakukan
dengan cara berikut :
- Perawat dapat melakukan hal yang berkaitan dalam 7 Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada
“Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002) ,yaitu:
1. Perawat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agarmendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
2. Perawat memberikan pengarahan, perencanaan pelayanan kesehatan pada pasien dan keluarga
mengenai keselamatan pasien.
7. Menjaga komunikasi sebagai kunci bagi perawat untuk mencapai keselamatan pasien.
Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.Kegiatan keperawatan yang
memerlukan komunikasi meliputi timbang terima, interview/anamnesis, komunikasi melalui komputer,
komunikasi rahasia klien, komunikasi melalui sentuhan, komunikasi dalam pendokumentasian,
komunikasi antara perawat dengan profesi lainnya, dan komunikasi antara perawat dengan pasien.
Komunikasi merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam menjalin hubungan. Komunikasi menjadi
kunci utama bagi perawat untuk mencapai keselamatan pasien ( patient safety). Teknik berkomunikasi
yang digunakan secara tepat dapat menciptakan hubungan terapeutik dan menghindarkan pasien dari
KTD, dan apabila tidak tepat akan menimbulkan masalah bagi pasien dan perawat. Dalam teknik
berkomunikasi ini, ada tiga keterampilan yang diperlukan untuk membina hubungan terapeutik antara
perawat dan pasien, yaitu :
1. Kehadiran atau Keberadaan Perawat
Kehadiran berarti kebersamaan fisik dan psikologis dalam berkomunikasi dengan pasien. Hal itu antara
lain mencakup mendengarkan dan mengamati, serta memberikan perhatian terhadap ucapan dan
perilaku pasien, agar pasien tetap merasa nyaman dan keselamatannya terjaga.
a. Kehadiran fisikmempunyai peran yang penting dalam komunikasi interpersonal karena tubuh dapat
memperkuat pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata.
b. Kehadiran psikologis, yaitu mendengarkan secara aktif yang berarti mendengarkan dengan telinga,
pikiran dan perasaan mengenai kata-kata yang diucapkan pasien dan perilaku nonverbal pasien. Selama
mendengar aktif, perawat mengikuti apa yang dibicarakan pasien dan memperhatikan perilaku pasien
serta memberi tanggapan dengan tepat.
2. Perilaku Nonverbal
Beberapa macam perilaku nonverbal dapat memengaruhi hubungan perawat dengan pasien. Perilaku
nonverbal tersebut seperti : aktifitas fisik, vokalisasi dan jarak antarpembicara.
Keterampilan ini digunakan oleh perawat untuk menyampaikan pengertian kepada pasien, memberikan
umpan balik, dan memperjelas pemahaman perawat tentang pembicaraan dan perilaku pasien.
Komunikasi efektif yang dilakukan antara pasien dan perawat merupakan syarat yang penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan terutama pelayanan keperawatan yang berfokus pada
pasien.Komunikasi merupakan salah satu standar dalam praktek keperawatan profesional terutama
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien (ANA, 2010).Kompetensi profesional dalam
praktek keperawatan tidak hanya psikomotor dan kemampuan melakukan diagnosa klinik melainkan
kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal.
Komunikasi menjadi cara yang paling tepat untuk memberikan keselamatan pada pasien. Untuk
mencapai keselamatan pasien di rumah sakit sangat diperlukan komunikasi di antara petugas pelayanan
kesehatan yang saling berkolaborasi, seperti perawat dan staf yang lainnya untuk memberikan
kenyamanan dan keselamatan pada pasien (patient safety).
Kolaborasi dalam lingkungan kerja profesional telah diakui oleh keperawatan, dan tim kesehatan lain
serta organisasi profesional kesehatan sebagai komponen penting dalam keselamatan yang mempunyai
kualitas tinggi dalam memberikan pelayanan perawatan berpusat pada pasien (Interprofessional
Education Colaborative Expert Panel, 2011).
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai panduan
bagi staf Rumah Sakit
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbuka
dan adil”
Bagi Tim:
· Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
· Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yg tepat
2. Pimpin dan dukung staf , “bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang keselamatan
pasien di RS ”
Bagi Tim:
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan resiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yg potensial bermasalah”
Bagi Tim:
· Diskusi isu keselamatan pasien dalam forum-forum, untuk umpan balik kepada manajemen terkait
· Proses asesmen resiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap resiko, dan langkah memperkecil resiko
tersebut
4. Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf agar dengan mudah dapat melaporkan
kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS”
Bagi Tim:
· Dorong anggota untuk melaporkan setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap terjadi
juga, sebagai bahan pelajaran yg penting
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dengan
pasien”
Bagi Tim:
· Hargai & dukung keterlibatan pasien dan keluarga bila telah terjadi insiden
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, “dorong staf untuk melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul”
Bagi Tim:
· Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak dan bagi pengalaman tersebut
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, “Gunakan informasi yg ada tentang
kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan”
Bagi Tim:
· Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan
BAB III
KESIMPULAN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh perawat yang
terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.Tindakan pelayanan, peralatan
kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan
dari pasien tersebut.Oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta
mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien serta
menjadikan komunikasi sebagai kunci utama untuk dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan
bagi pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak
positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien.Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar
tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak
pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan asuhan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Suarli, .S dan Yanyan Bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Jakarta :
Erlangga
http://green.kompasiana.com/iklim/2014/12/27/bandung-lautan-air-712930.html (diakses : 5
September 2015)
http://nursing-law.blogspot.com/2012/01/patient-safety-keselamatan-pasien-rumah.html ( diakses : 3
September 2015)
Share
No comments:
Post a Comment
‹
›
Home
About Me
My photo
Zaenal M Ibrahim
saya hanya seorang individu yang sedang memahami arti dari sebuah kehidupan, belajar akan manis dan
pahitnya dunia dan merasakan arti dari sebuah keluarga dan sahabat tentunya seorang kekasih yang
kelak akan jadi ibu dari anak-anak saya.
Powered by Blogger.