Anda di halaman 1dari 2
‘nran018 ‘Stockbit- Investasi Sham Bersama Komuntas Ssham Teroesar Indonesia Stockbit _Se2tch forbrane, symbol or username QO Bg Biel icy @ Steam — & Profile < Watchlist. Chat Chartbit JS7ENS o> > Ni 3 Edited on 7 Nov 18, 04 ‘atrofalina $IHSG Saya kira sudah banyak catatan saya yang secara spesifik membahas tentang soal ini, Pertanyaan ini juga Sekaligus bisa mengingatkan bahwa e meskipun kita berbicara soal value investing, perbedaan karakter perusahaan tempat kita berinvestasi cara pendekatannya bisa sangat berbeda. Kalau kita berbicara tentang capital efficient companies, atau perusahaan dengan wide moat serta franchise value tinggi, sangat tidak mungkin kita melakukan 9 pendekatan PBV. Coba Anda pethatikan : SUNVR, PBV-nya sekitar 37 kali. Ferrari, 21 kali. Microsoft 96 kali, Hershey, 18 kali, Louis Vuitton, 5 kali. Hermes, 11 kal Starbucks, 21 kali. Coca Cola, 11 kali. Inilah konsekwensi dari kemempuan jenis perusahaan seperti ini dalam menciptakan value dati setiap Rupiah/Dollar yang berada di dalam perusahaan, (Equity). tu sebabnya, seperti juga namanya, capital-efficient companies, lazimnya mereka ini memitiki ROE yang tinggi juga. SUNVR misainya, ROE-nya di atas 100%. ‘Anda bisa membayangkan bagaimana sangat capital-efficient-nya $UNVR ini Dengan modal yang hanya 9 Trilyun, dia bisa menghasilkan nila penjualan per- tahun sekitar 42 Trlyun. Nilai tunai yang clihasitkan dari operasinya (CFO) sekitar 8 Trilyun, Angka-angka yang sangat luar biasa. Dengan demikian, maka tidak tepat jika untuk capital efficient companies ini kita menggunakan pendekatan PBV. Akan lebih tepat jika memakai pendekatan PER {saya senditi lebih sering menggunakan EV/Net CFO). Kelompok perusahaan ini dapat kita valuasi dengan menggunakan pendekatan Equity Bond, yang lazim digunakan Buffett. Sudah ada beberapa catatan khusus, dengan contoh-contohnya, untuk Equity Bond ini Sebagaimana Anda ketahui, pendekatan PER ini juga tentunya tergantung kepada assessment tentang apa yang akan terjadi dalam E (Earning) perusahaan. Tidak dengan sendirinya PER yang rendah, menjadi indikasi bahwa perusahean ini menarik untuk kita jadikan investasi, Apakah perusahaan A dengan PER 10X lebin menarik dibanding perusahaan B yang PER-nya? Katakanlah perusahaan A harganya 50. EPS-nya 5. Dengan demikian, maka PER- nya 10X. Inipesistockbitcom/7utm,sourco=enall&izm_medium=woek!yrews8u._campaigr=weeklynews458utm_conlert=postis76115paevZ004459 1 ‘nran018 Stockbit @ Stream Inipesistockbicom/7utm,_sowrco=enall&izm_medium=woek!yrews8un._campaigr=weeklynews458utm_conlert=posts76115Hpae/Z004459 ‘Stockbit- Investasi Sham Bersama Komuntas Ssham Teroesar Indonesia name. QO Bau TRADING Search for brand, symbol or u & Profile Watchlist. 2 Chat Chartbit Itu sebabnya, lebih menarik membeli perusahaan dengan PE Ratio yang mungkin 6 lebih tinggi, katakanlah 15 X (dan bukan 10X). Misalnya perusahaan B harganya 75, dan dengan EPS yang sama 5, sehingga PER-nya 15X, Tetapi perusahaan B ini memilki pertumbunan EPS lebih tinggi dar 15%, katakanlah 20%. Dengan e pertumbuhan EPS 20% ini, maka tahun depan EPS-nya akan menjadi 6, Dengan toleransi EPS yang sama, yaitu 15X, maka harga perusahaan ini bisa menjadi 90, dan bukan lagi 75. Demikian pula untuk tahun-tahun berikutnya hal yang sama akan terjadi. Ada konsistensi dari kenaikan harganya di masa-masa mendatang, sebagai akibat pertumbuhannya yang lebih tinggi dari PER yang bisa ditolerir. 2 Inilah yang lazim dipakai oleh Peter Lynch dengan pendekatan PEG Ratio-nya. Dia membandingkan PER perusahaan dengan growth (pertumbuhan) earning-nya (EPS- nya), Jika PEG Ratio itu di bawah 1 (terlepas dari berapa angka PER-nya), maka perusahaan itu akan menarik perhatiannya, Pendekatan PBV lazimnya dipakai untuk jenis perusahaan cyclical, seperti property, shipping companies, atau capitalintensive dan time-intensive companies seperti commodity-based companies. Lazimnya karena ada time-lag diantara terjadinya pembentukan assets (itu sebabnya ditandal oleh adanya time-intensive) dan masa assets itu menghasilkan, maka pendekatan PBV lebih mudah dilakukan. Pada saat time-lag itu tidak ada lagi, dan commodity-based companies itu mulai menghasilkan {(etau i dalam contoh kasus cyclical companies, seperti property companies kembali berada di dalam kondisi bisnis normainya), maka PER atau pendekatan earning mengambilalih pendekatan PBV tadi. Hope it helps. 83 kes oe 2 2Q

Anda mungkin juga menyukai