Daftar Isi
I. Pendahuluan.
1.1. Air.
Air merupakan salah satu senyawa yang sangat vital menunjang kelangsungan kehidupan mahluk
hidup, demikian di pembangkit tenaga listrik air juga mengambil peran penting untuk kelangsungan
produksi listrik, baik sebagai pendingin maupun didalam siklus uap air. Pada operasional
Pembangkit Tenaga listrik, kemurnian air untuk menunjang dalam membangkitkan tenaga listrik
perlu jaga dalam batas dan jumlah tertentu.
Jika ditinjau dari ilmu kimia, air ialah persenyawaan antara dua atom hydrogen dan satu atom
oksigen dimana rumus persenyawaan air : H2O atau H-O-H.
1. Air hujan
2. Air permukaan (danau, kolam, sungai, waduk, air laut).
3. Air sumber (sumur)
1. Zat padat yang terlarut : Garam dari sulphat, bicarbonat (HCO3), chlorida, silikat (SiO3).
2. Zat padat yang tersuspensi : Lumpur, tanah liat, pasir, silika (SiO2), zat-zat organik.
3. Gas-gas yang dapat larut dalam air :
a. Gas-gas yang ada di udara seperti SO2, O2, CO2 dll.
b. Asap yang ada di udara.
Contoh reaksi pengikatan : H2O + CO2 H2CO3 (asam karbonat)
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Water treatment plant (WTP) ialah instalasi sistem pengolahan air baku menjadi air yang
memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi standar, dalam hal ini spesifikasi standar air pengisi ketel
(boiler) tekanan tinggi.
Sistem pengolahan air berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi 2, yaitu external treatment dan
internal treatment. Sedangkan sistem pengolahan air berdasarkan prosesnya dapat dibagi menjadi
2 proses, yaitu proses fisika dan proses kimia. Dalam materi pelatihan ini hanya akan dibahas
external treatment yang meliputi :
1. Desalination plant.
2. Mixed-bed demineralizer plant.
Destillation
RO
Phisical treatment Sand filter
Activated carbon
Other filtration methods
Eksternal W TP
Ion exchange
Chemical treatment Chlorine
WTP Coagulation
Flocullation
Internal W TP
2.1. Desalination.
Jet
Steam
Ejector
Preheate Feedwater Antiscalant
Pressure d
Reducing
Valve
Feed Heater Feedwater
Pump
Mist
Separator
Brine Brine
Air laut dipompakan ke unit desalination masuk kedalam pipa-pipa kondensor evaporator,
mengkondensasikan uap yang dihasilkan dalam tiap stage, sementara air laut tersebut dipanaskan
dengan memanfaatkan panas laten dari uap pemanas di dalam brine heater.
Dari brine heater air laut kemudian masuk keruang penguap pertama (First stage flash
chamber), sebagaian air laut menguap dan sebagian mengalir menuju ruang penguapan
berikutnya sampai ke ruang penguapan terakhir (Last stage flash chamber) kemudian diblowdown.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Uap air laut di dalam flash chamber pada setiap stage evaporator akan naik selanjutnya masuk ke
ruangan condenser melalui demister, uap akan mengalami kontak dengan permukaan pipa-pipa
condenser dan terkondensasi, air kondensat ditampung di dalam destillate tray sebagai produk
desalination yang akan dipompakan ke dalam fresh water tank setelah memenuhi persyaratan
kualitas.
Sistem venting terdiri atas ejector dan condenser yang berfungsi menjaga vacuum dalam
eveporator untuk menghilangkan non condensable gasses dan untuk membantu laju penguapan
brine water.
Uap pemanas yang masuk ke brine heater diambil dari auxiliary steam. Panas uap yang disuplay
ke dalam brine heater dikontrol oleh spray desuperheater, air kondensat hasil kondensasi uap
dikembalikan ke deaerator setelah dilakukan pengujian kualitas.
Unjuk kerja dari desalination umumnya ditentukan oleh nilai gain output ratio (GOR) yang
mengapresiasikan banyaknya produk yang dihasilkan untuk setiap kg uap yang dipergunakan,
sedangkan kualitas air umumnya ditentukan oleh kandungan total disolve solid (TDS) atau
conductivity.
Brine recirculation MSF evaporator terdiri dari dua seksi flash evaporator, yaitu heat recovery
section dan heat rejection section. Air laut yang dipasok ke heat rejection section evaporator stage
20, diteruskan ke stage 19 dan 18 selanjutnya dibuang.
Sebagian air laut yang akan dibuang dikembalikan ke ruangan evaporator stage 20 sebagai make
up water yang dipergunakan sebagai unpan heat recovery section. Dari ruang evaporator stage 20
air laut dipompa dengan mempergunakan brine recirculation pump menuju pipa-pipa condenser
heat recovery section evaporator mulai dari stage 17 dan seterusnya mengalir sampai mencapi
stage 1. Selanjutnya air laut menuju brine heater dan dipanaskan mempergunakan auxiliary steam.
Dari brine heater air laut yang sudah panas masuk ke ruangan evaporator stage 1 dan mengalir
sampai stage 20. Pada setiap stage evaporator air laut mengalami penguapan dan kondensasi, air
kondensate yang terjadi ditampung di dalam distillate tray sebagai produk desalination. Air distillate
yang dihasilkan akan ditransfer mempegunakan pompa distillate menuju mixed-bed
demineralization dan sebagaian menuju fresh water tank.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Penguapan air sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan permukaan air tersebut, pada
tekanan yang sama semakin tinggi temperatur air maka penguapan akan semakin cepat, cepatnya
penguapan tersebut akan menimbulkan gelembung-gelembung pada air yang menyebabkan
gejolak, penomena ini disebut mendidih. Secara teori air akan mendidih sempurna pada tekanan 1
atm (760 mm.Hg) dan temperatur 100 oC, teori ini yang menjadi dasar prinsif kerja desalination
plant. Mengacu pada teori tersebut air akan dapat mendidih pada temperatur lebih rendah dari 100
o
C apabila tekanan dipermukaan air dikurangi sedemikian rupa sehingga << 1 atm (mendekati
vacum).
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
11.5
10.0
-1.5 40
0.25
8.5 65
Pressure (bar)
0.5
7.0 81
5.5 1 99.6
4.0 5 151
2.510 180
1.0
-0.5
-2.0
40 65 81 99.6 151 180
Titik didih ( o C)
Pada desalination dengan multi stage flash epavorator (MSF), tingkat pertama epavorator
mempunyai temperatur yang cukup tinggi (± 90 oC) sedangkan tekanan mendekati 1 atm, maka
pada kondisi tersebut air di dalam evaporator akan mendidih dan menguap dengan cepat.
Temperatur air akan berkurang seiring dengan tingkatan-tingkatan yang dilalui aliran air, pada
tingkat akhir (tingkat 20) temperatur air diperkirakan mencapai 35 oC, untuk menjaga supaya air
tetap mendidih sehingga diperoleh tingkat penguapan yang sama pada setiap tingkat evaporator,
maka dilakukan pengurangan tekanan (vacuum) permukaan air di dalam masing-masing
epavorator secara proporsional. Vacuum yang dilakukan pada epavorator tingkat akhir bisa
mencapai ”-750 mm.Hg ”, tanda negativ menyatakan tekanan dibawah hampa (vacuum). Pada
kondisi ini air yang berada di dalam epavorator tingkat 20 yang mempunyai temperatur 39,5 oC,
secara teori akan mendidih dan mempunyai tingkat penguapan yang sama dengan penguapan air
di tingkat 1 yang mempunyai temperatur 90 oC dan tekanan mendekati 1 atm.
a) Brine.
Air laut yang mengalir di dalam sistim desalination dan telah mengalami pemekatan. Brine
terdiri dari recirculation brine, flashing brine, blowdown brine, dll.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
b) Blowdown brine.
Brine yang dibuang dari sistim desalination karena telah mengalami pemekatan garam selama
penguapan dalam evaporator.
c) Recirculation brine.
Sebagian brine yang diresirkulasikan dari tingkat akhir (heat rejection tingkat 20) melalui heat
recovery tingkat 17.
d) Flashing brine.
Brine yang mengalir di dalam flash evaporator dari tingkat 1 sampai tingkat 20.
e) Chemicals dosing.
Metode pencegahan kerak dengan cara menginjeksikan bahan kimia antiscale ke dalam sistim
make-up sea water.
f) Consentration ratio.
Perbandingan (rasio) dari total dissolved solid (TDS) dalam recirculation brine terhadap air laur
(sea water) unpam, parameter ini akan sangat berperaan dalam pembentukan kerak.
g) Condensate.
Air kondensat yang terjadi dari kondensasi uap pemanas di brine heater.
h) Condenser.
Rauang penguapan yang terletak pada bagian atas demister dimana terjadi proses kondensasi
uap menjadi air destilat.
i) Demister.
Saringan uap yang terbuat dari kawat baja tahan karat, gunanya untuk mencegah masuknya air
laut yang mungkin terbawa pada proses penguapan di dalam flash evaporator menuju
condenser.
j) Conductivity.
Daya hantar listrik yang dimiliki oleh air laut, brine, air destilat, air kondensat. Conductivity ini
sebagai apresiasi kandungan TDS di dalam air dan diketahui dengan mengukur air
menggunakan conductivity meter baik di laboratorium maupun secara online.
k) Desuperheater.
Spray nozel yang dipasang pada pipa uap masuk yang emnuju brine heater, gunanya untuk
menurunkan temperatur auxiliary uap yang akan masuk ke brine heater dengan cara spray
menggunakan air pendingin yang diambil dari air kondensat brine heater.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
l) Distillate.
Uap yang dikondensasikan di dalam setiap tingkatan evaporator kemudian ditampung di dalam
distillate tray. Hasil kondensasi tersebut dinamakan air destilat yang merupakan produk
desalination.
m) Flash chamber.
Bagian dari evaporator yang ditempatkan di bawah distillate tray dan demister, berfungsi
sebagai pemisah antara tingkatan evaporator dan sebagai penyempurna penguapan di dalam
flash evaporator.
n) Flash evaporation.
Penguapan yang terjadi ketika air diturunkan tekanannya secara tiba-tiba dibawah saturated
pressure.
o) Product water.
Fresh water yang diproduksi di dalam evaporator dan tertampung di dalam distillate chamber.
p) Scale.
Garam-garam yang memisah dari brine kemudian mengendap atau melekat pada permukaan
pipa-pipa penukar panas. Scale dapat menghambat perpindahan panas (heat transfer) di dalam
brine heater maupun evaporator.
q) Sea water.
Air laut yang dipompakan ke dalam desalination sebagai air pendingin dan sebagai air unpan
(make up water).
r) Shell side.
Bagian luar dari pipa-pipa heat transfer di dalam masing-masing evaporator atau tingkatan
(stage).
s) Stage.
Bagian dari evaporator yang terdiri dari flash chamber, condenser, distillate tray, demister.
t) TDS.
Kandungan zat-zat pada terlarut di dalam air laur, brine, destillate, kondensat, dll.
v) Tube side.
Bagian dalam dari pipa-pipa penguapan di dalam brine heater atau evaporator.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
w) Vapour.
Pada sistim desalination istilah vapour ialah uap yang terjadi dari penguapan brine di dalam
flash chamber.
Air laut dipompa mempergunakan desal supply pump di water intake dan memasok air laut ke
Desalination Plant. Air laut mengalir dalam Condenser tube evaporator. Sebagian kecil dari air laut
pada inlet evaporator ini dicabangkan dan digunakan sebagai air pendingin untuk Ejector
Condenser. Aliran air laut dikendalikan oleh Flow Control Valve yang dipasang pada inlet
Evaporator.
Air laut kemudian mengalir melalui tingkat demi tingkat sambil dipanasi oleh Vapour Condensing
disetiap stage condenser. Selanjutnya dipanasi oleh brine heater sampai mencapai temperatur
yang ditetentukan. Air laut sekarang memasuki Flash chamber tingkat pertama, tekanan
dipertahankan sedikit lebih rendah dari tekanan jenuhnya. Oleh karena itu, air laut akan menguap
ketika memasuki flash chamber tingkat pertama.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Tingkat kedua mempunyai tekanan yang sedikit lebih rendah dari tingkat pertama. Air laut (brine)
memasuki setiap tingkat melalui orifice sehingga ada perbedaan tekanan diantara stage. Air laut
akan menguap lagi sesuai dengan pengurangan temperatur sesuai dengan tekanan jenuhnya. Air
laut mengalir melalui stage evaporaor selanjutnya dan menguap sampai keluar tingkat terakhir.
Desalination Plant dengan banyak flash evaporator ini disebut MSF (Multi-Stage Flash).
Brine Heater adalah penukar kalor berbentuk cylindical shell dengan tube tegak lurus yang
dipasang berdekatan dengan evaporator tingkat pertama dalam jalur air laut. Brine Heater dipasok
dengan uap pemanas, dari aux steam power plant untuk memanasi air laut yang melewatinya.
Jumlah uap pemanasnya dikendalikan oleh temperature control valve sehingga temperatur air laut
meninggalkan brine heater dapat dipertahankan konstan pada harga yang ditentukan.
Dari tingkat terakhir air laut dikeluarkan oleh Brine Blowdown Pump dan dibuang ke tempat keluar
air laut. Jumlah dari blowdown ini secara otomatis diatur oleh level air pada tingkat terakhir.
Pada Desalination plant ini dilengkapi dengan sistem injeksi kimia untuk pengolahan air laut.
Sistem pengolahan ini terdiri dari satu Chemical tank (tangki kimia) dengan sebuah mixer, chemical
injection pump, pemipaan, instrumentasi dan kontrol. Merupakan sebuah skid.
Kapasitas kerja tangki kimia lebih dari 7 hari, dipasok dengan service water dihubungkan ke
puncak bejana. Bahan kimia yang dipasok dalam drum dimasukkan kedalam tangki lewat lubang
diatas tangki. Mixer yang digerakan oleh listrik akan melarutkan bahan kimia kedalam air. Larutan
ini kemudian ditarik dan diinjeksikan oleh Diaphragm displacement pump ke jalur air laut.
Bahan kimia anti kerak ini digunakan untuk menghalangi deposit kerak dalam tube-tube
pemindah kalor pada brine heater dan evaporator. Diantara pilihannya adalah : belgard EVN,
produk dari Biolab (UK) / atau KC-550, satu produk dari KAO (Jepang) ditetapkan untuk
digunakan dalam Desalination Plant ini.
Bahan anti busa ini digunakan untuk mengurangi pembusaan air laut ketika berada dalam
Flash Evaporator Chamber.
Pengendalian pembusaan ini menjamin tidak adanya brine carry-over yang dapat mencemari
produk air distilat.
Pemilihan, Belite M8, produk dari Biolab (UK) ditertapkan untuk digunakan dalam Desalination
Plant ini.
Sebagaimana disebutkan diatas, air laut akan menguap (flash) berulang-ulang didalam stage dan
melepaskan uapnya. Uap dari setiap stage dimasukan kedalam condenser section, didinginkan
oleh air laut yang melewati condenser tube, dan mengembun membentuk air distilat. Air distilat
pada setiap tingkat dikumpulkan dalam Distillate Tray yang dipasang dibawah bundel tube
condenser. Kemudian mengalir kedalam Distillate Trough (palung) yang mana adalah berupa
rectangular duct (duct berbentuk segiempat panjang) sepanjang evaporator dibawah distillate tray
dan dikoneksi kesetiap stage Distillate Tray melalui sebuah lubang. Pada akhir dari stage, trough
dikoneksi ke sebuah kotak yang disebut Distillate Outlet Box.
Air distilat yang dikumpulkan dalam Distillate Outlet box, ditarik/dikeluarkan oleh Distillate Pump.
Besarnya aliran air distilat secara otomatis dikontrol sesuai dengan besarnya produk dengan jalan
level control dalam Distillate Outlet Box.
Jalur keluar air distilat dan juga jalur percabangannya dilengkapi dengan pneumatic valve. Daya
hantar dari air distilat secara kontinyu dimonitor dan sinyal konduktivity yang tinggi akan
menswitch (merubah posisi saklar) dan katup akan membuang produk tersebut. Air distilat
didistribusikan ke raw water storage tank.
Uap dengan tekanan rendah dipasok ke desalination plant dari jalur uap bantu (aux steam line)
power plant. Uap yang digunakan mempunyai dua tujuan yaitu memanaskan iar laut dalam brine
heater dan menggerakan ejector.
Selanjutnya, pada inlet dari brine heater, uap diturunkan temperaturnya (desuperheated) dengan
menginjeksikan air kondensat untuk mencegah terbentuknya kerak dalam tube pemindah kalor.
Kemudian uap dimasukan kedalam Brine Heater Shell dimana ia akan memanasi air laut dan uap
akan mengembun.
Uap bantu juga digunakan untuk penggerak Ejector. Uap melalui Ejector Nozzle dan keluar
bersama gas yang dihisap (sucked vapour) masuk kedalam Ejector Cooler (inter / after condenser)
dan mengembun.
Air Kondensat dari Inter Condenser ditarik oleh perbedaan tekanan, ke Flash Chamber dari
Evaporator tingkat terakhir. Air kondensat dari After Condenser, dibuang ke sistem drain,
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
a) Alat venting
Alat venting terdiri dari dua tingkat Ejector dan dikombinasikan dengan Ejector Condenser yang
tersusun dari Inter condenser dan after condenser. Dalam satu shell. Ejector-ejector dipasok
dengan uap bantu.
Gas dihisap dan ditekan oleh Ejector tingkat pertama lalu dimasukan kedalam Inter Condenser.
Uap yang menyertai gas mengembun dibawah kondisi vacuum. Vent dari tingkat 1,2 dan 8 secara
langsung dimasukan kedalam condenser.
NCG berkumpul didalam inter condenser dan kemudian dikeluarkan dan ditekan oleh Ejector
tingkat kedua, lalu dibuang ke atmosfir melalui after condenser.
Air laut pendingin untuk Ejector Condenser diambil dari percabangan jalur air laut pada inlet
Evaporator.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Ketika air laut dipanasi dan menguap, ia membebaskan sejumlah Carbon Dioxide karena
penguraian oleh panas. Karena itulah Evaporator tingkat 1 dan tingkat 2 secara langsung di venting
ke inter condenser.
Tingkat 3 sampai tingkat 8 di venting secara kaskada melalui stage condenser dan tingkat 8
diventing ke inter condenser. Tingkat ke 9 sampai ke tingkat ke 13 juga diventing secara kaskade
dan tingkat ke 13nya di venting ke tingkat 20 (terakhir).
Tingkat ke 14 sampai tingkat ke 20 juga diventing secara kaskade sedang tingkat terakhir
diventing ke Ejctor tingkat pertama.
Brine Heater juga diventing melalui sistem venting Evaporator.
Pada umumnya, tube dari bagian pembuangan panas (Heat Rejection) Evaporator bebas dari
scale karena temperaturnya cukup rendah. Tetapi disana ada kecenderungan untuk pengendapan
alkaline scale ketika komponen scale didalam air laut menjadi supersaturated oleh konsentrasi.
Oleh karena itu, ketika plant di-shutdown, air laut didalam tube diseksi ini harus didrain sempurna.
Selanjutnya, jika plant keluar dari operasi untuk waktu yang lama, bagian dalam dari tube harus
dibersihkan dengan pembilasan (flushing) air tawar.
Pengertian demineralisasi ialah proses penghilangan mineral-mineral yang terlarut di dalam air,
umumnya mempergunakan media penukar ion yang dibedakan atas muatan listrik yang
terkandung di dalamnya menjadi : penukar kation dan penukar Anion.
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari penukar ion jenis resin yang diberi simbol ”R”,
dimana ada dua metode sistim demineralisasi dengan mempergunakan resin, yaitu :
1. Single bed demineralizer
2. Mixed-bed demineralizer
Dalam materi ini akan dibahas sistim penukar ion dengan metode mixed-bed demineralizer.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Proses yang terjadi di dalam mixed-bed demineralizer dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut :
Air destilat dipompakan dengan mempergunakan destillate water booster pump, masuk kedalam
kolom mixed-bed yang berisi resin kation dan anion (tercampur homogen). Pada waktu melewati
resin terjadi pengambilan ion-ion yang menjadi pengotor yang terlarut dalam air destilat, ion positif
diambil oleh resin cation dan ion negativ diambil oleh resin anion. Setelah melewati resin di dalam
kolom resin, air keluar dari bagian bawah sebagai air produk mixed-bed demineralizer yang
merupakan air bebas mineral disebut air demin (demine water), selanjutnya ditampung di dalam
demine tank yang akan dipergunakan sebagai air pengisi ketel (boiler feedwater) atau sebgai air
penambah (make-up water).
Resin yang dipergunakan selama pengoperasian mixed-bed mempunyai kapasitas penukaran
(excgange capacity) yang terbatas, sehingga setelah dioperasikan pada volume tertentu resin
akan mengalami kejenuhan, untuk mengembalikan resin pada kondisi semula sehingga siap
dipergunakan kembali maka resin harus diregenerasi. Regenerasi untuk resin cation
mempergunakan asam chlorida (HCl) dan regenerasi untuk resin anion mempergunakan caustic
soda (NaOH). Prinsif regenerasi ialah kebalikan dari operasi, dimana ion-ion yang terkandung di
dalam resin ditukar dengan ion-ion bahan kimia yang dipergunakan untuk regenerasi (regenerant),
dengan demikian resin akan kembali pada formulasi aslinya, yaitu R-H+ untuk resin kation dan R-
OH- untuk resin anion.
Resin kation mempunyai muatan listrik negatip (R-) yang bekerja mengikat ion-ion positip (kation)
yang terkandung dalam air (Ca2+, Mg2+, K+, Na+).
Proses operasi.
2. Proses demineralizer :
Cation product
HCl
Effluent H2SO4
Ca SO4 H2CO3
Mg
or Cl H2SiO3
Na
Leakage Na
Resin anion mempunyai muatan listrik positip (R+) yang bekerja mengikat ion-ion negatip (anion)
yang terkandung dalam air (SO42-, Cl-, OH-).
Urutan pengikatan anion oleh resi adalah sebagai berikut : SO42-, Cl-, HCO3-, HSiO3-, OH-
Regenerant
Cation product NaOH
HCl
H2SO4
H2CO3
H2SiO3
Leakage Na Resin (R-OH)
R-SO4
R-OH-
R-Cl Resin anion
R-HCO3 jenuh
R-HSiO3
Effluent
Na2SO4
NaCl Anion product
NaHCO3 H2O
Na2SiO3 (demin water)
Pada reaksi pertukaran ion dalam proses pengoperasian penukar kation maupun anion terjadi
kejenuhan resin sesuai dengan kemampuan (kapasitas) resin tersebut, pada kondisi ini resin tidak
mampu lagi untuk melakukan pertukaran. Untuk mengembalikan kondisi resin pada rumus
dasarnya (R-H+, RO-H- maupun R-Na+) maka harus dilakukan regenerasi resin.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Bahan kimia untuk regenerasi resin kation berbasis Na+ mempergunakan larutan NaCl.
R-Ca2+ + NaCl R-Na+ + CaCl2
R-Mg2+ + NaCl R-Na+ + MgCl2
Bahan kimia untuk regenerasi resin kation berbasis H+ mempergunakan larutan HCl.
Bahan kimia untuk regenerasi resin anion berbasis OH- mempergunakan larutan NaOH.
1) Persiapan Start-up.
Sebelum melakukan start up desalination plant harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tenaga listrik
Yakinkan tenaga listrik untuk motor, kontrol dan instrumentasi tersedia.
c. Panel kontrol
Semua controller, switch harus dalam posisi OFF, stop atau MANUAL sampai semua
persiapan dan pemeriksaan komplit sebelum start-up.
f. Posisi katup
Periksa posisi semua katup yang dioperasikan dengan tangan.
1) Isolation valve dari pasokan air laut, keluaran air laut, distilat, kondensat dan uap
bantu, air perapat pompa ke/dari desalination unit dalam posisi terbuka.
2) Semua katup hisap pompa dalam posisi terbuka
3) Semua katup tekan pompa dalam posisi terbuka
4) Semua katup vent dan drain dalam posisi tertutup
5) Semua instrument root valve berada dalam posisi terbuka
6) Semua katup uap sekitar Ejector dalam posisi terbuka
7) Outlet valve dari chemical tank dalam posisi terbuka dan suction dan discharge
valve injection pump dalam posisi terbuka.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
g. Operasi kimia
Persiapkan, air penambah untuk anti-scale dan anti-foam dicampurkan kedalam larutan
dalam tangki. Stok dan skedul perolehan bahan kimia diatas untuk periode berikutnya
harus dikonfirmasikan.
i. Telepon, paging system dan komunikasi lainnya antara control room dan
desalination plant dan lainnya harus sudah tersedia.
j. Operational staffs.
Enjinir, operator dan staff operasi lokal harus sudah dalam posisinya. Staff
pemeliharaan (mechanical, Electrical dam instrumental Staffs) harus siap membantu
start-up.
2) Prosedur start.
12. Atur katup control brine recirculation (secara manual) sehingga aliran sebesar 800
m3/jam.
13. Pilih pompa injeksi polyphosphate (A atau B) kemudian jalankan, periksa lampu
indikasi pompa start dan agitatornya.
14. Pilih pompa injeksi antifoam (A atau B) kemudian jalankan, periksa lampu indikasi
pompa start dan agitatornya.
15. Setelah vacuum mencapai 600 mm.Hg, buka katup uap masuk ke 1st dan 2nd ejector,
lalu tutup katup uap hogging ejector.
16. Buka secara manual katup control temperature brine heater sebesar 20%.
17. Buka katup control tekanan uap pemanas secara manual sehingga mencapai harga
3.5 kg/cm2.G, serta periksa indikasi pembukaan katup dan pengukuran aliran uap ke
ejector, setelah stabil posisikan control ke auto.
18. Tutup katup control level kondensat.
19. Dump katup kondensat dan perhatikan lampu indikainya menyala.
20. Setelah indikasi level kondensat mencapai 80% buka katup control kondensat 10%
kemudian jalankan pompa kondensat.
21. Atur secara manual level kondensat sehingga 50%, buat set point 50% setelah stabil
pindahkan posisi control pada posisi auto.
22. Amati konduktivitas air kondensat. Bila turun hingga < 40 uS/cm, posisikan katup
kondensat pada posisi feed, periksa lampu indikasi posisi feed menyala.
23. Buatkan set point temperature uap pemanas 100 oC, lalu posisikan auto.
24. Alirkan brine recirculation sehingga mencapai 1000 m3/jam, tutup aliran minimum
pompa, perikasa lampu indikasi katup menyala.
25. Posisikan katup control aliran make-up pada posisi auto.
26. Atur pembukaan katup control temperature brine keluar brine heater secara manual
dan buat atur set point temperature brine keluar mencapai 90 oC sehingga sesuai
dengan data operasi.
27. Buka katup control level last stage distillate 10%, tekan tombol dump katup produk /
distillate water, periksa lampu indicator dump menyala.
28. Jika level distillate mencapai 60% jalankan pompa distillate, periksa lampu indikasi
pompa start dan indikasi aliran distillate pada recorder.
29. Atur set point level distillate 60% , jika telah stabil posisikan auto.
30. Amati conductivity meter air distillate, jika turun < 30 uS/cm tekan tombol feed dan
periksa lampu indikasi feed menyala.
31. Atur sehingga kondisi akhir menjadi sesuai dengan table operasi.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
a) Pembacaan Data.
Pembacaan panel instrumen dan local instrumen harus dicatat secara periodik pada log
sheet. Data yang dicatat harus diberikan untuk pemeriksaan produk plant, unjuk kerja
thermal, dan kondisi operasi peralatan.
Bila pembacaan tidak seperti biasanya, kondisi ini harus diyakinkan dengan membaca jalur
yang terkait atau kondisi peralatan atau dengan menggunakan instrument terkalibrasi yang
lain dan peralatan yang tidak baik itu harus diambil untuk diperbaiki.
b) Pemeriksaan Fungsional.
Operator control room harus memperhatikan perubahan kondisi operasi.
Operator lokal secara teratur berkeliling memeriksa seluruh desalination plant dan
melaporkan ketidaknormalan yang ditemukan.
LIHAT - untuk kebocoran, aap, perubahan warna, perubahan posisi, akumulasi air,
uap yang bocor dll.
DENGAR - untuk suara, berisik dan bunyi melengking yang panjang dll.
RASAKAN - untuk panas, vibrasi dll.
CIUM - untuk bau terbakar atau kebocoran.
Pemeriksaan fungsional secara periodik harus dilakukn dengan menganalisa unjuk data
operasional yang diperoleh dari control panel dan instrumen lokal. Jika fungsi yang
abnormal ditunjukan, segera aksi koreksi dilakukn untuk menghindari kerusakn lebih lanjut
dan kemungkinan shutdown. Dalam hal gangguan operasi, lihatlah “TROUBLE
SHOOTING” dalam chapter ini dan segera ambil aksi koreksi.
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
a. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi yang berhubungan dengan control room dan desalination
plant sudah tersedia.
b. Staff Operasi
Enjinir shift, operator dan staff operasi lapangan semua dalam posisinya.
c. Perhatian untuk sistem yang lain
Informasikan hal berikut kepada control room terkait :
(1) Product water ke Demineralizing plant (atau Fresh water storage tank)
distop.
(2) Pasokan uap bantu ke unit desal di shut-off.
(3) Pasokan air laut ke unit desal di shut-off.
2) Prosedur shutdown.
1. Periksa operation mode select untuk MB WTP berada pada posisi FWT.
2. Tutup secara manual katup control temperature brine outlet 10% setiap 6
menit.
3. Kurangi aliran brine recirculation sehingg alevel pada first stage brine turun
menjadi 40%. (Biasanya level brine akan naik dengan turunnya temperature
pada brine outlet).
4. Jika katup control temperature brine outlet sudah menutup penuh, lakukan
penutupan katup control tekanan uap pemanas, maka akan diperoleh :
- Tekanan uap pemanas 0 kh/cm2
- Turunkan temperature uap pemanas.
- Berkurangnya aliran uap ke ejector menjadi 0 m3/jam.
- Berkurangnya aliran kondensat.
- Indikasi katup control tekanan uap pemanas off.
- Berkurangnya aliran product water / distillate water.
- Turunnya level pada hotwell condenser.
27
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
10. Buka katup aliran minimum brine ke recirculation, jika aliran brine brine
kurang dari 1000 m3/jam.
11. Selama shutdown jika conductivity air distillate naik, lakukan dump atau jika
aliran produk mencapai 0 m3/jam, periksa lampu indikasi dump.
12. Atur level stage distillat, jika kurang dari 50% akan timbul annunciator last
stage level low.
13. Stop pompa product, jika level last stage distillate turun hingga 0% dan tutup
katup-katup control level stage distillate.
14. Jika temperature brine outlet turun di bawah 50 oC, perikas :
- Temperatur brine water inlet
- Temperatur brine heater sisi shell < 50 oC
15. Stop pompa injeksi polyphosphate dan anti foam, agitator turut si stop.
16. Atur hand control aliran brine recirculation dan pertahankan hingga 10%.
17. Stop pompa brine recirculation dan tutup aliran brine recirculation.
18. Tutup katup aliran minimum pompa brine recirculation.
19. tutup penuh katup control aliran air make-up.
Bila desalination plant distop secara tiba-tiba karena kegagalan atau trip, kenaikan
temperatur pada keseluruhan Evaporator akan hilang dan evaporator akan dibuat
jenuh oleh uap dan air laut yang bertemperatur tinggi.
Cooling down dari evaporator adalah hal mudah, hanya beberapa langkah dari
prosedur normal start-up. Setelh kegagalan atau trip dipulihkan, lakukanlah cooling
down sebagai berikut :
Catatan :
Ketika demineralizer di start langkah pertama yang akan selalu dilakukan ialah fast rinse
(pencucian cepat). Dalam fast rinse ini air destilat mengalir seperti halnya proses operasi
normal, tujuannya untuk menurunkan konduktivity air demin sampai batasan yang diijinkan.
Air fast rinse tidak dibuang melainkan diresirkulasikan menuju suction distillate pump dan
dipergunakan kembali sebagai unpan mixed-bed bersama-sama air destilat.
28
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
1) Start Demineralizer.
Sebelum start, yakinkan bahwa katup hisap pompa sudah dibuka dan tinggi tekan (head)
pompa air distilat sebesar 15 m.
a. Set semua saklar katup ke posisi “AUTO”
b. Set saklar pompa berikut ke posisi “AUTO” :
• salah satu dari Distillated water booster pump
• salah satu dari Recovery pump
c. Pilih saklar “OPERATION MODE” ke posisi “DESALT 1 UNIT” atau “DESAL 2 UNIT”.
d. Set saklar “FAST RINSE” ke posisi “AUTO”
e. Set saklar “CONTROL” ke posisi “AUTO”
f. Set saklar “REGENE, SELECT” ke posisi “OFF”
g. Set saklar “OPERATION” ke posisi “OPERATION”
2) Selama Service.
Untuk pertama kali, Unit ditempatkan pada posisi Fast Rinse. Yakini hal2 dibawah ini :
a. Fast Rinse (Pencucian cepat).
Resin dicuci sampai conductivity mencapai batasan standard.
Jalankan Distillated water booster pump. Katup (A-W1) dan (A-B3) dibuka.
Flow rate = 65 m3/hr, Time = 20 menit.
Distillated water booster pump tetap dijalankan. Katup (A-W1) masih tetap terbuka. Katup
(AB3) ditutup. Katup (A-W4) dibuka. Flow rate = 65 m3/hr.
c. Recycle
Katup (D1) ditutup
Katup (RC1) dibuka
Sistem ditempatkan dalam posisi Recycling.
29
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Regenerasi akan start secara otomatis ketika flow totalizer menunjukkan angka yang telah
ditentukan. Walaupun demikian apabila diperlukan regenerasi bisa dilakukan secara manual
dengan cara menekan tombol start.
30
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
1) Interlock regenerasi.
- Regenerasi tidak akan bisa start apabila level tangki pengencer caustic (caustic
dillution tank) tidak mencukupi.
- Regenerasi tidak akan bisa start apabila level tangki pengencer acid (acid dillution
tank) tidak mencukupi.
- Regenerasi tidak akan bisa start apabila regeneration sequence sedang berjala pada
sistim yang lainnya (tidak bisa dilakukan regenerasi untuk 2 train secara bersamaan).
- Regenerasi tidak akan bisa start apabila level bak netralisai dalam keadaan penuh.
Setelah 1300 m3 air diolah, unit secara otomatis ditempatkan dalam posisi regenerasi. Jika
diperlukan regenerasi dapat dilakukan secara manual dengan operasi berikut :
a. set saklar “Control” ke posisi “Man”
b. Set saklar “Regene, Select “ke A atau B
c. Tarik saklar “Regene Start”
Yakinkan bahwa kondisi-kondisi berikut ini sebelum regenerasi dijalankan. Jika tidak
terpenuhi, regenerasi tidak akan bisa start.
a. 502 liter caustic soda diisikan kedalam dilution tank.
b. 276 liter acid diisik kedalam dilution tank.
c. Urutan regenerasi tidak dalam “in progress” (berlangsung pada sistem yang lain).
2) Langkah-langkah Regenerasi.
a. Backwash.
Pada proses back wash resin yang tadinya tercampur secara alami akan terpisah
berdasarkan berat jenisnya, resin kation akan berada di bagian bawah sedangkan resin
anion akan berada pada bagian atas. Pada proses back wash juga terbawa kotoran-
kotoran yang ada pada permukaan resin.
31
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
b. Settling (Pengendapan).
Resin diendapkan sehingga anion dan kation betul-betul terpisah, hal ini sangat penting
sebelum melakukan injeksi kimia.
32
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
c. Caustic Injection.
Caustic diinjeksikan dengan bantuan water ejector menuju bagian atas bed yang berisi
lapisan resin anion, sementara dari bagian bawah bed dialirkan air dengan tekanan
tertentu sehingga caustic yang diinjeksikan dari bagian atas tidak akan menembus
lapisan resin cation yang berada di bawahnya. Limbah caustic sisa regenerasi dibuang
ke bak netralisasi melalui saluran yang terpasang pada bagian tengah bed.
Dalam injeksi caustic ini diperlukan pemanasan yang dikontrol pada 55 oC dengan
mempergunakan aux steam, hal ini untuk mempermudah terlepasnya ion-ion silica yang
mempunyai karakteristik sulit dilepaskan.
33
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Katup PS1 diatur agar temperatur larutan caustic secara perlahan-lahan naik mencapai 55
o
C.
- Kecepatan aliran air larutan caustic (down) 2,5 m3/hr
- Kecepatan aliran air larutan acid (up) 2,4 m3/hr
- Kecepatan aliran di-set pada valve : R1, R2, R3
- Waktu : 40 menit
34
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
d. Caustic Displacement.
Setelah injeksi caustic selesai dilakukan pencucian dengan membiarkan air mengalir
secara terus menerus.
35
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
36
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
f. Acid Displacement.
Setelah injeksi acid selesai dilakukan pencucian dengan membiarkan air mengalir secara
terus menerus.
37
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
g. Rinse.
Pencucian seluruh sisa-sisa injeksi baik caustic maupun acid. Air dialirkan dari bagian
atas dan bawah bed kemudian keluar dari bagian tengah dan dibuang ke bak netralisasi.
38
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
h. Draining.
Air didrain sampai level beberapa cm di atas permukaan resin cation.
39
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
i. Loosening (peregangan).
Air dialirkan dari bagian bawah bed dengan aliran tertentu sehingga resin mengalami
peregangan.
40
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
41
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
42
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
43
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
m. Service.
3) Neutralizing (Netralisasi).
Ketika regenerasi selesai maka dilakukan netralisasi, dimulai dengan proses recycle
sehingga terjadi pencampuran yang homogen limbah di dalam bak netralisasi. Bahan
kimia yang ditampung di dalam chemicals day tank akan melakukan injeksi secara
otomatis ke dalam bak netralisasi untuk mengatur pH limbah agar sesuai dengan
persyaratan untuk dibuang ke lingkungan.
44
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
a. Recycle.
b. Injeksi kimia.
Injeksi kimia dilakukan berulang-ulang sehingga tercapai pH netral atau yang
diperbolahkan (7 ~ 9). Adapun langkah penginjeksian bahan kimia berlangsung menurut
ketentuan sebagai berikut :
BATAS pH LANGKAH
<3 Injeksi caustic 1
3~5 Injeksi caustic 2
5~7 Injeksi caustic 3
7~9 Dibuang
9 ~ 11.5 Injeksi acid 1
11.5 ~ 12.5 Injeksi acid 2
> 12.5 Injeksi acid 3
45
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Ketika limbah mencapai pH 7~9 maka secara otomatis akan dibuang ke saluran
pembuangan sampai bak netralisasi kosong dan siap dipergunakan kembali.
d. Discharge (pembuangan).
46
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
d. pH Meter Rinse.
Katup (NW1) dan (NW5) ditutup
Katup (NW4) dibuka.
Waktu 5 menit.
47
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Katup (DW2) dibuka dan 100 liter air dimasukan kedalam dilution tank.
Katup (MW3) dibuka untuk memasok ejector motive water.
Bila level measuring tank naik sampai 128 liter, katup (H2) dan (H1) dibuka.
Katup (MW3) masih terbuka untuk 10 detik, kemudian ditutup.
Bila level measuring tank turun sampai nol, katup (H1) dan (H2) ditutup. Agitator
dioperasikan selama 10 menit.
Katup (DW1) dibuka, dan 160 liter air dimasukan kedalam dilution tank.
Katup (MW1) dibuka untuk memasok ejector motive water.
Bila level measuring tank naik sampai 280 liter, katup (OH1) dan (OH2) dibuka.
Katup (MW1) masih terbuka untuk 10 detik, kemudian ditutup.
Bila level measuring tank turun sampai nol, katup (OH1) dan (OH2) ditutup. Agitator
dioperasikan selama 10 menit.
Acid/Caustic transfer ke day tank dijalankan ketik langkah pertama dari Recycle mulai
didalam neutralizing.
48
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA
ALAT BANTU PLTU - WTP
Caustic transfer
Katup (MW2) dibuka dan ejector bekerja. Bila day tank menjadi penuh, katup (OH3) dibuka
dan katup (MW2) ditutup setelah 10 detik kemudian.
Perhatian : Cegahlah benda-benda asing memasuki pompa dan bagian perapatnya. Air
perapat untuk mechanical seal harus bersih.
b. Neutralization.
Jika perlu, stop sewaktu neutralization dalam kelangsungannya, tekan tombol stop.
49