Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA


PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN 2019

SUB UNIT : A1 (Desa Catur)


UNIT : JT-157
KECAMATAN : Sambi
KABUPATEN : Boyolali
PROVINSI : Jawa Tengah

disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Alam Amrullah Nurdansyah


Nomor Mahasiswa : 16/395873/TK/44755

SUBDIREKTORAT KKN
DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PENDAHULUAN
Dengan menyebut nama Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerahNya kepada kita. Kegiatan Kuliah Kerja
Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada
Tahun 2019 Periode 2 telah terlaksanakan. Merupakan pengalaman dan
pembelajaran hidup yang sangat berharga bagi penulis karena adanya dapat
mengamalkan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian
terhadap masyarakat. Tim KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2019 Unit JT-157
adalah tim yang diterjunkan di Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Provinsi
Jawa Timur. Pada pelaksanaan programnya, tim kemudian dibagi kembali
menjadi 5 (lima) sub-unit yang disebar di 2 (dua) desa, yaitu Desa Catur dan
Desa Ngaglik. Tim KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2019 Unit JT-157 berisi
mahasiswa dari beragam disiplin ilmu dengan anggota keseluruhan 27 orang.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Tim KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun
2019 Unit JT-157 adalah Bapak Ir. Suci Handayani, M.P., dari Fakultas
Pertanian UGM.
Desa Catur merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Sambi, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Dengan luas 256.6350 Ha,
Desa Catur merupakan penghasil padi dan beras dengan lebih dari 50% total
luas lahannya merupahan persawahan. Pada tahun 2018, Desa Catur memiliki
total 2598 penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Secara
administratif, Desa Catur dibagi menjadi 3 dusun, 13 dukuh, 3 RW, dan 20 RT
yang dikelola oleh total 9 orang perangkat desa dan seorang kepala desa.
Dalam hal sarana pendidikan, terdapat 1 unit PAUD, 3 TK, 2 SD Negeri, 1 MI,
1 MTS Negeri, dan 1 SMK Negeri di Desa Catur.
Desa Catur dikenal luas sebagai kampung tani, lumbung padi Kabupaten
Boyolali. Bahkan, pada dekade 1980an Desa Catur sempat mendapat gelar
Lumbung Padi Nasional oleh Pemerintah RI pada saat itu. Keunggulan tersebut
bahkan ditandai dengan adanya Monumen Kampung Tani pada perbatasan
Desa Catur dengan Kabupaten Semarang. Produk beras yang ditawarkan pun
beragam. Mulai dari beras reguler, beras cidenok, beras menthik wangi
organik, beras merah wangi organik, dan masih banyak lagi. Produksi yang
masif ini pun tentu didukung dengan hadirnya kelompok tani (poktan) yang
suportif terhadap perkembangan dan persatuan para petani. Salah satu poktan
yang aktif berkembang dan berkarya adalah Poktan Budi Rahayu pimpinan
Bapak Trubus Djatmiko dari Dukuh Tropayan, Desa Catur. Selain produk
tani berupa beras yang menjadi dominasi, Desa Catur pun memiliki banyak
keunggulan lainnya. Di antaranya yang lain adalah pengembangan toga
(tanaman obat keluarga) yang digagas oleh Bapak Supri dari Dukuh
Karangjowo, Desa Catur. Toga yang dikembangkan beragam, mulai dari
tanaman mint, jinten, sawi, dan sebagainya. Selain toga, terdapat pula
pengembangan teknik vertikultur sebagai opsi penanaman tanaman skala
rumahan pada lahan yang relatif sempit.
Tim KKN-PPM UGM diterima langsung oleh Kades Catur, Bapak Ir.
Suyono (alumni Teknik Geodesi UGM), dan Sekdes Catur, Bapak Hananto Adi
Kusumo, S.Sos., pada hari pertama penerimaan dan penempatan. Di awal
penerimaan, tim KKN-PPM UGM banyak berdiskusi dengan pihak Pemdes
terkait program yang akan dilaksanakan kemudian hari. Banyak masukan dan
opsi program yang didiskusikan dan diterima oleh tim. Pada prinsipnya,
Pemdes Catur sangat mendukung program-program yang direncanakan
diadakan oleh tim dan berkomitmen membantu semaksimal mungkin.
Selama menjalankan KKN-PPM, tim KKN-PPM UGM menempati
pondokan atau rumah kediaman Bapak Sukadi dan Ibu Nurkhayati di Dukuh
Catur, Desa Catur. Bapak Sukadi dan Ibu Nurkhayati menerima dan
memerlakukan tim dengan sangat baik selama program KKN-PPM
berlangsung. Pada hari pertama, DPL Unit JT-157, Bapak Ir. Suci Handayani,
M.P., melakukan perkenalan dan konsolidasi dengan pihak desa dan pemilik
pondokan agar hubungan dapat terjalin dengan baik ke depannya.
Tema program KKN-PPM UGM Unit JT-157, Kec. Sambi, Kab. Boyolali
adalah “Pemanfaatan dan Optimalisasi Sumber Daya Daerah untuk
Peningkatan Ekonomi Masyarakat”. Program yang disusun pun
menitikberatkan pada peningkatan pemanfaatan aset dan sumberdaya yang
dimiliki oleh Desa Catur.
B. PEMBAHASAN
1. HASIL KEGIATAN
Setelah dilakukan observasi, perencanaan, dan pelaksanaan program
yang efektif sejak tanggal 1 Juli 2019 hingga 18 Agustus 2019,
diperoleh hasil dengan penjabaran masing-masing program pokok
sebagaimana berikut :
1.1. Perencanaan dan Perancangan Unit Instalasi Biogas dari
Kotoran Sapi di Dukuh Tropayan, Desa Catur
No. Sektor : 1.8.01
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Monodisipliner
Klaster : Saintek
Uraian Kegiatan :
Program ini merupakan tahap paling awal dari program
interdisipliner tim KKN-PPM UGM Desa Catur yaitu
Pembangunan Unit Instalasi Biogas dari Kotoran Sapi.
Dikarenakan pembangunan instalasi biogas merupakan program
yang membutuhkan dana cukup besar (dalam kasus ini kurang
lebih 18 juta rupiah) dan waktu yang cukup lama (kurang lebih
satu bulan), maka dibutuhkan perencanaan dan perancangan
yang baik agar betul-betul dapat diaplikasikan oleh masyarakat
di kemudian hari dan tidak terdapat miss dalam proses
pengerjaan nantinya. Program ini dilaksanakan selama kurun
waktu dua minggu pertama program KKN berlangsung. Hal ini
dikarenakan proses desain dan pengukuran membutuhkan
waktu dan masukan dari banyak pihak. Pada program ini, tim
bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Boyolali
yang telah berpengalaman dalam proses desain dan pengerjaan
pembangunan instalasi biogas. Hasilnya diperoleh Detailed
Engineering Design (DED) Unit Instalasi Biogas sebagaimana
terlampir.
1.2. Pemanfaatan Biogas Produksi Instalasi Biogas dari Kotoran
Sapi sebagai Sumber Energi Alternatif untuk Penggunaan
Kompor oleh Masyarakat di Dukuh Tropayan, Desa Catur
No. Sektor : 1.4.05
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Monodisipliner
Klaster : Saintek
Uraian Kegiatan :
Dengan dilakukannya input kotoran dan urine sapi, serta
berbagai senyawa atau substrat organik lainnya pada unit
instalasi biogas, akan diperoleh gas metana setelah proses
peruraian berjalan selama waktu tertentu. Gas metana ini
kemudian ditangkap dan dihubungkan dengan pipa menuju
kompor yang terdapat di rumah warga agar kemudian dapat
dimanfaatkan untuk penggunaan kompor. Dengan menggunakan
biogas ini sebagai energi alternatif, warga dapat menghemat
pengeluaran dan tidak perlu membeli LPG kembali yang
harganya masih relatif mahal. Tim pun membekali warga dengan
pressuremeter dan regulator gas agar penggunaan tetap aman.
Pada tahap awal, pipa biogas hanya dihubungkan ke satu rumah
warga, yaitu rumah Bapak Trubus Djatmiko selaku penanggung
jawab kandang sapi komunal tempat unit instalasi biogas berada.
Seiring waktu, tim berharap pipa dapat didistribusikan ke lebih
banyak rumah lagi.

1.3. Sosialisasi Implementasi Unit Instalasi Biogas dari Kotoran


Sapi di RT 02 Dukuh Tropayan, Desa Catur
No. Sektor : 1.8.03
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Interdisipliner
Klaster : Saintek dan Soshum
Uraian Kegiatan :
Diperlukan adanya sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat
terkait latar belakang pentingnya dibangun unit instalasi biogas
dan cara tepat penggunaannya. Oleh karena itu diadakan
penyuluhan dan sosialisasi dengan mengundang pemateri dari
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali. Di antara pemateri
tersebut adalah Bapak Edi dan Bapak Sugi yang dipimpin oleh
Ibu Suci dari DLH Kab. Boyolali. Sosialisasi ini dilaksanakan pada
Rabu, 7 Agustus 2019. Dihadiri oleh kurang lebih 40 warga
masyarakat serta pengurus RT dan PKK, acara berjalan hangat
dan lancar dengan diselingi games untuk mencairkan suasana
dan istirahat makan.

1.4. Pelaksanaan Science Fair dan Pembinaan Kelestarian


Lingkungan di SD Negeri Wonotoro, Desa Catur
No. Sektor : 1.7.02
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Interdisipliner
Klaster : Saintek, Soshum, dan Agro
Uraian Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 24 Juli 2019 di SD Negeri
Wonotoro, Desa Catur. Program berupa sosialisasi menjaga
kelestarian lingkungan, pendidikan anti-korupsi, serta
penanaman tumbuhan menggunakan media hydrogel kepada
peserta siswa di SD Negeri Wonotoro, Desa Catur. Untuk
kegiatan science fair sendiri dilaksanakan percobaan miniatur
letusan gunung merapi berbahan asam asetat (cuka) dan baking
powder, serta percobaan peluncuran roket air. Kegiatan
berlangsung penuh semangat dan bahagia dengan peserta
setidaknya 80 siswa sekolah dasar.

1.5. Penanaman dan Hibah Aset Biopori di SD N Wonotoro


No. Sektor : 1.1.03
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Monodisipliner
Klaster : Saintek
Uraian Kegiatan :
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 6 Agustus 2019 di SD
Negeri Wonotoro, Desa Catur. Program berupa penanaman
bersama aset biopori sebanyak 2 unit, serta penyerahan hibah
aset berupa 20 unit biopori dan 1 buah bor tanah kepada SD
Negeri Wonotoro, Desa Catur. Kegiatan ini bekesinambungan
dengan program edukasi lingkungan yang sebelumnya telah
dilaksanakan di SDN Wonotoro. Melalui program ini, diharapkan
resapan air pada tanah menjadi lebih optimal, terutama apabila
musim kemarau datang. Kegiatan berlangsung dengan
disaksikan oleh siswa-siswi dan para guru SDN Wonotoro. Serah
terima secara simbolis dilakukan pada akhir kegiatan penanaman
biopori.

1.6. Pembuatan Biodigester Kotoran Sapi Tanam Permanen pada


Kandang Sapi Komunal Dukuh Tropayan, Desa Catur
No. Sektor : 1.8.02
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Monodisipliner
Klaster : Saintek
Uraian Kegiatan :
Setelah melalui proses perencanaan dan perancangan, maka
dilanjutkan ke tahap pembuatan atau pembangunan. Sebuah unit
instalasi biogas memerlukan digester dengan volume tertentu
yang telah diperhitungkan sebelumnya sebagai wadah tempat
terjadinya peruraian senyawa organik pada kotoran sapi.
Biodigester yang dibangun berukuran kurang lebih 12 m3,
dibangun di bawah tanah dengan kedalaman setidaknya 3,5 m.
Dalam pengerjaannya, tim dibantu oleh ahli dan tukang dari Desa
Catur, serta dipantau langsung perkembangannya oleh Pak Edi
dari Dinas LH Kabupaten Boyolali. Pembuatan biodigester ini dari
awal hingga akhir membutuhkan waktu sekiranya tiga minggu
lamanya.
1.7. Pembuatan dan Penyerahan Alat Peraga Roket Air ke MI
Wonotoro, Desa Catur
No. Sektor : 1.5.09
Jenis Program : Pokok Tema
Sifat Program : Monodisipliner
Klaster : Saintek
Uraian Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan pada Rabu, 7 Agustus 2019. Alat peluncur
roket air dibuat dari bahan pipa paralon kemudian dicat
menggunakan semprotan pylox sehingga bernuansa merah
putih. Untuk roket digunakan botol plastik bekas berukuran 1,5 L.
Roket air diluncurkan di MI Wonotoro dengan disaksikan oleh
seluruh santri-santriwati dan guru-guru. Nuansa peluncuran
cukup menyenangkan, walaupun sedikit basah. Kemudian di
akhir kegiatan, dilakukan serah terima alat peraga dari tim KKN-
PPM UGM kepada Kepala MI Wonotoro, Desa Catur.

2. HAMBATAN DAN TANTANGAN


2.1. Hambatan
Secara keseluruhan pelaksanaan program, puji syukur
kepada Tuhan YME tidak terdapat hambatan yang begitu
signifikan sehingga dapat menghalangi berjalannya program.
Hambatan yang ditemukan selama menjalankan program adalah
hambatan-hambatan minor, di antaranya:
a. Beberapa anggota tim KKN-PPM UGM kesulitan
berkomunikasi menggunakan bahasa daerah atau bahasa
jawa sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan
program.
b. Padatnya jadwal kegiatan dan program sehingga diperlukan
koordinasi dan pembagian tanggung jawab yang optimal
dalam menjalankan keseluruhan program yang ada.
c. Hambatan dalam menentukan waktu pertemuan dikarenakan
jadwal beberapa kelompok masyarakat yang berbeda-beda
sehingga diperlukan sosialisasi jauh-jauh hari akan program
tertentu.
d. Banyaknya kegiatan non-program yang menjadi tanggung
jawab tim KKN-PPM UGM juga untuk ikut berpartisipasi dan
meramaikan di samping padatnya program KKN-PPM dan
perlunya menyusun laporan-laporan serta pengisian kartu-
kartu KKN-PPM UGM.

2.2. Tantangan
Dalam melaksanakan program yang telah direncanakan
sebelumnya, terdapat berbagai tantangan di antaranya:
a. Program utama yang dirancang (program instalasi biogas)
merupakan program yang membutuhkan dana cukup besar
dan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.
Namun, program ini diharapkan dapat membawa manfaat
yang nyata pada berbagai sektor (lingkungan, energi
alternatif, pertanian, dll) dan berkesinambungan secara terus
menerus dalam jangka waktu yang panjang.
b. Desa Catur merupakan desa yang tergolong sudah cukup
maju infrastruktur dan teknologi pertaniannya. Maka dari itu,
mencari dan mengembangkan terobosan baru yang
sebelumnya belum ada atau belum diketahui oleh masyarakat
menjadi tantangan tersendiri bagi tim KKN-PPM UGM di Desa
Catur.

3. JEJARING KEMITRAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


3.1. Jejaring Kemitraan
Pada keseluruhan pelaksanaan program, tim KKN-PPM
UGM banyak bekerjasama dan dibantu oleh mitra kerja di
antaranya sebagai berikut:
a. Pihak Pemerintah Desa Catur, Kec. Sambi, Kab. Boyolali
melalui Kades, Sekdes, Bayan/Kadus, serta perangkat desa
lainnya. Bantuan diberikan berupa pendampingan, dukungan
moril, maupun dukungan materiil berupa dana.
b. Pihak Kelompok Tani Budi Rahayu melalui ketua poktan,
Bapak Trubus Djatmiko, selaku Kelompok Tani tempat
dibangunnya instalasi biogas yang menjadi program tim
KKN-PPM UGM. Poktan Budi Rahayu sangat terbuka dan
mendukung program KKN-PPM UGM, serta berkomitmen
kuat untuk terus menjaga dan mengembangkan
keberlangsungan instalasi biogas yang telah dibangun di
kandang sapi komunal Dukuh Tropayan, Desa Catur.
c. Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali yang
telah banyak membantu dalam pendampingan, sosialisasi,
hingga dukungan berupa hibat aset.
d. PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu
Boko selaku mitra KKN-PPM UGM Unit JT-157.

3.2. Peran Serta Masyarakat


Selama menjalankan program KKN-PPM, masyarakat
menerima dan berpartisipasi aktif untuk mendukung dan menjadi
bagian dari acara. Dalam kaitannya terutama program-program
yang melibatkan masyarakat secara masif seperti kegiatan-
kegiatan maupun sosialisasi dan penyuluhan. Tim KKN-PPM
UGM pun banyak mendapat masukan dari masyarakat terkait
permasalahan dan kebutuhan. Bahkan terdapat masyarakat yang
berperan nyata dalam menyukseskan salah satu program KKN-
PPM yang berawal dari keresahan pribadi. Tanpa adanya peran
serta masyarakat, program KKN PPM menjadi tidak berarti dan
kehilangan jiwanya. Masyarakat berperan sebagai fasilitator,
peserta, sekaligus rekan kerja tim selama kegiatan KKN-PPM
berlangsung.

4. KETERLIBATAN DALAM MASYARAKAT


Selain menjalankan program-program pokok, tim KKN-PPM
UGM pun berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di
Desa Catur. Rutin menghadiri rapat RT, rapat PKK, mengisi pengajian,
mengisi kegiatan terkait tujuhbelasan, upacara-upacara, dan lain
sebagainya. Tim KKN-PPM UGM pun berusaha bersosialisasi sebaik
mungkin dengan masyarakat sekitar dengan melakukan sowan dengan
maksud dan tujuan agar lebih terjalinnya hubungan yang hangat dengan
warga masyarakat sekitar, serta terjadi komunikasi dua arah agar kedua
belah pihak lebih saling mengenal.
Tim KKN-PPM UGM juga berkesempatan menghadiri acara
wayangan dalam rangka tasyakuran yang diadakan oleh salah satu guru
besar FH UGM, Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.Hum., selaku tokoh
masyarakat dari Kecamatan Sambi. Pada lain kesempatan, tim KKN-
PPM UGM pun menjadi bagian dari kepanitiaan konser dangdut dan
pasar malam di Desa Catur yang menghadirkan artis dan group dangdut
yang cukup dikenal di kalangan masyarakat setempat.

5. TEMUAN BARU DAN UNIK DALAM HAL KEBUDAYAAN ALAM,


TEKNOLOGI LOKAL, DAN BUDAYA
Desa Catur dikenal sebagai kampung tani yang pertanian
padinya sudah sangat maju dan settle. Salah satu program pokok tim
KKN-PPM UGM Unit Sambi adalah pembanguna unit instalasi biogas
dari kotoran sapi. Unit instalasi biogas ini merupakan hal baru dan
pertama kali ada di Desa Catur. Hal ini menjadi inisiatif karena terdapat
kandang sapi komunal dengan jumlah sapi lebih dari 12 ekor di Dukuh
Tropayan, Desa Catur. Kotoran sapi yang dihasilkan berpotensi untuk
dikembangkan menjadi alternatif energi terbarukan. Pada tahap awal
dilakukan studi banding ke Desa Sruni, Kec. Musuk, Kab. Boyolali yang
sudah jauh lebih dulu mengembangkan instalasi biogas dari kotoran
sapi.

6. POTENSI PENGEMBANGAN/KEBERLANJUTAN
Program instalasi biogas tersebut diharapkan dapat menjadi opsi
pengembangan keberlanjutan di Desa Catur. Program ini diproyeksikan
pada awalnya agar menjadi program percontohan kepada masyarakat
sekitar agar tertarik membangun instalasi biogas setelah melihat
manfaat yang diberikan. Hal ini karena pada dasarnya banyak warga
masyarakat yang memiliki ternak sapi, kambing, maupun ayam namun
belum memanfaatkan kotorannya secara optimal dan ramah lingkungan.
Energi alternatif biogas yang dihasilkan adalah energi yang dapat
dimanfaatkan secara terus menerus dan berkelanjutan oleh warga,
sehingga penggunaan LPG dapat dikurangi. Unit instalasi biogas ini
menjadi alternatif solusi bukan hanya untuk menekan pengeluaran
ekonomi, tetapi juga permasalahan lingkungan, kebutuhan energi, serta
hasil sampingnya (digestat) dapat digunakan sebagai pupuk organik
untuk kemakmuran pertanian.

7. PENGAYAAN BATIN DAN PETUALANGAN KEMANUSIAAN


Selama kurang lebih 48 hari tim KKN-PPM UGM menjalankan
program dan kegiatan di Kecamatan Sambi tepatnya di Desa Catur,
penulis mendapatkan banyak pengalaman berharga dan nilai-nilai
mutiara kehidupan yang dapat dipetik. Belajar dari totalitas dan
ketulusan masyarakat dalam menjalani kehidupan dan menyambut
hangat kehadiran kami. Belajar tangguh dan tanggap dari gigihnya para
petani dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang menerpa.
Nilai-nilai budaya dan spiritualitas pun dijunjung tinggi oleh
masyarakat Desa Catur. Penulis belajar bagaimana pengayaan dan
pengamalan salah satunya nilai-nilai keagamaan di Desa Catur sangat
total dan menyeluruh. Dari hal-hal kecil seperti bagaimana seorang
gembala bebek dengan konsisten menggembala bebeknya setiap pagi
dan sore hari, menemani bebek-bebek mandi di sungai, penulis belajar
bagaimana arti penting dari hidup ini bukan hanya hal-hal besar, tetapi
kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan secara konsisten dan terus
menerus.
II. KESIMPULAN
Selama kurang lebih 48 hari di lokasi KKN-PPM, program yang
sebelumnya telah dirancang dapat berjalan dengan cukup baik. Penulis
bersama dengan tim berhasil menjalankan total 7 program pokok tema
sebagaimana diuraikan pada bagian pertama. Segala bentuk dukungan dan
bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Desa maupun masyarakat berperan
sangat penting dalam kesuksesan berjalannya program KKN-PPM UGM.
Tingkat partisipasi warga dalam program pun dapat dikatakan sangat baik,
melihat ramai dan aktifnya warga mengikuti program yang diselenggarakan
oleh tim KKN-PPM UGM.
Kegiatan KKN-PPM UGM yang dilaksanakan di Desa Catur, Kec.
Sambi, secara keseluruhan dan prinsipnya bertujuan untuk memberikan
pemberdayaan yang berkelanjutan kepada warga masyarakat setempat.
Diharapkan dengan adanya program-program demikian warga masyarakat
dapat selangkah lebih maju dalam mencapai masyarakat yang unggul,
swadaya, dan mandiri.
Selain itu, KKN-PPM UGM menjadi pembelajaran tersendiri bagi penulis
dan mahasiswa anggota tim KKN-PPM UGM lainnya. Nilai-nilai dan jaringan
yang didapat merupakan aset berharga dan menjadi pegangan bagi penulis
dalam mendalami dan terjun kepada masyarakat kelak. Pengalaman yang
didapat dari menjalankan program KKN-PPM diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan keterampilan penulis dan tim sebagai mahasiswa dalam
terus mengabdi kepada bangsa dan negara.
III. SARAN
Adapun setelah menjalani program KKN-PPM UGM selama lebih kurang 48
hari di lokasi, penulis menyampaikan saran-saran terkait pelaksanaan sebagai
berikut:
1. Perlu adanya survei dan observasi yang matang dan menyeluruh dalam
penyusunan rancangan program dan kegiatan sejak jauh-jauh hari. Hal ini
agar program yang dijalankan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan
masyarakat dan tidak salah sasaran.
2. Jika memungkinkan, ajukan program kemitraan seluas-luasnya. Dengan
bantuan baik materiil maupun imateriil dari mitra-mitra yang ada,
menjalankan program menjadi lebih mudah dan tepat sasaran.
3. Perlu adanya kontrol setelah penarikan tim KKN-PPM UGM dari lokasi pada
program-program tertentu yang sifatnya jangka panjang dan berkelanjutan.
4. Orang tua siswa dan guru diharapkan membantu mendampingi putra-putri
siswa-siswi dalam mengkhayati dan mengamalkan pembelajaran yang
telah disampaikan oleh tim dalam berbagai program yang terlaksana.
IV. LAMPIRAN
1. Perencanaan dan Perancangan Unit Instalasi Biogas dari Kotoran
Sapi di Dukuh Tropayan, Desa Catur

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Detailed
Engineering
Design
potongan
tampak
samping dari
instalasi
biogas
kotoran sapi

Sumber: DLH Kab.


Boyolali

2 Detailed
Engineering
Design
potongan
tampak atas
dari instalasi
biogas
kotoran sapi

Sumber: DLH Kab.


Boyolali
3 Ringkasan
Rencana
Anggaran
Biaya (RAB)
Pembangunan
Instalasi
Biogas Ternak
menggunakan
Dana Desa

Sumber: DLH Kab.


Boyolali

2. Pemanfaatan Biogas Produksi Instalasi Biogas dari Kotoran Sapi


sebagai Sumber Energi Alternatif untuk Penggunaan Kompor oleh
Masyarakat di Dukuh Tropayan, Desa Catur

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Instalasi pipa
PVC yang
menghubungkan
biodigester
dengan kompor
di rumah warga
beserta kran
kontrol

Sumber: Dokumentasi
Penulis
2 Warga saat
mencoba
kompor yang
dialiri biogas
hasil produksi
biodigester

Sumber: Dokumentasi
Penulis

3 Kran yang
dipasang dekat
kompor untuk
membuka dan
menutup aliran
biogas ke
kompor

Sumber: Dokumentasi
Penulis

3. Sosialisasi Implementasi Unit Instalasi Biogas dari Kotoran Sapi di


RT 02 Dukuh Tropayan, Desa Catur

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Sosialisasi terkait
instalasi biogas
tahap awal oleh
petugas DLH Kab.
Boyolali kepada
anggota dan
pengurus Poktan
Budi Rahayu pada
tanggal 11 Juli
2019 di Sekretariat
Poktan Budi
Rahayu

Sumber: Dokumentasi
Penulis
2 Sosialisasi pasca
proyek instalasi
biogas selesai oleh
DLH Kab. Boyolali
kepada warga RT
02 Dukuh
Tropayan, Desa
Catur pada tanggal
7 Agustus 2019 di
salah satu rumah
warga

Sumber: Dokumentasi
Penulis

4. Pelaksanaan Science Fair dan Pembinaan Kelestarian Lingkungan di


SD Negeri Wonotoro, Desa Catur

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Foto bersama siswa-


siswi pasca acara di
SD Negeri Wonotoro,
Desa Catur

Sumber: Dokumentasi Penulis


2 Saat kegiatan
penanaman bibit
dengan hydrogel di
SD Negeri Wonotoro

Sumber: Dokumentasi Penulis

3 Miniatur gunung
berapi buatan dari
koran, letusan dibuat
dari campuran asam
cuka dengan soda
pengembang kue

Sumber: Dokumentasi Penulis

4 Saat percobaan roket


air di lapangan

Sumber: Dokumentasi Penulis


5. Penanaman dan Hibah Aset Biopori di SD N Wonotoro

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Pembuatan biopori
menggunaka pipa PVC
4 inchi

Sumber: Dokumentasi Penulis

2 Mengambil hibah aset


biopori dari DLH kepada
SD Negeri Wonotoro,
diantar bersama Bapak
Sekdes

Sumber: Dokumentasi Penulis

3 Penanaman biopori di
pekarangan rumah
warga

Sumber: Dokumentasi Penulis


4 Penyerahan hibah aset
biopori kepada SD
Negeri Wonotoro

Sumber: Dokumentasi Penulis

6. Pembuatan Biodigester Kotoran Sapi Tanam Permanen pada


Kandang Sapi Komunal Dukuh Tropayan, Desa Catur

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Tahap awal penggalian


lubang untuk pemasangan
biodigester (hari ke-3)

Sumber: Dokumentasi Penulis

2 Setelah lubang mulai


memenuhi kedalaman
yang dibutuhkan, kurang
lebih 3 meter di bawah
permukaan tanah (hari ke-
5)

Sumber: Dokumentasi Penulis


3 Saat dome biodigester
dan wadah outlet
biodigester telah selesai
dicor/semen (hari ke-14)

Sumber: Dokumentasi Penulis

4 Diskusi peninjauan dan


pengecekan kembali
terkait progress
pembuatan biodigester
dan langkah-langkah yang
perlu dilaksanakan
selanjutnya (hari ke-15)

Sumber: Dokumentasi Penulis

5 Setelah dilakukan
penutupan serta
pemasangan pipa yang
menghubungkan
biodigester dengan
kompor di rumah warga
dan kran untuk kontrol

Sumber: Dokumentasi Penulis


7. Pembuatan dan Penyerahan Alat Peraga Roket Air ke MI Wonotoro,
Desa Catur

No Lampiran (Dokumentasi/Output) Keterangan

1 Penyerahan alat peraga


permainan roket air
kepada MI Wonotoro.
Diterima oleh kepala MI
Wonotoro, Desa Catur

Sumber: Dokumentasi Penulis

2 Foto bersama tim KKN-


PPM UGM Desa Catur
dengan jajaran guru
pasca kegiatan di MI
Wonotoro, Desa Catur

Sumber: Dokumentasi Penulis

Anda mungkin juga menyukai