Materi Semiotika
Materi Semiotika
Film layaknya sebuah dongeng selalu mengenai sebuah cerita, baik fiksi
maupun non fiksi. Dongeng lebih dulu hadir mengawali munculnya film.
Dalam dongeng diceritakan bagaimana seorang bercerita dan berbagi
pengalaman, imajinasi maupun pengetahuan kepada orang lain, baik dalam
jumlah kecil atau banyak. Cerita yang disampaikan berkembang dari waktu ke
waktu melalui berbagai medium. Sebut saja Wayang, Tobradour dan masih
banyak lagi, kemudian yang paling baru adalah film. Cerita yang disampaikan
dalam dongeng pada dasarnya adalah sebuah narasi, baik narasi waktu maupun
narasi peristiwa. Film memiliki karakteristik yang kurang lebih seperti itu,
karena selalu mengandung kedua narasi tersebut. Ungkapan ini memberikan
sebuah ruang interpretasi mengenai tanda-tanda yang muncul dalam kedua
narasi tersebut. Tak ayal, film dipastikan mengandung pertanyaan mengenai
tanda dan makna. Fenomena ini membuat semiotika sebagai sebuah disiplin
ilmu memberikan sebuah penawaran pemaknaan terhadap film.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, semiotika banyak dijadikan sebagai sebuah acuan
dalam membaca tanda dalam film. Film “Au Hasard Balthazar” merupakan
sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Robert Brensson pada
tahun1966. Film ini menceritakan mengenai kisah keledai yang teraniaya
bernama Balthazar. Kisah ini juga merupakan cerminan dari kisah seorang
perempuan bernama Marie yang memberi nama pada keledai itu. Keledai
sebagai stereotype binatang bodoh dan dungu digambarkan memiliki
kemampuan mengingat dan ikatan emosional dengan orang-orang yang peduli
kepadanya. Namun dalam artikel ini tidak membahas keseluruhan dari film
yang dianggap fenomemal pada masanya itu, namun akan mengambil sebagian
kecil sebagai bahan kajian, yaitu mengenai semiotika waktu (semiotic of time)
dalam film tersebut. Melalui sebuah narasi waktu dan peristiwa, film ini
memiliki beberapa penanda yang mengandung makna tertentu. Menurut Marcel
Danesi (2010), narasi adalah teks yang terdiri dari penanda-penanda yang
dicirikan dengan beberapa aspek, yaitu plot, setting dan karakter.
Narasi waktu
Cerita ini menyajikan sebuah dongeng panjang yang dipadatkan oleh durasi,
yaitu durasi film selama kurang lebih 01.30 menit. Durasi yang dimampatkan
juga ditunjukkan oleh pergantian waktu yang berselang beberapa menit untuk
menggantikan beberapa tahun yang telah berlalu. Setelah menghabiskan masa
kanak-kanak yang membahagiakan Marie dan Jaques berpisah. Pada time code
ke 00:05:58 Jacques menyampaikan salam perpisahan kepada Marie dan
Balthazar karena keluarganya harus pindah. Sebelum pergi Jacques berkata
“see you next year” kemudian melambaikan tangan kepada mereka. Kemudian
gambar yang muncul adalah dissolve to seorang laki-laki yang mencambuk
Balthazar. Transisi gambar yang digunakan ini menunjukkan sebuah pergantian
waktu. Merujuk pada salam perpisahan, maka kata “bertemu tahun depan”
telah ditemukan pada masa itu, yaitu dimana ketika Balthazar berada di tangan
majikan baru. Artinya tahun depan yang tidak menentu pada pertemuan
kembali hadir disaat Balthazar dipelihara secara kejam oleh majikannya.
Narasi peristiwa
Berbagai peristiwa telah dilalui oleh mereka bersama dengan waktu, tempat
dan cerita masing masing. Begitu juga dengan Jaques yang kembali karena
perjanjiannya dengan Marie yang dituliskan di bangku dekat rumahnya. Jaques
mengajak Marie untuk menikah, namun ditolak karena Marie merasa
perasaanya sudah tidak sama lagi seperti ketika masih kecil. Kehidupan Marie
berbeda dengan yang diharapkan waktu kecil, karena merasa dirinya tidak baik
untuk Jaques. Meskipun Jaques bersikukuh untuk tetap menikahi Marie dengan
kondisinya sekarang ini, namun tetap ditolaknya karena apa yang terjadi dan
janji masa lalu berbeda dengan saat itu. Duduk berdua di bangku yang sama
pada saat kecil dan saat dewasa merupakan sebuah narasi peristiwa yang
panjang. Masa lalu dengan durasi panjangnya memberikan makna perubahan,
selain perubahan fisik perubahan segalanya berdampak juga pada perubahan
perasaan. Perubahan yang terjadi terus menerus tersebut oleh Henri Bergson
disebut sebagai duree (dalam Yasraf A. Pilliang, 2013). Duree adalah
perubahan terus menerus yang heterogen atau becoming. Duree tidak dapat
diubah karena selalu menuju kepada masa depan. Secara terus menerus duree
menciptakan kebaruan dan secara intrinsik sangat sulit untuk diprediksi karena
merupakan sumber yang tidak pernah habis dari kebebasan.
Ketika Jaques mencari Marie di rumahnya, ibunya menjawab “Marie pergi dan
tak akan pernah kembali”. Durasi akan muncul kembali menjadi pemisah,
sehingga akan muncul narasi baru dari durasi baru. Misalkan saja mereka
bertemu kembali , maka akan muncul durasi baru dan narasi baru. Namun
ucapan itu merupakan penanda bahwa narasi telah usai bersamaan dengan
kepergian Marie. Begitu juga dengan yang dialami oleh Balthazar, ia
mengakhiri narasi dari durasi panjang kisah hidupnya. Kisah hidup yang
berdekatan dengan Marie. Peristiwa kematian adalah akhir dari cerita, hal ini
menandakan penanda waktu pada kehidupan Balthazar telah usai, maka ia tidak
akan memiliki narasi peristiwa dan waktu lagi. Balthazar yang mati di sebuah
perbukitan dan dikelilingi domba-domba ingin menggambarkan bahwa dunia
tidak lagi bersamanya, sekumpulan domba telah pergi meninggalkannya
dengan kisah hidupnya.
Daftar Pustaka