Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

I. Lokasi dan Waktu Praktikum


Hari, tanggal : Kamis, 21 November 2019
Waktu : Pukul 07.30 WIB – selesai
Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang
II. Tujuan
a. Dapat menentukan titik lembek aspal berkiasar antara 30 – 200 derajat.
b. Dapat menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian titik lembek aspal dengan benar.
c. Dapat menggunakan alat dengan trampil.
III. Dasar Teori
Titik lembek adalah suhu pada tekanan dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan
aspal hingga aspal tersebut menyentuh plat dasar

IV. Peralatan
a. Termometer
b. Cincin kuningan,
c. Bola baja
d. Alat pengarah bola
e. Bejana gelas
f. Dudukan benda uji
g. Penjepit
h. Pengukur waktu
i. Pemanas atau hotplate.

Specifikasi Termometer
Nama ASTM Softening Point ASTM High Softening Point
Termometer ASTM No. 15 C 15 F 16 C 16 F
Terendah Seluruh Seluruh Seluruh Seluruh
Daerah pengukuran 2º sampai 80º 30ºF sampai 30ºC sampai 85 ºF sampai
C 180ºF 200 ºC 392 ºF
Skala terkecil 0,2 ºC 0,5ºF 0,5ºC 1 ºF
Skala terbesar 1ºC 1ºF 5 ºC 10 ºF
Kesalahan karena 0,2 ºC 0,4ºF 0,3ºC 0,5 ºF
pembacaan skala
(maksimum)
Standarisasi Es dan tiap 20 Es dan tiap Setiap 20 ºF Setiap 70 ºF
ºC 40ºF
Panjang seluruhnya (B) 397 mm 397 mm
Diameter batang (C) 6,0 sampai 7,0 mm 6,0 sampai 7,0 mm
Diameter bagian ujung (E) 4,5 sampai 5,5 mm 4,5 sampai 5,5 mm
Diameter bagian cairan (D) 9,0 sampai 14 mm 9,0 sampai 14 mm
Jarak ujung bawah tempat 0ºC 32ºF 30 ºC 86 ºF

Cairan ke garis (F) 75 sampai 90 mm 75 sampai 90


80ºC 175ºF 200 ºC 392 ºF
Derajat pada jarak (G) 333 sampai 354 mm 333 sampai 354 mm
Ruang penampung cairan Cincin gelas Cincin gelas
V. Benda Uji
a. Panaskan benda uji perlahan lahan sambil diaduk terus menerus hingga cair merara.
Pemanasan dn pengadukan dilakukan perlaha lanan agar gelembung gelembung udara
tidak masuk. Suhu pemanasan untuk ter tidak bileh melebihi 56 derajat C diatas titik
lembek, untuk aspal tidak lebih dari 111 derajat C diatas titik lembek
b. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakkan kedua
cinxi tersebut di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan campuran talk dan
sabun
c. Tuangkan contoh ke dalam 2 buah cincin, diamkan pada suhi sekurang-kurangnya 8
derajat C di bawah titik lembeknya sekurang- kurangnya selama 30 menit
d. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau atau spatula
yang telah dipananskan

VI. Prosedur Pelaksanaan


a. Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas dudukannya dan letakkan pengarah bola
diatasnya. Kemudian masukan seluruh perlatan tersebut kedalam bejana gekas. Isilah
bejana dengan air suling baru dengan suhu (5+- 1) derajat C, sehingga tinggi
permukaan air antara 101.6 mm sampai 108 mm. Letakan termometer yang sesuai
untuk pengujian ini diantara kedua benda uji (kurang lebih 12.7 mm) dari tiap cincin.
Aturlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga menjadi
25,4 mm.
b. Letakan bola-bola baja yang bersuhu 5 derajat C diatas dan ditengah tengah
permukaan masing-masing benda uji dengan memakai penjepit
c. Panaskan bejana dengan kenaikan suhu 5 derajat C per menit. Kecepatan pemanasan
ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan rata rata dari awal sampai akhir
pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak
boleh melebihi 0.5 derajat C

VII. Pelaporan

Kelompok :3 Tanggal : 21 November 2019

Jurusan : Teknik Sipil Pengajar : Qomariah , BS,MT

No Suhu yang diamati Waktu Titik lembek


(ºC) (detik) (ºC)
I II I II
1. 5 73 73 5 5
2. 10 126 126 10 10
3. 15 170 170 15 15
4. 20 219 219 20 20
5. 25 262 262 25 25
6. 30 318 318 30 30
7. 40 398 398 40 40
8. 45 446 446 45 45
9. 50 493 493 50 50
10. 55 529 539 48 49

Kesimpulan :

1. Dari tabel diatas, aspal mulai melembek pada suhu 48 (ºC) untuk benda uji I dan pada
suhu 49 (ºC) pada benda uji II
2. Menurut Bina Marga Titik lembek untuk campuran aspal pen 60 yang di isyaratkan
adalah 48°C - 58°C aspal pen 40 adalah min 51 ºC dan Max 63 ºC. hasil pengujian
didapat aspal mulai melembek pada suhu 48 ºC dan 49 ºC pada 2 buah benda Uji
3. Titik lembek 48 ºC dan 49 ºC, memenuhi persyaratan pen 60 berdasarkan RSNI S-01-
2003
DOKUMENTASI
PENGUJIAN PENETRASI BAHAN – BAHAN BITUMEN
I. Lokasi dan Waktu Praktikum

Hari, tanggal : Kamis, 21 November 2019


Waktu : Pukul 07.30 WIB – selesai
Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang

II. Tujuan

a. Dapat menentukan nilai penetrasi bitumen keras atau lembek ( solid atau semi solid )
b. Dapat menjelaskan prosedur pelakasanaan pengujian penetrasi bitumen keras atau lembek
dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam
bitumen pada suhu tertentu
c. Dapat menggunakan peralatan dengan trampil

III. Dasar Teori

Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui konsistensi aspal.


Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan aspal yang snagat dipengaruhi oleh suhu.
Untuk aspal keras atau lembek penentuan konsistensi dilakukan dengan penetrometer.

Konsistensi dinyatakan dengan angka penetrasi, yaitu masuknya jarum penetrasi


dengan bebab tertentu ke dalam benda uji aspal pada suhu tertentu selama 5 detik. Penetrasi
dinyatakan dengan angka dalam satuan 1/10 mm. Bila jarum penetrasi masuk sedalam 10
mm, dinyatakan aspal tersebut mempunyai angka penetrasi 100. Jadi semakin tinggi angka
penetrasi semakin lembek aspal tersebut. Penentuan dengan cara ini sangat efektif terhadap
aspal dengan angka penetrasi berkisar 50 – 200.

IV. Peralatan

a. Termometer
b. Penetrometer yang dapat menggerakan pemegang jarum naik turun tana gesekan dan
dapat mengukur penetrasi hingga 0.1 mm.
c. Jarum penetrasi terbuat dari stainless steel mutu 440 C, atau HRC 54 sampai 60. Ujung
jarum harus bebentuk kerucut terpancung.
d. Cawan berbentuk silinder dengan dasar rata
e. Bak perendam
f. Nampan air untuk merendam benda uji dan memiliki tinggi yang cukup untuk merendam
benda uji tanpa bergerak.
g. Pengukur waktu
V. Prosedur pelaksanaan

a. Panaskan aspal hingga suhu mencapai 150 derjat.


b. Tuang aspal kedalam cawan silender dengan batas ketinggian 1 cm
c. Siapkan nampan berisi air dengan ketinggian air cukup
d. Rendam benda uji ke dalam nampan berisi air selama 1,5 – 2 jam hingga dingin
e. Siapkan penetrometer lengkap dengan jarum yang masih dapat berfungsi dengan baik
f. Siapkan penghitung waktu ( stopwatch )
g. Pastikan dimulai dari 0 mm
h. Jatuhkan jarum selama 5 detik
i. Mencatat kedalaman jarum

Catatan :
a. Apabila pembacaan stop watch lebih dari 5 detik. Hasil tersebut dianggap tidak valid
( diabaikan )

VI. Pelaporan

Kelompok : 3 Tanggal : 21 November 2019

Jurusan : Teknik Sipil Pengajar : Qomariah , BS,MT

Data Pengujian Penetrasi

Pembacaan Penetrasi Benda Uji


No. ( mm )
Bacaan
I II
( Penetrometer Manual ) ( Penetrometer Otomatis )
1 104 94
2 115 99/
3 116 104
4 119 105,5
5 130 99,5
6 127 101
7 123,5 101,5
8 126,5 104,5
9 132 113
10 132,5 100,5

Rata-Rata penetrasi : 112,375


Kesimpulan :
dari hasil pengujian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai penetrasi aspal rata-rata adalah 112,375 mm
2. Dilihat dari golongan kekentalan dan kekerasan aspal benda uji digolongkan ke dalam
aspal pen 120/150 dengan penurunan jarum penetrometer antara 120-150. Karena rata-
rata nilai penetrasi aspal 112,375 mm mendekati angka 120 jadi bisa digolongkan ke
dalam aspal pen 120/150.
DOKUMENTASI
PENGUJIAN BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER

I. Lokasi dan Waktu Praktikum


Hari, tanggal : Kamis, 21 November 2019
Waktu : Pukul 07.30 WIB – selesai
Lokasi : Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang

II. Tujuan
a. Dapat menentukan nilai berat jenis bitumen keras ter dengan piknometer
b. Dapat menjelasakan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis bitumen keras
dengan benar
c. Dapat membandingkan antara berat bitumen dan berat air suling dengan isi yang
sama pada suhu tertentu
d. Menggunakan peralatan dengan trampil

III. Dasar Teori

Berat jenis aspal tanpa campuran, biasanya berkisar antara 1, 025 – 1.035
pada suhu 25 derajat. Makin keras aspal umumnya berat jenisnya semakin tinggi.
Berat jenis dapat diepengaruhi oleh perubahan suhu dan pemuaian yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan volume

Nilai berat jenis aspal dibutuhkan untuk membuat bermacam – macam variasi
campuran aspal atau untuk jenis – jenis pengujian aspal lainnya.

IV. Peralatan

a. Termometer
b. Bak perendam
c. Nampan air
d. Piknometer
e. Air suling

V. Prosedur pelaksanaan

a. Panaskan aspal hingga suhu mencapai 150 derajat


b. Sambil menunggu siapkan 2 buah piknometer
c. Bersihkan piknometer hingga tidak ada air sama sekali atau noda yang lain
d. Timbang piknometer + penutup
e. Timbang piknometer + air + penutup
f. Tuangkan aspal ke dalam piknometer dengan menggunakan corong yang tersedia
dengan syarat aspal tidak melebihi tulisan 50 ml ( pas bagian atas tulisan 50 ml )
g. Rendam benda uji ( tanpa penutup ) ke dalam nampan air yang telah disiapkan.
h. Tunggu hingga kurang lebih 30 menit.
i. Timbang Benda uji ( Piknometer Berisi Aspal ) + Penutup
j. Berikan air suling kedalam benda uji hingga penuh
k. Diamkan benda uji ( Piknometer berisi aspal + air ) di dalam nampan air selama
30 menit
l. Timbang benda uji ( Piknometer berisi aspal + air ) + penutup

VI. Pelaporan

Data Pengujian Berat Jenis Aspal

Kelompok :3 Tanggal : 21 November 2019


Jurusan : Teknik Sipil Pengajar : Qomariah BS,MT

Pemeriksaan Benda Uji


I II
Berat Piknometer + Penutup 30,9 32,1
Berat Piknometer + Air + Penutup 80,8 82,2
Berat Piknometer + Aspal + Penutup 64,2 66,6
Berat Piknometer + Aspal + Air + Penutup 81,9 83,3
Berat Jenis Aspal = 1,034 1,033

Berat Jenis Aspapl Rata - rata 1,0335

Catatan : Temperatur ruang = 25 derajat

Kesimpulan: 1. Rata-Rata benda uji I = 64,45


Rata-Rata benda uji II = 66,05

2. BJ (aspal) = (C-A)÷(B-A)-(D-C)
Maka, BJ I = 33,3÷(49,9-17,7) = 1,034 g/m²
BJ II = 34,5÷(50,1-16,7) = 1,033 g/m²
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai