Laporanku
Laporanku
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Kerja Praktik ini.
Kerja praktik ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib di tempuh
di Prigram Studi S1 Arsitektur Universitas Tadulako. Laporan kerja ini disusun
sebagai pelengkap kerja praktek yang telah dilaksanakan lebih kurang 120 jam di
PT. SOLUSI UTAMA KONSULTAN sebagai konsultan pengawas.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan masukan kepada penulis. Unutk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat pengetahuan dan pengalaman
penulis masih kurang. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Terimakasih.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan kerja praktik profesi adalah agar mahasiswa dapat
melihat dan mempelajari secara nyata proses yang terjadi di lapangan dan dapat
memperluas wawasan dari teori yang didapatkan dalam kelas
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktik profesi adalah agar mahasiswa dapat
mengimplementasikan teori yang telah didapat dan dapat meningkatkan wawasan
dalam lingkungan kerja setelah menyelesaikan pendidikannya.
1.2.3 Manfaat
Mata kuliah ini bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan
keterampilan mahasiswa dalam mempraktikkan profesinya.
Metode yang diterapkan pada kerja praktek profesi ini adalah sebagai berikut :
1. Metode indentifikasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung
(data primer), proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan berdasarkan
keadaan yang terjadi pada saat kegiatan kerja praktek berlangsung.
Bab I. PENDAHULUAN
Bab 5. PENUTUP
Bab ini berisi pembahasan tentang kesimpulan dari lapora praktek profesi dan
juga saran untuk praktek profesi.
Persyaratan objektif
Persyaratan fungsional
Persyaratan prosedural
10 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Mengawasi dan meneliti ketepatan dari semua pengukuran/rekayasa
lapangan yang dilakukan oleh Kontraktor dengan maksud agar Kuasa
Pengguna Anggaran memungkinkan untuk menentukan hal-hal yang
diperlukan menyangkut pekerjaan pengembalian kondisi dan
pemeliharaan rutin serta rekayasa terperinci lainnya untuk pekerjaan
utama.
Membuat rekomendasi kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk
menerima atau menolak pekerjaan atau material yang mutunya
diragukan.
Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai Kontraktor pada lembar
rencana kemajuan pekerjaan (Progress Schedule) yang telah disetujui.
Memonitor dengan teliti semua kuantitas/kualitas hasil pengukuran
yang disampaikan.
Memberi rekomendasi kepada Kuasa Pengguna Anggaran
menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap Sertifikat Pembayaran Bulanan
Kontraktor (Monthly Payment Certificates).
Memberi keterangan lengkap, termasuk sketsa-sketsa yang benar
serta perhitungan yang diperlukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
sebagai bahan untuk mengeluarkan perintah perubahan pekerjaan.
Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan analisa/
perhitungan konstruksinya atau kuantitasnya yang dibuat oleh
Kontraktor sebelum pelaksanaan.
Menyusun/memelihara arsip korespondensi Kegiatan, laporan
mingguan, bagian kemajuan pekerjaan, pengukuran, dan lain-lain.
Membuat laporan bulanan mengenai kemajuan fisik dan keuangan dari
Kegiatan yang ada dibawah wewenangnya, dan menyerahkan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran tepat pada waktunya.
b. Administrasi / Operator komputer.
Bertugas sebagai pendukung kelancaran proses administrasi selama masa
pengawasan sampai selesainya proses pengawasan
11 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
2.5 Hak Dan Wewenang Konsultan Pengawas
12 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Memeriksa keadaan di lapangan (proyek) serta mengadakan penilaian
atas ketepatan dalam rancangan yang telah disepakati untuk disesuaikan
dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.
Memberikan rekomendasi atau saran-saran atas perencanaan pekerjaan
kepada pengguna anggaran atau perubahan-perubahan (addendum)
untuk pelaksanaan pekerjaan tambahan atau pengurangan serta rencana
kerja serta program kerja mendapat persetujuan oleh pemimpin
kegiatan/pengguna anggaran.
Menilai kemampuan atas pemakaian antara lain : bahan, material, tenaga
kerja yang akan disediakan, serta cara kerjanya sehubungan dengan
besar tingkat pekerjaan yang ditargetkan.
Mengevaluasi program kegiatan perencanaan konstruksi fisik yang
disusun yang meliputi program pencapaian sasaran konstruksi,
penyediaaan dan pengunaan peralatan dan perlengkapan bahan
bangunan, informasi, quality control.
Dalam hal mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, seperti
membantu kuasa pengguna anggaran didalam perencanaan pengendalian
sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian
sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil pekerjaan konstruksi,
pengendalaian perubahan pekerjaan, pengendalian administrasi.
a. Sumber Dana
b. Tenaga Kerja
c. Bahan-bahan atau Material
d. Peralatan, dll.
13 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Proses pengadaan sumber daya ini sangat berperan penting dalam
menghasilkan proyek yang berkualitas, baik dari proses pengerjaan, pengawasan,
sampai hasil akhir dari proyek tersebut.
a. Mutu
b. Biaya
c. Waktu
Dari sudut kontraktual ada beberapa bentuk hubungan antara ketiga peserta
dalam menyelenggarakan pelaksanaan proyek.
14 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Dalam hal ini, pemilik terllibat langsung dalam pekerjaan dan tanggung
jawab sepenuhnya terhadap proyek. Pemilik dapat menggunakan jasa sub-
kontraktor atau konsultan yang melapor langsung kepada pemilik.
15 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
BAB III
TINJAUAN KHUSUS KONSULTAN PENGAWAS CV/PT
PT. SOLUSI UTAMA KONSULTAN mulai didirikan pada tanggal 13 April 2011.
Latar belakang didirikannya PT. SOLUSI UTAMA KONSULTAN adalah untuk
mewujudkan pekerjaan yang bermutu di bidang jasa konsultansi yang layak untuk
pembangunan Indonesia.
PT. SOLUSI UTAMA KONSULTAN adalah kunsultan teknik yang didirikan dengan
akte no. 06 oleh notaris Yani Haryani, SH pada tanggal 13 April 2011
16 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Direktur Utama
• Ahmad Handri Widiyanto, ST
Direktur I Direktur II
• Putra Dewa Yanto, • Iswandi, ST
ST
17 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
2. Bidang : Perencana Konstruksi
18 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
4. Bidang : Konsultan Lainnya
Bangunan. (K1)
Nomor Sertifikat Badan
: 0378873
Usaha
: 4-3578-04-008-1-13-026434
No. Registrasi
: 11 Mei 2016 s/d 10 Mei 2019
Masa Berlaku
: LPJKD / INKINDO
Instansi Pemberi
3.5.1 Umum
19 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
3.5.2 Pengawasan Teknis
Umum
20 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
- Membantu kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan Persiapan
Jika kontraktor sudah mendapat Surat Perintah Kerja atau surat resmi
lainnya di mana Pemberi Tugas memberi hak untuk memulai pekerjaan
persiapan untuk pelaksanaan konstruksi yang meliputi mobilisasi personil
dan peralatan termasuk penyediaan kantor dan perlengkapannya dan alat
transportasi yang akan disediakan oleh kontraktor.
21 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
persetujuan atas permohonan pelaksanaan pekerjaan, surat-menyurat
antar instansi, blanko rekaman pengiriman dan pemakaian peralatan,
kendaraan dan lain-lain.
Pengawasan Pekerjaan
Umum
22 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Salah satu hal yang dilakukan oleh konsultan setelah Surat Perintah
Kerja (SPK) adalah melakukan diskusi dengan kontraktor mengenai
jadwal pelaksanaan secara terinci, dengan bertukar pikiran demi
tercapainya jadwal pelaksanaan yang baik.
Umum
23 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
perhatian khusus untuk menghindarkan kecelakaan demi keamanan
dan keselamatan pekerjaan, peralatan dan tenaga kerja itu sendiri.
Rencana pendahuluan/sket
Kuantitas pekerjaan
Perkiraan kebutuhan tenaga dan peralatan
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan
Perkiraan biaya
Waktu yang dibutuhkan untuk persetujuandan sebagainya.
Umum
Proses Klaim
24 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
pendukung biasanya sangat penting, dengan begitu kontraktor
perlu menyerahkan tambahan data yang detail.
Perselisihan
25 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
26 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
BAB IV
ANALISIS PENGAWASAN PELAKSANAAN NON FISIK DAN FISIK PROYEK
Pekerjaan pembangunan IGD Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dimulai dari
tanggal 16 Juli 2018 sampai dengan 29 Januari 2019
27 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
4.1.3 Tujuan Proyek
Maksud dan tujuan dari proyek pembangunan gedung Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu ini adalah agar terselenggaranya sarana
kesehatan yang memenuhi standar dan layak bagi masyarakat kota palu
28 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek tersebut
dengan mengacu pada desain rencana yang dibuat oleh Konsultan
Perencana. Jika terjadi hal-hal yang akan merubah perencanaan, maka
kontraktor wajib konsultasikan kepada Konsultan Perencana.
29 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan
mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
A. UMUM
30 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Setelah pekerjaan persiapan dilaksanakan, maka mobilisasi tenaga dan
peralatan yang dapat dilaksanakan segera dilakukan dan selanjutnya
pekerjaan fisik yang dapat dikerjakan sesuai sumber daya yang sudah tersedia.
Semua pekerjaan yang dilaksanakan selalu didahului dengan pengukuran
bersama, persetujuan gambar kerja dan berdasarkan ijin pelaksanaan
pekerjaan yang diketahui oleh pihak yang terkait (pihak kontraktor, direksi dan
pihak lain yang mewakili pihak direksi) selama penerimaan bahan untuk
pelaksanaan pekerjaan, proses pelaksanaan ,maupun terhadap hasil
pekerjaan yang telah dilakukan selalu melalui tahapan pemeriksaan yang
berupa inspeksi (pengecekan visual, pengecekan elevasi, dsb) atau test
(misalnya pengecekan mutu beton, kepadatan tanah dll). Semua bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini, seperti yang ditentukan dalam dokumen
kontrak harus melalui proses persetujuan dari pihak direksi atau pihak lain yang
mewakili pihak direksi, dengan cara pihak kontraktor menyerahkan contoh
bahan, menyerahkan brosur bahan yang akan dipakai, tergantung dari jenis
bahan yang akan diminta persetujuannya. Pada tahap akhir perlaksanaan
diadakan kembali pengecekan hasil pengerjaan yang telah diselesaikan
sebelum diserahkan ke pihak direksi, jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan ini
yaitu 150 (seratus lima puluh) hari kalender, dengan lingkup pekerjaan sebagai
berikut:
a) PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilisasi dan demobilisasi pekerjaan arsitekrur
b. Papan nama proyek
c. Pagar pengaman dinding seng gelombang T:2 meter
d. Pembuatan kantor sementara/ direksi keet
e. Pembuatan rumah jaga konstruksi kayu
f. Pembuatan gudang semen dan peralatan
g. Uji & tes laboratorium
h. Pengukuran dan pas bouwplank
i. Listrik kerja
j. Air kerja
b) PEKERJAAN STRUKTUR
31 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
I. Pekerjaan struktur bawah (sub structure)
1. Pengeboran tanah pondasi bored pile Ø 40-50 cm
2. Pekerjaan tanah dan pasir
3. Pekerjaan beton
II. Pekerjaan struktur LT.1 ( elevasi ±0,00 s/d +4,20)
1. Pekerjaan beton
c) PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. LANTAI SATU
a. Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran
b. Pekerjaan lantai dan dinding
c. Pekerjaan kusen pintu, jendela dan ventilasi
d. Pekerjaan plafond
e. Pekerjaan pengecatan
f. Pekerjaan peralatan saniter
g. Pekerjaan kanopi
h. Pekerjaan rabat, pot bunga dan saluran keliling bangunan
i. Pekerjaan penutup voide Lt. 02
d) PEKERJAAN PLUMBING & FIRE EXTINGUISHER
I. Pekerjaan pempiaan air bersih
II. Pekerjaan pempipaan air kotor
III. Instalasi air hujan
IV. Instalasi pipa gas medis
V. Fire extinguisher
e) PEKERJAAN INSTALASI PUTR & ARMATEUR LAMPU
I. Pekerjaan instalasi kabel
II. Pekerjaan panel
III. Pekerjaan rak kabel
IV. Pekerjaan grounding
f) PEKERJAAN INSTALASI TELEPON & NETWORK
I. Peralatan utama
II. Lantai satu
g) PEKERJAAN NURSE CALL & BED HEAD
32 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
a. Peralatan utama
b. Lantai satu
Persiapan:
Bahan:
33 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
- Air harus bersih dan bebas dari bahan organic, alkali, garam, asam dan
sebaiknya air tersebut dapat diminum
- Bahan pembantu (admixture). Atas pilihan kontraktor atau permintaan
direksi/konsultan pengawas, bahan pembantu boleh ditambahkan pada
campuran beton untuk mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air
atau penambahan mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu
ditanggung oleh kontraktor. Bahan pembantu yang digunakan harus
berkualitas baik dan dapat diterua dan disetujui oleh direksi/konsultan
pengawasm dan penggunaannya sesuai denga petunjuk penggunaan dari
produk tersebut dan yang disyaratkan dalam “BAHAN PEMBANTU” sesuai
dengan SNI 03-2495-1991. Jumlah penggunaannya PC dalam adukan
adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidak adanya penggunaan
bahan pembantu dan pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari
pabrik
- Besi tulangan. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai
dengan gambar rencana dan bebeas dari karat. Semua dimensi/ ukuran
besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai
keterangan gambar dan besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas
dari kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie
(minyak), dan gemuk. Peningkat tulangan beton harus enggunakan kawat
beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm. denga persetujuan
tertulis dari direksi/konsultan pengawas, kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaan coran denga menggunakan sostem beton siap pakai (ready mix
concrete) yang terlebih dahulu memberikan data spesifikasi mutu beton
yang dikehendaki kepada konsultan pengawas sebelum pekerjaan
pengecoran dilaksanakan.
- Bekisting. Bekistng atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk
membatasu adukan beton dan membentuk adukan menurut garis dan
permukaan yang diinginkan. Kontraktor jarus bertanggungjawab atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pada bagian tertentu
konsultan pengawas akan memerintahkan kontraktor yang akan
dipasang/digunakan harus mendapat persetujuan dari konsultan
34 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
pengawas. Papan bekisting harus terbuat dari plywood, papan yang rata
dan halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasiilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci dalam
spesifikasi ini. Toleransi yang di ijinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan
permukaan. Bekisting harus demikian kuat dan kaku terhadap bebandan
lendutan adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban
konstruksi
Pelaksanaan:
35 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini.
Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
Keramik (Ceramic Tile).
a. Jenis Penutup lantai yang digunakan yaitu Granit 60 x 60 cm
Permukaan : Licin (Polished)
Jenis : Homogeneus Style
Warna : ditentukan pada saat pelaksanaan
Ukuran : 60 x 60 cm
Kualitas : Kelas 1
Produk : ditentukan oleh Direksi/Pengawas
Jenis Plint yang digunakan yaitu Granit Plint 10 x 60 cm, tidak
dibenarkan menggunakan plint dari keramik yang dibelah-belah.
b. Jenis Penutup Lavatory Non slip untuk km/wc, lazed untuk dinding
km/wc.
Ketebalan : 6 mm.
Permukaan : Kasar (Unpolised)
Warna : ditentukan pada saat pelaksanaan
Ukuran : 40 x 40 cm untuk lantai, 25 x 40 cm untuk dinding
Kualitas : Kelas 1
Produk : ditentukan oleh Direksi/Pengawas
Contoh Bahan.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna),
selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang
dikirim ke lapangan.
Keramik.
keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar
sama, masing-masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.
36 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
b) Persyaratan Pelaksanaan Keramik.
Pemasangan.
Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak
retak, tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
Pola Pemasangan.
Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop
drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemotongan.
Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil
pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa
dengan sebelum dipotong.
Ketebalan Finish.
Pemasangan Granit harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat
pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti
disyaratkan dalam gambar kerja.
Granit Bersih Dari Bercak Noda.
Granit yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
aduk parekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air
bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
Setelah Pemasangan.
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Granit harus dihindarkan dari
injakan/ pemberian beban.
Kerusakan atau Cacat.
Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontaktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
c. Pekerjaan Instalasi Listrik
a) Lingkup Pekerjaan.
Umum.
37 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam
gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehinggai sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan disetujui Direksi/Pengawas
Lapangan.
Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Mekanikal Electrikal.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor
pekerjaan ME ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan
serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
betikut :
Pengadaan dan Pemasangan :
A. Instalasi Tata Lampu
1. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi PUTR
2. Instalasi pengkabelan.
3. Instalasi penerangan dan kotak kontak.
4. Armature lampu dan lampu-lampu lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
5. Insfalasi penerangan luar.
6. Instalasi grounding.
7. Melakukan testing dan commissioning.
B. Instalasi Tata Udara Sistem AC Multi Split
1. Unit Indoor Type Ceilling Mounted Casette
2. Unit Indoor Type Wall Mounted
3. Unit Outdor Type Split
4. Baranch Selector Unit
5. Pipa Refigerant
38 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
6. Pipa Drin
7. Sistem Pengkabelan
8. Saklar
9. Control digital
C. Instalasi Tata Suara
D. Instalasi Sistem CCTV
E. Instalasi Sitem Telepon PABX
b) Standard/Rujukan.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
International Electrotechnical Commission (IEC)
SPLN.
c) Ketentuan Bahan dan Peralatan.
Panel Tegangan Rendah.
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga
harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Konstruksi dalam parel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan
nomor terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-
perbaikan, penyambungan- penyambungan pada komponen- komponen
dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya. Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan
harus mempertimbangkan juga kemungkinan kenaikan temperatur yang
ditimbulkan, baik oleh komponen-komponen itu sendiri ataupun karena
keterbatasan ruang panelnya.
3. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar neutra1 dan 1 busbar untuk grounding, kecuali
untuk panel 1 phasa, cukup menggunakan 3 busbar. Besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang
lebih dati 65° C.
39 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
4. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan
yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari
jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran
96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari
pengarus induksi serta ada sertifikasi tera dari LMK/PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur).
6. Ukuran dari tiap-tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan serta semua persyaratan yang berlaku sesuai dengan yang
telah disetujui Perencana.
Kabel Tegangan Rendah.
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk
tegangan min. 0,6 KV untuk kabel NYM, NYY, NYMHY, Coaxial
Kabel, Kabel UTP Cat6 dengan spesifikasi :
a. Conductor : Plain wpper (NYM & NYY), solid or stranded
(NYY), Insultaion : PVC
b. Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC
c. Sheat : PVC.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai
berikut :
a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYA
dan NYY 2,5 mm.
b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis
NYM.
c. Untuk kabel instalasi Tata Suara menggunakan jenis
NYMHY.
d. Untuk kabel MATV dan CCTV menggunakan kabel Coaxial
e. Untuk kabel network menggunakan kabel UTP Cat 6
3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan
kabel BC atau NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter
sama dengan diameter kabel feedernya.
40 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya
harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu.
5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.
Syarat Khusus (lampu, saklar, kotak kontak, cable ladder/tray, dll).
a. Lampu SL
b. Pada Ruang Kerja.
c. TebaI plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7
mm.
d. Ballast (Transformator) untuk lampu SL harus dari bahan
Low Loss Type.
e. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu SL harus
dapat memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal
0,85.
f. Fitting lampu SL type.
g. Finishing untuk lampu SL harus di Cat Oven/Powder Coating.
1. Syarat Umum.
a. Semua lighting fixtures menggunakan cat bakar bebas dan
karat, dengan ICI acrylic paint warna putih susu, contoh
harus disetujui deh Perencana/Direksi Pengawas.
b. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus
memberikan efisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat
sera sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti
panggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan
pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
c. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).
2. Kotak Kontak dan Saklar.
a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding
tembok bata adalah type pemasangan masuk/inbow (Rush-
mounting).
b. Kotak-kontak rating 16 A dan mengikuti standard VDE.
41 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
c. Flush-box (inbouw doss) untuk tempat saklar, kotak-kontak
dinding dan push button harus dipakai dan jenis bahan
bakely atau metal dari produk yang sama.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 50 cm dan permukaan
lanlai. Pada ruang-ruang yang basah/lembab harus dan jenis
water dicht (WD) sedang untuk saklar dan isolating switch
dipasang maksimal 130 cm dan permukaan lantai.
e. Kodak kontak khusus/Industrial type, untuk area tertentu,
akan ditentukan kemudian.
Spesifikasi dan kotak kontak industrial type adalah sebagai
barikut :
¾ Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug
¾ Material : Polyester-polyamide cover slainless steel screw
parts Protection Index : IP 66
¾ Operation temperature : - 600 - + 600°C
¾ Vollage operation : 220-240 V atau 380-415 V
¾ Rated Current : 16 A & 63 A.
¾ Pole of Configurations : 2P + E, 3P + E atau 3P + E + N.
3. Konduit.
a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang
berlaku (British Standard-BS dan Elecbonical
Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik
bahan antara lain, tahan terhadap bahaya kebakaran
tingan kelenturannya dan lahan terhadap getaran mekanis
(tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau
kolom beton.
b. Konduit yang dipakai adalah dan jenis PVC High Impact
atau metal conduit, dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter
dalam adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
Sedangkan untuk FRC (Fina Recistance Cable)
42 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
menggunakan G.1.P dengan diameter 2 ½ kali diameter
kabel.
c. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala
Accessoriesnya dan material/ bahan yang sama dengan
konduitnya seperti; coupling, saddles, inspecbon elbows,
reducens, locknuts, terminal boxes dan berbagai
perlengkapan lainnya, untuk memudahkan baik pada saat
pelaksanaan maupun saat perawatan.
4. Grounding.
a. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare
Copper Conductor).
b. Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa
galvanized minimal berdiameter 11/4”, diujung pipa
dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter.
d. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2
ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.
e. Kedalaman grounding minimum 6 meter.
d) Perawatan Teknis Pemasangan.
i. Panel-panel.
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horizontal/waterpas).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dan panel harus dilengkapi
dengan gland dan karet atau panutup yang rapat tanpa adanya
permukaan yang tajam.
3. Pada lokasi-lokasi yanq khusus (shaft listrik, gudang atau
penerangan luar), panel-panel harus diperlengkapi dengan
lubang-lubang ventilasi yang cukup.
4. Khusus untuk panel-panel type free standing, harus diberi alas
dengan menggunakan besi kanal UNP 100 x 50 x 5 mm.
43 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
5. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen
kontroll/busbar atau banyak menggunakan alat ukur harus
dilengkapi dengan terminal blok yang baik mutunya (lihat item
produk).
6. Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan
start/stop push button, harus dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah dalam mengoperasikannya dan estetik.
7. Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL
1987.
8. Semua panel harus ditanahkan.
ii. Kabel-kabel.
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan
kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk
mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasanya sasuai dengan WIL 1987
pasal 701. Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM)
yang digunakan harus terdiri dari 4 macam warna sesuai
dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutra1 dan grounding).
3. Kabel daya yang dipasang pada shaft/dinding bangunan harus
diletakkan diatas tangga kabel (cable leadder) atau cable tray
yang semuanya ditata dan diklem dengan rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus
dilengkap dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih
harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian
disolder dengan timah pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm
minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan
pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu tata
44 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
Cikarang sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah
40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.
8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel support, minimum setiap jarak 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada
tanda arah jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dan 60 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanized dengan diameter minimum
2 ½ kali panampang kabel.
11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus
diletakkan pada Cable Ladder.
12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau
beron harus dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak
harus didalam kotak terminal yang terbuat dan bahan yang
sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4
cm.
14. Setiap pamasangan kabel daya harus diberikan cadangan
kurang lebih 1m disetiap ujungnya.
15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak
saling menyilang.
16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak
harus didalam kotak penyambungan dan memakai alat
penyambung barupa las-dop merk Legrand atau 3 m dengan
memberi isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama
dengan warna kabelnya.
iii. Lampu Penerangan.
1. Jenis lampu yang digunakan yaitu jenis lampu SL
45 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
2. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan
rencana plafond dan tata lampu serta disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka
plafond yang terbuat dari bahan aluminium.
iv. Kotak Kontak dan Saklar.
1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type
pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 50 cm dari
level lantai, untuk kotak kontak biasa 150 cm dari level lantai,
dan untuk kotak kontak AC dipasang dengan ketinggian yang
sesuai dari lantai.
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang
lembab harus type water dicht (bila ada).
v. KWH Meter.
1. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama
maupun yang terpasang dalam sub-sub panel harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga mudah dilihat/dibaca dengan baik.
2. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian
dilapangan setelah disepakati barsama Arsitek.
vi. Lampu Penerangan.
1. Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana
plafond Arsitek dan disetujui Pengawas Lapangan.
2. Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka
plafond yang terbuat dan bahan aluminium.
3. Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.
4. Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang
kotak pengaman (fuse box ) pada ketinggian maximum 50 cm
dari tanah.
e) Pengujian.
i. Umum.
Sebelum semua peralatan utama dan sistem dipasang, harus
diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat
46 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikatkat pangujian yang
baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN sarta instansi lain
yang berwenang untuk itu. Setelah paralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sisbm, untuk
menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat Iulus pengujian dan peralatan untuk
pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung
jawab Kontraktor sandiri.
ii. Peralatan dan Bahan.
Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Panel-panel tegangan rendah.
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat Iulus
pengujian dan pembuat panel yang menjamin bahwa setiap
peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja
sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan
berupa undervoltage, over current, overthennis, short circuit
dan lain-lain serta merger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
2. Kabel-kabel tegangan rendah.
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat Iulus pengujian harus
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta
tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel
tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega
Ohm. Penyalaan baru boleh diiaksanakan apabila dinyatakan
Iulus oleh Direksi Lapangan yang didasarkan pada hasil
pergukuran (data) langsung dari semua instalasi.
3. Lighting Fixtures.
Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan
kapasitor harus dilakukan pengujian atau pengukuran faktor
daya (cos phi). Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.
4. Motor-motor Litrik.
47 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
a. Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang
sesuai dengan pemakaian dan lokasi dimana motor-motor
tersebut dipasang.
b. Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus
dilakukan.
c. Pemasangan motor-motor listriik bisa dilaksanakan setelah
penunjukkan hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PUIL 1987.
f) Peralatan Maintenance.
48 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
d. SL Type Spot Flood Light
10. Kotak Kontak
11. Kotak Kontak Industry/Isolating Switch
12. Saklar Biasa
13. Saklar Photosell untuk lampu yang berada diluar gedung
14. Metal Conduit
15. Cable Leadder/Tray
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan struktur
3. Pekerjaan arsitektur
4. Pekerjaan plumbing dan fire extinguisher
5. Instalasi PUTR & armateur lampu
6. Instalasi telepon && metwork
7. Cross circuit television (CCTV)
8. Nurse call & bed head
9. Pekerjaan pembersihan
Pekerja:
49 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
a) Tukang
b) Tukang Batu
c) Tukang Besi
d) Tukang Besi Konstruksi
e) Tukang terampil
f) Kepala tukang
g) Mandor
50 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
GAMBAR 9 skrup GAMBAR 10 ember
51 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
GAMBAR 17 pengaduk dan pencampur beton GAMBAR 18 nat
a) Testpen
b) Voltmeter
c) Wire crimpers
d) Wire strippers
e) Slotted Screw-drivers
f) Senter
g) Philip screw-drivers
h) Wrench Set
i) Cutter
j) Voltage detector
k) Solder
l) Kunci inggris
m) Isolasi
n) Tas pinggang
o) Multi tester
p) ELCB tester
q) Tang ampere
52 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
r) Insulation tester
s) Temperature infrared
t) Vibration tester
u) Grounding tester
Permasalahan teknik yang dapat timbul sehingga dapat dipikirkan cara terbaik
untuk mengatasinya sebagai upaya mendapatkan hasil kualitas pekerjaan terbaik
dengan biaya murah serta waktu cepat, berikut ini kendala teknik proyek
pembangunan.
1. Bencana alam
53 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
4.2 Analisis Pelaksanaan Pengawasan Fisik
54 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
4.2.2 Pekerjaan Pasangan keramik
55 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
GAMBAR 23 proses pemasangan keramik lantai
56 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
GAMBAR 25 pemasangan instalasi listrik untuk bed head
57 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Masalah masalah yang terjadi saat proyek dapat diselesaikan dengan diskusi
dan mencarikan alternative terbaik atas masalah. Sangat umum terjadi kendala
teknik di lapangan sehingga sebelum pelaksanaan proyek pembangunan, harus
dilakukan pendataan terlebih dahullu untuk menghindari masalah masalah yang
ada. Dengan demikian diharapkan proyek dapat terlaksana dengan lancar.
58 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I
59 | L A P O R A N P R A K T E K P R O F E S I