Anda di halaman 1dari 1

Nama : Hafidz Mehdivikia

NIM : 3336190015
Tugas : SPADA Ketahanan Pangan
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, masyarakat Indonesia harus bangga terhadap
hasil pangan produksi dalam negeri agar Indonesia dapat terlepas dari krisis pangan local yang
berkepanjangan. Pada saat ini masyarakat Indonesia masih terpaku pada konsumsi beras
sebagai sumber pangan utama, hal ini menyebabkan harga pangan semakin mahal yang
disebabkan oleh impor pangan yang juga ikut meningkat.
Selama ini pemerintah selalu terpaku pada swasembada beras sebagai solusi ketahanan
pangan dengan tujuan menghasilkan beras murah. Namun hal ini justru membuat konsumsi
masyarakat Indonesia terhadap beras semakin meningkat pesat. Hal tersebut menunjukkan di
era revolusi industri 4.0 ini masyarakat Indonesia masih mengonsumsi beras sebagai makanan
utama.
Swasembada beras ini berakibat pada penilaian masyarakat Indonesia terhadap hasil
pangan lokal. Contohnya seperti singkong, ubi jalar, sagu, dan sorgum yang menjadi komoditas
inferior dibanding beras karena anggapan masyarakat yang menilai jika mengonsumsi pangan
tersebut dinilai sebagai orang miskin.
Misalkan ada sekelompok masyarakat yang mengonsumsi tiwul yang berbahan baku
dari singkong, masayarakat tersebut dianggap mengalami krisis pangan dan kelaparan, padahal
dalam kenyataannya tidak demikian. Pemahaman seperti itu yang menghambat program
diversifikasi pangan pangan non-beras berbasis sumber daya lokal yang sedang dilakukan di
Indonesia.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia, karena potensi pangan lokal yang
dimiliki Indonesia harus bisa dibangkitkan sebagai pilar kedaulatan pangan untuk memberantas
gizi buruk dan kelaparan.
Untuk itu, dalam menghadapi serbuan pangan impor dari negara-negara maju yang
sudah mengadopsi revolusi industri 4.0, pelaku industri dalam negeri pasti mengalami
kesulitan. Untuk memudahkan pengimplementasian revolusi industri 4.0, pemerintah harus
bisa berkoordinasi dengan pelaku industri untuk mewujudkan pertumbuhan dan peningkatan
daya saing berbagai pangan lokal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan
Indonesia terhadap pangan impor, terutama beras.
Maka dari itu, kebangkitan pangan lokal di era revolusi industri 4.0 ini sangat penting
di bidang pangan berbasis sumber daya lokal untuk mencegah ketergantungan pada satu jenis
pangan. Meski Indonesia dikenal memiliki beragam makanan pokok, percepatan diversifikasi
pangan harus terus dilakukan agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih mandiri dan tidak
bergantung pada pangan impor dari negara-negara maju. Dengan harapan ke depannya
Indonesia dapat menjadi negara yang berperan penting di revolusi industri 4.0, khususnya
dalam bidang ketahanan pangan.

Sumber : https://analisis.kontan.co.id/news/pangan-2019-inovasi-di-era-industri-40?page=all

Anda mungkin juga menyukai