Disusun oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Morbili pada Anak” adalah merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus dalam mata kuliah ini.
Kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang
telah memberikan pedoman dalam pembuatan makalah ini. Kelompok juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu,
kelompok sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini dan tugas-tugas berikutnya.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Morbili
2. Mengetahui penyebab dari Morbili
3. Mengetahui tanda dan gejala Morbili
4. Mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang pada Morbili
5. Mengetahui pengobatan medis dan perawatan pada Morbili
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh
virus campak. (Hardjiono, 2005:95)
Morbili adalah penyakit virus akut, menular ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi, ( Kapita Selekta jilid 2, hal
417 ).
Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang
yang sangat menular dan pada umumnya menyerang anak-anak ( Soegijanto, 2008 ).
B. PREVERENSI
Penyakit campak atau morbili bersifat endemik di seluruh dunia. Pengalaman
menunjukkan bahwa epidemi campak di Indonesia timbul secara tidak teratur. Epidemi
terjadi dengan interval 2-4 tahun sekali. Wabah terjadi pada kelompok anak yang rentan,
yaitu gizi buruk dan daya tahan yang menurun.
Pada tahun1989 WHA ( World Health Assembly ) telah mendeklarasikan
komitmen WHO dalam penanggulangan campak secara global untuk menurunkan
campak sebanyak 90% dan dilanjutkan dengan deklarasi oleh the World Summit tahun
1990 yang mengharapkan penurunan kematian campak sekitar 95%.
Penelitian Heriyanto pada KLB di Jawa dan luar Jawa menunjukkan bahwa KLB
terjadi pada daerah cakupan imunisasi rendah ( 17,0-46,0%) dan angka serangan campak
( attack rate ) terjadi pada anak usia 1-4 tahun dan 5-9 tahun masing-masing sebesar
10,45%-64,2% dan 4,5%-55,5%, dengan angka kematian ( CFR ) antara 0,43%-6,2%.
C. PENYEBAB
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
paramyxovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan
dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu 30oC dan -20oC, sinar matahari, eter, tripsin,
dan beta propiolakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak
mengganggu aktivitas komplemen. (Rampengan, 2006 : 90-91)
Penyebab morbili adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan
darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak, cara
penularan dengan droplet dan kontak (Ngastiyah, 2005 : 351)
Campak adalah suatu virus RNA, yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus
Morbilivirus. Dikenal hanya 1 tipe antigen saja; yang strukturnya mirip dengan virus
penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut ditemukan di dalam sekresi
nasofaring, darah dan air kemih, paling tidak selama periode prodromal dan untuk waktu
singkat setelah munculnya ruam kulit. Pada suhu ruangan, virus tersebut dapat tetap aktif
selama 34 jam. (Nelson, 2004 : 198).
1. Demam
Demam timbul secara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau keenam
pada puncak timbulnya ruam. Kadang-kadang kurva suhu menunjukkan gambaran bifasik
: ruam awal pada 24 sampai 48 jam pertama didikuti dengan turunnya suhu tubuh sampai
normal selama periode satu hari dan kemudian diikuti dengan kenaikan suhu tubuh yang
cepat mencapai 40ᵒC pada waktu ruam yang sudah timbul di seluruh tubuh. Pada kasus
yang tanpa komplikasi, suhu tubuh mengalami lisis dan kemudian turun mencapai suhu
tubuh yang normal.
2. Coryza ( pilek )
Pilek pada campak tidak dapat dibedakan dengan pilek pada keadaan influenza
pada umumnya. Tanda pertamanya bersin-bersin yang diikuti dengan gejala hidung buntu
dan sekret mukopurulen yang menjadi lebih berat pada puncak erupsi. Pilek ini cepat
menghilang setelah suhu tubuh penderita menjadi normal.
3. Konjungtivitis
Garis tepi transversal dari injeksi konjungtiva pada kelopak mata bawah
kemungkinan dapat dilihat pada awal gejala prodormal. Selanjutnya gejala tersebut
tertutup oleh peradangan konjungtiva yang berat bersamaan dengan edema palpebra dan
kurunkula. Lakrimasi meningkat dan aering penderita mengeluh fotopobia. Pada kasus
yang berat, koplik’s spot mungkin terdapat pada kurunkula. Konjungtivitis akan
menghilang segera setelah suhu tubuh menjadi normal.
4. Batuk ( cough )
Gejala batuk disebabkan oleh karena reaksi inflamasi traktur respiratoris. Seperti
gejala catharal lainnya,gejala batuk meningkat frekuensi dan intensitasnya, mencapai
puncaknya pada puncak erupsi. Gejala batuk bertahan lebih lama dan biasanya
menghilang dalam periode lima sampai sepuluh hari.
5. Koplik’s spot
Kurang lebih dua hari sebelum ruam timbul, gejala koplik’s spot yang merupakan
tanda pathognomosis dari penyakit campak, dapat dideteksi. Lesi ini telah didiskripsi
oleh koplik pada tahun 1896 sebagai suatu bintik berbentuk tidak teratur dan kecil
berwarna merah terang, pada pertengahannya didapatkan noda berwarna putih keabuan.
Mula-mula didapatkan hanya dua atau tiga sampai enam bintik. Kombinasi dari noda
keabuan dan merah muda terang disekotarnya merupakan tanda pathognomonik absolut
dari penyakit campak. Timbulnya koplik’s spot hanya berlangsung sebentar, kurang lebih
12 jam, sehingga sukar dideteksi dan biasanya luput pada waktu pemeriksaan klinis.
6. Ruam
Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya panas.
Ruam dimulai sebagai erupsi makulopapula eritematosa, dan mulai timbul pada bagian
samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut dikepala dan meluas ke
dahi. Kemudian menyebar ke bawah ke seluruh muka dan leher dalam waktu 24 jam.
Kemudian terus ke bawah dan mencapai kaki pada hari ketiga. Ruam mulai berubah
warna menjadi agak gelap pada hari ketiga timbulnya. Lesi eritematosa awal akan
memucat bila ditekan. Setelah tiga atau empat hari, lesi tersebut berubah warna menjadi
kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler,dan tidak
memucat dengan penekanan. Dengan menghilangnya ruam, timbul perubahan warna dari
ruam, yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan
timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan.
Masa tunasnya adalah 10-20 hari, dan penyakit ini dibagi menjadi dalam 3
stadium yaitu :
1. Stadium Kataral ( Prodormal)
Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala sebagai berikut :
a. Panas
b. Malaise
c. Batuk
d. Fotofobia
e. Konjungtivitis
f. Koriza
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul
bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema
tapi itu sangat jarang dijumpai. Diagnosa perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada
bercak koplik dan penderita pernah kotak dengan penderita morbili dalam waktu 2
minggu terakhir.
2. Stadium Erupsi
Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah:
a. Koriza dan Batuk bertambah
b. Kadang terlehat bercak koplik
c. Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu badan
d. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
e. Splenomegali
3. Diare dan muntah
Variasi dari morbili disebut “Black Measles” yaitu morbili yang disertai pendarahan pada
kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
4. Stadium konvalensensi
Erupsi mulai berkurang dengan meninggalkan bekas (hiperpigmentasi). Suhu menurun
sampai normal kecuali ada komplikasi.
E. PEMERIKSAAN
- PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan leukopeni
1. Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated
giant cells yang khas
2. Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test dan
complemen fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3
hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
(Rampengan, 2003 : 94)
3. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3
hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Serologi
Pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk memastikannya.
Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi complement, inhibisi
hemaglutinasi, metode antibody fluoresensi tidak langsung.
b. Patologi anatomi
Pada organ limfoid dijumpai: hyperplasia folikuler yang nyata, senterum
germinativum yang besar, sel Warthin-Finkeldey (sel datia berinti banyak yang
tersebar secara acak, sel ini memiliki nucleus eosinofilik dan jisim inklusi dalam
sitoplasma, sel ini merupakan tanda patognomonik sampak). Pada bercak koplik
dijumpai : nekrosis, neutrofil, neovaskularisasi.
c. Darah tepi
Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.
d. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.
e. Pemeriksaan untuk komplikasi
Ensefalopati / ensefalitis (dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar
elektrolit darah dan analisis gas darah), enteritis (feces lengkap), bronkopneumonia
(dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah).
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan campak umumnya ringan, self limited, tidak tersedia anti viral
spesifik, antibiotika tidak mempengaruhi perjalanan klinik penyakit, sehingga pengobatan
campak adalah suportif. Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada penyakit campak yang
berat dan disertai mallnutrisi, akan mempercepat penyembuhan pneumonia dan
gastroenteritis, memperpendek lama tinggal di rumah sakit, menurunkan angka kematian.
Imunisasi campak dilakukan pada semua anak usia 9 bulan, 15 bulan dan 6 tahun.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Terdiri dari biodata pasien dan biodata penanggung jawab.
b. Proses keperawatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien dengan morbili yaitu demam terus-menerus
berlangsung 2 – 4 hari. (Pusponegoro, 2004 : 96)
2. Riwayat keperawatan sekarang
Anamnesa adanya demam terus-menerus berlangsung 2 – 4 hari, batuk, pilek,
nyeri menelan, mata merah, silau bila kena cahaya (fotofobia), diare, ruam
kulit. (Pusponegoro, 2004 : 96)
3. Riwayat keperawatan dahulu
Anamnesa pada pengkajian apakah klien pernah dirawat di Rumah Sakit atau
pernah mengalami operasi (Potter, 2005 : 185).
4. Riwayat Keluarga
Dapatkan data tentang hubungan kekeluargaan dan hubungan darah, apakah
klien beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial. (Potter,
2005 : 185)
Pemeriksaan Fisik
Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.
Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler
Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum
3. Pantau suhu
Rasional : peningkatan suhu tubuh yang tidak diperkirakan dapat
menandakan adanya infeksi.
4. Pertahankan higiene tubuh yang baik.
Rasional : untuk mengurangi resiko infeksi sekunder dari lesi
5. Berikan serapan air sedikit tapi sering atau minuman kesukaan anak serta
makanan halus atau lunak.
Rasional :
Untuk menjamin hidrasi yang adekuat
Banyak anak-anak yang mengalami anoreksia selama sakit
Intervensi :
a. Jelaskan alasan untuk pengisolasian dan penggunaan kewaspadaan khusus.
Rasional : untuk meningkatkan pemahaman anak tentang pembahasan.
b. Biarkan anak memainkan sarung tangan dan masker
Rasional : untuk memfasilitasi koping positif.
c. Berikan aktivitas pengalihan
Rasional : untuk melakukan aktivitas yang tepat dan berinteraksi
d. Anjurkan orang tua untuk tetap bersama anak selama hospitalisasi.
Rasional : untuk menurunkan perpisahan dan memberikan kedekatan.
e. Siapkan teman sebaya anak untuk perubahan perampilan fisik
Rasional : untuk mendorong penerimaan teman sebaya