Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN FISIKA SISWA

SMA DENGAN CARA PEMECAHAN MASALAH

KARNILAM

A 241 17 113

PROPOSAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu yang bersifat empiris , artinya setiap hal yang

dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil pengamatan terhadap gejala-gejala

alam (Sears Zemansky,1993). Gejala alam ini dapat dipahami oleh pikiran manusia

melalui konsep,teori dan hukum dalam fisika yang dapat dirumuskan dengan

singkat. Dalam pembelajaran fisika siswa diharapkan bukan hanya menghafal,

lainkan juga memahami mata pelajaran fisika baik dari teori maupun diterapkan

melalui gejala alam.

Mata pelajaran fisika dianggap sulit, sehingga siswa tidak memiliki motivasi

belajar fisika bahkan membuat siswa malas dan memberi dampak kurang

menyenangkan terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, guru dituntut mampu

menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran fisika.

Keberhasilan pembelajaran fisika dapat diukur dengan keberhasilan siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari

tingkat keaktifan belajar siswa dikelas dan kreaktivitas siswa dalam memecahkan

masalah serta penguasaan materi fisika. Semakin tinggi keaktifan, pemahaman dan

penguasaan materi fisika, semakin tinggi pula tingkat kebaerhasilan dalam proses

pembelajaran fisika.

Salah satu model pembelajaran yang membagi siswa dalam kelompok belajar

adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan yang


berlangsung dalam lingkungan belajar berbentuk kelompok kecil, sehingga siswa

dapat saling berbagi ide dan bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas

akademik. Pembelajaran kooperatif tidak hanya bertujuan memahamkan siswa

terhadap materi yang akan di pelajari namun lebih menekankan pada melatih siswa

untuk saling bekerja sama, saling memahami, dan bertanggung jawab.

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah

satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling kompleks, siswa dilibatkan dalam

perencanaan topic yang dipelajari dan bagaimana menyelidiki sebuah

permasalahan. Model ini mengajarkan kepada siswa dalam komunikasi kelompok

dan proses kelompok yang baik . Pemecahan masalah merupakan suatu pendekatan

pembelajaran dimana guru memberikan siswa suatu masalah untuk dipecahkan dan

membimbing mereka untuk memecahkan dengan menggunakan langkah problem

solving.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “ apakah ada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar “

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitan ini yaitu untuk

“mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

terhadap pembelajaran fisika dengan cara pemecahan masalah”

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar setelah diterapkan

pembelajaran kooperatif .

2. Bagi sekolah, dapat menentukan model dan pendekatan pembelajaran yang

terbaik untuk digunakan oleh guru dalam proses belajar.

1.5 Batasan istilah

1. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam

menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang

akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.

2. Pembelajaran tipe group investigation adalah model belajar kooperatif yang

menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari

kemampuan dan latar belakang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Penelitian Yang Relevan

Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation dengan pendekatan pemecahan masalah

memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang hanya

diberikan model pembelajaran langsung konvensional. Hal tersebut disebabkan,

karena siswa pada kelas eksperimen diberikan kesempatan untuk menemukan

sendiri langkah pemecahannya dengan kerjasama kelompok di bandingkan dengan

kelas kontrol (Dyah Sapta Endhawari 2010).

Pada penelitian ini penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation cukup baik karena berpengaruh terhadap hasil belajar fisika yang

sangat signifikan pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kelas control ( Ahmad Asikin 2011) .

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran kooperatif

Rusman (2014) mengatakan, “model pembelajaran kooperatif adalah bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”.

Agus (2015) menyatakan model pembelajaran kooperatif adalah konsep

yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok


termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru,

dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertannyaan serta menyediakan

bahan-bahan dan informai yang dirancang untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah.

Dari pemaparan diatas model pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

kelompok. Oleh karena itu, banyak guru sudah tidak aneh dengan model

pembelajaran kooperatif karena mereka beranggapan telah bisa melakukan

pembelajaran kooperatif, dalam bentuk belajar kolompok. Pembelajaran ini akan

tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang

dilakukan antara guru dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic

comunication).

2.2.2. Pengertian Kooperatif tipe Group Investigation

Menurut Agus (2015) menyatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif yang berupa kegiatan belajar yang memfasilitasi siswa

untuk belajar dalam kelompok kecil yang heterogen, dimana siswa yang

berkemampuan tinggi bergabung dengan siswa yang berkemampuan rendah

untuk belajar bersama dan menyelesaikan suatu masalah yang di tugaskan oleh

guru kepada siswa. Rusman (2014) mengatakan, “Implementasi dari model

group investigation sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan

keterampilan komunikasi dan sosial”.


Dari pengertian diatas dijelaskan siswa dilibatkan sejak perencanaan,

baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui group

investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun keterampilan didalam kelompok. Model Group

Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir

mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama

sampai tahap akhir pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif tipe group

investigaton merupakan salah satu model yang dilakukan secara tim atau

berkelompok, diharapkan pada saat proses pembelajaran siswa banyak lebih

aktif di kelas baik aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya dan aktif dalam

mencari atau menginvestigasi materi atau permasalahan yang diberikan oleh

guru.

2.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigaton

Menurut Rusman (2014) mengemukakan beberpa kelebihan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah sebagai berikut:

1. Dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa

mengikuti pembelajaran.

2. Berorientasi menuju pembentukan siswa menjadi manusia sosial.

3. Dapat mengembangkan kreativitas siswa, baik secara individu ataupun

kelompok.
4. Memberikan kesempatan berkolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk

diskusi kelompok untuk memecahkan suatu masalah.

5. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang diberikan guru sehingga

dapat membangun pengetahuan siswa.

Dari penjelasan diatas bahwa kelebihan metode pembelajaran kooperatif

tipe group investigation adalah siswa dapat memiliki rasa tanggug jawab baik

secara individu maupun berkelompok, siswa juga dapat berkolaborasi dengan

teman sebaya dalam berdiskusi untuk memecahkan masalahnya.

2.2.4 Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

sebagai berikut:

1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan

2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal

3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation.

4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan

saat menggunakan model ini.


2.3. Kerangka Pemikiran

Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan bangsa

di suatu negara. Pada era globalisasi ini, pendidikan dipandang sebagai

identitas suatu negara sehingga hampir semua negara menjadikan

pendidikan sebagai indikator utama dalam kemajuan bangsanya. Dalam

pendidikan ada yang namanya proses belajar mengajar, pembelajaran yang

terjadi di sekolah merupakan proses penting dalam proses pendidikan.

Pemilihan model pembelajaran menjadi faktor penting yang perlu

dipertimbangkan dalam proses belajar mengajar. Dengan model

pembelajaran akan tercipta suasana belajar yang berbeda dan akan lebih

menarik. Pembelajaran dengan menggunakan variasi model-model

pembelajaran dapat memudahkan guru untuk mencapai proses keberhasilan

dari tujuan yang ingin di capai.

Guru dapat memilih berbagai macam model-model pembelajaran

yang dapat dicocokan dengan materi yang akan dibawakan, tidak lagi

disarankan menggunakan model pembelajaran konvensionla (ceramah)

model pembelajaran konvensional ini cenderung akan membuat anak bosan,

belajar menjadi kurang menyenangkan dan kurang menartarik. Walaupun

ada beberapa pelajaran yang harus dilakukan dengan model pembelajaran

konvensional, namun guru di tuntut harus dapat berfikir kreatif untuk dapat

membuat suasana belajar menjadi lebih berbeda dan lebih menarik bagi

siswa. Walau pun pada kenyataanya masih ada guru yang menggunakan
model pembelajaran konvensional karena model pembelajaran

konvensional lebih praktis untuk dilakukan guru.

Dari banyak model pembelajaran yang bisa diplih oleh guru, salah

satu model pembelajaran yang bisa dipilih oleh guru adalah model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Model kooperatif tipe

group investigation ini model pembelajaran yang lebih berpusat kepada

siswa, siswa dikelompokan kedalam beberapa kelompok kecil kemudian

diberi masalah atau sub materi, kemudian siswa mencari atau

menginvestigasi materi tugas yang di berikan dari guru dan

mendiskusikannya bersama kelompoknya hingga kemudian hasil

diskusinya bisa di presetasikan di depan kelas. Siswa akan banyak belajar

dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif ini. Selain mendapatkan ilmu dari materi yang dibahasnya, siswa

juga dapat belajar kerjasama yang kompak bersama temannya, siswa

bertanggungjawab kepada kelompoknya dan siswa dapat berinteraksi sosial

bersama teman temannya.

Slavin dalam Sudjana (2014) mengemukakan bahwa model

pembelajaran kooperatif group infestigation di kembangkan oleh Shlomo

Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Model ini

merupakan pembelajaran yang membimbing siswa untuk memecahkan

masalah secara kritis. Model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif

yang berupa kegiatan belajar yang memfasilitasi siswa untuk belajar dalam
kelompok kecil yang heterogen, dimana siswa yang berkemampuan tinggi

bergabung dengan siswa yang berkemampuan rendah untuk belajar bersama

dan menyelesaikan suatu masalah yang di tugaskan oleh guru kepada siswa.

Dalam proses pembelajara kooperatif tipe group investigation

mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi melatih siswa

menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri keterlibatan siswa secara aktif

dapat terlihat mulai dari kegiatan

Pada saat ini masih banyak guru yang menggunakan cara belajar

konvensional dalam pembelajaran ekonomi dimana dalam pembelajaran ini

siswa belajar secara kompetitif dan individualis. Dalam keseluruhan proses

pendidikan di sekolah kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang

paling pokok. Hal ini bawha berhasil tidaknya pendidikan tergantung pada

proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pada setiap proses jenjang

pendidikan, hasil belajar merupakan salah satu ukuran keberhasilan siswa

dalam belajar. Sebagian siswa masih banyak yang belum memenuhi KKM,

terdapat fenomena mengenai sulitnya mencapai nilai standar yang telah

ditetapkan oleh sekolah untuk kelulusan suatu mata pelajaran ekonomi.

Untuk menghindari halhal tersebut, maka pembelajaran kooperatif tipe

group investigation dapat di jadikan salah satu solusi agar siswa dapat saling

membantu dalam mencapai kesuksesan bersama terutama untuk mencapai

keberhasilan belajar.
Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe group investigation,

guru menyampaikan materi ajar dan siswa saling kerjasama dalam

memahami materi ajar tersebut sehingga pemahaman konsep dan prosedur

dalam pembelajaran ekonomi dapat dipahami dengan baik oleh siswa, selain

itu dalam pemebalajaran group investigation ini terdapat interaksi antara

siswa karena disini siswa di bagi kelompok sehingga dapat meningkatkan

rasa tanggung jawab dan menumbuhkan sikap saling menghargai satu sama

lain.

Model Pembelajaran Aktivitas belajar


Tipe group meningkat
investigation

Hasil belajar
meningkat

Gambar Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh model

pembelajaran tipe group investigation siswa kelas X di SMA Negeri 1 Donggala”.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian

eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2017).

3.2 Desain/ Rancangan Penelitian

Pada penelitian digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pada kelas eksperimen akan dilihat pengaruh hasil belajar fisika ,

sedangkan pada kelas kontrol sebagai pembandingnya akan digunakan pendekatan

pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut yaitu pendekatan

konvensional.

Adapun desain penelitian ini yaitu desain dengan rancangan The Non

Equivalen Pretest-Posttest Desing . Jenis rancangan ini biasanya dipakai pada

eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya,

dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya

(Sugiyono, 2011).
Tabel 3.1 : Rancangan Pretest-Posttes,Non equivalen

Group Pretest Treatment Posttest

KE O1 X1 O1O2

KK O1 X2 O1O2

Sumber : Sugiyono (2011)

Dengan :

KE : Kelompok eksperimen

KK : Kelompok kontrol

O : Pretes dan posttes

X1 : Perlakuan dengan model kooperatif tipe group investigation dengan

pendekatan pemecahan masalah

X2 : Pembelajaran konvensional

3.3 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan untuk pengumpulan data bertempat

di SMA Negeri 1 Donggala. Pada sekolah tersebut memiliki ketersediaan data

berupa populasi siswa yang memadai.

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu yang akan digunakan pada saat melakukan persiapan penelitian

sampai akhir penelitiannya yakni dimulai pada tahun ajaran 2020/2021.


3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada penelitian yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dengan pendekatan pemecahan masalah

3.5 Populasi Penelitian

Adapun populasi adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Donggala.

Dari populasi tersebut diambil dua kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

Satu kelas sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas yang lainnya sebagai kelas

kontrol.

3.6 Defenisi Operasional Variabel

Menghindari penafsiran yang berbeda tentang judul penelitian ini, perlu

adanya penegasan tentang istilah-istilah yang terkait sebagai berikut :

3.6.1 Model Pembelajaran kooperatif tipe group investigation

Model Pembelajaran kooperatif tipe group investigaton merupakan salah

satu model yang dilakukan secara tim atau berkelompok, diharapkan pada saat

proses pembelajaran siswa banyak lebih aktif di kelas baik aktif dalam berdiskusi

dengan kelompoknya dan aktif dalam mencari atau menginvestigasi materi atau

permasalahan yang diberikan oleh guru.

3.6.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan

berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama

dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Jadi, model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan

cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan

menyelesaikan persoalan. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif,

tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, heterogen (kemampuan, gender,

karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok

berupa laporan atau presentasi.


Daftar pustaka

Anni, T. C. 2006. Psikologi belajar. Semarang: UNNES press.

Ahmad Fauzi, (2012). Pengaruh model pembelajaran kooperatif Tipe Group

Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi pokok Listrik

Dinamis,Skripsi pada Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai