Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini disyahkan oleh guru pembimbing

Pada

hari :

tanggal :

Guru pembimbing,

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya, karya tulis yang berjudul “” ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
mendapat rihdo dari Alllah SWT.

Lape , 30 April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................................... ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 1


1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.4. Rumusan Tujuan ................................................................................................... 2
1.5. Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................. 3

2.1. Pengertian makanan sehat ................................................................................... 3


2.2. Pengertian pola makan ......................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................ 4

3.1. Macam-macam zat gizi di dalam makanan ........................................................... 4


3.2. Pola makan yang baik dan buruk bagi kesehatan .................................................. 7
3.3. Dampak pola makan yang buruk .......................................................................... 8
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 10

4.1. Simpulan ............................................................................................................. 10


4.2. Saran- saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

i
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Pengertian Ekosistem

Dalam studi geografi dan biologi kita mengenal konsep biosfer, yaitu bagian permukaan bumi
yang menjadi tempat serta kehidupan. Dalam studi ekologi seperti diperkenalkan oleh La Mont C.
Cole , biosfer itu disebut ekosfer. Biosfer dan ekosfer adalah dua sebutan untuk benda yang sama,
yang tidak lain adalah bagian bumi yang menjadi tempat hidup mahluk, baik itu lapisan udara
(atmosfer), maupun lapisan air (hidrosfer), dan lapisan batuan (lihosfer). Dalam ekosfer ini terjadi
jalinan semua komponen, baik komponen mahluk hidup (organisme) ataupun komponen tak hidup
(komponen non-organik, non-biotic) dalam jalinan siklus materi serta alur energi sebagai satu
kesatuan hidup.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah sau sifat mahluk hidup untuk
mempertahankan eksistensinya, sedangkan keberhasilanya ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki
oleh mahluk hidup. Beberapa populasi organisme yang hidup dalam satu komunitas yang saling
berinteraksi akan membentuk komunitas yang dinamakan komunitas biotik. Interaksi yang terjadi
antara populasi organisme (faktor biotik) dengan lingkungannya (faktor abiotik) membentuk
ekosistem.

Ekosistem merupakan suatu sistem dimana terjadi hubungan (interaksi) saling


ketergantungan antara komponen-komponen di dalamnya, baik yang berupa makhluk hidup
maupun yang tidak hidup. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan saling
ketergantungan atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan tak
hidup di dalam suatu ekosistem.

Ekosistem adalah penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan


timbal balik antara organisme dengan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju ke
struktur biotik tertentu dan bisa terjadi siklus materi antara anorganisme dan organisme.
Matahari adalah sumber dari semua energi yang ada pada ekosistem.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan


mengikuti lingkungan fisik. Organisme itu akan mencoba untuk beradaptasi dengan
lingkungan fisik dan begitu juga sebaliknya organisme juga bisa memengaruhi lingkungan
fisik yang digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Kehadiran spesies dalam ekosistem
dapat ditentukan dari tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan juga
fisis yang berada pada kisaran yang dapat untuk ditoleransi oleh spesies itu, itulah yang
disebut dengan hukum toleransi.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa saja komponen-komponen pembentuk ekosistem?

2. Bagaimana proses interaksi yang terjadi antarkomponen ekosistem?

3. Apa saja tipe-tipe ekosistem?

i
4. Apa dampak yang terjadi apabila ekosistem tidak seimbang?

1.3. Rumusan tujuan

1. Menjelaskan komponen-komponen pembentuk ekosistem

2. Menjelaskan proses interaksi yang terjadi antarkomponen ekosistem

3. menjelaskan tipe-tipe ekosistem

4. Menjelaskan dampak yang terjadi apabila ekosistem tidak seimbang

1.4. Manfaat

1. Manfaat teoritis
Menambah khasanah dan pengetahuan masyarakat pada umumnya tentang
ekosistim.
2. Manfaat praktis
Mengaplikasikan cara menjaga lingkungan demi keseimbangan ekosistem
dalam kehidupan sehari-hari.

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komponen-komponen Pembentuk Ekosistem

Semua ekosistem baik ekosistem daratan (terrestrial) maupun ekosistem perairan (


akuatik) tersusun atas komponen-komponen. Berdasarkan struktur dasar ekosistem,
komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan
komponen biotik.

Komponen abiotik

Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu
ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Komponen
abiotik meliputi udara,air,tanah,garam mineral,sinar matahari,suhu,kelembapan dan derajat
keasaman. Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan juga faktor yang
berpengaruh dalam distribusi organisme, antara lain.

 Suhu

Suhu adalah derajat energy panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang
bersumber dari matahari. Suhu udara di berbagai ekosistem berbeda-beda, tergantung
letak garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Makin dekat dengan kutub,
suhu udara makin dingin dan kering. Suhu merupan factor pembatas bagi kehidupan dan
memengaruhi keanekaragaman hayati di suatu ekosistem. Beberapa jenis makhluk hidup
melakukan hibernasi (tidak aktif) pada suhu yang sangat rendah, namun akan aktif dan
berkembang biak bila suhu lingkungan sudah normal kembali. Proses biologi yang
dipengaruhi juga oleh suhu. Unggas dan mamalia akan sangat membutuhkan energi agar
dia dapat meregulasi temperatur suhu dalam tubuh.

 Air

Ketersediaan air juga sangat memengaruhi distribusi organisme. Organisme yang


berada pada gurun hanya dapat beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada pada gurun
tersebut.

 Garam

Garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme yang melalui osmosis.
Beberapa organisme terestrial bisa untuk beradaptasi pada dalam lingkungan yang
memiliki kandungan garam tinggi.

 Cahaya Matahari

Intensitas dan kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses fotosintesis pada
tumbuhan. Air dapat menyerap cahaya yang terjadi pada lingkungan yang berair,
fotosintesis terjadi pada permukaan yang hanya mampu dijangkau oleh cahaya matahari.
Di gurun, intensitas cahaya matahari sangatlah besar sehingga dapat membuat suhu
meningkat, hal ini bisa membuat hewan dan tumbuhan menjadi tertekan.

i
 Tanah dan Batu

Karakteristik tanah meliputi struktur fisik, komposisi mineral, dan pH, bisa membatasi
penyebaran organisme berdasarkan kandungan sumber makanan yang ada di tanah.
Tumbuhan mengambil air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Sementara manusia
menggunakan tanah untuk keperluan lahan permukiman, pertanian, peternakan, perkantoran,
perindustrian, pertambangan, dan kegiatan transportasi.

 Iklim

Iklim merupakan kondisi cuaca dalam suatu daerah dan dalam jangka waktu yang
lama. Iklim makro meliputi iklim global, iklim lokal, dan iklim regional.

Biotik
Biotik merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menyebut suatu organisme.
Komponen biotik tersusun atas suatu komponen ekosistem selain komponen abiotik.
Berdasarkan fungsi dan perannya, makhluk hidup dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
dekomposor atau pengurai dan heterotrof atau konsumen :
 Dekomposer atau Pengurai
Dekomposer atau pengurai merupakan suatu organisme yang menguraikan bahan
organik, berasal dari organisme-organisme yang telah mati. Pengurai disebut sebagai
konsumen sapotrof atau makro. Hal ini dikarenakan makanan yang dikonsumsi pengurai
memiliki ukuran yang besar. Organisme pengurai menyerap hasil sebagian dari
penguraian yang telah dilakukan tersebut serta melepaskan bahan-bahan sederhana yang
mampu dipergunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk golongan dekomposer atau
pengurai ialah bakteri dan jamur. Dekomposisi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
 Aerobik
Oksigen berguna sebagai penerima oksidan atau elektron.
 Anaerobik
Oksigen tidak ikut terlibat dan bahan organik berguna sebagai penerima oksidan
atau elektron.
 Fermentasi
Anaerobik merupakan bahan organik yang telah teroksidasi sebagai penerima
elektron. Komponen tersebut berada pada suatu tempat serta berinteraksi untuk
membentuk kesatuan ekosistem yang bersifat teratur.
 Heterotrof atau Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari suatu organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai sumber dari makanannya.
Komponen heterotrof disebut dengan konsumen makro atau fagotrof karena makanan
yang dimakan oleh konsumen tersebut berukuran kecil. Yang termasuk golongan
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

2.2.Interaksi antar komponen ekosistem

Komponen ekosistem selalu berhubungan dan berinteraksi menurut dinamika tertentu.


Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarindividu, antarpopulasi, dan antara
komponen biotik dan komponen abiotik.

. Interaksi antarindividu

i
Interaksi antarindividu merupakan interaksi antara individu satu dengan individu lainnya
baik yang berspesies sama maupun dengan spesies yang berbeda. Interaksi antarindividu terjadi
karena setiap individu saling berkompetisi untuk mendapatkan makanan, pertahanan diri, tempat
tinggal serta untuk melakukan perkawinan.

Contoh interaaksi antarindividu adalah seekor kupu kupu mengisap madu pada bunga
tertentu.

Interaksi antarpopulasi

Interaksi antapopulasi merupakan interaksi antar populasi dalam suatu komunitas.


Interaksi antarpopulasi dapat membentuk hubungan sebagai berikut.

a) Kompetisi,
Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terdapat ketidakseimbangan,
misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan ruang. Hubungan kompetisi
dapat terjadi antara individu-individu dalam satu spesies maupun individu-individu yang
berbeda spesies. Contoh hubungan kompetisi yang berbeda spesies adalah hubungan
antara banteng dan rusa yang menempati padang rumput yang sama. Contoh hubungan
kompetisi dalam satu jenis adalah persaingan antara pejantan kumbang badak untuk
memperebutkan betina ketika musim kawin tiba .
b) Predasi,
Predasi yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh predasi adalah harimau dengan rusa, burung
hantu dengan tikus.

c) Simbiosis

Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme.


Hubungan simbiosis ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

 Simbiosis mutualisme adalah hubungan sesama makhluk hidup yang saling


menguntungkan kedua pihak. Contonya hubungan antara burung jalak dan

i
kerbau, dimana burung jalak mendapat makanan yaiutu kutu kerbau,
sedangkan kerbau bisa terbebas dari kutu pengganggunya karena dimakan
burung jalak.
 Simbiosis komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup dimana pihak
yang satu mendapat keuntungan tetapi pihak lainnya tidak dirugikan dan
tidak diuntungkan pula. Contohnya hubungan antara anggrek dan pohon
mangga, dimana anggrek menggunakan batang pohon mangga yang
ditempelinya sebagai tempat hidup, sedangkan pohon mangga yang ditempeli
tidak akan dirugikan karena anggrek tidak mengambil sari-sari makanan yang
berada pada tumbuhan inangnya tersebut.
 Simbiosis parasitisme adalah hubungan antar organism dimana pihak yang
satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak organisme lainnya.
Contohnya hubugan antara benalu dan tanaman inangnya akan mengalami
kerugian.
d) Protokooperasi

Protokooperasi yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing-masing
pihak memperoleh keuntungan, tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan keharusan.
Contohnya kerbau dengan burung jalak. Burung jalak mendapatkan keuntungan berupa
kutu sebagai makanannya, namun jalak bisa mendapatkan makanan dari sumber lainnya,
misalnya semut, ulat, belalang,. Sementara itu, kerbau mendapatkan keuntungan karena
terbebas dari kutu.

e) Natralisme
Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing
tidak terpengaruhi oleh adanya asosiasi. Dalam hal ini tidak ada yang diuntungkan
maupun yang dirugikan. Netralisme terjadi antara spesies yang memiliki kebutuhan yang
berbeda, misalnya sapid an kucing. Sapi mencari rumput sebagai makanannya, sedangkan
kucing berburu tikus sebagai makanannya.

2.3. Tipe-tipe Ekosistem

Akuatik (AIR)
Berikut adalah contoh tipe-tipe ekosistem akuatik atau air
 Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri dari ekosistem air tawar adalah memiliki suhu bervariasi yang tidak
menyolok, dengan penetrasi cahaya yang sangat kurang, serta ekosistem air tawar terpengaruh
dengan iklim dan cuaca. Macam-macam tumbuhan yang banyak terdapat pada ekosistem air
tawar adalah jenis ganggang, sedangkan ada tumbuhan yang lain yaitu tumbuhan biji.

 ekosistem Laut

Habitat laut ditandai adanya salinitas atau kandungan kadar garam yang lumayan
tinggi dengan ion CI- hingga mencapai 55% terutama yang berada di daerah laut tropik, hal
ini dikarenakan di laut tropik memiliki suhu yang tinggi serta penguapan yang besar. Pada
daerah tropik, suhu laut dapat dapat berkisar hingga 25 °C. Terjadinya perbedaan suhu antara
bagian atas dengan bagian bawah tinggi dan juga terdapat pembatas antara lapisan itu yang
disebut dengan termoklin.

i
 Ekosistem Estuari

Estuari merupakan tempat bersatunya antara air sungai dengan air laut. Estuari sering
dibatasi dengan lempengan lumpur intertidal yang lumayan luas. Ekosistem ini memiliki
produktivitas yang sangat tinggi dan mengandung banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang
mampu bertahan hidup di estuari antara lain adalah rumput rawa garam,

fitoplankton,serta rumbuhan ganggang. Sedangkan komunitas hewan yang mampu


untuk hidup di estuary antara lain cacing, kepiting, ikan, dan kerang.

 ekosistem Pantai

Dinamakan dengan ekosistem pantai dikarenakan pada ekosistem pantai paling


banyak tumbuh pada gundukan pasir yang disebut dengan tumbuhan Ipomoea pes caprae
mempunyai kemampuan agar dapat bertahan terhadap hempasan gelombang serta angin.

 ekosistem Sungai

Sungai merupakan suatu badan air yang mengalir pada satu jalur atau arah. Air sungai
yang dingin serta jernih dan mempunyai kandungan sedimen yang sedikit. Aliran air dan
gelombang secara konstan mampu memberikan oksigen pada air tersebut. Ekosistem sungai
dihuni oleh hewan antara lain seperti kura-kura, gurame, dan sebagainya.

 Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang terdiri dari coral dengan jarak
berada di dekat pantai. Efisiensi ekosistem terumbu karang sangat lumayan tinggi. Hewan
yang mampu bertahan hidup pada karang hanya memakan organisme mikroskopis dan sisa-
sisa organik lain. Kehadiran terumbu karang yang letaknya di dekat pantai membuat pantai
tersebut dapat memiliki pasir berwarna putih.

 Ekosistem Lamun

Lamun merupakan satu-satunya dari kelompok tumbuhan yang mampu mengeluarkan


bunga di lingkungan laut. Tumbuhan tersebut mampu bertahan hidup pada perairan laut atau
pantai yang dangkal. Lamun atau seagrass memiliki tunas yang berdaun dengan bentuk tegak
serta tangkai‑tangkai yang merayap untuk berbiak. Sebagai salah satu sumber daya hayati,
tumbuhan lamun banyak dipergunakan untuk berbagai macam keperluan.

 Ekosistem Laut Dalam

Ekosistem laut dalam mempunyai kedalaman hingga mencapai lebih dari 6.000 m.
Biasanya pada kedalaman tersebut terdapat lele laut serta ikan-ikan laut yang bisa
mengeluarkan sinar cahaya.

Terestrial (DARAT)
Berikut beberapa contoh tipe-tipe ekosistem terrestrial atau darat
 Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis banyak dijumpai pada daerah tropik dan daerah subtropik. Hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan yang terjadi 200 hingga 225 cm per tahun. Serta
spesies pepohonan relatif banyak dan jenisnya bermacam-macam tergantung dengan letak

i
geografisnya. Dalam hutan hujan tropis terdapat beberapa tumbuhan khas antara lain yaitu
liana atau rotan dan tumbuhan anggrek sebagai epifit. Hewan yang terdapat pada hutan ini
antara lain, badak, kera, burung, harimau, dan burung hantu.

 Sabana

Sabana yang berasal dari daerah tropik biasanya terdapat pada wilayah yang bercurah
hujan 40 – 60 inci per tahun, tapi temperatur dan kelembaban tergantung terhadap musim.
Hewan yang mampu hidup di sabana antara lain serangga, singa, hyena, dan zebra.

 Padang Rumput

Padang rumput banyak dijumpai pada daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
daerah subtropik. Ciri-ciri dari padang rumput ialah bercurah hujan sekitar 25-30 cm per
tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan air yang lumayan tinggi, serta
drainase aliran air yang sangat cepat. Tumbuhan yang dijumpai pada padang rumput antara
laim tumbuhan terna dan rumput. Hewan yang di jumapai antara lain: bison, anjing liar,
serigala, zebra, serangga, jerapah, gajah, dan sebagainya.

 gurun

Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan langsung dengan padang rumput.
Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri antara lain gersang serta curah hujan yang terjadi rendah
sekitar 25 cm/tahun. Sedangkan perbedaan suhu yang terjadi antara waktu siang dan waktu
malam sangat besar. Dapat dijumpai juga tumbuhan menahun berdaun seperti tumbuhan
kaktus atau tak berdaun dan memiliki akar yang lumayan panjang serta memiliki jaringan
yang bisa berguna untuk menyimpan air. Hewan yang bisa hidup di gurun antara lain seperti
ular, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal yang lain.

 Taiga

Taiga terdapat pada belahan bumi utara dan pegunungan daerah tropik. Taiga
memiliki ciri-ciri suhu pada musim dingin yang rendah. Hutan taiga adalah konifer, pinus,
dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga adalah moose, beruang hitam, dan burung yang
bermigrasi ke selatan pada saat tiba musim gugur.

 tundra

Tundra dapat di jumpai pada belahan bumi utara dan dalam lingkaran kutub utara
serta terdapat pada puncak gunung yang tinggi. Pertumbuhan pada tanaman yang daerah
tundra hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem ini yang cukup dominan
adalah sphagnum, alang-alang, tumbuhan perdu, dan liken.

 Hutan gugur

Hutan gugur hanya terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4 musim
serta mempunyai ciri-ciri antara lain curah hujan yang merata pada setiap tahun. Jenis pohon
pada ekosistem hutan gugur berjumlah sedikit dan tidak rapat. Hewan yang dijumpai pada
ekosistem hutan gugur antara lain beruang, rubah, rusa, dan rakun.

 Karst (batu gamping /gua)

i
Karst merupakan nama yang berawal dari nama sebuah kawasan batu gamping berada
pada wilayah Yugoslavia. Karst mempunyai beberapa ciri-ciri tanahnya kurang subur untuk
sektor pertanian, mudah longsor, serta sensitif terhadap erosi.

 Buatan

Ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan manusia untuk kepentingan umum maupun kepentingan pribadi.
Contoh ekosistem buatan adalah:

a) Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus


b) Sawah irigasi
c) Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
d) Bendungan
e) Perkebunan sawit

2.4. dampak dari ketidakseimbangan ekosistem

a. Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem

Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatis,


yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara
keseluruhan. Keseimbangan itu diatur oleh berbagai faktor yang sangant rumit. Dalam
mekanisme keseimbangan ini, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpangan bahan-
bahan, pelepasan hara makanan, yang mengatur organisme dan produksi serta dekomposisi
bahan-bahan organik.

Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap
perubahan tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis dengan mudah dapat diterobos oleh
kegiatan manusia. Contoh: sebuah sungai yang tercemar dapat memperbaiki diri sendiri
namun bila polusinya terlalu banyak maka sungai itu akan menjadi berubah karena batas
homeostatis terlampaui bahkan sungai tersebut dapat rusak selamanya.

Manusia mempunyai kemampuan untuk menghancurkan ekosistem dan sebaliknya


pula. Manusia harus didukung IPTEK dan tetap berpegang teguh pada kebijakasanaan dalam
memperlakukan alam, karena jika ekosistem terganggu maka manusiapun akan terganggu
hidupnya dan menerima akibatnya.

Setiap usaha manusia terhadap ekosistem harus diperhatikan dengan seksama,


sehingga tidak akan terjadi kerusakan alam. Salah satu tindakan terbaik adalah melakukan
pembangunan dengan mempraktekan usaha perlindungan dan pengawetan alam.

i
b. Permasalahan-Permasalahan Yang Timbul Atara Manusia dan Alam

Masalah-masalah akan timbul apabila manusia tidak dapat menjaga keseimbangan


alam, antara lain:

Masalah Erosi dan Banjir. Erosi merupakan gejala alamiah dan seringkali pula
disebut sebagai erosi geoglogi. Peristiwa erosi terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi
dengan bantuan media air di sungai yang mengikis dasar dan tepi sungai. Peristiwa erosi ini
juga dipercepat dengan adanya penggunaan tanah yang tidak tepat oleh manusia sehingga
merugikan lingkungan.

Pencemaran Lingkungan (Polusi)


1. Pencemaran Tanah

Sampah-sampah industri pertanian yang mempergunakan pupuk buatan telah


menyebabkan pencemaran tanah. Sampah-sampah tersebut adalah bahan-bahan kimia yang
bila terkumpul dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan melalui tanah dimana
pepohonan tumbuh dan berkembang. Bagi hewan dan manusia jumlah nitrat yang berlebihan
merupakan racun. Hal tersebut bisa mengakibatkan cyanosis pada anak-anak, yaitu timbulnya
kesulitan pernafasan karena terganggunya peranan hemoglobin dalam pengikatan oksigen.
Selain itu DDT merupakan indikasi pencemaran yang berbahaya pada tanah karena bahan
tersebut tidak dapat diuraikan dan dapat meresap masuk ke dalam pepohonan ataupun buah
hasil penanaman kita dan hal tersebut mengakibatkan kemandulan pada burung.

2. Pencemaran Air

Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara
langsung dan tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida,
herbisida, dan insektisida yang dipergunakan manusia dalam pertanian, dsb.

3. Pencemaran Udara

Pencemaran udara terjadi saat komponen udara berada dalam jumlah di atas ambang
normal dan membahayakan lingkungan, hal tersebut bisa diperoleh darin beragam aktifitas
manusia baik sehari-hari ataupun dalam produksi dan penggunaan kendaraan bermotor.

4. Pencemaran Suara

Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara
yang dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat
secara tidak terkontrol. Hal tersebut dalam tingkat tertentu sangat berbahaya bagi manusia
karena bisa mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan depresi.

Kerusakan Hutanan

i
Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah
khatulistiwa, hutan di Indonesia membentang antara satu pulau ke pulau lainnya. Itulah,
mengapa Indonesia sering disebut Zamrud Khatulistiwa.

Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap


karbondioksida. Fungsi hutan yang lain sebagaoi pengatur tata air, iklim, pencegah erosi,
penyubur tanah, tempat hidup binatang-binatang, dan sebagai tempat menyimpan kekayaan
alam yang berupa hasil-hasil hutan.

Akibat dan dampak dari kerusakan hutan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Terganggunya sistem hidro-orologis

Banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau merupakan salah satu
contoh dari tidak berfungsinya hutan untuk menjaga tata air. Air hujan yang jatuh tidak dapat
diserap dengan baik oleh tanah, laju aliran permukaan atau runoff begitu besar. Air Hujan
yang jatuh langsung mengalir ke laut membawa berbagai sedimen dan partikel hasil dari erosi
permukaan. Terjadinya banjir bandang dimana-mana yang menimbulkan kerugian harta
maupun nyawa. Masyarakat yang terkena dampaknya kehilangan harta benda dan rumah
tempat mereka berteduh akibat terbawa banjir bandang, bahkan ditambah kerugian jiwa yang
tak ternilai harganya.

2. Hilangnya Biodiversitas.

Hutan Indonesia memiliki beranekaragam spesies flora dan fauna, penebangan dan
pengrusakan hutan menyebabkan spesies-spesies langka akan punah. Bahkan spesies yang
belum diketahui nama dan manfaatnya hilang dari permukaan bumi. Hutan Indonesia yang
termasuk hutan hujan tropis memiliki 3000 jenis tumbuhan di dalam satu hektar ditambah lagi
jenis satwa yang ada di dalamnya. Jika laju deforestasi yang mencapai 1-2 juta hektar per
tahun tidak dapat dicegah maka hutan-hutan tropis ini akan hilang.

3. Kemiskinan dan Kerugian secara ekonomis. Masyarakat Indonesia akan bertambah miskin
jika kita tidak mempunyai hutan, itulah yang dikatakan Presiden Bambang Yudhoyono.
Departemen Kehutanan mengemukakan bahwa kerugian negara per hari mencapai Rp. 83
milyar, itu hanya dari kerusakan hutan akibat penebangan liar. Berapakah kerugian jika
semua faktor dan penyebabkan kerugian kita hitung?

4. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global. Hutan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen
bagi semua mahluk di bumi tidak bisa menjalankan fungsinya mendaur ulang karbondioksida.
Karbondioksida di udara semakin tinggi menyebabkan efek gas rumah kaca.

5. Kerusakan Ekosistem Darat maupun Laut

Pengertian dan definisi hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan
dengan lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu
komponen hutan di rusak, akan berpengaruh terhadap komponen ekosistem yang lain.
Hubungan keterkaitan antara struktur dan fungsi di dalam ekosistem berjalan dalam
keseimbangan yang harmonis, tetapi bila struktur hutan menjadi rusak, akibat dan dampaknya

i
akan mempengaruhi fungsi hutan itu sendiri. Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem
hutan di darat, namun berdampak pada kerusakan ekosistem di laut juga. Akibat kerusakan
hutan terjadi erosi dan banjir membawa sedimen ke laut yang merusakan ekosistem laut. Ikan
dan Terumbu karang sebagai mahluk hidup diperairan mendapat akibat dari aktivitas
pengrusakan di darat. Kerusakan seperti ini sangat dirasakan oleh pulau-pulau kecil di
Indonesia, dengan ciri daerah das yang pendek dan topografi yang curam sangat cepat
pengaruhnya terhadap lingkungan laut.

6. Abrasi Pantai

Bila pohon-pohon di pesisir pantai ditebang maka tidak ada lagi perlindungan bagi
kawasan pantai. Salah satu fungsi hutan mangrove maupun hutan pantai adalah menjaga
daerah pantai dari hempasan ombak laut. Ombak laut yang menerjang pesisir pantai, dapat
menyebabkan abrasi pantai.

7. Intrusi dari Laut

Air laut dapat meresap sampai ke darat jika hutan-hutan pesisir seperti hutan
mangrove dan hutan pantai dirusakan. Ditambah “penambangan” air sebagai kebutuhan hidup
rumah tangga yang menyedot terus persediaan air tanah tanpa adanya keseimbangan infiltrasi
dari air hujan yang jatuh.

8. Hilangnya budaya masyarakat

Dirasakan sangat nyata bahwa hutan menjadi sumber penghidupan dan inspirasi dari
kehidupan masyarakat. Berbagai ragam budaya yang terkait dengan hutan seperti simbol-
simbol dan maskot yang diambil dari hutan, misalnya Harimau sebagai maskot dari Reog,
pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia, Bekantan sebagai maskot dari Kalimantan, dan
sebagainya. Jika semua ini punah maka hilanglah sumber inspirasi dan kebanggaan dari
masyarakat setempat.

i
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ekosistem dapat diartikan sebagai sistem ekologi disuatu tempat tertentu yang
merupakan jalinan hidup diantara komponen-komponennya (hidup, tak hidup, lingkungan)
dalam kesatuan yang dipadukan oleh adanya arus materi dan energi. Setiap komponen
ekosistem melakukan interaksi baik antarindividu maupun antarpopulasi. Interaksi tersebut
ada yang saling menguntungkan kedua pihak, ada yang dapa merugikan pihak lainnya dan
bahkan ada yang saling tidak memengaruhi satu sama lain.

Ekosistem terdiri dari dua tipe yaitu ekosistem darat (terrestrial) dan ekosistem
laut (akuatik). Setiap tipe mempunyai ciri-ciri dan komponen yang berbeda-beda.
Contoh ekosistem darat yaitu hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, taiga,
tundra, hutan gugur, kars dan buatan. Sedangkan contoh ekosistem air yaitu ekosistem
air tawar, ekosistem laut, ekosistem estuari, ekosistem pantai, ekosistem sungai,
ekosistem trumbu karang, ekosistem lamun dan ekosistem laut dalam.

3.2. Saran

Kita sebagai manusia harus dapat menjaga keseimbangan ekosistem bukan


malah merusak lingkungan alam. Manusia mempunyai kemampuan untuk menghancurkan
ekosistem dan sebaliknya pula. Manusia harus didukung IPTEK dan tetap berpegang teguh
pada kebijakasanaan dalam memperlakukan alam, karena jika ekosistem terganggu maka
manusiapun akan terganggu hidupnya dan menerima akibatnya.

Contohnya bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara
secara langsung dan tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena
pestisida, herbisida, dan insektisida yang dipergunakan manusia dalam pertanian, dsb.

i
i

Anda mungkin juga menyukai