Anda di halaman 1dari 78

Lembaga Pengembangan

Modul-2b
Fraud Auditing

BAGIAN I
METODE DAN TEKNIK PEMBUATAN BAPK

I. PENDAHULUAN
Berita Acara yang dibuat adalah “ Berita Acara Permintaan Keterangan “
bukannya “Berita Acara Audit (BAP)” karena auditor SPI bukan merupakan “
penyidik” sebagaimana ditentukan dalam “KUHAP”.
Berita Acara Permintaan Keterangan ini dapat dijadikan “bahan dan data
pengembangan“ dalam pengungkapan kasus tindak pidana korupsi bagi aparat
penegak hukum.
Berita Acara Permintaan Keterangan ini memuat tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri oleh pejabat pembuat
berita acara atau uraian kembali yang benar perihal yang diberitahukan
kepadanya oleh orang lain.
Berita Acara tidak boleh menyebutkan kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-
pendapat yang berupa opini maupun asumsi-asumsi.

II. PENGGUNAAN BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN


Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) ini dapat digunakan untuk
pengumpulan informasi/bukti-bukti dari :
- Tersangka pelaku penyelewengan/penyimpangan, baik yang kesalahannya
yang sudah pasti maupun yang kesalahannya belum pasti.
- Saksi-saksi yang dapat mendukung terungkapnya modus operandi ataupun
orang orang yang terkait dengan tindak penyelewengan yang sedang
diperiksa ataupun yang dapat memperjelas duduk persoalan yang sedang
diperiksa.
Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) ini dapat digunakan untuk “audit
khusus terhadap tindak pidana korupsi” maupun dalam ‘audit rutin / reguler”
lainnya. Terutama untuk mempertegas setiap informasi yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan dan disampaikan ke auditor dengan maksud tertentu.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 1 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Dengan ditampungnya informasi melalui BAPK ini tentunya sumber informasi


tersebut dapat dipertanggungjawabkan, sehingga keandalan dari materi
informasipun tingkat keyakinannya cukup dapat diandalkan.
Penggunaan BAPK ini juga dapat membantu bagi pemberi informasi yang
keberatan jika terlihat seolah-olah ia yang melaporkan, karena dengan
menggunakan BAPK ini terlihat bahwa ia hanya menjawab apa adanya atas
pertanyaan auditor.
BAPK ini bukan saja digunakan untuk mengikat pembuktian yang telah
diperoleh dari audit keuangan, tetapi juga dapat digunakan untuk
mendapatkan bukti yang semula sulit diperoleh.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 2 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

III. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN BAPK


1. Auditor yang akan membuat BAPK harus memenuhi :
a. Syarat Formal : - Petugas auditor memiliki Surat Tugas dari Pimpinan
- Minimal dilakukan oleh orang petugas auditor
b. Syarat Material :
- Menguasai kasus yang sedang diperiksa
- Berkepribadian :
- percaya diri sendiri dan tidak merasa rendah diri
- tidak lekas terpengaruh
- dapat mengendalikan diri
- tekun, sabar, ulet dan mampu mengembangkan inisiatip
- mampu berfikir logis
- mampu untuk menghayati masalah yang langsung
dihadapi
2. Sikap dan penampilan auditor
a. Tunjukkan sikap bahwa semata-mata akan mencari
kebenaran/keadilan dan bukan hanya mencari pengakuan atau
mencari kesalahan tersangka
b. Citpakan suasana informal untuk menghilangkan ketegangan dan
ketakutan pihak yang diperiksa
c. Hindarkan istilah-istilah yang langsung menunjuk pada tindak
penyimpangan / penyelewengan yang terjadi, terutama yang
bernada sinisme.
d. Duduk dengan tenang, jangan mondar mandir, kurangi merokok, jika
ingin sekali merokok sebaiknya disuguhkan terlebih dahulu kepada
yang diperiksa, terutama jika dengan merokok pihak yang diperiksa
dapat mengurangi ketegangannya.
e. Hargai pribadi orang yang diperiksa dan memandangnya sebagai
manusia dengan sifat-sifat kemanusiaannya.
f. Harus berusaha merasakan bagaimana jalan pikiran orang yang
diperiksa.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 3 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

g. Tampilkan kemampuan berkomunikasi dan menguasai arah audit


yang dilakukan. Usahakan agar orang yang diperiksa benar-benar
terhimbau untuk mengungkapkan semua hal yang diketahuinya dan
dialaminya.
3. Tempat audit/pembuatan BAPK.
a. Hindarkan/hilangkan hal-hal yang dapat menganggu
konsentrasi/kelancaran audit, seperti :
- panggilan tilpon
- kedatangan tamu
- keluar masuk orang lain ke ruangan audit
b. Usahakan tempat duduk yang sama tinggi antara auditor dengan
yang diperiksa agar dengan mudah dapat mengamati wajah orang
yang diperiksa, perubahan perubahannya dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan.
c. Singkirkan benda benda yang tidak perlu dari atas meja audit.
Sebaiknya diatas meja tersebut hanya terdapat alat-alat tulis yang
diperlukan saja.
4. Perhatikan gejala-gejala psikologis yang ditujukkan dari orang yang
diperiksa dalam menerima pertanyaan maupun dalam memberikan
jawabannya, seperti : gelisah, khawatir, tidak berani memandang/
dipandang auditor, melakukan gerakan yang tidak bisaa, emosi dan lain-
lain.
Dengan memanfaatkan kelemahan ataupun gejala-gejala psikologis
tersebut dapat membantu dalam usaha mengungkapkan kasus yang
sedang diperiksa.
5. Jika dari hasil audit dapat diketahui dan diakui adanya kerugian negara
dan adanya kesanggupan untuk segera menyelesaikannya agar
dilanjutkan dengan membuat “Surat Pernyataan Kesanggupan” dari
orang yang diperiksa dengan memberikan jaminan yang memadai
(Lampiran I)

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 4 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

a. BENTUK BERITA ACARA


Kerangka dan Susunan.
Pada pokoknya suatu Berita Acara terdiri dari :
1. Kepala Berita Acara
2. Batang tubuh Berita Acara
3. Kaki dan penutup Berita Acara

1. Kepala Berita Acara


Kepala Berita Acara ini memuat :
- Waktu dilakukannya audit/pembuatan BA
- Nama dan identitas pejabat pembuat BA, dalam hal ini dibuat oleh
minimal 2 orang petugas
- Pemerintah tugas audit
- Nama dan identitas yang diperiksa yang harus dicantumkan secara rinci
dan Jangan sampai keliru, untuk itu perlu dilihat tamda bukti penduduk
yang bersangkutan
- Permasalahan secara singkat dimana yang bersangkutan diminta
keterangannya.
Contoh kepala BAPK sbb ;

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 5 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

SATUAN PENGAWASAN INTERN


PT. MAJU MAKMUR

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN

-----------Pada hari ini,…………………………..tanggal………………… jam ……… s/d …………


Waktu Indonesia bagian …… ……bertempat di ………………………………………. kami /saya :
1. Nama :
NIP :
Pangkat :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Pangkat :
Jabatan :
Pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT. Maju Makmur berdasarkan Surat Tugas Nomor :
……………………………………… tanggal :………………………… telah meminta keterangan
kepada :
Nama Lengkap : …………………………………………
Jenis Kelamin :………………………………………….
Tempat Lahir : …………………………………………
Tanggal lahir/umur : ……………………………………........
Kewarganegaraan :……………………………………………
Agama : ……………………………………………
Pekerjaan/jabatan : ………………………………………………
Nama Instansi : ……………………………Telp ……
Alamat Instansi : ……………………………Telp …………
----------Ia diminta keterangannya dalam masalah…………………...... ...……………………………
……………………………………Atas pertanyaan kami yang bersangkutan memberikan jawaban/
keterangan sebagai berikut:

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 6 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

2. Batang Tubuh Berita Acara


Secara rinci batang tubuh BA ini terdiri dari :
b. Pembukaan
c. Materi pokok
d. Penegasan materi
e. Faktor pemberat “ jika ada “
f. Faktor meringankan
Batang Tubuh ini merupakan isi dari suatu BA, baik berupa keterangan
maupun uraian yang urut atas tindakan atau ikhwal tertentu yang menjadi
obyek laporan/audit.
Batang tubuh BAPK ini memuat keterangan yang diperiksa, berdasarkan
pertanyaan yang diajukan oleh auditor.
Keseluruhan BAPK haruslah dapat menjawab atas pertanyaan-pertanyaan
tentang terjadinya tindak pidana korupsi/penyelewengan maupun modus
operandinya melalui jawaban-jawaban :
- Siapakah Si
- Apakah a
- Dimanakah Di
- Dengan apakah De Si Adi Demen Babi
- Mengapakah Men ( 7 kah )
- Bagaimanakah Ba
- Bilamanakah Bi
dan hendaknya memuat keterangan-keterangan terhadap fakta-fakta yang
dapat dikelompokkan lagi dalam unsur tindak pidana/penyelewengan yang
disangkakan, sehingga hasil audit tersebut dapat digunakan/dihargai guna
mendukung “alat bukti”.
Pertanyaan dapat dipilih dan dikembangkan sesuai kebutuhan.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 7 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

g. Pembukaan BAP vs BAPK


Dalam pembukaan BAP dimulai dengan mengertinya yang diperiksa apa
pentingnya diminta keterangan oleh auditor dan dalam keadaan sehat
jasmani, rohani serta kesediaan untuk memberikan keterangan terhadap
kasus : …… ………………………….. (uraian harus secara singkat karena
pertanyaan terinci diajukan dalam materi pokok). Pertanyaan ini diajukan
dalam BAP karena pertanyaan ini merupakan persyaratan guna memenuhi
ketentuan pro-yusticia dan untuk membangun kelancaran pertanyaan-
pertanyaan materi berikutnya agar sebelumnya diberikan penjelasan yang
cukup mengenai kepentingan dimintanya keterangan.
Dalam pelaksanaan BAP jika perlu agar dijelaskan mengenai keharusan
warga negara menurut hukum untuk menjelaskan apa yang diketahuinya
mengenai tindak pidana korupsi serta sanksi-sanksi apabila menghalangi
pengambilan fakta/bukti-bukti sebagaimana ditentukan dalam UU No. 3
tahun 1971, tentang pemberantasan Tindak pidana Korupsi pasal 29,30
dan pasal 32 jo. pasal 220,231,421,422,429 dan 430 KUHP.

Khusus untuk pemberian keterangan dukungan/saksi perlu diketahui


apakah ada hubungan keluarga yang dapat mempengaruhi tingkat
keyakinan atas informasi yang diberikannya.
Pertanyaan lainnya berupa pertanyaan status tugas maupun tanggung
jawab tugas dari yang diperiksa. Walaupun pada prinsipnya semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan yang
menyangkut pegawai negeri dapat dianggap yang bersangkutan telah
mengetahuinya, untuk lebih tegas dapat juga ditanyakan mengenai
pengetahuan yang bersangkutan atas PP 30 tahun 1980.
Dalam pembuatan BAPK pertanyaan pembuka demikian tidak harus
ditanyakan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh pemberi
keterangan adalah sebagai berikut :

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 8 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

No.1. Harap jelaskan riwayat hidup singkat Saudara ?


Jawaban : …………………………………………………………………..
No. 2. Apakah Saudara kenal dengan Saudara , bila kenal dalam hubungan apa Saudara kenal, kapan mulai
kenal dan dimana ?
Jawaban : ……………………………………………………………………….
No. 3. Pernahkah Saudara mengucapkan sumpah / Janji pegawai Negeri Sipil pada waktu Saudara diangkat
sebagai Pegawai Negeri ?
Jawaban :………………………………………………………………………
No. 4. Pernahkah Saudara mengucapkan Sumpah Jabatan pegawai Negeri Sipil pada waktu Saudara diangkat
dalam suatu jabatan tertentu ?
Jawaban : …………………………………………………………………….
No. 5. Pernahkan Saudara membaca Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil tentang kewajiban dan larangan
serta sanksinya sebagaimana diatur dalam PP No. 53 Tahun 2010 ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
Dst-nya ………….no.6, 7 ditiadakan
No.8. Harap Saaudara Jelaskan tentang tugas pekerjaan yang dibebankan dan menjadi tanggung jawab
Saudara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 9. Dimana Saudara melaksanakan tugas pekerjaan tersebut dalam Jawaban No itu ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 10. Sejak kapan Saudara mulai melakukan tugas pekerjaan seperti jawaban no itu ?
Jawaban : ……………………………………………………………..
No. 11. Apakah yang dijadikan dasar sehingga Saudara melaksanakan tugas pekerjaan tersebut dalam No. itu
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 12. Siapakah yang berwenang dan berhak memerintahkan Saudara untuk melakukan tugas pekerjaan
tersebut dalam jawaban no. ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 13. Siapa-siapa saja yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung baik atasan / bawahan
dengan tugas pekerjaan seperti tersebut dalam jawaban no. ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 14. Bagaimana mekanisme pelaksanaan tugas pekerjaan tersebut dalam jawaban no
Jawaban : ……………………………………………………………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 9 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

h. Materi pokok
Dalam materi pokok ini dikemukakan kasus/permasalahan satu persatu
sampai tuntas baik mengenai modus operandinya, pelakunya,siapa saja
yang dapat memberikan keterangan/mengetahui tentang kasus tersebut
dan apakah ada yang menyangkut harta kekayaan negara serta kesediaan
untuk memberikan bukti-bukti atau data yang memperkuat keterangan
yang diberikan.
Pertanyaan dalam materi pokok ini dapat disusun/dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dalam mengarahkan jawaban/menuntun pengungkapan
masalah dari pemberi keterangan sampai masalahnya terungkap secara
tuntas.

No. 15. Harap Saudara ceritakan segala masalah yang Saudara ketahui mengenai kasus tersebut
pada no. diatas, jalan ceritanya (modus operandi ) siapa saja pelakunya, siapa saja yang
bisa memberikan keterangan/mengetahui tentang kasus tersebut dan apakah ada yang
menyangkut harta/kekayaan negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….

(pertanyaan untuk pengungkapan kasus ini dapat dikembangkan guna menuntun


pengungkapan permasalahan oleh pemberi keterangan sampai kepada kemungkinan
diperolehnya bukti pendukung guna memperkuat keterangan yang diberikan).

No. 16. Dapatkan Sadara memberikan bukti-bukti atau data yang dapat memperkuat keterangan
Saudara diatas ?
Jawaban : ……………………………………………………………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 10 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

i. Penegasan Materi
Merupakan penegasan dari yang diperiksa atas tindakan/perbuatan yang
dilakukannya maupun disiplin yang dilakukannya dalam menjalankan
tugas.
Mendapatkan informasi guna mendukung/merupakan salah satu penyebab
terjadinya tindak penyelewengan.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 11 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

No. 17. Apakah perbuatan yang Saudara lakukan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan
yang mengutakan kepentingan Negara di atas kepentingan Golongan atau Diri sendiri ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 18. Apakah perbuatan Saudara tersebut dapat diklasifikasikan sebagai menunjang tinggi
kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah dan Pegawai Negeri Sipil ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 19. apakah Saudara sebagai Pegawai Negeri Sipil telah mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri
Sipil dan Sumpah/janji Jabatan Saudara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 20. Apakah Saudara telah bekerja dengan jujur, tertib dan cermat untuk kepentingan Negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 21. Apakah dalam tugas kedinasan, Saudara telah melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian
dan tanggung jawab ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 22. Apakah Saudara telah melaporkan kepada Atasan dengan segera pada waktu Saudara
mengetahui ada hal yang membahayakan/merugikan negara dalam Bidang keuangan material,
dan keamanan ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 23. apakah Saudara telah mentaati ketentuan jam kerja ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 24. Apakah dalam tugas sehari-hari Saudara telah menggunakan dan memelihara barang –barang
milik negara dengan sebaik-baiknya ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 25. Apakah perbuatan Saudara tersebut dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara,
Pemerintah atau kehormatan Pegawai Negeri Sipil ?
Jawaban : ……………………………………………………………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 12 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

No. 26. Apakah perbuatan Saudara dapat diklasifikasikan menyalahgunakan wewenang ?


Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 27. Apakah perbuatan Saudara tersebut merupakan menyalahgunakan barang, uang atau Surat
Berharga milik negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 28. Apakah perbuatan Saudara dapat diklasifikasikan sebagai memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang, dokumen atau surat-surat
berharga milik Negara secara tidak sah. ?
Jawaban : .................................................................................................
No. 29. Apakah Saudara telah melakukan perbuatan yang dilarang yaitu melakukan kegiatan bersama
dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerja
Saudara dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan, maupun pihak lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan Negara /
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 30. Bukankah Saudara telah melakukan perbuatan yang dilarang yaitu menerima hadiah atau sesuatu
pemberian di mana pemberian tersebut ada hubungannya dengan jabatan atau pekerjaan Saudara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….

j. Faktor pemberat “jika ada”


Pertanyaan ini guna mengetahui apakah sebelum tindakan penyelewengan
yang diperiksa ini yang bersangkutan juga telah pernah melakukan
penyelewengan / penyimpangan-penyimpangan.
Kalau sudah pernah melakukan penyimpangan / penyelewengan tentunya
akan memperberat sanksi yang dapat diberikan dan dapat merupakan
petunjuk untuk lebih meyakini tindakan penyelewengan yang sedang
terjadi.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 13 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

No. 31. Pernahkah Saudara melakukan perbuatan yang dilarang yaitu melakukan pungutan tidak sah dan
perbuatan penyimpangan lainnya dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan pribadi atau pihak
lain ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 32. Dimana Saudara melakukan perbuatan/perbuatan-perbuatan seperti tersebut dalam pertanyaan dan
jawaban no. 31 ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 33. kapan atau sejak kapan Saudara melakukanperbuatan/perbuatan-perbuatan seperti tersebut dalam
pertanyaan dan jawaban no ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 34. Mengapa Sdr. melakukan perbuatan tersebut dan apakah yang dijadikan dasar sehingga Sdr. telah
melakukan perbuatan/perbuatan-perbuatan seperti tersebut dalam pertanyaan dan jawaban no. ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 35. Siapakah yang memerintahkan Saudara untuk melakukan perbuatan/perbuatan-perbuatan seperti
tersebut dalam pertanyaan dan jawaban no. ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 36. Dalam melakukan perbuatan seperti dalam jawaban no. 31, sadarkah Saudara bahwa telah
melanggar larangan/tidak melaksanakan kewajiban sebagai seorang Pegawai Negeri/Aparatur
Negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 37. Kalau sadar, mengapa melakukannya dan apa tujuan yang ingin Saudara capai dalam melakukan
pelanggaran tersebut ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 38. Sadarkah Saudara bahwa dengan melakukan pelanggaran tersebut berakibat merugikan
Negara/orang lain, menciderai citra/kewibawaan Aparatur Pemerintah/Negara dan menghambat
pembangunan ?
Jawaban : ……………………………………………………………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 14 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

k. Faktor Meringankan
Kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
hal-hal lain yang tidak ditanyakan tetapi menurut yang bersangkutan perlu
diungkapkan untuk memperjelas permasalahan ataupun meringankan
dirinya.

No. 39. apakah Saudara merasa bersalah dan bagaimana sikap Saudara selanjutnya atas perbuatan
melakukan pelanggaran tersebut di atas ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 40. Apakah ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan kepada peminta keterangan dalam
kesempatan ini ?
Jawaban : ……………………………………………………………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 15 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

3. Kaki dan Penutup Berita Acara


Sebelum Berita Acara ditutup, isinya dibaca kembali oleh yang
bersangkutan/yang diperiksa/yang memberikan keterangan untuk
menjamin bahwa keterangan atau isi Berita Acara itu benar dan dibuat
bukan atas paksaan / tekanan atau pengaruh dari peminta
keterangan/auditor.
Berita Acara ditandatangani oleh yang memberikan keterangan dan
untuk setiap lembar dicantumkan paraf.

No. 41. Apakah jawaban-jawaban di atas adalah benar dan bukan karena paksaan/tekanan atau
pengaruh dari peminta keterangan. Untuk itu bersediakah Saudara mengangkat sumpah/janji
bilamana diperlukan
Jawaban : ……………………………………………………………….
Sampai di sini permintaan keterangan kami/saya hentikan, dan berita Acara Permintaan
keteranganh ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan, dan telah membenarkan
semua keterangannya, kemudian menandatangani di bawah ini dan membubuhkan parafnya
pada halaman-halaman di muka.
Yang memberikan keterangan

( ……………………………………….)
Demikian Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami / saya buat dengan sebenarnya, dengan
mengingat sumpah jabatan kami/saya sekarang ini, kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari dan
tanggal seperti tersebut di atas.
Yang meminta keterangan
1.………………………………………………

2………………………………………………

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 16 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

V. TATA CARA MEMBUAT BERITA ACARA.


1. Berita Acara sedapat mungkin diketik diatas kertas folio warna putih dengan
jarak antara baris kalimat 1½ spasi.
2. Disebelah kiri dari setiap lembaran berita acara dikosongkan ¼ (seperempat)
bagian. Bagian kosong ini disebut “marge “, maksudnya disediakan untuk
tempat perbaikan apabila terjadi kekeliruan dalam penulisan (marge artinya
sisa, kelebihan).
3. Setiap halaman kecuali halaman berakhir yang membuat tanda tangan yang
diperiksa harus diberi paraf yang diperiksa dipojok kanan bawah.
4. Diantara baris baris tidak boleh ditulis apa-apa.
5. Pada setiap awal dan akhir kalimat, apabila masih ada ruang kosong diisi
dengan garis putus-putus.
6. Apabila ada tulisan salah tidak boleh dihapus dengan alat penghapus
apapun/menindih dengan huruf atau kata-kata yang lain.
7. Apabila ada tulisan yang salah dan perlu diperbaiki supaya yang salah itu
dicoret dan diparaf pada ujung kiri dan kanan oleh pembuat berita acara dan
dibenarkan oleh yang diperiksa. Perbaikan tulisan tersebut yang telah dicoret
atau kata tambahan ditulis pada margedengan didahului kata syah
diganti/syah dicoret.
8. Kata-kata harus ditulis lengkap Jangan menggunakan singkatan, kecuali
singkatan kata-kata yang resmi.
9. Angka yang menyebutkan jumlah harus diulangi dengan huruf dalam kurung.
10. Nama orang harus ditulis dengan huruf kapital (huruf besar) dan digaris
bawahi.
11. Apabila audit belum selesai dapat dihentikan dengan menutup dan nemanda
tangani berita acara audit oleh yang diperiksa dan yang memeriksa.
12. Untuk melanjutkan berita acara audit yang belum selesai, maka pembuatan
berita acara audit lanjutan dilaksanakan sebagai berikut :
a. dimulai pada halaman baru
b. tidak perlu mencantumkan nama instansi/kesatuan
c. Judul berita acara yaitu : Berita Acara Audit (lanjutan)

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 17 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

d. Nomor pertanyaan melanjutkan nomor pertanyaan terdahulu


e. pada pendahuluan berita acara audit dijelaskan bahwa audit itu adalah
audit lanjutan.
Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

YANG BERTANDA TANGAN DI BAWAH INI :


Nama : ………………………………………………………….
NIP : ………………………………………………………….
Jabatan :…………………………………………………………..
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya :
- Sanggup mengganti kerugian yang diderita Perusahaan yang disebabkan ……………………….
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………sebesar Rp …………………………(……………………….
……………………………………………………………………………………………….) dengan
jaminan berupa …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
- Kerugian tersebut akan saya ganti dalam jangka waktu ……………………………………………….
…………………………………………………………………………………….bulan.
Demikian pernyataan ini dibuat .

…………………, …………19..
Yang membuat pernyataan,
meterai

(…………………………..)

Mengetahui : *)
Nama :……………………………………..
Tanda Tangan : …………………………………….
NIP : ……………………………………
Jabatan : …………………………………….
*) Atasan langsung yang bersangkutan

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 18 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BAGIAN II STUDI KASUS PEMBUATAN BAPK

Kasus Posisi
PT. KITA (Persero) berkedudukan di Medan (Mdn). Berdasarkan hasil
pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh SPI PT. KITA (Persero)
diindikasikan adanya penyalahgunaan uang setoran Pajak Penghasilan
(PPh) periode September 20X3 sampai dengan Januari 20X5.
Tim investigasi telah diterjunkan untuk membuktikan kebenaran
indikasi tersebut. Hasil pengujian terhadap bukti pendukung yang telah
diperoleh (investigasi yang telah berjalan selama tujuh hari)
menunjukkan adanya penggelapan uang/dana setoran pajak-pajak
penghasilan PT. KITA (Persero) sebesar Rp. 37.557.246.603,- terdiri
dari:
- PPh pasal 23 Rp. 20.996.591,-
- PPh pasal 21 Rp. 59.747.026,-
- PPh pasal 25 (termasuk denda) Rp. 37.476.532.986,-
Jumlah Rp. 37.557.246.603,-
Berdasarkan data yang telah diperoleh, diketahui bahwa pajak-pajak di
atas menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) yang divalidasi pada
Bank BNI Cabang Jakarta Dukuh Bawah, namun uangnya tidak pernah
diterima oleh bank yang bersangkutan.
Permintaan Keterangan yang telah dituangkan dalam BAPK telah
dilakukan kepada:
1. Drs. Odji Sahrodji , Kepala Pelaporan Keuangan PT. KITA
(Persero)
2. Toto Sutoto, SE. Kepala Perbendaharaan PT. KITA (Persero)
3. Herry Cahyono, Kepala Akuntansi Keuangan PT. KITA (Persero)
4. Triano Sudiro, Kepala Pajak dan Asuransi PT. KITA (Persero)
5. Mashadi Sinambela, Kepala Layanan Umum dan Keuangan PT.
KITA

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 19 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

6. Ferri Irawan, Kepala Keuangan dan SIM


Penyebab penyimpangan sementara diindikasikan sebagai berikut:
1. Adanya kolusi antar pejabat intern PT. KITA (Persero) sehingga
fungsi pengawasan oleh atasan langsung tidak berjalan, dan
kolusi antara pihak intern perusahaan dengan pihak ekstern
dalam proses pencairan cheque dan manipulasi SSP sebagai
bagian dari proses penggelapan dana setoran PPh pasal 25.
2. Kelemahan intern tentang pembayaran dengan cheque, yaitu
cheque untuk setoran-setoran PPh pasal 25 hanya ditandatangani
oleh satu orang (single signature) yaitu oleh Direktur Keuangan.
3. Setoran PPh pasal 21 dan 23 pada dasarnya dilakukan secara
tunai sehingga membuka peluang (atau mempermudah)
terjadinya penggelapan setoran pajak.

Pihak-pihak yang diduga terlibat/bertanggungjawab:


a. Pihak Intern Perusahaan
1. Mashadi Sinambela (Kepala Layanan Umum dan Keuangan)
2. Andi Maranu, MBA (Direktur Keuangan)
3. Ferry Irawan (Kepala Keuangan dan SIM)
4. Fredi Suntoro (Kepala Kantor Perwakilan Jakarta dan Hubungan
Investor)

b. Pihak Ekstern
1. Pihak-pihak ekstern yang terlibat belum dapat disimpulkan secara
pasti berhubung pihak-pihak yang dapat memberikan informasi
telah ditahan oleh pihak instansi penyidik.

Diminta:
1. Simpulkan hasil BAPK yang telah dilakukan kepada pihak-pihak
yang telah dimintai keterangannya.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 20 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

2. Buatlah pokok-pokok pertanyaan BAPK yang harus diajukan


kepada Direktur Keuangan untuk membuktikan keterlibatan dan
tingkat tanggungjawabnya terhadap permasalahan di atas.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 21 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BAGIAN III. CONTOH LEMBAR KERJA BAPK


BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (I)

Pada hari ini, Senin Tanggal 20 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00, Waktu
Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor Pusat PT KITA Jl. Maskoki No.12
MDN, kami :
1) Nama : Anto Yulianto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu Septiono
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo Kumolo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas…………… No. ………….. tanggal……… telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Drs. Oji Sahrodji
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Surabaya/ 6 Juli 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Pelaporan Keuangan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Kenari No. 1 MDN
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 22 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

1. Harap jelaskan riwayat pekerjaan Saudara secara singkat ?


Jawaban: Terlampir
2. Apakah Akuntansi pada PT KITA (Persero) dilaksanakan secara sentralisasi
atau desentralisasi?
Jawaban: Sentralisasi
3. Bagaimana bentuk Sentralisasi/desentralisasi tersebut?
Jawaban:
1) Bentuk dari sentralisasi adalah dimana pembukuan dilaksanakan atau
back up di MDN, khusus untuk UPT yang terdiri MDN, Kr, T dan Kantor
J.
2) Untuk Unit Penambangan Ob dan Proyek Kebat masih dilaksanakan
secara desentralisi
4. Jelaskan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 atau saat Saudara menduduki
jabatan Kepala Pelaporan Keuangan sampai dengan saat ini. Sebutkan SK
yang mengatur struktur organisai dan uraian tugas dimaksud.
Jawaban :
Merupakan bagian dari SK pengangkatan sebagai Kepala Pelaporan
Keuangan
5. Apakah Perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dibuat secara
tertulis yang menjadi pedoman pelaksanaan tugas sehari-hari bagi unit
kerja Saudara dan unit-unit kerja dibawahnya. Bila ada sebutkan SK yang
berwenang yang menetapkan sistem dan prosedur tersebut. Bila ada,
sebutkan ketentuan/ pedoman yang menjadi landasan Saudara dalam
melaksanakan tugas sehari-hari!
Jawaban:
SOP yang baku mengenai sistem dan prosedur belum ada dan saya
berpedoman kepada kebisaaan sebelumnya dan menurut peraturan-
peraturan seperti kebijakan akuntansi serta norma-norma akuntansi
Indonesia
6. Apakah Saudara dapat menguraikan aliran prosedur pembayaran pajak
dari awal sampai dengan selesai (mekanisme pekerjaan yang
dilaksanakan) untuk;
1) PPh Pasal 21
2) PPh Pasal 23
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 23 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

3) PPh Pasal 25
4) PPN dan PPn BM
Jawaban:
1) PPh Ps 21
 dibuat secara otomatis dari Payroll (penggajian) dengan rumusan
ketentuan yang berlaku. Dari sana maka dilakukan penjurnalan
Biaya Gaji
Hutang PPh Ps 21
 Dari laporan tersebut pihak perpajakan melakukan pengecekan
kebenaran angka-angka (Perhitungan) dan membuat Nota Dinas ke
Keuangan untuk diproses pembayarannya, dan pihak Akuntansi
Hutang melakukan administrasi pembayaran melalui computer
(MIM’s), dari sana timbul penjurnalan:

Hutang PPh Ps 21
Account Payable
 Dan setelah pihak Perbendaharaan melakukan pembayaran ke Kas
Negara, timbul jurnal:
Account Payable
Bank

2) PPh 23
 PPh Ps 23 timbul dari kontrak jasa, setelah pihak Akuntansi Hutang
menerima berkas tagihan dari pihak ke III, maka dilakukan proses
pemotongan atas PPh Ps 23 dan timbul penjurnalan:
Biaya
Hutang PPh Ps 23
Account Payable
 Dan apabila tagihan tersebut dibayar, maka semua dokumen
perpajakan diserahkan ke Bagian Perpajakan, dan pihak Perpajakan
melaksanakan rekap sesuai dengan pembayaran yang dilakukan ke
pihak ke III ( bulanan) dan pihak perpajakan membuat surat ke
Keuangan untuk proses pembayaran, dan setelah dilakukan akan
timbul jurnal:
Hutang PPh Ps 23
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 24 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Account Payable
Account Payable
Bank
3) PPN
 PPN timbul karena pembelian barang maupun jasa dan PT KITA
adalah Wajib Pungut (Wapu). Pada waktu pihak Akuntansi Hutang
menerima tagihan, maka dilakukan administrasinya dalam computer
(tanpa PPN)
 Setelah dilakukan pembayaran ke pihak ke-III maka semua
dokumen PPN-nya diserahkan ke Perpajakan, dan pihak Perpajakan
melakukan pengecekan dan membuat rekap, dari hasil Keuangan
untuk proses pembayaran
4) Untuk PPn BM belum pernah ada.
9. Apakah ada ketentuan tertulis untuk prosedur tersebut sebagaimana
tercantum dalam jawaban pertanyaan no. 8? Jika ada sebutkan ketentuan
yang digunakan, jika tidak sebutkan alasan pelaksanaan prosedur tersebut
serta jelasakan prosedur yang selama ini dilaksanakan untuk pembayaran:
1) PPh Ps 21
2) PPh Ps 23
3) PPh Ps 25
4) PPN dan PPn BM
Jawaban:
Untuk pelaksanaan tersebut, sepengetahuan saya ada prosedur yang
dilaksanakan oleh Bagian Perpajakan, Akuntansi Hutang dan
Perbendaharaan dan belum dibuat secara formal (SK) dan prakteknya
sama dengan yang saya uraikan pada jawaban atas pertanyaan no. 8
10.Sebutkan unit-unit kerja di bawah Saudara yang sehari-hari bertugas
langsung menangani hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan?
Jawaban : Tidak ada
11.Sejauh mana wewenang Saudara memverifikasi bahwa pajak-pajak yang
dibayarkan tersebut betul-betul sudah dibayarkan?
Jawaban:
Saya hanya review di General Ledger (Account Pajak) dan saya akan
mempertanyakan bila dari account pajak yang sering salah dalam
pembuatan account code-nya.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 25 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

12.Ketentuan/pedoman yang mana yang menjadi landasan langkah-langkah


Saudara di atas?
Jawaban:
SOP untuk landasan tersebut sampai saat ini belum ada dan langkah-
langkah tersebut sekarang saya lakukan atas inisiatif sendiri
13.Dapatkah Saudara ceritakan segala masalah yang Saudara ketahui
mengenai kasus tersebut pada pertanyaan nomor 2. Jalan ceritanya,
pelakunya, siapa saja yang bisa memberikan keterangan mengenai kasus
tersebut?
Jawaban:
Saya tidak mengerti. Saya tahu pertama-tama dari KPP PN dan D Kalibata
Jakarta ( diberitahu di Kantor KPP PN & D tersebut dalam rangka restitusi
PPh eks KKS tahun 20X4 tgl 3 Agustus 20X5). Mereka memberitahu bahwa
SSP PPh Ps 25 dari September 20X4 sampai dengan Januari 20X5
disanksikan keasliannya, lantas saya lapor kepada Kepala Perbendaharaan
dan Perpajakan ( Pak MH) dan selanjuMdnya tidak tahu perkembangannya
14.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan/jelaskan
kepada Tim peminta keterangan ini?
Jawaban: Tidak ada
15.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada Tim Peminta
Keterangan adalah benar dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah/
janji apabila diperlukan?
Jawaban: Benar/ bersedia
16.Apakah ada paksaan/tekanan dari Tim Peminta Keterangan kepada
Saudara sehubungan jawaban/ keterangan yang Saudara berikan tersebut
di atas?
Jawaban: Tidak ada
Sampai di sini permintaan kami hentikan dan Berita Acara Pemeriksaan
Keterangan ini dibuat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan, dan telah
membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di bawah ini
dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka.
Yang Memberikan Keterangan

(Drs Oji)

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 26 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Demikian Berita Acara permintaan Keterangan ini kami/saya buat dengan


sebenarnya dengan mengingat sumpah jabatan kami/saya sekarang ini,
kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari ini dan tanggal seperti
tersebut di atas.

Yang Meminta Keterangan

1. Anto ……………2. Bayu……….3. Cahyo……….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 27 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (2)

Pada hari ini, Senin Tanggal 21 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor Pusat PT KITA Jl. Maskoki
No.12 MDN, kami :
1) Nama : Anto Yulianto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu Setiono
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo Kumolo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No……..…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Toto Sutoto
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Bogor/ 3 Oktober 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Perbendaharaan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Cemara No. 25 MDN
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
, pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :
1. Harap jelaskan riwayat pekerjaan Saudara secara singkat ?

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 28 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban: - Tahun 19XX masuk menjadi kary PT KITA


- Pendidikan SMA (IPA)
- Jabatan terakhir Kepala Perbendaharaan di MDN
2. Apakah akuntansi pada PT Kita dilaksanakan secara sentralisasi atau
desentralisasi?
Jawaban: Setahu saya, pencatatan akuntansi saat ini sudah sentralisasi
3. Bagaimana bentuk sentralisasi/desentralisasi tersebut?
Jawaban:
Dilihat dari hasil akhir bahwa laporan keuangan diterbitkan oleh kantor PT
KITA MDN, sedangkan unit T, J, Kr tidak lagi menerbitkan laporan
keuangan
4. Jelaskan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini!
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas
dimaksud!
Jawaban:
1) Struktur Organisasi
- Kepala Perbendaharaan merupakan jenjang 3 sama dengan Kabag.
Atasan langsung adalah Kepala Perbendaharaan dan Perpajakan
- Bagian Perbendaharaan tidak membawahi jabatan struktural, yang
ada hanya staf-staf dengan jabatan fungsional
2) Uraian tugas utama adalah melaksanakan proses pembayaran/
penerimaan melalui atau di unit PT Kita MDN
3) SK Struktur yang menunjuk jabatan Kepala Perbendaharaan No.
093/SK/PT. KITA-PERS/20X2 tanggal 16 April 20X5
5. Peraturan/SK yang mana yang menetapkan SOP yang menjadi pedoman
pelaksanaan tugas Saudara sehari-hari? Tunjukkan kepada kami
peraturan/SK/SOP tersebut!
Jawaban:
1) Sampai dengan saat ini SK yang mengatur SOP belum pernah saya
baca (belum ada) tetapi Kita sudah menyajikan SOP penanganan
proses pembayaran, termasuk unit T, Jakarta, Kr (terlampir)
2) Untuk pengamanan dan tertib pembayaran saya belajar dari pejabat-
pejabat pendahulu ditambah bertanya kepada bank bagaimana teknis
pembayaran yang aman
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 29 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

3) SK No. 159/SK/PT. KITA-PERS/20X2 tanggal 17 April 20X2 setahu saya


hanya mengatur kebijakan-kebijakannya saja, tidak termasuk flow atau
gambaran alur proses
6. Bagaimana caranya pembayaran pajak dilakukan?
Jawaban:
1) Proses pembayaran PPh Ps 21, Ps 23, PPN Keppres 56 (WAPU) di MDN:
a. Menjelang tanggal 10 pada bulan yang bersangkutan, saya
mendapat Nota Dinas dari Kepala Perpajakan dan Asuransi isinya
rekomendasi untuk pembayaran/ setoran pajak/pajak yang harus
dilakukan paling lambat tanggal 10
b. Nota Dinas tersebut saya teruskan ke Kepala Akuntansi Hutang
untuk diperiksa dan diproses menggunakan MIM’S
c. Setelah selesai diperiksa dan statusnya menjadi siap bayar, saya
print SPM (Surat Perintah Membayar), kemudian di cek terlebih
dahulu dan selanjuMdnya diajukan kepada Kepala Perbendaharaaan
untuk di tandatangani
d. SPM yang sudah ditandatangani dikirim ke bank dan minta
distempel/cap bank
e. Copy SPM yang sudah distempel bank diserahkan ke bagian
Perpajakan
f. Bagian Perpajakan akan membawa SSP-SSP dan copy SPM ke
kantor pos untuk dimintakan stempel/ cap bahwa pajak-pajak
tersebut sudah disetor oleh PT KITA
2) Proses pembayaran SPT Masa PPN 10%
a. Menjelang tanggal 15, Bagian Perpajakan dan Asuransi
menyampaikan Nota Dinas yang intinya rekomendasi jumlah SPT
Masa PPN yang harus disetor pada tanggal 15
b. Proses selanjuMdnya sama dengan proses setoran tanggal 10
3) Proses pajak-pajak yang berhubungan dengan impor barang:
a. Proses penanganan dokumen berikut SSP ditangani oleh Kantor J
dan Forwarder yang ditunjuk
b. Disetor oleh Kantor J melalui MDRI Casablanka, selanjuMdnya MDRI
Casablanka akan mendebet rekening MDRI UPT MDN
c. Teknis lebih rinci saya tidak begitu paham
4) Setoran PPH Ps 25
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 30 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

a. ditangani dan disetor melalui Kantor PT KITA Jakarta setiap/paling


lambat tanggal 15. Hitungan awal kewajiban setiap bulannya
idealnya muncul dari Bagian Perpajakan dan Asuransi, termasuk
monitoringnya
b. Apabila Direktur Keuangan berada di MDN, sehingga tidak
dimungkinkan menandatangani giro di Kantor J maka
Perbendaharaan membantu membuat surat pemindahbukuan
setoran ke Kas Negara, tetapi SSP-nya tetap Kantor J yang
menyiapkan.
c. Setoran yang dilaksanakan bulan Mei 20X5 (tanggalnya lupa) untuk
selisih PPh Ps 25 tahun 20X4 yang dilakukan melalui Unit MDN, saya
tidak mengetahui dasar pertimbangannya karena pada saat itu saya
tidak berada di MDN
7. Apa saja yang disiapkan untuk melaksanakan proses transaksi pajak dan
berasal dari unit kerja yang mana?
Jawaban:
1) PPH Ps 21, Ps 23, PPN Keppres 56 (WAPU) di MDN (tanggal 10)
a. Nota Dinas/rekomendasi dari Kepala Perpajakan dan Asuransi
perihal Kewajiban termasuk besaran nilai yang harus disetor
b. Tanda persetujuan bahwa perhitungan, rekapitulasi kewajiban pajak
sudah diperiksa dan diproses melalui MIM’S oleh Bagian Akuntansi
Hutang
c. Surat Perintah Membayar (SPM) kedudukannya sama dengan surat
perintah pemindahbukuan (tidak tunai)
d. SSP-nya ditangani langsung oleh Bagian Perpajakan
2) SPT PPN Masa tanggal 15 di MDN. Prosesnya sama dengan setoran
tanggal 10 (PPh Ps 21, Ps 23 dan PPN Keppres 56)
3) Setoran PPh Ps 25 sampai dengan pelaksanaan setoran ditangani di J
sedangkan dibukukannya setelah transaksi terjadi, bisa dibukukan di
Perbendaharaan atau bisa juga di Akuntansi MDN. Dasar pencatatan
transaksinya:
a. Copy SSP yang di faks dari Kantor J
b. Nilai besaran yang sudah pasti dan kepercayaan saja bahwa setoran
tersebut dilaksanakan dengan sebenarnya

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 31 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

4) Setoran pajak-pajak yang berhubungan dengan impor barang ditangani


sepenuhnya oleh Kantor J, pembukuan/pencatatannya bisa melalui
perbendaharaan atau Akuntansi di MDN. Dasar pencatatannya:
a. Copy PIB
b. Nota Debet dari Bank
8. Apa ketentuan/SK yang menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan yang
Saudara lakukan?
Jawaban:
a. SOP-SOP yang sampai saat ini belum di SK-kan, SOP tersebut
merupakan gambaran alur/flow penanganan proses pembayaran dan
flow kerja keuangan, artinya tidak saya ciptakan sendiri, hasil tawar
menawar karena kalau tidak mencerminkan tertib administrasi dan
tidak aman saya tidak akan setuju.
b. Gambaran pelaksanaan pekerjaan flow terlampir
9. Dasar pencatatan PPh Ps 25 adalah fax copy SSP dari Kantor Jakarta.
Apakah ada ketentuan PT KITA yang mebolehkan bahwa pencatatan tidak
berdasarkan bukti asli?
Jawaban:
1) Pencatatan dengan dasar copy SSP yang difaks merupakan kebijkan
dalam rangka percepatan penerbitan laporan keuangan. Hal ini tidak
lepas dari persetujuan tidak tertulis Akuntansi.
2) Sampai dengan akhir tahun 20X4 MIM’S belum terkoneksi dengan
Kantor J sehingga untuk percepatan pencatatannya dilakukan di MDN
3) Ketentuan melakukan pencatatan idealnya harus dengan bukti asli
dengan demikian penanganan PPh Ps 25 termasuk pencatatannya harus
dilakukan di Kantor J
4) Tidak ada ketentuan tertulis yang membolehkan mermbukukan dengan
dasar copy/fax
10.Sepengetahuan Saudara, sejak kapan dan atas instruksi siapa pencatatan
PPh Ps 25 dicatat di Tanjuung Enim berdasarkan faks SSP yang berkaitan?
Jawaban:
1) Pencatatan di MDN kalau tidak salah sejak awal 20X4
2) Instruksi adalah kesepakatan/permintaan tidak tertulis dari
Bagian/Kepala Akuntansi Pelaporan dalam rangka percepatan

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 32 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

pencatatan, sedangkan asli SSP tidak dimungkinkan disimpan di MDN


karena diperlukan untuk laporan kepada KPP PN & D di Jakarta
3) Pencatatan di MDN pada prinsipnya sepengetahuan para top manajer di
Keuangan dan SIM, juga SPI karena pemeriksaan rutin/ berkala selalu
dilaksanakan.
11.Sepengetahuan Saudara, siapa yang berwenang menetapkan:
1) Pembayaran dilakukan di MDN atau J dan
2) Pencatan dilakukan di MDN atau J
Jawaban:
1) Yang berwenang memutuskan/ menetapkan dibayar di J atau MDN
menurut pendapat saya serendah-rendahnya Kepala Keuangan dan
SIM, Kepala Perbendaharaan dan Perpajakan yang tentunya ada dasar
pertimbangan untung ruginya
2) Pada prinsipnya sama dengan no 1 di atas.
3) Namun demikian saya berpendapat beliau-beliau termasuk Direktur
Keuangan mengetahui hal ini, hanya tertulisnya saja tidak tahu
12.Mengapa pembayaran PPh Ps 25 dan penyiapan SSP-nya dilakukan di J,
padahal pembayaran dilakukan dengan dana yang ada pada rekening bank
BNI 46 Menteng maupun MDRI Melawai yang merupakan rekening Bank
Kantor Pusat?
Jawaban:
1) Sebelum saya bertugas di Bagian Perbendaharaan, penanganan setoran
PPh Ps 25 memang sudah ditangani/ dilaksanakan oleh Kantor J
2) Saya berpendapat, mungkin dari sisi kepraktisan saja, misalnya bila
diperlukan laporan ke KPP PN & D Jakarta, SSP aslinya sudah ada di J,
dengan demikian bisa lebih cepat dan tidak mengeluarkan biaya
tambahan memberangkatkan petugas dari MDN
3) Direksi lebih sering berada di J sehingga persetujuan tanda tangan
bilyet giro sebagai alat bayar akan lebih praktis bila melekat di Kantor J
4) Dua (2) rekening tersebut hanya dikuasai oleh Direktur Utama dan
Direktur Keuangan, pejabat lain tidak dapat mempergunakannya
13.Jelaskan batasan-batasan nilai untuk wewenang otorisasi pembayaran,
dan sebutkan kewtentuan/SK yang mengatur hal tersebut?
Jawaban:

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 33 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

1) Dalam buku Kebijakan Keuangan dan Akuntansi sudah diatur dimana


yang berhak melakukan otorisasi pembayaran di atas 50 (lima puluh)
juta hanya Direktur
2) Pada kenyataannya di lapangan hal tersebut sulit dilaksanakan karena
hal-hal:
a. Kantor Pusat berada di MDN sementara Direktur lebih sering di J
b. Proses pembayaran sebenarnya merupakan pekerjaan Operasional
sehingga menurut saya kurang tepat bila Direktur diajak kerja
untuk operasional
3) Dengan kesulitan/hambatan tersebut pada butir b maka kebijakan
keungan tersebut memang akhirnya tidak jalan dan kembali ke gaya
lama/ kebijakan-kebijakan (Nota Dinas) yang filenya saja tidak jelas.
Saya akan coba cari contoh yang lama.
4) Kewenangan otorisasi terakhir yang didasari hanya surat kuasa dari
Direktur Keuangan adalah:
a. Direktur Utrama dan Direktur Keuangan, yaitu tidak ada batasan
nilai di semua rekening
b. Kepala Keuangan dan SIM, yaitu tidak ada batasan nilai pada
rekening operasional rupiah unit PT KITA MDN, sedangkan rekening
pusat (valas) dalam kondisi tertentu saja, nilai pembayaran tidak
besar atau keperluan impor barang mendesak.
c. Kepala Perbendaharaan dan Perpajakan, yaitu sama dengan butir b
d. Kepala Perbendaharaan, yaitu hanya untuk intern karyawan dan
pengeluaran-pengeluaran melalui rekening petty cash yang limit
saldonya tidak melebihi Rp 100.000.000,00. Kecuali semua pejabat
yang berwenang tidak berada di MDN dan sudah mendapat
persetujuan lisan (telepon), misalnya pembayaran-pembayaran
yang berresiko denda, rekening listrik, gaji, setoran pajak UPT
14.Apa yang Saudara lakukan untuk memverifikasi validitas dokumen-
dokumen yang menjadi dasar pembayaran dan pencatatannya?
Jawaban:
1) Pada dasarnya validitas dokumen pembayaran sudah diperiksa
keabsahannya oleh Bagian Verifikasi (Akuntansi Hutang)). Begitupun
termasuk perhitungan-perhitungan nilai pembayarannya

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 34 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

2) Dokumen-dokumen tersebut tetap diperiksa sekilas hanya masalah


kelengkapan pokok-pokoknya saja, misalnya ada PO-nya, invoicenya,
faktur pajaknya, dan yang terpenting nama dan nomor rekening bank
penerima diharuskan/dihindari tidak atas nama perorangan
3) Pencatatan transaksi kepada pihak ke III ( di luar petty cash) sudah
sejak awal dicatat di Bagian Akuntansi Hutang pada saat memproses
tagihan, pada saat pembayaran terjadi, jurnal otomatis akan jalan
dengan sendirinya oleh system (hutang pada Bank)
4) Sedangkan pencatatan transaksi intern (melalui petty cash) dilakukan
setelah transaksi tetapi proses penanganan verifikasi dan bukti
transaksinya sudah dilakukan terlebih dahulu sebelum dibayar ( dengan
cara manual dulu, baru masuk/dicatat dengan sitem MIM’S)
15.Apa fungsi dokumen “Tanda Pembayaran” dalam hal verifikasi dan
pencatatan?
Jawaban:
1) Dalam proses pembayaran/pencatatan menggunakan MIM’S tidak ada
lagi dokumen “Tanda Pembayaran” yang ada hanya SPM (Surat
Perintah Membayar) sifatnya tidak dapat diuangkan tunai
2) Dalam proses MIM’S pencatatan sudah terjadi sejak tagihan diproses
3) Dalam proses manual “Tanda Pembayaran” berarti merupakan tanda
otentik, sah, yang menyatakan telah terjadi suatu transaksi, ada yang
memeriksa, ada yang menyetujui bayar, ada yang menerima ( bila
tunai). Tanda pembayaran tersebut harus ditandatangani terlebih
dahulu sebelum pembayaran dilakukan.
16.Dalam proses pembayaran/pencatatan menggunakan MIM’S tidak ada lagi
dokumen “Tanda Pembayaran”, yang ada hanya SPM (jawaban no. 17).
Mengapa untuk pembayaran PPh Ps 25 yang dibayar di Jakarta masih
dibuatkan “ Tanda Pembayaran” walaupun tidak ada tanda tangan pada
kolom-kolom pada bagian bawah “Tanda Pembayaran”?
Jawaban:
1) Proses pembayaran setoran PPh Ps 25 sampai dengan kira-kira akhir
tahun 20X2 ditangani sepenuhnya oleh Kantor J dan saya berpendapat
“Tanda Pembayaran” diproses lebih dahulu sebelum transaksi terjadi
(giro ditandatangani)

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 35 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

2) Tanda Pembayaran dibuat di Perbendaharaan MDN (setelah adanya


kebijakan bahwa pencatan dilakukan di MDN) hanya merupakan
jembatan/ringkasan suatu transaksi yang sebenarnya sudah terjadi
sehingga diharapkan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam
pencatatan/pembukuan.
3) Seharusnya untuk pencatatan transaksi yang sebenarnya sudah terjadi,
menurut saya lebih benar bila Akuntansi (G/L) yang membukukan
melaui jurnal-jurnal, karena bila di Perbendaharaan seolah-olah
transaksi tersebut terjadi melalui Perbendaharaan padahal
kenyataannya hanya mencatat saja
17.Siapa yang menginstruksikan (atau ketentuan mana yang menjadi dasar)
pencatatan transaksi dimaksud pada no. 18, dilaksanakan di unit
Perbendaharaan?
Jawaban:
Yang punya konsep/ide adalah Bagian Akuntansi (Akuntansi Laporan
Keuangan/Akuntansi Pelaporan) dalam pertemuan pembahasan rapat-
rapat koordinasi di lingkunagn Keuangan dan SIM, memang tidak ada
bukti tertulisnya, namun demikian pada prinsipnya Kepala Keuangan dan
SIM dan Kepala Perbendaharaan dan Perpajakan mengetahui/menyetujui
hal tersebut
18.Apa syarat dilakukannya pembayaran dengan cara:
1) Tunai?
2) Pemindahbukuan rekening bank/transfer bank?
3) Dengan cek (cek ini harus atas nama atau boleh atas unjuk)?
Jawaban:
1) Dengan pembayaran tunai
a. Si penerima tidak mengerti perbankan (cek, fungsinya)
b. Tidak melebihi nilai yang ditentukan/disepakati. Di unit MDN
pembayaran Tunai hanya boleh dilakukan s.d nilai Rp 1 juta
2) Pemindahbukuan/bilyet giro/transfer:
Semua pembayaran kepada pihak III yang mempunyai rekening bank,
tabungan, pembayarannya harus dengan cara pemindahbukuan/giro
bilyet/transfer.
3) Pembayaran cek diusahakan harus atas nama (pembawanya dicoret)
kecuali untuk hal-hal tertentu. Misalnya cek atas biaya SPPD pejabat
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 36 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

jenjang 1 bisa atas unjuk karena bila atas nama, maka yang
bersangkutan harus antri di loket bank yang menurut pengalaman
selama ini tidak wajar/pantas bila jenjang 1 ikut-ikut antri sehingga
banyak waktu yang terbuang.
19.Siapa yang bertugas menyimpan buku cek?
Jawaban:
1) Kasir pada unit yang bersangkutan, tetapi harus tetap dikontrol oleh
atasannya
2) Setiap menandatangani cek, ada buku pembantu yang diharuskan
diparaf bila cek tersebut ditandatangani
20.Mengapa buku cek rekening bank BNI 46 Menteng dan MDRI Melawai
disimpan di Kantor Jakarta?
Jawaban:
1) Seharusnya kedua rekening bank tersebut tidak diperbolehkan
menggunakan cek karena penggunaan cek sudah jelas hanya untuk
nilai-nilai tertentu saja dan rekening tersebut bukan sebagai rekening
operasional rutin yang penggunaan dananya bisa menggunakan cek.
2) Cek, sebenarnya bisa difungsikan sama dengan giro bilyet sehinga
tidak dapat diuangkan/tunai (harus pindah buku), ini teknis
perbankan.
23.Siapa yang bertugas mengecek kebenaran SSP?
Jawaban: Saya berpendapat:
1) Petugas perpajakan PT KITA di unit yang melakukan setoran pajak
2) KPP terkait
24.Dapatkah Saudara ceritakan segala masalah yang Saudara ketahui
mengenai kasus sesuai pertanyaan no. 2, jalan ceritanya, siapa saja yang
bisa memberi keterangan mengenai kasus tersebut?
Jawaban:
Kasus tersebut saya dengar dari Pak MH, Pak BS dan Pak EV. Cerita serinci
mungkin sampai terjadinya kasus tersebut saya belum mengetahui dengan
jelas. Yang terakhir nama-nama yang sedang diminta keterangannya oleh
pihak berwqajib menurut informasi bapak-bapak di atas adalah Pak FI sbg
Kepala Keuangan dan SIM, Pak FS sebagai Kepala Kantor J, Pak NM
sebagai Kepala Keuangan Kantor J. Sedangkan sebagai saksi pelapor

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 37 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

adalah Pak MH, Pak BS dam Pak EV. Menurut informasi, katanya Direksi
akan menjelaskan langsung duduk persoalannya.
25.Menurut tanggungjawab structural (melekat pada jabatan), unit kerja
mana saja yang wajib memverifikasi kebenaran PPh Ps 21, Ps 23, Ps 25
dan PPN?
Jawaban:
Saya berpendapat tanggungjawab kebenaran SSP merupakan
tanggungjawab Perpajakan dan Asuransi, petugas-petugas perpajakan
yang berada di unit kerja harus didudukkan sebagai kepanjangan tangan
Perpajakan dan Asuransi di MDN karena di unit lain tidak ada struktural
perpajakan. Namun demikian memeriksa kebenaran SSP bukanlah hal
yang sederhana, mungkin bisa ditempuh dengan surat pemberitahuan
resmi bila setoran sudah dilaksanakan sehingga diharapkan semua instansi
Pemerintah turut mengawasi.
Tambahan:
 Penanganan SPT Masa PPN 10% sudah sentralisasi oleh Kantor MDN
sehingga bukti-bukti SSP atas setoran PPN 10% Keppres 56
dikirim/diserahkan ke Bagian Perpajakan di MDN
 PPh Ps 22 dalam rangka impor barang (setahu saya) juga ditangani
sama dengan PPn 10% (Keppres 56)
 Pajak lainnya diserahkan/ditangani unit masing-masing (PPh Ps 21, Ps
23)
 PPh Ps 25 hanya oleh Kantor J
 SPT Tahunan ditangani oleh Perpajakan MDN
26.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan/jelaskan
kepada Tim peminta keterangan ini?
Jawaban: Cukup (tidak ada)
27.Apakah semua Keterangan yang Saudara sampaikan kepada Tim peminta
Keterangan adalah benar dan bersediakan Saudara mengangkat
sumpah/janji apabila diperlukan?
Jawaban: Bersedia
28.Apakah ada paksaan/tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban yang Saudara berikan tersebut di
atas?
Jawaban: tidak ada
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 38 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan Berita Acara


Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangan, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman dimuka.
Yang memberikan keterangan

(Toto Sutoto)
Demikian Beritya Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan
sebenarnya dengan mengingat sumpah jabatan kami sekarang ini,
kemudian ditutup saerta ditandatangani pada hari dan tanggal seperti
tersebut di atas.

Yang meminta keterangan

1. Anton 2. Bayu 3. Cahyo

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 39 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (3)


Pada hari ini, Senin Tanggal 22 September 20X5 jam 10.15 s/d 13.00,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor Pusat PT KITA Jl. Maskoki
No.12 MDN, kami :
1) Nama : Anto Yulianto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu Setiono
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo Kumolo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No.…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Herry Cahyono
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Bukit Tinggi/ 17 Agustus 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Akuntansi Keuangan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Angsana No. 56 MDN

Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas Dugaan


Penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4,
pada PT. KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban / keterangan
sebagai berikut :
1. Harap jelaskan riwayat hidup singkat Saudara (pendidikan dan pekerjaan)?
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 40 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban ; Terlampir
2. Apakah akuntansi pada PT. KITA (Persero) dilaksanakan secara sentralisasi
atau desentralisasi ?
Jawaban :
Proses akuntansi PT KITA dilakukan secara sentralisasi yaitu dengan
jaringan komputer yang sudah on line (terintegrasi antara unit-unit)
3. Bagaimana bentuk sentralisasi / desentralisasi tersebut ?
Jawaban :
Proses akuntansi PT KITA meliputi UP MDN, Pel T, Derm Kr, dan Kantor
Perwakilan di J. Dalam prosesnya, secara harian data di-input ke komputer
dan secara otomatis di posting ke buku besar.
4. Jelaskan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini !
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas
dimaksud !

Jawaban :
1) 10 Januari 20X2 s.d 12 Mei 20X2 diangkat sebagai Kepala Kas sesuai
dengan SK Direksi No. 006/SK/PT. KITA-PERS/X2 tanggal 10 Januari
20X2. Kepala Kas saat itu adalah jabatan yang berada langsung di
bawah Kepala Divisi Keuangan dengan tugas pokok adalah :
a. Memverifikasi dan menyiapkan bukti pendukung atas penerimaan
uang perusahaan yang berasal dari penjualan batubara dan
pendapatan lainnya, dan selanjuMdnya dibukukan atau diinput ke
komputer.
b. Memeriksa dan memverifikasi pengeluaran uang perusahaan, baik
kepada pihak ke-III ataupun kepada karyawan sesuai dengan
peraturan perusahaan dari perjanjian dengan pihak ke III.
c. Melakukan rekonsiliasi bank tiap bulan.
d. Struktur di bawah Kepala Kas langsung membawahi staf petugas.
2) 13 Mei s.d 15 April 20X5 diangkat sebagai Kepala Laporan Keuangan
sesuai dengan SK Direksi No. 212/SJK/PTBA-PERS/X2 tanggal 13 Mei
20X2. Kepala Laporan Keuangan saat itu berada di bawah Kepala
Akuntansi Keuangan. Dan di bawah Kepala Laporan Keuangan langsung
membawahi staf / petugas. Tugas pokok adalah :
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 41 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

a. Memeriksa jurnal sebelum diinput ke komputer.


b. Memeriksa dan mentransfer data-data transaksi dari unit lain ke
komputer jaringan (MIM’S).
c. Menyiapkan laporan keuangan bulanan unit dan laporan keuangan
konsolidasi.
3) 16 April s.d saat ini diangkat sebagai Kepala Akuntansi Keuangan
sesuai dengan SK Direksi No. 089/SK/PT. KITA-PERS/X5 tanggal 16
April 20X5, Kepala Keuangan yang kami jabat saat ini langsung berada
di bawah Kepala Keuangan dan Sistem Informasi. Kepala Akuntansi
Keuangan membawahi dua satuan kerja lapis III yaitu :
a. Kepala Laporan Keuangan
b. Kepala Akuntansi Biaya Pegawai
Tugas Pokok Kepala Akuntansi Keuangan adalah :
a. Mengawasi dan mengkoordinir penyusunan laporan keuangan
perusahaan bulanan.
b. Mengawasi dan mempersiapkan proses data gaji atau yang
berkaitan dengan penghasilan karyawan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
7. SOP yang menjadi pedoman pelaksanaan tugas Saudara sehari-hari
tertuang dalam peraturan / SK yang mana ? Tunjukkan kepada kami
peraturan SK / SOP tersebut !
Jawaban :
Yang menjadi acuan dalam proses pembukuan (akuntansi) perusahaan
adalah Pedoman Kebijakan Akuntansi yang diberlakukan dengan SK
Direksi No. 158/SK/PT. KITA-PERS/X2 tanggal 17 April 20X2.
8. Apa SK / ketentuan yang menetapkan diberlakukannya MIM’S di PT. KITA
(Persero) ? Sejak kapan MIM’S diberlakukan dan ditetapkan ?
Jawaban :
Secara resmi tidak ditetapkan dengan SK Direksi, hanya didasarkan
pengumuman dari konsultan MIM’S PT KITA sudah siap go live tanggal 7
Januari 20X2. Transaksi Kantor J sudah langsung menginput transaksinya
ke MIM’S, sehingga tidak ada lagi pengiriman data baik dengan flash disk
atau e-mail. Sedangkan Pel T on line mulai Juli 20X5. untuk Derm Kr
masih dalam persiapan jaringan dan sampai saat ini masih mengirim data
dengan flash disk.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 42 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

9. Dalam memeriksa Jurnal sebelum di input ke komputer, langkah-langkah


apa saja yang Saudara lakukan ?
Jawaban :
Data transaksi yang dikirim dari Kantor J pertama kali diperiksa oleh staf /
petugas kami, kemudian kalau ada hal yang diragukan, oleh staf kami
dilaporkan kepada kami. Hal pokok yang diperhatikan di sini adalah
ketepatan dan kebenaran pemberian kode perkiraan dan penerapan
kebijakan akuntansi atas transaksi tersebut. Sedangkan dari sisi dokumen
menjadi tanggung jawab yang melakukan proses data tersebut karena
mulai sejak diimplementasikan MIM’S (sejak Januari 20X2),
dokumen/bukti transaksi di file masing-masing penanggung jawab proses
bukti terkait (desentralisasi).
10.Dalam memeriksa data-data transaksi dari unit lain sebelum di transfer ke
komputer jaringan (MIM’S), langkah-langkah apa saja yang Saudara
lakukan ?
Jawaban :
Bila data tersebut dikirim dalam bentuk flash disk / via e-mail, pertama
sekali data tersebut di review oleh staf kami. Penekanan review di sini
adalah pada pemberian kode perkiraan dan penerapan kebijakan
akuntansi. Bila ada hal-hal yang diragukan, staf kami langsung
menanyakan via telepon kepada kami. Bila data tersebut langsung secara
on line diinput ke MIM’S oleh Kantor Jakarta, maka secara harian staf kami
melakukan review, bila ada kesalahan jurnal / kebijakan akuntansi,
dilakukan koreksi sepengetahuan yang bersangkutan.
11.Mengapa pembayaran PPh Pasal 25 dilakukan di Kantor J meskipun dana
berasal dari rekening BNI’46 Menteng milik Kantor Pusat ?
Jawaban :
 Setahu kami ini sudah berjalan sejak berdirinya PT. KITA tahun 1981.
 Akan tetapi sebelum proses pembayaran dilakukan, perhitungan
kebenaran, berapa besar PPh 25 bulanan yang diharuskan dibayar
dihitung oleh Bagian Perpajakan Kantor Pusat berdasarkan laba rugi
RKAP.
 Setahu kami selama ini hanya didasari pertimbangan kepraktisan
karena PPh 25 tersebut harus dibayarkan melalui KPP Pn&D Kalibata
Jakarta. Dan bila proses bayarnya dilakukan dari MDN, maka
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 43 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

konsekuensinya ada petugas khusus yang harus ditugaskan tiap


bulannya untuk mengurangi SSP dan dokumen lainnya, baik dengan
bank maupun dengan KPP Kalibata.
12.Apa dasarnya / alasan bukti yang dijadikan dasar pencatatan PPh pasal 25
di Kantor Pusat hanya berupa fax dari Kantor J?
Jawaban :
 Bagian Akuntansi Keuangan tidak menerima dan tidak melihat lagi
bukti fisik dari transaksi tersebut karena data sudah diinput langsung
ke MIM’S atau sudah berupa data mutasi yang dikirim dalam flash disk
ke Akuntansi.
 Proses alur dokumen, kami tidak mengetahui, hal ini bisa ditanyakan ke
Bagian Perbendaharaan dan Perpajakan.
13.Atas jawaban No. 11, apakah ada SK / ketentuan yang mengatur
mekanisme pembayaran dan penginputan data PPh Pasal 25 ke komputer
tersebut ? Siapa yang menginstruksikan ?
Jawaban :
Mengenai mekanisme pembayaran kami tidak mengetahui secara persis,
sedangkan penginputan data ke komputer (jaringan) dilakukan sejalan
dengan tuntutan sistem aplikasi komputer yang digunakan oleh
perusahaan. Untuk hal ini tidak ada ketentuan SK Direksi yang mengatur
penginputan data ke komputer.
14.Siapa yang menginstruksikan / menyetujui bahwa penginputan transaksi
pembayaran PPH Pasal 25 hanya berdasarkan Fax SSP (bukan bukti asli) ?
Jawaban :
Kami tidak melihat / mengetahui instruksi, baik lisan maupun berupa
ketentuan resmi (SK / ND) mengalihkan penginputan data pembayaran
pajak PPh 25 di MDN.
15.Menurut Saudara unit mana yang seharusnya menginput transaksi
pembayaran PPh Pasal 25 ke sistem MIM’S (model G/L) ?
Jawaban :
Semua pengeluaran kepada pihak ke III, termasuk pajak, seharusnya
diinput melalui Aplikasi Account Payable (A/P MIM’S). Khusus menyangkut
kasus pajak ini, seharusnya bukti pembayaran diinput oleh Bagian
Perbendaharaan via G/L, karena tidak mungkin lagi melalui aplikasi A/P
karena pembayaran telah dilakukan lebih dahulu secara fisik.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 44 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

16.Unit kerja mana saja yang boleh menggunakan modul G/L untuk
menginput jurnal secara manual ?
Jawaban :
Saat ini satuan kerja yang mempunyai akses ke G/L adalah Akuntansi
Keuangan, Akuntansi Biaya Pegawai, Perbendaharaan, dan Pel T.
17.Apakah Saudara ikut terlibat dalam pelaksanaan rekonsiliasi bank ? Jika
tidak, unit kerja mana yang melakukannya ?
Jawaban :
Secara fisik rekonsiliasi dilakukan oleh Perbendaharaan, kemudian
berdasarkan hasil rekonsiliasi tersebut, Akuntansi Keuangan melakukan
pengecekan Account Bank pada G/L. Bila ditemukan ketidakcocokan maka
dikembalikan atau diberitahukan kepada Perbendaharaan.
18.Dapatkah Saudara menceritakan segala masalah yang Saudara ketahui
mengenai kasus dalam pertanyaan nomor 2, jalan ceritanya, pelakunya
dan siapa saja yang bisa memberikan keterangan mengenai kasus
tersebut ?
Jawaban
Kami mengetahui adanya kasus ini setelah ada pergantian pejabat di
PTBA, yaitu pergantian Kepala Keuangan dan Sistem Informasi selaku
atasan kami langsung, pergantian Kepala Kantor Jakarta dan Kepala
Layanan Umum dan Keuangan kantor Jakarta sekitar 2 minggu yang lalu.
Sampai saat ini kami baru mengetahui secara umum bahwa pembayaran
pajak PPh 25 PTBA tidak masuk ke Kas Negara, sedangkan PTBA sudah
terjadi pengeluaran uang untuk pembayaran pajak tersebut.
19.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan / jelaskan
kepada tim peminta keterangan ini ?
Jawaban : Kami rasa cukup
20.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada tim peminta
keterangan adalah benar, dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah
/janji apabila diperlukan ?
Jawaban : Bersedia
21.Apakah ada paksaan / tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban/keterangan yang Saudara berikan
tersebut ?
Jawaban : Tidak ada.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 45 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan Berita Acara


Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka.
Yang Memberi Keterangan

(Herry Cahyono)
Demikan Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan
sebenarnya dengan mengingat Sumpah Jabatan kami sekarang ini, kemudian
ditutup serta ditandatangani pada hari dan tanggal seperti tersebut di atas.

Yang Meminta Keterangan


1. Anto ……………………
2. Bayu…………………
3. Cahyo………………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 46 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (4)


Pada hari ini, Senin Tanggal 22 September 20X5 jam 14.00 s.d selesai,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor Pusat PT KITA Jl. Maskoki
No.12 MDN, kami :
1) Nama : Anto Yulianto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu Setiono
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo Kumolo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No.…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Triano Sudiro
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Jakarta/ 31 Mei 1961
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Pajak dan AsuransiPT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Jati No. 22 MDN

Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas Dugaan


Penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4,
pada PT. KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban / keterangan
sebagai berikut :
1. Harap jelaskan riwayat hidup singkat Saudara (pendidikan dan pekerjaan)?
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 47 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban : Terlampir.
2. Sebutkan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini !
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas
dimaksud !
Jawaban :
Atasan langsung adalah Kepala Perbendaharaan dan Pajak. Atasan Kepala
Perbendaharaan dan Pajak adalah Kepala Keuangan dan Sistem Informasi.
Uraian tugas terlampir..
3. Peraturan / SK yang mana yang menetapkan SOP yang menjadi pedoman
pelaksanaan tugas Saudara sehari-hari ? Tunjukkan kepada kami
peraturan / SK / SOP tersebut ?
Jawaban : Tidak ada.
4. Berdasarkan uraian tugas Saudara, apa yang harus Saudara lakukan
dalam menangani perpajakan PT. KITA (Pesero) ? Sampai sejauh mana
wewenang dan kewajiban Saudara ?
Jawaban :
Berusaha agar pelaksanaan perpajakan di PT. KITA sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku. Wewenang saya adalah memberikan
penyeragaman penafsiran pelaksanaan peraturan perpajakan, dan khusus
di UPT MDN adalah menghitung, mengadministrasikan pajak-pajak yang
terhutang dan harus dibayar benar (sesuai UU yang berlaku).
Uraian tugas terlampir.
5. Apa yang Saudara lakukan dalam melakukan verifikasi pajak yang harus
dibayar dan pelaporannya (untuk PPh Pasal 21,23,25, PPN dan PPn BM)?
Jawaban :
1) PPh Pasal 21 :
saya bersama-sama dengan programmer membuat program
perhitungan PPh Pasal 21 untuk dicangkokan dengan program
penggajian. Setiap bulan dicetak perhitungan PPh Pasal 21 terhutang.
Berdasarkan perhitungan tersebut dibuat Surat Setor Pajak dan SPT
Masa-nya.
2) PPh Pasal 23 dan PPN :
a. Verifikasi awal pemotongan PPh Pasal 23 dan PPN dilakukan oleh
Kepala Akuntansi Hutang.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 48 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

b. Bagian Pajak menerima slip pembayaran yang didalamnya terdapat


besaran jumlah pajak yang dipungut (terhutang).
Selain slip pembayaran, kami juga menerima copy/tembusan surat
perintah bayar dan faktur pajak PPN asli.
c. Berdasarkan dokumen pada butir 2, dibuat rekap PPh Pasal 23 dan
PPN terhutang dan dibuat SSP serta SPT Masa-nya, yang
sebelumnya kami review/koreksi jika ada kesalahan pungut.
Setiap bulan (sebelum tanggal 10), kami menerbitkan Nota Dinas
kepada Kepala Perbendaharaan untuk menyetor PPh Pasal 21,23 dan
PPN. Kemudian tanggal 20 kami melaporkan SPT Masa yang telah kami
buat.
Wewenang penghitungan dan pelaporan SPT di Unit-unit Ob, Kr, T dan
J menjadi tanggung jawab masing-masing unit
c) PPh Pasal 25
Pada awal tahun, berdasarkan RKAP dibuat perhitungan sementara
PPh Pasal 25. Kemudian RKAP dan perhitungan tersebut dikirim ke
Kepala KPP PN&D dan kantor Jakarta diberikan tembusan via fax
untuk melakukan penyetoran sebelum terbiMdnya surat ketetapan
angsuran PPh Pasal 25 dari Kepala KPP PN&D.
Lebih atau kurang atas perhitungan sementara tersebut dari
ketetapan Kepala KPP PN&D akan diperhitungkan dengan
setoranmasa berikutnya. Penyetoran, pengadministrasian dan SPT
Masa semua di lakukan di Jakarta.
6. Apakah unit-unit kerja lain (termasuk yang berada di luar MDN)
memberikan laporan perpajakan ke Kantor Pusat ? Apa saja yang
dilaporkan dan berapa periodenya?
Jawaban :
Setiap bulan, unit kerja di luar MDN membuat rekap besarnya pajak-pajak
yang dibayar (hanya totalnya saja).
7. Apakah ada ketentuan / SK yang menjadi dasar atas langkah-langkah
yang Saudara lakukan seperti yang tertuang pada jawaban Saudara atas
pertanyaan nomor 7 ?
Jawaban :
Tidak ada. Semua di lakukan atas kebijaksanaan di bagian kami demi
kelancaran tugas.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 49 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

8. Sampai sejauh mana tanggungjawab saudara dalam verifikasi yang


saudara lakukan sebelum pembayaran dilakukan dan setelah terjadi
pembayaran?
Jawaban :
Pemeriksaan biasanya kami lakukan setelah pembayaran. Jika terdapat
kesalahan (tarif), kami informasikan untuk diperhitungkan dengan tagihan
berikutnya. Namun jumlah pajak yang disetor tetap disetor dengan jumlah
yang seharusnya. Jadi tanggungjawab kami adalah setelah pembayaran
invoice ke supplier. Menurut saya sebaiknya verifikasi dilakukan sebelum
dibayar.
9. Apa saja yang saudara lakukan untuk melaksanakan salah satu uraian
tugas saudara, yakni mengembangkan system dan prosedur akuntansi
utang/pajak yang efesien dan akurat?
Jawaban :
uraian tugas tersebut tidak dapat dijalankan karena tidak sinkron dengan
uraian tugas di bagian lain dan unit di luar MDN
10.Dapatkah Saudara ceritakan segala masalah yang saudara ketahui
mengenai kasus tersebut pada pertanyaan 2, jalan ceritanya, pelakunya,
dan siapa saja yang memberikan keterangan mengenai kasus tersebut?
Jawaban :
Pada tanggal 2 dan 3 Agustus 20X5, saya bersama Pak Oji ke KPP PN&D
untuk mengurus pajak-pajak PKP2B. disana juga kami menyempatkan
menemui Kasubsi PPh Ps 21 (Sito) untuk mempertanyakan perhitungan
ketetapan PPh Ps 25 tahun 20X5. Disana saya dapat informasi SSP PPh
Pasal 25 PTBA “bodong” (istilah pak Sitompul) kemudian kami menemui
Kepala KPP PN&D, Pak Iva, kami mendapat informasi bahwa setoran pajak
PT. KITA bermasalah dan ada uang sebesar  Rp. 30 Milyar ditangani
Polda.
Setelah kami kembali dari KPP PN&D, langsung melakukan pengecekan ke
Pak Azum mengenai siapa yang menyetor PPh pasal 25 serta mengecek ke
SSP pada Pak Kus mengenai ciri-ciri SSP palsu menurut Pak Sito. Pada hari
itu juga saya sampaikan ke Pak FI bahwa ada masalah dengan setoran PPh
25.
Keesokan harinya kami kembali ke MDN. Dan masalah tersebut saya
sampaikan ke Pak MH.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 50 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Tanggal 22 Agustus 20X5 saya menerima tugas khusus dari Direktur


Utama untuk mengaudit pajak di J sejak tahun 20X2 sampai dengan Juli
20X5. Berdasarkan data-data, ada indikasi sementara keterlibatan
Mashadi.
Orang-orang yang dapat diminta keterangan adalah Mashadi, FS, FI, AM,
Azum, Jum dan Bin.
11.Menurut surat Kepala KPP PN&D Jakarta No. SR-04/wpj.06/KP.01/20X5
tanggal 9 Agustus 20X5, terdapat SSP lembar ke-2 yang diterima KPP
PN&D yang palsu. Apa benar SSP tersebut palsu?
Jawaban :
Saya tidak menyatakan palsu, karena yang berhak menyatakan palsu
adalah pengadilan berdasarkan hasil Labkrim.

12.Apabila Saudara tidak dapat menyatakan SSP tersebut palsu, apa yang
dapat Saudara jumpai dari SSP tersebut ?
Jawaban :
SSP tersebut menurut syarat formal sudah memenuhi syarat sebagai SSP
13.Apabila Saudara tidak menyatakan SSP tersebut palsu dan sudah
memenuhi syarat sebagai SSP apa masalah yang terjadi sehubungan
dengan SSP tersebut?
Jawaban :
Masalahnya SSP tersebut dinyatakan tidak ada oleh BNI Cabang Dukuh
Bawah dan dinyatakan palsu oleh Ketua KPP PN&D.
Pengakuan-pengakuan tersebut menurut saya harus dibuktikan di
pengadilan
14.SSP yang bermasalah yang Saudara jumpai dalam pemeriksaan yang
Saudara lakukan, merupakan bukti yang diakui pihak perpajakan sebagai
bukti penyetoran pajak. Apakah Saudara dapat menyatakan bahwa
penyetoran pajak ke Kas Negara sesuai SSP dimaksud, secara nyata sudah
dilakukan ??
Jawaban :
Penyampaian uang setoran pajak ke Kas Negara merupakan tugas dan
wewenang bank. Jadi saya tidak dapat menyatakan uang setoran tersebut
sampai ke Kas Negara. Saya hanya menilai dari fisik SSP dan syarat-syarat
formal yang harus dipenuhi. Dugaan bahwa SSP tersebut palsu memang
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 51 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

dapat dilihat dari setoran PPh Pasal 21,23 dan PPN masa Oktober 20X4,
Nopember 20X4 dan Januari 20X5 dimana tanggal setor lebih dahulu dari
tanggal pencarian / pendebetan rekening bank.
15.Sesuai dengan jawaban Saudara atas pertanyaan nomor 16, penyampaian
uang setoran pajak ke Kas Negara merupakan tugas dan wewenang bank.
Apa tugas dan wewenang PT. KITA (Persero) dalam penyetoran pajak
tersebut & siapa petugas perusahaan yang melakukan penyetoran tersebut
?
Jawaban :
Tugas dan wewenang PT. KITA (Persero) adalah membayar/menyetor
pajak yang terutang melalui Bank Persepsi/Pos Giro. Yang bertugas
melakukan penyetoran adalah pejabat yang berwenang mengeluarkan alat
bayar. Petugas yang berwenang memvalidasi SSP ke Bank Persepsi / Pos
Giro di Kantor J saya tidak tahu, namun yang bisaa melakukannya adalah
Sdr. Azum, Bin, Jum.
16.Apa alat pembayaran untuk menyetor pajak yang digunakan, dan
bagaimana bentuknya ?
Jawab :
Berdasarkan temuan saya sebagai Tim Setoran PPh pasal 25 sampai
dengan masa Agustus 20X4 menggunakan bilyet giro / pemindahbukuan,
namun untuk setoran-setoran yang bermasalah menggunakan cek. Setor
PPh Pasal 21,23 dan PPN menggunakan cek.
17.Sepengetahuan Saudara cek yang digunakan dalam pembayaran pajak
sesuai jawaban dari pertanyaan nomor 18, berupa cek atas nama atau
atas unjuk ? Sebutkan pula alasan digunakannya cek atas nama atau atas
unjuk tersebut !
Jawab :
Tidak ada cek atas nama. Alasan kenapa digunakannya cek, saya tidak
tahu.
18.Apakah hal ini (jawaban pertanyaan nomor 19) berarti cek tersebut cek
atas unjuk / atas pembawa / antoonder ?
Jawab : Ya.
19.Siapa yang menerbitkan I3 SSP yang bermasalah ?
Jawab: Yang menerbitkan SSP adalah Sdr. Mashadi.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 52 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

20. Untuk ke 13 SSP yang bermasalah, siapa yang menyerahkan cek dan SSP
ke bank ?
Jawaban :
Menurut pengakuan tertulis Mashadi yang menyerahkan cek setoran PPh
Pasal 25 ke bank adalah Mashadi bersama Ika, namun menurut pengakuan
lisan Mashadi untuk PPh Pasal 21,23 dan PPN dilakukannya sendiri.
Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan berita Acara
Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka .

Yang Memberi Keterangan

(Triano)

Demikian Berita Acara permintaan Keterangan ini kami/saya buat dengan


sebenarnya dengan mengingat sumpah jabatan kami/saya sekarang ini,
kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari ini dan tanggal seperti
tersebut di atas.

Yang Meminta Keterangan

1. Anto……………………
2. Bayu…………………..
3. Cahyo…………………

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 53 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (5)


Pada hari ini, Senin Tanggal 27 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor PT KITA Jl. Masjati No.19
Jakarta, kami :
1) Nama : Anto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No.…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Mashadi Sinambela
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Jakarta/ 25 Januari 1959
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Karyawan PT Kita (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Jati No. 22 Bekasi

Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas Dugaan


Penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4,
pada PT. KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban / keterangan
sebagai berikut

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 54 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

1. Apakah Saudara mengerti mengapa Saudara diminta keterangan pd saat


ini ?
Jawaban :
Tahu setelah mendapat surat dari Direktur Utama PT. KITA No. 1973/0-
1000/SRT/IX/20X5 tanggal 24 September 20X5.
2. Harap jelaskan riwayat hidup singkat Saudara (pendidikan dan pekerjaan)
?
Jawaban: Terlampir
3. Jelaskan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini !
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas yang
dimaksud !
Jawaban :
1) Mengelola uang masuk dan keluar khusus Kantor J
2) Membuat anggaran Kantor J.
3) Melakukan verifikasi penerimaan dan pengeluaran uang serta
pembayaran uang rekanan.
4) Melakukan tugas-tugas khusus dari atasan.
5. Peraturan / Sk yang mana yang menerapkan SOP yang menjadi pedoman
pelaksanaan tugas Saudara sehari-hari ? Tunjukan kepada kami peraturan
/ SK / SOP tersebut ?
Jawaban : Akan kami sampaikan copy yang ada.
6. Untuk SSP yang menjadi bukti penyetoran pajak penghasilan :
1) Siapa yang membuat / menyiapkan ?
2) Siapa yang menandatangani ?
3) Siapa yang membawa SSP ke bank ?
4) Ke Bank apa SSP dibawa ?
5) Bank apa yang memvalidasi SSP
Jawaban :
1) Sdr. Jumadi (Bagian Pajak Kantor Jakarta) dibuat setelah mendapat
informasi dari bagian Pajak MDN untuk PPh Pasal 25
2) Saya
3) Saya dari bulan Oktober 20X4 sampai dengan Desember 20X4 dan
Januari 20X5, khusus untuk PPh 21, 23 Kantor Jakarta dan PPh Pasal
25
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 55 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

4) Untuk PPh Pasal 25 ke BNI Menteng (angsuran pajak badan)sedangkan


untuk Ps 21 dan Ps 23 Kantor J ke BNI Rasuna Said.
5) BNI Dukuh Bawah
7. Kenapa bank tempat menyerahkan SSP berbeda dengan bank yang
memvalidasi SSP ?
Jawaban : Katanya ada overnight.
8. Jelaskan dari awal sampai direalisasikan rencana “overnight” yang Saudara
maksud pada jawaban nomor 7 ?
Jawaban :
Pada bulan Agustus 20X4 Sdri. Ika (karyawati MDRII Cempaka Putih)
menelepon saya, menawarkan produk MDRII, antara lain On Call,
Deposito, Tabungan dan Overnight. Tetapi karena untuk penempatan
dana-dana tersebut adalah wewenang dari Direksi, maka tawaran tersebut
saya sampaikan ke Ika. Namun demikian saya sampaikan juga ke atasan
saya langsung (Kepala Perwakilan Kantor Jakarta) Bapak FS, tetapi beliau
tidak menanggapinya. Tetapi pada bulan Oktober 20X4, pada waktu PT.
KITA mau membayar pajak PPh 25, saya disuruh untuk menghubungi lagi
Sdri. Ika, tapi ternyata pada saat itu MDRII tutup, tapi saya diberi nomor
telepon rumahnya, kemudian saya telepon. Dan Sdri. Ika menjawab
bahwa overnight bisa tetapi lewat BNI. Kemudian informasi ini saya
sampaikan kepada atasan saya bahwa dari overnight ini perusahaan akan
mendapat fee 1½% dari jumlah pajak yang disetor. Fee 1½ % ini dikelola
langsung oleh Bapak FS dan Bapak FI (Kepala Keuangan dan Sistem
Informasi). Saya tahunya karena pada waktu itu Ika menanyakan fee-nya
dikirim kemana, lalu saya sampaikan ke atasan saya, oleh karena itu saya
diminta untuk membuka rekening di BNI Setiabudi. Mengenai Fee tersebut
untuk apa saja, saya tidak tahu, dan yang menyuruh saya membuka
rekening tersebut adalah Bapak FS dan Bapak FI.
9. Apakah penyerahan SSP ke bank dilakukan bersamaan dengan
pembayaran fee-nya ?
Jawaban : Ya
10.Apa alat bayar yang digunakan ?
Jawaban : Cek
11.Apakah cek tersebut atas nama, atas nama siapa, dan apakah tulisan atas
pembayar dicoret ?
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 56 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban :
Cek atas nama Kas negara. Sedangkan pembawa tidak dicoret karena
selama ini untuk membayar pihak ke III lainnya pernah dicoret juga oleh
Kasir.
12.Apakah atas pembayaran pajak dengan cek tersebut dibuat juga Tanda
Pembayaran ?
Jawaban :
Yang membuat bon putih adalah dari Keuangan MDN.
13.Apa bentuk tanda terima cek dari pihak yang Saudara serahkan ?
Jawaban :
Tanda tangan yang terdapat pada bonggolnya, tetapi ada salah satu
bonggol yang tidak ditandatangani oleh Saudara Ika
14.Berkaitan dengan jawaban Saudara dengan pertanyaan nomor 8, atas
nama siapa rekening yang Saudara buka di BNI Setiabudi untuk
menampung “fee overnight” ?
Jawaban :
Atas nama Bapak FS dan Bapak FI (rekening bersama).
15.Jelaskan proses pembukaan rekening (rekening penampung fee
“overnight) dari awal hingga Saudara ketahui ?
Jawaban :
Pada waktu itu saya disuruh oleh Bapak FS dan bapak FI untuk membuka
rekening. Saya kemudian ke BNI Setiabudi untuk minta formulir
pembukaan dan diberi tahu syarat-syaraMdnya. Setelah itu saya
sampaikan ke Bapak-bapak tersebut. Kemudian setelah syarat-
syaraMdnya dipenuhi, saya sampaikan ke BNI Setiabudi, dan setelah
memenuhi syarat-syarat yang ada, barulah keluar nomor rekeningnya
kemudian.
16.Apakah Saudarapernah melihat rekening koran bank atau dokumen lain
yang berkaitan sehingga Saudara dapat memastikan bahwa rekening
penampung “Fee overnight” dimaksud adalah rekening bersama (FS dan
FI) ?
Jawaban :
Pernah, karena pada waktu rekening tersebut sudah jadi, saya yang
mengambilnya, tetapi karena nomor rekeningnya panjang, saya tidak
hafal.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 57 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

17.Jelaskan bentuk dana dan kondisi dokumen (data rekening) dari bank yang
Saudara serahkan dan kepada siapa Saudara serahkan ?
Jawaban :
Dalam bentuk amplop coklat dan tertutup, saya serahkan kepada siapa
saya lupa, tetapi di ruangan tersebut ada Bapak FS dan Bapak FI.
18.Dari jawaban Sauadara nomor 8, Saudara pada bulan Agustus 20X4
dihubungi Saudari Ika seorang karyawati MDRII. Apakah Saudara
mengetahui identitas Saudari Ika secara lebih lengkap ? Jika ya, berikan
uraian lengkap berikut alamat dan nomor teleponnya ?
Jawaban :
Rumahnya Komplek ……. I No. 45 Kebun Jeruk, Hand Phone Nomor
08119xxxxx, orang Jawa Tengah. Nama lengkapnya Ika Kpi umur di
bawah 40 tahun, mempunyai anak 2 orang, suaminya bernama Roma,
umurnya di bawah 40 tahun, pekerjaannya tidak tahu, informasi tersebut
saya peroleh dari telepon. Setelah ada kasus barulah saya bertemu
dengan suaminya di rumahnya.
19.Dari siapa Saudara mengenal Saudari Ika ?
Jawaban :
Dari Ika sendiri yang menelepon saya karena Ika di bagian marketing
MDRII, dan menurut yang bersangkutan bapaknya bekerja di Instansi
Kompleks tempat tinggal.
20.Bagaimana perikatan “overnight” tersebut, apakah :
1) Dibuat secara tertulis ?
2) Antara siapa saja perikatan tersebut ?
3) Apa imbalan dari overnight tersebut dan berapa ?
4) Siapa yang memberikan imbalan tersebut ?
5) Apa isi perikatan tersebut ?
Jawaban :
1) Tidak secara tertulis
2) Tidak tahu
3) Tidak tahu
4) Fee sebesar 1 ½ %
5) Tidak tahu
21.Bagaimana cara penyerahan fee dilakukan ?
Jawaban :
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 58 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Melalui transfer ke rekening Bapak Freddy dan Felix.


22.Dalam hal cek yang digunakan sebagai alat pembayaran pajak PPh :
1) Siapa yang membuat / menyiapkan cek ?
2) Siapa yang menginstruksikan pembuatan / penyiapan cek ?
3) Siapa yang menandatangani cek-cek tersebut ?
Jawaban :
1) Saya
2) Bapak FS
3) Direktur Keuangan.
23.Kepada siapa cek diserahkan ?
Jawaban : Kepada Ika di Bank BNI Menteng
24.Siapa yang menyerahkannya ?
Jawaban :
Saya di BNI Menteng, tetapi saya masih ada di BNI Menteng dan oleh Ika
diserahkan ke BNI Menteng, tetapi ada pembicaraan Ika dengan karyawan
BNI Menteng saya tidak tahu karena tidak mendengar karena duduk saya
agak berjauhan ± 10 meter.
25.Apakah Kantor Perwakilan J menyelenggrakan buku register / agenda cek
yang dikeluarkan ?
Jawaban :
Untuk rekening Kantor J yang ada di BNI Setiabudi, sedangkan untuk
rekening BNI Menteng yang membukukan dan meregister adalah
Keuangan MDN.
26.Siapa yang melaksanakan penyelenggaraan buku register / agenda cek
yang dikeluarkan ?
Jawaban : BNI Setiabudi kasir Kantor Jakarta.
27.Apa isi buku register / agenda cek tersebut ?
Jawaban : Nomor, Tanggal, Nama, Jumlah, Saldo untuk BNI Setiabudi.
28.Sehubungan dengan jawaban Saudara dengan pertanyaan nomor 24,
mengapa yang menyerahkan Saudari Ika, bukan langsung oleh Saudara
sendiri ?
Jawaban :
Tidak tahu, kenapa sampai saya setorkan ke Ika, karena pada waktu itu
saya menurut saja apa yang Ika omongkan.
29.Atas nama siapa Saudari Ika bertindak ?
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 59 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban : Tidak tahu


30.Siapa yang menginstruksikan Saudara untuk mengatur terjadinya
overnight tersebut ?
Jawaban : Atasan saya yaitu bapak FS
31.Apakah instruksi tersebut dibuat secara tertulis ?
Jawaban : Secara lisan.
32.Apakah ada persetujuan / perintah juga dari Direksi atau salah satu Direksi
?
Jawaban : Tidak tahu
33.Dalam rangka melaksanakan rencana peng”overnight”an setoran pajak,
apa saja yang Saudara bahas/diskusikan dengan Saudara FS / FI /
Direktur Keuangan PT KITA?
Jawaban :
Saya hanya mengatakan kepada Bapak FI bahwa akan mendapat fee 1½
% untuk perusahaan dan pembayaran 1 hari sebelum jatuh tempo pajak
dengan menggunakan cek, karena selama ini menggunakan giro, maka
saya diinstruksikan untuk mengambil cek ke BNI Menteng dengan surat
yang dibuat oleh Direktur Keuangan. Sedangkan ke Direktur Keuangan
saya tidak tahu, saya menyampaikannya 1 kali di Kantor / ruang kerja
Bapak FS.
34.Selain cek, dokumen apa saja yang Saudara serahkan kepada Saudari Ika
?
Jawaban: SSP (Surat Setoran Pajak)
35.Untuk setiap SSP yang Saudara serahkan, berapa lama Saudara terima
kembali dari Saudari Ika ?
Jawaban :
Pada waktu itu juga (pada hari itu) hanya berbeda jam- jaman saja.
36.Untuk setiap penyetoran cek ke BNI Menteng, kemana saja Saudara
bersama Ika pergi ?
Jawaban :
Ke BNI Dukuh untuk mendapatkan register SPP, tetapi di BNI Dukuh saya
tidak masuk, saya menunggu di parkiran saja dan selang beberapa menit
SSP tersebut sudah diregister di BNI Dukuh.
37.Cek sudah disetor ke BNI Menteng, mengapa SSP harus diregister di BNI
Dukuh ?
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 60 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban :
Kata yang bersangkutan karena overnightnya di BNI Dukuh.
38.Langkah-langkah / proses penyetoran cek ke BNI Menteng kemudian SSP
diregister di BNI Dukuh, dijelaskan oleh Saudari Ika kepada Saudara,
dimana saja ?
Jawaban :
Pertama cek tersebut dimasukkan ke rekening overnight BNI, karena yang
overnight BNI Dukuh maka registernya harus dikeluarkan kepada BNI
yang akan melakukan overnight, menjelaskannya di BNI Menteng, setelah
saya menanyakan perihal tersebut.
39.Sepengetahuan Saudara, bagaimana lazimnya pembayaran pajak
dilakukan ? Dijelaskan untuk :
1) PPh Pasal 25
2) PPh Pasal 21
3) PPh Pasal 23
4) PPN dan PPnBm
Jawaban :
1) Untuk pembayaran khusus PPh Pasal 25, prosedurnya Kantor J hanya
menyetorkan saja ke bank, sedangkan bon pembayarannya dilakukan
di MDN mulai tahun 20X2, sedangkan sebelumnya yang menyetor dan
membukukan adalah Kantor J.
2) Untuk PPh 21 dan 23 dan sebagian PPn BM disetor dan dibuat bon putih
di Kantor J yang menyangkut PPH 21 dan 25 yang berhubungan dengan
Kantor J, sedangkan yang berhubungan dengan MDN dilakukan sendiri
oleh MDN, sedangkan untuk PPn BM setelah ada instruksi dari MDN dan
diketahui oleh bagian Pengadaan baru dibayar di J, sedangkan selama
tidak ada instruksi tidak dilakukan di J, sedangkan PPn BM Kantor J
hanya maksimal Rp 10.000.000,00 ini pun tidak ada tertulis hanya via
telepon.
40.Kapan Saudara mengetahui bahwa setoran pajak ada yang tidak masuk ke
rekening kas negara dan langkah-langkah apa yang Saudara lakukan
sebagai Kepala Keuangan Kantor Perwakilan PT KITA J ?
Jawaban :
Setelah mendapat surat teguran dari kantor pajak, saya melaporkan ke
atasan saya, kemudian oleh atasan saya diberitahukan kepada Bapak FI,
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 61 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

oleh bapak FI dibuatkan surat ke kantor pajak bahwa PT KITA sudah


menyetor.
41.Sehubungan dengan jawaban atas pertanyaan nomor 39, apakah yang
dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya, baik berupa SK maupun
ketentuan dan dokumen ?
Jawaban : Hanya kebisaaan, sedangkan SK-nya tidak tahu.
42.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan / jelaskan
kepada tim peminta keterangan ini ?
Jawaban :
Membayar pajak yang bisaanya giro kemudian berubah menjadi cek
adalah wewenang Direktur Keuangan.
43.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada tim peminta
keterangan adalah benar, dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah
/janji apabila diperlukan ?
Jawaban : Ya dan bersedia
44.Apakah ada paksaan / tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban/keterangan yang Saudara berikan
tersebut di atas ?
Jawaban : Tidak ada.
Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan Berita Acara
Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka.
Yang Memberi Keterangan

(Mashadi)

Demikan Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan


sebenarnya dengan mengingat Sumpah Jabatan kami sekarang ini, kemudian
ditutup serta ditandatangani pada hari dan tanggal seperti tersebut di atas.
Yang Meminta Keterangan
1. Anto ……. 2. Bayu ……. 3.Cahyo

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 62 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (6)

Pada hari ini, Senin Tanggal 28 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor PT KITA Jl. Masjati No.19
Jakarta, kami :
1) Nama : Anto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No……..…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Mashadi Sinambela
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Jakarta 25 Januari 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Karyawan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Jati No. 22 Bekasi
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
, pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 63 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

1. Apakah Saudara mengerti mengapa hari ini diminta keterangan oleh


pemeriksa ?
Jawaban:
Tahu, setelah menerima surat dari Direktur Utama PT KITA Nomor 1973/0-
1000/SRT/IX/2004 tanggal 24 Nopember 2004.
2. Siapa yang menyetorkan pajak ke BNI Cabang Dukuh Bawah dan
menyerahkan SSP ke bank tersebut dan menyerahkannya kepada
Saudara?
Jawaban :
Yang menyetor ke BNI Dukuh Bawah tidak tahu, hanya SSP diregister di
Dukuh Bawah oleh Sdri. Ika, kemudian diserahkan ke saya.
3. Jadi, bagaimana sebenarnya penyetoran dilakukan dan SSP diregisterkan?
Jawaban :
Penyetoran di BNI Menteng, sedangkan registrasi SSP di Dukuh Bawah,
karena menurut keterangan Sdri. Ika, overnightnya untuk Dukuh Bawah,
maka registrasinya di BNI Dukuh Bawah.
4. Apa alat bukti dan apa cara yang Saudara lakukan untuk memastikan
bahwa setoran pajak sudah dibayarkan ke rekening Kas Negara sesuai
dengan validasi yang tertera pada SSP?
Jawaban :
Alat buktinya adalah SSP, dan SSP tersebut langsung kami laporkan ke
KPP PN & D (Kantor Pajak), dan saya hanya mengecek nama-nama yang
menandatangani SSP tersebut yang adalah benar karyawati Dukuh Bawah
Validasi yang dilakukan :
Cek tersebut saya berikan kepada Sdri. Ika di BNI Menteng, lalu setelah
dia menyelesaikannya dengan BNI Menteng, kemudian saya ke BNI Dukuh
Bawah dengan Sdri. Ika, di mana SSP tersebut belum saya serahkan
kepada Sdri. Ika, dan saya tidak masuk ke BNI Dukuh Bawah, saya hanya
menunggu di parkiran. Setelah selang beberapa menit, SSP yang telah
diregistrasi itu diserahkan kepada saya. saya percaya karena saya melihat
masuk dan keluarnya Sdri. Ika dari BNI Dukuh Bawah. Saya hanya
mengecek bahwa nama teller yang meregistrasi SSP tersebut ada di bank
tersebut.
5. Jadi Saudara tidak mengkonfirmasikan kebenaran validasi SSP dan
penerimaan setoran pajak oleh bank kepada bank tersebut?
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 64 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Jawaban :
Saya tidak melakukan karena saya melihat Sdri. Ika masuk dan keluar di
BNI Dukuh Bawah sehingga saya percaya saja.
6. Apakah ide overnight Saudara sampaikan kepada Kepala Keuangan (Sdr.
FI) setelah atasan Saudara saat itu (Sdr. FS) tidak menanggapi usulan /
ide Saudara tentang overnight setoran pajak?
Jawaban :
Pertama saya sampaikan ke Pak FS dan kemudian Pak FS menelepon Pak
FI, kemudian setalh itu setelah Pak FI ke Jakarta, saya sampaikan lagi
kepada Pak FI dan Pak FS.
7. Apa saja yang Saudara sampaikan kepada Sdr. FI dan Sdr. FS?
Jawaban :
Bahwa Saudari Ika akan melakukan overnight dan akan memberi fee 1½
%, tetapi pembayarannya 1 hari sebelum jatuh tempo pembayaran pajak
dan cara pembayarannya dengan menggunakan cek.
8. Di mana alamat terakhir Sdri. Ika?
Jawaban :
Jl. Perjuangan, Belakang RCTI, Taman Kedoya Indah Permai Blok ZA No.
200 telepon (021) 5350xxx
9. Darimana Saudara mengetahui alamat terakhir Sdri. Ika?
Jawaban : Dari adiknya yang ada di Komplek ……… I No. 5
10.Kapan terakhir Saudara berhubungan dengan Sdri. Ika?
Jawaban : Minggu pertama September 20X5.
11.Dimana saja Saudara bertemu dengan Sdr. Roma, siapa saja yang hadir
dan apa saja yang dibicarakan berkaitan dengan kasus setoran pajak PT.
Tambang Batubara Bukit Asam?
Jawaban :
1) Di rumahnya, yang hadir saya saja
2) Di Restoran Daily Bread, yang hadir saya, Bapak FS dan 2 orang Polisi,
tetapi saya tidak tahu yang dibicarakan karena saya mengobrol dengan
polisi.
12.Dalam rangka apa polisi hadir pada pertemuan di Restoran Daily Bread?
Jawaban :
Polisi tersebut adalah orang-orang yang disuruh oleh Bapak FS, tujuannya
tidak tahu karena Bapak Freddy yang punyai inisiatif.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 65 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

13.Apa Saudara pernah menyampaikan kepada Sdr. FS/FI/Direktur Keuangan


tentang BNI Cabang Menteng dalam hal overnight setoran pajak PT KITA?
Jawaban :
Dengan Bapak FS dan bapak FI iya, sedangkan dengan Direktur Keuangan
tidak.
14.Apa peran BNI Menteng yang Saudara sampaikan kepada Sdr. FS dan Sdr.
FI?
Jawaban : Pembayaran via BNI langsung dan dengan menggunakan cek.
15.Apakah Saudara pernah menyampaikan kepada Sdr. FS / Sdr. FI / bahwa
BNI Menteng menyetujui / mengetahui rencana overnight setoran pajak PT
KITA?
Jawaban : Belum, karena saya tahunya overnight bukan dari BNI Menteng
tetapi dari Sdri. Ika.
16.Yang Saudara ketahui, siapa yang membayar / menanggung imbalan (fee)
overnight kepada PTB?
Jawaban : Yang membayar fee overnight Sdri. Ika
17.Siapa saja yang berwenang menandatangani cek untuk pengeluaran yang
dibebankan ke rekening bank operasional Kantor J ? Wewenang tersebut
tertuang dalam aturan yang mana ?
Jawab :
1) Untuk pembayaran Rp. 5.000.000,00 ke bawah dan bukan kepada
pihak ke- III adalah Kepala Layanan umum dan Keuangan, tetapi bila
Kepala Perwakilan Kantor J tidak ada (cuti, dinas atau sakit) maka
Kepala Layanan Umum dan Keuangan boleh menandatangani cek.
2) Untuk pembayaran di atas Rp. 5.000.000,00 dan kurang dari Rp.
1.000.000,00 tetapi untuk pembayaran pihak Ke-III adalah Kepala
Perwakilan Kantor Jakarta.
3) Wewenang tanda tangan ada pada Nota Dinas dari Kepala Perwakilan
Kantor J.
18.Siapa yang menandatangani dan menyetor cek untuk pembayaran PPh 21,
23 dan PPN untuk Masa Oktober 20X4, Nopember 20X4 dan Januari 20X5
?
Jawab :

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 66 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Yang menandatangani khusus PPh Pasal 21, 23 dan PPN Kantor Jakarta
adalah kepala Perwakilan Kantor J, sedangkan yang menyetor ke bank
adalah saya.
19.Apkah cek-cek tersebut merupakan cek atas nama atau atas unjuk ?
Disetor ke rekening siapa cek-cek tersebut (untuk pembayaran pajak
dimaksud pada nomor 19) ?
Jawab :
Cek tersebut atas nama Kas Negara, ke rekening siapa disetorkan tidak
tahu, yang tahu BNI, karena atas nama Kas Negara, namun saya kurang
yakin karena yang membuat adalah kasir PT. KITA, jadi agak lupa.
20.Apakah ada cek-cek rekening operasional Kantor Jakarta untuk
pembayaran pajak-pajak yang dikeluarkan atas unjuk / si pembawa
(“tunai”atau “cash”)?
Jawab: Tidak ingat, lupa.
21. Apakah Saudara yang menyetor / membawa cek nomor CK 241608 dan
CK 242612 ke bank ?
Jawaban :
Yang saya ingat penyetoran PPh Pasal 25 yang bermasalah yang
menyetorkan adalah saya, sedangkan untuk cek tersebut diatas saya lupa,
tetapi bila permasalahannya sama dengan PPh Pasal 25, benar saya yang
menyetor.
22.Berapa besar, jumlah uang yang Saudara terima sebagai imbalan
keikutsertaan Saudara dalam proses overnight setoran pajak ? Berapa kali
Saudara terima ? Dari siapa dan dimana ?
Jawaban :
Saya terima Rp. 10.000.000,00 yang diperoleh atau diberi oleh Bapak FS,
pemberian tersebut tidak sekaligus, tetapi setiap selesai overninght.
23.Sejauh mana Saudara menyadari konsekuensi bagi saudara atas
keterlibatan Saudara dalam transaksi overnight setoran pajak PT KITA?
Jawaban :
Setelah mendapat STP dari pajak pada waktu penyerahan cek dan segala
omongan Ika saya percaya saja (menurut saja apa yang diomongkan Ika),
sedangkan selama ini saya tidak pernah begitu, dan selalu cek dan recek.
Saya pun tidak tahu kenapa sampai semudah itu saya menyerahkan cek di
bank kepada Sdri Ika.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 67 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

24.Setelah Saudara, apakah ada pihak-pihak intern PT. KITA yang


berhubungan dengan Sdri. Ika / Sdr. Roma berkaitan dengan masalah
overnight setoran pajak ?
Jawab :
Tidak ada, tetapi tahu ada pihak ke-III yang akan memberi fee 11/2 %
dengan overnight. Dasar saya mengatakan itu adalah pada waktu memberi
penjelasan mengenai overnight.

25.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan / jelaskan
kepada tim permintaan keterangan ini ?
Jawab :
Mohon untuk diperiksa BNI Menteng dan Kantor Pajak dengan adanya STP
dan Surat Teguran bahwa belum ada setoran pajak sedangkan BNI kenapa
register dari bank tidak dipercaya oleh pajak.
26.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada tim peminta
keterangan adalah benar, dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah /
janji apabila diperlukan ?
Jawab : Benar dan bersedia
27.Apakah ada paksaan / tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban/keterangan yang saudara berikan
tersebut di atas ?
Jawaban : Tidak ada
Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan berita Acara
Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka .
Yang Memberi Keterangan

(Mashadi)
Demikian Berita Acara permintaan Keterangan ini kami/saya buat dengan
sebenarnya dengan mengingat sumpah jabatan kami/saya sekarang ini,
kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari ini dan tanggal seperti
tersebut di atas.
Yang Meminta Keterangan
1. Anto …………………… 2.Bayu............ 3. Cahyono...........
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 68 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN (7)

Pada hari ini, Senin Tanggal 4 Oktober 20X5 jam 10.15 s/d selesai,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor PT KITA Jl. Masjati No.19
Jakarta, kami :
1) Nama : Anto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………… sesuai surat Tugas…………… No. ……….. tanggal……… telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Feri Irawan
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Solo/ 30 Juli 1949
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Katholik
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Keuangan dan SIM PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Slamet No. 1 Jakarta
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
, pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 69 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

1. Apakah Saudara mengerti mengapa Saudara dimita keterangan pada saat


ini?
Jawaban:
Mengerti, yaitu sehubungan dengan dugaan penyimpangan penggunaan
penyetoran Pajak Badan PPh Pasal 25 PT. KITA (Persero)
2. Harap jelaskan riwayat hidup singkat Saudara (pendidikan dan pekerjaan)?
Jawaban: Terlampir
3. Jelaskan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini !
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas
dimaksud!
Jawaban:
Mengelola dan mengarahkan kegiatan Satuan Kerja Keuangan dan Sistem
Informasi sehubungan dengan keuangan perusahaan, sistem informasi dan
mengimplementaskan kebijakan akuntansi dan ;keuangan untuk
mendukung pencapaian rencana dan strategi perusahaan.
Sesuai dengan organisasi perusahaan, Kepala Keuangan dan Sistem
Informasi membawahi :
1) Kepala Perbendaharaan dan Pajak
2) Kepala Akuntansi Keuangan
3) Kepala Akuntansi Manajemen
4) Kepala Sistem Informasi Manajemen
Penjabaran tugas dari sub-sub unit Keuangan dan Sistem Informasi adalah
sebagai berikut :
1) Mengelola keuangan perusahaan (termasuk pajak) agar perusahaan
dapat berjalan dengan baik.
2) Mengelola dan menyiapkan laporan keuangan perusahaan sebagai hasil
dari pencatatan kegiatan perusahaan, bulanan maupun tahunan agar
siap untuk diaudit oleh Auditor Independen yang ditunjuk.
3) Megelola dan menyiapkan laporan manajemen perusahaan untuk
konsumsi Manajer termasuk Direksi, agar Manajer dan Direksi dapat
mengambil keputusan dengan cepat dan akurat.
4) Mengelola dan menyiapkan sistem informasi untuk mendukung
kecepatan, keakuratan data seusai dengan apa yang diinginkan oleh
Manajer dan Direksi.,
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 70 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

SK organisasi tersebut diatas adalah SK Direksi No……


4. Peraturan/SK yang mana yang menetapkan SOP yang menjadi pedoman
pelaksanaan tugas Saudara sehari-hari? Tunjukkan kepada kami
Peratutan/SK SOP tersebut!
Jawaban:
a) Peraturan Tata Cara Keuangan
b) Peraturan Tata Cara Umum dan Akuntansi
c) SK Direksi PT KITA No. 159/SK/PT KITA-PERS/X2 tgl. 17 April 20X2
5. Siapa yang memberikan perintah pembayaran pajak dan kepada siapa
perintah tersebut diberikan?
Jawaban:
Sesuai dengan organisasi yang berlaku, pembayaran pajak PPH Pasal 25
diproses dimulai dari perhitunagn jumlah yang harus dibayar, dihitung oleh
Kepala Pajak dan Asuransi (di bawah Kepala Perbendaharaan dan Pajak) di
MDN. Data tersebut kemudian diberikan kepada Kantor J untuk diproses
pembayarannya.
Mengenai PPN, PPh Pasal 21, 23 dsb diproses dimulai dari tempat
terjadinya transaksi, menjadi tanggung jawab kepala uniMdnya masing-
masing.
6. Kapan/bilamana pembayaran pajak diberikan?
Jawaban:
Pajak PPH Pasal 25 perintah pembayarannya sejak dimulai dari keluarnya
perhitungan besarnya pajak yang akan disetor, dan belaku sampai
sebelum jatuh tempo yaitu tiap tanggal 15 bulan berikutnya. PPN, PPH
Pasal 21, 23 diproses sebelum jatuh tempo tanggal 10 bulan berikutnya.
7. Apa rincian dan perintah pembayaran pajak?
Jawaban:
Perintah penyetoran PPh Pasal 25 :
- Perintah pembayaran/penyetoran PPH Pasal 25 kepada Kepala Kantor J
melalui Kepala Keuangan dan Umum
- Besarnya pajak yang harus disetor
- Penyetoran untuk bulan….
8. Apa dasar penetapan tarif dan besarnya pajak yang harus dibayar? Siapa
yang membuat dan menyetujui?
Jawaban:
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 71 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Dasar penetapan tariff pajak badan PPh Pasal 25 adalah RKAP (Rencana
Kerja PT KITA) yang telah disetujui oleh RUPS. Pada akhir tahun setelah
audit, pajak menetapkan besarnya pajak setahun. Kelebihan dan
kekurangannya diproses kemudian. Jika kekurangan, PT. KITA akan
menyetor kembali. Jika kelebihan, PT KITA menerima restitusi pajak.
Pernah terjadi dalam perjalanan PT KITA merasa target RKAP tidak akan
tercapai, PT KITA minta keringanan ke pajak, namun tidak disetujui oleh
pajak. Sebab pajak berpegang kepada RKAP yang telah disetujui RUPS.
9. Siapa yang memerintahkan membuat dan menandatangani SSP, dan atas
dasar (dokumennya) apa SSP dibuat?
Jawaban:
Pembuatan SSP merupakan salah satu proses dalam pembayaran PPh
Pasal 25 Badan. Jadi dengan perintah pembayaran dari MDN, maka J harus
melaksanakannya sesuai dengan prosedur yang ada yaiu :
- SSP yang menandatangani adalah yang diperintahkan ke bank.
- Penandatangan perintah bayar adalah sesuai wewenang (aturan
wewenang) yang ada.
10.Apakah SSP tersebut sebelum dibayar diteliti lebih dahulu kebenarannya?
Jika ya, siapa yang melakukannya?
Jawaban:
Seharusnya :
1) Jika yang diminta ke bank adalah staf kasir, maka yang mengecek SSP
adalah kasirnya.
2) Jika yang diminta ke bank adalah kasirnya, maka yang mengecek SSP
adalah kepala bagiannya.
12.Jelaskan yang Saudara ketahui tentang kasus penyimpangan setoran pajak
penghasilan dan pajak lainnya?
Jawaban:
Pada bulan Oktober, di kamar kerja Sdr. FS, saya ditawari “overnight” oleh
Sdr. FS dan Sdr. Mashadi. Pengertian overnight yang saya tangkap adalah
:
- Overnight merupakan pengendapan uang semalam di bank dengan
mendapat interest bunga atau fee.
- Overnight tidak merugikan uang perusahaan karena pengendapan
semalam dapat terjadi pada proses-proses sebelumnya misalnya:
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 72 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Perusahaan memeritahkan pembayaran PPh Pasal 25 pada tanggal 14,


maka akan mendebet rekening perusahaan pada tanggal 14. SSP
diterima tanggal 14, namun dapat terjadi bahwa bank akan melakukan
kliringnya tanggal 15.
- Overnight ini sepengetahuan Kepala Cabang BNI Menteng.
Karena proses pembayaran PPh Pasal 25 tidak pernah menyangkut saya
langsung, dan kewenangan pembayarannya adalah di bawah Direktur
Keuangan, maka tawaran itu saya tolak. Mereka menginginkan saya
menyampaikannya kepada Direktur Keuangan. Hal ini saya penuhi dengan
menyampaikannya kepada Direktur Keuangan. Direktur Keuangan
menyetujui, dan setelah itu sesuai dengan kesepakatan maka dibuka
rekening bersama atas nama Sdr FS, dengan tanda tangan cek bersama
dengan saya, untuk menampung interest atau fee overnight tadi.
Dasar pertimbangan persetujuan Direktur Keuangan adalah selain dari apa
yang telah saya jelakan, fee itu digunakan untuk kepentingan perusahaan
juga.
Pengeluaran-pengeluaran dari rekening tersebut banyak yang tidak saya
ketahui, karena saya diminta tanda tangan cek kosong oleh Sdr. FS
dengan alasan apabila sewaktu-waktu diminta oleh Direktur Keuangan.
Setiap pengeluaran oleh Sdr. FS dilaporkan secara lisan kepada saya, dan
sering saya konfirmasikan kepada Direktur Keuangan
13.Apakah tawaran “overnight” di ruang kerja Sdr. FS yang disampaikan
kepada Saudara merupakan tawaran yang pertama (apakah sebelumnya
kepada Saudara pernah disampaikan tawaran “overnight” tersebut dari
Sdr. FS atau Mashadi)?
Jawaban : Belum pernah
14.Apakah “overnight” yang ditawarkan oleh Sdr. FS dan Sdr. Mashadi adalah
sepengetahuan Kepala Cabang BNI Menteng hanya persepsi Saudara atau
disampaikan langsung oleh Sdr. FS/Sdr. Mashadi?
Jawaban:
Ini disampaikan lansung oleh Sdr. Mashadi dan diperkuat oleh Sdr. FS
15.Jelaskan secara rinci yang Saudara sampaikan kepada Direktur Keuangan
tentang tawaran “overnight”?
Jawaban:

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 73 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

Bahwa ada tawaran “overnight” dari Sdr. Mashadi dan FS. Pengertian
overnight adalah :
- Pengendapan uang semalam di bank dengan mendapat interest atau
fee.
- Overnight tadi tidak merugikan perusaahan karena proses seperti ini
juga dapat terjadi pada waktu-waktu yang lalu, yaitu perintah
pembayaran/menyetornya tanggal 14, bank melakukan kliring tanggal
berikutnya.
- Overnight ini hanya untuk pembayaran PPh Badan PPH Pasal 25 yang
disetujui oleh Direktur Keuangan saja.
16.Pembukaan rekening bersama untuk menampung “interest atau fee
overnight” atau kesepakatan siapa saja?
Jawaban:
Direktur Keuangan, saya dan Sdr. FS. Direktur Keuangan memerintahkan
saya dan Sdr. FS untuk membuka rekening bersama
17.Selain pembayaran PPh Pasal 25, beberapa pembayaran PPh Pasal 21 dan
23 juga diduga bermasalah (sesuai konfirmasi KPP PN & D kepada bank
persepsi, belum diterima). Apakah pembayaran-pembayaran pajak
tersebut termasuk dalam skema overnight sesuai dengan jawaban Saudara
atas pertanyaan itu.
Jawaban:
Pembayaran melalui overnight ini hanya untuk pembayaran PPh Badan
Pasal 25 yang disetujui Direktur Keuangan saja
18.Seingat Saudara dana yang berasal dari imbalan “overnight” tersebut telah
dikeluarkan untuk apa saja?
Jawaban:
Pembayaran-pembayaran melalui rekening itu kebanyakan dengan saya
melalui tanda tangan cek kosong (belum diisi), alasannya Sdr. FS meminta
ini adalah jika sewaktu-waktu Direktur minta untuk pembayaran sesuatu,
akan susah karena saya banyak berada di MDN. Pernah saya minta
rekening koran tersebut pada Sdr. FS ………..
(dst sampai no. 21)
21.Lanjutan jawaban atas pertanyaan no.21………………
tentang dana pajak PPh Pasal 25 dan bahwa SSP PT KITA tersebut palsu,
maka saya, Sdr. FS dan Sdr. Mashadi diminta untuk meneliti ke bank. Dari
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 74 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

penelitian ke bank itulah tahu bahwa cek tersebut dicairkan dan ditransfer
ke Sdr, Roma. Informasi ini kami (saya dan Sdr. FS) ketahui dari Kepala
Cabang Menteng secara lisan melalui telepon.
22.Informasi apa saja yang Saudara peroleh dari pihak Bank BNI Cabang
Menteng berkaitan dengan pencairan cek dan setoran pajak ke Kas
Negara?
Jawaban:
1) Cek dicairkan dan ditransfer ke BNI Tomang atas nama Sdr. Roma.
2) Yang membawa cek wanita.
3) Dari BNI Tomang ditransfer lagi ke Bank Lautan Berlian
4) Menurut BNI Menteng (Kepala Cabang beserta staf) bahwa BNI
Menteng telah melakukan konfirmasi ke PT KITA J (ke bekas kasir/Sdr.
Azum). Mengenai bentuk konfirmasinya tidak dijelaskan.
Informasi-informsi tersebut di atas saya peroleh melalui lisan (butir 4)
sedangkan butir 1, 2 dan 3 melalui telepon.
23.Apakah pernah Sdr. Mashadi/Sdr. FS secara langsung atau tidak langsung
menyampaikan kepada Saudara bahwa “overnight” melibatkan pihak ke III
atau Sdr, Ika?
Jawaban:
Belum pernah, kecuali melalui Kepala Cabang BNI Menteng.
24.Pernahkan Saudara menerima dan membahas surat teguran (atau
sejenisnya) yang menyatakan bahwa setoran pajak PT KITA belum
diterima (PT KITA harus membayar angsuran pajak badan bulan
September 20X4 dan sesudahnya yang telah jatuh tempo?
Jawaban:
Pernah, yaitu teguran atas setoran denda keterlambatan bulan September
dan Oktober 20X4 dari KPP PN&D. Dan saya jawab bahwa sudah disetor
dengan melampirkan SPP-nya.
25.Ditujukan kepada siapa surat dari KPP PN&D dimaksud dan pertimbangan
apa sehingga Saudara yang membalasnya?
Jawaban:
Saya menerima kabar dari Sdr. Mashadi dan Sdr. FS bahwa ada
pembayaran pajak yang belum masuk ke KPP, saya pertanyakan SPP-nya.
Dijawab ada, kemudian saya minta untuk mengkonsepkan jawaban (Sdr.
Mashadi) dan saya yang menandatanganinya. Lampiran SSP-nya yang
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 75 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

melengkapinya adalah Sdr. Mashadi. Saya mengambil inisiatif untuk


membalasnya karena saya menganggap surat itu adalah surat konfirmasi
biasa. Dan karena setelah saya konfirmasi ke Sdr. Mashadi bahwa sudah
ada SSP-nya maka saya minta untuk menyiapkan jawabannya. Seingat
saya surat KPP PN&D tersebut ditujukan kepada saya.
26.Jelaskan proses dan pertimbangan pengeluaran dana dari rekening
bersama (rekening penampung imbalan “overnight”) kepada Sdr. MH dan
apakah yang bersangkutan mengetahui pengeluaran tersebut sebelumnya?
Jawaban:
Yang bersangkutan tidak tahu sebelumnya bahwa yang akan diterima
tersebut dari rekening bersama.
27.Dalam melakukan pembayaran, bagaimana pengaturan pejabat yang
berwenang dalam otoritasi pembayaran tersebut berdasarkan nilainya ?
Jawaban;
Dalam peraturan kewenangan yang berlaku adalah SK Direksi PT KITA No.
159/SK/PT. KITA-PERS/20X2 tanggal 17 April. Dalam pelaksanaannya,
batasan-batasan ini sangat sulit dilaksanakan bahwa akan menghambat
kelancaran jalannya pembayaran, terutama adanya perubahan-perubahan
organisasi dan keberadaan Direksi yang tidak tentu. Upaya Direksi untuk
mengubah SK tersebut sudah dilakukan, namun sampai saat ini belum
terlaksana.
Untuk pembayaran pajak yang diduga bermasalah, penyetoran cek dan
SSP ke bank tidak dilakukan oleh kasir, tetapi dilakukan oleh sdr. Mashadi
langsung.
28.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada tim peminta
keterangan adalah benar, dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah
/janji apabila diperlukan ?
Jawaban : Benar dan bersedia

29.Apakah ada paksaan / tekanan dari tim peminta keterangan kepada


Saudara sehubungan dengan jawaban/keterangan yang Saudara berikan
tersebut di atas ?
Jawaban : Tidak ada.
Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan Berita Acara
Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 76 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di


bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka.
Yang Memberi Keterangan

(Ferry Irawan)

Demikan Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan


sebenarnya dengan mengingat Sumpah Jabatan kami sekarang ini, kemudian
ditutup serta ditandatangani pada hari dan tanggal seperti tersebut di atas.

Yang Meminta Keterangan

1. Anto ………………….

2. Bayu …………………

3. Cahyo ……………….

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 77 dari 78


Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing

DAFTAR PUSTAKA

1. W. Steve Albrecht, Chad O Albrecht, Fraud Examination: Thomson – South Western, 2003
2. Bologna, G. Jack and Robert J. Lindquist, Fraud Auditing and Forensic Accounting : New
Tools and Techniques, John Wiley & Sons, Second Edition, 1995.
3. Bologna, G. Jack, Robert J. Lindquist and Joseph T. Wells, The Accountant’s Handbook of
Fraud and Commercial Crime, John Wiley & Sons, 1993.
4. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing, Standar
Atestasi, Standar Jasa Akuntan dan Review per 1 Agustus 1994, Bagian Penerbit STIE
YKPN, 1994.
5. Karni, Soejono, Auditing: Audit Khusus & Audit Forensik dalam Praktik, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2000.
6. Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
7. , Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 20X5 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
8. , Undang-Undang Republik Indonesia nomor 31 tahun 20X5 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
9. Thornhill, William T, Forensic Accounting : How to Investigate Financial Fraud, Richard D
Irwin, 1995.
10. Tunggal, Iman Sjahputra dan Amin Widjaja Tunggal, Audit Kecurangan dan Akuntansi
Forensik, harvarindo, 2000.

Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 78 dari 78

Anda mungkin juga menyukai