Interview Case Study
Interview Case Study
Modul-2b
Fraud Auditing
BAGIAN I
METODE DAN TEKNIK PEMBUATAN BAPK
I. PENDAHULUAN
Berita Acara yang dibuat adalah “ Berita Acara Permintaan Keterangan “
bukannya “Berita Acara Audit (BAP)” karena auditor SPI bukan merupakan “
penyidik” sebagaimana ditentukan dalam “KUHAP”.
Berita Acara Permintaan Keterangan ini dapat dijadikan “bahan dan data
pengembangan“ dalam pengungkapan kasus tindak pidana korupsi bagi aparat
penegak hukum.
Berita Acara Permintaan Keterangan ini memuat tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri oleh pejabat pembuat
berita acara atau uraian kembali yang benar perihal yang diberitahukan
kepadanya oleh orang lain.
Berita Acara tidak boleh menyebutkan kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-
pendapat yang berupa opini maupun asumsi-asumsi.
h. Materi pokok
Dalam materi pokok ini dikemukakan kasus/permasalahan satu persatu
sampai tuntas baik mengenai modus operandinya, pelakunya,siapa saja
yang dapat memberikan keterangan/mengetahui tentang kasus tersebut
dan apakah ada yang menyangkut harta kekayaan negara serta kesediaan
untuk memberikan bukti-bukti atau data yang memperkuat keterangan
yang diberikan.
Pertanyaan dalam materi pokok ini dapat disusun/dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dalam mengarahkan jawaban/menuntun pengungkapan
masalah dari pemberi keterangan sampai masalahnya terungkap secara
tuntas.
No. 15. Harap Saudara ceritakan segala masalah yang Saudara ketahui mengenai kasus tersebut
pada no. diatas, jalan ceritanya (modus operandi ) siapa saja pelakunya, siapa saja yang
bisa memberikan keterangan/mengetahui tentang kasus tersebut dan apakah ada yang
menyangkut harta/kekayaan negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 16. Dapatkan Sadara memberikan bukti-bukti atau data yang dapat memperkuat keterangan
Saudara diatas ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
i. Penegasan Materi
Merupakan penegasan dari yang diperiksa atas tindakan/perbuatan yang
dilakukannya maupun disiplin yang dilakukannya dalam menjalankan
tugas.
Mendapatkan informasi guna mendukung/merupakan salah satu penyebab
terjadinya tindak penyelewengan.
No. 17. Apakah perbuatan yang Saudara lakukan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan
yang mengutakan kepentingan Negara di atas kepentingan Golongan atau Diri sendiri ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 18. Apakah perbuatan Saudara tersebut dapat diklasifikasikan sebagai menunjang tinggi
kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah dan Pegawai Negeri Sipil ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 19. apakah Saudara sebagai Pegawai Negeri Sipil telah mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri
Sipil dan Sumpah/janji Jabatan Saudara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 20. Apakah Saudara telah bekerja dengan jujur, tertib dan cermat untuk kepentingan Negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 21. Apakah dalam tugas kedinasan, Saudara telah melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian
dan tanggung jawab ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 22. Apakah Saudara telah melaporkan kepada Atasan dengan segera pada waktu Saudara
mengetahui ada hal yang membahayakan/merugikan negara dalam Bidang keuangan material,
dan keamanan ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 23. apakah Saudara telah mentaati ketentuan jam kerja ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 24. Apakah dalam tugas sehari-hari Saudara telah menggunakan dan memelihara barang –barang
milik negara dengan sebaik-baiknya ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 25. Apakah perbuatan Saudara tersebut dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara,
Pemerintah atau kehormatan Pegawai Negeri Sipil ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 31. Pernahkah Saudara melakukan perbuatan yang dilarang yaitu melakukan pungutan tidak sah dan
perbuatan penyimpangan lainnya dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan pribadi atau pihak
lain ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 32. Dimana Saudara melakukan perbuatan/perbuatan-perbuatan seperti tersebut dalam pertanyaan dan
jawaban no. 31 ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 33. kapan atau sejak kapan Saudara melakukanperbuatan/perbuatan-perbuatan seperti tersebut dalam
pertanyaan dan jawaban no ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 34. Mengapa Sdr. melakukan perbuatan tersebut dan apakah yang dijadikan dasar sehingga Sdr. telah
melakukan perbuatan/perbuatan-perbuatan seperti tersebut dalam pertanyaan dan jawaban no. ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 35. Siapakah yang memerintahkan Saudara untuk melakukan perbuatan/perbuatan-perbuatan seperti
tersebut dalam pertanyaan dan jawaban no. ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 36. Dalam melakukan perbuatan seperti dalam jawaban no. 31, sadarkah Saudara bahwa telah
melanggar larangan/tidak melaksanakan kewajiban sebagai seorang Pegawai Negeri/Aparatur
Negara ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 37. Kalau sadar, mengapa melakukannya dan apa tujuan yang ingin Saudara capai dalam melakukan
pelanggaran tersebut ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 38. Sadarkah Saudara bahwa dengan melakukan pelanggaran tersebut berakibat merugikan
Negara/orang lain, menciderai citra/kewibawaan Aparatur Pemerintah/Negara dan menghambat
pembangunan ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
k. Faktor Meringankan
Kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
hal-hal lain yang tidak ditanyakan tetapi menurut yang bersangkutan perlu
diungkapkan untuk memperjelas permasalahan ataupun meringankan
dirinya.
No. 39. apakah Saudara merasa bersalah dan bagaimana sikap Saudara selanjutnya atas perbuatan
melakukan pelanggaran tersebut di atas ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 40. Apakah ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan kepada peminta keterangan dalam
kesempatan ini ?
Jawaban : ……………………………………………………………….
No. 41. Apakah jawaban-jawaban di atas adalah benar dan bukan karena paksaan/tekanan atau
pengaruh dari peminta keterangan. Untuk itu bersediakah Saudara mengangkat sumpah/janji
bilamana diperlukan
Jawaban : ……………………………………………………………….
Sampai di sini permintaan keterangan kami/saya hentikan, dan berita Acara Permintaan
keteranganh ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan, dan telah membenarkan
semua keterangannya, kemudian menandatangani di bawah ini dan membubuhkan parafnya
pada halaman-halaman di muka.
Yang memberikan keterangan
( ……………………………………….)
Demikian Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami / saya buat dengan sebenarnya, dengan
mengingat sumpah jabatan kami/saya sekarang ini, kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari dan
tanggal seperti tersebut di atas.
Yang meminta keterangan
1.………………………………………………
2………………………………………………
…………………, …………19..
Yang membuat pernyataan,
meterai
(…………………………..)
Mengetahui : *)
Nama :……………………………………..
Tanda Tangan : …………………………………….
NIP : ……………………………………
Jabatan : …………………………………….
*) Atasan langsung yang bersangkutan
Kasus Posisi
PT. KITA (Persero) berkedudukan di Medan (Mdn). Berdasarkan hasil
pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh SPI PT. KITA (Persero)
diindikasikan adanya penyalahgunaan uang setoran Pajak Penghasilan
(PPh) periode September 20X3 sampai dengan Januari 20X5.
Tim investigasi telah diterjunkan untuk membuktikan kebenaran
indikasi tersebut. Hasil pengujian terhadap bukti pendukung yang telah
diperoleh (investigasi yang telah berjalan selama tujuh hari)
menunjukkan adanya penggelapan uang/dana setoran pajak-pajak
penghasilan PT. KITA (Persero) sebesar Rp. 37.557.246.603,- terdiri
dari:
- PPh pasal 23 Rp. 20.996.591,-
- PPh pasal 21 Rp. 59.747.026,-
- PPh pasal 25 (termasuk denda) Rp. 37.476.532.986,-
Jumlah Rp. 37.557.246.603,-
Berdasarkan data yang telah diperoleh, diketahui bahwa pajak-pajak di
atas menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) yang divalidasi pada
Bank BNI Cabang Jakarta Dukuh Bawah, namun uangnya tidak pernah
diterima oleh bank yang bersangkutan.
Permintaan Keterangan yang telah dituangkan dalam BAPK telah
dilakukan kepada:
1. Drs. Odji Sahrodji , Kepala Pelaporan Keuangan PT. KITA
(Persero)
2. Toto Sutoto, SE. Kepala Perbendaharaan PT. KITA (Persero)
3. Herry Cahyono, Kepala Akuntansi Keuangan PT. KITA (Persero)
4. Triano Sudiro, Kepala Pajak dan Asuransi PT. KITA (Persero)
5. Mashadi Sinambela, Kepala Layanan Umum dan Keuangan PT.
KITA
b. Pihak Ekstern
1. Pihak-pihak ekstern yang terlibat belum dapat disimpulkan secara
pasti berhubung pihak-pihak yang dapat memberikan informasi
telah ditahan oleh pihak instansi penyidik.
Diminta:
1. Simpulkan hasil BAPK yang telah dilakukan kepada pihak-pihak
yang telah dimintai keterangannya.
Pada hari ini, Senin Tanggal 20 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00, Waktu
Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor Pusat PT KITA Jl. Maskoki No.12
MDN, kami :
1) Nama : Anto Yulianto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu Septiono
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo Kumolo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas…………… No. ………….. tanggal……… telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Drs. Oji Sahrodji
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Surabaya/ 6 Juli 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Pelaporan Keuangan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Kenari No. 1 MDN
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 22 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
3) PPh Pasal 25
4) PPN dan PPn BM
Jawaban:
1) PPh Ps 21
dibuat secara otomatis dari Payroll (penggajian) dengan rumusan
ketentuan yang berlaku. Dari sana maka dilakukan penjurnalan
Biaya Gaji
Hutang PPh Ps 21
Dari laporan tersebut pihak perpajakan melakukan pengecekan
kebenaran angka-angka (Perhitungan) dan membuat Nota Dinas ke
Keuangan untuk diproses pembayarannya, dan pihak Akuntansi
Hutang melakukan administrasi pembayaran melalui computer
(MIM’s), dari sana timbul penjurnalan:
Hutang PPh Ps 21
Account Payable
Dan setelah pihak Perbendaharaan melakukan pembayaran ke Kas
Negara, timbul jurnal:
Account Payable
Bank
2) PPh 23
PPh Ps 23 timbul dari kontrak jasa, setelah pihak Akuntansi Hutang
menerima berkas tagihan dari pihak ke III, maka dilakukan proses
pemotongan atas PPh Ps 23 dan timbul penjurnalan:
Biaya
Hutang PPh Ps 23
Account Payable
Dan apabila tagihan tersebut dibayar, maka semua dokumen
perpajakan diserahkan ke Bagian Perpajakan, dan pihak Perpajakan
melaksanakan rekap sesuai dengan pembayaran yang dilakukan ke
pihak ke III ( bulanan) dan pihak perpajakan membuat surat ke
Keuangan untuk proses pembayaran, dan setelah dilakukan akan
timbul jurnal:
Hutang PPh Ps 23
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 24 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
Account Payable
Account Payable
Bank
3) PPN
PPN timbul karena pembelian barang maupun jasa dan PT KITA
adalah Wajib Pungut (Wapu). Pada waktu pihak Akuntansi Hutang
menerima tagihan, maka dilakukan administrasinya dalam computer
(tanpa PPN)
Setelah dilakukan pembayaran ke pihak ke-III maka semua
dokumen PPN-nya diserahkan ke Perpajakan, dan pihak Perpajakan
melakukan pengecekan dan membuat rekap, dari hasil Keuangan
untuk proses pembayaran
4) Untuk PPn BM belum pernah ada.
9. Apakah ada ketentuan tertulis untuk prosedur tersebut sebagaimana
tercantum dalam jawaban pertanyaan no. 8? Jika ada sebutkan ketentuan
yang digunakan, jika tidak sebutkan alasan pelaksanaan prosedur tersebut
serta jelasakan prosedur yang selama ini dilaksanakan untuk pembayaran:
1) PPh Ps 21
2) PPh Ps 23
3) PPh Ps 25
4) PPN dan PPn BM
Jawaban:
Untuk pelaksanaan tersebut, sepengetahuan saya ada prosedur yang
dilaksanakan oleh Bagian Perpajakan, Akuntansi Hutang dan
Perbendaharaan dan belum dibuat secara formal (SK) dan prakteknya
sama dengan yang saya uraikan pada jawaban atas pertanyaan no. 8
10.Sebutkan unit-unit kerja di bawah Saudara yang sehari-hari bertugas
langsung menangani hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan?
Jawaban : Tidak ada
11.Sejauh mana wewenang Saudara memverifikasi bahwa pajak-pajak yang
dibayarkan tersebut betul-betul sudah dibayarkan?
Jawaban:
Saya hanya review di General Ledger (Account Pajak) dan saya akan
mempertanyakan bila dari account pajak yang sering salah dalam
pembuatan account code-nya.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 25 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
(Drs Oji)
Pada hari ini, Senin Tanggal 21 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor Pusat PT KITA Jl. Maskoki
No.12 MDN, kami :
1) Nama : Anto Yulianto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu Setiono
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo Kumolo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No……..…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Toto Sutoto
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Bogor/ 3 Oktober 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Perbendaharaan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Cemara No. 25 MDN
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
, pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :
1. Harap jelaskan riwayat pekerjaan Saudara secara singkat ?
jenjang 1 bisa atas unjuk karena bila atas nama, maka yang
bersangkutan harus antri di loket bank yang menurut pengalaman
selama ini tidak wajar/pantas bila jenjang 1 ikut-ikut antri sehingga
banyak waktu yang terbuang.
19.Siapa yang bertugas menyimpan buku cek?
Jawaban:
1) Kasir pada unit yang bersangkutan, tetapi harus tetap dikontrol oleh
atasannya
2) Setiap menandatangani cek, ada buku pembantu yang diharuskan
diparaf bila cek tersebut ditandatangani
20.Mengapa buku cek rekening bank BNI 46 Menteng dan MDRI Melawai
disimpan di Kantor Jakarta?
Jawaban:
1) Seharusnya kedua rekening bank tersebut tidak diperbolehkan
menggunakan cek karena penggunaan cek sudah jelas hanya untuk
nilai-nilai tertentu saja dan rekening tersebut bukan sebagai rekening
operasional rutin yang penggunaan dananya bisa menggunakan cek.
2) Cek, sebenarnya bisa difungsikan sama dengan giro bilyet sehinga
tidak dapat diuangkan/tunai (harus pindah buku), ini teknis
perbankan.
23.Siapa yang bertugas mengecek kebenaran SSP?
Jawaban: Saya berpendapat:
1) Petugas perpajakan PT KITA di unit yang melakukan setoran pajak
2) KPP terkait
24.Dapatkah Saudara ceritakan segala masalah yang Saudara ketahui
mengenai kasus sesuai pertanyaan no. 2, jalan ceritanya, siapa saja yang
bisa memberi keterangan mengenai kasus tersebut?
Jawaban:
Kasus tersebut saya dengar dari Pak MH, Pak BS dan Pak EV. Cerita serinci
mungkin sampai terjadinya kasus tersebut saya belum mengetahui dengan
jelas. Yang terakhir nama-nama yang sedang diminta keterangannya oleh
pihak berwqajib menurut informasi bapak-bapak di atas adalah Pak FI sbg
Kepala Keuangan dan SIM, Pak FS sebagai Kepala Kantor J, Pak NM
sebagai Kepala Keuangan Kantor J. Sedangkan sebagai saksi pelapor
adalah Pak MH, Pak BS dam Pak EV. Menurut informasi, katanya Direksi
akan menjelaskan langsung duduk persoalannya.
25.Menurut tanggungjawab structural (melekat pada jabatan), unit kerja
mana saja yang wajib memverifikasi kebenaran PPh Ps 21, Ps 23, Ps 25
dan PPN?
Jawaban:
Saya berpendapat tanggungjawab kebenaran SSP merupakan
tanggungjawab Perpajakan dan Asuransi, petugas-petugas perpajakan
yang berada di unit kerja harus didudukkan sebagai kepanjangan tangan
Perpajakan dan Asuransi di MDN karena di unit lain tidak ada struktural
perpajakan. Namun demikian memeriksa kebenaran SSP bukanlah hal
yang sederhana, mungkin bisa ditempuh dengan surat pemberitahuan
resmi bila setoran sudah dilaksanakan sehingga diharapkan semua instansi
Pemerintah turut mengawasi.
Tambahan:
Penanganan SPT Masa PPN 10% sudah sentralisasi oleh Kantor MDN
sehingga bukti-bukti SSP atas setoran PPN 10% Keppres 56
dikirim/diserahkan ke Bagian Perpajakan di MDN
PPh Ps 22 dalam rangka impor barang (setahu saya) juga ditangani
sama dengan PPn 10% (Keppres 56)
Pajak lainnya diserahkan/ditangani unit masing-masing (PPh Ps 21, Ps
23)
PPh Ps 25 hanya oleh Kantor J
SPT Tahunan ditangani oleh Perpajakan MDN
26.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan/jelaskan
kepada Tim peminta keterangan ini?
Jawaban: Cukup (tidak ada)
27.Apakah semua Keterangan yang Saudara sampaikan kepada Tim peminta
Keterangan adalah benar dan bersediakan Saudara mengangkat
sumpah/janji apabila diperlukan?
Jawaban: Bersedia
28.Apakah ada paksaan/tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban yang Saudara berikan tersebut di
atas?
Jawaban: tidak ada
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 38 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
(Toto Sutoto)
Demikian Beritya Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan
sebenarnya dengan mengingat sumpah jabatan kami sekarang ini,
kemudian ditutup saerta ditandatangani pada hari dan tanggal seperti
tersebut di atas.
Jawaban ; Terlampir
2. Apakah akuntansi pada PT. KITA (Persero) dilaksanakan secara sentralisasi
atau desentralisasi ?
Jawaban :
Proses akuntansi PT KITA dilakukan secara sentralisasi yaitu dengan
jaringan komputer yang sudah on line (terintegrasi antara unit-unit)
3. Bagaimana bentuk sentralisasi / desentralisasi tersebut ?
Jawaban :
Proses akuntansi PT KITA meliputi UP MDN, Pel T, Derm Kr, dan Kantor
Perwakilan di J. Dalam prosesnya, secara harian data di-input ke komputer
dan secara otomatis di posting ke buku besar.
4. Jelaskan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini !
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas
dimaksud !
Jawaban :
1) 10 Januari 20X2 s.d 12 Mei 20X2 diangkat sebagai Kepala Kas sesuai
dengan SK Direksi No. 006/SK/PT. KITA-PERS/X2 tanggal 10 Januari
20X2. Kepala Kas saat itu adalah jabatan yang berada langsung di
bawah Kepala Divisi Keuangan dengan tugas pokok adalah :
a. Memverifikasi dan menyiapkan bukti pendukung atas penerimaan
uang perusahaan yang berasal dari penjualan batubara dan
pendapatan lainnya, dan selanjuMdnya dibukukan atau diinput ke
komputer.
b. Memeriksa dan memverifikasi pengeluaran uang perusahaan, baik
kepada pihak ke-III ataupun kepada karyawan sesuai dengan
peraturan perusahaan dari perjanjian dengan pihak ke III.
c. Melakukan rekonsiliasi bank tiap bulan.
d. Struktur di bawah Kepala Kas langsung membawahi staf petugas.
2) 13 Mei s.d 15 April 20X5 diangkat sebagai Kepala Laporan Keuangan
sesuai dengan SK Direksi No. 212/SJK/PTBA-PERS/X2 tanggal 13 Mei
20X2. Kepala Laporan Keuangan saat itu berada di bawah Kepala
Akuntansi Keuangan. Dan di bawah Kepala Laporan Keuangan langsung
membawahi staf / petugas. Tugas pokok adalah :
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 41 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
16.Unit kerja mana saja yang boleh menggunakan modul G/L untuk
menginput jurnal secara manual ?
Jawaban :
Saat ini satuan kerja yang mempunyai akses ke G/L adalah Akuntansi
Keuangan, Akuntansi Biaya Pegawai, Perbendaharaan, dan Pel T.
17.Apakah Saudara ikut terlibat dalam pelaksanaan rekonsiliasi bank ? Jika
tidak, unit kerja mana yang melakukannya ?
Jawaban :
Secara fisik rekonsiliasi dilakukan oleh Perbendaharaan, kemudian
berdasarkan hasil rekonsiliasi tersebut, Akuntansi Keuangan melakukan
pengecekan Account Bank pada G/L. Bila ditemukan ketidakcocokan maka
dikembalikan atau diberitahukan kepada Perbendaharaan.
18.Dapatkah Saudara menceritakan segala masalah yang Saudara ketahui
mengenai kasus dalam pertanyaan nomor 2, jalan ceritanya, pelakunya
dan siapa saja yang bisa memberikan keterangan mengenai kasus
tersebut ?
Jawaban
Kami mengetahui adanya kasus ini setelah ada pergantian pejabat di
PTBA, yaitu pergantian Kepala Keuangan dan Sistem Informasi selaku
atasan kami langsung, pergantian Kepala Kantor Jakarta dan Kepala
Layanan Umum dan Keuangan kantor Jakarta sekitar 2 minggu yang lalu.
Sampai saat ini kami baru mengetahui secara umum bahwa pembayaran
pajak PPh 25 PTBA tidak masuk ke Kas Negara, sedangkan PTBA sudah
terjadi pengeluaran uang untuk pembayaran pajak tersebut.
19.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan / jelaskan
kepada tim peminta keterangan ini ?
Jawaban : Kami rasa cukup
20.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada tim peminta
keterangan adalah benar, dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah
/janji apabila diperlukan ?
Jawaban : Bersedia
21.Apakah ada paksaan / tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban/keterangan yang Saudara berikan
tersebut ?
Jawaban : Tidak ada.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 45 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
(Herry Cahyono)
Demikan Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan
sebenarnya dengan mengingat Sumpah Jabatan kami sekarang ini, kemudian
ditutup serta ditandatangani pada hari dan tanggal seperti tersebut di atas.
Jawaban : Terlampir.
2. Sebutkan struktur organisasi dan uraian tugas unit kerja Saudara beserta
unit-unit kerja di bawahnya dari tahun 20X2 sampai dengan saat ini !
Sebutkan SK yang mengatur struktur organisasi dan uraian tugas
dimaksud !
Jawaban :
Atasan langsung adalah Kepala Perbendaharaan dan Pajak. Atasan Kepala
Perbendaharaan dan Pajak adalah Kepala Keuangan dan Sistem Informasi.
Uraian tugas terlampir..
3. Peraturan / SK yang mana yang menetapkan SOP yang menjadi pedoman
pelaksanaan tugas Saudara sehari-hari ? Tunjukkan kepada kami
peraturan / SK / SOP tersebut ?
Jawaban : Tidak ada.
4. Berdasarkan uraian tugas Saudara, apa yang harus Saudara lakukan
dalam menangani perpajakan PT. KITA (Pesero) ? Sampai sejauh mana
wewenang dan kewajiban Saudara ?
Jawaban :
Berusaha agar pelaksanaan perpajakan di PT. KITA sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku. Wewenang saya adalah memberikan
penyeragaman penafsiran pelaksanaan peraturan perpajakan, dan khusus
di UPT MDN adalah menghitung, mengadministrasikan pajak-pajak yang
terhutang dan harus dibayar benar (sesuai UU yang berlaku).
Uraian tugas terlampir.
5. Apa yang Saudara lakukan dalam melakukan verifikasi pajak yang harus
dibayar dan pelaporannya (untuk PPh Pasal 21,23,25, PPN dan PPn BM)?
Jawaban :
1) PPh Pasal 21 :
saya bersama-sama dengan programmer membuat program
perhitungan PPh Pasal 21 untuk dicangkokan dengan program
penggajian. Setiap bulan dicetak perhitungan PPh Pasal 21 terhutang.
Berdasarkan perhitungan tersebut dibuat Surat Setor Pajak dan SPT
Masa-nya.
2) PPh Pasal 23 dan PPN :
a. Verifikasi awal pemotongan PPh Pasal 23 dan PPN dilakukan oleh
Kepala Akuntansi Hutang.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 48 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
12.Apabila Saudara tidak dapat menyatakan SSP tersebut palsu, apa yang
dapat Saudara jumpai dari SSP tersebut ?
Jawaban :
SSP tersebut menurut syarat formal sudah memenuhi syarat sebagai SSP
13.Apabila Saudara tidak menyatakan SSP tersebut palsu dan sudah
memenuhi syarat sebagai SSP apa masalah yang terjadi sehubungan
dengan SSP tersebut?
Jawaban :
Masalahnya SSP tersebut dinyatakan tidak ada oleh BNI Cabang Dukuh
Bawah dan dinyatakan palsu oleh Ketua KPP PN&D.
Pengakuan-pengakuan tersebut menurut saya harus dibuktikan di
pengadilan
14.SSP yang bermasalah yang Saudara jumpai dalam pemeriksaan yang
Saudara lakukan, merupakan bukti yang diakui pihak perpajakan sebagai
bukti penyetoran pajak. Apakah Saudara dapat menyatakan bahwa
penyetoran pajak ke Kas Negara sesuai SSP dimaksud, secara nyata sudah
dilakukan ??
Jawaban :
Penyampaian uang setoran pajak ke Kas Negara merupakan tugas dan
wewenang bank. Jadi saya tidak dapat menyatakan uang setoran tersebut
sampai ke Kas Negara. Saya hanya menilai dari fisik SSP dan syarat-syarat
formal yang harus dipenuhi. Dugaan bahwa SSP tersebut palsu memang
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 51 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
dapat dilihat dari setoran PPh Pasal 21,23 dan PPN masa Oktober 20X4,
Nopember 20X4 dan Januari 20X5 dimana tanggal setor lebih dahulu dari
tanggal pencarian / pendebetan rekening bank.
15.Sesuai dengan jawaban Saudara atas pertanyaan nomor 16, penyampaian
uang setoran pajak ke Kas Negara merupakan tugas dan wewenang bank.
Apa tugas dan wewenang PT. KITA (Persero) dalam penyetoran pajak
tersebut & siapa petugas perusahaan yang melakukan penyetoran tersebut
?
Jawaban :
Tugas dan wewenang PT. KITA (Persero) adalah membayar/menyetor
pajak yang terutang melalui Bank Persepsi/Pos Giro. Yang bertugas
melakukan penyetoran adalah pejabat yang berwenang mengeluarkan alat
bayar. Petugas yang berwenang memvalidasi SSP ke Bank Persepsi / Pos
Giro di Kantor J saya tidak tahu, namun yang bisaa melakukannya adalah
Sdr. Azum, Bin, Jum.
16.Apa alat pembayaran untuk menyetor pajak yang digunakan, dan
bagaimana bentuknya ?
Jawab :
Berdasarkan temuan saya sebagai Tim Setoran PPh pasal 25 sampai
dengan masa Agustus 20X4 menggunakan bilyet giro / pemindahbukuan,
namun untuk setoran-setoran yang bermasalah menggunakan cek. Setor
PPh Pasal 21,23 dan PPN menggunakan cek.
17.Sepengetahuan Saudara cek yang digunakan dalam pembayaran pajak
sesuai jawaban dari pertanyaan nomor 18, berupa cek atas nama atau
atas unjuk ? Sebutkan pula alasan digunakannya cek atas nama atau atas
unjuk tersebut !
Jawab :
Tidak ada cek atas nama. Alasan kenapa digunakannya cek, saya tidak
tahu.
18.Apakah hal ini (jawaban pertanyaan nomor 19) berarti cek tersebut cek
atas unjuk / atas pembawa / antoonder ?
Jawab : Ya.
19.Siapa yang menerbitkan I3 SSP yang bermasalah ?
Jawab: Yang menerbitkan SSP adalah Sdr. Mashadi.
20. Untuk ke 13 SSP yang bermasalah, siapa yang menyerahkan cek dan SSP
ke bank ?
Jawaban :
Menurut pengakuan tertulis Mashadi yang menyerahkan cek setoran PPh
Pasal 25 ke bank adalah Mashadi bersama Ika, namun menurut pengakuan
lisan Mashadi untuk PPh Pasal 21,23 dan PPN dilakukannya sendiri.
Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan berita Acara
Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka .
(Triano)
1. Anto……………………
2. Bayu…………………..
3. Cahyo…………………
Jawaban :
Cek atas nama Kas negara. Sedangkan pembawa tidak dicoret karena
selama ini untuk membayar pihak ke III lainnya pernah dicoret juga oleh
Kasir.
12.Apakah atas pembayaran pajak dengan cek tersebut dibuat juga Tanda
Pembayaran ?
Jawaban :
Yang membuat bon putih adalah dari Keuangan MDN.
13.Apa bentuk tanda terima cek dari pihak yang Saudara serahkan ?
Jawaban :
Tanda tangan yang terdapat pada bonggolnya, tetapi ada salah satu
bonggol yang tidak ditandatangani oleh Saudara Ika
14.Berkaitan dengan jawaban Saudara dengan pertanyaan nomor 8, atas
nama siapa rekening yang Saudara buka di BNI Setiabudi untuk
menampung “fee overnight” ?
Jawaban :
Atas nama Bapak FS dan Bapak FI (rekening bersama).
15.Jelaskan proses pembukaan rekening (rekening penampung fee
“overnight) dari awal hingga Saudara ketahui ?
Jawaban :
Pada waktu itu saya disuruh oleh Bapak FS dan bapak FI untuk membuka
rekening. Saya kemudian ke BNI Setiabudi untuk minta formulir
pembukaan dan diberi tahu syarat-syaraMdnya. Setelah itu saya
sampaikan ke Bapak-bapak tersebut. Kemudian setelah syarat-
syaraMdnya dipenuhi, saya sampaikan ke BNI Setiabudi, dan setelah
memenuhi syarat-syarat yang ada, barulah keluar nomor rekeningnya
kemudian.
16.Apakah Saudarapernah melihat rekening koran bank atau dokumen lain
yang berkaitan sehingga Saudara dapat memastikan bahwa rekening
penampung “Fee overnight” dimaksud adalah rekening bersama (FS dan
FI) ?
Jawaban :
Pernah, karena pada waktu rekening tersebut sudah jadi, saya yang
mengambilnya, tetapi karena nomor rekeningnya panjang, saya tidak
hafal.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 57 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
17.Jelaskan bentuk dana dan kondisi dokumen (data rekening) dari bank yang
Saudara serahkan dan kepada siapa Saudara serahkan ?
Jawaban :
Dalam bentuk amplop coklat dan tertutup, saya serahkan kepada siapa
saya lupa, tetapi di ruangan tersebut ada Bapak FS dan Bapak FI.
18.Dari jawaban Sauadara nomor 8, Saudara pada bulan Agustus 20X4
dihubungi Saudari Ika seorang karyawati MDRII. Apakah Saudara
mengetahui identitas Saudari Ika secara lebih lengkap ? Jika ya, berikan
uraian lengkap berikut alamat dan nomor teleponnya ?
Jawaban :
Rumahnya Komplek ……. I No. 45 Kebun Jeruk, Hand Phone Nomor
08119xxxxx, orang Jawa Tengah. Nama lengkapnya Ika Kpi umur di
bawah 40 tahun, mempunyai anak 2 orang, suaminya bernama Roma,
umurnya di bawah 40 tahun, pekerjaannya tidak tahu, informasi tersebut
saya peroleh dari telepon. Setelah ada kasus barulah saya bertemu
dengan suaminya di rumahnya.
19.Dari siapa Saudara mengenal Saudari Ika ?
Jawaban :
Dari Ika sendiri yang menelepon saya karena Ika di bagian marketing
MDRII, dan menurut yang bersangkutan bapaknya bekerja di Instansi
Kompleks tempat tinggal.
20.Bagaimana perikatan “overnight” tersebut, apakah :
1) Dibuat secara tertulis ?
2) Antara siapa saja perikatan tersebut ?
3) Apa imbalan dari overnight tersebut dan berapa ?
4) Siapa yang memberikan imbalan tersebut ?
5) Apa isi perikatan tersebut ?
Jawaban :
1) Tidak secara tertulis
2) Tidak tahu
3) Tidak tahu
4) Fee sebesar 1 ½ %
5) Tidak tahu
21.Bagaimana cara penyerahan fee dilakukan ?
Jawaban :
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 58 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
Jawaban :
Kata yang bersangkutan karena overnightnya di BNI Dukuh.
38.Langkah-langkah / proses penyetoran cek ke BNI Menteng kemudian SSP
diregister di BNI Dukuh, dijelaskan oleh Saudari Ika kepada Saudara,
dimana saja ?
Jawaban :
Pertama cek tersebut dimasukkan ke rekening overnight BNI, karena yang
overnight BNI Dukuh maka registernya harus dikeluarkan kepada BNI
yang akan melakukan overnight, menjelaskannya di BNI Menteng, setelah
saya menanyakan perihal tersebut.
39.Sepengetahuan Saudara, bagaimana lazimnya pembayaran pajak
dilakukan ? Dijelaskan untuk :
1) PPh Pasal 25
2) PPh Pasal 21
3) PPh Pasal 23
4) PPN dan PPnBm
Jawaban :
1) Untuk pembayaran khusus PPh Pasal 25, prosedurnya Kantor J hanya
menyetorkan saja ke bank, sedangkan bon pembayarannya dilakukan
di MDN mulai tahun 20X2, sedangkan sebelumnya yang menyetor dan
membukukan adalah Kantor J.
2) Untuk PPh 21 dan 23 dan sebagian PPn BM disetor dan dibuat bon putih
di Kantor J yang menyangkut PPH 21 dan 25 yang berhubungan dengan
Kantor J, sedangkan yang berhubungan dengan MDN dilakukan sendiri
oleh MDN, sedangkan untuk PPn BM setelah ada instruksi dari MDN dan
diketahui oleh bagian Pengadaan baru dibayar di J, sedangkan selama
tidak ada instruksi tidak dilakukan di J, sedangkan PPn BM Kantor J
hanya maksimal Rp 10.000.000,00 ini pun tidak ada tertulis hanya via
telepon.
40.Kapan Saudara mengetahui bahwa setoran pajak ada yang tidak masuk ke
rekening kas negara dan langkah-langkah apa yang Saudara lakukan
sebagai Kepala Keuangan Kantor Perwakilan PT KITA J ?
Jawaban :
Setelah mendapat surat teguran dari kantor pajak, saya melaporkan ke
atasan saya, kemudian oleh atasan saya diberitahukan kepada Bapak FI,
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 61 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
(Mashadi)
Pada hari ini, Senin Tanggal 28 September 20X5 jam 10.15 s/d 14.00,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor PT KITA Jl. Masjati No.19
Jakarta, kami :
1) Nama : Anto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………….. sesuai surat Tugas………… No……..…….. tanggal………….. telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Mashadi Sinambela
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Jakarta 25 Januari 19XX
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan/Jabatan : Karyawan PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Jati No. 22 Bekasi
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
, pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :
Jawaban :
Saya tidak melakukan karena saya melihat Sdri. Ika masuk dan keluar di
BNI Dukuh Bawah sehingga saya percaya saja.
6. Apakah ide overnight Saudara sampaikan kepada Kepala Keuangan (Sdr.
FI) setelah atasan Saudara saat itu (Sdr. FS) tidak menanggapi usulan /
ide Saudara tentang overnight setoran pajak?
Jawaban :
Pertama saya sampaikan ke Pak FS dan kemudian Pak FS menelepon Pak
FI, kemudian setalh itu setelah Pak FI ke Jakarta, saya sampaikan lagi
kepada Pak FI dan Pak FS.
7. Apa saja yang Saudara sampaikan kepada Sdr. FI dan Sdr. FS?
Jawaban :
Bahwa Saudari Ika akan melakukan overnight dan akan memberi fee 1½
%, tetapi pembayarannya 1 hari sebelum jatuh tempo pembayaran pajak
dan cara pembayarannya dengan menggunakan cek.
8. Di mana alamat terakhir Sdri. Ika?
Jawaban :
Jl. Perjuangan, Belakang RCTI, Taman Kedoya Indah Permai Blok ZA No.
200 telepon (021) 5350xxx
9. Darimana Saudara mengetahui alamat terakhir Sdri. Ika?
Jawaban : Dari adiknya yang ada di Komplek ……… I No. 5
10.Kapan terakhir Saudara berhubungan dengan Sdri. Ika?
Jawaban : Minggu pertama September 20X5.
11.Dimana saja Saudara bertemu dengan Sdr. Roma, siapa saja yang hadir
dan apa saja yang dibicarakan berkaitan dengan kasus setoran pajak PT.
Tambang Batubara Bukit Asam?
Jawaban :
1) Di rumahnya, yang hadir saya saja
2) Di Restoran Daily Bread, yang hadir saya, Bapak FS dan 2 orang Polisi,
tetapi saya tidak tahu yang dibicarakan karena saya mengobrol dengan
polisi.
12.Dalam rangka apa polisi hadir pada pertemuan di Restoran Daily Bread?
Jawaban :
Polisi tersebut adalah orang-orang yang disuruh oleh Bapak FS, tujuannya
tidak tahu karena Bapak Freddy yang punyai inisiatif.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 65 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
Yang menandatangani khusus PPh Pasal 21, 23 dan PPN Kantor Jakarta
adalah kepala Perwakilan Kantor J, sedangkan yang menyetor ke bank
adalah saya.
19.Apkah cek-cek tersebut merupakan cek atas nama atau atas unjuk ?
Disetor ke rekening siapa cek-cek tersebut (untuk pembayaran pajak
dimaksud pada nomor 19) ?
Jawab :
Cek tersebut atas nama Kas Negara, ke rekening siapa disetorkan tidak
tahu, yang tahu BNI, karena atas nama Kas Negara, namun saya kurang
yakin karena yang membuat adalah kasir PT. KITA, jadi agak lupa.
20.Apakah ada cek-cek rekening operasional Kantor Jakarta untuk
pembayaran pajak-pajak yang dikeluarkan atas unjuk / si pembawa
(“tunai”atau “cash”)?
Jawab: Tidak ingat, lupa.
21. Apakah Saudara yang menyetor / membawa cek nomor CK 241608 dan
CK 242612 ke bank ?
Jawaban :
Yang saya ingat penyetoran PPh Pasal 25 yang bermasalah yang
menyetorkan adalah saya, sedangkan untuk cek tersebut diatas saya lupa,
tetapi bila permasalahannya sama dengan PPh Pasal 25, benar saya yang
menyetor.
22.Berapa besar, jumlah uang yang Saudara terima sebagai imbalan
keikutsertaan Saudara dalam proses overnight setoran pajak ? Berapa kali
Saudara terima ? Dari siapa dan dimana ?
Jawaban :
Saya terima Rp. 10.000.000,00 yang diperoleh atau diberi oleh Bapak FS,
pemberian tersebut tidak sekaligus, tetapi setiap selesai overninght.
23.Sejauh mana Saudara menyadari konsekuensi bagi saudara atas
keterlibatan Saudara dalam transaksi overnight setoran pajak PT KITA?
Jawaban :
Setelah mendapat STP dari pajak pada waktu penyerahan cek dan segala
omongan Ika saya percaya saja (menurut saja apa yang diomongkan Ika),
sedangkan selama ini saya tidak pernah begitu, dan selalu cek dan recek.
Saya pun tidak tahu kenapa sampai semudah itu saya menyerahkan cek di
bank kepada Sdri Ika.
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 67 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
25.Apakah masih ada hal-hal lain yang perlu Saudara sampaikan / jelaskan
kepada tim permintaan keterangan ini ?
Jawab :
Mohon untuk diperiksa BNI Menteng dan Kantor Pajak dengan adanya STP
dan Surat Teguran bahwa belum ada setoran pajak sedangkan BNI kenapa
register dari bank tidak dipercaya oleh pajak.
26.Apakah semua keterangan yang Saudara sampaikan kepada tim peminta
keterangan adalah benar, dan bersediakah Saudara mengangkat sumpah /
janji apabila diperlukan ?
Jawab : Benar dan bersedia
27.Apakah ada paksaan / tekanan dari tim peminta keterangan kepada
Saudara sehubungan dengan jawaban/keterangan yang saudara berikan
tersebut di atas ?
Jawaban : Tidak ada
Sampai disini permintaan keterangan kami hentikan, dan berita Acara
Permintaan Keterangan ini dilihat dan dibaca sendiri oleh yang bersangkutan,
dan telah membenarkan semua keterangannya, kemudian menandatangani di
bawah ini dan membubuhkan parafnya pada halaman-halaman di muka .
Yang Memberi Keterangan
(Mashadi)
Demikian Berita Acara permintaan Keterangan ini kami/saya buat dengan
sebenarnya dengan mengingat sumpah jabatan kami/saya sekarang ini,
kemudian ditutup serta ditandatangani pada hari ini dan tanggal seperti
tersebut di atas.
Yang Meminta Keterangan
1. Anto …………………… 2.Bayu............ 3. Cahyono...........
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 68 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
Pada hari ini, Senin Tanggal 4 Oktober 20X5 jam 10.15 s/d selesai,
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Kantor PT KITA Jl. Masjati No.19
Jakarta, kami :
1) Nama : Anto
NIK : ……….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Ketua Tim Pemeriksaan
2) Nama : Bayu
NIK : ………….
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
3) Nama : Cahyo
NIK : …………
Pangkat/gol : ……………..
Jabatan : Anggota Tim Pemeriksaan
Pada……………… sesuai surat Tugas…………… No. ……….. tanggal……… telah
meminta keterangan kepada :
Nama Lengkap : Feri Irawan
NIK : …………..
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl Lahir : Solo/ 30 Juli 1949
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Katholik
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Keuangan dan SIM PT KITA (Persero)
Nama Perusahaan : PT KITA
Alamat Instansi : Jl. Maskoki No. 12 MDN
Tempat Tinggal : Jl. Slamet No. 1 Jakarta
Ia diminta keterangannya dalam rangka Pemeriksaan Khusus atas dugaan
penyalahgunaan Uang Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Eks Laba Tahun 20X4
, pada PT KITA (Persero).
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan memberikan jawaban/keterangan
sebagai berikut :
Dasar penetapan tariff pajak badan PPh Pasal 25 adalah RKAP (Rencana
Kerja PT KITA) yang telah disetujui oleh RUPS. Pada akhir tahun setelah
audit, pajak menetapkan besarnya pajak setahun. Kelebihan dan
kekurangannya diproses kemudian. Jika kekurangan, PT. KITA akan
menyetor kembali. Jika kelebihan, PT KITA menerima restitusi pajak.
Pernah terjadi dalam perjalanan PT KITA merasa target RKAP tidak akan
tercapai, PT KITA minta keringanan ke pajak, namun tidak disetujui oleh
pajak. Sebab pajak berpegang kepada RKAP yang telah disetujui RUPS.
9. Siapa yang memerintahkan membuat dan menandatangani SSP, dan atas
dasar (dokumennya) apa SSP dibuat?
Jawaban:
Pembuatan SSP merupakan salah satu proses dalam pembayaran PPh
Pasal 25 Badan. Jadi dengan perintah pembayaran dari MDN, maka J harus
melaksanakannya sesuai dengan prosedur yang ada yaiu :
- SSP yang menandatangani adalah yang diperintahkan ke bank.
- Penandatangan perintah bayar adalah sesuai wewenang (aturan
wewenang) yang ada.
10.Apakah SSP tersebut sebelum dibayar diteliti lebih dahulu kebenarannya?
Jika ya, siapa yang melakukannya?
Jawaban:
Seharusnya :
1) Jika yang diminta ke bank adalah staf kasir, maka yang mengecek SSP
adalah kasirnya.
2) Jika yang diminta ke bank adalah kasirnya, maka yang mengecek SSP
adalah kepala bagiannya.
12.Jelaskan yang Saudara ketahui tentang kasus penyimpangan setoran pajak
penghasilan dan pajak lainnya?
Jawaban:
Pada bulan Oktober, di kamar kerja Sdr. FS, saya ditawari “overnight” oleh
Sdr. FS dan Sdr. Mashadi. Pengertian overnight yang saya tangkap adalah
:
- Overnight merupakan pengendapan uang semalam di bank dengan
mendapat interest bunga atau fee.
- Overnight tidak merugikan uang perusahaan karena pengendapan
semalam dapat terjadi pada proses-proses sebelumnya misalnya:
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 72 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
Bahwa ada tawaran “overnight” dari Sdr. Mashadi dan FS. Pengertian
overnight adalah :
- Pengendapan uang semalam di bank dengan mendapat interest atau
fee.
- Overnight tadi tidak merugikan perusaahan karena proses seperti ini
juga dapat terjadi pada waktu-waktu yang lalu, yaitu perintah
pembayaran/menyetornya tanggal 14, bank melakukan kliring tanggal
berikutnya.
- Overnight ini hanya untuk pembayaran PPh Badan PPH Pasal 25 yang
disetujui oleh Direktur Keuangan saja.
16.Pembukaan rekening bersama untuk menampung “interest atau fee
overnight” atau kesepakatan siapa saja?
Jawaban:
Direktur Keuangan, saya dan Sdr. FS. Direktur Keuangan memerintahkan
saya dan Sdr. FS untuk membuka rekening bersama
17.Selain pembayaran PPh Pasal 25, beberapa pembayaran PPh Pasal 21 dan
23 juga diduga bermasalah (sesuai konfirmasi KPP PN & D kepada bank
persepsi, belum diterima). Apakah pembayaran-pembayaran pajak
tersebut termasuk dalam skema overnight sesuai dengan jawaban Saudara
atas pertanyaan itu.
Jawaban:
Pembayaran melalui overnight ini hanya untuk pembayaran PPh Badan
Pasal 25 yang disetujui Direktur Keuangan saja
18.Seingat Saudara dana yang berasal dari imbalan “overnight” tersebut telah
dikeluarkan untuk apa saja?
Jawaban:
Pembayaran-pembayaran melalui rekening itu kebanyakan dengan saya
melalui tanda tangan cek kosong (belum diisi), alasannya Sdr. FS meminta
ini adalah jika sewaktu-waktu Direktur minta untuk pembayaran sesuatu,
akan susah karena saya banyak berada di MDN. Pernah saya minta
rekening koran tersebut pada Sdr. FS ………..
(dst sampai no. 21)
21.Lanjutan jawaban atas pertanyaan no.21………………
tentang dana pajak PPh Pasal 25 dan bahwa SSP PT KITA tersebut palsu,
maka saya, Sdr. FS dan Sdr. Mashadi diminta untuk meneliti ke bank. Dari
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 74 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
penelitian ke bank itulah tahu bahwa cek tersebut dicairkan dan ditransfer
ke Sdr, Roma. Informasi ini kami (saya dan Sdr. FS) ketahui dari Kepala
Cabang Menteng secara lisan melalui telepon.
22.Informasi apa saja yang Saudara peroleh dari pihak Bank BNI Cabang
Menteng berkaitan dengan pencairan cek dan setoran pajak ke Kas
Negara?
Jawaban:
1) Cek dicairkan dan ditransfer ke BNI Tomang atas nama Sdr. Roma.
2) Yang membawa cek wanita.
3) Dari BNI Tomang ditransfer lagi ke Bank Lautan Berlian
4) Menurut BNI Menteng (Kepala Cabang beserta staf) bahwa BNI
Menteng telah melakukan konfirmasi ke PT KITA J (ke bekas kasir/Sdr.
Azum). Mengenai bentuk konfirmasinya tidak dijelaskan.
Informasi-informsi tersebut di atas saya peroleh melalui lisan (butir 4)
sedangkan butir 1, 2 dan 3 melalui telepon.
23.Apakah pernah Sdr. Mashadi/Sdr. FS secara langsung atau tidak langsung
menyampaikan kepada Saudara bahwa “overnight” melibatkan pihak ke III
atau Sdr, Ika?
Jawaban:
Belum pernah, kecuali melalui Kepala Cabang BNI Menteng.
24.Pernahkan Saudara menerima dan membahas surat teguran (atau
sejenisnya) yang menyatakan bahwa setoran pajak PT KITA belum
diterima (PT KITA harus membayar angsuran pajak badan bulan
September 20X4 dan sesudahnya yang telah jatuh tempo?
Jawaban:
Pernah, yaitu teguran atas setoran denda keterlambatan bulan September
dan Oktober 20X4 dari KPP PN&D. Dan saya jawab bahwa sudah disetor
dengan melampirkan SPP-nya.
25.Ditujukan kepada siapa surat dari KPP PN&D dimaksud dan pertimbangan
apa sehingga Saudara yang membalasnya?
Jawaban:
Saya menerima kabar dari Sdr. Mashadi dan Sdr. FS bahwa ada
pembayaran pajak yang belum masuk ke KPP, saya pertanyakan SPP-nya.
Dijawab ada, kemudian saya minta untuk mengkonsepkan jawaban (Sdr.
Mashadi) dan saya yang menandatanganinya. Lampiran SSP-nya yang
Metode, Teknik Pembuatan BAPK Halaman 75 dari 78
Lembaga Pengembangan
Modul-2b
Fraud Auditing
(Ferry Irawan)
1. Anto ………………….
2. Bayu …………………
3. Cahyo ……………….
DAFTAR PUSTAKA
1. W. Steve Albrecht, Chad O Albrecht, Fraud Examination: Thomson – South Western, 2003
2. Bologna, G. Jack and Robert J. Lindquist, Fraud Auditing and Forensic Accounting : New
Tools and Techniques, John Wiley & Sons, Second Edition, 1995.
3. Bologna, G. Jack, Robert J. Lindquist and Joseph T. Wells, The Accountant’s Handbook of
Fraud and Commercial Crime, John Wiley & Sons, 1993.
4. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing, Standar
Atestasi, Standar Jasa Akuntan dan Review per 1 Agustus 1994, Bagian Penerbit STIE
YKPN, 1994.
5. Karni, Soejono, Auditing: Audit Khusus & Audit Forensik dalam Praktik, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2000.
6. Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
7. , Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 20X5 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
8. , Undang-Undang Republik Indonesia nomor 31 tahun 20X5 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
9. Thornhill, William T, Forensic Accounting : How to Investigate Financial Fraud, Richard D
Irwin, 1995.
10. Tunggal, Iman Sjahputra dan Amin Widjaja Tunggal, Audit Kecurangan dan Akuntansi
Forensik, harvarindo, 2000.