NPM : 1102015089
Tugas Obgyn dr. Utomo Budidarmo, Sp.OG, M.Kes
Triase adalah proses pengambilan keputusan yang kompleks dalam rangka menentukan
pasien mana yang berisiko meninggal, berisiko mengalami kecacatan, atau berisiko memburuk
keadaan klinisnya apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera, dan pasien mana yang dapat
dengan aman menunggu.1-5 Berdasarkan definisi ini, proses triase diharapkan mampu menentukan
kondisi pasien yang memang gawat darurat, dan kondisi yang berisiko gawat darurat.
Kata triage berasal dari bahasa Perancis “trier” yang artinya mengelompokkan atau
mengklasifikasikan. Triase medis modern ditemukan oleh Dominique Jean Larrey, seorang ahli
bedah selama Perang Napoleon, yang merawat orang yang terluka menurut luka-luka mereka dan
urgensi untuk perawatan medis, terlepas dari pangkat atau kebangsaan mereka.6
1
Tabel 1. Triase Bencana7
Kriteria Deskripsi
Merah Korban dalam kondisi kritis dan butuh pertolongan segera
Kuning Korban tidak dalam kondisi kritis namun butuh pertolongan segera
Hijau Trauma minor dan masih mampu berjalan (walking wounded)
Hitam Meningal
Sedangkan triase rumah sakit bertujuan menetapkan kondisi yang paling mengancam
nyawa agar dapat mengerahkan segala daya upaya dan fokus untuk melakukan pertolongan
medis pada pasien sampai keluhan pasien dan semua parameter hemodinamik terkendali. Prinsip
yang dianut adalah bagaimana agar pasien mendapatkan jenis dan kualitas pelayanan medik yang
sesuai dengan kebutuhan klinis (prinsip berkeadilan) dan penggunaan sumber daya unit yang
tepat sasaran (prinsip efisien).4
Selain tingkat kegawatan suatu kondisi medis, triase juga harus menilai urgensi kondisi
pasien. Urgensi berbeda dengan tingkat keparahan. Pasien dapat dikategorikan memiliki kondisi
tidak urgen tapi masih tetap membutuhkan rawat inap dirumah sakit karena kondisinya. Setelah
penilaian keparahan (severity) dan urgensi (urgency), maka beberapa sistim triase menentukan batas
waktu menunggu. Yaitu berapa lama pasien dapat dengan aman menunggu sampai mendapatkan
pengobatan di IGD. Sistim triase tidak pernah dirancang untuk membuat diagnosis, namun seiring
dengan berkembangnya ilmu kedokteran, tindakan-tindakan penyelamatan nyawa sudah dapat
dimulai secara simultan ketika triase berjalan, seperti tindakan pembebasan jalan nafas dengan
metode jaw thrust, pijat jantung luar, penekanan langsung sumber perdarahan, pemasangan cervical
collar.1
Triase modern yang diterapkan di rumah sakit saat ini terbagi atas lima kelompok (tabel 2)
dengan berbagai macam penyebutan, dalam artikel ini akan diseragamkan dengan sebutan kategori.
2
Tabel 2. Kategori triase berdasarkan beberapa sistem
3
o cedera kepala atau tulang belakang leher tanpa gangguan kesadaran
o luka bakar ringan
Hijau : cedera ringan yang tidak memerlukan stabilisasi segera. Misalnya:
o cedera jaringan lunak,
o fraktura dan dislokasi ekstremitas,
o cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas
o gawat darurat psikologis
Dengan metode triase lima kategori ini, maka setiap pasien yang masuk ke unit gawat
darurat akan diterima oleh petugas triase. Petugas triase kemudian melakukan proses
pengambilan keputusan berdasarkan metode terstruktur yang ditetapkan dan dilakukan dalam
waktu singkat (2-5 menit), untuk kemudian mengarahkan pasien ke zona pelayanan medik yang
sesuai kategori triase. Petugas triase harus menetapkan skala prioritas pasien, tidak melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik mendalam, tidak perlu menetapkan rumusan masalah apalagi
menetapkan diagnosis.
4
DAFTAR PUSTAKA