Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH MATA KULIAH

DASAR ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

RISK ANALYSIS AND GRADING

Oleh:
Kelompok 8
IKM A 2017

Rima Putri Permata Sari 101711133021


Novi Lestari 101711133022
Ayu Astiria Maya Asterix 101711133023
Ulfa Lailatus Sa’adah 101711133035
Annastasia Luthfi Kosasih 101711133037
Wahidatul Fitria 101711133038
Annisa Alfinur Masithoh 101711133039

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2018

i
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I RISK MANAGEMENT............................................................................. 1
1.1 Definisi Risk Mangement........................................................................ 1
1.2 Ruang Lingkup Risk Mangement............................................................ 2
1.3 Tujuan Risk Mangement.......................................................................... 7
1.4 Prinsip Risk Mangement.......................................................................... 7
1.5 Tahapan Risk Mangement........................................................................ 10
1.6 Summary.................................................................................................. 14

BAB II RISK ANALYSIS...................................................................................... 15


2.1 Definisi Risk Analysis ............................................................................. 15
2.2 Komponen Risk Analysis ........................................................................ 16
2.3 Tujuan Risk Analysis .............................................................................. 19
2.4 Prinsip Risk Analysis .............................................................................. 19
2.5 Tahapan Risk Analysis ............................................................................ 21
2.6 Summary.................................................................................................. 22

BAB III RISK GRADING..................................................................................... 23


3.1 Definisi Risk Garding ............................................................................... 23
3.2 Ruang Lingkup Risk Garding ................................................................... 24
3.3 Tujuan Risk Garding ................................................................................. 25
3.4 Tahapan Risk Garding .............................................................................. 25
3.5 Pengendalian Risk Grading ...................................................................... 31
3.6 Summary.................................................................................................... 33

CONCLUSION...................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 35

i
BAB 1

RISK MANAGEMENT

1.1 Definisi Risk Management


1.1.1 Definisi Risk

Risiko didefinisikan sebagai "efek ketidakpastian pada tujuan" (ISO

31000, 2009 ; Haring, 2015). International Federation of Accountants (1999) ;

CIMA (2008) menyatakan bahwa risiko juga didefinisikan sebagai ''peristiwa

pasti masa depan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan strategis,

operasional dan keuangan organisasi''.

1.1.2 Definisi Risk Management

Manajemen risiko didefinisikan sebagai ''kegiatan terkoordinasi untuk

mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko" (ISO

31000, 2009; Risk management resource for recreations and sport

organisations, 2016). Sedangkan menurut Haring (2015) manajemen risiko

terdiri dari analisis risiko dan penanganan (mitigasi) risiko, termasuk mengubah

konteks.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko merupakan aktifitas ter-

koordinasi dengan sistematis yang dipergunakan suatu organisasi untuk

mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, serta melakukan pengendalian

terhadap resiko tersebut, dimana bertujuan untuk meninimalkan risiko yang

dapat mempengaruhi pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.

1.2 Ruang Lingkup Risk Management

1
Menurut Roberta L Carroll (2009) salah satu hal yang terpenting

dalam suatu program yang efektif adalah ruang lingkup yang dapat mencakup

seluruh sumber potensial risiko. Meskipun banyak profesional manajemen

risiko fokus pada aspek tanggung jawab profesional medis. Hal ini meluas

pada berbagai bidang lain yang sama pentingnya bagi kelangsungan

organisasi perawatan kesehatan. Dapat digambarkan secara luas bahwa

manajemen risiko memiliki berbagai masalah atau situasi yang berpotensi

mengalami kerugian. Untuk mengatasi hal tersebut agar benar-benar

komprehensif, dalam program manajemen risiko harus mengatasi cakupan

dari beberapa kategori risiko berikut :

1. Patient Care – Related Risks (Perawatan Pasien)


Dalam perawatan pasien atau manajemen klinis terdapat beberapa

permasalahan yaitu pengumpulan informasi, upaya pengendalian kerugian,

pembiayaan akuntabilitas kewajiban profesional medis, dan aktivitas untuk

membentuk inti dari sebagian besar program manajemen risiko perawatan

kesehatan. Meskipun sebagian besar kegiatan manajemen risiko yang

terkait dengan pasien berfokus pada kegiatan perawatan pasien klinis

langsung dan konsekuensi dari perawatan medis yang tidak sesuai atau

tidak dilakukan dengan benar. Tidak hanya masalah diatas, terdapat

masalah penting lainnya yang dihadapi pasien yaitu sebagai berikut :


a. Kerahasiaan informasi pasien, terutama dalam terang HIPAA dan

privasi lainnya.
b. Perlindungan pasien dari penyalahgunaan dan penelantaran, serta

serangan oleh paasien lain, pengunjung, dan staf


c. Pengamanan informasi sesuai persetujuan pasien untuk perawatan

medis

2
d. Perawatan medis yang tidak diskriminatif, terlepas dari agama, ras,

asal kebangsaan, warna kulit, atau status pembayaran


e. Perlindungan barang berharga pasien dari kehilangan atau kerusakan
f. Menyediakan tempat, stabilisasi, dan transfer pasien yang datang ke

departemen darurat atau DEDs (dedicated emergency departments)


g. Partisipasi pasien dalam penelitian dan pnggunaan obat-obatan serta

prosedur medis.
h. Keputusan peninjauan ulang terkait dengan waktu pasien menjalankan

pelayan medis yang diperlukan


i. Akses ke khawatiran perawatan
2. Medical Staff – Related Risks (Staf Medis)
Manajemen risiko yang terkait erat dengan perawatan pasien yang

dialami oleh staf medis dan praktisi lain yang memiliki hak klinis.

Sebagian besar kejadian yang berpotensi serius terkait dengan pengiriman

perawatan pasien klinis yang melibatkan fasilitas staf medis. Profesional

manajemen risiko perawatan kesehatan sangat penting termasuk dokter

dalam mencegah kerugian klinis dan memperoleh dukungan untuk

kegiatan manajemen risiko secara keseluruhan. Manajemen yang berasal

dari hubungan antara perawatan kesehatan dengan staf medisnya patut

mendapat perhatian khusus dari manajemen risiko. Berikut adalah hal

penting yang perlu diperhatikan:


a. Peninjauan staf medis dan peningkatan kinerja serta menjaga

kerahasiaan dan perlindungan data yang dihasilkan melalui proses

peninjauan tersebut
b. Pengesahan staf medis, penunjukan, dan proses privileges
c. Penugasan staf medis, pertimbangan proses hukum, dan dugaan

potensial antitrust serta pengendalian perdagangan


d. Identifikasi dan pengobatan dokter serta penyedia mandat yang

menimbulkan ancaman terhadap keselamatan pasien atau karyawan

3
e. Pengaturan bisnis dan dorongan keuangan untuk dokter yang mungkin

curang dan menyalahgunakan atau implikaasi lain dibawah peraturan

federal Medicare regulations


f. Kewajiban dan dorongan dokter yang diatur menurut berbagai rencana
3. Employee - Related Risks (Karyawan)
Karyawan adalah pekerjaan yang memerlukan perhatian

profesional manajemen risiko perawatan kesehatan. Hal yang paling

penting adalah menjaga lingkungan kerja yang aman bagi karyawan,

mengurangi risiko penyakit dan cedera akibat kerja, dan menyediakan

perawatan serta kompensasi pekerja yang menderita cedera dan penyakit

di tempat kerja. Dalam hal ini, penting bagi para profesional manajemen

risiko untuk mengetahui tentang undang-undang tenaga kerja.

Pemahaman ini memungkinkan mereka untuk bekerja secara efektif.

Masalah utama yang sangat serius bagi organisasi perawatan kesehatan

saat ini adalah dugaan diskriminasi dalam perekrutan, promosi

berdasarkan usia, ras, jenis kelamin, asal kebangsaan, dan kecacatan.


4. Property - Related Risks (Properti)
Perawatan kesehatan yang kompleks mempunyai aset properti

yang signifikan, termasuk rumah sakit besar dan klinik, gedung kantor

medis, dan peralatan pengolahan data medis yang berharga. Tanggung

jawab manajemen risiko profesional untuk melindungi aset-aset ini dari

risiko kehilangan dan kerusakan akibat kebakaran, banjir, bencana alam,

serta bahaya lainnya yang dapat merusak atau menghancurkan properti

tersebut. Selain itu, institusi perawatan kesehatan biasanya

mempertahankan volume besar kertas dan catatan elektronik yang penting

untuk operasi entitas yang sedang berlangsung, dan hal tersebut harus

dilindungi dari kerusakan atau kehancuran. Tentunya biaya yang

4
digunakan untuk memperbaiki hal tersebut tidaklah murah, dan

pendapatan yang hilang selama periode interupsi bisnis dapat

menimbulkan dampak bagi organisasi. Setiap karyawan perawatan

kesehatan secara rutin menangani uang tunai, cek, dan kartu kredit dalam

menjalankan pekerjaan mereka. Rumah sakit dan panti jompo sering

diminta untuk melindungi uang tunai dan barang berharga lainnya milik

pasien dan penduduk. Pekerja kesehatan yang bekerja di rumah pasien,

yang berfungsi secara independen dan tanpa pengawasan langsung, sangat

rentan terhadap tuduhan pencurian. Oleh karena itu, penting bagi

profesional manajemen risiko untuk mengevaluasi perekrutan dan

penyaringan bagi pekerja tersebut, untuk meninjau kebijakan dan prosedur

untuk menangani uang tunai dan menjaga barang berharga, serta

mempertimbangkan berbagai alternatif ikatan dan asuransi untuk

melindungi fasilitas tersebut secara memadai dari kerugian.


5. Financial Risks (Risiko Keuangan)
Ada dua bidang risiko keuangan yang harus diperhatikan oleh

manajemen profesional resiko.


1. Para direktur dan perwira organisasi perawatan kesehatan dapat

menghadapi gugatan dari pemegang saham atau pihak lain yang

menyatakan perilaku tidak pantas dalam pemenuhan tugas. Perusahaan

seringkali mengharuskan entitas untuk membela dan mengganti rugi

kepada direktur dan petugasnya terhadap klaim tersebut. Oleh karena

itu, penting bagi profesional manajemen resiko untuk memahami

struktur organisasi perusahaan, persyaratan yang diberlakukan,

peraturan, dan dokumen lain untuk melindungi aset organisasi secara

memadai.

5
2. Profesional manajemen resiko yang mewakili kepentingan penyedia

layanan kesehatan yang berkontraksi dengan pengelola organisasi

perawatan dengan basis “berisiko” perlu mempertimbangkan opsi yang

telah tersedia untuk membatasi risiko finansial yang akan terjadi.


6. Other Risks (Risiko Lain)
Area lain yang berpotensi menjadi perhatian bagi profesional

manajemen resiko perawatan kesehatan diantaranya yaitu kerugian

properti dan kewajiban yang terkait dengan peredaran mobil, truk,

ambulans yang dimiliki atau disewa oleh organisasi. Tidak hanya itu,

banyak fasilitas yang mengoprasikan helikopter atau memperbaiki layanan

tranportasi udara yang menimbulkan risiko tambahan dan risiko properti.

Organisasi telah berupaya untuk memperbanyak rencana kesiapsiagaan

bencana dan kesiap siagaan yang ada untuk mengatasi skenario dimana

fasilitas itu sendiri adalah target. Perencanaan kemungkinan yang akan

terjadi memerlukan analisis perawatan pasien, karyawan dan risiko terkait

hal tersebut, dan koordinasi sumber daya di tingkat lokal, maupun

nasional.
1.3 Tujuan Risk Management

Menurut Frimley Park Hospital (2015) tujuan dari manajemen risiko

adalah untuk melindungi organisasi dari risiko yang terkait dengan kerugian

yang tidak disengaja apa pun penyebabnya. Dan menurut Roberta L Carroll

(2009) tujuan dari manajemen risiko adalah sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan dengan jelas struktur dan strategi pengembangan

tata kelola dan manajemen risiko di masa depan dalam kepercayaan

selama dua tahun kedepan.

6
2. Menentukan peran manajemen risiko dan tanggung jawab staf dalam

kepercayaan serta hubungan pelaporan antara komite kunci dengan

tanggung jawab untuk manajemen risiko, serta tindakan masa depan yang

diperlukan untuk pelaksanaan strategi ini.


1.4 Prinsip Risk Management

Menurut ISO 31000 dalam manajemen risiko berpatokan pada sebuah ide

yang mendasar, serta aturan dan kebenaran suatu subjek. Prinsip ini menjadi

pedoman, logika, desain dan metode untuk mengimplementasikan kerangka

dari manajemen risiko. Namun dalam prinsip ini tidak dapat menentukana

bagaimana prinsip-prinsip ini dapat digunakan untuk di implementasikan.

Sebuah organisasi harus menerapkan dan menyesuaikan dengan konteks

sebuah organisasi itu sendiri. Sedangkan berdasarkan Risk Management

Handbook The University of Adelaide (2012). Dalam sebuah organisasi,

untuk bekerja aktif harus memenuhi beberapa prinsip dan untuk memastikan

bahwa suatu manajemen risiko efektif, berikut prinsip-prinsip dari

manajemen risiko :

1. Create and protect value


Dapat melakukan dan menunjukkan tujuan strateginya dalam

melakukan perawatan, pelayanan kesehatan, serta usaha-usaha masyarakat

dan ketelibatan masyarakat dalam menciptakan dan melindungi nilai dari

manajemen risiko.
2. Are an integral part of all organisational processes
Prinsip dan praktik manajemen risiko ini tertanam di dalam tata

kelola, perusahaan dan strategi operasional, perencanaan dan manajemen,

kebijakan serta nilai dan budaya


3. Is part of decision making

7
Dalam setiap perorangan atau individu dapat membawa mandat

undang-undang untuk manajemen risiko yang hal tersebut dipimpin oleh

Dewan, Komite Tetap, Wakil Rektorat dan Presiden, serta eksekutif senior,

sehingga pembuat keputusan membuat informasi yang dapat dipilih., serta

memprioritaskan tindakan mengenali opsi dan program alternatif tindakan

beserta konsekuensinya.
4. Explicitly address uncertainty
Dalam mempertimbangkan suatu ketidakpastian, para pembuat

keputusan sering memperhatikan konteks dan menggunakan pengetahuan,

bukti dan penilaian untuk mengontrol atau meminimal risiko.


5. Are systematic, structured and timely
Pendekatan dalam sebuah rumah sakit atau perawatan kesehatan

terhadap risiko yang mengejar ketidakefektifan dan efisiensi untuk

mencapai sebuah hasil yang konsisten, serta dapat dibandingkan dan dapat

diandalkan.
6. Are based on the best available information
Dalam menggunakan suatu penilaian, para pengambil sebuah

keputusan akan selalu mempertimbangkan informasi, pengalaman,

perkiraan, dan umpan balik pemangku sebuah kepentingan yang telah

tersedia.
7. Are tailored for the internal and external context
Para pembuat keputusan selalu mempertimbangkan sebuah mandat

hukum dan operasional, sebuah persyaratan dan harapan regulasi internal

dan eksternal, auditor, pemberi dana, otoritas yang mengatur, dan sebuah

agensi. Serta menjelaskan sebuah rencana strategi, profil risiko dan usaha.
8. Takes human and cultural factors into account
Dalam mempertimbangkan faktor manusia dan budaya sebuah

perawatan kesehatan harus mengakui kemampuan, presepsi, dan niat dari

8
masyarakat serta komunitas internal dan eksternal yang dapat

memfasilitasi atau menghambat dalam mencapai sebuah tujuan.


9. Is transparent and inclusive
Para pengambilan keputusan, pemangku kepentingan internal dan

eksternal memastikan bahwa sebuah manajemen risiko masih relevan dan

terbaru.
10. Is dynamic, iterative and responsive to change
Menanggapi kebutuhan yang berubah dari perusahaan, kesehatan

masyarakat, staf dan mitra bisnis dengan terus menilai diri sendiri, terus

memantau dan dapat meninaju profil dari sebuah risiko dan

mengidentifikasi risiko yang baru muncul.


11. Facilitates continual improvement of the organisation
Budaya manajemen risiko akan terus tumbuh dan matang di semua

bidang. Sebuah penilain dan proses risiko kuat dapat mendorong untuk

mengidentifikasi dan menerapkan kontrol serta perawatan yang

menghasilkan keputusan yang lebih baik dan praktik bisnis lebih baik.

Komitmen terhadap daftar risiko yang dikelola secara terpusat telah

meningkatkan transparansi, dan akan terus memfasilitasi pelayanan yang

lebih baik, dan melakukan peningkatan berkelanjutan.


1.5 Tahapan Risk Management
Dalam pencapaian berhasilnya suatu manajemen risiko tentunya

dibutuhkan beberapa tahapan yang mendukung berjalannya dalam

manajemen risiko itu tersendiri, yaitu :

9
Gambar 1. Tahapan Risk Management

Sumber : Risk management resource for recreations and sport

organisations (2016)

1. Komunikasi dan konsultasi

Tahap pertama yaitu melakukan komunikasi dan konsultasi terhadap

pihak terkait yaitu pemangku kepentingan. Dimana bertujuan untuk

mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam penilaian risiko termasuk

identifikasi, analisis, evaluasi, serta monitoring dan review. Tahapan ini dirasa

penting dikarenakan pandangan para pemangku kepentingan dapat

memberikan dampak yang signifikan terhadap pengambilan keputusan yang

dibuat.

2. Menetapkan konteks

Setelah adanya konsultasi dengan pemangku kepentingan, maka

melakukan penetapan konteks dimana risiko tersebut akan diidentifikasi.

Berkaitan juga pada mengungkapkan sasaran organisasi dan lingkungan

dimana sasaran akan dicapai. Pada tahap ini terdapat langkah-langkah yang

dapat membantu dalam menetapkan konteks, yaitu :

a. Menetapkan konteks internal

10
Mengidentifikasi hal-hal internal pada suatu organisasi seperti tujuan

dan sasaran dari kegiatan yang akan dilakukan.

b. Menetapkan konteks eksternal

Mendefinisikan hal-hal eksternal yaitu secara keseluruhan di mana suatu

bisnis beroperasi dan mengenai pemahaman tentang persepsi pelanggan

bisnis. Pada penetapan konteks eksternal ini penting dikarenakan dapat

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk bisnis

dalam lingkungan eksternal.

c. Menetapkan konteks manajemen risiko

Penting untuk menentukan ruang lingkup, batasan, tugas, fungsi serta

tujuan kegiatan di bawah pemeriksaan.

d. Mengembangkan kriteria risiko

Mendefinisikan secara luas tingkat risiko yang dapat diterima dan tidak

dapat diterima pada kegiatan.

e. Menentukan struktur untuk analisis risiko

Menentukan struktur analisis risiko bergantung pada jenis kegiatan

tersebut dengan mengisolasi kategori risiko yang ingin dikelola.

3. Identifikasi risiko

Setelah menetapkan konteks perlu adanya identifikasi, karena risiko

11
tidak dapat dikenali tanpa adanya identifikasi. Tahap ini bertujuan dalam

mengidentifikasi kemungkinan akibar dari risiko tersebut, berdasarkan

informasi yang telah didapat pada tahap sebelumnya. Berkaitan dengan

faktor-faktor yang mungkin dapat membuat, meningkatkan, mencegah,

menurunkan, mempercepat serta menunda dalam hal pencapaian tujuan.

Terdapat langkah-langkah dalam mengidentifikasi risiko, yaitu :

a. Mengidentifikasi risiko retrospektif

Mengidentifikasi risiko yang sudah pernah terjadi sebelumnya

seperti insiden atau kecelakaan. Pada risiko ini lebih mudah dikarenakan

telah terjadi sebelumnya

b. Mengidentifikasi calon risiko

Mengidentifikasi risikoyang belum terjadi atau mungkin akan terjadi.

Dirasa lebih sulit dikarenakan risiko tersebut masih belum terjadi.

4. Analisis risiko

Pada tahap sebelumnya telah diketahui banyak risiko yang telah terjadi,

sehingga dibutuhkan analisis risiko untuk membantu dalam memilih risiko

mana yang memilii efek paling besar serta mengembangkan pemahaman rinci

mengenai risiko.

5. Evaluasi risiko

Mengevaluasi risiko dengan membandingkan level risiko yang telah

12
ditemukan pada tahap analisis resiko. Melalui daftar prioritas risiko dan

memutuskan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak dapat diterima

serta memilih mana risiko yang memiliki dampak paling besar.

6. Perlakuan risiko

Pada perlakuan risiko dengan mempertimbangkan plilihan melibatkan

pengendalian risiko yang bertujuan untuk mengurangi ataupun

mengeliminasi risiko akibat dari suatu risiko. Serta memastikan bahwa

strategi tersebut telah dirasa efektif sesuai dengan tingkat keparahan risiko.

7. Memantau dan review

Tahap terakhir dalam proses manajemen risiko. Adanya tahap ini

bertujuan untuk memastikan perubahan keadaan tidak mengubah prioritas

risiko yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga risiko dapat dikendalikan

dengan efektif.

1.6 Summary
Risk management is coordinated activity that used for controlling risk in
organisation. The goal used for choose what is the best risk for get the
threatment of risk. So its need the seven steps, they are, communication and
consult, establishing the context, identification rissk, analysis risk, evaluation
risk, threatment risk, monitoring and review.

BAB 2
RISK ANALYSIS

2.1 Definisi Risk Analysis

“Risk Analysis berasal dari dua suka kata yaitu risk dan analysis. Para

ahli menyebutkan definisi yang berbeda-beda mengenai rik analysis. Risk

(2016) mengungkapkan bahwa risiko didefinisikan sebagai ketidakpastian dari

13
suatu peristiwa atau tindakan yang mungkin menyebabkan dampak buruk

pada tujuan, proses, atau organisasi secara keseluruhan. Setiap tindakan

memiliki risiko yang berbeda. Dalam semua jenis tindakan, terdapat potensi

kejadian dan konsekuensi yang merupakan peluang untuk keuntungan atau

ancaman terhadap kesuksesan. Sedangkan Haring, I (2015) menyatakan dalam

bukunya bahwa risiko adalah kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan

konsekuensinya. Dalam semua jenis usaha, terdapat potensi kejadian dan

konsekuensi yang merupakan peluang untuk keuntungan atau ancaman

terhadap kesuksesan.

Kata kedua setelah risk yaitu analysis. Analisis sendiri didefinisikan

oleh Taylor (2007) sebagai memecahkan sesuatu menjadi bagian-bagian,

potongan, alasan, atau langkah-langkah dan melihat bagaimana potongan-

potongan tersebut terkait satu sama lain. Sedangkan menurut Draxler (2012)

analisis adalah memecahkan masalah yang kita hadapi untuk memeriksa dan

memahami setiap bagian individu.

Dari pecahan kata di atas Alverbro et al. (2010) mendefinisikan bahwa

analisis risiko adalah cara sistematis untuk mengidentifikasi kemungkinan

kecelakaan dan memperkirakan tingkat keparahan bahaya. Dengan begitu

kelompok kami menarik kesimpulan bahwa analisis risiko adalah penentuan

bahaya dan pemecahannya dalam kondisi tertentu.

2.2 Komponen Risk Analysis

14
Hazard Risk Risk

Identification Assesment Management

Risk Communication

Gambar 2. Komponen Risk Analysis

Sumber : Understanding and applying risk analysis in aquaculture, 2008

Menurut Reantaso et al. (2008) Komponen utama dari proses analisis

risiko diilustrasikan pada gambar tersebut. Keempat komponen itu adalah

Hazard Identification, Risk Assesment (release, paparan dan akibatnya

penilaian, yang menjadi dasar untuk estimasi risiko), Risk Management

(terdiri dari evaluasi risiko, pilihan evaluasi, pelaksanaan, dan monitoring dan

review) dan risk communication (kegiatan terus menerus yang berlangsung

sepanjang seluruh proses).

1. Hazard Identification

Sebelum risk assesment dilakukan hal pertama yang harus

dilakukan ialah Hazard Identification. Hazard Identification adalah

suatu proses mengidentifikasi sumber-sumber bahaya potensial dan

bagaimana bahaya itu bisa terjadi. Kemudian mulai dipertimbangkan

mengenai konsekuensi dan peluang atau kemungkinan bahaya itu bisa

terjadi. Hazard Identification meliputi beberapa pertanyaan sebagai

berikut :

a. Apa yang mungkin terjadi?

15
b. Bagaimana itu bisa terjadi?

c. Seberapa mungkinkah bisa terjadi?

d. Apa risikonya?

2. Risk Assesment

Risk Assesment atau Pengkajian risiko sangat penting dilakukan guna

mengetahui tingkat risiko yang terjadi di tempat kerja sehingga dapat

menetapkan pencegahan dan pengendalian di Rumah Sakit. Langkah-

langkah dalam risk assesment yaitu :

a. Membentuk konteks risiko. Konteks risiko disini meliputi: Ruang

lingkup dan batas batas analisis risiko yang ditentukan oleh

undang-undang dan peraturan.

b. Melakukan penilaian risiko. Hal-hal yang sudah diidentifikasi pada

Hazard Identification akan digunakan untuk memperkirakan

kemungkinan dan konsekuensi .

3. Risk Management

Risk Management atau Manajemen risiko adalah langkah dalam

proses dimana digunakan untuk mengurangi tingkat risiko yang

diidentifikasi, dipilih dan dilaksanakan. Manajemen risiko identik

dengan pertanyaan:

a. Apa saja yang dibutuhkan untuk risiko tersebut?

b. Apa yang bisa dilakukan dan apa yang seharusnya dilakukan?

16
4. Risk Communication

Risk Communication mendukung prosesr risk assesement dan risk

management. Komunikasi risiko adalah langkah dimana informasi dan

opini mengenai bahaya dan risiko yang dikumpulkan dari pihak yang

berpotensi terkena dampak dan tertarik selama analisis risiko, dan oleh

yang menghasilkan dari penilaian risiko dan manajemen risiko yang

diusulkan dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan

pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu komunikasi risiko

melibatkan dialog interaktif antara penilai risiko, manajer risiko, dan

pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk menyampaikan

informasi mengenai perkembangan risiko yang dilakukan secara rutin,

berkala, dan jangka panjang. Komunikasi risiko membentuk dialog

interaktif antara regulator dan pemangku kepentingan untuk

menyediakan risiko berbasis terbuka, transparan, dan konsultatif.

2.3 Tujuan Risk Analysis

Risiko merupakan ketidakpastian dari suatu kejadian yang nantinya dapat

menyebabkan suatu dampak, dampak positif dan negatif. Dampak buruk

dapat mempengaruhi tujuan, proses, dan organisasi secara keseluruhan untuk

itu diperlukan analisis risiko agar risiko yang akan terjadi dapat diminimalisir

atau bahkan dihilangkan. Adapun tujuan dari analisis risiko adalah:

1. Menentukan penyebab risiko dan faktor yang mendukung kesalahan,

kemungkinan kesalahan tersebut akan terjadi, serta pengaruh kesalahan

17
terhadap pasien, orang yang terlibat dalam penyediaan layanan kesehatan

dan organisasi itu sendiri.


2. Mengembangkan pemahaman risiko dengan menyediakan informasi untuk

melakukan penilaian risiko sehingga mampu untuk mengambil keputusan

untuk mengidentifikasi risiko dan metode yang digunakan.


3. Menentukan efektivitas setiap kontrol dan untuk melakukan penelitian

tentang risiko untuk mendukung evaluasi peringkat risikonya.


2.4 Prinsip Risk Analysis

Prinsip adalah sebuah penyataan yang dijadikan sebagai pedoman dalam

bertindak dan berpikir. Prinsip analisis risiko (Räddningsverket, 2003;

Alvebro Karin, 2010 ) adalah

1. The principle of reasonability


Risiko yang memiliki kriteria atau alasan yang komplek akan diatasi atau

diperlakukan terlebih dahulu. Misalnya kejadian a dan b memiliki risiko

yang berbeda. Kejadian A memiliki risiko yang komplek daripada kejadian

B maka yang harus diatasi terlebih dahulu adalah risiko dari kejadian A.
2. The principle of proportions
Risiko dan persyaratan atau kriteria harus proporsional satu sama lain. Jadi

pada prinsip ini risiko dan persyaratan harus sesuai, misal suatu kejadian

menyebabkan suatu risiko yang memiliki konsekuensi yang tinggi seperti

kematian maka ini harus dikategorikan dalam tingkatan risiko yang

ekstrim bukan dalam risiko yang rendah.


3. The principle of distribution
Setiap risiko yang ada harus dikategorikan atau didistribusikan sesuai

dengan kriteria atau persyaratan. Sebagai contoh peristiwa yang memiliki

risiko tinggi harus dikategorikan pada tingkat risiko tinggi dan peristiwa

yang memiliki risiko rendah dimasukkan dalam risiko tingkat rendah.


4. The principle of avoiding disasters

18
Setiap kejadian atau peristiwa pasti memiliki suatu risiko untuk itu penting

menilai kemungkinan dari setiap risiko yang ada. Konsekuensi dari setiap

peristiwa dapat tinggi dan rendah. Pada prinsip ini menekankan pada

adanya konsekuensi dengan kemungkinan yang rendah. Semua

kemungkinan yang sangat rendah dapat terjadi untuk itu diperlukan

kontrol yang sangat bagus untuk mengurangi konsekuensi dan

kemungkinan yang sangat rendah agar tidak terjadi.


2.5 Tahapan Risk Analysis

Dalam Risk Management Handbook University of Adelaide:2018, tahapan

analisis risiko dalam mengembangkan pemahaman yang terperinci mengenai

risiko yang terjadi yaitu antara lain:

1. Identify the existing controls (Identifikasi pengendalian yang ada)

Menentukan pengendalian apa yang sudah ada untuk mengurangi

dampak dari risiko. Pengendalian bisa bersifat kuat ataupun lemah, dan

dapat diukur serta diulang. Pengendalian meliputi legislasi, kebijakan otau

prosedur, pelatihan staff, pemisahan tugas, tindakan dan peralatan

perlindungan pribadi, dan hambatan fisik atau struktural. Setelah

pengendalian diidentifikasi dan keefektifannya dianalisis, maka dibuat

penilaian tingkat risiko dari kemungkinan risiko yang terjadi dan

konsekuensinya jika risiko itu terjadi. Hal ini menghasilkan penilaian

tingkat risiko yang akurat meskipun subjektif dan membantu dalam

langkah selanjutnya apakah risiko dapat diterima atau butuh perawatan

lebih lanjut.

19
2. Assess the likelihood (Menilai kemungkinan dan Assess the consequence /

menilai konsekuensi)

Kemungkinan terjadinya risiko meliputi rare, unlikely, possible, likely

atau almost. Konsekuensi atau dampak potensial yang terjadi digambarkan

dengan insignificant, minor, moderate, major atau extreme. Penilaian

kemungkinan dan konsekuensi sebagian besar bersifat subjektif, tetapi

dapat diinformasikan dengan data atau informasi yang dikumpulkan, audit,

inspeksi, pengalaman pribadi, pengetahuan perusahaan atau pengalaman

organisasi sebelumnya, klaim asuransi, survei dan berbagai informasi

internal maupun eksternal lainnya.

3. Rate the level of risk (Memberi peringkat pada tingkat risiko)

Menggunakan matriks risiko yang dapat menentukan apakah suatu

risiko termasuk low, medium, high, atau extreme.

2.6 Summary

Risk Analysis is to determine the risk of an event there. The scope of the
Risk Analysis is Hazard identification, risk assassment, risk management, risk
communication. The purpose of risk Analysis is to determine the causes of the
risks, understand the increased risks and methods to be used to minimize the
risk. Principles of Risk analysis is the principle of reasonability, the principle
of proportion, the principle of distributions, and the principle of avoiding
disasters. Stages of risk analysis is the risk score, the underlying causes,
existing control measure. Risk analysis is used to identify or analyze the
causes of an event and also to know what the risk will be present as a result
of the incident.

20
BAB 3
RISK GRADING
1.1 Definisi Risk Grading
1. “Risk grading is rate the risk in terms of determining the likelihood and

the impact of the risk occuring.” (HSE 2008)


Risk grading adalah peringkat risiko berdasarkan kemungkinan dan

dampak dari risiko yang ada.

2. “For the grading risk use the scores obtained from the risk matrix with

numerical scoring and colour bandings to identify the level as follows;

low, moderate, high and extreme.” (NHS National Patient Safety Agency,

2008)

Dalam memeringkat risiko digunakan skor/nilai yang diperoleh

dari matriks risiko dengan skor numerik dan pengelompokkan warna

untuk mengidentifikasi level risiko tersebut diantaranya meliputi low,

moderate, high dan extreme.

3. “Risk grading is a tool to help in the prioritisation of control measures for

the treatment of risk.“ (NHS National Patient Safety Agency, 2018)

21
Risk grading merupakan sebuah alat yang dapat membantu dalam

memprioritaskan tindakan pengendalian untuk risk treatment, mana risiko

yang membutuhkan pengelolaan, perbaikan atau apakah riiko tersebut

dapat diterima berdasarkan warna skor risiko dan kelompk warnanya.

3.2 Ruang Lingkup Risk Grading

Dalam menganalisis risiko memerlukan risk grading untuk menguraikan

suatu masalah dengan menunjukkan hubungan antara konsekuensi dan

kemungkinan dalam memastikan tingkat risiko untuk setiap bahaya yang

teridentifikasi. Ruang lingkup dari risk grading adalah sebagai berikut:

1. Consideration of consequences.
Untuk memastikan tingkatan suatu risiko diperlukan pertimbangan

konsekuensi untuk memastikan pengaruh yang dihasilkan dari suatu

kejadian.
2. Consideration of the likelihood.
Untuk mengetahui tingkatan suatu risiko diperlukan pertimbangan

kemungkinan dari suatu kejadian yang ada. Pertimbangan suatu

kemungkinan diperlukan untuk melihat sejauh mana suatu kemungkinan

terjadi atau menjadi sebuah kasus.


3. Determination of the risk levels.
Penentuan tingkat risiko diperlukan untuk mengetahui seberapa kuat

pengaruh dari suatu kejadian dengan melihat hasil dari konsekuensi dan

pertimbangan kemungkinan dari kejadian tersebut.

22
Gambar 3. Ruang Lingkup Risk Grading

Sumber: Health Risk Assessment (Scoping) Guidelines; 2010

3.3 Tujuan Risk Grading


Adapun tujuan dilakukannya risk grading dalam menganalisis suatu

risiko yang terjadi adalah


1. Untuk mengurutkan peringkat risiko mana yang tergolong risiko yang

tinggi hingga yang paling rendah berdasarkan diketahuinya nilai peluang

dan dampak dari risiko tersebut melalui metode matriks risk grading,

sehingga akan mempermudah untuk penanganan dan pengendaliannya.


2. Melalui matriks risk gradig, tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui:
a. Seberapa sering risiko tersebut terjadi dilihat dari probabilitas risiko

tersebut
b. Seberapa buruk risiko tersebut, dilihat dari tingkatan risiko yang terjadi
c. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari suatu risiko dan

mengurangi atau menanggulangi dampak dari risiko tersebut


3.4 Tahapan Risk Grading
1. Health Consequences.
Konsekuensi didefinisikan sebagai hasil dari suatu peristiwa, dan

mungkin ada lebih dari satu konsekuensi dalam peristiwa yang terjadi

(National Patient Safety Agency, 2008). Sedangkan konsekuensi kesehatan

didefinisikan sebagai efek keseluruhan secara langsung maupun tidak

23
langsung dari peristiwa yang bervariasi di lingkup kesehatan (Government

of Western Australia Department of Health, 2010).


Dari beberapa definisi, kelompok kami menyimpulkan bahwa

konsekuensi kesehatan adalah dampak kesehatan yang terjadi akibat suatu

kejadian dimana memungkinkan terjadi lebih dari satu dampak akibat

peristiwa yang bervariasi di lingkup kesehatan.


Konsekuensi kesehatan menunjukkan besarnya dampak pada

kesehatan atau kesejahteraan masyarakat berisiko. konsekuensi kesehatan

dapat hasil dari setiap aspek pembangunan yang diusulkan dari konstruksi,

operasi dan/atau dekomisioning. konsekuensi kesehatan dapat dinyatakan

secara kualitatif atau kuantitatif.

Berdasarkan beberapa referensi, kelompok kami mengkategorikan

konsekuensi pada skala 1-5, sebagai berikut:

Bobot Kategori Konsekuensi kesehatan

a. Tidak ada kematian


b. Tidak ada keacatan atau cidera
c. Tidak ada efek yang timbul sehingga tidak
1 Tidak berarti
memerlukan pertolongan pertama
d. Tidak ada kerugian keuangan / kerugian

hanya sedikit
a. Tidak ada kematian
b. Tidak ada kecacaran atau cidera
c. Timbul akibat, dan membutuhkan
2 Minor
perawatan medis / pertolongan pertama 1

– 3 hari
d. Kerugian keuangan sedikit / sedang
3 Moderat a. Tidak ada kematian
b. Tidak ada kecacatan
c. Timbul akibat dan membutuhkan

perawatan medis 3 – 14 hari

24
d. Kerugian keuangan sedang
a. Tidak ada kematian
b. Luka berat, atau jangka panjang

ketidakmampuan / kecacatan (kehilangan


4 Major
anggota tubuh)
c. membutuhkan perawatan medis lebih dari

1 bulan
d. kerugian keuangan besar
a. Terjadinya kematian
5 Bencana b. Pasien mengalami kecacatan permanen
c. Kerugian keuangan besar
Tabel 1: Tabel Peringkat Konsekuensi

Sumber: Risk Assessment Process; 2014.

2. Probability
Kemungkinan didefinisikan sebagai peluang terjadinya suatu

peristiwa, (Te Tari Taiwhenua Internal Affairs, 2014). Kemungkinan

mengacu pada seberapa besar efek yang timbul dari sebuah peristiwa yang

dialami, bisa disebut juga sebagai dampak yang timbul dari suatu

peristiwa, (Government of Western Australia Department of Health, 2010).

Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan adalah suatu keadaan yang terjadi

akibat dampak dari suatu peristiwa.


Kemungkinan dari konsekuensi dapat dinyatakan secara kualitatif

atau kuantitatif dalam format tabel. Sebuah tabel kemungkinan

menunjukkan berbagai probabilitas pada skala 1-5 seperti yang terlihat di

bawah ini.

Bobot Kategori Frekuensi Kemungkinan Suatu Kejadian.

1 Rare a. Mungkin tidak akan pernah terjadi / kambuh


b. Tidak diharapkan terjadi selama bertahun-

tahun

25
c. Angka kejadian <9% hanya akan terjadi

dalam keadaan luar biasa


2 Unlikely a. Tidak berharap hal itu terjadi / kambuh tapi

mungkin hal itu dapat terjadi.


b. Diharapkan terjadi setidaknya setiap tahun

dengan angka kejadian 10-24%


3 Possible a. Mungkin terjadi atau kambuh sesekali
b. Diharapkan terjadi setidaknya bulanan

dengan angka kejadian 25-49%


4 Likely a. Mungkin akan terjadi / terulang tapi itu

bukan masalah bertahan


b. Diharapkan terjadi setidaknya mingguan
c. Angka kejadian 50-74%
5 Almost a. Niscaya akan terjadi / kambuh, mungkin

Certain sering
b. Diharapkan terjadi setidaknya setiap hari
c. Angka kejadian 75-100%
Tabel 2: Tabel Peringkat Kemungkinan.

Sumber: Health Risk Assessment (Scoping) Guidelines; 2010.

3. Risk Scoring and Grading


Sebagai bagian dari penilaian risiko, setiap risiko yang

diidentifikasi untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya dan

dampaknya terhadap risiko itu sendiri. Setelah konsekuensi dari peristiwa

diperiksa untuk mengetahui dampak dari kejadian tersebut, lalu

kemungkinan yang timbul dari peristiwa dinilai.


Untuk mengetahui tingkatan risiko dari suatu peristiwa, dapat

menggunakan tabel risk scoring dengan mengkalikan hasil konsekuensi

dan kemungkinan dari suatu peristiwa. Berikut tabel risk scoring:


Consequence x Likelihood = Risk Scoring

Likelihood Consequences

26
Tidak
Minor Moderat Major Bencana
Berarti (2) (3) (4) (5)
(1)

Low Low Low Medium Medium


Rare (1)
(1) (2) (3) (4) (5)

Low Medium Medium High High


Unlikely (2)
(2) (4) (6) (8) (12)

Low Medium High High Extreme


Possible (3)
(3) (6) (9) (12) (18)

Medium High High Extreme Extreme


Likely (4)
(4) (8) (12) (16) (24)

Medium High Extreme Extreme Extreme


Almost certain (5)
(5) (10) (15) (20) (30)

Tabel 3: Tabel Risk Scoring

Sumber: Health Risk Assessment (Scoping) Guidelines; 2010

Tingkat risiko dinyatakan dalam beberapa skala, sebagai berikut:

Tingkat risiko Tindakan


a. Risiko dapat diterima

b. Mengambil tidakan untuk

Low mengurangi risiko

(1– 3) c. Mendiskusikan tindakan untuk

mengurangi risiko lebih lanjut

a. Risiko dapat diterima / tidak

Medium b. Suatu risiko akan dinilai dan

(4 – 6) ditindaklanjuti sesuai dengan risiko

yang terjadi
a. Risiko tidak dapat diterima.

High b. Melaporkan kepada direktur untuk

(8– 12) dilakukan pemantauan

27
a. Risiko tidak dapat diterima

Extreme b. Melaporkan kepada direktur untuk

(15– 25) pemantauan kinerja secara rutin

selama 2 bulan

c. Dilakukan pemantauan kinerja oleh

tim eksekutif
Tabel 4: Tingkatan Penilaian Risiko

Sumber: Diskusi Kelompok.

3.5 Pengendalian Risk Grading


Pengendalian dari risiko yang terjadi didasarkan pada tingkatan risiko

tersebut, karena dalam setiap tingkatan risiko memiliki tingkat keparahan

risiko yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pengendalian yang

berbeda-beda pula. Adapun pengendalian risiko adalah sebagai berikut:


1. Extreme/Severe
Extreme/severe adalah tingkat kearahan risiko yang paling tinggi,

dimana insiden menyebabkan kematian atau ketidakmampuan permanen

utama ataupun gangguan fungsi atau ketidakmampuan permanen. Peristiwa

berkelanjutan yang besar dan luas yang berdampak pada sejumlah besar

pasien atau anggota masyarakat. Pengendaliannya adalah dilakukan Root

Cause Analysis (RCA), tindakan pengendalian segera, serta kontrol proaktif

terhadap risiko yang dibutuhkan oleh Manajer dengan pengawasan

CEO/Direktur.
2. Major/ High
Risiko tergolong major / high seperti luka berat / ketidakmampuan

jangka panjang atau kecacatan (kehilangan anggota tubuh) yang

membutuhkan perawatan medis dan / atau konseling. Gangguan fungsi lebih

28
dari enam bulan. Pengendaliannya adalah dilakukan Root Cause Analysis

(RCA), tindakan pengendalian segera, serta pemantauan proaktif oleh

Manajer dan pelaporan ke Top Manager diperlukan.


3. Moderate/Medium
Risiko tergolong Moderate/medium seperti cidera signifikan yang

membutuhkan perawatan medis misalnya fraktur atau konseling. Diperlukan

perpanjangan masa inap di rumah sakit. Gangguan fungsi lebih dari satu

bulan tetapi kurang dari enam bulan. Pengendaliannya adalah dengan

investigasi sederhana serta menerapkan tindakan jangka pendek dan tindakan

jangka panjang dalam jangka waktu yang wajar. Petugas, pengawas dan

Manajer/ pimpinan klinis memantau tren dan secara proaktif merencanakan

peningkatan.
4. Minor/ Low
Risiko tergolong Minor/low seperti luka ringan atau sakit, perawatan

pertolongan pertama diperlukan. Terdapat gangguan fungsi dimana lebih dari

3 hari tetapi kurang dari satu bulan. Pengendaliannya adalah dengan

investigasi sederhana dan diselesaikan dengan prosedur rutin.


3.6 Summary
Risk grading is a way to determine the level of risk that might occur by
identifying the possibility of an event occurring, which is called likelihood /
probability and consideration of consequences is needed to ensure the effect
that results from an event called consequence / impact. Then to determine the
level the risk of an event, can use the risk scoring table by multiplying the
results of the consequences and probability of an event to obtain the level of
risk consisting of low, medium, high and extreme.

29
CONCLUSION
So, based on our writing about risk management, risk analysis, and risk
grading from various reference such as book, journal,etc. We can conclude that
1. Risk management is coordinated activity taht used for controlling risk in
organisation. The goal used for choose what is the best risk for get the
threatment of risk. So its need the seven steps, they are : communication
and consult, establishing the context, identification risk, analysis risk,
evaluation risk, threatment risk, monitoring and review.

2. Risk Analysis is to determine the risk of an event there. The scope of the
Risk Analysis is Hazard identification, risk assassment, risk management,
risk communication. The purpose of risk Analysis is to determine the
causes of the risks, understand the increased risks and methods to be used
to minimize the risk. Principles of Risk analysis is the principle of
reasonability, the principle of proportion, the principle of distributions,
and the principle of avoiding disasters. Stages of risk analysis is the risk
score, the underlying causes, existing control measure. Risk analysis is
used to identify or analyze the causes of an event and also to know what
the risk will be present as a result of the incident.

3. Risk grading is a way to determine the level of risk that might occur by
identifying the possibility of an event occurring, which is called
likelihood / probability and consideration of consequences is needed to
ensure the effect that results from an event called consequence / impact.
Then to determine the level the risk of an event, can use the risk scoring
table by multiplying the results of the consequences and probability of an
event to obtain the level of risk consisting of low, medium, high and
extreme.

DAFTAR PUSTAKA

30
Rizk,Khalil. 2016. Risk Asessement Model for Hospitals.Human and Health,No
37,halaman 34.
I. Haring. 2015. Risk Analysis and Management: Engineering Resilience.
Singapore: Springer Science+Business Media Singapore.
Draxler, Adams. 2012. Critical Thingking : Analysis and Synthesis. CAC Bedford.
Alverbro, Karin, Nevhage, Bjorn, Errdeniz, Robert. 2010. Methods for Risk
Analysis. Royal Institute of Technology US.
Ranong, Prapawadee Na dan Wariya Phuennga. 2009. Critical Success Factors for
effective risk management procedures in financial industries. Umeå
University
Reantaso, Bondad et all. 2008. Understanding and Applying Risk Analysis in
Aquaculture.
Australian Government.. 2005. Risk Analysis Framework. Australia : Departemen
of health and Ageing.
Reinhard. 2017. Requirements on Clinical Risk Management Systems in
Hospitals. Germany.
Eskisabel, Amaia. 2014. A Framework To Select Risk Analysis Methods In
Healtcare. Dissertation. Bachelor Degree in Informatics. University of
skövde. Sweden.
Koay, Audrey. 2016. WA Health Clinical Risk Management Guidelines.
Department of Health. Western Australia.
University of Adelaide. 2018. Risk Management Handbook : Analyse the Risk.
Page 14.
Aktionsbundnis Patientensicherheit. 2017. Germany. Requirements on Clinical
Risk Management Systems in Hospitals : Risk Analysis.
ISO Guide73:2009
HSE. 2008. Risk Assessment Tool and Guidance. Page 4
NHS Foundation Trust, 2008. Risk Management Strategy. Page 6.
NHS Foundation Trust, 2018. Risk Management Strategy and Procedures. Page
30-33.
Government of Western Australia Department of Health, 2010.Health Risk
Assessment (Scoping) Guidline. Page 1-20.
NHS Foundation Trust, 2012. Risk Management Strategy. Page 1 – 27.

Australia Government Department of Defence, 2010. Technical Risk Assessment


Handbook. Page 1 – 46.

31
Te Tari Taiwhenua Internal Affairs, 2014. Risk Assessment process. Newzeland
Government. Page 1 – 22.

NHS National Patient Safety Agency, 2008. A Risk Matrix for Risk Manager.
Page 1 – 16
Bundaberg Regional Council. 2015. Assess the Likelihood and Consequences
from The Hazards or Risks.

Worls Health Organization. 2013. Deviation Handling and Quality Risk


Management.Retrieved from www.who.int

Risk Management Resource for Recreation and Sport Organisations. 2016. Risk
Management Process.
CIMA. 2008. Introduction to Managing Risk. United Kingdom
Kanona, Rusul M and Talwalbeh, L A. 2007. The Risk Management Process.
Arab Academy.
DCU Risk and Compliance Officer. 2015. Introduction to Risk Management.
Dublin City University.

32

Anda mungkin juga menyukai