Anda di halaman 1dari 13

KASUS II

Tn.R usia 56 Tahun di rawat ke RS Bahteramas dengan keluhan sejak 3 bulan lalu sering
mengalami batuk-batuk yang kadang-kadang disertai sesak napas. Kemudian berobat ke
dokter dan di beri obat dan keluhannya berkurang kemudian 2 minggu yang lalu klien
mengalami sesak napas yang sangat berat.
Pada saat pengkajian ditemukan nyeri dada sebelah kanan terkadang menjalar sampai ke
leher. Nyeri di rasakan seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul. Skala nyeri 6. Batuk disertai
dahak yang kental dan putih. Pada saat auskultasi di temukan ronchi pada Lobus kanan paru.
TD : 130/90 mmHg, N: 120 x/mnt, S: 37,5◦C , RR: 23 x/mnt. Pasien memiliki riwayat
komsusi rokok semenjak SMP Kelas 3 dengan komsumsi sehari sekitar 2 bungkus. Klien
berhenti merokok 8 bulan terakhir. Pada Pemeriksaan FOB dengan hasil Tumor paru extra
laminar posterior dan dilakukan Biopsy + Washing. Saat ini terpasang Ventilator model
BIPAP dengan frekuensi 8 x/mnt, PiO2 30 %, terpasang ETT pada hidung kiri.

Pertanyaan :
1. Identifikasi istilah medis yang ada di kasus dan cari definisinya
2. Cari gambar Ventilator model BIPAP
3. Apa arti dari FiO2 30 % ?
4. Mengapa pasien mengeluh nyeri pada dada sampai menjalar ke leher
5. Buat analisa data dari kasus
6. Buat Nusing Care Plan
7. Kasus diatas merupakan kasus apa
8. Jika kasus diatas memiliki jenis lain, sebutkan dan jelaskan
1. Istilah medis :
a. Auskultasi
Sebuah istilah kedokteran. Dimana seorang dokter mendengarkan suara
didalam tubuh pasien. Biasanya jantung, paru, dan usus dapat diauskultasikan
untuk mendapatkan informasi.
b. Ronchi
Adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran
nafas yang berisi secret/eksudat atau akibat saluran nafas.
c. FOB
Fiber Optic Bronkoskopi adalah bronkoskop yang tipis dan fleksibel yang
diarahkan kedalam bronchial segmental ( Smeltzer:2001 ).
d. Biopsy + Washing
Adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium.
e. FiO2
Adalah jumlah oksigen yang dihantarkan / diberikan oleh ventilator
kepasien.
f. ETT
Endotracheal tube adalah sejenis alat yang digunakan di dunia medis untuk
menjamin saluran napas tetap bebas.
g. Ventilator
Adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh
ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi
h. BIPAP
Bilevel Positive Airway Pressure
2. Gambar BIPAP
3. FiO2 30 %
Adalah jumlah oksigen yang dihantarkan / diberikan oleh ventilator ke
pasien sebanyanyak 30 %

4. – Karena berhubungan dengan tarikan nafas pada saat inspirasi atau ekspirasi saat
bernafas dan pasien mengalami batuk serta sesak nafas yang disebabkan
pentimpangan trakea (area yang mengalami lesi)

5. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 DS : Ca Paru Ketidakefektifan
- Klien mengatakan ↓ bersihkan jalan
batuk – batuk Gagal nafas nafas

DO : Ventilator
- Klien Nampak Batuk ↓
disertai dahak yang Peningkatan secret
kental dan putih
- Terpasang ventilator
model BIPAP dgn
frek 8 x/mnt,
FiO2 30 %
- Ronchi ( + )
- RR :23 x/mnt

2 Kerusakan
Pertukaran Gas
Ketidakefektifan
3 pola nafas

4 DS : Pemasangan ETT Resiko terjadinya


DO : ↓ trauma/cedera
- Terpasang ETT Port D entrée kuman
- Dahak kental dan ↓
- putih. Resiko Infeksi
S : 37,5 ◦ C

5 Kerusakan ventilasi
spartum
6 DS : Nyeri
Klien mengatakan Nyeri di
rasakan seperti tertusuk-tusuk
DO :
- Skala Nyeri 6

6. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kep NIC NOC
Ketidakefektifan - Pastikan kebutuhan - Mendemonstrasikan
bersihan jalan napas oral / tracheal batuk efektif dan suara
berhubungan dengan suctioning nafas yang bersih, tidak
peningkatan produksi - Auskultasi suara ada sianosis, dyspneu
secret nafas sebelum dan - Menunjukkan jalan
sesudah suctioning napas paten
- Monitor status - Mengidentifikasi dan
oksigen pasien mencegah factor yang
- Posisikan pasien dapat menghambat
untuk jalan napas
memaksimalkan
ventilasi
- Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
Kerusakan pertukaran - Buka jalan nafas, - Mendemonstrasikan
gas berhubungan gunakan teknik peningkatan ventilasi
dengan sekresi proses chin lift atau jaw dan oksigenasi yang
penyakitnya thrust bila perlu adekuat
- Posisikan pasien - Memelihara kebersihan
untuk paru – paru dan bebas
memaksimalkan dari tanda – tanda
ventilasi distress pernafasan
- Identifikasi pasien - Mendemonstrasikan
perlunya batukefektif dan suara
pemasangan alat nafas yang bersih, tidak
jalan nafas buatan ada sianosis dan
- Pasang mayo bila dyspneu (mampu
perlu mengeluarkan sputum,
- Lakukan fisioterapi mampu bernafas
dada jika perlu dengan mudah, tidak
- Keluarkan secret ada pursed lips)
degan batuk atau - Tanda – tanda vital
suction dalam rentang normal
- Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
- Lakukan suction
pada mayo
- Berikan
bronkodilator bila
perlu
- Berikan pelembab
udara
- Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
Monitor respirasi
O2
Ketidak efektifan pola - Buka jalan nafas, - Mendemonstrasikan
nafas berhubungan gunakan teknik batuk efektif dan suara
dengan ronchi chin lift atau jaw nafas yang bersih, tidak
thrust bila perlu ada sianosis dan
- Posisikan pasien dyspneu (mampu
untuk mengeluarkan sputum,
memaksimalkan mampu bernafas
ventilasi dengan mudah, tidak
- Identifikasi pasien ada pursed lips)
perlunya - Menunjukan jalan nafas
pemasangan alat yang paten (klien tidak
jalan nafas buatan merasa tercekik, irama
- Pasang mayo bila nafas, frekuensi
perlu pernafasan dalam
- Lakukan fisioterapi rentang normal, tidak
dada jika perlu ada suara abnormal)
- Keluarkan secret - TTV dalam rentang
dengan batuk atau normal (tekanan darah,
suction nadi, pernafasan)
- Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Resiko terjadinya - Identifikasi - Pengendalian resiko
trauma/ cedera kebutuhan
berhubungan dengan keamanan pasien,
pemasangan ETT dan sesuai kondisi fisik
Ventilator dan fungsi kognitif
pasien dan riwayat
penyakit terdahulu
pasien
Memindahkan
barang – barang
yang dapat
membahayakan
Gangguan ventilasi - Pastikan alarm - Respon alergi sistemik :
spontan berhubungan ventilator aktif tigkat keparahan
dengan Kerusakan - Konsultasikan respons
ventilasi spartum dengan tenaga hipersensitivitas imun
kesehatan lainnya sistemik terhadap
dalam pemilihan antigen lingkungan
jenis ventilator (oksigen)
- Erikan agnes - Respons ventilasi
pelumpuh otot, mekanis : pertukaran
sedative, dan alveolar dan perfusi
analgesic narkotik, jaringan di dukung oleh
jika diperlukan ventilasi mekanik
- Pantau adanya - Status pernafasan
kegagalan pertukaran gas :
perafasan yang pertukaran CO2, atau
akan terjadi O2 di alveolus untuk
- Pantau adanya mempertahankan
penurunan volume konsentrasi gas darah
ekshalasi dan arteri dalam rentang
peningkatan normal
tekanan inspirasi - Status perafasan
pada pasien ventilasi : pergerakan
- Pantau keektiifan udara keluar – masuk
ventilasi mekanik paru adekuat
pada kondisi - Tanda vital : tingkat
fisiologis dan suhu tubuh, nadi,
psikologis pasien pernafasan, tekanan
- Pantau adanya efek darah, dalam rentang
yang merugikan normal
dari ventilasi - Menerima nutrisi
mekanik : infeksi, adekuat sebelum,
barotraumas, dan selama dan setelah
penurunan curah proses penyapihan dari
jantung ventilator
- Pantau efek
perubahan
ventilatorterhadap
kosigenasi : GDA,
SaO2, SvO2, CO2,
,akhir tidal, Qt
serta respons
subjektif pasien
Nyeri berhubungan - Lakukan - Mampu mengontrol
dengan adanya tumor pengkajian nyeri nyeri
paru extra laminar secara - Mampu mengenali
posterior komprehensif nyeri
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan factor
presipitasi
- Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik Untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien

7. CA PARU
Adalah suatu kondisi dimana sel – sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam paru –
paru ( organ yang berfungsi untuk menyebarkan oksigen kedalam darah saat
menghirup napas dan membuang karbondioksida saat menghela napas ).
8. CA PARU STADIUM
Kelompok stadium
1. Karsinoma tersemunyi
Sputum mengandung sel – sel ganas tetapi tidak dapat dibuktikan adanya
tumor primer atau metastatis
2. Stadium 0
Karsinoma in situ
3. Stadium 1
Tumor termasuk klasifikati T1 atau T2 tanpa adanya bukti metastatis pada
kelenjar limfe regional atau tempat yang jatuh
4. Stadium 2
Tumor termasuk klasifikasi T1 atau T2 dan terdapat bukti adanya metastatis
pada kelenjar limfe peribronkial atau hilus ipsilateral
5. Stadium 3 A
Tumor termasuk klasifikasi T3 dengan atau tanpa bukti metastatis pada
kelenjar limfe peribronkial atau hilus ipsilateral, tidak ada metastatis jauh
6. Stadium 3 B
Setiap tumor dengan metastatis pada kelenjar linfe hilus atau mediastinal
kontralateral, atau pada kelenjar limfe skalenus atau supraklavkulan atau
setiap tumor yang termasuk klasifikasi T4 dengan atau tanpa metastatis
kelenjar limfe regional; tidak ada metastatis jauh
7. Stadium 4
Setiap tumor dengan metastatis jauh
SISTEM RESPIRASI

ASKEP CA PARU

KELOMPOK 2

JUNIANTI P201601015
DIZA VEMILA SARASWINTA P201601111
ENIS P201601115
LAKSMI SRI WARDANA P201601123
WIDHYA DESRIANI P201601125
SITI NURAENA P201601129
SISILAWATI P201601109
RESKY AMALIA PAUDU P201601139
AGUSTINA MARSUKI P201601143
IRAINAYA P201601149
WAYAN SUDIANA P201501044

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI 2018

Anda mungkin juga menyukai