Proposal Fix
Proposal Fix
PENDAHULUAN
penduduk miskin dan lebih dari 97% orang yang tidak merokok tetapi
akibat terpapar asap rokok (Barber et al., 2008). Asap rokok mengandung
dari radikal bebas yang dihasilkan oleh asap rokok. ROS menyebabkan
memiliki kondisi normal serta mampu untuk membuahi sel telur atau
1
aspek diantaranya adalah jumlah morfologi dan motilitas (Nasution,
1999).
(Setiasih, 2018).
(Apriora et al.,2015).
lumen tubuli seminiferi adalah berkisar 35,5 hari atau lebih kurang 5
mencegah kerusakan sel akibat reaksi oksidasi. Sifat ini akan melindungi
2
sel spermatozoa dari kerusakan akibat serangan radikal bebas (Khaira,
2010).
lainnya adalah mudah didapat, lebih ekonomis, dan memiliki rasa yang
Teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi. Salah satu penelitian
seperti teh hitam, teh olong dan teh putih (Siburian et al., 2015). Hasil
jumlah spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.) yang diberi paparan
3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian “Uji
5%.
4
1.3 Identifikasi Masalah
sebagai berikut :
penyimpanan.
5
3) Apakah suspensi ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.)
pada mencit putih jantan (Mus musculus) yang diberi paparan asap
rokok.
penyimpanan.
6
1.6.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
hari.
7
1.7 Tempat dan Waktu
Bulan
Rencana Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020
Pengajuan
Judul
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
Akhir
Sidang
Skripsi
8
1.8 Hipotesis
rokok.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar tanaman Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) dapat dilihat
(Thohari, 2018)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Guttiferales
Famili : Camelliaceae
Genus : Camellia
(Tuminah, 2007)
10
2.1.2 Nama Daerah
Sunda : Enteh
Perancis : Tehler
Jerman : Teestrauch
Itali : Te
Inggris : Tea
2.1.3 Deskripsi
dengan tinggi 5-10 meter. Secara detail dibahas satu persatu bagian
1) Daun
permukaan mengkilap.
11
2) Batang
berambut halus.
3) Akar
4) Bunga
5) Buah
a) Ketinggian tempat
laut.
b) Curah hujan
12
c) Suhu
25oC.
d) Kelembaban
e) Sinar matahari
f) Tanah
berkisar 4-6.
13
2.1.5 Kandungan kimia dan kegunaannya
2003).
14
Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan,
flavanol. Katekin teh memiliki sifat tidak berwarna, larut air, serta
membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh (Hartoyo, 2003).
(Hariana, 2007).
1995).
15
2.1.6 Antioksidan Teh
reduktase.
16
air (asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam,
golongan, yaitu Teh herbal dan non herbal. Teh non herbal
dan Teh olong. Ketiga jenis Teh ini mengandung polifenol yang
buahan.
Teh herbal tidak berasal dari Daun Teh. Teh herbal merupakan
hasil pengolahan dari bunga berry, kulit, biji, daun, dan akar berbagai
cleansing.
17
Secara umumm, Teh kaya akan antioksidan polifenol seperti
2.2 Simplisia
1) Simplisia Nabati
adalah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang
18
dipisahkan dari tanamannya tertentu yang masih belum
2) Simplisia Hewani
atau mineral yang berasal dari bumi baik telah diolah atau
1) Pengumpulan Bahan
19
2) Sortasi Basah
Hermawati, 2014).
3) Pencucian
4) Perajangan
5) Pengeringan
20
dapat dilakukan secara langsung dibawah sinar matahari, atau
6) Sortasi Kering
2.3 Ekstraksi
21
cara yang tepat. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan komponen
(Harborne, 1998).
1) Ekstrak encer
2) Ekstrak kental
Sediaan ini liat pada kondisi dingin dan tidak dapat dituang,
3) Ekstrak kering
1994).
22
1) Maserasi
23
sering diaduk, kemudian disaring (Syamsuni, 2012).
berikut :
bagian.
dikehendaki.
24
untuk pelarut maserasi adalah air, karena air memiliki
dilakukan
dilakukan
25
Kerugian metode maserasi :
kamar
2) Perkolasi
26
melalui serbuk simplisia tersebut. Cairan penyari melarutkan
1) Refluks
sempurna.
2) Soxletasi
27
uapnya menguap seperti biasa (Arumsari dan Hermawati,
2014).
3) Digesti
4) Infusa
5) Decocta
2012).
1) Air
28
2) Etanol
3) Glycerium
4) Eter
5) Solvent Hexane
29
simplisia yang mengandung lemak-lemak yang digunakan
6) Aseton
7) Kloroform
A.H, 2012).
2.4 Suspensi
pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat
30
terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Suspensi
jarum suntik. Suspensi obat mata harus steril, zat yang terdispersi
1) Suspensi Oral
31
2) Suspensi Topikal
iritasi dan atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak
5) Suspensi Injeksi
32
menyumbat jarum suntiknya (srynge ability) serta tidak
(Syamsuni, 2012)
(Syamsuni, 2012).
Bahan alam dari jenis gom sering dsebut gom atau hidrokoloid.
2012).
33
b) Chondrus
c) Tragakan
d) Algin
(Syamsuni, 2012).
34
a) Derivat Selulosa
2012).
1) Metode Dispersi
35
terjadi kesukaran pada saat mendispersikan serbuk kedalam
2) Metode Praesipitasi
(Syamsuni, 2012).
1) Sistem Flokulasi
36
b) Sedimentasi terjadi cepat.
2) Sistem Deflokulasi
yang lainnya.
37
2.4.6 Stabilitas Suspensi
sebagai berikut :
1) Ukuran Partikel
2) Kekentalan (Viskositas)
38
aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan
vokum stokes.
𝑣 = 𝑑 2 (𝑝 − 𝑝𝑜 )𝑔
𝑛
Keterangan :
v = Kecepatan aliran
d = Diameter partikel
n = Viskositas cairan
3) Jumlah Partikel
singkat.
39
4) Sifat atau Muatan Partikel
1) Uji Organoleptis
40
2) Uji Homogenitas
2005).
3) Uji pH
berikut:
dengan rumus:
𝑊2 = 𝑊1 − 𝑊2
P = 𝑊2 / volume pikno
41
5) Uji Viskositas
berikut :
Oswald.
garis.
pembanding (air).
𝑛1 𝑝1. 𝑡1
=
𝑛𝑜 𝑝𝑜 . 𝑡𝑜
6) Uji Sedimentasi
(Anvisa, 2005).
42
2.6 Uji stabilitas
waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukan batas waktu yang
aktif atau produk obat berubah seiiring waktu, dibawah pengaruh faktor
Oleh karena itu, pada uji ini dilakukan pada suhu atau
43
akan dilakukan selama 12 hari. Perlakuan selama 12 hari
44
2.7 Spermatozoa
dari kepala yang tumpul yang didalamnya terdapat nucleus atau inti,
dibagi lagi menjadi bagian tengah, pokok dan akhir yang bagian-
2011).
1) Kepala Spermatozoa
45
dasar yang dikenal sebagai protamine sperma. Jumlah
2) Akrosom
2011) .
46
3) Ekor Spermatozoa
bagian ekor.
47
gerakan ekor. Bagian akhir, merupakan batas posterior dari
membran plasma.
(Susilawati, 2011).
dan ekor. Kepala sperma terdiri dari inti dan akrosom. Inti
48
Pada sel spermatozoa disajikan dalam gambar 2.2 sebagai
berikut ini :
(Anonim,2018)
(Marambi, 2010).
49
sepasang mikrotubulus dan fibril kasar. Aksonema terdiri atas
(Marimbi, 2010).
et al., 2006).
50
Sperma yang abnormal tidak bias membuahi sel ovum sehingga
bagian tengah kecil, bagian tengah besar, kepala dua, ekor pendek,
letak ekor aksial, adanya sitoplasma yang melekat pada sperma, dan
abnormal
(Anonim,2016)
51
saluran epididimis, selama ejakulasi, atau dalam manipulasi ejakulat
adalah stress oksidatif akibat dari radikal bebas yang bersumber dari
spermatozoa yang kaya lemak tak jenuh oleh ROS. ROS mampu
2.7.5 Spermatogenesis
52
terletak di testis. Testis 90% tersusun oleh tubuli seminiferi,
2011).
seminiferous dengan lama satu kali daur pada mencit adalah 207
53
dalam kejadian awal spermatogenesis diantaranya proliferasi
54
membentuk satu butiran akrosom butiran ini dilapisi
Gembungan ini melekat kesalah satu sisi inti yang bakal jadi
spermatozoa.
dengan ciri spesies. Butiran ini akhirnya bersatu, dan inti jadi
55
sekeliling pangkal ekor. Mitokondria membentuk cincin-
56
putih, sedangkan rokok dengan bahan baku tembakau dan juga
(Sitepoe, 2000). Asap rokok yang dihirup perokok terdiri dari dua
57
dan juga didalam tembakau yang tidak dibakar. Satu-satunya
rokok, dan bahan organic lain yang dibakar. Pada rokok yang
58
3) Karbonmonoksida merupakan gas beracun yang tidak
5) Benzene
59
gangguan pada system reproduksi tikus jantan.Tikus dengan
6) Timbal (Pb)
7) Cadmium
60
2.8.2 Macam-Macam Rokok
menjadi :
a) Rokok Putih
(Alamsyah, 2009).
b) Rokok Kretek
c) Rokok Klembak
(Alamsyah, 2009).
61
a) Rokok Filter :Pada bagian pangkalnya memiliki
gabus.
gabus
62
1) Radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh, yang terbentuk
63
2.9 Bahan yang digunakan
higroskopik.
peningkat viskositas.
2) Nipagin
64
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
3) Aquadestilata
diminum
berikut :
(Sumber : https://www.halodoc.com)
Keterangan :
Kandungan : Vitamin C
65
Bentuk : Tablet
Gambar Mencit (Mus musculus L.) dapat dilihat pada gambar 2.5
sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
66
Bangsa : Muridae
Marga : Mus
al, 2004).
memiliki berat badan sekitar 18-35 g dan dewasa dengan umur 35-
atau testis yaitu suatu kelenjar benih yang merupakan bagian alat
67
reproduksi utama pada hewan jantan. Kelenjar kelamin pelengkap
2006: Petrick,1999).
bersilis di bagian dalam. Pada mencit, testis hanya terdiri dari satu
spermatogenesis.
68
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Populasi
1) Sampel
musculus).
2) Penarikan Sampel
69
3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel
1) Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas
70
b) Variabel Terikat
variabel bebas.
c) Variabel Kontrol
variabel, yaitu :
bebas.
menggunakan vitamin C.
71
4) Variabel Normal (Kontrol normal) adalah
perlakuan).
2) Operasional Variabel
berikut:
X1
X2
X3 Y
KN
K+
Keterangan :
72
X3 : Suspensi ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.)
Variabel Kontrol
Variabel Terikat
ilmu serta teknologi. Metode penelitian juga adalah suatu cara atau jalan
73
3.3 Desain Penelitian
Bagan desain penelitian dapat dilihat pada bagan 3.2 sebagai berikut :
Determinasi
Pengumpulan Bahan
Pembuatan Simplisia
Identifikasi Fitokimia
Pembuatan suspensi esktrak Daun
ekstrak Daun Teh Hijau
Teh Hijau (Camellia sinensis L.)
(Camellia sinensis L.)
Evaluasi sediaan dan uji stabilitas Uji efektivitas suspensi ekstrak Daun
Teh Hijau (Camellia sinensis L.)
suspensi ekstrak Daun Teh Hijau terhadap kualitas spermatozoa mencit
putih jantan yang diberi paparan asap
(Camellia sinensis L.)
rokok
Pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan
74
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
75
3.4.2 Bahan
No Nama Bahan
2 Etanol 70%
3 Mencit
4 Aquadest
5 Na CMC
6 Mg
7 HCL 2N
8 Oleum menthae
9 Sirupus simplex
10 Vitamin C (IPI)
11 Amonia
12 Kloroform
13 Gelatin 1%
14 Nipagin
76
3.5 Langkah Kerja Penelitian
dan lain-lain yang ada pada Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.)
L.) daun yang dibuat simplisia adalah daun yang segar dan tanaman
1 kg.
77
3) Daun dibersihkan dan dicuci dengan air mengalir agar
pengeringan.
pengeringan.
yang sesuai.
Secara Maserasi
78
1) Menimbang 100 gram simplisia Daun Teh Hijau (Camellia
sinensis L.) .
langsung.
mungkin diaduk.
menghasilkan filtrate 1.
79
cairan serkai pertama dan ukur volume maserat yang
dihasilkan.
rumus :
1) Flavonoida
reaksi
ml.
tercampur rata
2) Alkaloida
reaksi
80
b. Menambahkan 5 ml larutan basa ammonia 1% dan 5 ml
3) Tanin
(Harbone, 2006).
sinensis L.)
1) Formulasi Sediaan
berikut :
81
Tabel 3.3 Formulasi Suspensi
sinensis L.)
5
a) Ekstrak Daun Teh Hijau : 100 x 200 = 10 g
0,5
b) Na CMC : 100 x 200 = 1 g
82
2) Pembuatan Suspensi Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia
sinensis L.)
cara ditaburkan.
homogeny.
atau tidak.
83
Dimana beberapa uji yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Uji Organoleptis
2) Uji pH
berikut :
84
b) Menimbang pikno berisi cairan (W1), hitung berat
𝑊2 = 𝑊1 − 𝑊0
p = 𝑊2 /volume pikno
ml.
4) Uji Viskositas
berikut :
viscometer Oswald.
melewati 2 garis.
pembanding (air).
𝑛1 𝑝1 . 𝑡1
=
𝑛0 𝑝0 . 𝑡0
85
Keterangan :
pembanding (air)
pembanding (air)
al)
5) Uji Sedimentasi
Keterangan :
F : Volume sedimentasi
86
3.5.8 Uji Stabilitas Suspensi
sediaan yang sama yaitu uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji
L.)
sinensis L.)
Perhitungan pengenceran :
V1.N1 = V2.N2
1,25%.25ml = 5%.N2
1,25 𝑋 25
N2 = 5
N2 = 7,5 ml
25ml
87
b) X2 dengan konsentrasi 2,5%
Perhitungan pengenceran :
V1.N1 = V2.N2
2,5%.25ml = 5%.N2
2,5 𝑥 25
N2 = 5
N2 =12,5 ml
25 ml
c) X3 dengan konsentasi 5%
Perhitungan pengenceran
V1.N1 = V2.N2
5%.25ml = 5%.N2
5 𝑥 25
N2 = 5
N2 = 25 ml
25ml
=50 x 0,0026
=0,13 mg
88
Jadi dosis untuk mencit = 0,13 mg/0,5ml
0,13 50 𝑚𝑔
Pengenceran = 0,5 𝑚𝑙 = = 192,30 ml
1
192,3 ml ~ 200 ml
rokok.
rokok .
89
Kelompok IV : (Kontrol Positif) Diberi suspensi
pengambilan spermatozoa
spermatozoa.
a) Pengambilan sampel
90
Bagan skema kerja dapat dilihat pada bagan 3.3 sebagai berikut :
15 ekor mencit
91
Analisa data
yaitu dengan mengolah data hasil penelitian uji stabilitas, uji test dan
92
teknik pengolahan data secara ANAVA satu arah dengan menggunakan
SPSS.
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisa agar dapat data
masing perlakuan.
perlakuan.
dengan uji one way (satu arah) ANAVA. Langkah awal uji
93
normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak
untuk itu perlu suatu pembuktian. Uji statistic normalitas yang dapat
varians suatu kelompok data dapat dilakukan dengan uji F dan uji
Bartlett.
rumus :
94
2
𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥) √𝑛 ∑ 𝑦2 −(∑ 𝑦)2
𝑆𝑥 2 =√ 𝑆𝑦 2 =
𝑛(𝑛−1) 𝑛(𝑛−1)
Catatan :
F, dengan :
dk pembilang n-1.
95
Anava (Analysis of varian) digunakan untuk menguji
memiliki dua jenis yaitu analisis varian satu faktor (one way anova)
dan analisis varian dua faktor (two way anova) (Sudjana, 2012).
berikut :
asumsi ini maka uji anava tidak valid untuk dilakukan, sehingga
(Sudjana, 2012).
96
intervasi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang
(Sudjana, 2012)
asap rokok.
97
Variasi Kebiasaan Kuadrat- Tengah
(dk) Kuadrat (KT)
(JK)
Rata-rata 1 Ry R=Ry
kolom
Antar K-1 Py P=Py/(K-
perlakuan 1)
Kekeliruan 𝑘 Ey E=Ey/∑
eksperimen ∑ 𝑛𝑖 − 1 (ni-
(dalam 𝑖−1 1)(Sc2=E)
perlakuan)
Jumlah total 𝑘 -
∑ 𝑦2
∑ 𝑛𝑖
𝑖=1
Keterangan :
pengamatan
2) 𝑌̅ : J/Kn
rata J2/Kn.
perlakuan.
eksperimen ∑y2-Ry-Py
98
sehingga dapat langsung menentukan Ho ditolak atau
3.7.4 Uji T
X−Y
Thitung =
S1 S2 S2 S2
√ 2 + 2 −2.r( 1 )+( 2 )
n1 n2 √n1 √n2
Keterangan :
X = Rata-rata sampel
99
𝑆12 = Varians sampel
Dasar pengambilan dalam uji T adalah jika T hitung < T table maka
Hasil Pengamatan
100
1
2
Hasil Pengamatan
Siklus
Organoleptis Sedimentasi Massa Jenis Uji Viskositas
Bentuk Warna Bau (g/cm3) pH (cP)
101
3
sinensis L.)
Kualitas Spermatzoa
Taraf Abnormalitas
X1
102
X2
X3
K+
KNormal
103