Anda di halaman 1dari 38

Fungi

Fungi (Jamur)
Rentang fosil: Devonian Awal – Sekarang

PraЄ

Pg

N
Searah jarum jam dari kiri atas:

 Amanita muscaria, sejenis basidiomycete;

 Sarcoscypha coccinea, sejenis ascomycete;

 roti yang ditumbuhi jamur;

 sejenis chytrid;

 Aspergillus, sejenis conidiophore.

Klasifikasi ilmiah

Domain: Eukarya

(tanpa takson): Opisthokonta

Kingdom: Fungi
(L.) R.T.Moore[1]

Subkingdom/Filum/Subfilum[2]

Blastocladiomycota
Chytridiomycota
Glomeromycota
Microsporidia
Neocallimastigomycota

Dikarya (inc. Deuteromycota)

Ascomycota

Pezizomycotina
Saccharomycotina
Taphrinomycotina
Basidiomycota

Agaricomycotina
Pucciniomycotina
Ustilaginomycotina
Subfilum Incertae sedis
Entomophthormycota
Kickxellomycotina
Mucoromycotina
Zoopagomycotina

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Kalangan
ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi.
Masyarakat awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan
spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda
(ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri
secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara:dua hifa dari jamur berbeda
melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan
aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak
spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang
membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ,
"pengetahuan", "lambang").

Daftar isi

 1Etimologi
 2Ciri-ciri
 3Keanekaragaman
 4Mikologi
o 4.1Sejarah
 5Morfologi
o 5.1Struktur mikroskopis
o 5.2Struktur makroskopis
 6Pertumbuhan dan fisiologi
 7Reproduksi
o 7.1Reproduksi aseksual
o 7.2Reproduksi seksual
o 7.3Penyebaran spora
o 7.4Proses seksual lainnya
 8Evolusi
 9Klasifikasi
 10Ekologi
o 10.1Simbiosis
 10.1.1Dengan tumbuhan
 10.1.2Dengan alga dan sianobakteri
 11Lihat pula
 12Referensi
o 12.1Daftar pustaka
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Kata bahasa Inggris fungus secara langsung diadopsi dari bahasa Latin fungus (jamur), digunakan
dalam tulisan-tulisan Horatius dan Plinius.[3] Kata ini berasal dari kata Yunani sphongos (σφόγγος
"spons"), yang mengacu pada struktur makroskopis dan morfologi jamur dan kapang;[4] akar kata ini
juga digunakan dalam bahasa lain, seperti bahasa Jerman Schwamm ("spons")
dan Schimmel ("kapang").[5] Penggunaan kata mikologi, yang berasal dari bahasa
Yunani mykes (μύκης "jamur") dan logos (λόγος "ilmu"),[6] untuk menunjukkan studi ilmiah tentang
jamur diperkirakan berasal dari tahun 1836 dengan publikasi naturalis Inggris Miles Joseph
Berkeley The English Flora dari Sir James Edward Smith, Vol. 5.[4] Kelompok dari semua fungi yang
ada di daerah tertentu dikenal sebagai mikobiota (kata benda jamak, tidak ada bentuk tunggal),
misalnya, "mikobiota dari Irlandia".[7]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Sel hifa fungi


1. Dinding hifa
2. Septum
3. Mitokondria
4. Vakuola
5. Kristal ergosterol
6. Ribosom
7. Nukleus
8. Retikulum endoplasma
9. Badan lemak
10. Membran plasma
11. Spitzenkörper
12. Badan Golgi

Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke
dalam kerajaan tumbuhan/Plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan
yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip. Seperti
tanaman, kebanyakan fungi juga tumbuh di tanah dan, pada jamur, membentuk tubuh buah, yang
kadang-kadang menyerupai tumbuhan seperti lumut. Fungi sekarang dianggap sebagai kerajaan
tersendiri, berbeda dari baik tumbuhan maupun hewan, yang tampaknya telah berpisah sekitar satu
miliar tahun lalu (sekitar awal dari Era Neoproterozoikum).[8][9] Beberapa ciri-ciri morfologi, biokimia
dan genetik dimiliki bersama dengan organisme lain, sementara yang lain unik pada fungi,
memisahkan fungi dari kerajaan lain dengan jelas:
Ciri-ciri yang dimiliki bersama:
 Dengan jenis eukariota lainnya: Sel fungi memiliki inti yang dibatasi
membran dengan kromosom yang
mengandung DNA dengan daerah bukan pengode yang
disebut intron dan bagian pengode yang disebut ekson. Selain itu,
sel fungi juga memiliki beberapa organel sitoplasmik yang dibatasi
membran seperti mitokondria, membran yang mengandung sterol,
dan ribosom bertipe 80S.[10] Fungi memiliki kisaran karakteristik dari
karbohidrat dan senyawa penyimpanan yang dapat larut,
termasuk alkohol gula (misalnya, manitol), disakarida,
(misalnya trehalosa), dan polisakarida (misalnya, glikogen, yang
juga ditemukan pada hewan[11]).
 Dengan hewan: Fungi tidak
mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan merupakan
organisme heterotrof, sehingga memerlukan senyawa
organik sebagai sumber energinya.[12]
 Dengan tumbuhan: Fungi mempunyai dinding
sel[13] dan vakuola.[14] Fungi bisa bereproduksi secara seksual
maupun aseksual, dan seperti kelompok
tumbuhan basal (seperti tumbuhan paku dan lumut daun), fungi
akan menghasilkan spora. Mirip juga dengan lumut daun dan alga,
fungi memiliki nukleus yang haploid.[15]
 Dengan euglenoid dan bakteri: Fungi tingkat tinggi, euglenoid, dan
beberapa bakteri menghasilkan asam amino L-lisin dalam langkah-
langkah biosintesis spesifik, yang disebut jalur α-aminoadipat.[16][17]
 Sel-sel dari sebagian besar jamur tumbuh sebagai struktur
berbentuk tabung, memanjang, dan mirip benang (filamentous)
yang disebut hifa, yang dapat mengandung banyak inti dan tumbuh
dengan menumbuhkan ujungnya. Setiap ujung berisi
seperangkat vesikel agregat—struktur seluler yang terdiri
dari protein, lipid, dan molekul organik lainnya—yang
disebut Spitzenkörper.[18] Baik fungi dan Oomycota tumbuh sebagai
sel hifa yang berfilamen.[19] Sebaliknya, organisme yang tampak
serupa, seperti ganggang hijau berfilamen, tumbuh dengan
pembelahan sel berulang dalam rantai sel.[11] Ada juga fungi bersel
satu (khamir) yang tidak membentuk hifa, dan beberapa fungi
memiliki bentuk hifa dan khamir.[20]
 Seperti beberapa spesies tumbuhan dan hewan, lebih dari 70
spesies fungi menunjukkan bioluminesensi.[21]
Ciri-ciri unik:

 Beberapa spesies tumbuh sebagai khamir uniseluler yang


bereproduksi dengan bertunas atau pembelahan biner. Fungi
dimorfik dapat berpindah antara fase khamir dan fase hifa untuk
merespon kondisi lingkungan.[20]
 Dinding sel fungi terbuat dari glukan dan kitin; meskipun glukan
juga ada pada tumbuhan dan kitin
pada eksoskeleton dari artropoda,[22][23] fungi adalah satu-satunya
organisme yang menyatukan kedua molekul struktural ini pada
dinding selnya. Tidak seperti tumbuhan dan Oomycota, dinding sel
fungi tidak memiliki selulosa.[24]
Omphalotus nidiformis, jamur bioluminesen

Kebanyakan fungi tidak memiliki sistem yang efisien untuk transportasi air dan nutrisi jarak jauh,
seperti xilem dan floem di banyak tumbuhan. Untuk mengatasi keterbatasan ini, beberapa fungi,
seperti Armillaria, membentuk rizomorf,[25] yang menyerupai dan melakukan fungsi yang mirip
dengan akar tumbuhan. Sebagai eukariota, fungi memiliki jalur biosintesis untuk
memproduksi terpena yang menggunakan asam mevalonat dan pirofosfat sebagai blok pembangun
kimia.[26] Tumbuhan dan beberapa organisme lain memiliki jalur biosintesis terpena tambahan di
dalam kloroplasnya, struktur yang tidak dimiliki fungi dan hewan.[27] Fungi menghasilkan
beberapa metabolit sekunder yang strukturnya mirip atau identik dengan yang dibuat oleh
tumbuhan.[26] Banyak enzim tumbuhan dan fungi yang membuat metabolit sekunder yang berbeda
satu sama lain dalam urutan dan karakteristik lainnya, yang menunjukkan asal-usul yang terpisah
dan evolusi konvergen dari enzim-enzim ini pada fungi dan tumbuhan.[26][28]

Keanekaragaman[sunting | sunting sumber]

Jamur braket di tunggul pohon

Fungi memiliki distribusi di seluruh dunia, dan tumbuh di berbagai habitat, termasuk lingkungan yang
ekstrim seperti gurun atau daerah dengan konsentrasi garam yang tinggi[29] atau radiasi
pengion,[30] serta sedimen laut dalam.[31] Beberapa dapat bertahan hidup dari
radiasi UV dan kosmik yang intens yang dijumpai selama perjalanan angkasa.[32] Sebagian besar
tumbuh di lingkungan terestrial, meskipun beberapa spesies hidup sebagian atau sepenuhnya di
habitat akuatik, seperti fungi Chytridiomycota Batrachochytrium dendrobatidis, parasit yang telah
bertanggung jawab atas penurunan populasi amfibi di seluruh dunia. Organisme ini menghabiskan
sebagian dari siklus hidupnya sebagai zoospora motil, memungkinkannya untuk bergerak sendiri
melalui air dan memasuki inang amfibi.[33] Contoh lain dari fungi akuatik adalah fungi yang tinggal di
daerah hidrotermal laut.[34]
Sekitar 120.000 spesies fungi telah dideskripsikan oleh taksonom,[35] tetapi keanekaragaman hayati
global dari kerajaan fungi tidak sepenuhnya dipahami.[35] Perkiraan tahun 2017 menunjukkan
mungkin ada antara 2,2 dan 3,8 juta spesies.[36] Dalam mikologi, spesies secara historis telah
dibedakan dengan berbagai metode dan konsep. Klasifikasi berdasarkan karakteristik morfologi,
seperti ukuran dan bentuk spora atau struktur buah, secara tradisional mendominasi taksonomi
fungi.[37] Spesies juga dapat dibedakan oleh karakteristik biokimia dan fisiologis mereka, seperti
kemampuan mereka untuk memetabolisme zat kimia tertentu, atau reaksi mereka terhadap tes
kimia. Konsep spesies biologis membedakan spesies berdasarkan kemampuan mereka
untuk kawin. Penerapan alat-alat molekuler, seperti sekuensing DNA dan analisis filogenetik, untuk
mempelajari keanekaragaman fungi telah sangat meningkatkan resolusi dan menambahkan
kekuatan terhadap perkiraan keanekaragaman genetika dalam berbagai kelompok taksonomi.[38]

Mikologi[sunting | sunting sumber]


Mikologi adalah cabang biologi yang berkaitan dengan studi sistematis fungi, termasuk sifat genetik
dan biokimia, taksonominya, dan penggunaannya oleh manusia sebagai sumber obat, makanan,
dan zat psikotropika yang dikonsumsi untuk keperluan keagamaan, serta bahayanya, seperti
keracunan atau infeksi. Fitopatologi, studi tentang penyakit tumbuhan, terkait erat karena banyak
patogen tumbuhan adalah fungi.[39]

Pada 1729, Pier Antonio Micheli pertama kali menerbitkan deskripsi fungi.

Fungi telah digunakan oleh manusia sejak zaman prasejarah; Ötzi, mumi lelaki Neolitik berusia
5.300 tahun yang terawetkan dengan baik yang ditemukan beku di Pegunungan Alpen Austria,
membawa dua spesies jamur polypore yang mungkin telah digunakan sebagai tinder (Fomes
fomentarius), atau untuk pengobatan (Piptoporus betulinus).[40] Masyarakat kuno telah menggunakan
fungi sebagai sumber makanan–seringkali tanpa sadar–selama ribuan tahun, dalam persiapan roti
beragi dan jus fermentasi. Beberapa dari catatan tertulis yang tertua berisi referensi tentang
penghancuran tanaman yang mungkin disebabkan oleh fungi patogen.[41]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Mikologi adalah ilmu yang relatif baru yang menjadi sistematis setelah penemuan mikroskop pada
abad ke-17. Meskipun spora fungi pertama kali diamati oleh Giambattista della Porta pada tahun
1588, karya yang dianggap sebagai pelopor dalam perkembangan mikologi yaitu publikasi Nova
plantarum genera pada tahun 1729 oleh Pier Antonio Micheli.[42] Micheli tidak hanya mengamati
spora tetapi juga menunjukkan bahwa, pada kondisi yang tepat, spora dapat diinduksi untuk tumbuh
menjadi spesies fungi yang sama dengan spesies asal dari spora itu.[43] Memperluas penggunaan
sistem nomenklatur binomial yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam Species plantarum-
nya (1753), Christian Hendrik Persoon (1761-1836) dari Belanda menetapkan klasifikasi jamur
pertama dengan begitu terampil sehingga dianggap sebagai pendiri mikologi modern.
Kemudian, Elias Magnus Fries (1794–1878) menguraikan lebih jauh klasifikasi jamur, menggunakan
warna dan karakteristik mikroskopis spora, metode yang masih digunakan oleh para ahli taksonomi
hingga saat ini. Kontributor awal penting lainnya untuk mikologi pada abad ke-17-19 dan awal abad
ke-20 termasuk Miles Joseph Berkeley, August Carl Joseph Corda, Anton de Bary, dua
bersaudara Louis René dan Charles Tulasne, Arthur H. R. Buller, Curtis G. Lloyd, dan Pier Andrea
Saccardo. Selama abad ke-20 telah terjadi modernisasi mikologi yang berasal dari kemajuan
dalam biokimia, genetika, biologi molekuler, dan bioteknologi. Penggunaan teknologi pengurutan
DNA dan analisis filogenetik telah memberikan wawasan baru tentang hubungan
dan keanekaragaman hayati dari fungi, dan telah menantang pengelompokan berbasis morfologi
tradisional dalam taksonomi fungi.[44]

Morfologi[sunting | sunting sumber]


Struktur mikroskopis[sunting | sunting sumber]

Sebuah isolat lingkungan Penicillium


1. hifa
2. konidiofor
3. phialide
4. konidia
5. septa

Sebagian besar jamur tumbuh sebagai hifa, struktur yang berbentuk silindris seperti benang,
berdiameter 2–10 µm dan panjangnya mencapai beberapa sentimeter. Hifa tumbuh di ujungnya
(apeks); hifa baru biasanya dibentuk oleh munculnya ujung baru di sepanjang hifa yang ada dengan
proses yang disebut percabangan, atau kadang-kadang pada ujung hifa tumbuh percabangan
menjadi dua, sehingga menimbulkan dua hifa yang tumbuh paralel.[45] Hifa juga terkadang menyatu
ketika mereka bersentuhan, suatu proses yang disebut fusi hifa (atau anastomosis). Proses
pertumbuhan ini mengarah pada perkembangan miselium, jaringan hifa yang saling
terhubung.[20] Hifa dapat berupa septat atau senositik. Hifa septat dibagi menjadi ruang-ruang yang
dipisahkan oleh dinding silang (dinding sel internal, yang disebut septa, yang terbentuk tegak
lurus terhadap dinding sel yang memberikan bentuk hifa), dengan masing-masing ruang berisi satu
atau lebih inti; hifa senositik tidak terbagi menjadi ruang-ruang.[46] Septa memiliki pori-pori yang
memungkinkan sitoplasma, organel, dan kadang-kadang inti untuk lewat; contohnya adalah
septum dolipore dalam fungi dari filum Basidiomycota.[47] Hifa senositik pada dasarnya adalah
supersel multinukleat.[48]
Banyak spesies telah mengembangkan struktur hifa khusus untuk penyerapan hara dari inang yang
hidup; contohnya haustoria pada spesies parasit tumbuhan dari sebagian besar filum fungi,
dan arbuskula dari beberapa fungi mikoriza, yang menembus ke dalam sel inang untuk
mengonsumsi nutrien.[49]
Meskipun fungi adalah Opisthokonta—kelompok organisme yang terkait secara evolusi yang secara
luas ditandai oleh flagelum posterior tunggal—semua filum kecuali Chytridiomycota telah kehilangan
flagela posteriornya.[50] Di antara eukariota, fungi tidak biasa karena memiliki dinding sel yang,
selain glukan (misalnya, β-1,3-glukan) dan komponen umum lainnya, juga
mengandung biopolimer kitin.[51]
Struktur makroskopis[sunting | sunting sumber]

Armillaria solidipes

Miselia jamur dapat terlihat dengan mata telanjang, misalnya, pada berbagai permukaan
dan substrat, seperti dinding lembap dan makanan busuk, yang biasa disebut kapang (mold).
Miselia yang ditumbuhkan pada media agar padat di cawan petri laboratorium biasanya disebut
sebagai koloni. Koloni-koloni ini dapat menunjukkan bentuk pertumbuhan dan warna (karena spora
atau pigmentasi) yang dapat digunakan sebagai fitur diagnostik dalam identifikasi spesies atau
kelompok.[52] Beberapa koloni fungi individu dapat mencapai dimensi dan usia yang luar biasa seperti
pada kasus koloni Armillaria solidipes, yang membentang di area seluas lebih dari 900 ha (3,5 mil
persegi), dengan perkiraan usia hampir 9.000 tahun.[53]
Apotekium—struktur khusus yang penting dalam reproduksi seksual dalam Ascomycota—adalah
tubuh buah berbentuk cangkir yang seringkali berukuran makroskopis dan membawa himenium,
lapisan jaringan yang mengandung sel-sel yang mengandung spora.[54] Tubuh buah dari
Basidiomycota (basidiokarp) dan beberapa Ascomycota kadang-kadang dapat tumbuh sangat
besar, dan banyak dikenal sebagai jamur (mushroom).

Pertumbuhan dan fisiologi[sunting | sunting sumber]

Pertumbuhan kapang menutupi sebuah persik yang membusuk. Setiap gambar diambil kira-kira setiap 12 jam
selama enam hari.
Pertumbuhan fungi sebagai hifa pada atau di dalam substrat padat atau sebagai sel tunggal di
lingkungan akuatik teradaptasi untuk mengekstrak nutrisi secara efisien, karena bentuk
pertumbuhan ini memiliki rasio luas permukaan per volume yang tinggi.[55] Hifa secara khusus
teradaptasi untuk pertumbuhan pada permukaan padat, dan untuk menyerang substrat dan
jaringan.[56] Hifa dapat mengerahkan kekuatan mekanis yang besar untuk penetrasi; misalnya,
banyak patogen tumbuhan, termasuk Magnaporthe grisea, membentuk struktur yang
disebut apresorium yang berevolusi menjadi penusuk jaringan tumbuhan.[57] Tekanan yang
dihasilkan oleh apresorium, yang diarahkan pada epidermis tumbuhan, dapat melebihi
8 megapascal (1200 psi).[57] Fungi berfilamen Paecilomyces lilacinus menggunakan struktur yang
sama untuk menembus telur nematoda.[58]
Tekanan mekanis yang diberikan oleh apresorium dihasilkan dari proses fisiologis yang
meningkatkan turgor intraseluler dengan memproduksi osmolit seperti gliserol.[59] Adaptasi seperti ini
dilengkapi dengan enzim hidrolitik yang disekresi ke lingkungan untuk mencerna molekul organik
besar—seperti polisakarida, protein, dan lipid—menjadi molekul yang lebih kecil yang kemudian
dapat diserap sebagai nutrisi.[60][61][62] Sebagian besar jamur berfilamen tumbuh secara polar
(memanjang ke satu arah) dengan memanjang di ujung (apeks) hifa.[63] Bentuk lain dari pertumbuhan
jamur termasuk ekstensi interkalar (ekspansi longitudinal kompartemen hifa yang berada di bawah
apeks) seperti dalam kasus beberapa fungi endofit,[64] atau pertumbuhan dengan ekspansi volume
selama perkembangan stipe jamur dan organ besar lainnya.[65] Pertumbuhan fungi sebagai
struktur multiseluler yang terdiri dari sel somatik dan reproduktif—fitur yang berkembang secara
independen pada hewan dan tumbuhan[66]—memiliki beberapa fungsi, termasuk perkembangan
tubuh buah untuk penyebaran spora seksual (lihat di atas) dan biofilm untuk kolonisasi substrat
dan komunikasi antarsel.[67]
Fungi secara tradisional dianggap sebagai heterotrof, organisme yang hanya mengandalkan karbon
yang difiksasi oleh organisme lain untuk metabolisme. Fungi telah mengevolusikan fleksibilitas
metabolisme tingkat tinggi yang memungkinkan fungi menggunakan beragam substrat organik untuk
pertumbuhan, termasuk senyawa sederhana seperti nitrat, amonia, asetat, atau etanol.[68][69] Pada
beberapa spesies, pigmen melanin dapat berperan dalam mengekstraksi energi dari radiasi
pengion, seperti radiasi gama. Bentuk pertumbuhan "radiotrofik" ini telah dideskripsikan hanya untuk
beberapa spesies, efeknya pada laju pertumbuhan fungi kecil, dan proses biofisika dan biokimia
yang mendasarinya tidak diketahui dengan baik.[30] Proses ini mungkin mirip dengan fiksasi
CO2 menggunakan cahaya kasat mata, tetapi menggunakan radiasi pengion sebagai sumber
energi.[70]

Reproduksi[sunting | sunting sumber]

Polyporus squamosus

Reproduksi fungi sangat kompleks, mencerminkan perbedaan gaya hidup dan susunan genetika
dalam kerajaan organisme yang beragam ini.[71] Diperkirakan sepertiga dari semua jamur
bereproduksi menggunakan lebih dari satu metode perbanyakan; misalnya, reproduksi dapat terjadi
dalam dua tahap yang terdiferensiasi dengan baik dalam siklus hidup suatu
spesies, teleomorf dan anamorf.[72] Kondisi lingkungan memicu keadaan perkembangan yang
ditentukan secara genetik yang mengarah pada terbentuknya struktur khusus untuk reproduksi
seksual atau aseksual. Struktur ini membantu reproduksi dengan menyebarkan spora
atau propagul yang mengandung spora secara efisien.
Reproduksi aseksual[sunting | sunting sumber]
Reproduksi aseksual terjadi melalui spora vegetatif (konidia) atau melalui fragmentasi miselium.
Fragmentasi miselium terjadi ketika miselium fungi terpisah menjadi beberapa bagian, dan setiap
bagian tumbuh menjadi miselium terpisah. Fragmentasi miselium dan spora vegetatif
mempertahankan populasi klon yang teradaptasi dengan relung tertentu, dan memungkinkan
penyebaran yang lebih cepat daripada reproduksi seksual.[73] "Fungi imperfecti" (fungi yang tidak
memiliki tahap sempurna atau seksual) atau Deuteromycota terdiri dari semua spesies yang tidak
memiliki siklus seksual yang dapat diamati.[74] Deuteromycota bukan klad taksonomi yang diterima,
dan sekarang dianggap hanya berarti fungi yang tidak memiliki tahap seksual yang diketahui.
Reproduksi seksual[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Perkawinan pada fungi dan Seleksi seksual pada fungi
Reproduksi seksual dengan meiosis telah diamati secara langsung di semua filum fungi
kecuali Glomeromycota[75] (analisis genetik menunjukkan mungkin meiosis juga terjadi di
Glomeromycota). Ini berbeda dalam banyak aspek dari reproduksi seksual pada hewan atau
tumbuhan. Perbedaan juga ada antara kelompok-kelompok fungi dan dapat digunakan untuk
membedakan spesies dengan perbedaan morfologis dalam struktur seksual dan strategi
reproduksi.[76][77] Percobaan kawin antara isolat fungi dapat mengidentifikasi spesies berdasarkan
konsep spesies biologis.[77] Kelompok-kelompok fungi utama awalnya dideskripsikan berdasarkan
morfologi struktur dan spora seksualnya; misalnya, struktur yang mengandung
spora, askus dan basidium, dapat digunakan dalam identifikasi Ascomycota dan Basidiomycota,
berturut-turut. Fungi menggunakan dua sistem perkawinan: spesies heterotalik memungkinkan
perkawinan hanya antara individu-individu dari tipe kawin yang berlawanan, sedangkan
spesies homotalik dapat kawin, dan bereproduksi secara seksual, dengan individu lain atau dirinya
sendiri.[78]
Kebanyakan fungi memiliki tahap haploid dan diploid dalam siklus hidupnya. Dalam fungi yang
bereproduksi secara seksual, individu yang cocok dapat bergabung dengan menggabungkan hifa
mereka bersama-sama ke dalam jaringan yang saling berhubungan; proses ini, anastomosis,
diperlukan untuk inisiasi siklus seksual. Banyak Ascomycota dan Basidiomycota melewati
tahap dikariotik, di mana inti yang diwarisi dari dua orang tua tidak bergabung segera setelah fusi
sel, tetapi tetap terpisah dalam sel-sel hifa (lihat heterokariosis).[79]

Askus yang berisi 8 spora dari Morchella elata, dilihat dengan mikroskop fase kontras

Pada Ascomycota, hifa dikariotik dari himenium (lapisan jaringan yang mengandung spora)
membentuk kait (hook) yang khas pada septum hifa. Selama pembelahan sel, pembentukan kait
memastikan distribusi yang tepat dari inti yang baru membelah ke kompartemen hifa apikal dan
basal. Askus kemudian dibentuk, di mana kariogami (fusi inti) terjadi. Askus tertanam di
dalam askokarp, atau tubuh buah. Kariogami dalam askus segera diikuti oleh meiosis dan
produksi askospora. Setelah menyebar, askospora dapat berkecambah dan membentuk miselium
haploid baru.[80]
Reproduksi seksual pada Basidiomycota mirip dengan Ascomycota. Hifa haploid yang cocok
menyatu untuk menghasilkan miselium dikariotik. Namun, fase dikariotik lebih banyak di
Basidiomycota, seringkali juga terdapat dalam miselium yang tumbuh secara vegetatif. Struktur
anatomi khusus, yang disebut clamp connection, dibentuk pada setiap septum hifa. Seperti halnya
kait pada Ascomycota yang serupa secara struktural, clamp connection pada Basidiomycota
diperlukan untuk transfer nukleus yang terkendali selama pembelahan sel, untuk mempertahankan
tahap dikariotik dengan dua nukleus yang berbeda secara genetik di setiap kompartemen
hifa.[81] Sebuah basidiokarp terbentuk yang di dalamnya terdapat struktur seperti gada yang dikenal
sebagai basidium yang menghasilkan basidiospora haploid setelah karyogami dan
meiosis.[82] Basidiokarp yang paling dikenal adalah jamur, tetapi basidiokarp juga dapat berbentuk
lain (lihat bagian Morfologi).
Pada fungi yang dulunya diklasifikasikan sebagai Zygomycota, hifa haploid dari dua individu
melebur, membentuk gametangium, struktur sel khusus yang menjadi sel penghasil gamet yang
subur. Gametangium berkembang menjadi zigospora, spora berdinding tebal yang dibentuk oleh
penyatuan gamet. Ketika zigospora berkecambah, ia mengalami meiosis, menghasilkan hifa haploid
baru, yang kemudian dapat membentuk sporangiospora aseksual. Sporangiospora ini
memungkinkan fungi menyebar dengan cepat dan bertunas menjadi miselia fungi haploid baru yang
identik secara genetik.[83]
Penyebaran spora[sunting | sunting sumber]
Baik spora atau sporangiospora aseksual dan seksual seringkali secara aktif disebarkan melalui
penyemburan paksa dari struktur reproduksinya. Penyemburan ini memastikan keluarnya spora dari
struktur reproduksi serta perjalanan jarak jauh melalui udara.

Jamur sarang burung, Cyathus stercoreus

Mekanisme mekanis dan fisiologis khusus, serta struktur permukaan spora (seperti hidrofobin),
memungkinkan ejeksi spora yang efisien.[84] Misalnya, sel yang mengandung spora pada beberapa
spesies Ascomycota memiliki struktur yang menyebabkan penumpukan zat-zat yang mempengaruhi
volume sel dan keseimbangan cairan, memungkinkan pelepasan spora yang eksplosif ke
udara.[85] Penyemburan paksa spora tunggal yang disebut balistospora melibatkan pembentukan
setetes air (tetes Buller), yang ketika menyentuh spora menyebabkan pelepasan proyektil dengan
percepatan awal lebih dari 10.000 g;[86] hasil akhirnya adalah bahwa spora dikeluarkan sejauh 0,01-
0,02 cm, jarak yang cukup untuk jatuh melalui insang atau pori-pori ke udara di bawah.[87] Jamur lain,
seperti puffball, mengandalkan mekanisme alternatif untuk melepaskan spora, seperti gaya mekanis
eksternal. Jamur sarang burung menggunakan gaya dari tetesan air yang jatuh untuk melepaskan
spora dari tubuh buah berbentuk cangkir.[88] Strategi lain terdapat di stinkhorn, fungi dengan warna-
warna cerah dan bau busuk yang menarik serangga untuk menyebarkan sporanya.[89]
Cara penyebaran spora yang paling umum adalah oleh angin – spesies yang menggunakan bentuk
dispersi ini seringkali menghasilkan spora kering atau hidrofobik yang tidak menyerap air dan mudah
tersebar oleh tetesan hujan, misalnya. Sebagian besar spesies fungi yang diteliti menghasilkan
spora yang dibawa oleh angin.[90][91]
Proses seksual lainnya[sunting | sunting sumber]
Selain reproduksi seksual biasa dengan meiosis, fungi tertentu, seperti pada
genera Penicillium dan Aspergillus, dapat bertukar material genetik melalui proses paraseksual,
yang dimulai oleh anastomosis antara hifa-hifa dan plasmogami sel-sel jamur.[92] Frekuensi dan
kepentingan relatif dari kejadian paraseksual tidak jelas dan mungkin lebih rendah dari proses
seksual lainnya. Proses paraseksual diketahui berperan dalam hibridisasi intraspesifik[93] dan
kemungkinan diperlukan untuk hibridisasi antar spesies, yang telah dikaitkan dengan peristiwa besar
dalam evolusi fungi.[94]

Evolusi[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Evolusi fungi
Berbeda dengan tumbuhan dan hewan, catatan fosil fungi awal sangat sedikit. Faktor-faktor yang
kemungkinan berkontribusi pada representasi spesies fungi yang kurang di antara fosil mencakup
sifat tubuh buah fungi, yang berupa jaringan yang lunak dan mudah terurai serta dimensi
mikroskopis dari sebagian besar struktur fungi, yang karenanya tidak mudah dibuktikan. Fosil fungi
sulit dibedakan dari mikroba lain, dan paling mudah diidentifikasi ketika menyerupai fungi yang
masih hidup.[95] Sampel fungi seringkali didapatkan dari inang tumbuhan atau hewan yang
mengalami permineralisasi dan biasanya dipelajari dengan membuat preparasi tipis yang dapat
diperiksa dengan mikroskop cahaya atau mikroskop transmisi elektron.[96] Para peneliti
mempelajari fosil kompresi dengan melarutkan matriks di sekitarnya dengan asam dan kemudian
menggunakan cahaya atau mikroskop pemindai elektron untuk memeriksa detail permukaan.[97]
Fosil paling awal yang memiliki ciri-ciri khas fungi berasal dari era Paleoproterozoikum, sekitar 2.400
juta tahun yang lalu (jtl); organisme bentik multiseluler ini memiliki struktur berserabut yang mampu
melakukan anastomosis.[98] Studi lain (2009) memperkirakan kemunculan fungi pada sekitar 760-
1.060 jtl berdasarkan perbandingan laju evolusi dalam kelompok yang berkerabat dekat.[99] Selama
sebagian besar Era Paleozoikum (542–251 jtl), fungi tampaknya bersifat akuatik dan terdiri dari
organisme yang mirip dengan Chytridiomycota yang masih ada karena memiliki spora yang
berflagela.[100] Adaptasi evolusioner dari gaya hidup akuatik menjadi terestrial memerlukan
diversifikasi strategi ekologis untuk memperoleh nutrisi, termasuk parasitisme, saprobisme, dan
perkembangan hubungan mutualistik seperti mikoriza dan likenisasi.[101] Sebuah studi pada 2009
menunjukkan bahwa keadaan ekologis leluhur Ascomycota adalah saprobisme, dan bahwa
peristiwa likenisasi independen telah terjadi beberapa kali.[102]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]


Fungi dalam taksonomi klasik di sekolah-sekolah biasa dikelompokkan sebagai divisio menjadi lima
kelas:

 Zygomycetes
 Ascomycetes
 Basidiomycetes
 Deuteromycetes
 Lichenes
Pembagian di atas telah dianggap usang karena temuan-temuan terbaru membuat fungi diangkat
menjadi Kerajaan organisme (Regnum) tersendiri, dengan divisio/filum:
Filum Blastocladiomycota
Filum Chytridiomycota
Filum Glomeromycota
Filum Microsporidia
Filum Neocallimastigomycota
Subregnum: Dikarya (term. Deuteromycota), mencakup
Filum Ascomycota
Pezizomycotina
Saccharomycotina
Taphrinomycotina
Filum Basidiomycota
Agaricomycotina
Pucciniomycotina
Ustilaginomycotina
Subfilum incertae sedis (mencakup Dikarya yang belum
ditetapkan filumnya)
Entomophthoromycotina
Kickxellomycotina
Mucoromycotina
Zoopagomycotina
Deuteromycota menjadi kelompok bagi cendawan-
cendawan yang belum dapat digolongkan pada keempat
filum di atas (berstatus "tidak jelas", incertae sedis).
Lumut kerak atau Lichenes bukanlah individu, melainkan
bentuk simbiosis mutualisme yang erat antara cendawan
dan alga. Meskipun demikian, penamaan khusus sering
diberikan karena kepentingan praktis dalam terapan,
misalnya farmasi.

Ekologi[sunting | sunting sumber]

Pin mold yang menguraikan buah persik

Meskipun seringkali tidak mencolok, fungi hidup di setiap


lingkungan di Bumi dan memainkan peran yang sangat
penting di sebagian besar ekosistem. Bersama dengan
bakteri, fungi adalah pengurai utama di sebagian besar
ekosistem darat (dan beberapa ekosistem perairan), dan
karenanya memainkan peran penting dalam daur
biogeokimia[103] dan di banyak jaring-jaring makanan.
Sebagai pengurai, fungi memainkan peran penting
dalam siklus nutrien, terutama
sebagai saprotrof dan simbion, menguraikan zat organik
menjadi molekul anorganik, yang kemudian dapat
memasuki kembali jalur metabolisme anabolik pada
tumbuhan atau organisme lain.[104][105]
Simbiosis[sunting | sunting sumber]
Banyak fungi memiliki hubungan simbiosis penting dengan
organisme dari sebagian besar jika tidak
semua Kerajaan.[106][107][108] Interaksi ini dapat
bersifat mutualistik atau antagonis, atau dalam kasus
fungi komensal tidak bermanfaat atau merugikan bagi
inangnya.[109][110][111]
Dengan tumbuhan[sunting | sunting sumber]
Simbiosis mikoriza antara tumbuhan dan fungi adalah salah
satu asosiasi tumbuhan-fungi yang paling dikenal dan
sangat penting untuk pertumbuhan dan ketahanan
tanaman di banyak ekosistem; lebih dari 90% dari semua
spesies tumbuhan terlibat dalam hubungan mikoriza
dengan fungi dan bergantung pada hubungan ini untuk
bertahan hidup.[112]

Filamen gelap adalah hifa dari fungi endofit Neotyphodium


coenophialum di ruang interselular jaringan selubung
daun Festuca arundinacea

Simbiosis mikoriza sudah terjadi setidaknya 400 juta tahun


yang lalu.[113] Mikoriza meningkatkan penyerapan senyawa
anorganik pada tumbuhan, seperti nitrat dan fosfat dari
tanah yang memiliki konsentrasi rendah dari nutrisi
tanaman kunci ini.[104][114] Fungi juga dapat memediasi
transfer karbohidrat dan nutrisi lainnya dari tumbuhan ke
tumbuhan. Komunitas mikoriza semacam itu disebut
"jaringan mikoriza umum" (common mycorrhizal
network).[115] Kasus khusus mikoriza adalah miko-
heterotrofi, di mana tumbuhan menjadi parasit pada fungi,
mendapatkan semua nutrisi dari simbion fungi.[116] Beberapa
spesies fungi mendiami jaringan di dalam akar, batang, dan
daun, dalam hal ini mereka disebut endofit.[117] Mirip dengan
mikoriza, kolonisasi endofitik oleh fungi dapat
menguntungkan kedua simbion; misalnya, endofit dari
rumput memberikan kepada inangnya peningkatan
resistensi terhadap herbivora dan tekanan lingkungan
lainnya dan menerima makanan dan perlindungan dari
tumbuhan sebagai imbalannya.[118]
Dengan alga dan sianobakteri[sunting | sunting
sumber]

Liken Lobaria pulmonaria, simbiosis dari fungi, alga,


dan sianobakteri

Lumut kerak atau liken adalah hubungan simbiosis antara


fungi dan alga atau sianobakteri yang dapat
melakukan fotosintesis. Mitra fotosintesis dalam hubungan
tersebut dalam terminologi liken disebut sebagai "fotobion".
Bagian fungi dari hubungan ini sebagian besar terdiri dari
berbagai spesies Ascomycota dan sedikit
Basidiomycota.[119] Lumut kerak hidup di setiap ekosistem di
semua benua, memainkan peran kunci
dalam pembentukan tanah dan inisiasi suksesi
ekologis,[120] dan menonjol di beberapa lingkungan ekstrem,
termasuk wilayah kutub, alpen, dan gurun pasir semi-
gersang.[121] Liken dapat tumbuh di permukaan yang tidak
ramah, termasuk tanah kosong, batu, pepagan, kayu,
kerang, teritip dan daun.[122] Seperti pada mikoriza, fotobion
menyediakan gula dan karbohidrat lain
melalui fotosintesis untuk fungi, sedangkan fungi
menyediakan mineral dan air untuk fotobion. Fungsi kedua
organisme simbiotik terkait sangat erat sehingga mereka
berfungsi hampir sebagai organisme tunggal; dalam
kebanyakan kasus, organisme yang dihasilkan sangat
berbeda dari komponen individunya. Likenisasi adalah cara
umum fungi untuk mendapatkan nutrisi; sekitar 20% fungi—
antara 17.500 dan 20.000 spesies yang dideskripsikan—
mengalami likenisasi.[123] Karakteristik umum bagi
kebanyakan lumut kerak mencakup memperoleh karbon
organik melalui fotosintesis, pertumbuhan lambat, ukuran
kecil, umur panjang, struktur reproduksi vegetatif tahan
lama (musiman), nutrisi mineral yang diperoleh sebagian
besar dari udara, dan toleransi terhadap desikasi yang
lebih besar daripada kebanyakan organisme fotosintesis
lainnya di habitat yang sama.[124]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Jamur
 Hifa
 Spora

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Moore RT (1980). "Taxonomic proposals for the
classification of marine yeasts and other yeast-like fungi
including the smuts". Botanica Marina. 23: 361–373.
2. ^ Sistem klasifikasi berikut ini berdasarkan studi
filogenetik tahun 2007 oleh Hibbett et al.
3. ^ Simpson DP (1979). Cassell's Latin Dictionary (edisi
ke-5). London, UK: Cassell Ltd. hlm. 883. ISBN 978-0-
304-52257-6.
4. ^ a b Ainsworth, p. 2.
5. ^ Mitzka W, ed. (1960). Etymologisches Wörterbuch der
deutschen Sprache. Berlin: Walter de Gruyter.
6. ^ Alexopoulos et al., p. 1.
7. ^ "LIAS Glossary". Diakses tanggal 14 August 2013.
8. ^ Bruns T (October 2006). "Evolutionary biology: a
kingdom revised". Nature. 443 (7113): 758–
61. Bibcode:2006Natur.443..758B. doi:10.1038/443758a
. PMID 17051197.
9. ^ Baldauf SL, Palmer JD (December 1993). "Animals
and fungi are each other's closest relatives: congruent
evidence from multiple proteins". Proceedings of the
National Academy of Sciences of the United States of
America. 90 (24): 11558–
62. Bibcode:1993PNAS...9011558B. doi:10.1073/pnas.9
0.24.11558. PMC 48023  . PMID 8265589.
10. ^ Deacon, p. 4.
11. ^ a b Deacon, pp. 128–29.
12. ^ Alexopoulos et al., pp. 28–33.
13. ^ Alexopoulos et al., pp. 31–32.
14. ^ Shoji JY, Arioka M, Kitamoto K (2006). "Possible
involvement of pleiomorphic vacuolar networks in
nutrient recycling in filamentous fungi". Autophagy. 2 (3):
226–7. doi:10.4161/auto.2695. PMID 16874107.
15. ^ Deacon, p. 58.
16. ^ Zabriskie TM, Jackson MD (February 2000). "Lysine
biosynthesis and metabolism in fungi". Natural Product
Reports. 17 (1): 85–
97. doi:10.1039/a801345d. PMID 10714900.
17. ^ Xu H, Andi B, Qian J, West AH, Cook PF (2006). "The
alpha-aminoadipate pathway for lysine biosynthesis in
fungi". Cell Biochemistry and Biophysics. 46 (1): 43–
64. doi:10.1385/CBB:46:1:43. PMID 16943623.
18. ^ Alexopoulos et al., pp. 27–28.
19. ^ Alexopoulos et al., p. 685.
20. ^ a b c Alexopoulos et al., p. 30.
21. ^ Desjardin DE, Perry BA, Lodge DJ, Stevani CV,
Nagasawa E (2010). "Luminescent Mycena: new and
noteworthy species". Mycologia. 102 (2): 459–
77. doi:10.3852/09-197. PMID 20361513.
22. ^ Alexopoulos et al., pp. 32–33.
23. ^ Bowman SM, Free SJ (August 2006). "The structure
and synthesis of the fungal cell wall". BioEssays. 28 (8):
799–808. doi:10.1002/bies.20441. PMID 16927300.
24. ^ Alexopoulos et al., p. 33.
25. ^ Mihail JD, Bruhn JN (November 2005). "Foraging
behaviour of Armillaria rhizomorph
systems". Mycological Research. 109 (Pt 11): 1195–
207. doi:10.1017/S0953756205003606. PMID 16279413
.
26. ^ a b c Keller NP, Turner G, Bennett JW (December
2005). "Fungal secondary metabolism - from
biochemistry to genomics". Nature Reviews.
Microbiology. 3 (12): 937–
47. doi:10.1038/nrmicro1286. PMID 16322742.
27. ^ Wu S, Schalk M, Clark A, Miles RB, Coates R,
Chappell J (November 2006). "Redirection of cytosolic or
plastidic isoprenoid precursors elevates terpene
production in plants". Nature Biotechnology. 24 (11):
1441–7. doi:10.1038/nbt1251. PMID 17057703.
28. ^ Tudzynski B (March 2005). "Gibberellin biosynthesis in
fungi: genes, enzymes, evolution, and impact on
biotechnology". Applied Microbiology and
Biotechnology. 66 (6): 597–611. doi:10.1007/s00253-
004-1805-1. PMID 15578178.
29. ^ Vaupotic T, Veranic P, Jenoe P, Plemenitas A (June
2008). "Mitochondrial mediation of environmental
osmolytes discrimination during osmoadaptation in the
extremely halotolerant black yeast Hortaea
werneckii". Fungal Genetics and Biology. 45 (6): 994–
1007. doi:10.1016/j.fgb.2008.01.006. PMID 18343697.
30. ^ a b Dadachova E, Bryan RA, Huang X, Moadel T,
Schweitzer AD, Aisen P, Nosanchuk JD, Casadevall A
(2007). "Ionizing radiation changes the electronic
properties of melanin and enhances the growth of
melanized fungi". PLoS One. 2 (5):
e457. Bibcode:2007PLoSO...2..457D. doi:10.1371/journ
al.pone.0000457. PMC 1866175  . PMID 17520016.
31. ^ Raghukumar C, Raghukumar S (1998). "Barotolerance
of fungi isolated from deep-sea sediments of the Indian
Ocean". Aquatic Microbial Ecology. 15 (2): 153–
163. doi:10.3354/ame015153.
32. ^ Sancho LG, de la Torre R, Horneck G, Ascaso C, de
Los Rios A, Pintado A, Wierzchos J, Schuster M (June
2007). "Lichens survive in space: results from the 2005
LICHENS experiment". Astrobiology. 7 (3): 443–
54. Bibcode:2007AsBio...7..443S. doi:10.1089/ast.2006.
0046. PMID 17630840.
33. ^ Brem FM, Lips KR (September 2008).
"Batrachochytrium dendrobatidis infection patterns
among Panamanian amphibian species, habitats and
elevations during epizootic and enzootic
stages". Diseases of Aquatic Organisms. 81 (3): 189–
202. doi:10.3354/dao01960. PMID 18998584.
34. ^ Le Calvez T, Burgaud G, Mahé S, Barbier G,
Vandenkoornhuyse P (October 2009). "Fungal diversity
in deep-sea hydrothermal ecosystems". Applied and
Environmental Microbiology. 75 (20): 6415–
21. doi:10.1128/AEM.00653-09. PMC 2765129 
. PMID 19633124.
35. ^ a b Mueller GM, Schmit JP (2006). "Fungal biodiversity:
what do we know? What can we predict?". Biodiversity
and Conservation. 16: 1–5. doi:10.1007/s10531-006-
9117-7.
36. ^ Hawksworth DL, Lücking R (July 2017). Fungal
Diversity Revisited: 2.2 to 3.8 Million
Species. Microbiology Spectrum. 5. hlm. 79–
95. doi:10.1128/microbiolspec.FUNK-0052-
2016. ISBN 9781555819576. PMID 28752818.
37. ^ Kirk et al., p. 489.
38. ^ Hibbett DS, Binder M, Bischoff JF, Blackwell M,
Cannon PF, Eriksson OE, et al. (May 2007). "A higher-
level phylogenetic classification of the
Fungi" (PDF). Mycological Research. 111 (Pt 5): 509–
47. CiteSeerX 10.1.1.626.9582 
. doi:10.1016/j.mycres.2007.03.004. PMID 17572334.
Diarsipkan dari versi asli (PDF)tanggal 26 March 2009.
39. ^ According to one 2001 estimate, some 10,000 fungal
diseases are known. Struck C (2006). "Infection
strategies of plant parasitic fungi". Dalam Cooke BM,
Jones DG, Kaye B. The Epidemiology of Plant Diseases.
Berlin, Germany: Springer. hlm. 117. ISBN 978-1-4020-
4580-6.
40. ^ Peintner U, Pöder R, Pümpel T (1998). "The Iceman's
fungi". Mycological Research. 102(10): 1153–
1162. doi:10.1017/S0953756298006546.
41. ^ Ainsworth, p. 1.
42. ^ Alexopoulos et al., pp. 1–2.
43. ^ Ainsworth, p. 18.
44. ^ Hawksworth DL (September 2006). "Pandora's
mycological box: molecular sequences vs. morphology in
understanding fungal relationships and
biodiversity". Revista Iberoamericana de
MicologíA. 23 (3): 127–33. doi:10.1016/S1130-
1406(06)70031-6. PMID 17196017.
45. ^ Harris SD (2008). "Branching of fungal hyphae:
regulation, mechanisms and comparison with other
branching systems". Mycologia. 100 (6): 823–
32. doi:10.3852/08-177. PMID 19202837.
46. ^ Deacon, p. 51.
47. ^ Deacon, p. 57.
48. ^ Chang S-T, Miles PG (2004). Mushrooms: Cultivation,
Nutritional Value, Medicinal Effect and Environmental
Impact. Boca Raton, Florida: CRC Press. ISBN 978-0-
8493-1043-0.
49. ^ Parniske M (October 2008). "Arbuscular mycorrhiza:
the mother of plant root endosymbioses". Nature
Reviews. Microbiology. 6 (10): 763–
75. doi:10.1038/nrmicro1987. PMID 18794914.
50. ^ Steenkamp ET, Wright J, Baldauf SL (January 2006).
"The protistan origins of animals and fungi". Molecular
Biology and Evolution. 23 (1): 93–
106. doi:10.1093/molbev/msj011. PMID 16151185.
51. ^ Stevens DA, Ichinomiya M, Koshi Y, Horiuchi H
(September 2006). "Escape of Candida from
caspofungin inhibition at concentrations above the MIC
(paradoxical effect) accomplished by increased cell wall
chitin; evidence for beta-1,6-glucan synthesis inhibition
by caspofungin". Antimicrobial Agents and
Chemotherapy. 50 (9): 3160–1. doi:10.1128/AAC.00563-
06. PMC 1563524  . PMID 16940118.
52. ^ Hanson, pp. 127–141.
53. ^ Ferguson BA, Dreisbach TA, Parks CG, Filip GM,
Schmitt CL (2003). "Coarse-scale population structure of
pathogenic Armillaria species in a mixed-conifer forest in
the Blue Mountains of northeast Oregon". Canadian
Journal of Forest Research. 33 (4): 612–
623. doi:10.1139/x03-065.
54. ^ Alexopoulos et al., pp. 204–205.
55. ^ Moss ST (1986). The Biology of Marine Fungi.
Cambridge, UK: Cambridge University Press.
hlm. 76. ISBN 978-0-521-30899-1.
56. ^ Peñalva MA, Arst HN (September 2002). "Regulation
of gene expression by ambient pH in filamentous fungi
and yeasts". Microbiology and Molecular Biology
Reviews. 66 (3): 426–46, table of
contents. doi:10.1128/MMBR.66.3.426-
446.2002. PMC 120796  . PMID 12208998.
57. ^ a b Howard RJ, Ferrari MA, Roach DH, Money NP
(December 1991). "Penetration of hard substrates by a
fungus employing enormous turgor
pressures". Proceedings of the National Academy of
Sciences of the United States of America. 88 (24):
11281–
4. Bibcode:1991PNAS...8811281H. doi:10.1073/pnas.88
.24.11281. PMC 53118  . PMID 1837147.
58. ^ Money NP (1998). "Mechanics of invasive fungal
growth and the significance of turgor in plant
infection". Molecular Genetics of Host-Specific Toxins in
Plant Disease: Proceedings of the 3rd Tottori
International Symposium on Host-Specific Toxins,
Daisen, Tottori, Japan, August 24–29, 1997.
Netherlands: Kluwer Academic Publishers. hlm. 261–
271. ISBN 978-0-7923-4981-5.
59. ^ Wang ZY, Jenkinson JM, Holcombe LJ, Soanes DM,
Veneault-Fourrey C, Bhambra GK, Talbot NJ (April
2005). "The molecular biology of appressorium turgor
generation by the rice blast fungus Magnaporthe
grisea". Biochemical Society Transactions. 33 (Pt 2):
384–8. doi:10.1042/BST0330384. PMID 15787612.
60. ^ Pereira JL, Noronha EF, Miller RN, Franco OL (June
2007). "Novel insights in the use of hydrolytic enzymes
secreted by fungi with biotechnological potential". Letters
in Applied Microbiology. 44 (6): 573–
81. doi:10.1111/j.1472-
765X.2007.02151.x. PMID 17576216.
61. ^ Schaller M, Borelli C, Korting HC, Hube B (November
2005). "Hydrolytic enzymes as virulence factors of
Candida albicans". Mycoses. 48 (6): 365–
77. doi:10.1111/j.1439-
0507.2005.01165.x. PMID 16262871.
62. ^ Farrar JF (October 1985). "Carbohydrate metabolism
in biotrophic plant pathogens". Microbiological
Sciences. 2 (10): 314–7. PMID 3939987.
63. ^ Fischer R, Zekert N, Takeshita N (May 2008).
"Polarized growth in fungi--interplay between the
cytoskeleton, positional markers and membrane
domains". Molecular Microbiology. 68 (4): 813–
26. doi:10.1111/j.1365-
2958.2008.06193.x. PMID 18399939.
64. ^ Christensen MJ, Bennett RJ, Ansari HA, Koga H,
Johnson RD, Bryan GT, Simpson WR, Koolaard JP,
Nickless EM, Voisey CR (February 2008). "Epichloë
endophytes grow by intercalary hyphal extension in
elongating grass leaves". Fungal Genetics and
Biology. 45(2): 84–
93. doi:10.1016/j.fgb.2007.07.013. PMID 17919950.
65. ^ Money NP (October 2002). "Mushroom stem
cells". BioEssays. 24 (10): 949–
52. doi:10.1002/bies.10160. PMID 12325127.
66. ^ Willensdorfer M (February 2009). "On the evolution of
differentiated multicellularity". Evolution; International
Journal of Organic Evolution. 63 (2): 306–
23. arXiv:0801.2610  . doi:10.1111/j.1558-
5646.2008.00541.x. PMID 19154376.
67. ^ Daniels KJ, Srikantha T, Lockhart SR, Pujol C, Soll DR
(May 2006). "Opaque cells signal white cells to form
biofilms in Candida albicans". The EMBO
Journal. 25 (10): 2240–
52. doi:10.1038/sj.emboj.7601099. PMC 1462973 
. PMID 16628217.
68. ^ Marzluf GA (September 1981). "Regulation of nitrogen
metabolism and gene expression in
fungi". Microbiological Reviews. 45 (3): 437–
61. PMC 281519  . PMID 6117784.
69. ^ Hynes MJ (1994). "Regulatory circuits of the amdS
gene of Aspergillus nidulans". Antonie van
Leeuwenhoek. 65 (3): 179–
82. doi:10.1007/BF00871944. PMID 7847883.
70. ^ Dadachova E, Casadevall A (December
2008). "Ionizing radiation: how fungi cope, adapt, and
exploit with the help of melanin". Current Opinion in
Microbiology. 11 (6): 525–
31. doi:10.1016/j.mib.2008.09.013. PMC 2677413 
. PMID 18848901.
71. ^ Alexopoulos et al., pp. 48–56.
72. ^ Kirk et al., p. 633.
73. ^ Heitman J (September 2006). "Sexual reproduction
and the evolution of microbial pathogens". Current
Biology. 16 (17): R711–
25. doi:10.1016/j.cub.2006.07.064. PMID 16950098.
74. ^ Alcamo IE, Pommerville J (2004). Alcamo's
Fundamentals of Microbiology. Boston, Massachusetts:
Jones and Bartlett. hlm. 590. ISBN 978-0-7637-0067-6.
75. ^ Redecker D, Raab P (2006). "Phylogeny of the
glomeromycota (arbuscular mycorrhizal fungi): recent
developments and new gene
markers". Mycologia. 98 (6): 885–
95. doi:10.3852/mycologia.98.6.885. PMID 17486965.
76. ^ Guarro J, Stchigel AM (July 1999). "Developments in
fungal taxonomy". Clinical Microbiology Reviews. 12 (3):
454–500. PMC 100249  . PMID 10398676.
77. ^ a b Taylor JW, Jacobson DJ, Kroken S, Kasuga T,
Geiser DM, Hibbett DS, Fisher MC (October 2000).
"Phylogenetic species recognition and species concepts
in fungi". Fungal Genetics and Biology. 31 (1): 21–
32. doi:10.1006/fgbi.2000.1228. PMID 11118132.
78. ^ Metzenberg RL, Glass NL (February 1990). "Mating
type and mating strategies in
Neurospora". BioEssays. 12 (2): 53–
9. doi:10.1002/bies.950120202. PMID 2140508.
79. ^ Jennings and Lysek, pp. 107–114.
80. ^ Deacon, p. 31.
81. ^ Alexopoulos et al., pp. 492–493.
82. ^ Jennings and Lysek, p. 142.
83. ^ Deacon, pp. 21–24.
84. ^ Linder MB, Szilvay GR, Nakari-Setälä T, Penttilä ME
(November 2005). "Hydrophobins: the protein-
amphiphiles of filamentous fungi". FEMS Microbiology
Reviews. 29 (5): 877–
96. doi:10.1016/j.femsre.2005.01.004. PMID 16219510.
85. ^ Trail F (November 2007). "Fungal cannons: explosive
spore discharge in the Ascomycota". FEMS Microbiology
Letters. 276 (1): 12–8. doi:10.1111/j.1574-
6968.2007.00900.x. PMID 17784861.
86. ^ Pringle A, Patek SN, Fischer M, Stolze J, Money NP
(2005). "The captured launch of a
ballistospore". Mycologia. 97 (4): 866–
71. doi:10.3852/mycologia.97.4.866. PMID 16457355.
87. ^ Kirk et al., p. 495.
88. ^ Brodie HJ (1975). The Bird's Nest Fungi. Toronto,
Ontario: University of Toronto Press. hlm. 80. ISBN 978-
0-8020-5307-7.
89. ^ Alexopoulos et al., p. 545.
90. ^ "Spore Dispersal in Fungi". www.botany.hawaii.edu.
Diakses tanggal 2018-12-28.
91. ^ "Dispersal". herbarium.usu.edu (dalam bahasa
Inggris). Diakses tanggal 2018-12-28.
92. ^ Jennings and Lysek, pp. 114–115.
93. ^ Furlaneto MC, Pizzirani-Kleiner AA (January 1992).
"Intraspecific hybridisation of Trichoderma
pseudokoningii by anastomosis and by protoplast
fusion". FEMS Microbiology Letters. 69 (2): 191–
5. doi:10.1111/j.1574-
6968.1992.tb05150.x. PMID 1537549.
94. ^ Schardl CL, Craven KD (November 2003).
"Interspecific hybridization in plant-associated fungi and
oomycetes: a review". Molecular Ecology. 12 (11): 2861–
73. doi:10.1046/j.1365-
294X.2003.01965.x. PMID 14629368.
95. ^ Donoghue MJ, Cracraft J (2004). Assembling the Tree
of Life. Oxford (Oxfordshire), UK: Oxford University
Press. hlm. 187. ISBN 978-0-19-517234-8.
96. ^ Taylor and Taylor, p. 19.
97. ^ Taylor and Taylor, pp. 7–12.
98. ^ Bengtson, Stefan; Rasmussen, Birger; Ivarsson,
Magnus; Muhling, Janet; Broman, Curt; Marone,
Federica; Stampanoni, Marco; Bekker, Andrey (24 April
2017). "Fungus-like mycelial fossils in 2.4-billion-year-old
vesicular basalt". Nature Ecology & Evolution. 1 (6):
0141. doi:10.1038/s41559-017-0141. PMID 28812648.
99. ^ Lücking R, Huhndorf S, Pfister DH, Plata ER, Lumbsch
HT (2009). "Fungi evolved right on
track". Mycologia. 101 (6): 810–22. doi:10.3852/09-
016. PMID 19927746.
100. ^ James TY, Kauff F, Schoch CL, Matheny PB,
Hofstetter V, Cox CJ, et al. (October 2006).
"Reconstructing the early evolution of Fungi using a six-
gene phylogeny". Nature. 443(7113): 818–
22. Bibcode:2006Natur.443..818J. doi:10.1038/nature05
110. PMID 17051209.
101. ^ Taylor and Taylor, pp. 84–94 and 106–107.
102. ^ Schoch CL, Sung GH, López-Giráldez F,
Townsend JP, Miadlikowska J, Hofstetter V, et al. (April
2009). "The Ascomycota tree of life: a phylum-wide
phylogeny clarifies the origin and evolution of
fundamental reproductive and ecological
traits". Systematic Biology. 58 (2): 224–
39. doi:10.1093/sysbio/syp020. PMID 20525580.
103. ^ Gadd GM (January 2007). "Geomycology:
biogeochemical transformations of rocks, minerals,
metals and radionuclides by fungi, bioweathering and
bioremediation". Mycological Research. 111 (Pt 1): 3–
49. doi:10.1016/j.mycres.2006.12.001. PMID 17307120.
104. ^ a b Lindahl BD, Ihrmark K, Boberg J, Trumbore
SE, Högberg P, Stenlid J, Finlay RD (2007). "Spatial
separation of litter decomposition and mycorrhizal
nitrogen uptake in a boreal forest". The New
Phytologist. 173 (3): 611–20. doi:10.1111/j.1469-
8137.2006.01936.x. PMID 17244056.
105. ^ Barea JM, Pozo MJ, Azcón R, Azcón-Aguilar C
(July 2005). "Microbial co-operation in the
rhizosphere". Journal of Experimental Botany. 56 (417):
1761–78. doi:10.1093/jxb/eri197. PMID 15911555.
106. ^ Aanen DK (June 2006). "As you reap, so shall
you sow: coupling of harvesting and inoculating
stabilizes the mutualism between termites and
fungi". Biology Letters. 2 (2): 209–
12. doi:10.1098/rsbl.2005.0424. PMC 1618886 
. PMID 17148364.
107. ^ Nikoh N, Fukatsu T (April 2000). "Interkingdom
host jumping underground: phylogenetic analysis of
entomoparasitic fungi of the genus
cordyceps". Molecular Biology and Evolution. 17 (4):
629–
38. doi:10.1093/oxfordjournals.molbev.a026341. PMID 1
0742053.
108. ^ Perotto S, Bonfante P (December 1997).
"Bacterial associations with mycorrhizal fungi: close and
distant friends in the rhizosphere". Trends in
Microbiology. 5 (12): 496–501. doi:10.1016/S0966-
842X(97)01154-2. PMID 9447662.
109. ^ Arnold AE, Mejía LC, Kyllo D, Rojas EI, Maynard
Z, Robbins N, Herre EA (December 2003). "Fungal
endophytes limit pathogen damage in a tropical
tree". Proceedings of the National Academy of Sciences
of the United States of America. 100 (26): 15649–
54. Bibcode:2003PNAS..10015649A. doi:10.1073/pnas.2
533483100. PMC 307622  . PMID 14671327.
110. ^ Paszkowski U (August 2006). "Mutualism and
parasitism: the yin and yang of plant symbioses". Current
Opinion in Plant Biology. 9 (4): 364–
70. doi:10.1016/j.pbi.2006.05.008. PMID 16713732.
111. ^ Hube B (August 2004). "From commensal to
pathogen: stage- and tissue-specific gene expression
of Candida albicans". Current Opinion in
Microbiology. 7 (4): 336–
41. doi:10.1016/j.mib.2004.06.003. PMID 15288621.
112. ^ Bonfante P (April 2003). "Plants, mycorrhizal
fungi and endobacteria: a dialog among cells and
genomes". The Biological Bulletin. 204 (2): 215–
20. doi:10.2307/1543562. JSTOR 1543562. PMID 12700
157.
113. ^ Remy W, Taylor TN, Hass H, Kerp H (December
1994). "Four hundred-million-year-old vesicular
arbuscular mycorrhizae". Proceedings of the National
Academy of Sciences of the United States of
America. 91 (25): 11841–
3. Bibcode:1994PNAS...9111841R. doi:10.1073/pnas.91
.25.11841. PMC 45331  . PMID 11607500.
114. ^ van der Heijden MG, Streitwolf-Engel R, Riedl R,
Siegrist S, Neudecker A, Ineichen K, Boller T, Wiemken
A, Sanders IR (2006). "The mycorrhizal contribution to
plant productivity, plant nutrition and soil structure in
experimental grassland". The New Phytologist. 172 (4):
739–52. doi:10.1111/j.1469-
8137.2006.01862.x. PMID 17096799.
115. ^ Selosse MA, Richard F, He X, Simard SW
(November 2006). "Mycorrhizal networks: des liaisons
dangereuses?". Trends in Ecology & Evolution. 21 (11):
621–8. doi:10.1016/j.tree.2006.07.003. PMID 16843567.
116. ^ Merckx V, Bidartondo MI, Hynson NA (December
2009). "Myco-heterotrophy: when fungi host
plants". Annals of Botany. 104 (7): 1255–
61. doi:10.1093/aob/mcp235. PMC 2778383 
. PMID 19767309.
117. ^ Schulz B, Boyle C (June 2005). "The endophytic
continuum". Mycological Research. 109(Pt 6): 661–
86. doi:10.1017/S095375620500273X. PMID 16080390.
118. ^ Clay K, Schardl C (October 2002). "Evolutionary
origins and ecological consequences of endophyte
symbiosis with grasses". The American Naturalist. 160
Suppl 4 (suppl. 4): S99–
S127. doi:10.1086/342161. PMID 18707456.
119. ^ Brodo IM, Sharnoff SD (2001). Lichens of North
America. New Haven, Connecticut: Yale University
Press. ISBN 978-0-300-08249-4.
120. ^ Raven PH, Evert RF, Eichhorn, SE (2005). "14—
Fungi". Biology of Plants (edisi ke-7). W. H. Freeman.
hlm. 290. ISBN 978-0-7167-1007-3.
121. ^ Deacon, p. 267.
122. ^ Purvis W (2000). Lichens. Washington, D.C.:
Smithsonian Institution Press in association with the
Natural History Museum, London. hlm. 49–
75. ISBN 978-1-56098-879-3.
123. ^ Kirk et al., p. 378.
124. ^ Deacon, pp. 267–276.

Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama


"Brundrett2002" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Blackwell2004" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Brakhage2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Brakhage2004" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Abe2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Ammirati1987" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Bush1997" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Bouton2002" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"BBC2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Beadle1941" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Celio2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Chandler2010" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Christian2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Cushion2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Cook2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Daly2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Datta1989" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Dean2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Dennis1970" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Demain2000" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Deshpande1999" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Dotzler2009" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Douglas1989" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"ElDine2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"elMekkawy1998" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Erdogan2004" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Eshet1995" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Fan2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Fajardo2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Finsham1989" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Firenzuoli2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Fisher2002" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Fomina2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Foster2002" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Fomina2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Gill2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Gryzenhout2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Hachmeister1993" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Halpern2002" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Hawkins2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Hetland2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Hibbett1995" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Hibbett1997" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Huang2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"James2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Jorgensen2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Karatygin2009" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Joseph2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Kauffman2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"KarlsonStiber2003" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Kinsella1976" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Kojic2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Kulp2000" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Kumar2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Leathem2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Lin2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Liu2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Lockhart2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Loo2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"LopezGomez2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Looy2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"LopezGomez2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Manzoni2002" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Michod2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Michelot2003" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Molina2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"MycotaVIIS&E" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Nielsen2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Nguyen2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"nysaes" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"ODonnell1998" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"OlempskaBeer2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"OxfordDictionary" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Orr1979" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Paoletti2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Pan2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Paterson2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Paterson2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Perfect2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Piskur2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Polizeli2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Radford1997" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Redecker2000" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Rohlfs2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Samuels2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Schlegel1993" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Schardl2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Schussler2001" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Sci-News2015" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"ShalchianTabrizi2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Silar2016" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"SimonNobbe2008" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Stamets2000" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Sullivan2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Taylor1996" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Talbot2003" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Taylor2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Taylor2006" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Thomas2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"urlFungi" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"urlwww.uvminnovations.com" yang
didefinisikan di <references> tidak digunakan
pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"urlUSDA Biocontrol" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"vanEgmond2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Yang2007" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Vetter1998" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Valverde1995" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Yuen2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Ward2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Yuan2005" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama
"Zisova2009" yang didefinisikan
di <references> tidak digunakan pada teks
sebelumnya.
Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

 Ainsworth GC (1976). Introduction to the History of Mycology.


Cambridge, UK: Cambridge University Press. ISBN 978-0-
521-11295-6.
 Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M (1996). Introductory
Mycology. John Wiley and Sons. ISBN 978-0-471-52229-4.
 Chandler PJ (2010). A Dipterist's Handbook (edisi ke-2nd).
The Amateur Entomologists' Society. hlm. 1–525.
 Deacon J (2005). Fungal Biology. Cambridge,
Massachusetts: Blackwell Publishers. ISBN 978-1-4051-
3066-0.
 Hall IR (2003). Edible and Poisonous Mushrooms of the
World. Portland, Oregon: Timber Press. ISBN 978-0-88192-
586-9.
 Hanson JR (2008). The Chemistry of Fungi. Royal Society Of
Chemistry. ISBN 978-0-85404-136-7.
 Jennings DH, Lysek G (1996). Fungal Biology:
Understanding the Fungal Lifestyle. Guildford, UK: Bios
Scientific Publishers Ltd. ISBN 978-1-85996-150-6.
 Kirk PM, Cannon PF, Minter DW, Stalpers JA
(2008). Dictionary of the Fungi (edisi ke-10th). Wallingford,
UK: CAB International. ISBN 978-0-85199-826-8.
 Taylor EL, Taylor TN (1993). The Biology and Evolution of
Fossil Plants. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
Hall. ISBN 978-0-13-651589-0.

Kembangkan

Kingdom Fungi

Kembangkan

Eukaryota
Kategori:
 Semua regnum 'fungi'
 Fungi
 Biologi
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu

Lainnya

Pencarian
Cari Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
 Wikispecies
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 Deutsch
 English
 हिन्दी
 Jawa
 Bahasa Melayu
 Português
 Sunda
 Татарча/tatarça
 中文
158 lagi
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 10 Februari 2020, pukul 14.19.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative
Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan
Penggunaan untuk lebih jelasnya.
 Kebijakan privasi
 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Statistics

 Pernyataan kuki

 Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai