PENDAHULUAN
Kualitas dasar krim, yaitu stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka
krim harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban
yang ada dalam kamar. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh
produk menjadi lunak dan homogen. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi
adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. Terdistribusi merata,
obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan
(Anief, 1994).
Penggolongan Krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air
dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim,
yaitu (Anief, 1994):
a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak
Contoh : cold cream
Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih,
berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral
oil dalam jumlah besar.
b. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air
Contoh: vanishing cream
Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream
sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film
pada kulit.
Formula dasar krim, antara lain terdiri dari fase minyak dan fase air. Fase
minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam. Contoh : asam
stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera,
cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya. Sedangkan fase
air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa. Contoh : Na tetraborat
(borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin,
Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil
alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya). Bahan-bahan penyusun
krim, antara lain, zat berkhasiat, fase minyak, fase air, pengemulsi, bahan
pengemulsi. Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan
dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan
pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil
alkohol, stearil alkohol, trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-
bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain: Zat pengawet, untuk
meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan pengawet sering digunakan umumnya
metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%.
Pendapar, untuk mempertahankan pH sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk
mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh
(Sumardjo, Damin, 2006).
BAB II
DATA PREFORMULASI
1. Data Preformulasi Zat Aktif
Fluticasone Propinat
Nama resmi : Fluticasone Propionate
Pemerian : Bubuk putih atau hampir putih
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Sumber vitamin A dan vitamin B
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air ; sedikit larut dalam
metilen klorida; sedikit larut dalam alkohol
2. Data Preformulasi Zat Tambahan
a. Cera Flava
Nama resmi : Cera flava
Nama lain : Malam kuning
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%) p ; larut dalam kloroform p , eter
p hangat, dalam minyak lemak dan astiri.
Pemerian : Zat padat ; coklat kekuningan ; bau enak
sepertimadu agak rapuh jika dingin ; menjadi
elastik jika hangat dan bekas patahan buram dan
berbutir-butir.
BAB III
FORMULASI
1. Rancangan Formulasi
Dalam Sediaan tiap 10 g mengandung
R/ Fluticasone Propionate 0,05%
Asam Stearat 5%
Cera Alba 1
Adeps Lanae 0,5
Vaselin Alba 5
Aq dest ad 10
2. Master Formula
a. Nama Produk : Wanna Cream
b. Tanggal Formulasi : 20 Desember 2018
c. No Regis : DBL1611400429A1
d. No Batch : 281218
3. Alasan Pemilihan Zat Tambaha
a. Cera Flava, Vaselin Album, Asam Stearat, Adeps Lanae
Bahan diatas dipilih sebagai pembuatan cream atau basis cream bertujuan
untuk menciptkan cream A/M atau air dalam minyak, cream yang berbasis
minyak dalam air lebih tahan saat penggunaan.
4. Alasan pemilihan bentuk sediaan
Alasan pembuatan cream yaitu untuk membuat sediaan obat dalam sediaan
semi padat dengan menggunakan zat aktif yang ditujukan untuk pemakain
topical atau pemakaian luar dan nyaman digunakan di kulit.
BAB IV
PENIMBANGAN BAHAN
1. Fluticasone propionate
= 0.05 % x 10
= 5 mg
2. Asam sterarat
= 5% x 10
= 500 mg
3. Cera Flava
= 1000 mg
4. Adeps Lanae
= 500 mg
5. Vaselin Album
= 5000 mg
6. Aq dest ad 10
BAB V
CARA KERJA
a. Kekuatan sediaan
Pada pembuatan cream fluticasoneini kekuatan sediaan yang digunakan
adalah 0.05 %
b. Rencana sediaan yang akan dibuat
Zat aktif Fluticasone propionate yang akan dibuat dalam bentuk sediaan
cream dengan berat 10 g (b/b).
Perhitungan dan Penimbangan
Fluticasone propionate 5 mg
Asam sterarat 500 mg
Cera Flava 1000 mg
Adeps Lanae 500 mg
Vaselin Album 5000 mg
Aq dest ad 10
c. Prosedur Pembuatan
i. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
Lumpang dan Stamfer Fluticasone propionate
Cawan Penguap Asam sterarat
Waterbath Cera Flava
Timbangan Adeps Lanae
Perkamen Vaselin Album
Sudip Aq dest
BAB VI
EVALUASI SEDIAAN
1. Uji Organoleptis
Uji Hasil
a. Bentuk Semi padat
b. Bau Khas
c. Warna Putih
d. Rasa -
BAB VII
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan semi
padat yaitu dengan membuatcream fluticasone. Cream ini ditujukan untuk
pengobatan memar dan alergi pada kulit. Sebelum melakukan praktikum,
prosedur pertama yang harus dikerjakan adalah menyiapkan alat-alat seperti :
lumpang, stamfer, cawan uap, dan lainnya.
Setelah menyiapkan alat-alat, berikutnya menyiapkan bahan-bahan
Pembuatan cream pertama kali adalah peleburan bahan- bahan yang akan
dijadikan basis cream setelah dilebur bahan dipindahkan kedalam lumpang
digerus dan ditambah air panas hingga terbentuk basis cream baru
ditambahkan zat aktif. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan secara
organoleptis didapatkan cream berwarna putih dengan bau khas.
Kendala pada saat pembuatan cream adalah memastikan lumping harus
benar benar panas dan air yang digunakan juga harus panas agar pembuatan
basis cream tidak pecah yang menyebabkan air dan minyak pada basis cream
tidak bersatu, pada praktikum ini basis cream yang digunakan adalah basis
cream tipe air dalam minyak dimana bahan pada pembuatan basis cream lebih
banak mengandung bahan berlemak, praktikan berhasil membuat basis cream
yang baik dan tidak adanya perpisahan antara air dan minyak.
‘
BAB VIII
KESIMPULAN
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI Press.
Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn, 2009. Pharmaceutical Design. London :
Pharmaceutical Press.
Fluticasone Cream
Oleh :
Gusti Amelia Sandra SY
(2016.01.00.02.014)