ABSTRAK
Penelitian keanekaragaman serangga pada perdu di kawasan pegunungan Sawang Ba’u Kecamatan
Sawang Kabupaten Aceh Selatan dilakukan untuk mengetahui spesies dan keanekaragaman
masing-masing spesies dari serangga pada pohon tertentu yang terdapat di pegunungan Sawang
Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Metode yang digunakan untuk menentukan
lokasi penelitian adalah survey dan purposive sampling. Pengambilan serangga dilakukan dengan
menggunakan alat berupa kuas, plastik dan baskom. Tingkat keanekaragaman dihitung serangga
dengan menggunakan rumus indeks keanekaragaman (H) dan indek kesamaan (IS). Kesimpulan
yang diperoleh yaitu tingkat keanekaragaman serangga pohon di Sawang Ba’u dengan H’=
1,85317310 termasuk dalam kategori sedang.
PENDAHULUAN
erangga merupakan anggota hewan telur disebut dengan eclosion. Setelah eclosion,
invertebrata yang temasuk ke dalam serangga yang baru ini dapat serupa atau
filum Arthropoda, yang memiliki ciri- beberapa sama dengan induknya. Tahapan
ciri tubuh beruas dan memiliki 3 pasang kaki. belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri
Ukuran serangga berkisar antara 2-40 mm dan perilaku makan yang banyak (Borror, 1992).
pertama kali sukses berkolonisasi di bumi Serangga juga dapat berperan sebagai
(Heddy, 1986). Salah satu alasan mengapa kontrol biologi (predator bagi serangga lain)
serangga memiliki keanekaragaman dan yang mampu menekan populasi hama serangga
kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan perkebunan. Serangga predator yang umum
reproduksinya yang tinggi, serangga adalah belalang sembah (Hierodula sp.;
bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, Mantodea; Mantidae) yang memangsa
dan pada beberapa spesies bahkan mampu serangga-serangga lain. Dalam suatu ekosistem
menghasilkan beberapa generasi dalam satu perkebunan juga terdapat serangga parasit pada
tahun. Kemampuan serangga lainnya yang serangga lain, misalnya dari Ordo Diptera dan
dipercaya telah mampu menjaga eksistensi Hymenoptera yang dapat bersifat sebagai
serangga hingga kini adalah kemampuan endoparasit atau ektoparasit. Keberadaan
terbangnya (Jasin, 1984). serangga parasit di perkebunan dapat membantu
Umumnya serangga mengalami menekan populasi hama serangga (Lin, 2013).
metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup Pegunungan Sawang Ba’u merupakan
dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, daerah yang terletak di kecamatan Sawang
larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo yang kabupaten Aceh Selatan. Kawasan ini didomisili
mengalami metamorfosis sempurna adalah oleh tumbuhan pala yang merupakan
Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan penghasilan perekonomian warga setempat.
Hymenoptera. Metamorfosis tidak sempurna Disekitar tumbuhan pala terdapat tumbuhan
merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, herba, semak, dan perdu. Selain terdapat flora,
nimfa, dan imago. Peristiwa larva meniggalkan kawasan ini juga dihuni fauna terutama
178
Keanekaragaman Serangga pada Perdu di Kawasan Pegunungan Sawang Ba’u... 179
serangga yang berhabitat dan aktivitas di Pengumpulan data dilakukan pada delapan
kawasan tumbuhan. Penulis memfokuskan stasiun pengamatan, jarak antara setiap stasiun
serangga yang terdapat pada perdu di satu dengan stasiun lainnya yaitu 100 meter.
pegunungan Sawang Ba’u untuk mengetahui Dengan titik pengamatan dimulai dari kaki
jenis dan keanekaragamannya. Daerah ini belum gunung sampai ke puncak gunung.
pernah dilakukan penelitian sebelumnya, Analisis data dilakukan dengan
sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji menghitung tingkat keanekaragaman jenis
keankeragaman serangga pada perdu di serangga pohon dengan menggunakan rumus
pegunungan Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Indeks Keanekaragaman Shannon- Wiener (H’)
Kabupaten Aceh Selatan. dengan formulasi rumus:
H’ = -∑ (Pi) (lnPi)
METODE PENELITIAN Dimana:
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal H’ = indeks keanekaragaman,
24 Mei 2014 di Sawang Ba’u Kabupaten Aceh Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah
Selatan. Sampel diidentifikasi di Laboratorium individu spesies ke-i dengan jumlah
Biologi FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh. total individu,
Peralatan yang digunakan untuk N = jumlah semua jenis yang terdapat dalam
menangkap serangga pohon berupa kuas dan contoh.
baskom. Wadah untuk sampel serangga
digunakan plastik dan botol sampel. Sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan yang digunakan adalah alkohol 70% air Penelitian yang telah dilakukan di
dan larutan detergen. Pengumpulan data kawasan hutan Sawang Bak ‘U mengenai
menggunakan metode survey and porposive serangga pada perdu diperoleh hasilnya seperti
sampling berdasarkan variasi lokasinya. yang terlihat pada Tabel 1 di bawah ini :
dijumpai adalah serangga: semut hitam besar Adapun jenis serangga yang paling sedikit
(Componutus castaneus), semut hitam kecil dijumpai adalah jangkrik (Grylus assimilis),
(Lasius fuliginosus), kaki seribu (Julus semut hitam besar (Grylus assimilis), bapak
virgulus), semut api (Solenopsis sp), laba-laba pucuk (Dysdercus cingulatus). Sedangkan jenis
(Dolomedes friton), nyamuk (Anopheles sp), serangga pada perdu yang paling banyak
semut hitam kecil (Lasius fuliginosus), jangkrik dijumpai adalah semut hitam kecil (Lasius
(Grylus assimilis), semut merah besar (Formica fuliginosus). Seperti yang terlihat pada Gambar
yessensis), semut hitam besar (Componotus sp), 1, jenis serangga pada perdu yang dijumpai di
belalang (Digestoria sp), semut merah kecil kawasan Sawang Ba’u Kecamatan Sawang
(Oecophyila smaragdina), kepik (Rhynocoris Kabupaten Aceh Selatan.
ventralis), bapak pucuk (Dysdercus cingulatus).
Gambar 1. Jenis Serangga pada Perdu yang Dijumpai di Kawasan Sawang Ba’u
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Borror, J. 1992. Penganalan Pelajaran Iin Nursaidah. 2013. “Komposisi Serangga
Serangga Edisi Keenam, Yogyakarta: Kanopi Pohon Apel di Desa Poncokusumo
UGM Press. Kabupaten Malang”, Jurnal Biotropika,
Heddy, Suwasono. 1986. Pengantar Ekologi, Volume 1, No. 2. 2013.
Jakarta: CV Rajawali. Maskoeri, J. 1984. Sistematika Hewan,
Surabaya: Sinar Wijaya.