Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENERAPAN PANCASILA PADA SUATU LEMBAGA

Disusun Oleh :

1. Jesica Tjitadiwirya (191210035)


2. Siti Halimatu Sa’diyah (191210026)
3. Sulastri Melanesia (191210037)
4. Vanesa Fristia Suryanto (191210006)
5. Viccellya Nesya (191210050)
6. Wida Sabrina Putri (191210003)

S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
JL. Rangga Gading No.1, Gudang, Kecamatan Bogor Tengah,
Kota Bogor, Jawa Barat, 16123.
BOGOR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya dengan memberikan kesehatan serta kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini dapat disusun dan selesai pada waktunya.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan penulisan dan
pemilihan kata. Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari
itu kami mengharapkan kritik serta saran yang demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi. Kami sangat berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis,

Bogor, 20 September 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Metode Penulisan ....................................................................................
1.3 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.4 Tujuan Penulisan .......................................................................................
1.5 Manfaat Penulisan .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... iii
2.1 Fungsi Pancasila .................................................................................
2.2 Hubungan Korupsi dan Pancasila .......................................................
2.3 Profil Bank Central Asia .....................................................................
2.4 Penerapan Pancasila di Bank Central Asia .........................................
2.5 Potensi Korupsi dalam Bank Central Asia..........................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................. iv
3.1 Kesimpulan .............................................................................................
3.2 Kritik dan Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... v
LAMPIRAN ........................................................................................................ vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya Pancasila yang sifatnya abstrak berpangkal pada hubungan kodrati
yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan
alam termasuk dengan dirinya sendiri yang diciptakan Tuhan dari tanah, serta hubungan
manusia dengan masalah dan hubungan manusia dengan solusi, yang tidak boleh dianggap
sebagai ilusi atau fatamorgana. Pancasila mengandung banyak makna dan ajaran yang
dapat diartikan ditafsirkan melalui kelima sila dalam Pancasila.
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan, menyogok) adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Pada era sekarang banyak perusahaan swasta maupun pemerintah kurang mengamalkan
pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya tidak diterapkannya pancasila juga
disertai dengan tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Sehingga kelima sila dalam
pancasila tersebut tidak diterapkan dengan baik oleh banyak perusahaan maupun individu
di negara ini. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian ini.

1.2 Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode pengumpulan informasi
yang dilakukan dengan mencari melalui media internet dan beberapa referensi buku yang
berhubungan dengan makalah ini dan cara menulis makalah ini.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah adalah :
1.3.1 Apa saja fungsi Pancasila ?
1.3.2 Apa saja hubungan korupsi dengan pancasila ?
1.3.3 Apa itu Bank Central Asia ?
1.3.4 Bagaimana penerapan Pancasila dalam Bank Central Asia ?
1.3.5 Seberapa besar potensi korupsi dalam Bank Central Asia ?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas keterlibatan
pancasila sebagai pedoman kehidupan di dalam kehidupan dan inerelasi antara
pancasila dan korupsi (perilaku yang bertentangan dengan pancasila)
1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan sedikit


informasi kepada seluruh pembaca makalah ini bahwa tindakkan korupsi
merupakan salah satu tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila dan
korupsi juga termasuk kedalam kejahatan yang sangat berbahaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Pancasila
2.1.1 Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Fungsi Pancasila yang pertama adalah sebagai dasar Negara. Dasar negara
di sini diartikan sebagai dasar falsafah atau filosofi negara. Sehingga Pancasila
dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan
negara.Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan aparatur negara yang sesuai dengan bunyi dan isi yang tercantum
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
2.1.2 Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang kedua adalah sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia. Dalam hal ini Pancasila berperan sebagai petunjuk hidup sehari-hari,
yang juga merupakan satu kesatuan yang tidak akan bisa dipisah-pisah antara satu
dengan yang lain. Artinya bersatu dalam satu Negara, yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
2.1.3 Kepribadian Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang ketiga adalah sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Fungsi yang satu ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk sikap mental maupun
tingkah lalu atau perilaku beserta amal perbuatan dari sikap mental tersebut.
Kepribadian yang dimaksudkan adalah ciri khas masyarakat bangsa Indonesia.
Artinya suatu sikap mental dan tingkah laku yang mempunyai ciri khas tersendiri
sehingga mampu dibedakan dengan bangsa lainnya di seluruh dunia. Itulah yang
dinamakan kepribadian bangsa Indonesia.
2.1.4 Jiwa Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang keempat adalah sebagai jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila dijelaskan berdasarkan teori Von Savigny yang artinya adalah setiap
bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang disebut dengan Volkgeist yang
berarti jiwa bangsa atau jiwa rakyat.
Pancasila merupakan jiwa bangsa yang lahir bersamaan dengan adanya atau
terbentuknya bangsa Indonesia, yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Prof. Mr. A. G.
Pringgodigdo dalam tulisannya yang berjudul Pancasila. Dalam tulisan tersebut,
juga menyebutkan Pancasila sendiri sudah ada sejak adanya bangsa Indonesia
berdiri dan berkembang di zaman kerajaan. Meskipun istilah atau nama Pancasila
baru dikenal pada 1 Juni 1945.
2.1.5 Sumber dari Segala Sumber Hukum
Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai sumber dari segala hukum.
Pancasila merupakan sumber hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Sumber hukum Indonesia ini bermakna sebagai pandangan hidup, kesadaran
dan cita-cita hukum beserta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta
watak bangsa Indonesia.
Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa atau Negara, perikemanusiaan, keadilan sosial, dan
perdamaian Nasional yang merupakan hak dan kewajiban warga negara.
Cita-cita hukum atau politik ialah tentang sifat, bentuk dan tujuan Negara
Indonesia. Dan terakhir cita-cita moral adalah hukum tentang kehidupan rakyat yang
terkait dengan keagamaan dan kemasyarakatan.
2.1.6 Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia. Perjanjian luhur di sini adalah menyangkut ikrar yang telah dibuat saat
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia bersama sama oleh para
pendiri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memutuskan untuk merdeka menjadi
sebuah Negara pada tanggal 17 Agustus 1945.
18 Agustus 1945 disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI pada saat
itu merupakan wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian
luhur yang tertulis tersebut (UUD 1945) untuk membela Pancasila sebagai dasar
Negara selama-lamanya.
2.1.7 Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa
Fungsi Pancasila yang ketujuh adalah sebagai falsafah hidup yang
mempersatukan bangsa. Indonesia negara yang kaya akan budaya dan etnis yang
berbeda.
Pancasila di sini merupakan sarana atau alat yang sangat ampuh untuk
mempersatukan bangsa Indonesia agar tidak terjadinya penyebab terciptanya
masyarakat majemuk dan multikultural.
Pancasila merupakan falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma luhur serta diyakini paling benar, adil,
bijaksana, dan tepat bagi bangsa Indonesia untuk bisa mempersatukan seluruh
rakyat Indonesia.
2.1.8 Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang kedelapan adalah sebagai cita cita dan tujuan bangsa
Indonesia. Cita-cita luhur bangsa Indonesia termuat tegas dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.
Hal ini dikarenakan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
media penuangan jiwa proklamasi, yaitu jiwa Pancasila yang tertulis di dalamnya.
Sehingga Pancasila dapat dikatakan sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Cita-cita luhur inilah yang kelak akan dicapai oleh bangsa Indonesia selaku bangsa
atau Negara.
2.1.9 Ideologi Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang kesembilan adalah sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
Pancasila menjadi cita-cita normatif dalam proses penyelenggaraan Negara.
Secara lebih luas, pengertian Pancasila sebagai Ideologi negara dapat
diartikan sebagai visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Dengan terwujudnya suatu kehidupan yang menjunjung
tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan, dan
menjunjung tinggi nilai keadilan, termasuk keadilan sosial. Dalam artian semua nilai-
nilai luhur Pancasila ada di dalamnya, di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2.2 Hubungan Korupsi dan Pancasila


Orang yang melakukan korupsi tidak menghayati sila kelima pancasila (Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Orang tersebut jelas-jelas hanya mementingkan dirinya
demi memuaskan hasrat keserakahannya dengan mempertaruhkan kepentingan rakyat dan
persatuan, kesatuan bangsa serta orang tersebut telah melakukan sesuatu dengan tidak
bertanggung jawab dan tidak jujur.

Undang-undang yang mengatur korupsi di Indonesia

 UU No. 3/1971 tentang Pemberantasan Korupsi


 UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN
 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 PP No.71/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
 UU No. 15/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 UU No. 7/2006 tentang United Nation Convention Againest Corruption
 Instruksi Presiden RI No.5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi

2.3 Profil Bank BCA


Bank Central Asia didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 oleh Sudono Salim dan
memiliki kantor pusat yang beralamat di Menara BCA, Grand Indonesia, Jl. M.H Thamrin
No. 1, Jakarta 10310.

BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi


informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan
meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

Pada tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM
(Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine). ATM pada masa itu pertama
kali dikembangkan oleh BCA. Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di
berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur nya dilakukan secara intensif.

BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk
pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank
agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan
melalui ATM BCA.

Hingga kini, Profil Perusahaan BCA telah memiliki berbagai produk dan layanan yang
telah disediakan oleh pihak bank untuk memenuhi kebutuhan para nasabah secara optimal.

2.4 Penerapan Pancasila di Bank BCA


PT Bank Central Asia Tbk menerapkan Pancasila dengan memberikan beasiswa kepada
anak-anak yang sudah lulus SMA/SMK dalam bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi
memalui pendaftaran online di wabsite BCA. Lulusan SMA/SMK yang mendaftar akan
disaring lagi dengan berbagai tes yang dilakukan. Dengan memberikan beasiswa PT. Bank
Central Asia dapat mensejahterahkan rakyat dalam bidang pendidikan. Selain
menyejahterahkan rakyat, PT Bank Central Asia juga menyamaratakan hak-hak rakyat
Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Selain memberikan beasiswa PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mengajak para
siswa binaan Sekolah Binaan BCA nonton bareng (nobar) film “Lima” di Jakarta, Kamis
(7/6/2018). Dalam kegiatan ini, BCA mengajak sekitar 50 siswa Sekolah Binaan BCA
beserta guru pendamping wilayah Serang dan 50 anak panti asuhan untuk nonton bareng,
tausiyah, dan buka puasa bersama.

Menurut Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge
Setiawati, generasi muda merupakan pemegang tongkat estafet Pancasila yang saat ini harus
mulai memahami makna-makna dibalik tiap sila. Pelaksanaan reaktualisasi Pancasila dalam
pendidikan siswa tidak hanya sekadar hadir pada mata pelajaran di bangku sekolah. Oleh
karena itu, BCA mengajak siswa-siswa Sekolah Binaan BCA dan anak panti asuhan untuk
mulai mencintai nilai-nilai Pancasila dengan kegiatan nonton bareng film ini.

Film “Lima” ini mengangkat cerita tentang makna Pancasila sebagai ideologi bangsa
dalam kehidupan sehari-hari. Film “Lima” merupakan film keluarga yang berjuang
menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila melalui beragam adegan dengan
keluarga, sahabat, maupun kolega yang ditemukan melalui persoalan dan konflik yang
menggugat sikap dan perilaku. Di akhir persoalan dan konflik tersebut, keluarga dalam film
ini akan kembali ke lima hal paling dasar yang menjadi akar yakni tuhan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan.

Bank Central Asia juga memiliki program Continuous Improvement, yaitu program
bahwa BCA selalu terbuka akan inovasi dan ide-ide baru yang membantu untuk tetap
menjadi yang terdepan dalam industrinya. Para karyawan juga memiliki berbagai
kesempatan untuk mengikuti program-program pengembangan diri baik secara profesional
maupun personal dan juga mendapatkan bimbingan dari para pemimpin BCA. BCA percaya
bahwa cara terbaik untuk mengembangkan bisnis adalah dengan membantu para karyawan
berkembang dan mengoptimalkan potensinya.

Untuk memastikan pengembangan setiap karyawan, BCA mempersiapkan berbagai


pelatihan internal maupun eksternal melalui BCA Learning Center. BCA memiliki metode
belajar e-learning dan Program BCA Innovation Award yang dapat menjadi wadah bagi
para karyawan berinovasi dan mengekspresikan kreativitasnya. BCA juga telah
mengimplementasikan Reward Management System yang memberikan kesempatan kepada
setiap karyawan untuk mendapatkan bonus berdasarkan evaluasi dari performa kerja,
misalnya melalui pengukuran KPI pada aspek Customer Relationship dan Service
Excellence. Kebijakan yang transparan ini berlaku untuk seluruh karyawan dan masing-
masing dari mereka dapat mengukur kemajuan kinerjanya sepanjang tahun. Dalam program
ini, BCA membuktikan adanya keadilan bagi para karyawan untuk mengembangkan diri
lebih lagi agar dapat terciptanya kesejahteraan bersama

Nilai-nilai yang hidup selama ini dalam Pancasila dapat membentuk karakter generasi
muda Indonesia yang kuat yang sesuai dengan jati diri bangsanya. Harapannya, kegiatan ini
dapat mengembangkan pendidikan kepada guru maupun siswa sekaligus menambah
pengetahuan tentang arti pentingnya Pancasila dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat
NKRI.

2.4 Potensi Korupsi Pada Bank Central Asia


Fakta korupsi pada BCA
Selaku Direktur Jenderal Pajak periode 2002-2004, Hadi diduga melakukan
penyalahgunaan wewenang dan atau perbuatan melawan hukum terkait dengan pengajuan
keberatan pajak BCA. Kasus ini berawal ketika BCA mengajukan permohonan keberatan pajak
sekitar tahun 2003. Atas keberatan pajak ini, Direktorat Pajak Penghasilan (PPh) melakukan
telaah yang hasilnya mengusulkan Dirjen Pajak untuk menolak permohonan keberatan pajak
BCA tersebut. Namun, Hadi Poernomo justru memutuskan sebaliknya. Dia memerintahkan
Direktur PPh untuk mengubah kesimpulan tersebut sehingga permohonan keberatan pajak
BCA dikabulkan. Keputusan yang mengabulkan permohonan pajak tersebut diterbitkan Hadi
sehari sebelum jatuh tempo bagi Ditjen Pajak untuk menyampaikan putusannya atas
permohonan BCA tersebut. Karena diputuskan satu hari sebelum jatuh tempo, Direktur PPh
tidak memiliki cukup waktu untuk menyampaikan tanggapannya atas putusan Hadi selaku
Dirjen Pajak. Padahal, menurut KPK, Hadi sedianya memberikan waktu kepada Direktur PPh,
selaku pihak penelaah, untuk menyampaikan tanggapannya. Atas perbuatan ini, negara diduga
mengalami kerugian sekitar Rp 375 miliar.
Potensi Korupsi di Bank Central Asia
Dari laporan diatas, menurut kami PT. Bank Central Asia memiliki potensi korupsi
dalam beberapa hal. Salah satunya dengan cara memanipulasi laporan pajak yang bekerja sama
dengan berbagai pihak selain itu tindakan korupsi juga dapat dilakukan oleh para karyawan
dengan memanipulasi laporan keuangan perusahaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebesar apapun masalah yang menimpa tanah ibu pertiwi ini, haruslah dihadapi
dengan rasa kesatuan dan persatuan agar bangsa ini tidak terpecah belah dan
menjadi bangsa yang satu. Nilai-nilai Pancasila haruslah dipegang teguh oleh setiap
bangsa Indonesia.
Layaknya kitab suci, nilai-nilai tersebut jika dimaknai dengan baik akan
menuntun kita ke dalam hal-hal yang baik, ke dalam kemajuan bangsa Indonesia.
Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai
Pancasila masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari
Pancasila. Namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak
pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di negeri
ini.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah di sampaikan kami ingin memberikan
saran yang berguna bagi para pembaca agar selalu menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam setiap lembaga dan juga kehidupan sehari-hari agar setiap orang memiliki
kesadaran untuk tidak melalukan korupsi sehingga dapat mengurangi tingkat
korupsi di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://karir.bca.co.id/keseharian-di-bca/
https://www.kompasiana.com/jocelynhidajat7031/5bff638c6ddcae1897076b56/apa-hubungan-
korupsi-dengan-ham-dan-pancasila?page=all
https://www.kompasiana.com/tatangsutaya1/54f601a5a333116a7d8b47f1/kronologis-kasus-
pajak-bca
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3876704/9-fungsi-pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-
pedoman-masyarakat-indonesia
https://pintarsaham.id/profil-perusahaan-bca-pt-bank-central-asia-tbk/
https://www.obsessionnews.com/maknai-pancasila-bca-ajak-siswa-nobar-film-lima/
Roza, Prima, Abdul Gani Jusuf, Dicky R Munaf. (2015).
MEMAHAMI DAN MEMAKNAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR
NEGARA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sasongko, Warso. (2017). KORUPSI. Yogyakarta: Relasi Inti Media.

Anda mungkin juga menyukai