Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes HANG TUAH PEKANBARU

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Materi : Diare
Pokok bahasan : Konsep diare
Hari/Tanggal : kamis, 06 februari 2020
Tempat : Puskesmas simpang tiga
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
A. Latar belakang
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selama dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan diare bila feses
lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air
besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes, 2009).
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih
tinggi. Menurut data World Health Organization (2009), secara global setiap
tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun.
Di negara berkembang, rata-rata anak usia di bawah 3 tahun mengalami episode
diare 3 kali dalam setahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan
nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab
utama malnutrisi pada anak. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),
Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa
diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama
kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat, baik di rumah maupun di
sarana kesehatan.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan, angka prevalensi nasional untuk
diare adalah sebesar 3,5%. Beberapa provinsi dilaporkan memiliki prevalensi diare di
atas prevalensi nasional dengan prevalensi tertinggi di Papua sebesar 14,7% dan
Nusa Tenggara Timur dengan prevalensi 10,9% dan terendah adalah Bangka
Belitung dengan prevalensi 3,4%. Angka prevalensi diare di provinsi Riau berada di
atas prevalensi nasional yakni 5,4% dan berdasarkan urutan angka prevalensi
tertinggi hingga terendah, Riau menempati urutan ke- 18 dari 33 provinsi yang ada di
Indonesia.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, angka
kejadian diare di Kota Pekanbaru pada tahun 2014 adalah sebanyak 8.861 kasus,
sedangkan angka kesakitan diare di kota pekanbaru adalah 214 per 1000 penduduk.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mengetahui dan memahami secara umum tentang diare
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian diare
b. Mengetahui penyebab diare
c. Mengetahui tanda dan gejala
d. Mengetahui penatalaksanaan diare dirumah
e. Mengetahui pencegahan diare

C. Metoda
1. Ceramah / presentasi
2. Tanya jawab
D. Media
1. Power point
2. Leaflet
E. Waktu dan tempat
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 06 februari 2020
3. Jam : 10:00 wib
4. Tempat : Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru
F. Pengorganisasian
1. Leader :
2. Co. Leader :
3. Fasilitator :
4. Observer :

G. Setting tempat

1 2

5 5 5 5 5 5
H.

3 4

Keterangan Gambar:
1. Penyaji
2. Moderator
3. Fasilitator
4. Observer
5. Peserta

H. Kegiatan penyuluhan

No Langkah-Langkah Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1 Pendahuluan 3 menit - Salam Pembukaan Sasaran antusias atas
- Perkenalan Diri kedatangan kami
- Penyampaian Tujuan -Sasaran menjawab
- Kontrak Waktu salam
- Apersepsi
2 Penyajian 20 menit 1. Pemberian Materi Sasaran mau
- Menjelaskan mendengarkan dan
pengertian diare mencatat dengan
- Penyebab diare seksama dan aktif
- Tanda dan gejala memberikan
diare pertanyaan
- Penatalaksanaan
diare
- Pencegahan diare
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta
3 Evaluasi 10 menit Memberikan pertanyaan Sasaran mampu
seputar materi yang menjawab semua
telah disampaikan pertanyaan dengan
baik
4 Penutup 2 menit - Penyampaian Terima Sasaran berterima
Kasih kasih atas
- Salam Penutup kedatangan kami

I. Uraian tugas
1. Moderator
Pembawa acara, membuka acara dan penuntun arah kegiatan.
2. Leader
Pemimpin dan mengarahkan jalannya pelaksanaan penyuluhan
3. Fasilitator
Mempersiapkan tempat, media, alat dan bahan serta peserta untuk mengikuti
kegiatan
4. Observer
Mengobservasi selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan, mencatat dan
mendokumentasikan kegiatan.

J. Kriteria Evaluasi
1. Perasaan peserta setelah mengikuti penyuluhan
2. Pemahaman peserta tentang diare setelah mengikuti penyuluhan
3. Kemampuan peserta menyampaikan kembali sebagian dari isi penyuluhan
K. Materi Penyuluhan
1. Defenisi
Menurut WHO diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Diare didefinisikan sebagai
inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan
diare, muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz, 2009).
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)
dalam satu hari (Depkes RI 2011).
2. Penyebab
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010) diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor
seperti :
a. infeksi
Infeksi ada dua macam yaitu enternal dan parental. Enternal adalah infeksi yang
terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan penyebab utamanya terjadinya
diare sedangkan parental adalah infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan
misalnya otitis media akut (OMA) tansilofaringitis bronkopnemonia dan
ensefalitis.
b. Makanan dan minuman yang tidak sehat (tidak dimasak/belum matang). Makanan
contohnya : makanan yang tidak dicuci secara bersih, makanan yang sudah
terkontaminasi oleh debu, lalat ataupun kecoa. Minuman seperti : air minum yang
tidak bersih, air yang digunakan sehari-hari kotor.
c. Psikologi
Psikologi meliputi rasa takut dan cemas

3. Tanda dan gejala


Ciri-ciri anak yang menderita diare adalah sebagai berikut:
a. Buang air besar lebih dari 3 kali
b. Badan lemas
c. Tidak nafsu makan
d. Turgor kulit jelek
e. Bibir kering
f. Didalam feses bisa terdapat darah maupun lendir
g. Mata terlihat cekung
h. Mual dan muntah juga dapat ditemui
i. Demam
j. Nyeri pada perut

4. Penatalaksanaan diare
a. Rehidrasi dengan pemberian oralit osmolalitas rendah
Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan
yang hilang.
Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi.
1. Diare tanpa dehidrasi
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 –4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 –1½ gelas setiap kali anak mencret
2. Diare dengan dehidrasi ringan sedang Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam
pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit
seperti diare tanpa dehidrasi.
3. Diare dengan dehidrasi berat Penderita diare yang tidak dapat minum harus
segera dirujuk ke Puskesmas.Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus
diberikan dengan sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit.
Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan.Anak yang lebih besar dapat
minum langsung dari gelas.Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit
kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3
menit.Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare berhenti.
b. Anak dibawa ke puskesmas jika
- Keadaan umum anak tampak lemah, kurang aktvitas
- Mata relihat cekung
- Anak tidak bisa minum atau malas minum
- Ada darah pada tinja atau diare berlendiri dan bebusa
c. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Dosis pemberian Zinc pada balita:
Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau air
susu ibu, sesudah larut berikan pada anak diare.
d. Teruskan pemberian air susu ibu dan makanan
e. Pemberian oralit
- Bahan membuat larutan gula garam
Bahan : Gula 1 sendok, garam ¼ sendok teh, air putih 200 cc (1 gelas)
- Cara :
Dengan cara melarutkan bahan-bahan yaitu 1 sendok teh gula dan seperempat
sendok teh garam kedalam 1 gelas air puti (200 cc). Kemudian di aduk perlahan
hingga semuanya larut lalu bisa diminum. Untuk pemberian oralit tentu ada
takarannya sehingga tidak terlalu berlebihan yang akan membahayakan. Berikut
aturannya :
1. Untuk anak dibawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit,
selanjutnya 0,5 gelas setiap kali selesai buang air besar/diare.
2. Untuk anak dibawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas oralit.
Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai buang air besar/diare.
3. Untuk anak diatas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit, selanjutnya
1,5 gelas setiap kali buang air besar/diare.
4. Untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas
oralit, selanjutnya 2 gelas setiap kali buang air besar/diare.

5. Pencegahan diare
Pencegahan penyakit diare ada tiga tingkatan yaitu :
a. Tingkat pertama (primary Prevention) pencegahan tigkat pertama dilakukan pada
massa prepatogenesis dengan tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap
diare, tindakan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan air bersih,
menggunakan jamban yang sehat dan mencuci tangan dengan sabun. Cuci tangan
pakai sabun merupakan salah satu perilaku non – kesehatan yang berpengaruh
terhadap status kesehatan balita. Jari tangan adalah salah satu jalur masuknya
virus, bakteri dan pathogen penyebab diare kemakanan. Dengan pola seperti ini,
salah satu bentuk prilaku efektif dan efisien dalam upaya pencegahan dan
pencemaran adalah mencuci tangan ( Ariani,2016 ).
b. Pencegahan tingkat yang kedua ditunjukkan kepada anak yang telah menderita
diare, tindakan yang dilakukan yaitu berikan penderita lebih banyak cairan dan
biasanya seperti oralit atau larutan gula garam untuk mencegah dehidrasi serta
pemberian makan yang mudah dicerna dan diserap zat-zat gizinya seperti bubut
dan tempe (Ariani, 2006).
c. Pencegahan tingkat yang ketiga ditunjukkan kepada penderita penyakit diare
dengan maksud jangan sampai bertambah berat penyakit atau terjadinya
komplikasi. Bahaya yang dapat diakibatkan oleh diare adalah kurang gizi, dan
kematian. Kematian akibat diare disebabkan oleh dehidrasi, yaitu kehilangan
banyak cairan dan gara dari tubuh.
d. Pencegahan diare secara umum
- Pemberian Asi pada bayi dapat mencegah diare, karena ASI terjamin
kebersihannya dan sesuai untuk bayi usia 0-24 bulan.
- Siapkan dan berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat dan
bersih.
- Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih
1) Sebelum makan
2) Sebelum menyusui
3) Setelah buang air besar
4) Sesudah membuang tinja/kotoran anak
5) Sebelum menyiapkan makanan
6) Sebelum menyuapi makanan anak
- Gunakan air bersih
- Cuci peralatan makanan dan minuman dengan baik
- Ssemua anggota keluarga BAB di jamban yang sehat
- Buang tinja anak di jamban
- Berikan imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak
mudah terkena diare
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, 2016. Diare Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Betz, Cecily L. Sowden, Linda A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pesiarei Edisi 5.
Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam, Susilaningrum, R.,& Utami, R. (2008). Asuhan keperawatan bayi dan
anak. Jakarta: Salemba Medika.
Suriadi, Yuliani, Rita. (2010). Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Wong. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik.Alih bahasa Andry
Harmono.Volume 2. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai