Anda di halaman 1dari 5

Resume Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Konseling
Dosen : Tuti Alawiyah, M.Pd

Disusun oleh :

Euis Siti Komariah


( 18010301 )
A3 BK 2018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2019
 Pemateri I
Prof.Dr. Mungin Eddy Wibowo,M.Pd.,Kons.
Peranan Konseling dalam Pendidikan Inklusi

a. Pendidikan inklusi di sekolah


Secara umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi pribadinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Inti dari pendidikan inklusi adalah hak asasi manusia atas pendidikan.
suatu konsekuensi logis dari hak ini adalah semua anak mempunyai hak
untuk menerima pendidikan yang tidak mendiskriminasi dengan
kecatatan, etnis, agama, bahasa, jenis kelamin, kemampuan dan lain-lain.
Secara konseptual akademik inklusi diartikan dengan integrasi yang
menyeluruh untuk semua siswa tanpa terkecuali siswa dengan kebutuhan
khusus dalam kelas regular yang disesuaikan dengan umur siswa dan
letak sekolah.
b. Peranan konseling dan pendidikan inklusi
Konseling disekolah harus berfokus pada pendekatan layanan
responsive terhadap peserta didik yang secara proaktif dan integral
dengan pencapaian dan keberhasilan peserta didik.
Konseling sebagai profesi bantuan adalah konsep yang melandasi peran
dan fungsi konselor di masyarakat dewasa ini. Profesi batuan adalah
profesi yang anggota- anggotanya dilatih khusus dan memiliki lisensi atau
sertifikat untuk melakukan sebuah layanan yang unik dan dibutuhkan oleh
masyarakat.
Konselor sebagai profesi bantuan

Individu
Counseling
Kelompok
Individu normal menjalankan tugas perkembangan sesuai tahap
perkembangan, untuk mencapai perkembangan optimal, kemandirian
dan kebahagiaan. Konseling sebuah profesi dapat dibedakan dengan
dimilikinya pengetahuan tertentu, program pelatihan yang diakui,
organisasi sejawat yang profesional, dan kredensial prautisi seperti
adanya lisensi, kode etik, pengakuan legal dan standar-standar kepakaran
lainnya.
Konselor sekolah harus menjadi katalisator untuk perubahan
pendidikan dan untuk mengasumsikan dan menerima peran
kepemimpinan dalamreformasi pendidikan. Konselor sekolah melakukan
kolaborasi dengan kepala sekolah, guru, professional sekolah lainnya,
dan orang tua untuk mempersiapkan siswa memenuhi harapan standar
akademik yang lebih tinggi, dan menjadi produktif dan member
kontribusi pada masyarakat. Konselor dalam menjalankan tugas
profesionalnya baik dalam penyelenggaraanya pendidikan secara umum
maupun dalam pendidikan inklusi.

 Pemateri II
Dr. H. Nandang Budiman,M.Si
Bimbingan dan konseling pada pendidikan inklusi di Era Disrupsi

a. Era Disrupsi ( Disruption Era )


Disrupsi adalah kekacauan yang mengganggu suatu peristiwa, aktivitas,
atau proses. Disrupsi sebagai perubahan berbagai sektor akibat digitalisasi
sehingga muncul fenomena ”internet of things (lot) & technology of things
(tot)”. Era dirupsi sebagai era memungkinkan berbagai hal tercerabut dari
akarnya.
b. Esensi Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusi bukan sekedar metode atau pendekatan pendidikan
melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan
antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun
kehidupan bersama yang lebih baik.
Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk menyatukan hak semua orang
tanpa terkecuali dalam memperoleh pendidikan. Difabel hanyalah satu
bentuk kebhinekaan seperti halnya perbedaan suku, ras, bahasa, budaya,
dan agama. Peserta didik difabel sama halnya dengan peserta didik lainnya
memiliki potensi, yakni keunikan yang dapat dikembangkan.
c. Komponen Program Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan dasar (curriculum guidance)
Program pengembangan perilaku jangka panjang yang diperuntukan
bagi seluruh peserta didik, baik dalam aspek perkembangan pribadi,
sosial, belajar, maupun karir, sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Layanan responsive
Program bantuan bagi peserta didik yang memerlukan bantuan segera
dalam menyelesaikan masalah dan kebutuhan yang dihadapi sehingga
pencapaian tahap perkembangan selanjutnya tidak terganggu.
3. Dukungan system
Program yang terkait dengan manajemen, penyiapan sumber daya,
kerjasama dengan berbagai pihak dimaksudkan untuk mendukung
terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling secara efektif.

 Pemateri III
Dr. Ahmad Ali Rahmadian,M.Pd
Bimbingan dan konseling dalam setting pendidikan inklusi

a. Peran Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan inklusif


 Membangun dukungan dan kerjasama dari seluruh personil sekolah
seperti kepala sekolah, guru, terapis.
 Membangun dukungan dari seluruh siswa.
 Membangun dukungan dan kerja sama dengan orang tua.
 Bekerja sama dengan terapik dalam melakukan asesmen dan
mengembangkan layanan.
 Mendorong dan memfasilitasi kerja sama dengan profesi lain seperti
psikolog dan psikiater.
b. Tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
 Pengembangan SDM yang memadai sesuai dengan peran dan
tugasnya masing-masing
 Mengembangkan lingkungan sekolah yang ramah anak
 Pengembangan program dan layanan yang sesuai dengan tahap
perkembangan dan kebutuhan anak
 Dukungan dari orang tua siswa
 Keterlibatan dan dukungan teman sebaya
 Sarana dan prasarana
c. Beberapa masalah pada anak berkebutuhan khusus yang memerlukan
layanan konseling
 Kepercayaan diri yang rendah
 Merasa diabaikan
 Menarik diri dari lingkungan
 Keterampilan sosial
 Komunikasi yang rendah
 Kemampuan meregulasi emosi
 Menjadi korban buli
 Keterampilan belajar yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai