Tanggal Efektif : 11 Desember 2014 Periode Awal Perdagangan Waran Seri I : 23 Desember 2014
Masa Penawaran : 15 – 17 Desember 2014 Periode Akhir Perdagangan Waran Seri I :
Tanggal Penjatahan : 19 Desember 2014 - Pasar Reguler & Negosiasi : 14 Desember 2017
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 22 Desember 2014 - Pasar Tunai : 19 Desember 2017
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 22 Desember 2014 Periode Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 23 Desember 2015
Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I Pada BEI : 23 Desember 2014 Periode Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 20 Desember 2017
Akhir Masa Berlaku Waran Seri I : 21 Desember 2017
OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK
INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG
BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT GOLDEN PLANTATION (“PERSEROAN’) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB
SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG
TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI, TETAPI
SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM
PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”).
MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI RELATIF TERBATAS,
MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN EFEK YANG DITAWARKAN MENJADI TERBATAS ATAU SAHAM-SAHAM
TERSEBUT MENJADI KURANG LIKUID.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 2014
Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran
Umum Perdana Saham ini kepada Ketua Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dengan surat No 007/GP/
SPB/X/2014 tanggal 8 Oktober 2014 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal yang
dimuat dalam (Lembaran Negara No.64 Tahun 1995 Tambahan Nomor 3608) beserta peraturan
pelaksanaannya (“Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995”).
Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, direncanakan akan dicatatkan
di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah
dibuat dibawah tangan antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 7 Oktober 2014 apabila memenuhi
persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI
tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum Perdana Saham ini batal demi hukum dan uang
pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan UUPM
beserta peraturan pelaksanaannya. Dengan Surat Otoritas Jasa Keuangan No. S-527/D.04/2014 tanggal
11 Desember 2014, Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum
Perdana Saham ini telah menjadi efektif.
Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam
rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini bertanggung jawab sepenuhnya atas semua informasi
atau fakta material serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini, sesuai dengan bidang
tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Republik Indonesia dan kode
etik serta norma dan standar profesi masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini, setiap pihak yang ter-Afiliasi dilarang
memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum
dalam Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan
Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini tidak
mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Pasar Modal. Hubungan Afiliasi antara Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dapat dilihat pada
Bab XVI Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal.
PT CIMB Securities Indonesia selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta para Penjamin Emisi
Efek adalah pihak yang tidak ter-Afiliasi dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.
Keterangan lebih lanjut mengenai para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek
dengan Perseroan dapat dilihat pada Bab XV Penjaminan Emisi Efek.
Daftar Singkatan Nama Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan Pemegang Saham Perseroan................... x
Ringkasan ...............................................................................................................................................xi
II. Rencana Penggunaan Dana Yang Diperoleh Dari Hasil Penawaran Umum Perdana Saham... 13
VIII. Kejadian dan Transaksi Penting Setelah Tanggal Laporan Auditor Independen........................ 67
i
11. Diagram Kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak............................................................. 96
12. Aset Tetap............................................................................................................................ 97
13. Hak Atas Kekayaan Intelektual............................................................................................ 97
14. Transaksi dengan Pihak Berelasi......................................................................................... 98
15. Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga............................................................................. 98
16. Perkara yang Dihadapi Oleh Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan Direksi.................. 109
XVI. Lembaga dan Profesi Penunjang dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham............ 154
XVIII. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan beserta Laporan Auditor Independen............... 183
ii
Definisi Dan Singkatan
Di dalam Prospektus ini, kata-kata di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut, kecuali bila kalimatnya
menyatakan lain:
“Agen Penjualan” berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran Umum
Perdana Saham baik yang dilakukan di dalam atau di luar negeri.
“Anggota Bursa” berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat
2 UUPM.
“BAE” berarti Biro Administrasi Efek, salah satu lembaga penunjang pasar
modal Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 UUPM yaitu
PT Sinartama Gunita, berkedudukan di Jakarta.
“Bank Kustodian” berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk
memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana
dimaksud dalam UUPM.
“BAPEPAM DAN LK” atau berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, bagian
“BAPEPAM” dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:
184/PMK.01/2010 tanggal 11-10-2010 (sebelas Oktober dua ribu sepuluh)
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para
pengganti dan penerima hak dan kewajibannya per tanggal 31 Desember
2012 fungsi Bapepam dan LK telah beralih menjadi OJK.
“BEI” atau “Bursa Efek” berarti Bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka 4
UUPM yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, suatu
perseroan terbatas yang didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum
Negara Republik Indonesia serta berkedudukan di Jakarta Selatan, dan
merupakan bursa efek di mana saham-saham Perseroan akan dicatatkan.
iii
“CAGR” berarti Compunded Annual Growth Rate, atau tingkat pertumbuhan
majemuk per tahun.
“Daftar Pemegang Saham” berarti Daftar yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek yang memuat
keterangan tentang kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan
Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening
di KSEI.
“Daftar Pemesanan berarti Daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah yang
Pembelian Saham dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham
(DPPS)” (FPPS) yang dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.
“EBITDA” berarti Earning Before, Interest, Tax, Depreciation and Amortization, atau
laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi, dihitung dari laba
usaha ditambah penyusutan aset tetap dan amortisasi sewa lahan.
“Formulir Konfirmasi berarti Formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti
Penjatahan (FKP)” pemilikan saham-saham di pasar perdana.
“Formulir Pemesanan berarti Formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan
Pembelian Saham atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan
FPPS” diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin
Emisi Efek.
“Harga Penawaran” berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum
Perdana Saham, yaitu Rp288 (dua ratus delapan puluh delapan Rupiah)
“Hari Bank” berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
“Hari Bursa” berarti hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek yaitu hari
Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur
nasional atau dinyatakan libur oleh Bursa Efek.
“Hari Kalender” berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius
tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang
ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang
karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan
Hari Kerja biasa.
“Hari Kerja” berarti hari kerja biasa kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari yang oleh
Pemerintah ditetapkan sebagai hari libur nasional.
iv
“KSEI” berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu perseroan
terbatas berkedudukan di Jakarta, yang bertugas mengadministrasikan
penyimpanan efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada
Penitipan Kolektif.
“Manajer Penjatahan” berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang
Ditawarkan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan
No. IX.A.7, dalam hal ini PT CIMB Securities Indonesia.
“Masa Penawaran” berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan
pembelian Saham Yang Ditawarkan dimana FPPS dapat diajukan
kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para Penjamin Emisi Efek
sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, kecuali jika Masa
Penawaran itu ditutup lebih dini yang dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
“Masyarakat” berarti Perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia
maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun
badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan
hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar
Indonesia.
“Menkumham” berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu
bernama Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia atau
Menteri Kehakiman Republik Indonesia) atau pengganti dan penerima hak
dan kewajibannya.
“Otoritas Jasa Keuangan” berarti lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
atau “OJK” yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang peraturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 21 tanggal 22 November 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan. (UU Nomor: 21 Tahun 2011). Sejak tanggal
31-12-2012 (tiga puluh satu Desember dua ribu dua belas), fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal, beralih dari Bapepam dan LK ke OJK, sesuai dengan
Pasal 55 UU Nomor: 21 Tahun 2011, atau para pengganti dan penerima
hak dan kewajibannya
“Pasar Perdana” berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan Perseoran
kepada Masyarakat selama Masa Penawaran sebelum Saham Yang
Ditawarkan tersebut dicatatan pada Bursa Efek.
“Penawaran Umum berarti Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Masyarakat
Perdana Saham” berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan pelaksanaannya
dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan serta menurut ketentuan-
ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
“Penitipan Kolektif” berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu
pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI.
v
“Penjamin Emisi Efek” berarti pihak-pihak yang membuat kontrak dengan Perseroan untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atas nama Perseroan,
menjamin penjualan saham dan melakukan pembayaran hasil Penawaran
Umum Perdana Saham kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek, melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai
dengan bagian penjaminan.
“Penjamin Pelaksana berarti Penjamin Emisi Efek yang bertanggung jawab atas pengelolaan
Emisi Efek” atau ”PPEE” dan penyelenggaraan, pengendalian dan penjatahan Emisi saham dalam
Penawaran Umum Perdana Saham, dalam hal ini adalah PT CIMB
Securities Indonesia.
“Peraturan No. IX.A.2” berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata
Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham.
“Peraturan No. IX.A.7” berarti Peratuan Bapepam-LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep 691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang
Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum Perdana
Saham.
“Peraturan No. IX.C.1” berarti Peraturan Bapepam No. IX.C.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No. KEP-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam
Rangka Penawaran Umum.
“Peraturan No. IX.C.2” berarti Peraturan Bapepam No. IX.C.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman
Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum.
“Peraturan No. IX.C.3” berarti Peraturan Bapepam No. IX.C.3, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-43/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman
Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran
Umum.
“Peraturan No. IX.D.1” berarti Peraturan Bapepam No. IX.D.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No Kep-261PM/2003, tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu.
“Peraturan No. IX.E.2” berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 Lampiran dari Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang
Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
“Peraturan No. IX.I.6” berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.6, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang
Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik.
“Peraturan No. IX.J.1” berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-
Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
“Peraturan No. X.K.4” berarti Peraturan Bapepam-LK No. X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham.
vi
”Perjanjian Pendaftaran berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Yang Bersifat Ekuitas dengan KSEI
Efek” yang bermaterai cukup dan dibuat dibawah tangan oleh dan antara
Perseroan dengan KSEI No.SP-0021/PE/KSEI/1014 tanggal 2 Oktober
2014.
”Perjanjian Penjaminan berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 15 tanggal 6 Oktober
Emisi Efek” atau ”PPEE” 2014 sebagaimana diubah dan dinyatakan kembali melalui Addendum dan
Pernyataan Kembali Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 35 tanggal
4 Desember 2014, dibuat antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dihadapan Humberg Lie SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta.
”Pernyataan Efektif” berarti Pernyataan OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran
menjadi efektif: (i) atas dasar lewatnya waktu 45 (empat puluh lima) hari
sejak tanggal diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh OJK secara
lengkap atau (ii) atas dasar lewatnya waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak
tanggal perubahan Pernyataan Pendaftaran yang terakhir disampaikan
Perseroan kepada OJK, atau (iii) pada tanggal lain berdasarkan pernyataan
efektif dari Ketua OJK yang menyatakan bahwa tidak ada lagi perubahan
dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan, sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.A.2 sehingga Perseroan melalui para
Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham Yang
Ditawarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Pernyataan Pendaftaran” berarti dokumen yang wajib diajukan kepada OJK oleh Perseroan
bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebelum
Perseroan melakukan penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 19 UUPM juncto Peraturan
No. IX.C.1, dan dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan
No. IX.A.2.
“Perseroan” berarti badan hukum yang melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
yang dalam hal ini adalah PT Golden Plantation Tbk, berkedudukan di
Jakarta Selatan.
“Perusahaan Target” berarti PT Bailangu Capital Investment (BCI) dan PT Persada Alam Hijau
(PAH).
“Prospektus Awal” berarti dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh Perseroan dan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham
dan memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan
kepada OJK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali
informasi mengenai jumlah dan Harga Penawaran dari Saham Yang
Ditawarkan, penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan.
vii
“Prospektus Ringkas” berarti pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari
Prospektus Awal, yang akan diumumkan dalam sekurang-kurangnya
1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran
nasional yang disusun oleh Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek
bersama-sama sesuai dengan Peraturan No. IX.C.3 dalam waktu selambat-
lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan OJK bahwa
Perseroan wajib mengumumkan Prospektus Ringkas sebagaimana diatur
dalam Peraturan No. IX.A.2.
“Rekening Efek” berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik
pemegang saham yang diadministrasikan oleh KSEI atau Pemegang
Rekening berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang
ditandatangani pemegang saham dan perusahaan efek dan/atau Bank
Kustodian.
“Rekening Penawaran berarti rekening yang dibuka atas nama PPEE untuk menampung dana
Umum” yang diterima dari investor.
“RUPSLB” berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
“Saham Baru” berarti saham-saham baru yang dikeluarkan dari portepel oleh Perseroan
sebesar 800.000.000 (delapan ratus juta) saham dalam rangka Penawaran
Umum Perdana Saham.
“Saham Yang Ditawarkan” berarti Saham Baru yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat
melalui Penawaran Umum Perdana Saham, yang selanjutnya akan
dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.
“Tanggal Distribusi” berarti tanggal penyerahan Saham Yang Ditawarkan kepada para pembeli
Saham Yang Ditawarkan yang harus didistribusikan secara elektronik
paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sejak Tanggal Penjatahan.
“Tanggal Pembayaran” berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan
yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada Tanggal Distribusi Saham
Yang Ditawarkan, sebagaimana tercantum dalam Prospektus.
“Tanggal Pencatatan” berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan
di Bursa Efek dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah
Tanggal Distribusi yang akan ditentukan dalam Addendum Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek.
“Tanggal Pengembalian berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Yang
Uang Pemesanan/Refund” Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Para Penjamin
Emisi Efek, yang sebagian atau seluruh pesanannya tidak dapat dipenuhi
karena adanya penjatahan atau dalam hal Penawaran Umum Perdana
Saham dibatalkan atau ditunda.
viii
“Tanggal Penjatahan” berarti selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penutupan
Masa Penawaran.
“UUPM” berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 No. 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 3608 serta Peraturan Pelaksanaannya.
ix
Daftar Singkatan Nama Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan Pemegang Saham Perseroan
x
Ringkasan
Ringkasan di bawah ini dibuat atas dasar fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan penting yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain yang
lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian
terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan
yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan
dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum
dalam Prospektus ini dilakukan pada tingkat konsolidasian.
Perseroan, berkedudukan di Jakarta Selatan, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan
diatur menurut Hukum Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.01, tanggal
5 Desember 2007 yang dibuat di hadapan Syarifah Chozie, S.H, M.H., Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian
Perseroan”). Perseroan telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 14 Januari 2008 berdasarkan
Surat Keputusan Menkumham No. AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 dan telah di daftarkan dengan
Daftar No. AHU-0002547.AH.01.09. Tahun 2008 dan telah diumumkan dalam BNRI No.21, Tambahan
No.2831 tanggal11 Maret 2008.
Perubahan Anggaran Dasar terakhir dilakukan sehubungan dengan persetujuan perubahan status
Perseroan, nilai nominal saham, maksud dan tujuan Perseroan, serta persetujuan PUPS Perseroan
dimana Perseroan telah melakukan perubahan atas seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka
penyesuaian dengan Peraturan No. IX.J.1 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
No.37, tanggal 11 September 2014, yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta
Utara yang telah mendapatkan: (i) persetujuan dari Menkumham No.AHU-07898.40.20.2014 tanggal 12
September 2014; dan (ii) penerimaan pemberitahuan dari Menkumham No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal
12 September 2014 dan didaftarkan dalam: (i) Daftar Perseroan No.AHU-0092990.40.80.2014 tanggal
12 September 2014; dan (ii) Daftar Perseroan No. AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September
2014.
Persentase Tahun
Tahun Status
Nama Perusahaan Jenis Usaha Kepemilikan Operasi Lokasi
Penyertaan Operasional
Efektif Komersial
Langsung
1. PT Bumiraya Investindo Agribisnis/ 64,95% 2014 1993 Kalimantan Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Selatan Beroperasi
Tidak Langsung
1. PT Charindo Palma Oetama Agribisnis/ 99,99% 2010 2006 Kalimantan Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Barat Beroperasi
2. PT Airlangga Sawit Jaya Agribisnis/ 99,99% 2010 2006 Kalimantan Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Barat Beroperasi
3. PT Muarabungo Plantation Agribisnis/ 99,99% 2010 2007 Sumatera Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Selatan Beroperasi
4. PT Mitra Jaya Agro Palm Agribisnis/ 99,99% 2010 2000 Kalimantan Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Tengah Beroperasi
5. PT Tugu Palma Sumatera Agribisnis/ 99,96% 2010 2008 Riau Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Beroperasi
6. PT Tandan Abadi Mandiri1) Agribisnis/ 99,99% 2012 2006 Jambi Aktif
Perkebunan Kelapa Sawit Beroperasi
Keterangan : 1) Kepemilikan melalui MBP dan TPSum
xi
2. Penawaran Umum Perdana Saham
Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebesar 800.000.000 saham biasa atas nama
Nilai Nominal : Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham
Harga Penawaran : Rp288 (dua ratus delapan puluh delapan Rupiah) setiap saham
Nilai Emisi Saham : Sebesar Rp230.400.000.000 (dua ratus tiga puluh miliar empat
ratus juta Rupiah)
Jumlah Waran : Sebesar 1.000.000.000 waran atau 35% dari total modal
ditempatkan dan disetor penuh saat pernyataan pendaftaran
disampaikan.
Harga Pelaksanaan Waran Seri I : Rp288 (dua ratus delapan puluh delapan Rupiah)
Saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini seluruhnya adalah
saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, dan akan memberikan kepada pemegangnya
hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah
ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen dan hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan Perseroan adalah sebagai berikut
Nilai Nominal Rp100 per saham
Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 11.460.000.000 1.146.000.000.000
Nama Pemegang Saham:
TPS Food 2.864.990.000 286.499.000.000 99,9997
Stefanus Joko Mogoginta 10.000 1.000.000 0,0003
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 2.865.000.000 286.500.000.000 100,0000
Saham Dalam Portepel 8.595.000.000 859.500.000.000
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana
Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah
Penawaran Umum Perdana Saham ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:
Modal Saham
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Sesudah Penawaran Umum Perdana Saham
Keterangan Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham % Jumlah Saham %
Nominal (Rp) Nominal (Rp)
Modal Dasar 11.460.000.000 1.146.000.000.000 11.460.000.000 1.146.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
TPS Food 2.864.990.000 286.499.000.000 99,9997 2.864.990.000 286.499.000.000 78,1716
Stefanus Joko Mogoginta 10.000 1.000.000 0,0003 10.000 1.000.000 0,0003
Masyarakat* - - - 800.000.000 80.000.000.000 21,8281
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor 2.865.000.000 286.500.000.000 100,0000 3.665.000.000 366.500.000.000 100,0000
Saham Dalam Portepel 8.595.000.000 859.500.000.000 7.795.000.000 779.500.000.000
*dengan asumsi terjual seluruhnya
Perseroan akan mencatatkan sebesar 800.000.000 (delapan ratus juta) Saham Baru Perseroan
yang seluruhnya ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini. Jumlah saham yang akan
dicatatkan pada BEI adalah seluruh atau 100% (seratus persen) saham Perseroan yang telah dan akan
dikeluarkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham.
Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum Perdana Saham dapat dilihat pada Bab I
Prospektus ini.
xii
3. Program Alokasi Saham Kepada Karyawan (Employee Stock Allocation / “ESA”)
Perseroan telah menyetujui adanya Program ESA. Melalui Program ESA, Perseroan memberikan
kesempatan kepada karyawan Perseroan dan Entitas Anak untuk memiliki saham Perseroan dengan
sukarela pada saat Penawaran Umum. Program ESA memperkenankan karyawan tetap Perseroan
yang tercatat dalam data kepegawaian Perseroan dan Entitas Anak untuk diberikan penjatahan pasti di
dalam pengalokasian sejumlah Saham Yang Ditawarkan kepada publik.
Program ESA ini dialokasikan sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan
dalam Penawaran Umum atau sejumlah 80.000.000 (delapan puluh juta) saham. Apabila terdapat sisa
saham yang tidak diambil bagian oleh karyawan Perseroan, maka sisa saham tersebut akan ditawarkan
kepada Masyarakat.
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan
Program ESA, secara proforma adalah sebagai berikut:
Program ESA ini merupakan program pemberian jatah pasti saham yang merupakan bagian dari
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan
yang telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (“Peserta ESA”), berupa penjatahan pasti maksimum
10 % dari Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat.
Karyawan yang dapat berpartisipasi dalam program ESA adalah karyawan Perseroan dan Entitas Anak
yang memenuhi ketentuan antara lain sebagai berikut:
• Karyawan tetap tercatat pada tanggal 9 Oktober 2014
• Karyawan dalam status aktif bekerja pada tanggal 9 Oktober 2014
• Karyawan yang tidak dalam status terkena sanksi administratif pada saat implementasi Program
ESA
Sumber pendanaan yang akan digunakan untuk pembiayaan Program ESA berasal dari kas masing-
masing karyawan. Pada tanggal 9 Oktober 2014, jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak yang
berhak untuk mengikuti Program ESA adalah sekitar 1.177 orang.
Saham yang berasal dari program ESA dikenakan lock-up dengan demikian tidak dapat dialihkan dengan
cara apapun selama 18 bulan terhitung sejak tanggal pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek.
Peserta ESA hanya dapat mentransaksikan saham ESA setelah periode lock-up berakhir. Mengingat
pembelian saham ESA sepenuhnya menjadi tanggung jawab Peserta, maka tidak ada hal yang dapat
mengakibatkan hilangnya hak atas saham ESA.
Dalam hal karyawan mengundurkan diri pada saat periode lock-up belum berakhir maka saham tersebut
akan tetap menjadi milik karyawan.
xiii
Tujuan dari program ESA adalah agar karyawan Perseroan dan Entitas Anak mempunyai rasa memiliki
dan menyelaraskan tujuan karyawan dan tujuan Pemegang Saham, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja korporasi secara
keseluruhan, sehingga mendorong peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati stakeholders
Perseroan dan Entitas Anak.
Pelaksanaan program ESA tersebut akan dilakukan berdasarkan Peraturan No. IX.A.7, yang
memperbolehkan alokasi maksimum 10% (sepuluh persen) dari jumlah lembar Saham Yang Ditawarkan
kepada Masyarakat dapat dimiliki oleh karyawan Perseroan. Program ESA tidak berlaku bagi Direksi
dan Komisaris Perseroan dan Entitas Anak.
Persentase Waran Seri I terhadap keseluruhan jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Perseroan
pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan
adalah sebanyak 35% (tiga puluh lima persen).
Apabila Waran Seri I yang diperoleh pemegang saham telah dilaksanakan seluruhnya menjadi saham
baru dalam Perseroan, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum
dan sesudah pelaksanaan Waran Seri I, secara proforma adalah sebagai berikut:
Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran
Umum Perdana Saham, setelah dikurangi dengan biaya emisi yang terkait dengan Penawaran Umum
Perdana Saham, untuk:
a. Sekitar 59% (lima puluh sembilan persen) atau Rp130,265 miliar akan digunakan untuk mengakuisisi
Perusahaan Target, dimana sekitar 21% akan digunakan untuk mengakuisisi saham BCI dan sekitar
38% akan digunakan untuk mengakuisisi PAH, berikut adalah keterangan singkat dari rencana
akuisisi:
- Sekitar 21% atau Rp46,250 miliar dari keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran
Umum Perdana Saham akan digunakan untuk mengakuisisi saham BCI dari PT Pangeran
Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen.
- Sekitar 38% atau Rp84,015 miliar dari keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran
Umum Perdana Saham akan digunakan untuk mengakuisisi PAH dari PT Profindo Putra
Utama.
b. Sekitar 41% (empat puluh satu persen) atau Rp90,13 miliar akan digunakan untuk belanja modal
dan modal kerja Perusahaan Target dalam pengembangan kegiatan usaha perkebunan kelapa
sawit.
xiv
Sedangkan dana yang diperoleh dari Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk
tambahan modal kerja Perseroan dan Entitas Anak, seperti biaya umum dan administrasi lainnya.
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa setiap penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran
Umum Perdana Saham akan mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Keterangan lebih lengkap mengenai penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham dapat
dilihat pada Bab II Prospektus ini.
6. Keunggulan Bersaing
Keterangan selengkapnya mengenai keunggulan kompetitif Perseroan dapat dilihat pada Bab X
Prospektus ini sub-bab Keunggulan Kompetitif.
7. Strategi Usaha
Perseroan fokus dalam memperbesar usaha dan juga meningkatkan pangsa pasar dan profitabilitas
Perseroan. Perseroan percaya akan dapat memenuhi target tersebut dengan strategi di bawah ini:
a. Meningkatkan lahan tertanam seluas 5.000 – 8.000 ha setiap tahunnya.
b. Menambah kapasitas pabrik pengolahan minyak kelapa sawit
c. Melakukan kerjasama strategis dengan mitra bisnis
d. Peluang untuk melakukan akuisisi
e. CSR untuk mengembangkan standar kesejahteraan masyarakat sekitar
Keterangan selengkapnya mengenai strategi usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab X Prospektus ini
sub-bab Strategi Usaha.
Perseroan mulai memasuki bisnis minyak sawit melalui akuisisi PT Bumiraya Investindo (“BRI”) yang
berlokasi di Kalimantan Selatan. Perseroan berupaya mengeksplorasi kesempatan bisnis untuk
meningkatkan kinerja dan marjin usaha, termasuk diantaranya terjun ke agribisnis dan perkebunan
kelapa sawit.
Untuk pengembangan organik, Perseroan mengoptimalisasi secara internal dalam proses pembibitan,
penanaman, perawatan, panen dan penanganan pasca-panen untuk mendapatkan panen yang lebih
baik dengan lebih efisien. Sedangkan untuk pengembangan anorganik, BRI telah melakukan akuisisi
internal enam perusahaan perkebunan sawit, yaitu PT Mitra Jaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya,
PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Tugu Palma Sumatera dan PT Tandan
Abadi Mandiri.
Pada tahun 2013, BRI telah menyelesaikan pembangunan sebuah pabrik pengolahan minyak sawit
mentah (crude palm oil/ CPO) berkapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS) per jam yang sudah
mulai beroperasi sejak akhir bulan April 2013. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan tanggal 30 Juni
2014, kapasitas terpakai pabrik pengolahan tersebut adalah 30 ton TBS per jam. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi, Perseroan berencana untuk menambah kapasitas pabrik pengolahan CPO tersebut
menjadi 45 ton TBS per jam pada tahun 2017.
Pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 49.410,92 hektar
di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas
17.323,60 hektar diantaranya adalah sudah tertanam. Penetrasi akan terus dilakukan dengan
mengakuisisi lahan baru dan penanaman.
xv
Tabel berikut menyajikan data rinci terkait luas lahan yang dimiliki oleh Entitas Anak per 30 Juni 2014:
Tabel berikut menyajikan data rinci terkait profil umur dari perkebunan yang dimiliki oleh Entitas Anak
per 30 Juni 2014:
(dalam Ha)
Profil Umur
Nama Perusahaan
Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman Menghasilkan
(1-3 Tahun) (> 3 tahun)
1. BRI 2.149,24 5.545,65
2. CPO 1.113,97 931,89
3. ASJ 739,84 309,01
4. MBP 1.216,17 -
5. MJAP 2.342,64 2.213,76
6. TPSum 79,49 -
7. TAM 68,74 613,20
Total 7.710,09 9.613,51
Tabel berikut menyajikan data rinci terkait profil area perkebunan berdasarkan area tertanam yang
dimiliki oleh Entitas Anak per 30 Juni 2014:
(dalam Ha)
Nama Perusahaan Area Tertanam Area Belum Tertanam
1. BRI 7.694,89 9.266,63
2. CPO 2.045,86 1.575,23
3. ASJ 1.048,85 2.988,46
4. MBP 1.216,17 2.966,83
5. MJAP 4.556,40 265,60
6. TPSum 79,49 2.006,51
7. TAM 681,94 13.018,06
Total 17.323,60 32.087,32
Pada tahun 2013, BRI telah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit mentah
(crude palm oil/ CPO) berkapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS) per jam yang sudah mulai beroperasi
sejak akhir bulan April 2013. Pada tanggal 30 Juni 2014, kapasitas terpakai pabrik pengolahan tersebut
adalah 30 ton TBS per jam.
Volume produksi Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(dalam ton)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Minyak Sawit Mentah 6.597 7.748 - - - -
Tandan Buah Segar 39.944 63.808 48.738 60.227 39.408 35.227
Inti Sawit dan Turunannya 1.173 1.213 - - - -
Jumlah 47.714 72.769 48.738 60.227 39.408 35.227
xvi
Volume penjualan Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(dalam ton)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Minyak Sawit Mentah 4.930 7.298 - - - -
Tandan Buah Segar 10.689 20.405 44.928 58.446 38.668 33.926
Inti Sawit dan Turunannya 929 1.037 - - - -
Jumlah 16.548 28.740 44.928 58.446 38.668 33.926
Total penjualan Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Minyak Sawit Mentah 41.868.499.030 54.147.667.416 - - - -
Tandan Buah Segar 8.501.110.200 22.548.017.304 58.393.336.454 80.677.360.534 46.168.641.391 40.024.988.774
Inti Sawit dan Turunannya 5.047.044.981 3.098.673.241 - - - -
Jumlah 55.416.654.211 79.794.357.961 58.393.336.454 80.677.360.534 46.168.641.391 40.024.988.774
Keterangan selengkapnya mengenai kegiatan dan prospek usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab X
Prospektus ini.
Risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha utama Perseroan dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
xvii
RISIKO TERKAIT PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM
1. Saham Perseroan belum pernah diperdagangkan di pasar modal, dan pencatatan saham Perseroan
di BEI belum tentu menjadikan perdagangan yang aktif atau likuid bagi saham Perseroan
2. Harga perdagangan saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa mendatang
Keterangan selengkapnya mengenai risiko usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VII Prospektus ini.
(dalam Rupiah)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011
Aset Lancar 83.778.360.719 81.111.137.150 52.258.711.299 395.158.445.422
Aset Tidak Lancar 1.095.731.988.036 1.026.761.825.493 871.375.334.043 596.323.290.464
Jumlah Aset 1.179.510.348.755 1.107.872.962.643 923.634.045.342 991.481.735.886
Liabilitas Jangka Pendek 415.540.684.352 301.491.071.575 75.819.787.566 35.224.765.387
Liabilitas Jangka Panjang 63.638.345.638 112.073.046.138 156.739.108.655 257.652.987.924
Jumlah Liabilitas 479.179.029.990 413.564.117.713 232.558.896.221 292.877.753.311
Ekuitas 700.331.318.765 694.308.844.929 691.075.149.121 698.603.982.575
(dalam Rupiah)
Untuk periode 6 bulan
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
Keterangan yang berakhir pada 30 Juni
2014 2013 2013 2012 2011
Penjualan Neto 55.416.654.211 22.591.672.258 79.794.357.961 58.393.336.454 80.677.360.534
Beban Pokok Penjualan (34.029.115.019) (17.995.478.526) (58.372.516.755) (64.217.035.547) (55.267.940.504)
Laba (Rugi) Kotor 21.387.539.192 4.596.193.732 21.421.841.206 (5.823.699.093) 25.409.420.030
Beban Operasi (10.594.399.198) (4.132.818.849) (15.513.040.670) 14.136.190.838 (2.621.937.587)
Laba Usaha 10.793.139.994 463.374.883 5.908.800.536 8.312.491.745 22.787.482.443
Laba (Rugi) Setelah Pajak Penghasilan 6.007.260.474 (1.542.133.145) 3.233.695.808 1.673.349.696 13.235.522.177
Jumlah Rugi Komprehensif Tahun
Berjalan Sebelum Penyesuaian Proforma (55.000.000) (8.180.000) (13.580.000) (1.860.000) (6.360.000)
Untuk periode 6 bulan yang Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan berakhir pada 30 Juni 31 Desember
2014 2013 2013 2012 2011 2010 2009
EBITDA (dalam Rupiah) 16.286.366.009 4.506.686.209 13.851.549.121 13.244.694.241 28.636.073.488 7.142.944.231 4.697.482.929
RASIO PERTUMBUHAN
Penjualan 145,30% 36,65% 36,65% -27,62% 74,74% 15,35% 34,81%
Laba kotor 365,33% -467,84% -467,84% -122,92% 62,84% 41,03% -3,48%
Laba usaha 2229,25% -28,92% -28,92% -63,52% 311,00% 65,87% -50,42%
Laba komprehensif 572,37% 630,11% 630,11% -70,75% 1666,67% -28,46% -99,85%
Jumlah aset 6,83% 9,35% 19,95% -6,84% 85,87% -7,36% 25,29%
Jumlah liabilitas 16,93% 37,86% 77,83% -20,60% 27,55% -22,70% 42,88%
Jumlah ekuitas 0,87% -0,25% 0,47% -1,08% 129,94% 8,97% 10,76%
RASIO USAHA
Laba kotor / penjualan 38,59% 20.34% 26,85% -9,97% 31,50% 33,80% 27,64%
Laba usaha / penjualan 19,48% 2.05% 7,41% 14,24% 28,25% 12,01% 8,35%
Laba komprehensif / penjualan -0,10% -0,04% -0,02% 0,00% -0,01% 0,00% 0,00%
Laba kotor / aset 1,81% 1,94% 1,93% -0,63% 2,56% 2,93% 1,92%
Laba usaha / aset 0,92% 0,54% 0,53% 0,90% 2,30% 1,04% 0,58%
Laba komprehensif / aset 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 2,48% 0,00%
Laba kotor / ekuitas 3,05% 3,09% 3,09% -0,84% 3,64% 5,14% 3,97%
Laba usaha / ekuitas 1,54% 0,85% 0,85% 1,20% 3,26% 1,82% 1,20%
Laba komprehensif / ekuitas -0,01% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
xviii
Untuk periode 6 bulan yang Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan berakhir pada 30 Juni 31 Desember
2014 2013 2013 2012 2011 2010 2009
RASIO KEUANGAN
Aset lancar / liabilitas jangka pendek
(Current Ratio) (x) 0,20 6,77 0,27 0,69 11,22 0,45 3,90
Quick ratio (x) 0,10 6,35 0,21 0,57 11,15 0,26 3,43
Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas (x) 0,68 0,47 0,60 0,34 0,42 0,76 1,07
Jumlah liabilitas / jumlah aset (x) 0,41 0,32 0,37 0,25 0,30 0,43 0,52
Debt to Equity ratio (x) 0,68 0,47 0,60 0,34 0,42 0,76 1,07
Keterangan selengkapnya mengenai ikhtisar data keuangan penting Perseroan dapat dilihat pada Bab
V Prospektus ini.
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan,
laba bersih Perseroan dapat dibagikan kepada Pemegang Saham sebagai dividen setelah penyisihan
dana cadangan wajib yang dipersyaratkan undang-undang. Pembagian dividen harus disetujui oleh
Pemegang Saham melalui keputusan RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi Perseroan.
Manajemen Perseroan, merencanakan kebijakan pembagian dividen kas maksimum 25% (dua
puluh lima persen) dari laba bersih Perseroan untuk setiap tahunnya dimulai dari tahun buku 2014
dengan dasar perhitungan bahwa Perseroan akan memberikan keuntungan yang proporsional antara
Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan adanya pertumbuhan Perseroan dimasa yang akan
datang. Perseroan berencana untuk membagikan dividen setidaknya sekali setahun kecuali diputuskan
lain dalam RUPS. Direksi Perseroan akan membayarkan dividen, dengan persetujuan para pemegang
saham dalam RUPS. Pembagian dividien akan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi keuangan
dan tingkat kesehatan Perseroan.
Keterangan selengkapnya mengenai kebijakan dividen Perseroan dapat dilihat pada Bab XIII Prospektus
ini.
xix
Halaman ini sengaja dikosongkan
I. Penawaran Umum Perdana Saham
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebesar 800.000.000 (delapan ratus juta)
saham biasa atas nama yang merupakan saham baru yang berasal dari portepel, atau sebesar 21,8281% (dua puluh
satu koma delapan dua delapan satu persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan
setelah Penawaran Umum Perdana Saham, yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100
(seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp288 (dua
ratus delapan puluh delapan Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir
Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah Penawaran Umum Perdana Saham adalah Rp230.400.000.000
(dua ratus tiga puluh miliar empat ratus juta Rupiah).
Perseroan berencana untuk mengalokasikan Sahan Yang Ditawarkan sebesar 80.000.000 (delapan puluh juta)
saham atau sebesar 10% (sepuluh persen) dari Saham Yang Ditawarkan akan dialokasikan untuk Program Alokasi
Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau “ESA”).
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroan secara bersamaan akan menerbitkan sebesar
1.000.000.000 (satu miliar) Waran Seri I atau sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari total jumlah saham
ditempatkan dan disetor penuh saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham
ini disampaikan, yang menyertai Saham Baru Perseroan. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai
insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal
Penjatahan. Setiap pemegang 4 (empat) Saham Baru Perseroan berhak memperoleh 5 (lima) Waran Seri I dimana
setiap 1 (satu) Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan
yang dikeluarkan dalam portepel. Waran Seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama
3 (tiga) tahun.
Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa
Atas Nama yang bernilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap sahamnya dengan Harga Pelaksanaan sebesar
Rp288 (dua ratus delapan puluh delapan Rupiah) per Waran Seri I yang dapat dilakukan selama masa berlakunya
pelaksanaan yaitu 1 (satu) tahun sejak tanggal pencatatan saham di Bursa Efek, yang berlaku mulai tanggal
23 Desember 2015 sampai dengan 20 Desember 2017. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai
pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Apabila
Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kadaluarsa,
tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa berlaku Waran Seri I tidak dapat diperpanjang lagi.
Seluruh Saham Baru Perseroan yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham dan saham hasil
pelaksanaan Waran Seri I ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya
di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk
mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO FLUKTUASI HARGA PASAR TERHADAP
PRODUK YANG DIHASILKAN PERSEROAN.
MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI
RELATIF TERBATAS, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN EFEK YANG DITAWARKAN
MENJADI TERBATAS ATAU SAHAM-SAHAM TERSEBUT MENJADI KURANG LIKUID.
1
Perseroan, berkedudukan di Jakarta Selatan, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan
dan diatur menurut Hukum Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan.
Perseroan telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 14 Januari 2008 berdasarkan Surat
Keputusan Menkumham No. AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 dan telah di daftarkan dengan Daftar
No. AHU-0002547.AH.01.09. Tahun 2008 dan telah diumumkan dalam BNRI No.21, Tambahan No.2831
tanggal 11 Maret 2008.
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana
termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.37, tanggal 11 September 2014, yang
dibuat di hadapan Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta Utara yang telah mendapatkan:
(i) persetujuan dari Menkumham No.AHU-07898.40.20.2014 tanggal 12 September 2014; dan
(ii) penerimaan pemberitahuan dari Menkumham No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal 12 September
2014 dan didaftarkan dalam: (i) Daftar Perseroan No.AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September
2014; dan (ii) Daftar Perseroan No. AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September 2014 yang
mengubah yakni status Perseroan, nilai nominal saham, maksud dan tujuan Perseroan serta persetujuan
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan dimana Perseroan telah melakukan perubahan atas
seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan No. IX.J.1
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
serta komposisi kepemilikan saham Perseroan adalah sebagai berikut :
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana
Saham ini, maka struktur permodalan dan kepemilikan saham serta komposisi kepemilikan saham
dalam Perseroan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Sesudah Penawaran Umum Perdana Saham
Keterangan Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Jumlah Saham % Jumlah Saham %
Nominal (Rp) Nominal (Rp)
Modal Dasar 11.460.000.000 1.146.000.000.000 11.460.000.000 1.146.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
TPS Food 2.864.990.000 286.499.000.000 99,9997 2.864.990.000 286.499.000.000 78,1716
Stefanus Joko Mogoginta 10.000 1.000.000 0,0003 10.000 1.000.000 0,0003
Masyarakat* - - - 800.000.000 80.000.000.000 21,8281
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor 2.865.000.000 286.500.000.000 100,0000 3.665.000.000 366.500.000.000 100,0000
Saham Dalam Portepel 8.595.000.000 859.500.000.000 7.795.000.000 779.500.000.000
*dengan asumsi terjual seluruhnya
Perseroan telah menyetujui adanya Program ESA. Melalui Program ESA, Perseroan memberikan
kesempatan kepada karyawan Perseroan dan Entitas Anak untuk memiliki saham Perseroan dengan
sukarela pada saat Penawaran Umum. Program ESA memperkenankan karyawan tetap Perseroan
yang tercatat dalam data kepegawaian Perseroan dan Entitas Anak untuk diberikan penjatahan pasti di
dalam pengalokasian sejumlah Saham Yang Ditawarkan kepada publik.
2
Program ESA ini dialokasikan sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan
dalam Penawaran Umum atau sejumlah 80.000.000 (delapan puluh juta) saham. Apabila terdapat sisa
saham yang tidak diambil bagian oleh karyawan Perseroan, maka sisa saham tersebut akan ditawarkan
kepada masyarakat.
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan
Program ESA, secara proforma adalah sebagai berikut:
Program ESA ini merupakan program pemberian jatah pasti saham yang merupakan bagian dari
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan
yang telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (“Peserta ESA”), berupa penjatahan pasti maksimum
10 % dari Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat.
Karyawan yang dapat berpartisipasi dalam program ESA adalah karyawan Perseroan dan Entitas Anak
yang memenuhi ketentuan antara lain sebagai berikut:
• Karyawan tetap tercatat pada tanggal 9 Oktober 2014.
• Karyawan dalam status aktif bekerja pada tanggal 9 Oktober 2014
• Karyawan yang tidak dalam status terkena sanksi administratif pada saat implementasi Program
ESA
Sumber pendanaan yang akan digunakan untuk pembiayaan Program ESA berasal dari kas masing-
masing karyawan. Pada tanggal 9 Oktober 2014, jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak yang
berhak untuk mengikuti Program ESA adalah sekitar 1.177 orang.
Saham yang berasa dari program ESA dikenakan lock-up dengan demikian tidak dapat dialihkan dengan
cara apapun selama 18 bulan terhitung sejak tanggal pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek.
Peserta ESA hanya dapat mentransaksikan saham ESA setelah periode lock-up berakhir. Mengingat
pembelian saham ESA sepenuhnya menjadi tanggung jawab Peserta ESA, maka tidak ada hal yang
dapat mengakibatkan hilangnya hak atas saham ESA.
Dalam hal karyawan mengundurkan diri pada saat periode lock-up belum berakhir maka saham tersebut
akan tetap menjadi milik karyawan.
Tujuan dari program ESA adalah agar karyawan Perseroan dan Entitas Anak mempunyai rasa memiliki
dan menyelaraskan tujuan karyawan dan tujuan Pemegang Saham, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja korporasi secara
keseluruhan, sehingga mendorong peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati stakeholders
Perseroan dan Entitas Anak.
Pelaksanaan program ESA tersebut akan dilakukan berdasarkan Peraturan No. IX.A.7, yang
memperbolehkan alokasi maksimum 10% (sepuluh persen) dari jumlah lembar Saham Yang Ditawarkan
kepada masyarakat dapat dimiliki oleh karyawan Perseroan. Program ESA tidak berlaku bagi Direksi
dan Komisaris Perseroan dan Entitas Anak.
3
PENERBITAN WARAN SERI I
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroan secara bersamaan akan menerbitkan
sebanyak 1.000.000.000 (satu miliar) Waran Seri I. Waran Seri I ini diberikan secara cuma-cuma kepada
para pemegang Saham Baru Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada
Tanggal Penjatahan. Waran Seri I tersebut diterbitkan berdasarkan Akta Pernyataan Penerbitan Waran
Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Golden Plantation Tbk No. 16 tanggal
6 Oktober 2014 sebagaimana diubah dan dinyatakan kembali melalui Addendum Pernyataan Penerbitan
Waran Seri I No. 36 tanggal 4 Desember 2014, yang dibuat dihadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn,
Notaris di Jakarta (“Akta Penerbitan Waran Seri I”).
Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan setiap
1 (satu) Waran Seri I yang dimiliki menjadi 1 (satu) saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp100
(seratus Rupiah), yang seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel dengan Harga Pelaksanaan Rp288
(dua ratus delapan puluh delapan Rupiah) per Waran Seri I selama masa berlakunya pelaksanaan
yaitu mulai tanggal 23 Desember 2015 sampai dengan 20 Desember 2017. Pemegang Waran Seri
I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I
tersebut belum dilaksanakan menjadi saham. Bila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa
berlakunya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa
berlaku Waran Seri I tidak dapat diperpanjang.
Apabila Waran Seri I yang diperoleh pemegang saham telah dilaksanakan seluruhnya menjadi saham
baru dalam Perseroan, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum
dan sesudah pelaksanaan Waran Seri I, secara proforma adalah sebagai berikut:
Keterangan mengenai Waran Seri I di bawah ini merupakan rangkuman dari Akta Penerbitan Waran
Seri I, namun bukan merupakan salinan selengkapnya dari keseluruhan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum di dalam Akta tersebut. Adapun salinan selengkapnya dapat diperoleh atau dibaca di
kantor Perseroan dan kantor Pengelola Administrasi Waran Seri I pada setiap hari dan jam kerja.
A. Definisi
a. Waran Seri I berarti Waran Seri I yang diterbitkan dan dibagikan oleh Perseroan, yang memberikan
hak kepada pemegangnya yang untuk pertama kalinya merupakan pemegang saham Perseroan
yang berasal dari Saham Yang Ditawarkan/dijual melalui Penawaran umum, untuk membeli Saham
hasil Pelaksanaan sesuai dengan Syarat Dan Kondisi serta Penerbitan Waran Seri I dan dengan
memperhatikan Peraturan Pasar Modal dan ketentuan KSEI yang berlaku.
b. Surat Kolektif Waran Seri I berarti bukti pemilikan sejumlah Waran Seri I dalam kelipatan tertentu
yang diterbitkan oleh Perseroan yang memuat nama, alamat dan jumlah Waran Seri I serta
keterangan lain yang dianggap perlu.
c. Pelaksanaan Waran Seri I berarti pelaksanaan hak membeli Saham baru oleh Pemegang Waran
Seri I.
4
d. Harga Pelaksanaan berarti harga setiap Saham yang harus dibayar pada saat pelaksanaan Waran
Seri I dan sebagai harga awal pelaksaan akan ditentukan dalam perubahan Akta Penerbitan
Waran Seri I, terhadap harga awal pelaksanaan tersebut dapat terjadi perubahan apabila terjadi
penyesuaian harga pelaksanaan sebagaimana disebut dalam Syarat dan Kondisi 13 yang terlampir
dalam Akta Penerbitan Waran Seri I.
e. Saham Hasil Pelaksanaan berarti Saham baru yang yang mempunyai hak-hak yang sama dengan
hak-hak pemegang Saham Perseroan lainnya, satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan
KSEI yang berlaku.
Hak atas waran Seri I melekat pada pemegang saham Perseroan yang berasal dari Saham Yang
Ditawarkan/ dijual melalui Penawaran Umum dengan ketentuan: setiap pemegang Saham baru yang
namanya tercatat dalam daftar penjatahan Penawaran Umum yang dilakukan oleh Penjamin Pelaksana
Emisi Efek pada tanggal penjatahan sebagai pemegang/pemilik dari 4 (empat) saham baru Perseroan,
akan memperoleh 5 (lima) Waran Seri I yang diberikan dengan cuma cuma, dimana untuk penerbitan
Waran Seri I tersebut apabila hasil pembagiannya terdapat pecahan, maka akan dilakukan pembulatan
ke bawah, dengan demikian Waran Seri I yang akan dikeluarkan Perseroan, adalah sejumlah
1.000.000.000 (satu miliar) Waran Seri I yang dapat dilaksanakan dengan Harga Pelaksanaan.
Waran Seri I yang diterbitkan adalah Waran Seri I atas nama yang terdaftar dalam Daftar Pemegang
Waran Seri I dan dapat diperdagangkan di Bursa Efek selama periode perdagangan Waran Seri I.
Biro Administrasi Efek selaku Pengelola Administrasi Waran Seri I wajib menyimpan dan mengelola
Daftar Pemegang Waran Seri I untuk kepentingan Perseroan dengan memperhatikan ketentuan dalam
Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran Seri I.
Waran Seri I yang diterbitkan Perseroan adalah Waran Seri I atas nama dan sebagai bukti kepemilikan
awal adalah dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) yang kemudian diadministrasikan
secara elektronik di KSEI.
Waran Seri I terdaftar dan tercatat serta dapat diperdagangkan di Bursa Efek sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan
telah menunjuk Biro Administrasi Efek yaitu PT Sinartama Gunita sebagai Pengelola Administrasi Waran
Seri I berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran Seri I yang bertugas untuk melakukan
pencatatan para Pemegang Waran Seri I di dalam buku Daftar Pemegang Waran Seri I.
Setiap pemegang 1 (satu) Waran Seri I yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berhak
untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan dengan cara melakukan Pelaksanaan Waran Seri I
pada Hari Kerja selama Masa Berlaku Pelaksanaan dengan membayar Harga Pelaksanaan atau harga
pelaksanaan baru bila terjadi penyesuaian.
Jangka waktu Waran Seri I adalah 3 (tiga) tahun kalender yang dihitung sejak tanggal pencatatan
Waran Seri I yang paling awal di Bursa Efek sampai dengan 1 (satu) Hari Kerja sebelum tanggal hari
ulang tahun ke-3 (tiga) pencatatan Waran Seri I tersebut.
a. Persetujuan Pemegang Waran Seri I yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) dari Waran
Seri I.
5
b. Perseroan wajib mengumumkan setiap perubahan Akta Penerbitan Waran Seri I dalam 2 (dua)
surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran nasional dan salah satunya beredar di
tempat kedudukan Perseroan selambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum
ditandatanganinya perubahan Akta Penerbitan Waran Seri I dan bilamana selambatnya dalam
waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah pengumuman tersebut lebih dari 50% (lima puluh
persen) Pemegang Waran Seri I tidak menyatakan keberatan secara tertulis atau tidak memberikan
tanggapan secara tertulis kepada Perseroan, maka Pemegang Waran Seri I dianggap telah
menyetujui usulan perubahan tersebut.
c. Setiap perubahan Akta Penerbitan Waran Seri I harus dilakukan dengan akta yang dibuat
secara notariil dan perubahan tersebut mengikat Perseroan dan Pemegang Waran Seri I dengan
memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Akta Penerbitan Waran Seri I dan
Syarat dan Kondisi, Peraturan Pasar Modal dan ketentuan KSEI.
Masa perdagangan Waran Seri I adalah setiap Hari Bursa, terhitung sejak tanggal pencatatan Waran
Seri I pada Bursa Efek sampai dengan 5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal hari ulang tahun ke-3 (tiga)
pencatatan Waran Seri I tersebut.
Masa berlaku pelaksanaan adalah setiap Hari Kerja, terhitung 1 (satu) tahun setelah tanggal pencatatan.
Pemegang Waran Seri I memiliki hak untuk menukarkan sebagian atau seluruh Waran Seri I menjadi
saham baru. Jika harga pasar saham Perseroan menjadi lebih rendah dari Harga Pelaksanaan,
Pemegang Waran Seri I berhak untuk tidak menukarkan Waran Seri I miliknya menjadi saham baru
karena secara teoritis, Waran Seri I yang diterbitkan Perseroan menjadi tidak bernilai. Sesudah
melampaui masa berlaku pelaksanaan, setiap Waran Seri I yang belum dilaksanakan menjadi tidak
bernilai dan tidak berlaku untuk keperluan apapun dan Perseroan tidak lagi memiliki kewajiban untuk
menerbitkan saham baru, serta Pemegang Waran Seri I tidak dapat menuntut ganti rugi maupun
kompensasi berupa apapun dari Perseroan.
a. Pada jam kerja yang umumnya berlaku selama Jangka Waktu Pelaksanaan, setiap Pemegang
Waran Seri I dapat melakukan Pelaksanaan Waran Seri I menjadi saham baru yang dikeluarkan
dari saham portepel yang dipegangnya menjadi Saham Hasil Pelaksanaan berdasarkan syarat dan
ketentuan dalam Akta Penerbitan Waran Seri I.
b. Pelaksanaan Waran Seri I dapat dilakukan di kantor pusat Pengelola Administrasi Waran Seri I.
c. Pada Tanggal Pelaksanaan, para Pemegang Waran Seri I yang bermaksud untuk melaksanakan
Waran Seri I yang dimilikinya menjadi saham baru, wajib untuk menyerahkan Dokumen Pelaksanaan
kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I:
i. Formulir Pelaksanaan yang dilekatkan pada setiap Surat Kolektip Waran Seri I dengan
memperhatikan ketentuan KSEI.
ii. Bukti Pembayaran Harga Pelaksanaan, sebagai bukti telah dibayarnya Harga Pelaksanaan
oleh Pemegang Waran Seri I kepada Perseroan.
Atas penyerahan Dokumen Pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I wajib menyerahkan
bukti telah diterimanya Dokumen Pelaksanaan (selanjutnya akan disebut “Bukti Penerimaan
Dokumen Pelaksanaan”).
d. Dokumen Pelaksanaan yang telah diterima oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I tidak dapat
dibatalkan dan ditarik kembali.
e. Pemegang Waran Seri I yang tidak menyerahkan Dokumen Pelaksanaan selama masa pelaksanaan
tidak berhak lagi melaksanakan Waran Seri I menjadi saham.
f. - Dalam jangka waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I menerima
Dokumen Pelaksanaan, Pengelola Administrasi Waran Seri I akan melakukan penelitian
terhadap kelengkapan Dokumen Pelaksanaan serta kebenaran tentang terdaftarnya Pemegang
Waran Seri I dalam Daftar Pemegang Waran Seri I.
6
- Pada Hari Kerja berikutnya, Pengelola Administrasi Waran Seri I meminta konfirmasi dari bank
dimana Perseroan membuka rekening khusus mengenai pembayaran atas Harga Pelaksanaan
telah diterima dengan baik (in good funds) dan meminta persetujuan Perseroan mengenai
dapat atau tidaknya Waran Seri I dilaksanakan dan Perseroan pada Hari Kerja selanjutnya
harus sudah memberikan persetujuan kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I mengenai
hal-hal tersebut di atas.
- Dalam 3 (tiga) Hari Kerja setelah tanggal penerimaan Dokumen Pelaksanaan, Pengelola
Administrasi Waran Seri I akan memberikan konfirmasi kepada Pemegang Waran Seri I
mengenai diterima atau ditolaknya permohonan untuk melakukan pelaksanaan.
- Selambat-lambatnya 4 (empat) Hari Kerja setelah Pengelola Administrasi Waran Seri I
menerima persetujuan Perseroan, para Pemegang Waran Seri I dapat menukarkan Bukti
Penerimaan Dokumen Pelaksanaan dengan Saham Hasil Pelaksanaan kepada Pengelola
Administrasi Waran Seri I dan Pengelola Administrasi Waran Seri I wajib menyerahkan Saham
Hasil Pelaksanaan kepada Pemegang Waran Seri I yang bersangkutan.
g. Untuk keperluan penerimaan atas pembayaran Harga Pelaksanaan dan biaya-biaya lain
sehubungan dengan Pelaksanaan Waran, Perseroan membuka rekening khusus dan apabila
terjadi perubahan rekening khusus maka Perseroan melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I
akan memberitahukan kepada Pemegang Waran Seri I sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Syarat dan Kondisi dalam hal pemberitahuan kepada Pemegang Waran Seri I.
h. Dalam hal pelaksanaan sebagian jumlah Waran Seri I yang diwakili dalam Surat Kolektif Waran Seri
I, terlebih dahulu harus diadakan pemecahan atas sertifikat tersebut maka pemecahan atas sertifikat
tersebut menjadi biaya Pemegang Waran Seri I yang bersangkutan. Pengelola Administrasi Waran
Seri I selanjutnya menerbitkan Surat Kolektif Waran Seri I baru atas nama Pemegang Waran Seri
I dalam jumlah yang sesuai dengan Waran Seri I yang belum atau tidak dilaksanakan berdasarkan
ketentuan dalam Syarat dan Kondisi prosedur Pelaksanaan Waran Seri I.
i. Saham Hasil Pelaksanaan yang dimiliki oleh pemegangnya yang sah memiliki hak yang sama dan
sederajat dengan saham lainnya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.
j. Perseroan berkewajiban untuk menanggung segala biaya sehubungan dengan pelaksanaan Waran
Seri I menjadi saham baru dan pencatatan Saham Hasil Pelaksanaan pada Bursa Efek.
k. Apabila terjadi penyesuaian terhadap rasio Pelaksanaan Waran Seri I sebagaimana diatur dalam
Syarat dan Kondisi Penyesuaian Harga Pelaksanaan dan jumlah Waran Seri I, Perseroan wajib
segera memberitahukan secara tertulis kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I mengenai
rasio Pelaksanaan Waran Seri I (berikut pernyataan singkat mengenai fakta-fakta sehingga
diperlukannya penyesuaian tersebut). Pemberitahuan tersebut disampaikan dalam jangka waktu
tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterimanya fakta-fakta yang menyebabkan
penyesuaian tersebut, penyesuaian dimaksud berlaku efektif sesuai dengan Syarat dan Kondisi
Pemberitahuan Kepada Pemegang Waran Seri I.
l. Setelah Tanggal Jatuh Tempo apabila Waran Seri I tersebut masih belum dilaksanakan maka
Pemegang Waran Seri I tersebut tidak dapat menuntut ganti rugi maupun kompensasi berupa
apapun kepada Perseroan.
Pemegang Waran Seri I yang akan melaksanakan Waran Seri I menjadi saham dapat melakukan
pembayaran Harga Pelaksanaan dengan cek, bilyet giro, bank transfer, pemindahbukuan ataupun
setoran tunai (in good funds) kepada rekening Perseroan.
Dalam hal ini, semua biaya bank yang timbul sehubungan dengan Pelaksanaan Waran Seri I menjadi
tanggungan Pemegang Waran Seri I.
7
K. PENYESUAIAN HARGA PELAKSANAAN DAN JUMLAH WARAN SERI I
Apabila Perseroan melakukan tindakan-tindakan yang mengakibatkan perubahan jumlah modal, Harga
Pelaksanaan dan jumlah Waran Seri I, sehingga Waran Seri I dapat mengalami perubahan dimana
Harga Pelaksanaan baru dan jumlah Waran Seri I baru dapat menjadi pecahan, dalam hal ini, Perseroan
akan melakukan pembulatan ke bawah. Penyesuaian Harga Pelaksanaan dan jumlah Waran Seri I
akan dilakukan sehubungan dengan hal-hal di bawah ini:
a. Perubahan nilai nominal saham Perseroan karena alasan apapun juga termasuk karena
penggabungan, peleburan, pemecahan nilai nominal (stock split)
Harga Pelaksanaan baru = harga nominal baru setiap saham x A
harga nominal lama setiap saham
Jumlah Waran Seri I baru = harga nominal lama setiap saham x B
harga nominal baru setiap saham
b. Perubahan jumlah saham Perseroan sebagai akibat dari pembagian saham bonus atau saham
dividen, konversi atau efek lainnya yang dikonversi menjadi saham, penggabungan atau peleburan,
maka jumlah Waran tidak mengalami perubahan dan yang berubah hanyalah harga pelaksanaannya
saja.
Harga Pelaksanaan baru = A x X
(A + B)
A = jumlah saham yang disetor penuh dan beredar sebelum pembagian saham bonus atau
saham dividen.
B = jumlah saham baru yang disetor penuh dan beredar yang merupakan hasil pembagian
bonus atau saham dividen atau tambahan saham akibat penggabungan atau peleburan.
X = Harga Pelaksanaan Waran Seri I yang lama
Penyesuaian tersebut mulai berlaku pada saat saham bonus atau saham dividen mulai berlaku
efektif yang diumumkan di dalam sedikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal.
c. Pengeluaran saham baru dengan cara penawaran umum terbatas, maka jumlah Waran tidak
mengalami perubahan dan yang berubah hanyalah harga pelaksanaannya saja.
Penyesuaian ini berlaku efektif 1 (satu) hari kerja setela tanggal penjatahan pemesanan saham
dalam rangka Penawaran Umum Terbatas
8
L. STATUS WARAN SERI I
Waran Seri I yang akan diterbitkan merupakan Waran Seri I atas nama yang dapat diperdagangkan
selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal pencatatannya di Bursa Efek, Surat Waran Seri I ini akan memiliki
nomor urut dan ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama dengan memperhatikan
Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Surat Kolektif Waran Seri I adalah surat yang dikeluarkan Perseroan yang membuktikan kepemilikan
lebih dari 1 (satu) Waran Seri I yang dimiliki oleh seorang Pemegang Waran Seri I dimana harus
disebutkan jumlah Waran Seri I yang bersangkutan.
Pemegang Waran Seri I tidak memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan
dan menerima dividen dalam bentuk apapun, tidak berhak atas saham bonus yang berasal dari agio
dan saham dividen yang berasal dari kapitalisasi laba, serta hak-hak lain yang terkait dalam saham
biasa Perseroan sepanjang Waran Seri I yang dimilikinya belum dilaksanakan menjadi saham.
Saham hasil pelaksanaan yang dikeluarkan dari portepel Perseroan atas pelaksanaan Waran Seri I
diperlakukan sebagai saham yang disetor penuh dan merupakan bagian dari modal saham Perseroan.
Dengan demikian, pemegang saham hasil pelaksanaan yang sah akan memiliki hak yang sama dan
sederajat dengan pemegang saham Perseroan lainnya. Pencatatan saham hasil Pelaksanaan Waran
Seri I dalam Daftar Pemegang Saham dilakukan pada Tanggal Pelaksanaan.
Pengelola Administrasi Waran Seri I telah ditunjuk Perseroan untuk melakukan pencatatan Daftar
Pemegang Waran Seri I yang didalamnya tercantum nomor Surat Kolektif Waran Seri I, nama dan
alamat para Pemegang Waran Seri I serta hal-hal lainya yang dianggap perlu.
Pengelola Administrasi Waran Seri I juga bertugas untuk melaksanakan pengelolaan administrasi Waran
Seri I dalam kaitannya dengan transaksi perdagangan Waran Seri I di Bursa Efek yang mencakup
pengalihan dan pencatatan hasil transaksi termasuk diantaranya Pelaksanaan Waran Seri I untuk
kepentingan Perseroan.
PT Sinartama Gunita
Sinarmas Land Plaza, Menara 1 lantai 9
Jl. MH Thamrin No. 51
Jakarta 10350
Dalam hal kaitan ini, Pengelola Administrasi Waran Seri I bertugas untuk malaksanakan pengelolaan
administrasi Waran Seri I sehubungan dengan transaksi perdagangan Waran Seri I di Bursa Efek yang
mencakup pengalihan dan pencatatan hasil transaksi termasuk diantaranya Pelaksanaan Waran Seri I
demi kepentingan Perseroan.
Pemegang Waran Seri I dapat mengalihkan hak atas Waran Seri I dengan melakukan jual beli di Bursa
Efek, setiap orang dapat memperoleh hak atas Waran Seri I dan dapat didaftarkan sebagai Pemegang
Waran Seri I dengan mengajukan bukti-bukti yang sah mengenai hak yang diperolehnya dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
9
Setiap orang yang memperoleh hak atas Waran Seri I karena hibah maupun warisan akibat kematian
dari Pemegang Waran Seri I atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan pengalihan kepemilikan Waran
Seri I menurut hukum, dapat mengajukan permohonan pencatatan pengalihan secara tertulis dengan
menggunakan formulir pengalihan kepada Perseroan melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I yang
akan bertindak untuk dan atas nama Perseroan, untuk mendaftarkan diri sebagai Pemegang Waran Seri
I dengan mengajukan bukti-bukti sehubungan dengan haknya atas Waran Seri I dan dengan membayar
biaya administrasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan untuk pengalihan Waran Seri I. Penyerahan
dokumen yang masih kurang harus dilengkapi selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja sejak tanggal
pengajuan permohonan, dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal yang berlaku.
Apabila terjadi pengalihan hak atas Waran Seri I yang dikarenakan hal-hal tersebut di atas yang
mengakibatkan kepemilikan Waran Seri I oleh beberapa orang dan/atau badan maka kepada orang atau
pihak atau badan hukum yang memiliki secara bersama-sama tersebut berkewajiban untuk menunjuk
secara tertulis salah seorang diantara mereka sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil
tersebut yang akan dimasukkan ke dalam Daftar Pemegang Waran Seri I dan wakil ini akan dianggap
sebagai pemegang yang sah dari Waran Seri I yang bersangkutan dan berhak untuk melaksanakan dan
menggunakan semua hak yang diberikan kepada Pemegang Waran Seri I.
Pengelola Administrasi Waran Seri I hanya dapat melakukan pendaftaran pada Daftar Pemegang
Waran Seri I apabila telah menerima dokumen pendukung dengan baik dan disetujui oleh Perseroan
dengan memperhatikan peraturan Pasar Modal yang berlaku.
Pendaftaran peralihan hak atas Waran Seri I hanya dapat dilakukan oleh Perseroan melalui Pengelola
Administrasi Waran Seri I yang akan bertindak untuk dan atas nama Perseroan dengan memberikan
catatan mengenai peralihan hak tersebut di dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berdasarkan akta
hibah yang ditandatangani oleh kedua belah pihak atau berdasarkan surat-surat lain yang cukup
membuktikan adanya peralihan hak atas Waran Seri I tersebut semuanya dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Peralihan hak atas Waran Seri I harus dicatat dengan baik di dalam Daftar Pemegang Waran Seri I atau
pada Surat Kolektip Waran Seri I yang bersangkutan dan hanya dapat berlaku setelah pendaftaran dari
peralihan tersebut tercatat di dalam Daftar Pemegang Waran Seri I yang bersangkutan.
Apabila Surat Kolektif Waran Seri I mengalami kerusakan atau karena hal-hal lain yang ditetapkan oleh
Perseroan dan oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I dinyatakan tidak dapat dipakai lagi, pemegang
Surat Kolektif Waran Seri I yang bersangkutan harus mengajukan permintaan tertulis kepada Perseroan
atau kepada Pengelola Administrasi Waran Seri I.
Perseroan, melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I, akan memberikan penggantian Surat Kolektif
Waran Seri I yang sudah tidak dapat dipakai lagi dengan yang baru, dimana Surat Kolektif Waran Seri
I yang asli harus dikembalikan kepada Perseroan melalui Pengelola Administrasi Waran Seri I untuk
kemudian dimusnahkan.
Apabila Surat Kolektif Waran Seri I hilang atau musnah, Surat Kolektif Waran Seri I yang baru akan
diterbitkan dengan terlebih dahulu menyerahkan bukti-bukti yang sah dan dengan memberikan jaminan-
jaminan yang dianggap perlu oleh Pengelola Administrasi Waran Seri I dan diumukan di Bursa Efek
dengan memperhatikan Peraturan Pasar Modal.
Perseroan dan atau Pengelola Administrasi Waran Seri I berhak untuk menentukan dan meminta
jaminan-jaminan sehubungan dengan pembuktian dan penggantian kerugian pihak yang mengajukan
permintaan penggantian Surat Kolektif Waran Seri I dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk
mencegah kerugian yang akan diderita Perseroan.
10
Perseroan berkewajiban menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan dan
Bursa Efek sehubungan dengan pengeluaran Surat Kolektif Waran Seri I yang hilang atau rusak. Dalam
hal ini, semua biaya yang berhubungan dengan pengeluaran, penggantian Surat Kolektif Waran Seri
I yang hilang atau rusak ditanggung oleh mereka yang mengajukan permohonan penggantian Surat
Kolektif Waran Seri I tersebut.
Jika selama masa berlaku Pelaksanaan Waran Seri I Perseroan melakukan penggabungan atau
peleburan dengan perusahaan lain, maka perusahaan yang menerima penggabungan Perseroan atau
perusahaan yang merupakan hasil peleburan dengan Perseroan berkewajiban untuk bertanggung-
jawab dan tunduk kepada syarat-syarat dan ketentuan Waran Seri I yang berlaku. Apabila Perseroan
melakukan likuidasi atau dibubarkan, kepada Pemegang Waran Seri I yang belum melakukan
Pelaksanaan Waran Seri I akan diberikan kesempatan untuk melakukan Pelaksanaan Waran Seri I
sampai dengan tanggal yang ditetapkan kemudian oleh Perseroan.
Seluruh perjanjian sehubungan dengan Waran Seri I ini berada dan tunduk di bawah hukum yang
berlaku di negara Republik Indonesia.
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan sebesar 800.000.000 (delapan ratus juta) saham baru
yang berasal dari portepel atau sebanyak 21,8281% (dua puluh satu koma delapan dua delapan satu
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Penawaran Umum Perdana Saham.
Jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan sebelum Penawaran Umum Perdana Saham adalah
sebanyak 2.865.000.000 (dua miliar delapan ratus enam puluh lima juta ) saham. Dengan terjualnya
seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, dengan
demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di Bursa Efek adalah seluruh atau
100% (seratus persen) atau sebesar 3.665.000.000 (tiga miliar enam ratus enam puluh lima juta)
saham Perseroan yang telah, dan akan, dikeluarkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum
Perdana Saham yang terdiri dari sebesar 800.000.000 (delapan ratus juta) Saham Baru dan sebesar
2.865.000.000 (dua miliar delapan ratus enam puluh lima juta) saham lama.
Selain itu sebesar 1.000.000.000 (satu miliar) Waran Seri I yang diterbitkan menyertai Saham Baru
yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini seluruhnya juga akan dicatatkan pada
Bursa Efek.
Sebagai informasi, dalam 6 (enam) bulan terakhir sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada OJK, Perseroan menerbitkan saham untuk
kepentingan konversi hutang Perseroan menjadi saham milik TPS Food yang dilakukan oleh Perseroan
dengan nilai konversi di bawah Harga Penawaran. Berikut keterangannya:
Nama pemegang saham : PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Harga konversi : konversi dilaksanakan pada nilai nominal saham Perseroan pada saat itu
sebagaimana dimaksud dalam Akta No. 91/2014
Bentuk konversi : Peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan/disetor yang berasal dari
konversi hutang Perseroan menjadi setoran saham milik TPS Food sesuai
dengan Sertifikat Obligasi Konversi No. 01, tanggal 30 Juni 2014 senilai
Rp284.000.000.000 yang dikonversi menjadi 284.000 saham Perseroan.
Waktu konversi : Akta No. 91/2014, tanggal 27 Agustus 2014
Periode pembatasan : 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Efektif dari OJK
11
PADA SAAT PROSPEKTUS INI DITERBITKAN, PERSEROAN BERENCANA UNTUK
MENERBITKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM LAIN DAN/ATAU EFEK LAIN YANG DAPAT
DIKONVERSI MENJADI SAHAM DALAM JANGKA WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN SEJAK
EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN.
12
II. Rencana Penggunaan Dana Yang Diperoleh Dari Hasil
Penawaran Umum Perdana Saham
Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran
Umum Perdana Saham, setelah dikurangi dengan biaya emisi yang terkait dengan Penawaran Umum
Perdana Saham, untuk :
a. Sekitar 59% (lima puluh sembilan persen) atau Rp130,265 miliar akan digunakan untuk mengakuisisi
Perusahaan Target, yang terdiri atas:
1. Sekitar 21% atau Rp46,250 miliar dari keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran
Umum Perdana Saham akan digunakan untuk mengakuisisi saham BCI dari PT Pangeran
Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen.
Pertimbangan Perseroan untuk melakukan rencana akuisisi adalah diharapkan BCI dapat
memberikan nilai tambah untuk Perseroan dengan penambahan lahan yang masih sangat
berpotensi untuk dikembangkan.
Berkaitan dengan rencana akuisisi ini, Perseroan sebagai Pihak Kedua telah mengikatkan
diri dengan PT Pangeran Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen, keduanya sebagai Pihak
Pertama dan BCI dalam Perjanjian Jual Beli Saham, tanggal 30 April 2014 sebagaimana
terakhir diubah dengan Addendum II Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham, tanggal
28 November 2014 dengan syarat-syarat pembelian antara lain:
a. Telah dilerimanya persetujuan pemegang saham yang berisikan hasil rapat umum
pemegang saham Pihak Pertama dengan isi berupa persetujuan atas Pengalihan Saham
pengalihan 77,5% saham milik Pihak Pertama kepada Pihak Kedua (“Pengalihan
Saham”);
b. Telah diterimanya salinan akta notaris (atau cover note apabila salinan akta notaris terkait
belum selesai) yang berisikan hasil rapat umum pemegang saham BCI dengan isi berupa
persetujuan atas Pengalihan Saham;
c. Telah diterimanya surat pemyataan dari BCI bahwa Lahan Perkebunan tidak dalam
sengketa, tumpang tindih dengan perizinan pihak lain, bebas dari sitaan, tidak dikenakan
suatu beban apapun, tidak sedang dijadikan jaminan suatu hutang dan tidak diperjual
belikan kepada pihak lain:
d. Telah diserahkannya surat pernyataan dari Direksi BCI dan Pihak Pertama yang menyatakan
bahwa Direksi BCI telah menyelesaikan seluruh kewajibannya terhadap karyawan BCI
dan tidak akan ada tuntutan dari karyawan BCI kepada manajemen baru di kemudian hari
yang menyangkut pemenuhan hak karyawan BCI sebelum Pengalihan Saham, termasuk
namun tidak terbatas pada pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja
dan uang pengganti sesuai dengan peraturan yang berlaku dan pilihan untuk mengangkat
kembali karyawan adalah hak dari Pihak Kedua.
e. Telah dilakukannya pengumuman pada surat kabar atas rencana penjualan Saham dan
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
f. Telah ditandatanganinya akta perjanjian jual beli Saham.
g. Telah diperolehnya Surat Keputusan Hak Guna Usaha untuk Lahan Perkebunan
dikeluarkan atas nama BCI.
h. Telah dilakukan konversi seluruh hutang pemegang saham/pihak terafiliasi dengan
pemegang saham kepada BCI, menjadi saham BCI
i. Telah dilakukan verifikasi nilai asset berwujud (fixed asset) oleh penilai independen yang
ditunjuk oleh Pihak Kedua (atas tanggungan biaya Pihak Kedua), dimana berdasarkan
hasil verifikasi tersebut nilai asset berwujud BCI paling sedikit sama sebagaimana
disebutkan di Lampiran yakni Rp52.747.885.318.
13
Perseroan, PT Pangeran Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen sepakat bahwa seluruh
Syarat Pembelian di atas harus dipenuhi paling lambat tanggal 31 Desember 2014. Dalam hal
seluruh kondisi Prasyarat tidak dapat dilengkapi dan/atau tidak sesuai sampai dengan tanggal
31 Desember 2014, maka perjanjian ini menjadi batal dengan sendirinya.
- Pembayaran Pertama
Sebesar Rp2.000.000.000 yang akan dilaksanakan paling lambat satu minggu setelah
ditandatanganinya perjanjian
- Pembayaran Kedua
Sebesar Rp20.000.000.000 yang akan dilaksanakan pada saat perjanjian jual beli saham
ditandatangani yang disetorkan di rekening penampungan yang akan dibuka atas nama Pihak
Pertama
- Pembayaran Ketiga
Sebesar Rp24.250.000.000 akan dibayarkan pada saat sertifikat HGU atas lahan perkebunan
dikeluarkan atas nama BCI bersamaan dengan pencairan dana di rekening penampungan
Kegiatan usaha utama BCI adalah bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Saat ini
BCI menguasai lahan non-HGU seluas ±20.000 ha di tulung Selapang dan belum memiliki
lahan tertanam.
55% 45%
100% 100%
Armadale Capital Tumbuan Resources
HSH Resources Ltd
Partners Ltd 59,5% Ltd.
59,5% 21,6% 18,9%
Caulfield Resources
Haryanto Sahari
Pte Ltd.
92.5% 7,5%
Mohammad Reza
PT Pangeran Duayu
Zulkarnaen
99,99% 0,01%
BCI
Ikhtisar data keuangan penting berikut ini diambil dari Laporan Keuangan BCI pada
tanggal 30 Juni 2014 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan, Pamudji
& Rekan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian serta pada tanggal 31 Desember
2013 yang diaudit oleh auditor independen lain disajikan sebagai angka koresponding.
14
(dalam Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2014 31 Desember 2013
Aset 67.515.011.346 59.804.285.029
Liabilitas 13.689.871.309 34.377.208.154
Ekuitas 53.825.140.037 25.427.076.875
Rugi Usaha (1.602.229.063) (936.040.566)
Jumlah Rugi Komprehensif (1.601.936.838) (930.418.601)
2. Sekitar 38% atau Rp84,015 miliar dari keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran
Umum Perdana Saham akan digunakan untuk mengakuisisi PAH dari PT Profindo Putra
Utama.
Pertimbangan Perseroan untuk melakukan rencana akuisisi adalah diharapkan PAH dapat
memberikan nilai tambah untuk Perseroan dengan penambahan lahan yang masih sangat
berpotensi untuk dikembangkan.
Berkaitan dengan rencana akuisisi ini, PT Profindo Putra Utama dan Fransiscus Suciyanto
sebagai Pihak Pertama dan Perseroan dan Stefanus Joko Mogoginta sebagai Pihak Kedua
telah menandatangani Perjanjian Pengalihan PAH , tanggal 11 November 2014 dengan syarat-
syarat pembelian antara lain:
a. Telah diterimanya salinan akta notaris yang berisikan hasil rapat umum pemegang saham
Pihak Pertama dengan isi berupa persetujuan atas pengalihan saham PAH;
b. Telah diterimanya salinan akta notaris yang berisikan hasil rapat umum pemegang saham
PAH dengan isi berupa persetujuan atas pengalihan Saham;
c. Telah diserahkannya surat pernyataan dari masing-masing karyawan PAH yang
menyatakan bahwa Direksi PAH telah menyelesaikan seluruh kewajibannya terhadap
karyawan PAH dan tidak akan ada tuntutan dari karyawan PAH kepada manajemen baru
di kemudian hari yang menyangkut pemenuhan hak karyawan PAH sebelum pengalihan
Saham, termasuk namun tidak terbatas pada pembayaran uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan uang pengganti sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
pilihan untuk mengangkat kembali karyawan adalah hak dari Pihak Kedua.
d. Telah dilakukannya pengumuman pada surat kabar atas rencana penjualan Saham dari
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
e. Diserahkan seluruh dokumen-dokumen asli terkait dengan PAH
f. Telah diterimanya rekomendasi untuk mengurus HGU dari izin lokasinya yang telah habis
masa berlakunya.
g. Telah diterimanya persetujuan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“Bank
BNI”) terkait dengan pinjaman kepada PAH atau apabila Bank BNI tidak memberikan
persetujuan maka PAH akan membayar lunas sesuai dengan syarat dan ketentuan dari
Bank BNI kepada Bank BNI atas tanggungan Pihak Kedua.
h. Telah diterimanya pengakuan hutang dari Koperasi Olak Gedong Melako Intan (“Koperasi
OGMI”) sampai dengan bulan Desember 2013 dilakukan sesuai dengan akun terkait
dalam pembukuan PAH.
i. Pendampingan komunikasi ke Koperasi OGMI terkait dengan pengalihan Saham.
(seluruh kondisi-kondisi diatas untuk selanjutnya disebut sebagai “Kondisi Prasyarat”)
Kondisi Prasyarat dalam jangka waktu sampai dengan tanggal 15 Desember 2014, maka
Perjanjian Pengalihan PAH ini menjadi batal dengan sendirinya, kecuali Para Pihak sepakat
untuk mengesampingkan. Saat ini, PAH telah memperoleh persetujuan Bank BNI sehubungan
rencana pengambilalihan PAH oleh Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Surat
15
No. PLM/2/282/R tanggal 2 Desember 2014. perihal Persetujuan Perubahan Pengurus dan
Pemegang Saham yang diterbitkan oleh Bank BNI.
Kegiatan usaha utama PAH adalah bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PAH
memiliki luas perkebunan 1.153 Ha yang saat ini menjadi lahan inti dan 634 Ha lahan
koperasi yang telah tertanam. Luasan HGU untuk lahan inti 942,29 Ha, untuk HGU lahan
koperasi 469,26 Ha dan sedang dalam proses pengurusan penerbitan HGU untuk lahan
seluas 315,54 Ha.
99,99% 0,01%
PAH
Ikhtisar data keuangan penting berikut ini diambil dari Laporan Keuangan PAH pada
tanggal 30 Juni 2014 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Ardi, Sukimto
& Rekan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian serta pada tanggal 31 Desember
2013 yang diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar.
(dalam Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2014 31 Desember 2013
Aset 109.881.683.452 108.497.657.950
Liabilitas 117.261.752.965 110.271.532.143
Ekuitas (7.380.069.513) (1.773.874.193)
Pendapatan Usaha 1.217.540.275 670.881.975
Rugi Usaha (4.740.444.058) (3.062.709.003)
Total Rugi Komprehensif (5.606.195.320) (3.149.387.715)
16
Dalam rencana akuisisi ini, Perseroan memiliki rencana ke depan untuk mengembangkan
BCI dan PAH dengan memperluas wilayah perkebunan dan penanaman kelapa sawit.
Pengembangan BCI dan PAH akan menggunakan dana yang akan diperoleh Perseroan
dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham.
Keterangan selengkapnya mengenai rencana akuisisi Perseroan dapat dilihat pada Bab
III Prospektus ini.
b. Sekitar 41% (empat puluh satu persen) atau Rp90,13 miliar akan digunakan untuk belanja modal
dan modal kerja Perusahaan Target dalam pengembangan kegiatan usaha perkebunan kelapa
sawit, dimana akan digunakan untuk pembelian bibit dan penanaman baru oleh Perusahaan Target.
Mekanisme pengalihan penggunaan dana ke Perusahaan Target adalah dalam bentuk pinjaman
pemegang saham, yang mana rincian detail mengenai pinjaman tersebut akan ditentukan kemudian
oleh Perseroan. Pinjaman pemegang saham tersebut direncanakan berjangka waktu maksimum
3 tahun. Dalam hal dana sudah dikembalikan kepada Perseroan, dana tersebut akan digunakan oleh
Perseroan untuk belanja modal (capital expenditure).
Sedangkan dana yang diperoleh dari Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk
tambahan modal kerja Perseroan dan Entitas Anak, seperti biaya umum dan administrasi lainnya.
Rencana waktu pelaksanaan untuk mengakuisisi Perusahaan Target serta belanja modal dan modal
kerja Perusahaan Target dalam pengembangan kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit adalah pada
akhir tahun 2014 sampai dengan semester 1 tahun 2015.
Dalam hal dana Penawaran Umum tidak langsung terpakai seperti yang telah dijelaskan di atas maka
dana akan ditempatkan dalam deposito bank dan/atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana Direksi
Perseroan memandang hal ini sesuai.
Apabila Perseroan bermaksud mengubah penggunaan dana dari rencana semula seperti yang tercantum
dalam Prospektus ini, maka rencana penggunaan dana tersebut akan terlebih dahulu dilaporkan kepada
OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya serta akan dimintakan persetujuan
RUPS terlebih dahulu sesuai dengan Peraturan No. X.K.4.
Dalam hal Perseroan akan melaksanakan transaksi dengan menggunakan dana hasil Penawaran
Umum Perdana Saham yang merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu
dan/atau transaksi material, Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
No. IX.E.1 dan/atau Peraturan No. IX.E.2.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 Tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total perkiraan biaya emisi yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,00%
dari nilai Penawaran Umum Perdana Saham yang meliputi:
• Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebesar 1,40% yang terdiri dari biaya jasa
penjaminan (underwriting fee) 0,375%; biaya jasa penyelenggaraan (management fee) 0,65%,
biaya jasa penjualan (selling fee) 0,375%.
• Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sekitar 2,24% yang terdiri dari biaya jasa akuntan publik
sekitar 0,22%, biaya jasa konsultan hukum sekitar 1,72%, biaya jasa notaris sekitar 0,13% dan
biaya jasa penilai sekitar 0,17%.
• Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal sekitar 0,05% yaitu biaya jasa Biro Administrasi Efek.
• Biaya jasa konsultasi keuangan (financial advisory fee) sekitar 0,36%
• Biaya penyelenggaraan Public Expose, biaya percetakan prospektus dan sertifikat, biaya iklan
koran Prospektus Ringkas, biaya kunjungan lokasi dan biaya-biaya yang berhubungan dengan
hal-hal tersebut, sebesar 0,27%.
17
III. Keterangan Tentang Rencana Transaksi
Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Saham dipergunakan untuk mengakuisisi
77,50% (tujuh puluh tujuh koma lima persen) kepemilikan saham atas BCI dan untuk mengakuisisi
99,995% (sembilan puluh sembilan koma sembilan sembilan lima persen) kepemilikan saham atas
PAH.
Sehubungan dengan rencana transaksi akuisisi kepemilikan saham atas BCI, telah dibuat dan
ditandatangani Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham antara Perseroan dengan PT Pangeran Duayu
dan Mohammad Reza Zulkarnaen dan BCI pada tanggal 30 April 2014 sebagaimana terakhir diubah
dengan Addendum II Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham pada tanggal 28 November 2014 dengan
objek perjanjian adalah 77,50% saham BCI seharga Rp46,25 miliar. Selain itu, sehubungan rencana
transaksi akuisisi kepemilikan saham atas PAH, telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Pengalihan
PT Persada Alam Hijau antara PT Profindo Putra Utama dan Fransiscus Suciyanto dengan Perseroan
dan Stefanus Joko Mogoginta pada tanggal 11 November 2014 dengan objek perjanjian adalah
20.000 saham PAH dan pengalihan piutang (Cessie) seharga Rp84.015.766.894 miliar. Dengan
demikian, jumlah nilai transaksi atas Rencana Akuisisi adalah sebesar Rp 130.265.766.894. Kedua
Perusahaan Target tersebut bukan merupakan perusahaan afiliasi dari Perseroan dan Entitas Anak.
Tujuan yang hendak dicapai Perseroan adalah untuk mendukung rencana ekspansi kegiatan usaha
utama Perseroan yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja Perseroan. Manfaat yang akan
diperoleh dalam pelaksanaan rencana transaksi akuisisi tersebut adalah diharapkan Perusahaan
Target dapat memberikan nilai tambah untuk Perseroan dengan penambahan lahan yang masih sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang
terkait dengan pelaksanaan rencana akuisisi.
Rencana Transaksi Akuisisi bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi
tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.1 tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/
BL/2009 tanggal 25 November 2009 (selanjutnya disebut “Peraturan IX.E.1”).
Sehubungan dengan Rencana Akuisisi tersebut, berdasarkan PPJB BCI dan Perjanjian Pengalihan
PAH, nilai transaksi atas Rencana Akuisisi adalah sebesar:
(a) Rp46,250 miliar untuk pengalihan 77,50% saham BCI kepada Perseroan; dan
(b) Rp84,015 miliar untuk:
(i) Pengalihan 100% saham yang telah dikeluarkan oleh PAH sebesar Rp4.994.400.934 dengan
rincian PT Profindo Putra Utama akan melakukan pengalihan 99,995% saham PAH kepada
Perseroan dan Fransiscus Suciyanto akan melakukan pengalihan 0,005% saham PAH kepada
Stefanus Joko Mogoginta; dan
(ii) Pengalihan terhadap piutang atas nama PT Citra Pesona Sawit sebesar Rp53.542.799.883 dan
piutang atas nama PT Profindo Putra Utama sebesar Rp25.478.566.077 kepada Perseroan
Dengan demikian, jumlah nilai transaksi atas Rencana Akuisisi tersebut diatas adalah sebesar Rp 130,27
miliar. Selanjutnya, berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (selanjutnya disebut “KAP”) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (selanjutnya
disebut “AAJMS”) untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, nilai buku ekuitas
Perseroan adalah sebesar Rp 700,33 miliar. Dengan demikian, nilai transaksi dari Rencana Akuisisi
tersebut tidak melebihi 20,00% nilai ekuitas Perseroan per tanggal 30 Juni 2014 sehingga Rencana
Akuisisi bukan merupakan transaksi material, sehingga Perseroan tidak harus memenuhi Peraturan
No. IX.E.2.
18
Berikut ini adalah tabel hubungan kepemilikan saham Perseroan sebelum Akuisisi BCI dan PAH
terlaksana :
GP
64,95%
BRI
99,99%
TAM
Berikut ini adalah tabel hubungan kepemilikan saham Perseroan setelah Akuisisi BCI dan PAH
terlaksana :
GP
99,99%
TAM
Dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance), maka Perseroan menunjuk penilai independen, KJPP Jennywati, Kusnanto & Rekan
(“KJPP JKR”) untuk memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi. Berdasarkan laporan
pihak penilai independen KJPP JKR yang melakukan analisa atas kewajaran rencana transaksi
dengan Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. JK/FO/141203-001 tanggal 3 Desember 2014, menyatakan bahwa berdasarkan ruang lingkup
pekerjaan, asumsi-asumsi, data dan informasi yang diperoleh dari manajemen Perseroan yang digunakan
dalam penyusunan laporan pendapat kewajaran, penelaahan atas dampak keuangan Rencana Akuisisi
sebagaimana diungkapkan dalam laporan pendapat kewajaran, KJPP JKR berpendapat bahwa
Rencana Akuisisi adalah wajar.
1. Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham PT Bailangu Capital Investment, tanggal 30 April 2014
sebagaimana terakhir diubah dengan Addendum II Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham, tanggal
28 November 2014, dibuat dibawah tangan antara PT Pangeran Duayu, Mohammad Reza
Zulkarnaen, keduanya sebagai Pihak Pertama, Perseroan sebagai Pihak Kedua dan PT Bailangu
Capital Investment sebagai BCI (“PPJB BCI”).
Maksud dan Tujuan : Pihak Pertama bersedia dan berjanji untuk menjual dan mengalihkan 77,50%
saham milik Pihak Pertama kepada Pihak Kedua (“Pengalihan Saham”)
dan PIhak Kedua bersedia dan berjanji untuk membeli dan menerima
Pengalihan Saham sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku
Objek Perjanjian: : 77,50% saham miliki Pihak Pertama pada BCI. Dengan detail a) 1 lembar
saham milik Mohammad Reza Zulkarnaen dan b) 46.499 lembar saham
milik PT Pangeran Duayu seluruhnya dialihkan kepada Perseroan.
19
Harga Transaksi : Rp46.250.000.000 belum termasuk pajak
Cara Pembayaran : Pembayaran Pertama
Sebesar Rp2.000.000.000 yang akan dilaksanakan paling lambat satu
minggu setelah ditandatanganinya perjanjian
Pembayaran Kedua
Sebesar Rp20.000.000.000 yang akan dilaksanakan pada saat perjanjian
jual beli saham ditandatangani yang disetorkan di rekening penampungan
yang akan dibuka atas nama Pihak Pertama
Pembayaran Ketiga
Sebesar Rp24.250.000.000 akan dibayarakan pada saat sertifikat HGU
ataas lahan perkebunan dikeluarkan atas nama BCI bersamaan dengan
pencairan dana di rekening penampungan
2. Perjanjian Pengalihan PT Persada Alam Hijau tanggal 11 November 2014 dibuat dibawah tangan
antara PT Profindo Putra Utama dan Fransiscus Suciyanto, keduanya sebagai pihak pertama
(“Pihak Pertama”), Perseroan dan Stefanus Joko Mogoginta, keduanya sebagai pihak kedua
(“Pihak Kedua”) (“Perjanjian Pengalihan PAH”).
20
Pihak Pertama adalah pemilik yang sah atas 20.000 (dua puluh ribu) lembar saham dalam PAH yang
merupakan seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetorkan penuh dalam PAH (“Saham”).
Maksud dan Tujuan : Pihak Pertama bersedia dan berjanji untuk mengalihkan Saham milik
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dan mengalihkan piutang Pihak
Pertama (“Cessie”) dan Pihak Kedua bersedia dan berjanji untuk
membeli dan menerima pengalihan Saham dan Cessie sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
Objek Perjanjian : Sehubungan dengan pengalihan 100% Saham dan Cessie tersebut
diatas, para pihak setuju untuk menandatangani Akta Jual Beli Saham
(“AJB Saham”) dan Cessie paling lambat 15 Desember 2014 selama
seluruh persyaratan dapat dipenuhi. Detail pengalihan saham yakni a)
1 lembar saham milik Fransiscus Suciyanto dialihkan kepada Stefanus
Joko Mogoginta dan b) 19.999 lembar saham milik PT Profindo Putra
Utama dialihkan kepada Perseroan.
Harga Transaksi : Rp84.015.766.894 yang terdiri dari:
a. harga 100% (seratus persen) Saham yang dialihkan sebesar
Rp. 4.994.400.934 (empat milyar sembilan ratus sembilan puluh
empat juta empat ratus ribu sembilan ratus tiga puluh empat Rupiah);
dan
b. Cessie/pengalihan piutang dibawah ini kepada Perseroan:
- sebesar Rp. 53.542.799.883 (lima puluh tiga miliar lima ratus
empat puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh sembilan ribu
delapan ratus delapan puluh tiga Rupiah) atas nama PT Citra
Pesona Sawit.
- sebesar Rp. 25.478.566.077 ( dua puluh lima miliar empat ratus
tujuh puluh delapan juta lima ratus enam puluh enam ribu tujuh
puluh tujuh Rupiah) atas nama PT Profindo Putra Utama.
Sedangkan untuk hutang PAH kepada pihak ketiga di bawah ini, setelah
AJB Saham akan diteruskan dibayar oleh PAH dan Pihak Kedua sesuai
dengan syarat dan ketentuan berdasarkan perjanjian dengan kreditur
masing-masing:
a. hutang PAH kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(“Bank BNI”) yang wajib ditanggung dan diselesaikan oleh Pihak
Kedua sebesar Rp. 24.781.000.000 (dua puluh empat miliar tujuh
ratus delapan puluh satu juta Rupiah) sesuai dengan syarat dan
ketentuan dari Bank BNI.
b. hutang leasing kepada PT Astra Sedaya Finance sebesar
Rp. 762.412.296 (tujuh ratus enam puluh dua juta empat ratus dua
belas ribu dua ratus sembilan puluh enam Rupiah) dan PT BCA
Finance sebesar Rp. 440.820.810 (empat ratus empat puluh juta
delapan ratus dua puluh ribu delapan ratus sepuluh Rupiah) yang
wajib ditanggung dan diselesaikan oleh oleh Pihak Kedua sesuai
dengan jadwal pembayaran untuk masing-masing leasing.
Cara Pembayaran : Pembayaran Pertama sebesar Rp. 2.000.000.000 (dua miliar Rupiah)
telah dilaksanakan pada tanggal 29 September 2014
Pembayaran Kedua sebesar Rp. 82.015.766.894 (delapan puluh dua
miliar lima belas juta tujuh ratus enam puluh enam ribu delapan ratus
sembilan puluh empat Rupiah) akan dibayarkan oleh Pihak Kedua
kepada Pihak Pertama yang dibagi ke dalam rekening-rekening yang
telah ditentukan dalam Pasal 3.2.1 Perjanjian Pengalihan PAH
Kondisi Prasyarat : Pembayaran kedua dilakukan pada saat yang bersamaan dengan
AJB Saham dan Cessie ditandatangani setelah ketentuan dan syarat
dibawah ini terpenuhi:
a. Telah diterimanya salinan akta notaris yang berisikan hasil rapat
umum pemegang saham Pihak Pertama dengan isi berupa
persetujuan atas pengalihan saham PAH;
21
b. Telah diterimanya salinan akta notaris yang berisikan hasil rapat
umum pemegang saham PAH dengan isi berupa persetujuan atas
pengalihan Saham;
c. Telah diserahkannya surat pernyataan dari masing-masing karyawan
PAH yang menyatakan bahwa Direksi PAH telah menyelesaikan
seluruh kewajibannya terhadap karyawan PAH dan tidak akan
ada tuntutan dari karyawan PAH kepada manajemen baru di
kemudian hari yang menyangkut pemenuhan hak karyawan PAH
sebelum pengalihan Saham, termasuk namun tidak terbatas pada
pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
uang pengganti sesuai dengan peraturan yang berlaku dan pilihan
untuk mengangkat kembali karyawan adalah hak dari Pihak Kedua.
d. Telah dilakukannya pengumuman pada surat kabar atas rencana
penjualan Saham dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Diserahkan seluruh dokumen-dokumen asli terkait dengan PAH
f. Telah diterimanya rekomendasi untuk mengurus HGU dari izin
lokasinya yang telah habis masa berlakunya.
g. Telah diterimanya persetujuan dari Bank BNI terkait dengan
pinjaman kepada PAH atau apabila Bank BNI tidak memberikan
persetujuan maka PAH akan membayar lunas sesuai dengan syarat
dan ketentuan dari Bank BNI kepada Bank BNI atas tanggungan
Pihak Kedua.
h. Telah diterimanya pengakuan hutang dari Koperasi Olak Gedong
Melako Intan (“Koperasi OGMI”) sampai dengan bulan Desember
2013 dilakukan sesuai dengan akun terkait dalam pembukuan PAH.
i. Pendampingan komunikasi ke Koperasi OGMI terkait dengan
pengalihan Saham.
Penyelesaian Sengketa : Para Pihak dengan ini setuju memilih domisili hukum yang umum dan
tetap di kantor panitera pengadilan negeri Jakarta Selatan.
Yang menjadi obyek transaksi adalah saham dalam PT Bailangu Capital Investment dan PT Persada
Alam Hijau.
Perusahaan Target didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 17 tanggal 13 Maret 2009 yang dibuat
di hadapan Mala Mukti S.H., LLM, Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari
Menkumham dengan Surat Keputusannya No. AHU-27676.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 22 Juni
22
2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0035925.AH.01.09. Tahun 2009, serta
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 26 November 2009,
Tambahan No. 27714. Anggaran dasar BCI terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Para
Pemegang Saham No. 21 tanggal 5 Juni 2014 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, SH, LLM Notaris
di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan Menkumham
No. AHU-0396440.20.2014 tanggal 12 Juni 2014.
Bidang Usaha
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan Target, maksud dan tujuan Perusahaan Target adalah
menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertambangan, kontraktor, perdagangan umum, industri, agen
perwakilan, bidang jasa eksploitasi hutan, perkebunan dan pengangkutan.
Untuk melaksanakan maksud dan tujuannya tersebut, Perusahaan Target telah melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
1. Menjalankan usaha di bidang pertambangan yang meliputi pertambangan batubara, nikel, timah,
emas, perak, pasir besi dan bijih besi serta marmer dan granit;
2. menjalankan dan melaksanakan usaha perkebunan, pertanian dan peternakan serta perikanan/
pertambakan;
3. menjalanakan dan melaksanakan usaha pemborongan/kontraktor dalam bidang bangunan,
jalan, jembatan dan irigasi baik dalam tahap perencanaannya maupun penyelesaian termasuk
pemasangan pipa air ledeng dan listrik;
4. menjalankan dan melaksanakan usaha perindustrian terutama industri pengolahan hasil
perkebunan;
5. menjalankan dan melaksanakan usaha eksploitasi hutan;
6. menjalankan usaha perkebunan;
7. menjalankan dan melaksanakan usaha di bidang transportasi darat termasuk angkutan untuk
barang maupun penumpang, ekspedisi dan pergudangan.
Saat ini BCI menguasai lahan non-HGU seluas ±20.000 ha di tulung Selapang dan belum memiliki
lahan tertanam. Saat ini BCI tidak memiliki pabrik pengolahan.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.21 tanggal 5 Juni 2014 dibuat dihadapan Mala Mukti,
SH, LLM, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham No. AHU-0396440.20.2014
tanggal 12 Juni 2014, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perusahaan Target adalah
sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Pemegang Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 60.000 60.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
PT Pangeran Duayu 59.999 59.999.000.000 99,99
Mohammad Reza Zulkarnaen 1 1.000.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 60.000 60.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 0 0
23
Berikut adalah susunan pemegang saham BCI sampai dengan kepemilikan individu:
55% 45%
100% 100%
Armadale Capital Tumbuan Resources
HSH Resources Ltd
Partners Ltd 59,5% Ltd.
59,5% 21,6% 18,9%
Caulfield Resources
Haryanto Sahari
Pte Ltd.
92.5% 7,5%
Mohammad Reza
PT Pangeran Duayu
Zulkarnaen
99,99% 0,01%
BCI
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.54 tanggal 13 Mei 2013 dibuat
dihadapan Mala Mukti SH, LLM, Notaris di Jakarta, susunan terkini anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perusahaan Target adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Wim Iskandar Zulkarnaen
Komisaris : Haryanto Sahari
Komisaris : Sudirman Ail
Direksi
Direktur Utama : Sagit Hartono Santoso
Direktur : Haidir Syahbana Tambunan
Direktur : Sharla Abertie Zulkarnaen
(dalam Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2014 31 Desember 2013
Aset 67.515.011.346 59.804.285.029
Liabilitas 13.689.871.309 34.377.208.154
Ekuitas 53.825.140.037 25.427.076.875
Rugi Usaha (1.602.229.063) (936.040.566)
Jumlah Rugi Komprehensif (1.601.936.838) (930.418.601)
24
2. PT Persada Alam Hijau
Perusahaan Target didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 05 tanggal 10 Februari 2006 yang dibuat di
hadapan Linda Hartono S.H., Notaris di Kabupaten Tangerang, akta mana telah mendapat pengesahan
dari Menkumham dengan Surat Keputusannya No. C-13772 HT.01.01.TH.2006 tanggal 3 Agustus 2006
dan telah didaftarkan di Kantor Daftar Perseroan Jakarta Barat No. 1270/BH.09.02/VI/2006, serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 55 tanggal 11 Juli 2006, Tambahan No. 7531.
Anggaran dasar PAH terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
No. 9 tanggal 22 November 2010 yang dibuat di hadapan Mina NG, SH, Notaris di Jakarta, yang telah
memperoleh penerimaan pemberitahuan Menkumham berdasarkan No. AHU-0087607.AH.01.09.
Tahun 2010 tanggal 2 Desember 2010.
Bidang Usaha
Berdasarkan Pasal 3 Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 51 tanggal 17 Juni 2008,
dibuat di hadapan Hana Tresna Widjaja, SH, Notaris di Jakarta yang telah memperoleh persetujuan
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan Menkumham No. AHU-49923.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 11 Agustus 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0069531.AH.01.09.Tahun 2008
dan Diumumkan dalam BNRI No. 10, Tambahan No. 1052 tanggal 2 Februari 2010 Perusahaan Target,
maksud dan tujuan Perusahaan Target adalah menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan,
jasa, pembangunan, pengangkutan, percetakan, perbengkelan, perindustrian, pertambangan dan
pertanian.
Untuk melaksanakan maksud dan tujuannya tersebut, Perusahaan Target telah melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
25
7. dalam bidang perindustrian umum :
Meliputi industry kimia, makanan, dan minuman, alat-alat teknik, alat-alat elektronik, garment,
manufacturing dan fabrikasi, industry perakitan (assembling) dan perbengkelan.
8. dalam bidang pertambangan :
Menjalankan usaha-usaha di bidang pertambangan, yang meliputi pertambangan nikel, batubara,
penggalian gambut, gasifikasi batubara dan pembuatan briket batubara, pertambangan timah dan
logam yang tidak mengandung bijih besi, pertambangan emas dan perak.
9. dalam bidang pertanian :
Menjalankan usaha-usaha di bidang pertanian, termasuk agro industri, industri pertanian, tanaman
perkebunan dan holtikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan.
PAH memiliki luas perkebunan 1.153 hektar yang saat ini menjadi lahan inti dan 634 hektar lahan
koperasi yang telah tertanam. Luasan HGU untuk lahan inti 942,29 hektar, untuk HGU lahan koperasi
469,26 hektar dan sedang dalam proses pengurusan penerbitan HGU untuk lahan seluas 315,54 hektar.
Saat ini PAH tidak memiliki pabrik pengolahan.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 7 Oktober dibuat dihadapan Sri
Hadiningsih Adi Sugijanto, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham
No. AHU-AH.01.10-49473 tanggal 19 November 2013, struktur permodalan dan susunan pemegang
saham Perusahaan Target adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Pemegang Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 20.000 20.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
PT Profindo Putra Utama 19.999 19.999.000.000 99,995
Fransiscus Suciyanto 1 1.000.000 0,005
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 20.000 20.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 20.000 20.000.000.000
Berikut adalah susunan pemegang saham PAH sampai dengan kepemilikan individu:
99,99% 0,01%
PAH
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 06/2013, susunan terkini anggota
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Target adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Rico Susilo
26
Direksi
Direktur Utama : Giokarnain Gunawan
Direktur : Herik
Ikhtisar data keuangan penting berikut ini diambil dari Laporan Keuangan PAH pada tanggal 30 Juni
2014 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan dengan Pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian serta pada tanggal 31 Desember 2013 yang diaudit oleh auditor independen
lain dengan pendapat wajar.
(dalam Rupiah)
Keterangan 30 Juni 2014 31 Desember 2013
Aset 109.881.683.452 108.497.657.950
Liabilitas 117.261.752.965 110.271.532.143
Ekuitas (7.380.069.513) (1.773.874.193)
Pendapatan Usaha 1.217.540.275 670.881.975
Rugi Usaha (4.740.444.058) (3.062.709.003)
Total Rugi Komprehensif (5.606.195.320) (3.149.387.715)
Perkara PAH
27
E. KETERANGAN MENGENAI PIHAK PENJUAL
1. PT Pangeran Duayu
PT Pangeran Duayu (“PD”) adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut
hukum Indonesia. PD didirikan berdasarkan Akta Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PD
No. 161 tanggal 27 Mei 2011, yang dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H.,LL.M. Notaris di Jakarta dan
telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 23 Juni 2011 berdasarkan Keputusan Menkumham
No. AHU-31497.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 23 Juni 2011. Anggaran Dasar PD telah mengalami
perubahan dan terakhir berdasarkan Akta No. 29 tanggal 8 Agustus 2014, Mala Mukti, S.H.,LL.M.
Notaris di Jakarta
PD berdomisili di Jalan Mesjid II No 20 Rt 007 Rw 005, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Indonesia,
dengan nomor telp: 021-72781955. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar PD, maksud dan
tujuan PD adalah bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen.
Berdasarkan Akta No. 161 tanggal 27 Mei 2011, struktur dan susunan permodalan PD adalah
sebagai berikut:
Modal dasar PD terbagi atas 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar
saham. Susunan pemegang saham PD menjadi sebagai berikut:
Nominal (Rp)
No. Nama Pemegang Saham Jumlah Saham %
@Rp 1.000.000
1. Caulfield Resources PTE.LTD 9.250.000.000 9.250 92,5
2. Haryanto Sahari 750.000.000 750 7,5
Jumlah saham yang telah dikeluarkan/diambil bagian 10.000.000.000 10.000 100,00
Saham dalam Portepel - - -
Berdasarkan Akta Akta No. 29 tanggal 8 Agustus 2014, Mala Mukti, S.H.,LL.M. Notaris di Jakarta
yang pelaporannya telah diterima oleh Menkumham berdasarkan penerimaan pemberitahuan
perubahan data PD No. AHU-23303.40.22.2014 tanggal 11 Agustus 2014 dan sampai tanggal
Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PD adalah sebagai
berikut:
Komisaris:
Komisaris Utama : Haryanto Sahari
Komisaris : Mohammad Reza Zulkarnaen
Komisaris : Sudirman Ail
Direksi:
Direktur Utama : Sagit Hartono Santoso
Direktur : Evalisa
Pemegang saham individual sejumlah 1 lembar saham BCI dengan nilai nominal Rp1.000.000.
28
3. PT Profindo Putra Utama („PPU“)
PT Profindo Putra Utama adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut
hukum Indonesia. PPU didirikan berdasarkan Akta Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PPU
No. 42, tanggal 20 Februari 2002, yang dibuat dihadapan Ilmiawan Dekrit Supatmo, SH, Notaris di
Jakarta dan telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 22 Maret 2002 berdasarkan Keputusan
Menkumham No. C-04787 HT.01.01.TH.2002, tanggal 22 Maret 2002. PPU juga telah melakukan
penyesuaian Anggaran Dasar terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 20 tanggal
8 Agustus 2008 (“Akta No. 20/2008”) dan telah mendapatkan persetujuan perubahan Anggaran
Dasar dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-66132.AH.01.02.Tahun 2008.
Anggaran Dasar PPU telah mengalami perubahan dan terakhir berdasarkan Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 20 tanggal 23 Maret 2009, yang dibuat di hadapan Sri
Hidianingsih Adi Sugijanto, SH, Notaris di Jakarta.
PPU berdomisili di Wisma 76 Lantai 23 Jl. Letjend S Parman Kav 76 Kelurahan Slipi Kecamatan
Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat 11410, Indonesia, dengan nomor telp: 021-53666888.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar PPU, maksud dan tujuan PPU adalah bergerak di bidang
pembangunan, perdagangan, industri, jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak, pertambangan,
angkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan.
Berdasarkan Akta No. 20/2008, struktur dan susunan permodalan PPU adalah sebagai berikut:
Modal dasar : Rp1000.000.000
Modal ditempatkan/disetor : Rp500.000.000
Modal dasar PPU terbagi atas 1.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per lembar
saham.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 01, tanggal 6 Februari 2013
(“Akta No. 01/2013”), yang dibuat di hadapan Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, SH, Notaris di Jakarta
yang pelaporannya telah diterima oleh Menkumham berdasarkan penerimaan pemberitahuan
perubahan data PPU No. AHU-AH.01.10-05478, tanggal 19 Februari 2013, Susunan pemegang
saham PPU adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Akta No. 01/2013 dan sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi PPU adalah sebagai berikut:
Komisaris:
Komisaris : Fransiscus Suciyanto
Direksi:
Direktur : Giokarnain Gunawan
29
F. RINGKASAN PENILAI INDEPENDEN
Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Jennywati, Kusnanto & rekan (“JKR”) sebagai KJPP resmi
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 2.09.0022 tanggal 24 Maret 2009 dan terdaftar
sebagai kantor jasa profesi penunjang pasar modal di Bapepam-LK dengan Surat Tanda Terdaftar
Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam-LK No. 05/BL/STTD-P/B/2010 (penilai usaha) telah
ditugaskan oleh manajemen Perseroan untuk memberikan pendapat sebagai penilai independen
atas nilai pasar wajar 77,50% saham BCI sesuai dengan surat penawaran dan/atau penugasan JKR
No. JK/131227-001 tanggal 27 Desember 2013 yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan.
Berikut adalah ringkasan laporan penilaian 77,50% saham BCI sebagaimana dituangkan dalam
laporannya No. JK/SV/141103-001 tanggal 3 November 2014.
Pihak-pihak yang bertransaksi dalam Rencana Akuisisi adalah Perseroan selaku pihak pembeli
serta PT Pangeran Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen selaku pihak penjual.
2. Obyek Penilaian
Obyek penilaian dalam laporan penilaian 77,50% saham BCI adalah nilai pasar wajar 77,50%
saham BCI.
Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh pendapat yang bersifat independen tentang
nilai pasar wajar dari Obyek Penilaian yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan/atau
ekuivalensinya pada tanggal 30 Juni 2014.
Maksud dari penilaian adalah untuk memberikan gambaran tentang nilai pasar wajar dari
Obyek Penilaian yang selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan dan pertimbangan
oleh manajemen Perseroan dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).
Penilaian ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis
dan keuangan serta peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku sampai dengan tanggal
penerbitan laporan penilaian ini.
Penilaian Obyek Penilaian yang dilakukan dengan metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang didasarkan pada proyeksi laporan keuangan yang disusun oleh manajemen BCI.
Dalam penyusunan proyeksi laporan keuangan, berbagai asumsi dikembangkan berdasarkan
kinerja BCI pada tahun-tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana manajemen di masa
yang akan datang. JKR telah melakukan penyesuaian terhadap proyeksi laporan keuangan
tersebut agar dapat menggambarkan kondisi operasi dan kinerja BCI yang dinilai pada saat
penilaian ini dengan lebih wajar. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan
yang JKR lakukan terhadap target kinerja BCI yang dinilai. JKR bertanggung jawab atas
pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi laporan keuangan berdasarkan kinerja historis
BCI dan informasi manajemen BCI terhadap proyeksi laporan keuangan BCI tersebut. JKR
juga bertanggung jawab atas laporan penilaian saham BCI dan kesimpulan nilai akhir.
30
Dalam penugasan penilaian ini, JKR mengasumsikan terpenuhinya semua kondisi dan
kewajiban Perseroan. JKR juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penilaian sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan penilaian tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh
secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penilaian. JKR tidak
bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi, memutakhirkan (update)
pendapat JKR karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi setelah tanggal surat ini.
Karena hasil dari penilaian JKR sangat tergantung dari data serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya, perubahan pada sumber data serta asumsi sesuai data pasar akan merubah
hasil dari penilaian JKR. Oleh karena itu, JKR sampaikan bahwa perubahan terhadap data
yang digunakan dapat berpengaruh terhadap hasil penilaian dan bahwa perbedaan yang
terjadi dapat bernilai material. Walaupun isi dari laporan penilaian ini telah dilaksanakan
dengan itikad baik dan dengan cara yang profesional, JKR tidak dapat menerima tanggung
jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan oleh adanya
analisa tambahan, diaplikasikannya hasil penilaian sebagai dasar untuk melakukan analisa
transaksi ataupun adanya perubahan dalam data yang dijadikan sebagai dasar penilaian.
Laporan penilaian Obyek Penilaian bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan
yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat
mempengaruhi operasional Perseroan.
Pekerjaan JKR yang berkaitan dengan penilaian Obyek Penilaian tidak merupakan dan tidak
dapat ditafsirkan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan
prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat
dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan atau
penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selanjutnya, JKR juga
telah memperoleh informasi atas status hukum Perseroan dan BCI berdasarkan anggaran
dasar Perseroan dan BCI.
Penilaian Obyek Penilaian didasarkan pada analisa internal dan eksternal. Analisa internal
akan berdasarkan pada data yang disediakan oleh manajemen, analisa historis atas laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif BCI, pengkajian atas kondisi operasi dan
manajemen serta sumber daya yang dimiliki BCI. Prospek BCI di masa yang akan datang JKR
evaluasi berdasarkan rencana usaha serta proyeksi laporan keuangan yang diberikan oleh
manajemen yang telah JKR kaji kewajaran dan konsistensinya. Analisa eksternal didasarkan
pada kajian singkat terhadap faktor-faktor eksternal yang dipertimbangkan sebagai penggerak
nilai (value drivers) termasuk juga kajian singkat atas prospek dari industri yang bersangkutan.
31
Dalam mengaplikasikan metode penilaian untuk menentukan indikasi nilai pasar wajar suatu
“business interest” perlu beracuan pada laporan keuangan (laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi komprehensif) yang representatif, oleh karenanya diperlukan penyesuaian
terhadap nilai buku laporan posisi keuangan dan normalisasi keuntungan laporan laba rugi
komprehensif yang biasanya disusun oleh manajemen berdasarkan nilai historis. Betapapun
nilai buku suatu perusahaan yang direfleksikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi komprehensif adalah nilai perolehan dan tidak mencerminkan nilai ekonomis yang
dapat sepenuhnya dijadikan acuan sebagai nilai pasar wajar saat penilaian tersebut.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa atas seluruh data dan informasi yang telah JKR terima dan dengan
mempertimbangkan semua faktor yang relevan yang mempengaruhi penilaian, maka menurut
pendapat JKR nilai pasar wajar Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar
Rp 48,14 miliar.
2. Penilaian 100,00% Saham PT Persada Alam Hijau beserta Utang Pihak Berelasi
JKR sebagai KJPP resmi berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 2.09.0022 tanggal
24 Maret 2009 dan terdaftar sebagai kantor jasa profesi penunjang pasar modal di Bapepam-LK
dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam-LK No. 05/BL/STTD-
P/B/2010 (penilai usaha) telah ditugaskan oleh manajemen Perseroan untuk memberikan pendapat
sebagai penilai independen atas nilai pasar wajar 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi
yang dimiliki PAH sesuai dengan surat penawaran dan/atau penugasan JKR No. JK/131227-001
tanggal 27 Desember 2013 yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan.
Berikut adalah ringkasan laporan penilaian 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi
sebagaimana dituangkan dalam laporannya No. JK/SV/141103-002 tanggal 3 November 2014.
Pihak-pihak yang bertransaksi dalam Rencana Akuisisi adalah Perseroan selaku pihak pembeli
serta PT Profindo Putra Utama selaku pihak penjual.
2. Obyek Penilaian
Obyek penilaian dalam laporan penilaian 100% saham PAH beserta utang pihak berelasi
adalah nilai pasar wajar 100% saham PAH beserta utang pihak berelasi yang dimiliki PAH.
Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh pendapat yang bersifat independen tentang
nilai pasar wajar dari Obyek Penilaian yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan/atau
ekuivalensinya pada tanggal 30 Juni 2014.
Maksud dari penilaian adalah untuk memberikan gambaran tentang nilai pasar wajar dari
Obyek Penilaian yang selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan dan pertimbangan
oleh manajemen Perseroan dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).
Penilaian ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis
dan keuangan serta peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku sampai dengan tanggal
penerbitan laporan penilaian ini.
32
Penilaian Obyek Penilaian yang dilakukan dengan metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang didasarkan pada proyeksi laporan keuangan yang disusun oleh manajemen PAH.
Dalam penyusunan proyeksi laporan keuangan, berbagai asumsi dikembangkan berdasarkan
kinerja PAH pada tahun-tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana manajemen di masa
yang akan datang. JKR telah melakukan penyesuaian terhadap proyeksi laporan keuangan
tersebut agar dapat menggambarkan kondisi operasi dan kinerja PAH yang dinilai pada saat
penilaian ini dengan lebih wajar. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan
yang JKR lakukan terhadap target kinerja PAH yang dinilai. JKR bertanggung jawab atas
pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi laporan keuangan berdasarkan kinerja historis
PAH dan informasi manajemen PAH terhadap proyeksi laporan keuangan PAH tersebut. JKR
juga bertanggung jawab atas laporan penilaian saham PAH dan kesimpulan nilai akhir.
Dalam penugasan penilaian ini, JKR mengasumsikan terpenuhinya semua kondisi dan
kewajiban Perseroan. JKR juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penilaian sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan penilaian tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh
secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penilaian. JKR tidak
bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi, memutakhirkan (update)
pendapat JKR karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi setelah tanggal surat ini.
Karena hasil dari penilaian JKR sangat tergantung dari data serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya, perubahan pada sumber data serta asumsi sesuai data pasar akan merubah
hasil dari penilaian JKR. Oleh karena itu, JKR sampaikan bahwa perubahan terhadap data
yang digunakan dapat berpengaruh terhadap hasil penilaian dan bahwa perbedaan yang
terjadi dapat bernilai material. Walaupun isi dari laporan penilaian ini telah dilaksanakan
dengan itikad baik dan dengan cara yang profesional, JKR tidak dapat menerima tanggung
jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan oleh adanya
analisa tambahan, diaplikasikannya hasil penilaian sebagai dasar untuk melakukan analisa
transaksi ataupun adanya perubahan dalam data yang dijadikan sebagai dasar penilaian.
Laporan penilaian Obyek Penilaian bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan
yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat
mempengaruhi operasional Perseroan.
Pekerjaan JKR yang berkaitan dengan penilaian Obyek Penilaian tidak merupakan dan tidak
dapat ditafsirkan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan
prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat
dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan atau
penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selanjutnya, JKR juga
telah memperoleh informasi atas status hukum Perseroan dan PAH berdasarkan anggaran
dasar Perseroan dan PAH.
33
5. Pendekatan Penilaian yang Digunakan
Penilaian Obyek Penilaian didasarkan pada analisa internal dan eksternal. Analisa internal
akan berdasarkan pada data yang disediakan oleh manajemen, analisa historis atas laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif PAH, pengkajian atas kondisi operasi dan
manajemen serta sumber daya yang dimiliki PAH. Prospek PAH di masa yang akan datang JKR
evaluasi berdasarkan rencana usaha serta proyeksi laporan keuangan yang diberikan oleh
manajemen yang telah JKR kaji kewajaran dan konsistensinya. Analisa eksternal didasarkan
pada kajian singkat terhadap faktor-faktor eksternal yang dipertimbangkan sebagai penggerak
nilai (value drivers) termasuk juga kajian singkat atas prospek dari industri yang bersangkutan.
Dalam mengaplikasikan metode penilaian untuk menentukan indikasi nilai pasar wajar suatu
“business interest” perlu beracuan pada laporan keuangan (laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi komprehensif) yang representatif, oleh karenanya diperlukan penyesuaian
terhadap nilai buku laporan posisi keuangan dan normalisasi keuntungan laporan laba rugi
komprehensif yang biasanya disusun oleh manajemen berdasarkan nilai historis. Betapapun
nilai buku suatu perusahaan yang direfleksikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi komprehensif adalah nilai perolehan dan tidak mencerminkan nilai ekonomis yang
dapat sepenuhnya dijadikan acuan sebagai nilai pasar wajar saat penilaian tersebut.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa atas seluruh data dan informasi yang telah JKR terima dan dengan
mempertimbangkan semua faktor yang relevan yang mempengaruhi penilaian, maka menurut
pendapat JKR nilai pasar wajar Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar
Rp 86,87 miliar.
JKR sebagai KJPP resmi berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 2.09.0022 tanggal
24 Maret 2009 dan terdaftar sebagai kantor jasa profesi penunjang pasar modal di Bapepam-LK
dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam-LK No. 05/BL/STTD-
P/B/2010 (penilai usaha) telah ditugaskan oleh manajemen Perseroan untuk memberikan pendapat
sebagai penilai independen atas kewajaran Rencana Akuisisi sesuai dengan surat penawaran dan/
atau penugasan JKR No. JK/131227-001 tanggal 27 Desember 2013 yang telah disetujui oleh
manajemen Perseroan.
Berikut adalah ringkasan laporan pendapat kewajaran atas Rencana Akuisisi sebagaimana
dituangkan dalam laporannya No. JK/FO/141203-001 tanggal 3 Desember 2014.
Pihak-pihak yang bertransaksi dalam Rencana Akuisisi adalah Perseroan selaku pihak pembeli
BCI dan PAH, PT Pangeran Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen selaku pihak penjual
BCI serta PT Profindo Putra Utama selaku pihak penjual PAH.
2. Obyek Transaksi
Obyek transaksi dalam Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi adalah rencana Perseroan
untuk melakukan akuisisi atas 77,50% saham BCI dan 99,995% saham PAH beserta utang
pihak berelasi yang dimiliki PAH.
Maksud dan tujuan pemberian Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi adalah untuk
memberikan gambaran kepada Direksi Perseroan mengenai kewajaran Rencana Akuisisi dari
aspek keuangan serta untuk tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
34
4. Kondisi Pembatas dan Asumsi-asumsi Pokok
Analisa Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi dipersiapkan menggunakan data dan
informasi sebagaimana diungkapkan di atas, data dan informasi mana telah JKR telaah. Dalam
melaksanakan analisa, JKR bergantung pada keakuratan, kehandalan dan kelengkapan dari
semua informasi keuangan, informasi atas status hukum Perseroan dan informasi-informasi
lain yang diberikan kepada JKR oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum dan JKR tidak
bertanggung jawab atas kebenaran informasi-informasi tersebut. Segala perubahan atas data
dan informasi tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir pendapat JKR secara material. JKR
juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui
fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada JKR menjadi tidak
lengkap atau menyesatkan. Oleh karenanya, JKR tidak bertanggung jawab atas perubahan
kesimpulan atas Pendapat Kewajaran JKR dikarenakan adanya perubahan data dan informasi
tersebut.
Proyeksi laporan keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Akuisisi disusun oleh
manajemen Perseroan. JKR telah melakukan penelahaan atas proyeksi laporan keuangan
tersebut dan proyeksi laporan keuangan tersebut telah menggambarkan kondisi operasi dan
kinerja Perseroan. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang perlu JKR
lakukan terhadap target kinerja Perseroan.
JKR tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan, BCI dan PAH. Selain
itu, JKR juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana Akuisisi.
Jasa-jasa yang JKR berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana Akuisisi hanya
merupakan pemberian Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi dan bukan jasa-jasa
akuntansi, audit atau perpajakan. JKR tidak melakukan penelitian atas keabsahan Rencana
Akuisisi dari aspek hukum dan implikasi aspek perpajakan. Pendapat Kewajaran atas Rencana
Akuisisi hanya ditinjau dari segi ekonomis dan keuangan. Laporan pendapat kewajaran atas
Rencana Akuisisi bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan yang terbuka untuk
publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional
Perseroan. Selanjutnya, JKR juga telah memperoleh informasi atas status hukum Perseroan
berdasarkan anggaran dasar Perseroan, BCI dan PAH.
Pekerjaan JKR yang berkaitan dengan Rencana Akuisisi tidak merupakan dan tidak dapat
ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan
prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat
dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan
atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, JKR tidak
mempunyai kewenangan dan tidak berada dalam posisi untuk mendapatkan dan menganalisa
suatu bentuk transaksi-transaksi lainnya di luar Rencana Akuisisi yang ada dan mungkin
tersedia untuk Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Rencana
Akuisisi.
Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum
bisnis dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah terkait dengan Rencana Akuisisi
pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.
Perhitungan dan analisa dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan
dengan benar dan JKR bertanggung jawab atas laporan pendapat kewajaran.
Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, JKR menggunakan beberapa asumsi, seperti
terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan, BCI dan PAH serta semua pihak yang
terlibat dalam Rencana Akuisisi. Rencana Akuisisi dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta keakuratan informasi mengenai
Rencana Akuisisi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.
35
Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian
dari analisa dan informasi tanpa mempertimbangkan informasi dan analisa lainnya secara utuh
sebagai satu kesatuan dapat menyebabkan pandangan dan kesimpulan yang menyesatkan
atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran. Penyusunan Pendapat Kewajaran ini
merupakan suatu proses yang rumit dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisa yang
tidak lengkap.
JKR juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran sampai dengan
tanggal terjadinya Rencana Akuisisi ini tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh
secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat
Kewajaran ini. JKR tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi,
memutakhirkan (update) pendapat JKR karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini. Perhitungan dan analisa dalam rangka
pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar dan JKR bertanggung jawab
atas laporan pendapat kewajaran.
Kesimpulan Pendapat Kewajaran ini berlaku bilamana tidak terdapat perubahan yang memiliki
dampak material terhadap Rencana Akuisisi. Perubahan tersebut termasuk, namun tidak
terbatas pada, perubahan kondisi baik secara internal pada Perseroan, BCI dan PAH maupun
secara eksternal, yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis, perdagangan
dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan terkait lainnya
setelah tanggal laporan pendapat kewajaran ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal laporan
pendapat kewajaran ini dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut di atas, maka
Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi mungkin berbeda.
Dalam evaluasi Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi ini, JKR telah melakukan analisa
melalui pendekatan dan prosedur Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi dari hal-hal
sebagai berikut:
6. Kesimpulan
Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, asumsi-asumsi, data dan informasi yang diperoleh
dari manajemen Perseroan yang digunakan dalam penyusunan laporan pendapat kewajaran
ini, penelaahan atas dampak keuangan Rencana Akuisisi sebagaimana diungkapkan dalam
laporan pendapat kewajaran ini, JKR berpendapat bahwa Rencana Akuisisi adalah wajar.
36
G. PENGARUH RENCANA TRANSAKSI PADA KONDISI KEUANGAN PERSEROAN
Informasi keuangan proforma konsolidasian telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir
Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International) berdasarkan standar yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia.
Berikut ini adalah ringkasan informasi keuangan pro-forma Konsolidasian Perseroan sebelum dan
sesudah Penawaran Umum Perdana Saham dan rencana akuisisi Perusahaan Target:
(dalam Rupiah)
Historis Penyesuaian Proforma
Keterangan
30 Juni 2014 Proforma 30 Juni 2014
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 13.400.735.617 71.049.692.231 84.450.427.848
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 4.454.926.195 142.172.160 4.597.098.355
Aset Keuangan Lancar Lainnya 131.999.544 2.130.978.015 2.262.977.559
Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha - - -
Persediaan 42.006.082.100 11.982.720.119 53.988.802.219
Biaya Dibayar di Muka 1.086.215.619 156.093.312 1.242.308.931
Uang Muka 22.698.401.644 - 22.698.401.644
Jumlah Aset Lancar 83.778.360.719 85.461.655.837 169.240.016.556
(dalam Rupiah)
Historis Penyesuaian Proforma
Keterangan
30 Juni 2014 Proforma 30 Juni 2014
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Usaha - Pihak Ketiga 23.901.218.249 9.948.463.848 33.849.682.097
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 62.488.700.529 9.976.155.973 72.464.856.502
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 11.479.288.574 - 11.479.288.574
Utang Pajak 2.757.885.304 51.941.543 2.809.826.847
Beban Akrual 6.355.629.907 999.278.435 7.354.908.342
Uang Muka Penjualan 6.363.611.813 - 6.363.611.813
Utang Bank Jangka Pendek 191.504.000.000 - 191.504.000.000
Utang Pihak Berelasi Non-Usaha 35.092.801.237 - 35.092.801.237
Bagian Lancar atas Liabilitas Jangka panjang 75.597.548.739 1.067.217.958 76.664.766.697
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 415.540.684.352 22.043.057.757 437.583.742.109
37
(dalam Rupiah)
Historis Penyesuaian Proforma
Keterangan
30 Juni 2014 Proforma 30 Juni 2014
EKUITAS
Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal Saham 286.500.000.000 80.000.000.000 366.500.000.000
Tambahan Modal Disetor 169.280.298.638 120.000.000.000 289.280.298.638
Saldo Laba (Defisit) (77.160.000) 9.749.086.106 9.671.926.106
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas
455.703.138.638 209.749.086.106 665.452.224.744
Induk
Kepentingan Nonpengendali 244.628.180.127 12.988.454.187 257.616.634.314
JUMLAH EKUITAS 700.331.318.765 222.737.540.293 923.068.859.058
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.179.510.348.755 282.999.164.372 1.462.509.513.127
(dalam Rupiah)
Historis Penyesuaian Proforma
Keterangan
30 Juni 2014 Proforma 30 Juni 2014
PENJUALAN NETO 55.416.654.211 - 55.416.654.211
BEBAN POKOK PENJUALAN (34.029.115.019) - (34.029.115.019)
LABA KOTOR 21.387.539.192 - 21.387.539.192
Beban Umum dan Administrasi (15.637.905.519) - (15.637.905.519)
Penghasilan Lainnya 5.484.977.142 9.749.086.106 15.234.063.248
Beban Lainnya (441.470.821) - (441.470.821)
LABA USAHA 10.793.139.994 9.749.086.106 20.542.226.100
Biaya Keuangan Neto (3.465.134.938) - (3.465.134.938)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 7.328.005.056 9.749.086.106 17.077.091.162
Beban Pajak Penghasilan (1.320.744.582) - (1.320.744.582)
LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN 6.007.260.474 9.749.086.106 15.756.346.580
Laba Entitas Anak Sebelum Akuisisi (6.062.260.474) - (6.062.260.474)
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN (55.000.000) 9.749.086.106 9.694.086.106
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - -
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF PERIODE
BERJALAN (55.000.000) 9.749.086.106 9.694.086.106
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk (55.000.000) 9.749.086.106 9.694.086.106
Kepentingan Nonpengendali - - -
Jumlah (55.000.000) 9.749.086.106 9.694.086.106
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Entitas Induk (55.000.000) 9.749.086.106 9.694.086.106
Kepentingan Nonpengendali - - -
Jumlah (55.000.000) 9.749.086.106 9.694.086.106
38
Informasi keuangan proforma diatas dibuat untuk menggambarkan dampak dari kemungkinan transaksi
pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dengan asumsi penawaran umum saham perdana kepada
publik tersebut telah terjadi pada tanggal 30 Juni 2014. Informasi keuangan proforma dibuat hanya
sebagai ilustrasi dan tidak memberikan gambaran sebenarnya dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan konsolidasian yang akan dilaporkan yang mencakup kemungkinan transaksi kenyataannya
terjadi pada tanggal di atas. Informasi keuangan proforma harus dibaca dalam kaitannya dengan
informasi keuangan historis pada tanggal 30 Juni 2014 dan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal tersebut yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
H. LAIN-LAIN
Untuk memperoleh informasi sehubungan dengan Rencana Transaksi, Pemegang Saham Perseroan
dapat menghubungi Corporate Secretary Perseroan pada setiap hari dan jam kerja Perseroan pada
alamat yang tertera pada halaman kulit muka Prospektus ini.
39
IV. Pernyataan Liabilitas
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member
firm of RSM International) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, Perseroan dan Entitas Anak
memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp479.179.029.990 yang terdiri dari Liabilitas Jangka Pendek sebesar
Rp415.540.684.352 dan Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp63.638.345.638.
Adapun rincian dari jumlah liabilitas Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
Uraian Jumlah
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Usaha - Pihak Ketiga 23.901.218.249
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 62.488.700.529
Liabilitas Imbalan Kerja jangka Pendek 11.479.288.574
Utang Pajak 2.757.885.304
Beban Akrual 6.355.629.907
Uang Muka Penjualan 6.363.611.813
Utang Bank Jangka Pendek 191.504.000.000
Bagian Lancar atas Utang Pihak Berelasi Non-Usaha 35.092.801.237
Bagian Lancar Atas Liabilitas Jangka panjang 75.597.548.739
Pada tanggal 30 Juni 2014, rincian utang usaha – pihak ketiga Perseroan adalah sebagai berikut :
(dalam Rupiah)
Uraian Jumlah
PT Sumber Agrindo Sejahtera 3.300.005.000
Arifin Muhiddin 2.444.928.364
PT Nusa Palapa Gemilang 2.248.657.710
PT Ambawang Jaya Raya 1.811.968.050
PT London Sumatera Indonesia 1.647.254.198
PT Panca Harapan 974.247.768
CV Ratu Rosari 899.203.198
PT Pundi Abadi Intisari 844.756.000
PT Harapan Mat 77 827.165.000
PT Berkat Exsa Sentosa Tama 480.326.598
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp400 juta) 8.422.706.363
Total 23.901.218.249
40
Pada tanggal 30 Juni 2014, analisa rincian liabilitas keuangan berdasarkan sisa umur jatuh temponya
adalah sebagai berikut :
(dalam Rupiah)
Liabilitas Keuangan Liabilitas Imbalan
Uraian
Jangka Pendek Lainnya Kerja Jangka Pendek
Kurang dari 1 tahun 61.543.488.915 11.479.288.574
1-5 tahun - -
Lebih dari 5 tahun - -
Jatuh tempo tidak ditentukan 945.211.614 -
Total 62.48.700.529 11.479.288.574
Pada tanggal 31 Juni 2014, utang bank jangka pendek Perseroan didenominasikan di dalam mata uang
sebagai berikut:
Uraian Jumlah
Dalam Dollar Amerika Serikat
PT Bank Rabobank International Indonesia 191.504.000.000
Total 191.504.000.000
Berdasarkan adendum perjanjian kredit No. LA/CA/1862/A3/2014 tanggal 2 Mei 2014 dan kemudian
adendum perjanijian kredit No. LA/CA/1862/A4/2014 tanggal 27 Juni 2014, fasilitas ini diperpanjang,
sehingga memiliki jatuh tempo pada 15 Agustus 2014.
Pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 saldo fasilitas ini adalah USD6,000,000 (ekuivalen
Rp71.814.000.000) dan USD5,000,000 ekuivalen Rp73.134.000.000).
Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1864/2013 tanggal 25 Oktober 2013, BRI memperoleh fasilitas
pinjaman belanja modal sebesar USD10,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 31 Desember 2014
dan dikenakan bunga sebesar COF + 4% per tahun. Berdasarkan perjanjian kredit No.LA/CA/1864/
A1/2013 jatuh tempo fasilitas ini diperpanjang hingga 25 Oktober 2014.
Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1864/2013 tanggal 25 Oktober 2013, BRI memperoleh fasilitas
pinjaman belanja modal sebesar USD10,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 31 Desember
2013 dan dikenakan bunga sebesar COF + 4% per tahun. Berdasarkan amandemen perjanjian kredit
No.LA/CA/1864/A1/2013 jatuh tempo fasilitas ini diperpanjang hingga 31 Maret 2014 dan terakhir diubah
dengan berdasarkan Perubahan Perjanjian Fasilitas No. LA/CA/1864/A3/2014 jatuh tempo fasilitas ini
diperpanjang hingga tanggal 15 Agustus 2014.
Pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 saldo fasilitas ini adalah USD10,000,000 (ekuivalen
Rp119.690.000.000) dan USD5,000,000 (ekuivalen Rp60.945.000.000).
Fasilitas ini dijamin oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, entitas induk. Selama periode pinjaman
berlaku, BRI tidak diperkenankan menjual aset-aset di luar aktivitas bisnis normal. Biaya pinjaman
yang dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp3.462.020.691 dan Rp5.206.167.853.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, pinjaman ini telah lunas berdasarkan Surat Lunas tanggal
11 September 2014 yang dikeluarkan oleh PT Bank Rabobank International Indonesia.
41
(dalam Rupiah)
Uraian Jumlah
1. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 36.164.518.645
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit investasi – Kebun I 26.538.385.641
Kredit Investasi – Kebun II 14.585.907.633
Kredit Investasi – Pabrik Kelapa Sawit 15.098.116.690
Utang Bank Jangka Panjang – Seteah Dikurangi Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 28.377.359.297
Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Investasi Prinsip Murabahah No. 62 dan No. 72, keduanya tanggal
19 Desember 2012 yang telah yang dibuat dihadapan Yualita Widyadhari, S.H., Notaris di Jakarta, ASJ
dan CPO, keduanya entitas anak memperoleh fasilitas pembiayaan kembali qardh wal murabahah
dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp100.000.000.000 dari 19 September 2012 sampai dengan
25 November 2015 .Fasilitas ini dikenakan tingkat bagi hasil sebesar 11% per tahun.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman perkebunan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
masing-masing sebesar Rp2.425.209.165, Rp7.008.906.596 dan Rp2.105.929.094.
Pada tanggal 30 Juni 2014, 31 Desember 2013 dan 2012, saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar
Rp36.164.518.645, Rp48.928.466.407 dan Rp74.456.361.931.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, pinjaman ini telah lunas berdasarkan Surat No. BS.0193/
SYR/07/2014 tanggal 14 Juli 2014 dan Surat No. BS.0200/SYR/07/2014 tanggal 14 Juli 2014 yang
dikeluarkan oleh Indonesia Eximbank, fasilitas pembiayaan dari Indonesia Eximbank kepada CPO telah
lunas sejak tanggal 10 Juli 2014.
PT Bumiraya Investindo
42
Seluruh fasilitas Kredit Investasi akan digunakan untuk pembiayaan kembali atas aset kebun kelapa
sawit, mengambil alih fasilitas pinjaman yang diberikan kepada BRI dari kreditor terdahulu dan
pengembangan perkebunan dengan luas tanam 1.000 hektar beserta sarananya.
Fasilitas Kredit Investasi – Kebun I memiliki pagu kredit sebesar Rp38.684.000.000 dengan periode
pembayaran 8 (delapan) tahun 6 (enam) bulan termasuk masa tenggang 30 bulan.
Fasilitas Kredit Investasi – Kebun II memiliki pagu kredit sebesar Rp24.373.000.000 dengan periode
pembayaran 8 (delapan) tahun 6 (enam) bulan termasuk masa tenggang 42 bulan.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum Menghasilkan untuk 6 (enam) bulan yang berakhir
pada 30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011,
masing-masing sebesar Rp993.399.761 dan Rp2.246.013.485, Rp2.372.720.244 dan Rp891.154.875.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi (Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor KP-CRO/
CBC-JPM/010/PK-KI/2009 No. 28 tanggal 8 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H.,
notaris di Jakarta, BRI memperoleh fasilitas pinjaman berupa Kredit Investasi-Pabrik Kelapa Sawit yang
digunakan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.
Pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap masing-
masing sebesar Rp2.498.497.737, Rp3.261.077.880, dan Rp830.188.962
Pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011 seluruh saldo terutang atas fasilitas
Kredit Investasi masing-masing sebesar Rp56.222.409.964, Rp65.556.409.964, Rp76.324.409.964,
Rp81.153.903.007 dan Rp64.944.483.118 dan dikenakan bunga masingmasing sebesar 11,5% per
tahun pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010.
Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, BRI tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar;
• Memberikan pinjaman baru kepada pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi, kecuali dalam transaksi
usaha yang wajar;
• Mengadakan penyertaan baru atau membiayai perusahaan lain;
• Mengikat diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan aset kepada pihak lain;
• Memindahtangankan barang jaminan kecuali persediaan yang diperdagangkan;
• Melunasi utang kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food), entitas induk;
43
• Menjual, memindahtangankan atau melepaskan sebagian atau seluruh aset yang dapat
mempengaruhi kemampuan pelunasan utang;
• Mengubah susunan pengurus dan pemegang saham;
• Melakukan merger, akuisisi, konsolidasi atau membeli atau memperoleh saham perusahaan lain;
• Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan kepada
Pengadilan untuk dinyatakan pailit atau meminta penundaan pembayaran utang;
• Melakukan pembayaran bunga atas pinjaman dan/atau melunasi pinjaman kepada pemegang
saham atau pihak-pihak berelasi;
• Memberikan hak preferen kepada TPS Food dalam hal penyelesaian utang; dan
• Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan pribadi.
Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban lain, selain yang diungkapkan dalam Prospektus ini dan
diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian yang disajikan dalam Prospektus ini.
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), Entitas Anak,
memperoleh fasilitas pinjaman dari TPS Food, entitas induk, berupa fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp50.000.000.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 17% per tahun dan akan jatuh tempo
pada 31 Juli 2014. Saldo pinjaman pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah masing-masing
sebesar Rp35.092.801.237 dan Rp27.365.801.237.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi pinjaman pihak berelasi ke TPS Food.
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Pebruari 2013, PT Bumiraya Investindo (BRI), Entitas Anak,
memperoleh fasilitas pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd berupa fasilitas pinjaman
berjangka untuk perkebunan sebesar Rp29.085.000.000. Fasilitas pinjaman akan jatuh tempo pada
16 Mei 2014 dan dikenakan tingkat bunga sebesar 10% per tahun. Berdasarkan adendum perjanjian
25 Juni 2014, fasilitas ini akan jatuh tempo pada 24 Juli 2014 dengan plafon pinjaman sebesar
Rp34.823.400.000.
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Juni 2013, BRI memperoleh fasilitas pinjaman dari Bunge Agribusiness
Singapore Ltd, berupa fasilitas pinjaman berjangka untuk perkebunan sebesar Rp20.712.300.000.
Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Mei 2014 dan
dikenakan tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun. Berdasarkan adendum perjanjian tanggal 25 Juni
2014, fasilitas ini akan jatuh tempo pada 24 Juli 2014.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi seluruh pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd.
Pada tanggal 26 Juni 2014, PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma
Oetama, PT Mitra Jaya Agro Palm, PT Muarabungo Plantation dan PT Tandan Abadi Mandiri, seluruhnya
Entitas Anak, sebagai debitur, memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi bank dari RHB Bank Berhad,
Cabang Singapura, Rabobank Cabang Hongkong, PT Bank Permata Tbk dan Indonesia Eximbank
dengan total fasilitas sebesar USD125,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 30 Juni 2019 dan
dapat diperpanjang hingga 30 Juni 2021. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar screen rate
LIBOR per tahun untuk fasilitas non Murabahah dan tingkat bagi hasil sebesar 5,8%- 6% per tahun
untuk fasilitas Murabahah.
Pada tanggal 10 dan 11 Juli 2014, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh pencairan
fasilitas pinjaman sindikasi bank dari PT Bank Permata Tbk masing-masing sebesar USD27,540,000
(ekuivalen Rp318.059.460.000) dan USD48,960,000 (ekuivalen Rp569.257.920.000). Pencairan yang
diperoleh oleh Perseroan, terutama digunakan untuk melunasi liabilitas keuangan jangka pendek
lainnya, utang bank jangka pendek, utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang lain dan utang
pihak berelasi non-usaha
44
Setelah tanggal 30 Juni 2014 sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen dan setelah tanggal
Laporan Auditor Independen sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan
tidak memiliki kewajiban-kewajiban lain selain utang usaha dan kewajiban-kewajiban yang timbul dari
kegiatan usaha normal Perseroan serta kewajiban-kewajiban yang telah diungkapkan dalam Prospektus
ini dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Prospektus ini.
PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS DAN IKATAN LAIN YANG SIGNIFIKAN SAMPAI
DENGAN TANGGAL EFEKTIF PERNYATAAN PENDAFTARAN, SELAIN YANG TIMBUL DARI
KEGIATAN OPERASIONAL PERSEROAN, SERTA SELAIN DARI YANG TELAH DIUNGKAPKAN
DALAM PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN YANG
TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
MANAJEMEN PERSEROAN, DALAM HAL INI BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA
PERSEROAN, SERTA SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM
PERSEROAN, DENGAN INI MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK MEMENUHI SELURUH
LIABILITAS PERSEROAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN PERSEROAN YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
45
V. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Berikut ini adalah ringkasan data keuangan penting yang diambil dari laporan keuangan konsolidasian
Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International) dengan opini wajar tanpa pengecualian
dengan pengungkapan hal-hal lain mengenai penyajian laporan keuangan konsolidasian Perseroan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 sehubungan dengan
penerapan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan No. 38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali” dan tujuan penerbitan laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan. Sedangkan
laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013
telah direviu oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International).
Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 sebelum disajikan kembali
diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry dengan opini wajar tanpa pengecualian. Sedangkan
laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 sebelum disajikan
kembali, tidak diaudit.
(dalam Rupiah)
Pada tanggal
Pada tanggal 31 Desember
Keterangan 30 Juni
2014 2013 2012 2011 2010 2009*)
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 13.400.735.617 41.585.005.090 13.949.861.036 390.581.757.230 776.225.105 2.738.001.075
Piutang Usaha - Pihak Ketiga 4.454.926.195 2.411.088.645 8.078.702.536 1.422.894.330 1.822.481.051 2.011.045.588
Aset Keuangan Lancar Lainnya 131.999.544 162.223.008 1.099.518.985 115.679.624 95.664.206 136.670.476
Persediaan 42.006.082.100 16.741.816.676 9.298.500.603 2.465.575.051 2.300.560.474 1.991.324.618
Pajak Dibayar di Muka - 2.930.060.999 272.700.719 - - -
Biaya Dibayar di Muka 1.086.215.619 1.412.836.104 1.075.453.699 196.920.136 41.666.082 41.832.191
Uang Muka 22.698.401.644 15.868.106.628 18.483.973.721 375.619.051 285.297.712 9.551.941.551
Jumlah Aset Lancar 83.778.360.719 81.111.137.150 52.258.711.299 395.158.445.422 5.321.894.630 16.470.815.499
46
(dalam Rupiah)
Pada tanggal
Keterangan Pada tanggal 31 Desember
30 Juni
2014 2013 2012 2011 2010 2009*)
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Usaha - Pihak Ketiga 23.901.218.249 13.040.386.112 17.548.137.898 2.161.283.485 4.487.008.454 1.321.765.707
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
685.895.760
Lainnya 62.488.700.529 56.422.765.814 994.271.999 808.467.094 822.899.162
Liabilitas Imbalan Kerja jangka
Pendek 11.479.288.574 4.370.367.014 3.270.465.780 1.585.343.992 - -
Utang Pajak 2.757.885.304 1.827.653.031 2.120.382.545 5.853.250.830 2.280.461.642 992.961.974
Beban Akrual 6.355.629.907 6.779.401.044 6.957.401.495 3.073.060.171 3.023.733.015 1.222.314.075
Uang Muka Penjualan 6.363.611.813 1.545.335.315 75.834.725 4.772.829 170.694.088 -
Utang Bank Jangka Pendek 191.504.000.000 134.079.000.000 - 10.000.000.000 - -
Bagian Lancar atas Utang Pihak
Berelasi Non-Usaha 35.092.801.237 27.365.801.237 - - - -
Bagian Lancar Aatas Liabilitas
Jangka panjang 75.597.548.739 56.060.362.008 44.853.293.124 11.738.586.986 1.000.000.000 -
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 415.540.684.352 301.491.071.575 75.819.787.566 35.224.765.387 11.784.796.361 4.222.937.516
EKUITAS
Ekuitas yang dapat Diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk
Modal Saham 286.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
Proforma Modal yang Timbul dari
Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali - 691.831.004.929 688.583.729.121 696.110.702.575 301.315.396.172 276.307.608.197
Tambahan Modal Disetor 169.629.224.210 - - - - -
Defisit (77.160.000) (22.160.000) (8.580.000) (6.720.000) (360.000) -
Jumlah Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan Kepada Pemilik
Entitas Induk 456.052.084.210 694.308.844.929 691.075.149.121 698.603.982.575 303.815.036.172 278.807.608.197
Kepentingan Nonpengendali 244.279.234.555 - - - - -
Jumlah Ekuitas 700.331.318.765 694.308.844.929 691.075.149.121 698.603.982.575 303.815.036.172 278.807.608.197
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.179.510.348.755 1.107.872.962.643 923.634.045.342 991.481.735.886 533.425.204.628 575.829.767.477
*) Penyesuaian atas laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dan sesudah penerapan PSAK No. 38 (Revisi
2012 ) telah diaudit
47
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
(dalam Rupiah)
Untuk periode 6 bulan yang
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
berakhir pada 30 Juni
Keterangan
2014 2013 2013 2012 2011 2010**) 2009**)
PENJUALAN NETO 55.416.654.211 22.591.672.258 79.794.357.961 58.393.336.454 80.677.360.534 46.168.641.391 40.024.988.774
BEBAN POKOK PENJUALAN (34.029.115.019) (17.995.478.526) (58.372.516.755) (64.217.035.547) (55.267.940.504) (30.564.991.167) (28.960.876.336)
LABA (RUGI) KOTOR 21.387.539.192 4.596.193.732 21.421.841.206 (5.823.699.093) 25.409.420.030 15.603.650.224 11.064.112.438
Beban umum dan administrasi (15.637.905.519) (4.180.480.892) (10.395.874.349) (7.384.329.612) (7.304.388.059) (8.865.188.877) (4.905.712.512)
Penghasilan Lainnya 5.484.977.142 49.252.597 3.224.148.040 21.559.747.025 4.682.952.472 83.699.606 154.187.995
Beban Lainnya (441.470.821) (1.590.554) (8.341.314.361) (39.226.575) (502.000) (1.277.697.135) (2.969.988.489)
Biaya Keuangan Neto (3.465.134.938) (2.102.531.060) (4.418.318.336) (2.924.546.372) (5.263.299.900) (3.333.745.253) (6.171.188.450)
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (1.320.744.582) 97.023.032 1.743.213.608 (3.714.595.677) (4.288.660.366) (703.290.591) (17.563.272)
EFEK PENYESUAIAN
PROFORMA - 1.533.953.145 (3.247.275.808) (1.675.209.696) (13.241.882.177) (1.507.787.974) 2.845.649.100
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAIN - - - - - - -
48
Rasio Keuangan Konsolidasian
Untuk periode 6 bulan yang Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
Keterangan berakhir pada 30 Juni 31 Desember
2014 2013 2013 2012 2011 2010 2009
EBITDA (dalam Rupiah) 16.286.366.009 4.506.686.209 13.851.549.121 13.244.694.241 28.636.073.488 7.142.944.231 4.697.482.929
RASIO PERTUMBUHAN
Penjualan 145,30% 36,65% 36,65% -27,62% 74,74% 15,35% 34,81%
Laba kotor 365,33% -467,84% -467,84% -122,92% 62,84% 41,03% -3,48%
Laba usaha 2229,25% -28,92% -28,92% -63,52% 311,00% 65,87% -50,42%
Laba komprehensif 572,37% 630,11% 630,11% -70,75% 1666,67% -28,46% -99,85%
Jumlah aset 6,83% 9,35% 19,95% -6,84% 85,87% -7,36% 25,29%
Jumlah liabilitas 16,93% 37,86% 77,83% -20,60% 27,55% -22,70% 42,88%
Jumlah ekuitas 0,87% -0,25% 0,47% -1,08% 129,94% 8,97% 10,76%
RASIO USAHA
Laba kotor / penjualan 38,59% 20.34% 26,85% -9,97% 31,50% 33,80% 27,64%
Laba usaha / penjualan 19,48% 2.05% 7,41% 14,24% 28,25% 12,01% 8,35%
Laba komprehensif / penjualan -0,10% -0,04% -0,02% 0,00% -0,01% 0,00% 0,00%
Laba kotor / aset 1,81% 1,94% 1,93% -0,63% 2,56% 2,93% 1,92%
Laba usaha / aset 0,92% 0,54% 0,53% 0,90% 2,30% 1,04% 0,58%
Laba komprehensif / aset 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 2,48% 0,00%
Laba kotor / ekuitas 3,05% 3,09% 3,09% -0,84% 3,64% 5,14% 3,97%
Laba usaha / ekuitas 1,54% 0,85% 0,85% 1,20% 3,26% 1,82% 1,20%
Laba komprehensif / ekuitas -0,01% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
RASIO KEUANGAN
Aset lancar / liabilitas jangka pendek
(Current Ratio) (x) 0,20 6,77 0,27 0,69 11,22 0,45 3,90
Quick ratio (x) 0,10 6,35 0,21 0,57 11,15 0,26 3,43
Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas (x) 0,68 0,47 0,60 0,34 0,42 0,76 1,07
Jumlah liabilitas / jumlah aset (x) 0,41 0,32 0,37 0,25 0,30 0,43 0,52
Debt to Equity ratio (x) 0,68 0,47 0,60 0,34 0,42 0,76 1,07
Entitas Anak memiliki rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam fasilitas pinjaman sindikasi bank
dari RHB Bank Berhad, Cabang Singapura, Rabobank Cabang Hongkong, PT Bank Permata Tbk dan
Indonesia Eximbank. Atas fasilitas ini, Entitas Anak harus menjaga rasio Total Net Debt to EBITDA tidak
melebihi 5,00 kali, dimana penerapan awal akan dilakukan pada 30 Juni 2017 dan setiap 3 (tiga) bulan
setelahnya.
49
VI. Analisis Dan Pembahasan Oleh Manajemen
Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-bersama dengan Ikhtisar Data
Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan
konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus
ini.Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Informasi keuangan dibawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir
Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International) dengan opini wajar tanpa pengecualian
dengan pengungkapan hal-hal lain mengenai penyajian laporan keuangan konsolidasian Perseroan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 sehubungan dengan
penerapan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan No. 38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali” dan tujuan penerbitan laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan. Sedangkan
laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013
telah direviu oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International).
1. Gambaran Umum
Perseroan didirikan pada tanggal 5 Desember 2007 berdasarkan Akta No. 1, dibuat oleh Syarifah
Chozie, S.H., M.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan Menkumham
No. AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 14 Januari 2008 dan telah dicatat pada Daftar Perseroan
No. AHU-0002547.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 14 Januari 2008. Anggaran Perseroan telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.37, tanggal
11 September 2014, yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta Utara yang
telah mendapatkan: (i) persetujuan dari Menkumham No.AHU-07898.40.20.2014 tanggal 12 September
2014; dan (ii) penerimaan pemberitahuan dari Menkumham No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal
12 September 2014 dan didaftarkan dalam: (i) Daftar Perseroan No.AHU-0092990.40.80.2014 tanggal
12 September 2014; dan (ii) Daftar Perseroan No. AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September
2014.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil-hasil operasi konsolidasi Perseroan dan yang
kemungkinan dapat mempengaruhi hasil-hasil operasi konsolidasi Perseroan di masa yang akan dating
Laba bersih dan hasil operasional Perseroan dipengaruhi oleh hasil produksi perkebunan dan pabrik.
Hasil produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk kualitas bahan-bahan
penanaman, kondisi tanah dan cuaca, kualitas pengelolaan perkebunan dan pengaturan jadwal panen
dan pengolahan TBS. Tanaman kelapa sawit hanya akan dipanen bila telah mencapai kematangan,
hasil panen yang maksimal baru didapatkan setelah umur pohon 8 tahun sampai dengan 25 tahun.
Pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan dan Entitas Anak memiliki perkebunan kelapa sawit dengan total
luas lahan sebesar 49.410,92 hektar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat,
Riau, dan Sumatera, dimana seluas 17.323,60 hektar diantaranya adalah sudah tertanam. Sisanya,
yaitu 32.087,32 hektar merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan oleh
Perseroan dan Entitas Anak. Dari total lahan Area Tertanam, baru 54% yang merupakan tanaman
menghasilkan. Dengan demikian, luas area tanaman menghasilkan dan profil usia perkebunan memiliki
dampak material terhadap tingkat produksi dan tingkat imbal hasil TBS Perseroan.
50
Harga Produk Kelapa Sawit
Harga minyak kelapa sawit berfluktuasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor internasional maupun
regional, antara lain permintaan dan penawaran global serta kondisi cuaca, kebijakan perdagangan
pemerintah, pergerakan pola konsumsi, ketersediaan dan harga komoditi subtitusi, ketidakstabilan
politik, perubahan ekonomi dunia dan keadaan tak terduga lainnya.
Pada tanggal 30 Juni 2014, penjualan minyak sawit mentah Perseroan memberikan kontribusi sebesar
76% dari total penjualan Perseroan dan Entitas Anak, atau sebesar Rp41.868.499.030. Rata-rata
harga minyak kelapa sawit berfluktuasi tinggi, seperti harga CPO pada tahun 2008 di pasar Rotterdam
berfluktuasi tinggi dengan harga terendah di USD435 per ton pada bulan Oktober 2008 dan harga
tertinggi di USD1.395 per ton pada bulan Maret 2008. Pada tanggal 1 Januari 2014 hingga 30 Juni
2014, rata-rata harga CPO per bulan berfluktuasi antara USD830 per ton hingga USD993 per ton.
(sumber: Bloomberg)
Untuk menghadapi fluktuasi tersebut, Perseroan memiliki tangki penyimpanan yang cukup untuk
menyimpan minyak kelapa sawit pada saat harga tidak optimal untuk dilakukan penjualan. Sedangkan
untuk penjualan TBS, Perseroan menjual TBS di perusahaan terdekat yang memiliki pabrik kelapa sawit,
sehingga meminimalisasi ongkos pengiriman dan kualitas TBS dapat terjaga. Untuk jangka panjangnya,
Perseroan terus berusaha untuk melakukan efisiensi dari biaya investasi tanam sehingga dapat tetap
bersaing walaupun di harga minyak kelapa sawit yang sedang rendah.
Seluruh penjualan Perseroan, meski didominasi oleh mata uang Rupiah, mengacu kepada harga
minyak kelapa sawit dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Selain itu, Pada tanggal 26 Juni 2014,
PT Bumiraya Investindo, PT Airlangga Sawit Jaya PT Charindo Palma Oetama, PT Mitra Jaya Agro
Palm, PT Muarabungo Plantation dan PT Tandan Abadi Mandiri, seluruhnya Entitas Anak, sebagai
debitur, memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi bank dari RHB Bank Berhad, Cabang Singapura,
Rabobank Cabang Hongkong, PT Bank Permata Tbk dan Indonesia Eximbank dengan total fasilitas
sebesar USD125,000,000.
Perseroan juga menghadapi risiko yang diakibatkan dari fluktuasi tingkat suku bunga. Pinjaman bank
Perseroan terdiri dari hutang dengan tingkat suku bunga variabel yang berhubungan dengan suku
bunga bank yang berlaku. Tingkat suku bunga bank akan dikaji ulang dan disesuaikan secara berkala
sesuai dengan suku bunga yang berlaku. Kenaikan pada suku bunga juga akan meningkatkan beban
bunga yang berkaitan dengan pinjaman bersuku bunga mengambang dan kenaikan biaya atas hutang
yang baru. Fluktuasi suku bunga juga dapat menyebabkan fluktuasi yang signifikan pada nilai wajar
pada kewajiban hutang Perseroan.
Dengan demikian, fluktuasi yang terjadi pada nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat terhadap mata
uang Rupiah dan fluktuasi suku bunga bank dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan. Perseroan
tidak menetapkan kebijakan lindung nilai atas pinjaman dan ikatan dalam mata uang asing, secara tidak
langsung Perseroan melakukan natural hedging karena harga minyak kelapa sawit masih dipengaruhi
oleh pasar internasional, dengan pelemahan Rupiah atas mata uang Dollar Amerika Serikat, akan
meningkatkan harga jual satuan minyak kelapa sawit.
Biaya Pinjaman
Perseroan mengambil pinjaman dalam mata uang asing karena tingkat pembiayaan dalam mata uang
asing lebih rendah daripada pembiayaan dalam mata uang Rupiah. Dengan tingkat pembiayaan yang
lebih rendah, maka beban keuangan Perseroan akan berkurang signifikan. Perseroan berharap bahwa
tingkat nilai tukar saat ini sudah berada pada posisi yang rendah, Perseroan memiliki ekspektasi terjadi
penguatan mata uang Rupiah, akan menurunkan cost of loan Perseroan.
51
Pembiayaan dengan mata uang asing, akan menurunkan cost of loan Perseroan sebesar 5,5%-5,7%
bila dibandingkan dengan pinjaman mata uang Rupiah dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; 5,0%-5,2%
bila dibandingkan dengan pinjaman mata uang Rupiah dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia;
4,0%-4,2% bila dibandingkan dengan pinjaman mata uang Rupiah dari Bunge Agribusiness Singapore
Ltd; dan 11,0%-11,2% bila dibandingkan dengan pinjaman mata Uang Rupiah dari PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (sebelumnya Bapepam-LK) No.VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan” sesuai Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7
dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar
akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran
dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali
beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas
operasi dilaporkan menggunakan metode langsung.
Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi dicatat menggunakan mata uang fungsional.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim ini
adalah Rupiah.
Interpretasi atas SAK (ISAK) yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang
dimulai 1 Januari 2014 adalah ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari pelanggan” dan ISAK No. 28
“Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”. Penerapan ISAK No. 27 “Pengalihan
Aset dari pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”
yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2014 tidak relevan, serta tidak menghasilkan perubahan kebijakan
akuntansi Grup dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau
tahun sebelumnya.
Prinsip-Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perseroan dan entitas-entitas yang
dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50%
seperti disebutkan pada Catatan 1.b. Laporan keuangan kosolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2013, 2012, 2011 dan posisi keuangan pada tanggal 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
disajikan untuk menggambarkan seolah-olah akuisisi tersebut telah terjadi pada tanggal 1 Januari 2011/
31 Desember 2010.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu
entitas jika terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran
dasar atau perjanjian;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur
setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
52
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perseroan dan tidak
lagi dikonsolidasikan sejak Perseroan tidak mempunyai pengendalian efektif. Pengaruh dari seluruh
transaksi dan saldo antara Perseroan-Perseroan di dalam Grup yang material telah dieliminasi dalam
penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Grup
sebagai satu kesatuan.
Kepentingan nonpengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham nonpengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak.
Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas
anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang
masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk.
Tanaman Perkebunan
Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan
lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk
membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur
secara proporsional berdasarkan luas hektar tanam.
Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut direklasifikasi ke tanaman
menghasilkan. Tanaman menghasilkan disusutkan dengan metode garis lurus selama taksiran masa
produktif selama 25 tahun.
Perkebunan Plasma
Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau
melalui pembiayaan sendiri. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma
sampai perkebunan plasma tersebut diserahkan kepada petani plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya
pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit
investasi yang diterima sebagai aset atau liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi (jumlah yang disepakati antara
bank dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat
perkebunan plasma diserahkan ke petani plasma.
4. Analisa Keuangan
(dalam Rupiah)
Untuk periode 6 bulan
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
Keterangan yang berakhir pada 30 Juni
2014 2013 2013 2012 2011
Penjualan Neto 55.416.654.211 22.591.672.258 79.794.357.961 58.393.336.454 80.677.360.534
Beban Pokok Penjualan (34.029.115.019) (17.995.478.526) (58.372.516.755) (64.217.035.547) (55.267.940.504)
Laba (Rugi) Kotor 21.387.539.192 4.596.193.732 21.421.841.206 (5.823.699.093) 25.409.420.030
Beban Operasi (10.594.399.198) (4.132.818.849) (15.513.040.670) 14.136.190.838 (2.621.937.587)
Laba Usaha 10.793.139.994 463.374.883 5.908.800.536 8.312.491.745 22.787.482.443
Laba (Rugi) Setelah Pajak Penghasilan 6.007.260.474 (1.542.133.145) 3.233.695.808 1.673.349.696 13.235.522.177
Jumlah Rugi Komprehensif Tahun
Berjalan Sebelum Penyesuaian
Proforma (55.000.000) (8.180.000) (13.580.000) (1.860.000) (6.360.000)
53
a. Penjualan Neto
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Penjualan Neto Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp55.416.654.211, dimana
terjadi kenaikan sebesar 145,30% atau setara Rp32.824.981.953, dibandingkan Penjualan sebesar
Rp 22.591.672.258 pada tahun 2013. Kenaikan Penjualan Perseroan pada Juni 2014 disebabkan
karena kenaikan produksi dan harga jual CPO atau minyak sawit mentah.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Penjualan Neto Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp79.794.357.961, dimana terjadi
kenaikan sebesar 36,65% atau setara Rp 21.401.021.507 dibandingkan Penjualan sebesar
Rp58.393.336.454, pada tahun 2012. Kenaikan Penjualan Neto pada tahun 2013 disebabkan
karena CPO mill yang sudah mulai beroperasi pada Kuartal 1 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Penjualan Neto Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp58.393.336.454, dimana terjadi
penurunan sebesar 27,62% atau setara Rp22.284.024.080 dibandingkan Penjualan sebesar
Rp80.677.360.534 pada tahun 2011. Penurunan penjualan neto pada tahun 2012 disebabkan
karena kerusakan jalan yang menyebabkan hasil panen TBS tidak bisa keluar dari area perkebunan.
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Beban Pokok Penjualan Perseroan pada 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp34.029.115.019, dimana
terjadi kenaikan sebesar 89,10% atau setara Rp16.033.636.493 dibandingkan Beban Pokok
Penjualan sebesar Rp17.995.478.526 pada 30 Juni 2013. Kenaikan Beban Pokok Penjualan pada
30 Juni 2014 disebabkan oleh peningkatan penjualan Perseroan serta upaya efisiensi pemakaian
bahan baku yang berkelanjutan dari Perseroan, yaitu dengan melakukan perencanaan dini yang
terpadu, mulai dari pembelian bahan baku, proses persiapan bahan sampai dengan proses
produksi.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Beban Pokok Penjualan Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp58.372.516.755 , dimana
terjadi penurunan sebesar 9,10% atau setara Rp5.844.518.792 dibandingkan Beban Pokok
Penjualan sebesar Rp64.217.035.547 pada tahun 2012. Kenaikan Beban Pokok Penjualan pada
tahun 2013 disebabkan oleh pemeliharaan dan perbaikan, pengangkutan panen dan insentif petani
plasma.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Beban Pokok Penjualan Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp64.217.035.547, dimana
terjadi kenaikan sebesar 16,19% atau setara Rp8.949.095.043 dibandingkan Beban Pokok
Penjualan sebesar Rp55.267.940.504 pada tahun 2011. Kenaikan Beban Pokok Penjualan pada
tahun 2012 disebabkan oleh pemeliharaan dan perbaikan, pengangkutan panen dan insentif petani
plasma.
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Laba Kotor Perseroan pada 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp21.387.39.192, dimana terjadi
kenaikan sebesar 365,33% atau setara Rp16.791.345.460 dibandingkan Laba Kotor sebesar
54
Rp4.596.193.732 pada 30 Juni 2013. Kenaikan Laba Kotor pada 30 Juni 2014 disebabkan oleh
kenaikan penjualan Perseroan yang lebih besar daripada kenaikan beban pokok penjualannya.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Laba Kotor Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp21.421.841.206, dimana terjadi
kenaikan sebesar 467,84% atau setara Rp27.245.540.299 dibandingkan Laba Kotor sebesar
-Rp5.823.699.093 pada tahun 2012. Kenaikan Laba Kotor pada tahun 2013 disebabkan oleh
kenaikan penjualan Perseroan yang lebih besar daripada kenaikan beban pokok penjualannya.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Laba Kotor Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar -Rp5.823.699.093, dimana terjadi
penurunan sebesar 122,92% atau setara Rp31.233.119.123 dibandingkan Laba Kotor sebesar
Rp25.409.420.030 pada tahun 2011. Kenaikan Laba Kotor pada tahun 2012 disebabkan oleh
kenaikan penjualan Perseroan yang lebih besar daripada kenaikan beban pokok penjualannya.
d. Beban Operasi
Beban operasi terdiri dari beban umum dan administrasi, penghasilan lainnya, dan beban lainnya.
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Beban Operasi Perseroan pada 30 Juni 2014 adalah sebesar –Rp10.594.399.198, dimana terjadi
kenaikan sebesar 156,35% atau setara Rp6.461.580.349 dibandingkan Beban Operasi sebesar
-Rp4.132.818.849 pada 30 Juni 2013. Kenaikan Beban Operasi pada 30 Juni 2014 disebabkan
oleh meningkatnya komponen biaya pengangkutan, penyusutan asset tetap, biaya produksi, biaya
gaji dan kesejahteraan karyawan.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Beban Operasi Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar –Rp15.513.040.670, dimana terjadi
penurunan sebesar 209,74% atau setara Rp29.649.231.508 dibandingkan Beban Operasi sebesar
Rp14.136.190.838 pada tahun 2012. Kenaikan Beban Operasi pada tahun 2013 disebabkan
oleh meningkatnya komponen biaya pengangkutan, biaya produksi, biaya gaji dan kesejahteraan
karyawan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Beban Operasi Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp14.136.190.838, dimana terjadi
penurunan sebesar 639,15% atau setara Rp16.758.128.425 dibandingkan beban operasi sebesar
–Rp2.621.937.587 pada tahun 2011. Kenaikan Beban operasi pada tahun 2012 disebabkan oleh
meningkatnya komponen biaya pengangkutan, biaya gaji dan kesejahteraan karyawan.
e. Laba usaha
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Laba Usaha Perseroan pada 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp10.793.139.994, dimana terjadi
kenaikan sebesar 2.229,25% atau setara Rp10.329.765.111 dibandingkan Laba Usaha sebesar
Rp463.374.883 pada 30 Juni 2013. Kenaikan Laba Usaha pada 30 Juni 2014 disebabkan oleh
peningkatan pendapatan bunga dan laba atas selisih kurs.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Laba Usaha Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp5.908.800.536, dimana terjadi
penurunan sebesar 28,92% atau setara Rp2.403.691.209 dibandingkan Laba Usaha pada tahun
55
2012 sebesar Rp8.312.491.745. Kenaikan Laba Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 disebabkan karena kenaikan penjualan Perseroan yang lebih besar daripada
kenaikan beban pokok penjualannya serta turunnya biaya penjualan biaya transportasi pada beban
operasi sebagai hasil dari perencanaan produksi Perseroan yang lebih baik sehingga pengiriman
dapat dilakukan secara efisien.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Laba dari usaha Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp8.312.491.745, dimana terjadi
penurunan sebesar 63,52% atau setara Rp14.474.990.698 dibandingkan laba dari usaha sebesar
Rp22.787.482.443 pada tahun 2011. Penurunan laba dari usaha pada tahun 2012 disebabkan
peningkatan pendapatan bunga dan laba atas selisih kurs.
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Laba neto setelah pajak penghasilan Perseroan pada 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp6.007.260.474,
dimana terjadi kenaikan sebesar 489,54% atau setara Rp7.549.393.619 dibandingkan Laba neto
setelah pajak penghasilan sebesar –Rp1.542.133.145 pada 30 Juni 2013. Kenaikan Laba neto
setelah pajak penghasilan pada 30 Juni 2014 disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga dan
laba atas selisih kurs.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Laba neto setelah pajak penghasilan Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp3.233.695.808,
dimana terjadi kenaikan sebesar 93,25% atau setara Rp1.560.346.112 dibandingkan laba neto
setelah pajak penghasilan pada tahun 2012 sebesar Rp1.673.349.696. Kenaikan laba neto
setelah pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 disebabkan
oleh karena kenaikan penjualan Perseroan yang lebih besar daripada kenaikan beban pokok
penjualannya serta turunnya biaya penjualan terutama biaya transportasi pada beban operasi
sebagai hasil dari perencanaan produksi Perseroan yang lebih baik sehingga pengiriman dapat
dilakukan secara efisien.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Laba neto setelah pajak penghasilan Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp1.673.349.696,
dimana terjadi penurunan sebesar 87,36% atau setara -Rp11,562,172,481 dibandingkan laba neto
setelah pajak penghasilan sebesar Rp13.235.522.177 pada tahun 2011. Penurunan laba neto
setelah pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 disebabkan
oleh peningkatan pendapatan bunga dan laba atas selisih kurs.
Pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan pada tanggal 30 Juni 2013
Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma Perseroan pada 30 Juni 2014 adalah
sebesar –Rp55.000.000, dimana terjadi kenaikan sebesar 572,37% atau setara Rp46.820.000
dibandingkan Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma sebesar –Rp8.180.000
pada 30 Juni 2013. Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma pada 30 Juni 2014
disebabkan oleh penurunan kinerja operasional Perseroan.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma Perseroan pada 2013 adalah sebesar
–Rp13.580.000, dimana terjadi kenaikan sebesar 630,11% atau setara Rp11.720.000 dibandingkan
Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma sebesar –Rp1.860.000 pada 2012.
56
Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma pada 2013 disebabkan oleh penurunan
kinerja operasional Perseroan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma Perseroan pada 2012 adalah sebesar
–Rp1.860.000, dimana terjadi kenaikan sebesar 70,75% atau setara Rp6.360.000 dibandingkan
Jumlah rugi komprehensif sebelum penyesuaian proforma sebesar –Rp6.360.000 pada 2011.
Kenaikan total laba komprehensif tahun berjalan pada tahun 2012 disebabkan disebabkan oleh
kenaikan kinerja operasional Perseroan.
(dalam Rupiah)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011
Aset Lancar 83.778.360.719 81.111.137.150 52.258.711.299 395.158.445.422
Aset Tidak Lancar 1.095.731.988.036 1.026.761.825.493 871.375.334.043 596.323.290.464
Total Aset 1.179.510.348.755 1.107.872.962.643 923.634.045.342 991.481.735.886
Liabilitas Jangka Pendek 415.540.684.352 301.491.071.575 75.819.787.566 35.224.765.387
Liabilitas Jangka Panjang 63.638.345.638 112.073.046.138 156.739.108.655 257.652.987.924
Total Liabilitas 479.179.029.990 413.564.117.713 232.558.896.221 292.877.753.311
Ekuitas 700.331.318.765 694.308.844.929 691.075.149.121 698.603.982.575
a. Aset Lancar
Total aset lancar Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014
adalah sebesar Rp83.778.360.719.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Aset Lancar Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp81.111.137.150, dimana terjadi
kenaikan sebesar 55,21% atau setara Rp28.852.425.851 dibandingkan Aset Lancar sebesar
Rp52.258.711.299 pada tahun 2012. Kenaikan Aset Lancar pada tahun 2013 disebabkan produksi
CPO dan kernel yang meningkat yang masih berupa persediaan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Aset Lancar Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp52.258.711.299, dimana terjadi
penurunan sebesar 86,78% atau setara Rp342.899.734.123 dibandingkan Aset Lancar sebesar
Rp395.158.445.422 pada tahun 2011. Kenaikan Aset Lancar pada tahun 2012 disebabkan
pembelian pupuk dan obat obatan.
Total aset tidak lancar Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2014 adalah sebesar Rp1.095.731.988.036.
57
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Aset tidak lancar Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp1.026.761.825.493, dimana terjadi
kenaikan sebesar 17,83% atau setara Rp155.386.491.450 dibandingkan Aset tidak lancar sebesar
Rp871.375.334.043 pada tahun 2012. Kenaikan Aset tidak lancar pada tahun 2013 disebabkan
karena penambahan tanaman perkebunan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Aset tidak lancar Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp871.375.334.043, dimana terjadi
kenaikan sebesar 46,12% atau setara Rp275.052.043.579 dibandingkan Aset tidak lancar sebesar
Rp596.323.290.464 pada tahun 2011. Kenaikan Aset tidak lancar pada tahun 2012 disebabkan
karena penambahan tanaman perkebunan.
Total Liabilitas jangka pendek Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2014 adalah sebesar Rp415.540.684.352.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp301.491.071.575 dimana
terjadi kenaikan sebesar 297,64% atau setara Rp225.671.284.009 dibandingkan Liabilitas jangka
pendek sebesar Rp75.819.787.566 pada tahun 2012. Liabilitas jangka pendek pada tahun 2013
disebabkan oleh penambahan hutang jangka pendek yang digunakan untuk ekspansi lahan
tertanam.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Liabilitas jangka pendek Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp75.819.787.566, dimana
terjadi kenaikan sebesar 115,25% atau setara Rp40.595.022.179 dibandingkan Liabilitas jangka
pendek sebesar Rp35.224.765.387 pada tahun 2011. Kenaikan Liabilitas jangka pendek pada
tahun 2012 disebabkan oleh penambahan hutang jangka pendek yang digunakan untuk ekspansi
lahan tertanam.
Total Liabilitas jangka panjang Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2014 adalah sebesar Rp63.638.345.638.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Liabilitas jangka panjang Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp112.073.046.138 dimana
terjadi penurunan sebesar 28,50% atau setara Rp44.666.062.517 dibandingkan Liabilitas jangka
panjang sebesar Rp156.739.108.655 pada tahun 2012. Penurunan Liabilitas jangka panjang pada
tahun 2013 disebabkan karena pembayaran hutang bank jangka panjang.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Liabilitas jangka panjang Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp156.739.108.655, dimana
terjadi Penurunan sebesar 39,17% atau setara Rp100,913.879.269 dibandingkan Liabilitas jangka
panjang sebesar Rp257.652.987.924 pada tahun 2011. Penurunan Liabilitas jangka panjang pada
tahun 2012 disebabkan pembayaran hutang bank jangka panjang.
58
e. Ekuitas
Total Ekuitas Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014
adalah sebesar Rp700.331.318.765.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2012
Ekuitas Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp694.308.844.929 dimana terjadi kenaikan
sebesar 0,47% atau setara Rp3.233.695.808 dibandingkan Ekuitas sebesar Rp691.075.149.121
pada tahun 2012. Kenaikan Ekuitas pada tahun 2013 disebabkan karena kenaikan laba usaha.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan pada tanggal 31 Desember 2011
Ekuitas Perseroan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp691.075.149.121, dimana terjadi Penurunan
sebesar 1,08% atau setara Rp7.528.833.454 dibandingkan Ekuitas sebesar Rp698.603.982.575
pada tahun 2011. Penurunan Ekuitas pada tahun 2012 disebabkan karena biaya yang timbul akibat
transaksi masuknya Bunge ke BRI.
(dalam Rupiah)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2013 2012 2011
Arus Kas dari Aktivitas Operasi (10.652.745.927) (25.670.913.022) (13.804.753.928) (52.025.192.154) 12.079.709.983
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (63.997.402.837) (48.052.004.112) (84.711.973.906) (199.018.062.135) (59.601.146.271)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 46.472.602.185 72.712.230.586 125.067.355.037 (139.811.406.839) 441.927.178.727
Arus Kas dari Aktivitas Operasi terdiri dari penerimaan dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok
dan pihak ketiga, pembayaran karyawan, penerimaan penghasilan bunga, pembayaran pajak, dan
pembayaran bunga dan beban keuangan. Penerimaan kas dari pelanggan merupakan sumber utama
penerimaan kas Perseroan, sedangkan pembayaran karyawan dan pembayaran kepada pemasok dan
pihak ketiga merupakan pengeluaran kas terbesar Perseroan.
Pada tanggal 30 Juni 2014, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Perseroan adalah
sebesar -Rp10.652.745.927. Penerimaan dari pelanggan tercatat sebesar Rp57.776.897.289,
sedangkan pembayaran karyawan mencapai -Rp45.502.097.591. Pada tahun 2013, kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas operasi Perseroan adalah sebesar -Rp13.804.753.928. Penerimaan
dari pelanggan tercatat sebesar Rp94.370.731.621, sedangkan pembayaran karyawan mencapai
–Rp66.942.257.220. Pada tahun 2012, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Perseroan
adalah sebesar -Rp52.025.192.154. Penerimaan dari pelanggan tercatat sebesar Rp52.949.651.449,
sedangkan pembayaran kas kepada pemasok dan pihak ketiga mencapai –Rp51.611.286.380 dan
pembayaran karwayan mencapai –Rp36.308.471.621. Pada tahun 2011, kas bersih yang dihasilkan
dari aktivitas operasi Perseroan adalah sebesar Rp12.079.709.983. Penerimaan dari pelanggan tercatat
sebesar Rp81.112.782.401, sedangkan pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga mencapai
–Rp38.082.202.506 dan pembayaran karyawan mencapai –Rp22.616.130.058.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi terdiri dari pengeluaran untuk hak atas tanah, uang muka jangka
panjang, penjualan dan perolehan asset tetap dan piranti lunak, pemeliharaan tanaman perkebunan
belum menghasilkan, dan uang muka pembangunan pabrik. Pemeliharaan tanaman perkebunan belum
menghasilkan merupakan pengeluaran kas terbesar Perseroan.
59
Pada tanggal 30 Juni 2014, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan adalah
sebesar –Rp63.997.402.837. Pemeliharaan tanaman perkebunan belum menghasilkan tercatat sebesar
–Rp47.698.779.192. Pada tahun 2013, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan
adalah sebesar –Rp84.711.973.906. Pemeliharaan tanaman perkebunan belum menghasilkan
tercatat sebesar –Rp48.947.158.317. Pada tahun 2012, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
investasi Perseroan adalah sebesar –Rp199.018.062.135. Pemeliharaan tanaman perkebunan belum
menghasilkan tercatat sebesar -Rp97.345.446.571. Pada tahun 2011, kas bersih yang dihasilkan dari
aktivitas investasi Perseroan adalah sebesar –Rp59.601.146.271. Pemeliharaan tanaman perkebunan
belum menghasilkan tercatat sebesar -Rp22.583.801.686.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan terdiri dari penerimaan dan pembayaran utang bank jangka panjang,
pembayaran utang sewa pembiayaan, pembayaran biaya emisi saham pada Entitas Anak, penerimaan
(pembayaran) utang bank jangka pendek, penerimaan dari (pembayaran kepada) pihak-pihak berelasi,
penerimaan dari pinjaman pihak ketiga, dan penerimaan dari uang muka pemesanan saham pada
Entitas Anak. Penerimaan utang bank jangka pendek merupakan sumber utama penerimaan kas
Perseroan, sedangkan utang bank jangka panjang merupakan pengeluaran kas terbesar Perseroan.
Pada tanggal 30 Juni 2014, kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas pendanaan Perseroan adalah sebesar
Rp46.472.602.185, terutama dari penerimaan utang bank jangka pendek sebesar Rp61.335.000.000.
Pada tahun 2013, kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas pendanaan Perseroan adalah sebesar
Rp125.067.355.037, terutama dari penerimaan utang bank jangka pendek sebesar Rp157.748.000.000
dan penerimaan dari pinjaman pihak ketiga sebesar Rp49.797.300.000. Pada tahun 2012, kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Perseroan adalah sebesar –Rp139.811.406.839, terutama
untuk pembayaran kepada pihak-pihak berelasi sebesar Rp233.380.070.637. Pada tahun 2011, kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Perseroan adalah sebesar Rp441.927.178.727,
terutama berasal dari penerimaan dari uang muka pemesanan saham pada Entitas Anak sebesar
Rp381.553.424.226.
60
VII. Risiko Usaha
Investasi pada saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor Perseroan harus mempertimbangkan
dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam
Prospektus ini, sebelum membuat keputusan investasi terhadap saham Perseroan. Risiko-risiko yang
belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha,
arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha. Harga pasar atas saham Perseroan
dapat mengalami penurunan akibat risiko-risiko berikut dan investor dapat mengalami kerugian atas
seluruh atau sebagian investasinya. Penjelasan mengenai risiko usaha ini berisi pernyataan perkiraan
ke depan (“forward looking statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur
kejadian di masa yang akan datang dan kinerja keuangan. Secara umum, berinvestasi dalam saham
perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia melibatkan risiko-risiko yang biasanya tidak terkait
dengan berinvestasi dalam saham perusahaan di negara-negara ekonomi berkembang.
Risiko yang disajikan berikut ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang akan memiliki dampak
paling besar hingga dampak yang paling kecil bagi Perseroan.
Penetapan harga produk yang dihasilkan oleh Perseroan, terutama untuk produk-produk turunan kelapa
sawit, ditentukan berdasarkan harga pasar dunia. Harga pasar dunia ini didasarkan pada perubahan
tingkat produksi industri dunia, permintaan dunia dan keadaan perekonomian dunia secara keseluruhan
yang selalu berfluktuasi sesuai dengan siklusnya.
Seperti harga komoditas-komoditas lainnya, harga CPO secara historis memiliki volatilitas yang tinggi
dan dipengaruhi musim. Harga CPO biasanya mengikuti tren harga minyak nabati lainnya, seperti
minyak kedelai. Sejak tahun 2003, harga CPO di MDEX telah berkisar antara titik terendah dengan
harga USD346,63 per ton pada bulan Januari 2005 sampai titik tertinggi USD1.248,55 per ton pada
bulan Februari 2011. Harga CPO pada tanggal 30 Juni 2014 berjumlah USD867,5 per ton (Sumber:
http://www.bappebti.go.id/).
Dengan berfluktuasinya harga pasar dunia akan mempengaruhi juga harga produk Perseroan, dan
pada akhirnya mempengaruhi pendapatan Perseroan.
2. Risiko Tidak Diperolehnya, Kesulitan dalam Pembaruan dan Pengurangan Luas HGU Lahan
Perkebunan
Jangka waktu HGU untuk perkebunan Perseroan dan Entitas Anak adalah 20-35 tahun yang dapat
diperpanjang dan diperbaharui lagi. Perseroan dan Entitas Anak senantiasa mentaati seluruh peraturan
yang terkait dengan kegiatan usaha utama Perseroan dan Entitas Anak dan dalam memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan dalam rangka pemberian dan/atau perpanjangan HGU.
Namun, tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada perubahan peraturan terkait yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kemampuan Perseroan dan Entitas Anak dalam memperoleh HGU baru atau
memperpanjang maupun memperbaharui HGU yang telah dimiliki saat ini. Pada tanggal 30 Juni 2014,
masa berlaku HGU dari lahan perkebunan Perseroan dan Entitas Anak adalah berkisar antara 21 hingga
35 tahun. Kegagalan Perseroan dan Entitas Anak dalam memperoleh persetujuan pemberian dan/atau
perpanjangan HGU dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Entitas Anak.
61
3. Risiko Penghentian Ijin Usaha
Persyaratan perijinan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk melakukan
kegiatan usaha utama. Perseroan telah mempunyai ijin usaha yang dikeluarkan oleh Kementrian
Perdagangan dan Perindustrian serta instansi terkait lainnya dan Entitas Anak telah memiliki ijin
usaha yang dikeluarkan oleh Bupati yang berwenang. Apabila Perseroan melakukan pelanggaran
atas ketentuan yang berlaku maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh ijin dapat dibekukan
sementara ataupun dicabut sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan
usaha utama perusahaan.
4. Risiko Iklim
Iklim merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit.
Tanaman ini memerlukan sinar matahari dan curah hujan yang cukup. Sebagai contoh, pada tahun
1997 dan 2006, terjadi gejala alam El Nino yang menyebabkan daerah-daerah di Indonesia mengalami
kekeringan yang melebihi normal dan pada tahun 1998 dan 2006, terjadi kebakaran besar di Pulau
Sumatera sehingga asapnya menghalangi sinar matahari ke permukaan tanah dan menyebabkan
tanaman kelapa sawit kesulitan melakukan fotosintesa. Gejala ini menyebabkan tingkat produktivitas
tanaman kelapa sawit menjadi menurun. Faktor-faktor alam seperti ini dapat mempengaruhi produksi
perkebunan kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan
Perseroan.
Tanaman Perseroan dan Entitas Anak menghadapi ancaman dari berbagai macam hama dan penyakit.
Pihak manajemen perkebunan Perseroan dan Entitas Anak telah mengambil langkah-langkah
pencegahan dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif, meskipun demikian
tidak dapat dipastikan bahwa tanaman-tanaman tersebut akan selalu bebas hama atau penyakit. Jika
tanaman tersebut terkena hama atau penyakit, hal ini dapat mengurangi produksi dan pada akhirnya
mempengaruhi pendapatan Perseroan.
Bibit yang baik merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi kualitas tanaman pada saat
mulai menghasilkan. Hingga saat ini Perseroan dan Entitas Anak mendapatkan bibit kelapa sawitnya
dari beberapa perusahaan pembibitan di Sumatera Utara. Di masa mendatang, tidak ada jaminan
bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dapat terus menyediakan bibit. Bila hal ini terjadi, rencana
pengembangan perkebunan akan terhambat dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan Perseroan.
Usaha perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu aktivitas usaha yang mempunyai resiko cukup
tinggi, karena tanaman kelapa sawit yang merupakan salah satu faktor produksi yang menghasilkan
Tandan Buah Segar (TBS), mengalami pertumbuhan yang dipengaruhi antara lain oleh faktor bahan
tanaman (kecambah) kelapa sawit, iklim, lahan sebagai media tumbuh tanaman kelapa sawit, tingkat
serangan hama penyakit, dan teknik budidaya yang diaplikasikan serta manajemen panen yang
diaplikasikan. Jika teknik budidaya tanaman kelapa sawit tidak dilakukan secara benar sesuai dengan
norma, tanaman terserang hama penyakit, adanya musim kemarau panjang, maka akan mempengaruhi
terhadap penurunan produksi tandan buah segar (TBS). Penurunan produksi TBS yang tidak sesuai
dengan perkiraan awal akan berpengaruh terhadap volume TBS yang dijual ke pedagang TBS atau
pemilik pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Meskipun demikian resiko penurunan produksi dapat
diupayakan untuk diminimalisasi dengan cara mencari dan memilih kecambah yang berkualitas baik
dan bersertifikat, menerapkan teknik budidaya yang tepat, melakukan pengendalian hama penyakit
secara berkala, dan menerapkan manajemen panen yang profesional.
62
8. Risiko Permasalahan dengan Organisasi Lingkungan Hidup, Organisasi Non-Pemerintah
dan Pihak Perorangan
Beberapa organisasi non-pemerintah dan amal memiliki kehadiran yang berpengaruh di kawasan
sekitar perkebunan milik Perseroan. Mereka mendukung berbagai hal seperti perlindungan satwa liar
asli dari pembukaan lahan. Walaupun Perseroan secara historis telah memiliki hubungan yang baik
dengan organisasi-organisasi tersebut, namun terdapat risiko bahwa organisasi-organisasi tersebut
dapat menjadi lebih aktif di kawasan perkebunan Perseroan dan mempengaruhi pihak berwenang
yang terkait untuk mengubah peraturan lingkungan hidup yang berlaku saat ini dan memberlakukan
standar lingkungan hidup yang lebih ketat atas kegiatan operasional Perseroan. Kegiatan-kegiatan
tersebut dapat menimbulkan berita negative mengenai Perseroan dan perusahaan perkebunan secara
umum. Setiap keterlambatan dalam kegiatan produksi yang disebabkan oleh intervensi dari organisasi
lingkungan hidup, non-pemerintah atau individu yang terkait atau aksi lainnya dapat menimbulkan
persepsi negative terhadap perusahaan perkebunan secara umum, dan dapat berdampak negative
terhadap reputasi Perseroan, serta mengganggu kegiatan operasional Perseroan. Selain itu, hal ini dapat
menyebabkan peningkatan pengeluaran Perseroan untuk persiapan lahan, sehingga mempengaruhi
kinerja operasional Perseroan dan menyebabkan kerugian keuangan.
Perkebunan Perseroan dan Entitas Anak memerlukan lingkungan yang bersih dan tidak tercemar.
Pada masa-masa mendatang seiring dengan laju perkembangan industri di daerah sekitar perkebunan
Perseroan dan Entitas Anak, dapat mencemari lingkungan, seandainya saja tidak melakukan pengolahan
limbah sesuai dengan peraturan lingkungan hidup. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat produktivitas
perkebunan Perseroan dan Entitas Anak.
Perseroan dan Entitas Anak telah mengolah limbah perkebunan dan fasilitas pengolahannya untuk
memastikan tidak ada limbah yang dihasilkannya dapat mencemari lingkungan sekitarnya sesuai
dengan peraturan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia. Namun tidak tertutup kemungkinan
terjadi perubahan peraturan lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi proses pengolahan limbah
yang ada.
Lahan perkebunan kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak tergolong cukup muda, berdasarkan data
Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014, baru 35% dari total luas lahan konsesi Perseroan dan Entitas
Anak yang merupakan Area Tertanam. Dari total lahan Area Tertanam, baru 54% yang merupakan
tanaman menghasilkan.
Dengan skala perkebunan yang masih muda ini, Perseroan tidak memiliki persaingan langsung dengan
perusahaan lain di Indonesia. Perkebunan-perkebunan lain di Indonesia milik Pemerintah maupun milik
swasta relatif lebih besar, seperti Sampoerna Agro, Grup Sinar Mas, Grup Raja Garuda Mas, Astra Agro
Lestari, Grup Sime Darby, Minamas, Grup London Sumatera dan Tunas Baru Lampung.
Selain itu, industri minyak sawit bersaing dengan minyak-minyak nabati lainnya, termasuk minyak
kedelai, rapeseed oil dan sunflower oil. Industri minyak sawit juga bersaing dengan minyak-minyak
nabati lainnya dalam segmen biofuel dikarenakan sebagian besar biofuel diproduksi dari minyak-minyak
nabati diantaranya yaitu minyak sawit, rapeseed oil dan minyak kedelai. Penurunan harga dari sebagian
besar minyak nabati lainnya dapat menyebabkan para produsen biofuel menggunakan minyak-minyak
nabati lainnya tersebut sebagai alternatif dari minyak sawit dalam produksi biofuel, yang mengakibatkan
penurunan permintaan dan harga minyak sawit.
63
Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan dapat bersaing secara baik di masa depan dalam
menghadapi pesaing yang ada maupun yang potensial atau peningkatan persaingan tersebut terkait
dengan kegiatan Perseroan yang dapat berpengaruh kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan
hasil operasional Perseroan.
Sebagai induk perusahaan, Perusahaan bergantung pada kegiatan, serta pendapatan Entitas Anak
Perseroan. Dalam hal bahwa ada penurunan dalam kegiatan dan pendapatan Entitas Anak, akan
merugikan pendapatan Perseroan. Meskipun Perseroan tidak mengantisipasi bahwa akan ada
penurunan yang signifikan dalam kegiatan dan pendapatan dari Entitas Anak dalam waktu dekat,
Perseroan tidak dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi penurunan atau Perseroan akan mampu
mengurangi dampak dari penurunan tersebut.
1. Risiko kondisi di pasar modal Indonesia dapat mempengaruhi harga atau likuiditas Saham
Setelah Penawaran Umum Perdana Saham, sekitar 25% dari total modal ditempatkan dan disetor
penuh akan dimiliki oleh publik. Pasar modal Indonesia tidak begitu likuid dan memiliki standar
pelaporan berbeda dibandingkan dengan pasar di Amerika Serikat dan banyak negara lain. Selain
itu harga dipasar modal Indonesia biasanya lebih bergejolak dibandingkan pasar lain. Di masa lalu,
bursa efek di Indonesia telah mengalami beberapa masalah dimana jika terulang bisa mempengaruhi
harga pasar dan likuiditas sekuritas perusahaan Indonesia termasuk Saham. Masalah-masalah ini
menyertakan penutupan bursa, default broker, pemogokan dan penundaan settlement. Selain itu badan
yang mengatur bursa efek di Indonesia dari waktu ke waktu telah memberlakukan pembatasan pada
perdagangan saham tertentu, pembatasan pergerakan harga dan persyaratan margin yang diminta.
Tingkat peraturan dan pengawasan terhadap pasar modal di Indonesia dan aktivitas investornya,
broker dan pelaku pasar lainnya tidak sama seperti di negara-negara lain. Selain itu, kemampuan untuk
menjual dan menyelesaikan perdagangan di BEI dapat juga diberlakukan adanya suatu penundaan.
Mengingat hal tersebut pemegang saham mungkin tidak dapat melepaskan sahamnya pada harga atau
pada waktu di mana pemegang tersebut ingin melakukannya dalam kondisi likuid atau pasar kurang
stabil atau sama sekali.
2. Risiko kemampuan Perseroan untuk membayar dividen di masa depan akan bergantung
pada pendapatan, kondisi keuangan, arus kas, kebutuhan modal kerja dan belanja modal
Perseroan di masa mendatang, serta akan dibayar dalam Rupiah
Jumlah pembayaran dividen masa depan Perseroan, jika ada, akan bergantung pada pendapatan masa
depan Perseroan, kondisi keuangan, arus kas, kebutuhan modal kerja dan belanja modal. Perseroan
mungkin tidak dapat membayar dividen, Direksi tidak dapat merekomendasikan dan RUPS mungkin tidak
dapat menyetujui pembayaran dividen. Selain itu mengacu kepada persyaratan hutang jangka panjang,
Perseroan membutuhkan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur sebelum membuat pembayaran
dividen kepada pemegang saham. Perseroan juga dapat mengadakan perjanjian pembiayaan serupa
dalam waktu selanjutnya sehingga dapat membatasi kemampuan Perseroan untuk membayar dividen,
dan Perseroan mungkin dikenakan biaya atau kewajiban yang akan mengurangi atau menghilangkan
kas yang tersedia untuk pembagian dividen. Jika Perseroan tidak membayar dividen tunai pada Saham,
investor mungkin tidak menerima pengembalian atas investasi di saham kecuali jika menjual saham
pada harga yang lebih tinggi dari harga pada saat pembelian.
3. Risiko fluktuasi nilai tukar mungkin dapat berdampak negatif dan signifikan pada nilai dari
saham dan pembagian dividen
Saham dalam mata uang dan/akan dikutip dalam Rupiah di BEI. Dividen (jika ada) sehubungan dengan
saham akan diumumkan dan dibayar dalam Rupiah dan hasil dari penjualan di pasar saham akan
diterima dalam mata uang Rupiah. Jika Pemegang Saham yang ingin menerima dividen atau hasil
tersebut dalam mata uang selain Rupiah maka diperlukan untuk mengkonversi ke Rupiah. Fluktuasi
64
nilai tukar antara Rupiah dengan mata uang asing yang dipilih akan mempengaruhi nilai mata uang
asing dari dividen yang diterima dan dari tiap hasil penjualan. Selain daripada itu, aturan devisa dapat
dikenakan yang akan mencegah atau membatasi konversi Rupiah ke mata uang asing. Dividen juga
dapat dikenakan pajak potongan Indonesia, jika ada.
4. Peraturan Indonesia memiliki ketentuan berbeda dengan peraturan dari yurisdiksi lain terkait
pelaksanaan dan hak pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat
umum pemegang saham
Perseroan patuh pada hukum Indonesia dan persyaratan pencatatan yang berlaku di BEI.
Penyelenggaraan dan pelaksanaan rapat umum pemegang saham secara khusus diatur oleh hukum
Indonesia. Prosedur dan proses pemanggilan sehubungan dengan penyelenggaraan rapat umum
pemegang saham, serta kesiapan pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada
rapat umum mungkin berbeda dari yurisdiksi di luar Indonesia. Misalnya, pemegang saham yang berhak
hadir dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham, berdasarkan hukum Indonesia, adalah
pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada “Recording Date” berdasarkan
pemanggilan rapat umum diumumkan, terlepas dari apakah pemegang saham tersebut mungkin telah
melepas saham mereka setelah recording date. Selain daripada itu, investor yang mungkin telah
membeli saham mereka setelah recording date (dan sebelum hari rapat umum pemegang saham)
tidak berhak hadir dan memberikan suara pada rapat umum. Dengan demikian, calon investor harus
mencatat bahwa mereka dapat memperhatikan prosedur dan hak-hak yang berkaitan dengan rapat
umum pemegang saham yang mungkin berbeda dari yang biasa lakukan di wilayah yurisdiksi lain.
5. Pemegang saham dapat terkena dilusi akibat pengeluaran saham baru atau sekuritas lainnya
yang dikeluarkan Perseroan
Pemegang saham akan mengalami dilusi dalam kepemilikan mereka pada saat penerbitan saham
tambahan di masa depan. Dimana dana yang diperoleh melalui penerbitan saham baru atau ekuitas
lainnya atau equity linked securities selain secara pro-rata kepada para pemegang saham yang ada,
menyebabkan persentase kepemilikan pemegang saham tersebut dapat terdilusi. Selain daripada itu,
efek baru yang diterbitkan mungkin memiliki hak, preferensi atau hak istimewa daripada saham yang di
oleh pemegang saham saat ini.
6. Hak pemegang saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam penawaran di masa mendatang
dapat dibatasi, yang akan menyebabkan terjadinya dilusi pada kepemilikan mereka
Berdasarkan Peraturan No. IX.D.1, perusahaan publik harus menawarkan kepada pemegang efek
bersifat ekuitas, HMETD untuk memesan dan membayar pada jumlah saham secara proporsional untuk
mempertahankan persentase kepemilikannya sebelum penerbitan setiap saham baru. Namun, di masa
mendatang ketika Perseroan menawarkan hak untuk membeli atau melakukan pemesanan saham atau
mendistribusikan saham kepada pemegang saham, pemegang saham dari yurisdiksi Amerika Serikat
atau pemegang dari wilayah lain mungkin tidak dapat menggunakan hak tersebut kecuali terdapat
pernyataan pendaftaran di bawah US Securities Act atau undang-undang serupa di negara lain yang
efektif sehubungan dengan saham baru atau pengecualian pendaftaran berdasarkan US Securities Act
atau undang-undang serupa di negara lain telah tersedia.
Setiap kali Perseroan mengeluarkan HMETD atau menawarkan saham yang serupa, Perseroan akan
mengevaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan dalam
mematuhi peraturan di Amerika Serikat dan peraturan negara lain, untuk setiap pernyataan pendaftaran
dan faktor lain yang Perseroan anggap tepat. Namun, Perseroan dapat memilih untuk tidak mengajukan
pernyataan registrasi dan / atau dokumen lain yang relevan. Misalnya, jika Perseroan tidak mengajukan
pernyataan pendaftaran dan tidak ada pengecualian dari pendaftaran berdasarkan US Securities Act,
maka pemegang saham dari Amerika Serikat tidak dapat berpartisipasi atas hak atau penawaran
yang serupa dan akan terkena dilusi akibat kepemilikan saham yang dimilikinya. Oleh karena itu,
pemegang saham mungkin tidak dapat mempertahankan kepentingan proporsi ekuitas yang dimilikinya
dalam Perseroan. Selain itu, Penawaran Umum Perdana Saham saham di Indonesia pada umumnya
memungkinkan para peserta untuk membeli saham dengan diskon dengan harga perdagangan terakhir,
65
ketidakmampuan peserta untuk berpartisipasi dalam penawaran hak tersebut bisa menyebabkan
kerugian ekonomi yang material.
1. Saham Perseroan belum pernah diperdagangkan di pasar modal, dan pencatatan saham
Perseroan di BEI belum tentu menjadikan perdagangan yang aktif atau likuid bagi saham
Perseroan
Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham, saham Perseroan tidak pernah diperdagangkan di
pasar modal, dan pasar modal yang aktif mungkin tidak dapat berkembang atau dipertahankan setelah
Penawaran Umum Perdana Saham. Oleh karena itu, Perseroan tidak dapat memprediksi sejauh mana
perdagangan saham Perseroan akan meningkat atau likuid. Tidak ada jaminan bahwa perdagangan
saham Perseroan akan berkembang, ataupun jika perdagangan saham Perseroan berkembang
maka perkembangan tersebut dapat dipertahankan, atau bahwa harga perdagangan saham tidak
akan turun di bawah Harga Penawaran. Apabila pasar perdagangan saham tidak dapat berkembang
atau dipertahankan, maka akan dapat berdampak negatif dan material terhadap likuiditas dan harga
perdagangan saham. Perseroan telah memperoleh persetujuan awal pencatatan saham dari BEI
agar saham Perseroan tercatat di BEI, namun demikian pencatatan saham Perseroan tidak menjamin
perdagangan saham Perseroan akan meningkat atau likuid. Walaupun saat ini Perseroan bermaksud
untuk tetap mencatatkan sahamnya di BEI, tidak terdapat jaminan bahwa saham Perseroan tersebut
dapat terus tercatat di BEI.
Harga Penawaran saham Perseroan akan ditentukan setelah proses bookbuilding sesuai dengan
kesepakatan antara Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan bukan merupakan indikasi atas
harga yang berlaku di pasar perdagangan saham setelah Penawaran Umum Perdana Saham. Investor
mungkin tidak dapat menjual kembali saham Perseroan atau menjual dengan harga yang diinginkan.
Harga perdagangan Saham dapat berfluktuasi di masa mendatang atau transaksi dengan harga jauh
di bawah Harga Penawaran ketika menanggapi berbagai faktor, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
• akuisisi atau divestasi oleh Perseroan, Entitas Anak atau pesaing;
• variasi dalam hasil operasi;
• pengumuman mengenai informasi material yang dibuat oleh Perseroan atau pesaing;
• peraturan pemerintah yang memberikan pengaruh secara material terhadap kegiatan usaha utama
Perseroan dan Entitas Anak;
• investor dan analis mengenai persepsi Perseroan dan lingkungan investasi di Asia, termasuk
Indonesia;
• perubahan harga yang dilakukan oleh Perseroan atau pesaing;
• kedalaman dan likuiditas pasar untuk Saham termasuk likuiditas saham relatif terhadap seluruh
pasar pada saat penawaran;
• kapitalisasi pasar yang tidak menjadi indikasi dari valuasi kegiatan usaha utama Perseroan;
• pengumuman oleh Perseroan terkait aliansi strategis atau usaha patungan;
• perubahan kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar umum di Indonesia dan yang umumnya
mempengaruhi industri perkebunan kelapa sawit Indonesia;
• penambahan atau kehilangan key personnel dalam jumlah yang material dari Perseroan atau
Entitas Anak;
• potensi atau keterlibatan dalam perkara litigasi oleh Perseroan atau Entitas Anak yang bersifat
material yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha utama atau posisi keuangan; dan
• fluktuasi harga pasar saham yang tidak menentu.
66
VIII. Kejadian dan Transaksi Penting Setelah Tanggal
Laporan Auditor Independen
Tidak terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak material terhadap posisi keuangan dan hasil
usaha konsolidasian Perseroan yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini, yang terjadi setelah
tanggal laporan auditor independen yang telah diterbitkan kembali tanggal 3 Nopember 2014 atas
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM International)
dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan pengungkapan hal-hal lain mengenai penyajian laporan
keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013,
2012 dan 2011 sehubungan dengan penerapan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan No. 38
(Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”, Penyajian informasi keuangan entitas induk
dan tujuan penerbitan laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan.
67
IX. Keterangan Tentang Perseroan Dan Entitas Anak
Perseroan, berkedudukan di Jakarta Selatan, adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan
dan diatur menurut Hukum Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan.
Perseroan telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 14 Januari 2008 berdasarkan Surat
Keputusan Menkumham No. AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 dan telah di-daftarkan dengan Daftar
No. AHU-0002547.AH.01.09. Tahun 2008 dan telah diumumkan dalam BNRI No.21, Tambahan No.2831
tanggal 11 Maret 2008.
Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian Perseroan tersebut selanjutnya secara berturut-
turut diubah sebagai berikut :
1. Perubahan Pasal 4 mengenai modal dasar dan modal ditempatkan/disetor, sebagaimana dinyatakan
dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.91, tanggal 27 Agustus 2014, dibuat di
hadapan Humberg Lie SH, Notaris di Jakarta Utara (“Akta No. 91/2014”) yang telah memperoleh
persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan Mekumham No. AHU-07212.40.20.2014 tanggal
29 Agustus 2014.
2. Perubahan Pasal 3 mengenai maksud dan tujuan Perseroan, Pasal 4 mengenai modal Perseroan,
perubahan status dan perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian
dengan Peraturan No. IX.J.1 berdasarkan Akta No.37, tanggal 11 September 2014, yang dibuat
di hadapan Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta Utara yang telah mendapatkan:
(i) persetujuan dari Menkumham No.AHU-07898.40.20.2014 tanggal 12 September 2014;
dan (ii) penerimaan pemberitahuan dari Menkumham No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal
12 September 2014 dan didaftarkan dalam: (i) Daftar Perseroan No.AHU-0092990.40.80.2014 tanggal
12 September 2014; dan (ii) Daftar Perseroan No. AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September
2014 (“Akta No. 37/2014”).
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
menjalankan usaha dalam bidang perkebunan dan pertanian.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama
sebagai berikut:
Kegiatan usaha utama BRI, CPO, ASJ, MBP, MJAP, TPSum, dan TAM yang merupakan Entitas Anak
Perseroan adalah bergerak di bidang perkebunan. Kegiatan usaha utama Perseroan sejalan dengan
kegiatan usaha utama Entitas Anak Perseroan tersebut.
68
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki penyertaan pada Entitas Anak Perseroan
sebagai berikut:
Persentase Tahun
Nama Tahun Status
Jenis Usaha Kepemilikan Operasi Lokasi
Perusahaan Penyertaan Operasional
Efektif Komersial
Langsung
1. BRI Agribisnis/Perkebunan 64,95% 2014 1993 Kalimantan Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit Selatan
Tidak Langsung
1. CPO Agribisnis/Perkebunan 99,99% 2010 2006 Kalimantan Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit Barat
2. ASJ Agribisnis/Perkebunan 99,99% 2010 2006 Kalimantan Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit Barat
3. MBP Agribisnis/Perkebunan 99,99% 2010 2007 Sumatera Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit Selatan
4. MJAP Agribisnis/Perkebunan 99,99% 2010 2003 Kalimantan Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit Tengah
5. TPSum Agribisnis/Perkebunan 99,96% 2010 2008 Riau Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit
6. TAM1) Agribisnis/Perkebunan 99,99% 2012 2006 Jambi Aktif Beroperasi
Kelapa Sawit
Keterangan : 1) Kepemilikan melalui MBP dan TPSum
2. Perizinan-Perizinan Yang Wajib Dipenuhi Oleh Perseroan dan Entitas Anak Terkait Kegiatan
Usaha Utama dan Penunjang Perseroan dan Entitas Anak
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, pelaku usaha perkebunan
diwajibkan memiliki IUP, IUP untuk Pengolahan (“IUP-P”) atau IUP untuk Budidaya (“IUP-B”). Perseroan
dan Entitas anak dalam melaksanakan kegiatan usaha perkebunan, memiliki Izin Usaha Perkebunan
yang masih berlaku sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan sebagai berikut:
No. Pemilik Izin No Ijin Tanggal Diterbitkan Dikeluarkan Oleh Masa Berlaku
1. BRI IUP No.188.45/178/KUM tanggal 31 Januari Bupati Kotabaru selama masih
Tahun 2007 2007 melakukan
pengelolaan
perkebunan secara
komersil
IUP-P No.188.45/223/KUM tanggal 4 Mei 2009 Bupati Kotabaru selama masih
Tahun 2009 melakukan
pengelolaan
perkebunan secara
komersil
IUP-B No.188.45/264/ tanggal 11Mei 2010 Bupati Kotabaru berlaku mulai
KUM/2010 tanggal ditetapkan
Izin Perluasan No.525/01/Disbun/2012 tanggal 7 Maret 2012 Bupati Kotabaru berlaku mulai
Usaha tanggal ditetapkan
Perkebunan
2. MJAP IUP-B No. 2 Tahun 2013 8 Januari 2013 Bupati Barito sepanjang
Timur melakukan usaha
perkebunan
3. TPSum IUP-B No. 498 Tahun 2012 20 Desember 2012 Bupati Indragili tidak diatur
hulu
4. TAM IUP No. 01 Tahun 2011 20 Januari 2011 Bupati sepanjang
Sarolangun melaksanakan
pembangunan
dan operasional
usaha budidaya
perkebunan kelapa
sawit
69
No. Pemilik Izin No Ijin Tanggal Diterbitkan Dikeluarkan Oleh Masa Berlaku
IUP No. 02 Tahun 2011 22 April 2011 Bupati sepanjang
Sarolangun melaksanakan
pembangunan
dan operasional
usaha budidaya
perkebunan kelapa
sawit
5. MBP IUP No. 547/KPTS/IUP/ 20 April 2011 Bupati Musi sepanjang
DISBUN/2011 Banyuasin melakukan usaha
perkebunan
6. ASJ Izin Usaha Kelapa No. 20 tahun 2006 3 April 2006 Bupati Landak Izin usaha ini
Sawit berlaku selama
ada kegiatan di
lapangan
7. CPO Izin Usaha Kelapa No. 40 Tahun 2006 16 Mei 2006 Bupati Landak Izin usaha ini
Sawit berlaku selama
ada kegiatan di
lapangan
Di bawah ini adalah keterangan mengenai bidang-bidang tanah dan bangunan yang dimiliki dan atau
dikuasai oleh Entitas Anak:
1) BRI
Bukti
Kepemilikan/ Nomor /
Terdaftar Tanggal Luas Tanah
No. Lokasi Penguasaan Tanggal
Atas Nama Berakhirnya Hak (Ha)
dan Instansi Sertipikat
Penerbit
DIMILIKI
1. Desa Sebanti dan Desa HGU/BPN Kab. BRI HGU No. 68/3 30 Desember 2044 823,23
Sumbersari, Kecamatan Kotabaru Nopember
Pulau Laut Barat, Kabupaten 2009
Kotabaru, Propinsi Kalimantan
Selatan
2. Desa Sei Bulan dan Desa HGU/BPN Kab. BRI HGU No. 69/3 30 Desember 2044 586
Tanjung Serudung, Kecamatan Kotabaru Nopember
Pulau Laut Selatan, Kabupaten 2009
Kotabaru, Prop. Kalimantan
Selatan
3. Desa Teluk Sirih dan Desa Sei HGU/BPN Kab. BRI HGU 70/3 30 Desember 2044 353
Halim, Kecamatan Pulau Laut Kotabaru Nopember
Selatan, Kabupaten Kotabaru, 2009
Prop. Kalimantan Selatan
4. Desa Sebanti, Desa Gemuruh, HGU/BPN Kab. BRI HGU 30/28 24 September 2035 1.041
Desa Lontar Selatan, Desa Kotabaru Maret 2001
Tata Mekar, Desa Lontar Timur,
Desa Kampung Baru, dan Desa
Tanjung Pelayar, Kecamatan
Pulau Laut Barat, Kabupaten
Kotab aru, Prop. Kalimantan
Selatan
Total 2.803,23
70
Bukti
Kepemilikan/ Nomor /
Terdaftar Tanggal Luas Tanah
No. Lokasi Penguasaan Tanggal
Atas Nama Berakhirnya Hak (Ha)
dan Instansi Sertipikat
Penerbit
DIKUASAI
1. Izin Lokasi Untuk keperluan No.188.45/524/ BRI berlaku 3 tahun 6.822,492
Pembangunan Perkebunan KUM/2012 sejak ditetapkan
Kelapa Sawit Terletak di Desa tanggal 21
Selaru, Desa Mekarpura, Desember 2012
Desa Sungai Pasir, Desa dikeluarkan oleh
Semisir Kecamatan Pulau Bupati Kotabaru
Laut Tengah, Desa Semaras,
Desa Terangkeh, Desa
Sumber Makmur, Desa
Sebanti Kecamatan Pulau Laut
Barat, Desa Tanjung Lalak
Selatan, Desa Tanjung Lalak
Utara Jecamatan Pulau Laut
Kepulauan, Dan Desa Tanjung
Seloka Kecamatan Pulau Laut
Selatan
2. Keputusan Bupati Kotabaru, No. 188.45/393/ BRI berlaku 3 tahun 1.791
tentang pemberian izin lokasi KUM/2014, sejak ditetapkan
untuk keperluan pembanguna tanggal 9 Juni
perkebunan Kelapa Sawit 2014
seluas 1.791 ha terletak
di Desa Tata Mekar, Desa
Kampung Baru, Desa Tanjung
Pelayar, Desa Bandar Raya,
Desa Tanjung Sungkai, Desa
Bangun Rejo, Kecamatan
Pulau Laut Tanjung Selayar,
Desa Teluk Aru, Desa Tanjung
Lalak Selatan, Kecamatan
Pulau Laut Kepulaian, Desa
Teluk Sirih, Desa Sungai Bulan,
Kecamatan Pulau Laut Selatan
3. Sei Bulan Kabupaten Kotabaru, Peta No. 19- 187,86
Kalimantan Selatan. Kadastral 17.10.2009
No. 600/273/BPN-43, tanggal tanggal 31
31 Maret 2009 Agustus 2009
4. Teluk Kemuning. Kabupaten Peta No. 18- 325,67
Kotabaru, Kalimantan Selatan. 17.10.2009
Kadastral No. 600/272/BPN-43, tanggal 31
tanggal 31 Maret 2009 Agustus 2009
5. Sungai Bulan. Kabupaten Peta No. 20- 222,8
Kotabaru, Kalimantan Selatan. 17.10.2009
Kadastral No. 600/274/BPN-43, tanggal 31
tanggal 31 Maret 2009 Agustus 2009
6. Sumbersari, Terangkeh, Subur Peta No. 17- 1.722,83
Makmur, Sebanti. Kabupaten 17.10.2009,
Kotabaru, Kalimantan Selatan. tanggal 31
Kadastral No. 600/415/BPN-43, Agustus 2009
tanggal 11 Mei 2009
Total 11.072.652
71
2) CPO
Bukti
Kepemilikan/ Nomor /
Terdaftar Tanggal Luas Tanah
No. Lokasi Penguasaan dan Tanggal
Atas Nama Berakhirnya Hak (M²)
Instansi Penerbit Sertipikat
Bukti
1. Desa Semuntik, Kecamatan HGU/BPN Kab. CPO HGU No. 17 November 1.644,57 Ha
Air Besar, Kabupaten Landak, Landak 17/17 Februari 2045
Propinsi Kalimantan Barat 2011
2. Desa Sepangah, Kecamatan HGU/BPN CPO HGU No. 17 November 1.114,67 Ha
Air Besar, Kabupaten Landak, Kab. Landak 18/17 Februari 2045
Propinsi Kalimantan Barat 2011
3. Desa Temoyok, Kecamatan HGU/BPN Kab. CPO HGU 20/17 17 November 215.65 Ha
Air Besar, Kabupaten Landak, Landak Februari 2011 2045
Propinsi Kalimantan Barat
4. Desa Sekendal, Kecamatan HGU/BPN Kab. CPO HGU 19/17 17 November 342.91 Ha
Air Besar, Kabupaten Landak, Landak Februari 2011 2045
Propinsi Kalimantan Barat
5. Desa Nyanyum, Kecamatan HGU/BPN Kab. CPO HGU 21/17 17 November 9.57 Ha
Kuala Behe, Kabupaten Landak Februari 2011 2045
Landak, Propinsi Kalimantan
Barat
6. Desa Semedang, Kecamatan HGU/BPN Kab. CPO HGU 22/17 17 November 293.75 Ha
Kuala Behe, Kabupaten Landak Februari 2011 2045
Landak, Propinsi Kalimantan
Barat
3) ASJ
4) MJAP
72
5) TPSum
6) TAM
Tahun 2007
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Tahun 2011
Terjadi perubahan susunan pemegang saham sebagai akibat pengalihan seluruh saham Perseroan
milik Aunur Rofiq kepada Budhi Istanto Suwito berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 16, tanggal
16 September 2011 yang dibuat di hadapan Mohammad Dalwan Ginting, SH, Notaris di Jakarta.
Sebagai akibat pengalihan saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:
Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari RUPS sebagaimana tercantum dalam
Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No. 17 tanggal 16 September 2011 dibuat dihadapan Mohammad
Dalwan Ginting, SH, Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan
Penerimaan pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-30854, tanggal
28 September 2011.
73
Tahun 2013
a. 1.249 saham Perseroan milik Budhi Istanto Suwito kepada Stefanus Joko Mogoginta berdasarkan
Akta Jual Beli Saham No. 146 tanggal 14 Desember 2012 yang dibuat dihadapan Benediktus Andy
Widyanto, SH, Notaris di Tangerang; dan
b. 1 saham Perseroan milik Budhi Istanto Suwito kepada Yulianni Liyuwardi berdasarkan Akta Jual Beli
Saham No. 147, tanggal 14 Desember 2012 yang dibuat di hadapan Benediktus Andy Widyanto,
SH, Notaris di Tangerang.
Sebagai akibat pengalihan saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:
Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari RUPS sebagaimana tercantum dalam
Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No. 80 tanggal 28 Juni 2013, dibuat dihadapan Benediktus
Andy Widyanto, SH, Notaris di Tangerang yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan
Penerimaan pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-29664, tanggal 18 Juli
2013.
Tahun 2014
a. 2.498 saham Perseroan milik Stefanus Joko Mogoginta kepada TPS Food berdasarkan Akta Jual
Beli Saham No. 133 tanggal 28 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Benediktus Andy Widyanto, SH,
Notaris di Tangerang; dan
b. 1 saham Perseroan milik Yulianni Liyuwardi kepada TPS Food berdasarkan Akta Jual Beli Saham
No. 134, tanggal 28 Maret 2014 yang dibuat di hadapan Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di
Tangerang.
Sebagai akibat pengalihan saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:
Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari RUPS sebagaimana tercantum dalam
Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No.132 tanggal 28 Maret 2014 dibuat dihadapan Benediktus
Andy Widyanto, SH, Notaris di Tangerang yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan
Penerimaan pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.01359.40.22.2014, tanggal
8 April 2014.
74
Selanjutnya pada tahun 2014, lebih lanjut terjadi peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan/
disetor, berdasarkan Akta No.91/2014. Peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan/disetor yang
berasal dari konversi hutang Perseroan menjadi setoran saham milik TPS Food sesuai dengan Sertifikat
Obligasi Konversi No. 01, tanggal 30 Juni 2014 senilai Rp284.000.000.000 yang dikonversi menjadi
284.000 saham Perseroan.
Modal dasar Perseroan terbagi atas 1.146.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per
lembar saham.
Sebagai akibat konversi saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai
berikut:
Konversi saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari RUPS sebagaimana tercantum dalam Akta
No.91/2014 yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan pemberitahuan
Perubahan Data Perseroan No. AHU-26829.40.22.2014, tanggal 29 Agustus 2014 dan telah didaftarkan
dalam daftar perseroan No.AHU-0086963.40.80.2014 Tanggal 29 Agustus 2014
Pada tahun 2014, lebih lanjut terjadi perubahan nilai nominal saham berdasarkan Akta No.37/2014,
sehingga susunan permodalan Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal dasar Perseroan terbagi atas 11.460.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per
lembar saham.
Sebagai akibat perubahan tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp100per saham
Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai (%)
Nominal (Rp)
Modal Dasar 11.460.000.000 1.146.000.000.000
Nama Pemegang Saham:
TPS Food 2.864.990.000 286.499.000.000 99,9997
Stefanus Joko Mogoginta 10.000 1.000.000 0,0003
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 2.865.000.000 286.500.000.000 100,0000
Saham Dalam Portepel 8.595.000.000 859.500.000.000
75
5. Struktur Organisasi
Dewan Komisaris
Komite Audit
Direktur Utama
Sekretaris
Unit Audit Internal
Perusahaan
Direktur
Direktur
Independen
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris diangkat
oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu sampai dengan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan kelima sejak tanggal pengangkatan mereka dan dapat diangkat kembali setelah
masa jabatannya berakhir dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya seorang atau lebih anggota
Direksi, dimana salah seorang diangkat sebagai Direktur Utama di bawah pengawasan Dewan
Komisaris yang terdiri dari sedikitnya 2 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris, dimana salah seorang
diangkat sebagai Komisaris Utama, 1 (satu) orang Komisaris dan 1 (satu) orang Komisaris atau lebih
yang dapat merangkap selaku Komisaris Independen.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.37, tanggal 11 September 2014, yang
dibuat di hadapan Humberg Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta Utara yang telah diberitahukan kepada
Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal
12 September 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal diterbitkannya
Prospektus ini adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Koh Bing Hock
Komisaris : Jaka Prasetya
Komisaris Independen : Anthony Michael Gillbanks
Direksi
Direktur Utama : Budhi Istanto Suwito
Direktur : Idris Adlin
Direktur Independen : Kanya Lakshmi Sidarta
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan
No. IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik.
Kompensasi
Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada Rapat Umum
Pemegang Saham dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Dewan Komisaris dan Direksi tidak
memperoleh komisi atas kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
76
Remunerasi yang diterima oleh Direksi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014, 31 Desember 2013,
2012, dan 2011 masing-masing sebesar Rp1.107.600.000, Rp669.600.000, Rp405.000.000, dan
Rp597.500.000.
Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target
kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris Perseroan:
DEWAN KOMISARIS
77
Jaka Prasetya
Komisaris
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik pada tahun 1994 dari Institut Teknologi
Bandung dan gelar Master of Business Administration pada tahun 1998 dari MIT
Sloan School of Management.
78
DIREKSI
Idris Adlin
Direktur
79
Kanya Lakshmi Sidarta
Direktur Independen
Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh Direksi dibawah pengawasan Komisaris yang mempunyai tugas
utama mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan masukan kepada
Direksi.
Sesuai dengan cakupan kegiatan usaha utama yang dijalankan oleh Perseroan, manajemen Perseroan
berpendapat bahwa jumlah anggota dari Dewan Komisaris dan Direksi yang ada pada saat ini telah
cukup untuk mengawasi dan memimpin jalannya kegiatan operasional perusahaan.
Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan
No. IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perusahaan Publik.
Komite Audit
Menunjuk Peraturan No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012, maka
Perseroan perlu untuk menetapkan Komite Audit Perseroan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris
Perseroan No.001/GP-DEKOM/IX/2014 tanggal 15 September 2014. Susunan anggota Komite Audit
Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:
Tugas utama komite audit adalah membantu Dewan Komisaris dengan memberikan masukan dan usulan
atas laporan-laporan dari Direksi, serta memberi masukan atas hal-hal yang perlu mendapat perhatian
Dewan Komisaris. Antara lain dengan melakukan pemeriksaan berkala untuk meyakini berjalannya tata
kelolah yang baik, internal control manajemen dan kewajaran transaksi, serta meyakini bahwa catatan
telah dilakukan dengan tepat waktu dan wajar serta pelaporan yang transparan dan benar.
80
Keterangan singkat mengenai masing-masing Ketua dan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:
Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No.IX.I.17 dan telah memilki
Piagam Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No.IX.I.7.
Sesuai dengan Peraturan No.IX.I.4 tahun 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan dan
berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 002/GP/Dirut/IX/2014 tanggal 15 September
2014, Perseroan telah menunjuk Noor Vito Priyantomo, sebagai Sekretaris Perusahaan.
Benturan Kepentingan
Anggaran Dasar Perseroan menjelaskan bahwa apabila Perseroan mempunyai kepentingan yang
berbenturan dengan kepentingan pribadi seorang direktur sehubungan dengan suatu proposal,
perjanjian, atau kontrak, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota dari Direksi lainnya yang tidak
memiliki benturan kepentingan. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang berbenturan
dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris.
Sumber daya manusia merupakan aset utama Perseroan dan memiliki peran yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan kegiatan usaha utama Perseroan. Menyadari hal tersebut Perseroan
berkeyakinan bahwa untuk dapat mencapai misi perusahaan, maka mutlak diperlukan usaha-usaha
yang dapat menunjang pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga
dapat dicapai pendayagunaan Sumber Daya Manusia secara optimal.
81
Dalam rangka menunjang pengembangan SDM, Perseroan melakukan program pelatihan internal
maupun eksternal yang rutin dilakukan setiap tahun, seperti;
a. Pelatihan Kepemimpinan;
b. Pelatihan Basic Mentality;
c. Workshop mengenai IFRS;
d. Pelatihan pemahaman prosedur-prosedur di lapangan; dan
e. Pengenalan mengenai peraturan-peraturan Bursa dan OJK.
Saat ini Perseroan memiliki 2 orang tenaga kerja asing yang bekerja di Perseroan dan Entitas Anak
Perseroan yang berkedudukan di Indonesia, dengan rincian sebagai berikut:
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, Perseroan dan Entitas Anak memiliki sejumlah 3.600 karyawan,
terdiri dari 1.110 karyawan tetap dan 2.490 karyawan tidak tetap. Berikut adalah tabel komposisi
karyawan Perseroan:
82
Komposisi Karyawan Menurut Usia
Perseroan berdedikasi untuk mencapai dan mempertahankan standar tertinggi kesehatan dan
kesejahteraan bagi karyawan. Sebagai salah satu upaya dalam memberikan kesejahteraan dan
melindungi keselamatan karyawan serta memberikan jaminan kepastian bagi karyawan, Perseroan
menyediakan sejumlah fasilitas dan program kesejahteraan serta memberikan kepastian bagi karyawan,
berupa jaminan kesehatan dengan mengikutkan seluruh karyawan pada program Astek, Askes
(Prohealth), dan asuransi swasta lainnya. Disamping jaminan kesehatan, Perseroan juga memberikan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), santunan kematian, Tunjangan Hari Raya (THR), dan hak
cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan juga menyediakan fasilitas
transportasi untuk karyawan level tertentu.
Perseroan dan Entitas Anaknya telah memenuhi kewajiban Upah Minimum Propinsi/Upah Minimum
Regional bagi pegawai sebagaimana Surat Keterangan Perseroan dan Surat Keterangan masing-
masing Entitas Anak Perseroan. Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas
Anaknya tanggal 30 Juni 2014, besarnya gaji dan kesejahteraan yang dibayarkan kepada karyawan
pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp8.955.822.876 dan Upah Minimum Propinsi/Upah
Minimum Regional telah dipenuhi yaitu sebesar Rp2.487.729.
Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menguasai kepemilikan saham BRI secara
langsung sebesar 64,95%, dimana Perseroan memilki penyertaan pada BRI sejak tahun 2014. Saat
ini BRI merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. BRI beralamat di Alun Graha Lt.1 Suite 110,
Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Rt.007 Rw.001, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan, dengan fasilitas usaha berada di Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat.
Riwayat Singkat
BRI, berkedudukan di Jakarta Selatan, yang anggaran dasarnya dimuat dalam Akta No.14, tanggal
4 Juni 1993, yang dibuat dihadapan Chufran Hamal, SH, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh
pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.C2-7853.HT.01.01.TH’93, tanggal 28
Agustus 1993 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia, tanggal 5 November 1993,
83
No.5199, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 89. Anggaran dasar BRI telah mengalami
beberapa kali perubahan dan terakhir diubah dengan Akta No.182, tanggal 30 Juni 2014, yang dibuat
dihadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari
Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No AHU-06103.40.20.2014 pada tanggal 25 Juli 2014
(“Akta No. 182/2014”).
Bidang Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar BRI, maksud dan tujuan BRI adalah menjalankan
usaha dalam bidang perkebunan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, BRI akan menjalankan
kegiatan usaha utama sebagai berikut:
Menjalankan usaha perkebunan termasuk pengolahannya serta memasarkan dan menjual hasil atau
hasil tambahan dari hasil usaha tersebut baik didalam maupun diluar negeri, berikut mengimpor bahan
baku tambahan, mesin-mesin, alat-alat perlengkapan, suku cadang, dan lain-lain peralatan dan segala
sesuatu yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi dan usaha perkebunan dimaksud.
Berdasarkan Akta No. 182/2014, struktur permodalan dan susunan pemegang saham BRI adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 15 tanggal 9 Januari 2012 dihadapan Mala Mukti,
S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan Menkumham sesuai dengan Surat
Keputusan No. AHU-05122.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 31 Januari 2012, susunan Dewan Komisaris
dan Direksi BRI adalah sebagai berikut
Komisaris
Komisaris Utama : Stefanus Joko Mogoginta
Komisaris : Cristopher Silva White
Komisaris : Sjambiri Lioe
Direksi
Direktur : Achmad Subchan
Direktur : Yulianni Liyuwardi
Direktur : Casey Tan Khai Hee
84
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan yaitu BRI menguasai kepemilikan
saham CPO sebesar 99,99%, dimana BRI memilki penyertaan pada CPO sejak tahun 2010. Saat ini
CPO merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. CPO beralamat di di Alun Graha Lt.1 Suite 110,
Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Rt.007 Rw.001, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan, dengan fasilitas usaha berada di Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat.
Riwayat Singkat
CPO didirikan dengan nama PT Charindo Palma Oetama, berkedudukan di Jakarta Selatan, yang
anggaran dasarnya dimuat dalam akta No.7, tanggal 1 Mei 2006, yang dibuat dihadapan Eddy Dwi
Pribadi, S.H., Notaris di Pontianak dan telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan C-15018.HT.01.01.TH.2006, tanggal 22 Mei 2006 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia, tanggal 31 Agustus 2007, No.70, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia nomor 8845. Anggaran dasar CPO telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir
diubah dengan Akta No. 38 tanggal 19 Desember 2012 yang dibuat dihadapan Mohammad Dalwin
Ginting, SH, Notaris di Bogor sebagaimana telah ditegaskan pada akta No.69, tanggal 31 Januari
2013, yang dibuat dihadapan Mohammad Dalwan Ginting, S.H., Sp.N., pada waktu itu Notaris di
Kabupaten Bogor dan telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
No.AHU-35227.AH.01.02.Tahun 2013 pada tanggal 28 Juni 2013.
Bidang Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar CPO, maksud dan tujuan CPO adalah menjalankan
usaha dalam bidang perkebunan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, CPO akan menjalankan
kegiatan usaha utama sebagai berikut:
Menjalankan usaha perkebunan termasuk pengolahannya serta memasarkan dan menjual hasil atau
hasil tambahan dari hasil usaha tersebut baik didalam maupun diluar negeri, berikut mengimpor bahan
baku tambahan, mesin-mesin, alat-alat perlengkapan, suku cadang, dan lain-lain peralatan dan segala
sesuatu yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi dan usaha perkebunan dimaksud.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 10 tanggal 15 Desember 2010, dibuat dihadapan
Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Tangerang, struktur permodalan dan susunan pemegang
saham CPO adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp500.000 per saham
Pemegang Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 200.000 100.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
BRI 149.999 74.999.500.000 99,99
Stefanus Joko Mogoginta 1 500.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 150.000 75.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 50.000 25.000.000.000
85
Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 8 tanggal 4 November 2010 yang dibuat dihadapan
Mohammad Dalwan Ginting, S.H., Notaris di Kabupaten Bogor, akta mana telah diberitahukan kepada
Menkumham sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-31919 tanggal
14 Desember 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi CPO adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Stefanus Joko Mogoginta
Direksi
Direktur : Budhi Istanto Suwito
Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan yaitu BRI menguasai
kepemilikan saham ASJ sebesar 99,99%, dimana BRI memilki penyertaan pada ASJ sejak tahun 2010.
Saat ini ASJ merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. ASJ beralamat di Alun Graha Lt.1 Suite 110,
Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Rt.007 Rw.001, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan, dengan fasilitas usaha berada di Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat.
Riwayat Singkat
ASJ didirikan dengan nama PT Airlangga Sawit Jaya, berkedudukan di Jakarta Selatan, yang anggaran
dasarnya dimuat dalam Akta No. 91, tanggal 31 Juli 2004, yang dibuat dihadapan Eddy Dwi Pribadi,
S.H., Notaris di Pontianak dan telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan C-04878.HT.01.01.TH.2006, tanggal 21 Februari 2006. Anggaran dasar ASJ telah mengalami
beberapa kali perubahan dan terakhir diubah dengan Akta No. 37 tanggal 19 Desember 2012 yang dibuat
dihadapan Mohammad Dalwan Ginting, SH, Notaris di Bogor sebagaimana ditegaskan kembali pada
Akta Penegasan No.70 tanggal 31 Januari 2013 yang dibuat dihadapan Mohammad Dalwan Ginting,
SH, Notaris di Kabupaten Bogor dan telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No. AHU-18361.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 9 April 2013.
Bidang Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar ASJ, maksud dan tujuan ASJ adalah menjalankan
usaha dalam bidang perkebunan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, ASJ akan menjalankan
kegiatan usaha utama sebagai berikut:
Menjalankan usaha perkebunan termasuk pengolahannya serta memasarkan dan menjual hasil atau
hasil tambahan dari hasil usaha tersebut baik didalam maupun diluar negeri, berikut mengimpor bahan
baku tambahan, mesin-mesin, alat-alat perlengkapan, suku cadang, dan lain-lain peralatan dan segala
sesuatu yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi dan usaha perkebunan dimaksud.
86
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 12 tanggal 15 Desember 2010 dibuat dihadapan
Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Kota Tangerang Selatan struktur permodalan dan susunan
pemegang saham ASJ adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp500.000 per saham
Pemegang Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 200.000 100.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
BRI 109.999 54.999.500.000 99,99
Stefanus Joko Mogoginta 1 500.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 110.000 55.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 90.000 45.000.000.000
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 06 tanggal 4 November 2010 yang dibuat dihadapan
Mohammad Dalwan Ginting, S.H., Notaris di Kabupaten Bogor, akta mana telah diberitahukan kepada
Menkumham sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-31749 tanggal
13 Desember 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi ASJ adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Stefanus Joko Mogoginta
Direksi
Direktur : Budhi Istanto Suwito
Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan yaitu BRI menguasai kepemilikan
saham MBP sebesar 99,99%, dimana BRI memilki penyertaan pada MBP sejak tahun 2010. Saat ini
MBP merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. MBP beralamat di Alun Graha Lt.1 Suite 110,
Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Rt.007 Rw.001, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan, dengan fasilitas usaha berada di Kabupaten Musi banyuasin, Sumatera Selatan.
Riwayat Singkat
MBP didirikan dengan nama PT Muarabungo Plantation berkedudukan di Jakarta Selatan, yang
anggaran dasarnya dimuat dalam Akta No. 1, tanggal 5 Juli 2007 sebagaimana diubah dengan Akta
Perubahan No. 01 tanggal 9 November 2007, yang dibuat dihadapan Ariani Lakhsmijati Rachim, S.H.,
Notaris Di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
C-07270.AH.01.01.Tahun 2007, pada tanggal 18 Desember 2007. Anggaran dasar MBP telah mengalami
beberapa kali perubahan dan terakhir diubah dengan Akta No.35, tanggal 12 Maret 2014, yang dibuat
87
dihadapan B. Andy Widyanto, S.H., pada waktu itu Notaris di Tangerang Selatan dan telah diberitahukan
kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-05810 Tahun 2014,
tanggal 3 April 2014.
Bidang Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar MBP, maksud dan tujuan MBP adalah berusaha
dalam bidang perkebunan, perdagangan umum, pembangunan, jasa, perindustrian, pertambangan,
pengangkutan, perbengkelan, percetakan dan pertanian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut,
MBP akan menjalankan kegiatan usaha utama sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14 tanggal 15 Desember 2010, dibuat dihadapan
Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham
dengan keputusan No AHU-AH.01.10-05810, struktur permodalan dan susunan pemegang saham
MBP adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Pemegang Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 20.000 20.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
BRI 19.999 19.999.000.000 99,99
Stefanus Joko Mogoginta 1 1.000.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 20.000 20.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel - -
88
Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 07 tanggal 4 November 2010 yang dibuat dihadapan
Mohammad Dalwan Ginting, S.H., Notaris di Kabupaten Bogor, akta mana telah diberitahukan kepada
Menkumham sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-31702 tanggal
10 Desember 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi MBP adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Stefanus Joko Mogoginta
Direksi
Direktur : Budhi Istanto Suwito
Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan yaitu BRI menguasai
kepemilikan saham MJAP sebesar 99,99%, dimana BRI memilki penyertaan pada MJAP sejak tahun
2010. Saat ini MJAP merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. MJAP beralamat di Alun Graha Lt.1
suite 110, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Rt.007 Rw.001, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan
Tebet, Jakarta Selatan, dengan fasilitas usaha beralamat di Desa Bambulung, Kecamatan Pematang
Karau, Kabupaten Barito Timur.
Riwayat Singkat
MJAP didirikan dengan nama PT Mitra Jaya Agro Palm berkedudukan di Jakarta Selatan, yang
anggaran dasarnya dimuat dalam akta No.5, tanggal 3 Juni 1996, yang dibuat dihadapan Maria Kristiana
Soeharyo, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No.C-20474.AH.01.01.Tahun 2003, tanggal 29 Agustus 2003 dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia, tanggal 30 September 2003, No.78, Tambahan Berita Negara
nomor 9349. Anggaran dasar MJAP telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir diubah
dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 36, tanggal 12 Maret 2014 yang dibuat
di hadapan Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Tangerang Selatan, yang telah diberitahukan
kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-00245.40.21.2014 tanggal 8 April 2014.
Bidang Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar MJAP, maksud dan tujuan MJAP adalah bergerak
dalam bidang usaha agrobisnis, perdagangan dan transportasi. Untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut, MJAP akan menjalankan kegiatan usaha utama sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan mengolah hasil-hasilnya menjadi
minyak sawit;
b. Menjalankan usaha dalam perdagangan pada umumnya termasuk impor, ekspor, antar pulau dan
lokal serta interinsulair dan supplier (penyalur) yang berkaitan dengan usaha diatas;
c. Menjalankan usaha dibidang pengangkutan dari hasil-hasil perkebunan tersebut.
89
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 19 tanggal 15 Desember 2010, dibuat dihadapan
Benediktus Andy widyanto, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham
sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-05819 tanggal 24 Februari 2011,
struktur permodalan dan susunan pemegang saham MJAP adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 29 tanggal 28 Maret 2013
yang dibuat di hadapan Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Tangerang Selatan, yang telah
diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan
No. AHU-AH.01.10-13882 susunan Direksi dan Dewan Komisaris MJAP yang terkini adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Stefanus Joko Mogoginta
Direksi
Direktur : Achmad Subchan
Sampai dengan saat Prospektus Ringkas ini diterbitkan, Entitas Anak Perseroan yaitu BRI menguasai
kepemilikan saham TPSum sebesar 99,96%, dimana BRI memilki penyertaan pada TPSum sejak
tahun 2010. Saat ini TPSum merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. TPSum beralamat di Alun
Graha Lt.1 Suite 110 Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 233 Rt.007 Rw.001, Kelurahan Menteng Dalam,
Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Riwayat Singkat
TPSum didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 24 tanggal 27 Februari 2008 yang dibuat dihadapan
Syarifah Chozie, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menkumham
berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-12400.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 12 Maret 2008 dan telah
didaftarkan pada daftar Perseroan dibawah nomor AHU-0018367.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal
12 Maret 2008, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.53 tanggal 1 Juli
2008, Tambahan Berita Negara No. 10314 (“Akta No. 24/2008”) dan sejak pendirian sampai dengan
saat ini Anggaran Dasar TPSum belum pernah mengalami perubahan.
90
Bidang Usaha
Berdasarkan Pasal 3 Akta Pendirian TPSum sebagaimana tercantum dalam Akta No. 24/2008, maksud
dan tujuan TPSum adalah berusaha dalam bidang perkebunan dan pertanian.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, TPSum dapat melaksanakan kegiatan usaha utama
sebagai berikut: (i) menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertanian dan perkebunan, (ii) agroindustri,
(iii) industri pertanian, (iv) perkebunan tanaman pangan, (v) kehutanan, (vi) agrobisnis (perdagangan
hasil-hasil pertanian), (vii) peternakan unggas, (viii) perkebunan tanaman industri, (ix) pembenihan
tanaman hias, (x) rehabilitasi tanah dan reboisasi, (xi) perkebunan karet, (xii) ekspor - impor dan
perdagangan bahan pertanian dan perkebunan, (xiii) konsultasi bidang pertanian, (xiv) industri hulu dan
hilir hasil-hasil pertanian, perkebunan dan holtikultura.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 83 tanggal 12 Desember 2012, dibuat dihadapan
Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Jakarta dan telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-01255 tanggal
21 Januari 2013 (“Akta No. 83/2012”), struktur permodalan dan susunan pemegang saham TPSum
adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham
Pemegang Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 10.000 10.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor:
BRI 2.499 2.499.000.000 99,96
Stefanus Joko Mogoginta 1 1.000.000 0,04
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 2.500 2.500.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 7.500 7.500.000.000
Berdasarkan (“Akta No. 83/2012”), susunan Dewan Komisaris dan Direksi TPSum adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris : Budhi Istanto Suwito
Direksi
Direktur : Achmad Subchan
91
g. PT Tandan Abadi Mandiri (TAM)
Sampai dengan saat Prospektus Ringkas ini diterbitkan, Entitas Anak BRI yaitu MBP menguasai
kepemilikan saham TAM sebesar 99,99%, dimana MBP memilki penyertaan pada TAM sejak tahun
2012. Saat ini TAM merupakan perusahaan yang aktif beroperasi. TAM beralamat di di Wisma 76 Lantai
23, Jalan Letjen S Parman Kav.76, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Riwayat Singkat
TAM didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 08 tanggal 15 Mei 2006 yang dibuat di hadapan
Linda Hartono S.H., Notaris di Kabupaten Tanggerang, akta mana telah mendapat pengesahan dari
Menkumham dengan Surat Keputusannya No. C-2761HT.01.01.TH.2006 tanggal 3 agustus 2006 dan
telah didaftarkan pada kantor pendaftaran perusahaan Jakarta Barat dengan Nomor Pendaftaran
1670/BH.09.02/VIII/2006 tertanggal 24 Agustus 2006, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 77 tanggal 26 September 2006, Tambahan No. 10245. Anggaran dasar TAM
terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 37 tanggal 10 Juni
2013 yang dibuat di hadapan Benediktus Andy Widyanto, SH, Notaris di Kota Tangerang Selatan, yang
telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan Menkumham No. AHU-36497.
AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 5 Juli 2013.
Bidang Usaha
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar TAM sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham di Luar Rapat Perseroan Terbatas No. 5 tanggal 23 Februari 2011, dibuat di hadapan
Mina Ng, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta yang telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan
Keputusan No. AHU-20036.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 20 April 2011, maksud dan tujuan TAM
adalah bergerak dalam bidang perdagangan, perindustrian dan pertanian.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, TAM dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai
berikut:
92
d. agrobisnis (perdagangan hasil-hasil pertanian);
e. perkebunan kelapa sawit;
f. perkebunan kelapa sawit; dan
g. perkebunan tanaman industri bahan bakar minyak nabati.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 1 tanggal 3 Oktober 2012, yang dibuat dihadapan
Antonius Wahono Prawirodirdjo S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada
Menkumham sesuai dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHUAH.01.10-37094 tanggal
15 Oktober 2012 (“Akta No. 01/2012”), struktur permodalan dan susunan pemegang saham TAM
adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 01/2012, susunan Komisaris dan Direksi TAM
adalah sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris : Stefanus Joko Mogoginta
Direksi
Direktur : Budhi Istanto Suwito
Sampai dengan saat Prospektus ini diterbitkan, TPS Food menguasai kepemilikan saham Perseroan
sebesar 99,99%.
Riwayat Singkat
TPS Food, berkedudukan di Jakarta, adalah sebuah perseroan terbuka yang didirikan dan diatur
menurut Hukum Indonesia. TPS Food didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.143, tanggal 26 Januari
1990 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH, Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian TPS
93
Food”). TPS Food telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 14 Januari 2008 berdasarkan Surat
Keputusan Menkumham C2-1827. HT.01.01.-TH-91 tanggal 31 Mei 1991 dan akta tersebut telah
didaftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat masing-masing di bawah
No. 981/1991 tertanggal 10 Juni 1991 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991.
Pada tanggal 14 Mei 1997, TPS Food telah memperoleh pernyataan efektif sehubungan dengan
penawaran umum perdana berdasarkan Surat Bapepam No. S-919/PM/1997. Saham-saham TPS Food
telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 11 Juni 1997.
Anggaran Dasar TPS Food telah disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 41 tanggal 8 Agustus 2008
yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
memperoleh persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-85499.
AH.01.02.Tahun 2008 tertanggal 13 November 2008.
Anggaran Dasar TPS Food terakhir kali diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 147,
tanggal 25 April 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Humberg Lies SH, SE, Mkn, Notaris di Jakarta,
yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Persetujuan Menkumham
No. AHU-32578.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 17 Juni 2013 (“Akta No.147/2013”).
Bidang Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta No.147/2013, kegiatan usaha utama TPS Food ialah melakukan
usaha dalam bidang perdagangan, perindustrian, perkebunan pertanian, ketenagalistrikan dan jasa.
Untuk mencapai maksud dan tujuan yang dimaksud tersebut TPS Food dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut :
Kegiatan usaha utama, yaitu :
a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum secara impor, expor, lokal serta antar
pulau (interinsulair) baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas perhitungan pihak
lain, demikian pula usaha-usaha perdagangan sebagai leveransir (supplier), grosir, waralaba,
distributor, agen dan perwakilan dan dari badan-badan perusahaan lain dari segala macam barang
perdagangan;
b. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang perindustrian antara lain pengolahan kelapa sawit,
pengolahan beras, industri makanan dan minuman;
c. Menjalankan usaha dalam bidang perkebunan antara lain kelapa sawit;
d. Menjalankan usaha dalam bidang pertanian antara lain padi dan sayur-sayuran;
94
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No.101, tanggal 30 Agustus 2013 dibuat dihadapan Humberg
Lie SH, SE, Mkn Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi TPS Food adalah
sebagai berikut :
Komisaris
Komisaris Utama : Anton Apriyantono
Wakil Komisaris Utama : Kang Hongkie Widjaja
Komisaris : Hengky Koestanto
Komisaris Independen : Bondan Haryo Winarno
Komisaris Independen : Haryadi
Direksi
Direktur Utama : Stefanus Joko Mogoginta
Direktur : Budhi Istanto Suwito
Direktur : Achmad Subchan
Direktur : Jo Tjong Seng
95
10. Hubungan Kepemilikan, Pengurusan dan Pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham
Berbentuk Badan Hukum
Berikut adalah hubungan kepemilikan, pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Pemegang
Saham dan Entitas Anak:
Nama Perseroan BRI ASJ CPO MJAP TAM TPSum MBP TPS Food
Stefanus Joko Mogoginta - KU K K K K - K DU
Budhi Istanto Suwito DU - D D D D K D D
Achmad Subchan - DU - - - - D - D
Jo Tjong Seng - - - - - - - - D
Anton Apriyantono - - - - - - - - KU
Kang Hongkie Widjaja - - - - - - - - WKU
Hengky Koestanto - - - - - - - - K
Haryadi - - - - - - - - KI
Bondan Haryo Winarno - - - - - - - - KI
Yulianni Liyuwardi - D - - - - - - -
Casey Tan Khai - D - - - - - - -
Sjambiri Lioe - K - - - - - - -
Michael David Goettl - K - - - - - - -
Idris Adlin D - - - - - - - -
Kanya Lakshmi Sidarta DI - - - - - - - -
Koh Bing Hock KU - - - - - - - -
Gillbanks Anthony Michael KI - - - - - - - -
Jaka Prasetya K - - - - - - - -
Keterangan:
KU : Komisaris Utama
WKU : Wakil Komisaris Utama
KI : Komisaris Independen
K : Komisaris
DU : Direktur Utama
D : Direktur
DI : Direktur Independen
99,9% 0,01%
Perseroan
64,95%
PT. Bumiraya
Investindo ("BRI")
PT. Mitra Jaya Agro PT. Airlangga Sawit PT. Charindo Palma PT. Tugu Palma PT. Muarabungo
Palm Jaya Oetama Sumatera Plantation
("MJAP") ("ASJ") ("CPO") ("TPSum") ("MBP")
0,01% 99,99%
96
12. Aset Tetap
Perseroan melalui Entitas Anak memiliki atau menguasai beberapa aset tetap dan bergerak sampai
dengan tanggal 30 Juni 2014, dengan ringkasan sebagai berikut:
Nilai Aset
No. Jenis Aset Status Jangka Waktu Penguasaan Lokasi
(Rp)
Sampai dengan umur
Kalimantan Selatan, Kalimantan
ekonomis/masa manfaat
1. Tanah* 120.642.910.977 Milik Sendiri Barat, Kalimantan Tengah, Riau,
aset tersebut habis, kecuali
Jambi dan Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Kalimantan Selatan, Kalimantan
ekonomis/masa manfaat
2. Bangunan 38.014.234.844 Milik Sendiri Barat, Kalimantan Tengah, dan
aset tersebut habis, kecuali
Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Prasarana ekonomis/masa manfaat
3. 10.153.448.614 Milik Sendiri Barat, Kalimantan Tengah, dan
Umum aset tersebut habis, kecuali
Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Mesin dan Alat ekonomis/masa manfaat
4. 9.757.986.462 Milik Sendiri Barat, Kalimantan Tengah, dan
Berat aset tersebut habis, kecuali
Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
ekonomis/masa manfaat
5. Pabrik 92.241.757.145 Milik Sendiri Kalimantan Selatan
aset tersebut habis, kecuali
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Kalimantan Selatan, Kalimantan
ekonomis/masa manfaat
6. Kendaraan 2.623.698.420 Milik Sendiri Barat, Kalimantan Tengah, dan
aset tersebut habis, kecuali
Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Peralatan dan ekonomis/masa manfaat
7. 5.570.808.666 Milik Sendiri Barat, Kalimantan Tengah, dan
Perabot Kantor aset tersebut habis, kecuali
Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Mesin dan Alat Kalimantan Selatan, Kalimantan
Sewa ekonomis/masa manfaat
8. Berat – sewa 32.020.996.010 Barat, Kalimantan Tengah, dan
Pembiayaan aset tersebut habis, kecuali
pembiayaan Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Kendaraan Kalimantan Selatan, Kalimantan
Sewa ekonomis/masa manfaat
9. – sewa 8.462.101.340 Barat, Kalimantan Tengah, dan
Pembiayaan aset tersebut habis, kecuali
pembiayaan Sumatera Selatan
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Bangunan yang
ekonomis/masa manfaat
10. masih dalam 6.747.674.592 Milik Sendiri Kalimantan Selatan
aset tersebut habis, kecuali
penyelesaian
ditentukan lain
Sampai dengan umur
Proyek dalam Dalam ekonomis/masa manfaat
11. 518.875.941 Kalimantan Selatan
pengembangan Proses aset tersebut habis, kecuali
ditentukan lain
*) Detail mengenai Aset Tanah terdapat dalam sub-bab Keterangan Tentang Hak Atas Tanah
97
14. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Tabel berikut menunjukkan sifat transaksi dan hubungan dengan pihak berelasi:
Nama, Tanggal
Periode
No. dan Pihak Nilai Kontrak Deskripsi Ringkas Penggunaan Dana
Berlaku
Perjanjian
1. Perjanjian MJAP, ASJ, CPO, - Para pihak berkerja sama Untuk membayar beban
Kerjasama MBP, TPSum akan untuk memakai tenaga gaji tenaga kerja/atau
Ketenagakerjaan membayar beban kerja BRI bersama dalam karyawan BRI yang jasanya
tanggal 30 Juni gaji tenaga kerja/ kegiatan operasional digunakannya
2012 antara atau karyawan MJAP, ASJ, CPO, MBP,
BRI dan MJAP, BRI yang jasanya TPSum. Jumlah yang
ASJ, CPO, MBP, digunakannya digunakan oleh MJAP,
TPSum ASJ, CPO, MBP, TPSum
adalah sesuai dengan
kebutuhan operasional
MJAP, ASJ, CPO, MBP,
TPSum yang akan
disepakati dari waktu ke
waktu.
2. Perjanjian TAM akan - BRI dan TAM berkerja Untuk membayar beban gaji
Kerjasama membayar beban sama untuk memakai tenaga kerja/atau karyawan
Kemitraan gaji tenaga kerja/ tenaga kerja BRI dalam BRI yang jasanya digunakan
tanggal 5 atau karyawan kegiatan operasional TAM. oleh TAM
Oktober 2012 BRI yang jasanya Jumlah yang digunakan
antara TAM dan digunakan oleh oleh TAM adalah sesuai
BRI TAM dengan kebutuhan
operasional TAM yang
akan disepakati dari waktu
ke waktu.
3 Piutang Pihak Rp107.065.281 - Beban antar Perusahaan Digunakan untuk kegiatan
Berelasi Non- yang tidak dikenakan operasional Entitas Anak
Usaha dengan bunga yaitu TPSum
TPSum
4. Utang Pihak Rp35.092.801.237 - Pinjaman dengan bunga Digunakan untuk membiayai
Berelasi Non dengan jatuh tempo, kegiatan operasional kebun
usaha PT Tiga Obligasi Wajib Konversi
Pilar Sejahtera
Food Tbk
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
1. PT Permata Birama Sakti Plaza Biaya sewa : 20 Juni 2012 PT Permata Birama Sakti
Mutiara Lease Agreement No.PLZ. Rp92.500/m2/bulan sampai dengan sepakat untuk menyewakan
MUT/MGT/AGR/156/1701, tanggal Biaya Servis Charge: 19 Juni 2015 ruang kantor seluas 570m2
15 Mei 2012 yang terakhir kali diubah Rp90.000/m2/bulan kepada BRI untuk digunakan
dengan Addendum No. PLZ.MUT/MGT/ sebagai kantor BRI.
ADD/1701/001, tanggal 23 Mei 2012
antara PT Permata Birama Sakti dan BRI
2. Perjanjian Lease Rp915.000.000 25 Juni 2012 - PT Dipo Star Finance dan
No.0004572/1/10/04/2012, tanggal 13 25 April 2016 BRI sepakat untuk melakukan
April 2012 antara BRI dan PT Dipo Star sewa guna usaha atas 3 unit
Finance kendaraan BRI
3. Perjanjian Lease Rp1.535.000.000 3 Oktober 2012 - PT Dipo Star Finance dan
No.0004787/1/10/07/2012, tanggal 6 3 Agustus 2015 BRI sepakat untuk melakukan
Juli 2012 antara BRI dan PT Dipo Star sewa guna usaha atas 3 unit
Finance kendaraan BRI
98
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
4. Perjanjian Kerjasamana Koperasi Tidak diatur Sampai dengan • Pembangunan perkebunan
Perkebunan No.001/SPK-KOPBUN/SS/ Koperasi dan/ inti dan pabrik pengolahan
PT-BRI/I/2010 tentang Pembangunan atau para tandan buah buah segar,
Pengelolaan Budidaya Tanaman Kelapa anggotanya perusahaan inti akan
Sawit Melalui Kemitraan Di Wilayah melunasi mengunakan dana yang
Kecamatan Pulau Laut Selatan, Pulau kredit berikut akan disediakan atau
Laut Kepulauan Dan Pulau Laut Barat bunganya dan/ diusahakannya sendiri;
Kabupaten Kotabaru Propinsi Kalimantan atau kurang • Untuk pembangunan
Selatan, antara Koperasi Perkebunan lebih selama perkebunan plasma dan
Sipatuo Sejahtera dan BRI 12 tahun dan prasarana perkebunan
selanjutnya plasma seluruhnya akan
sampai dengan dibiayai dengan pinjaman
perkebunan yang akan diberikan dan/
tidak atau disalurkan oleh Bank.
menghasilkan
Tandan Buah
Segar lagi dan/
atau kurang
lebih selama 25
tahun, dimana
kerjasama
tersebut bersifat
kemitraan
5. Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 25, Fasilitas Kredit: 8 tahun sejak Penggantian biaya
tanggal 16 April 2010, No.RCO.BJM/096/ Rp105.016.607.000 pencarian pembangunan dan
PK-KI/2010 antara Koperasi Sipatuo kredit pertama, pemeliharaan lanjutan kebun
selaku (Debitur) dan PT Bank Mandiri Bunga : 14,5% temasuk grace kelapa sawit kemitraan seluas
Tbk selaku (Kreditur) dan BRI selaku periode 2 tahun ±2.750Ha untuk anggota
(Penjamin) dibuat di hadapan B.R.A.Y. Debitur di Kabupaten Pulau
Mahyastoeti Notonagoro SH (Perjanjian Laut, Provinsi Kalimantan
KI Mandiri I) Selatan dengan luasan
minimal 2 Ha dan maksimal
4 Ha per tani peserta.
Agunan:
a. Tanah dan kebun kelapa
sawit yang dibiayai
seluas ±2.750Ha yang
akan disertifikasi menjadi
Sertifikat Hak Milik atas
nama Petani perserta
anggota Debitur, setelah
Sertifikat Hak Milik terbit
harus diserahkan ke Bank
untuk kemudian dilakukan
pengikatan secara hak
tanggungan
b. Corporate Guarantee BRI
99
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
6. Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 26, Fasilitas Kredit: 12 tahun sejak Penggantian biaya
tanggal 16 April 2010, No.RCO.BJM/097/ Rp10.880.825.000 pencarian pembangunan dan
PK-KI/2010 antara Koperasi Sipatuo kredit pertama, pemeliharaan lanjutan kebun
selaku (Debitur) dan PT Bank Mandiri Bunga : 14,5% temasuk grace kelapa sawit kemitraan seluas
Tbk selaku(Kreditur) dan BRI selaku periode 4 tahun ±250Ha untuk anggota Debitur
(Penjamin) dibuat di hadapan B.R.A.Y. di Kabupaten Pulau Laut,
Mahyastoeti Notonagoro SH (Perjanjian Provinsi Kalimantan Selatan
KI Mandiri II) dengan luasan minimal 2 Ha
dan maksimal 4 Ha per tani
peserta.
Agunan:
a. Tanah dan kebun kelapa
sawit yang dibiayai seluas
±2.750Ha yang akan
disertififkasi menjadi
Sertifikat Hak Milik atas
nama Petani perserta
anggota Debitur, setelah
Sertifikat Hak Milik terbit
harus diserahkan ke Bank
untuk kemudian dilakukan
pengikatan secara hak
tanggungan
100
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
9. Perjanjian Lease No. - - • PT Dipo Star Finance
0003743/1/10/04/2011 tanggal 1 April dan MJAP sepakat untuk
2011 antara PT Dipo Star Finance dan melakukan sewa guna
MJAP usaha atas barang;
• MJAP akan membayar
kepada PT Dipo Star
Finance, sejumlah
uang sebagai deposito
jaminan pada waktu
penandatanganan
perjanjian ini atau dibayar
secara mengangsur
bersama dengan
pembayaran angsuran
uang sewa;
• PT Dipo Star Finance
bertanggung jawab
dan tidak memikul
resiko atas cacat yang
terlihat maupun yang
tersembunyi, kerusakan,
ketidaklengkapan,
perbedaan spesifikasi
maupun keterlambatan
dalam penyerahan barang
oleh pemasok kepada
MJAP.
10. Perjanjian Lease No. Biaya sewa 36 bulan dari • PT Dipo Star Finance
0005019/1/10/10/2012 tanggal Lease secara 19 Oktober 2012 dan MJAP sepakat untuk
19 Oktober 2012 antara PT Dipo Star keseluruhan sebesar melakukan sewa guna
Finance dan MJAP Rp614.000.000 usaha atas barang;
• MJAP akan membayar
kepada PT Dipo Star
Finance, sejumlah
uang sebagai deposito
jaminan pada waktu
penandatanganan
perjanjian ini atau dibayar
secara mengangsur
bersama dengan
pembayaran angsuran
uang sewa atau deposito
jaminan itu akan
dibayarkan sebagian pada
waktu penandatanganan
perjanjian ini;
• PT Dipo Star Finance
bertanggung jawab
dan tidak memikul
resiko atas cacat yang
terlihat maupun yang
tersembunyi, kerusakan,
ketidaklengkapan,
perbedaan spesifikasi
maupun keterlambatan
dalam penyerahan barang
oleh pemasok kepada
MJAP.
101
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
11. Perjanjian Lease No. L12J-02894E - - • PT ORIX Indonesia
tanggal 20 Februari 2013 antara PT Finance dan MJAP
ORIX Indonesia Finance dan MJAP sepakat untuk melakukan
sewa guna usaha atas
Barang;
• MJAP menegaskan bahwa
MJAP memilih sendiri
pemasok dan peralatan
serta mengurus sendiri
penyerahan peralatan
tanpa campur tangan PT
ORIX Indonesia;
• MJAP bertanggung jawab
sepenuhnya dan akan
membebaskan PT ORIX
Indonesia sepenuhnya
dari setiap dan semua
kewajiban dan tanggung
jawab, termasuk tetapi
tidak terbatas atas
kerugian, pengaduan,
tuntutan pihak ketiga atau
keputusan pengadilan dari
perjanjian, sehubungan
dengan penggunaan,
pengoperasian atau
pengembalian peralatan
kepada pemasok.
12. Perjanjian Lease No. L13J03545A - • PT ORIX Indonesia
tanggal 17 Februari 2014 antara PT Finance dan MJAP
ORIX Indonesia Finance dan MJAP sepakat untuk melakukan
sewa guna usaha atas
kendaraan;
• MJAP menerima dan
menanggung segala
resiko kehilangan dan/atau
kerusakan kendaraan atau
suatu bagian daripadanya,
yang timbul karena
apapun, sejak permulaan
masa sewa guna usaha;
• MJAP tidak diperkenankan
memindahkan hak dan
kewajibannya berdasarkan
perjanjian ini kepada
pihak lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari
PT ORIX Indonesia
Finance terlebih dahulu.
13. Perjanjian Lease No. L13J00366E Rp 112.142.250 - • Pembiayaan sewa guna
tanggal 28 Juli 2013 antara PT ORIX usaha dengan hak opsi
Indonesia Finance dan MJAP atas peralatan antara
PT ORIX Indonesia
Finance dan MJAP;
• MJAP wajib membayar
angsuran sewa guna
usaha tanpa diharuskan
adanya pemberitahuan
atau penagihan terlebih
dahulu dengan cara
apapun dari PT ORIX
Indonesia Finance kepada
MJAP sesuai dengan
jadwal pembayaran.
102
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
14. Berita Acara terkait MOU komposisi pola Komposisi pola mitra 60%
mitra 60% - 40% tanggal 31 Oktober masuk kebun inti dan 40%
2011 antara TPSum dan Masyarakat masuk kebun plasma.
(Koperasi Unit Desa) Kabupaten Indragiri
Hulu Berita Acara ini ditandatangani
oleh Camat Seberida,
perwakilan TPSum dan Kepala
Desa Paya Rumbai.
15. Berita Acara Rapat Sosialiasi Berita acara terhadap tanah
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit yang menjadi kebun inti
dengan pola bagi hasil 60% untuk inti sebanyak 60% (dalam bentuk
dan 40% untuk pemilik lahan antara TAM hak guna usaha) dan 40%
dan Masyarakat (Koperasi Unit Desa) untuk kebun masyarakat (akan
Kabupaten Sarolangun tertanggal 5 April dibuatkan sertifikat hak milik).
2013
16. Surat Pernyataan Direksi MJAP Pernyataan kesanggupan
No. 13 tertanggal 12 Juli 2012 terkait MJAP untuk melaksanakan
pernyataan kesanggupan MJAP dalam usaha budidaya
usaha budidaya perkebunan kelapa sawit perkebunan kelapa sawit,
tidak mengalihkan areal
yang dimohon pelepasan
kawasan hutan untuk usaha
budidaya perkebunan
kelapa sawit kepada pihak
lain dalam bentuk apapun
tanpa persetujuan Menteri
Kehutanan, membangun
kebun untuk masyarakat di
sekitar lokasi dengan luas
paling sedikit 20% dari total
luas kawasan hutan yang
dilepas atau sebagaimana
yang disyaratkan oleh
ketentuan dan peraturan
17. Perjanjian Kerjasama Pola Kemitraan Inti Tidak ditentukan 65 tahun Perjanjian kerjasama
Plasma tanggal 10 Juli 2008 antara MBP pembangunan dan pengelolaan
dan koperasi desa Lumpatan, kelurahan area kebun plasma dengan
Kayuara, Searsan Jaya, Soak Baru, pola kemitraan 60 : 40 untuk
Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi MBP : Koperasi.
Banyuasin.
18. Perjanjian Kerjasama Pola Kemitraan Tidak ditentukan 65 tahun Perjanjian kerjasama
Inti Plasma tanggal 10 Juli 2008 antara pembangunan dan pengelolaan
MBP dan Koperasi Desa Sindang Marga, area kebun plasma dengan
Tebing Bulang, Gajah Mati, Kecamatan pola kemitraan 60 : 40 untuk
Sungai Keruh, Kabupaten Musi MBP : Koperasi.
Banyuasin.
19. Perjanjian Kerjasama antara Koperasi Sebagai kompensasi 60 tahun ASJ bermaksud untuk
Serba Usaha "Pade Jaya" ("Koperasi") atas penyerahan lahan, melaksanakan usaha
dan ASJ pada tanggal 4 Januari 2008 maka anggota Koperasi perkebunan kelapa sawit
("Perjanjian Plasma ASJ") berhak atas bagian melalui kerjasama dengan
dari penghasilan yang Koperasi yang menaungi
diperoleh dari hasil masyarakat setempat sebagai
usaha perkebunan yang anggotanya yang secara
diperoleh oleh ASJ yakni bersama-sama menyerahkan
sebesar 20% dari hasil lahannya kepada ASJ.
panen kelapa sawit.
ASJ sepakat untuk menunjuk
Koperasi sebagai mitra
dalam melaksanakan usaha
perkebunan dengan bentuk
kerjasama yang saling
menguntungkan;
103
No. Nama, Tanggal dan Pihak Perjanjian Nilai Kontrak Periode Berlaku Deskripsi Ringkas
20. Perjanjian Land Clearing Lahan Seluas Rp23.889.800.000 Jangka waktu ASJ akan membuka lahan di
1000 Hektar antara ASJ dengan PT pelaksanaan areal perkebunannya untuk
Kharisma Dewa Agung No. 013-AGRO/ pekerjaan dimulai lahan seluas 1000 hektar (+/-)
DIR/ASJ/IX/2014-LC tanggal 3 September dari tanggal 3 ("Pekerjaan").
2014 ("Perjanjian Land Clearing") September 2014
sampai dengan PT Kharisma Dewa Agung
25 Desember merupakan pihak yang akan
2014 melakukan Pekerjaan untuk
ASJ
21. Perjanjian Kerjasama antara Koperasi Dait Sebagai kompensasi 60 tahun CPO menunjuk Koperasi Dait
Jaya dan CPO tanggal 4 Januari 2008 atas penyerahan lahan, Jaya untuk melaksanakan
("Perjanjian Kerjasama") Koperasi Dait Jaya usaha perkebunan dengan
berhak atas bagian bentuk kerjasama yang saling
hasil koperasi yang menguntungkan dan Koperasi
akan diberikan oleh Dait Jaya menerima penunjukan
CPO dengan ketentuan tersebut dan bersedia menjadi
kegiatan perkebunan mitra CPO
telah memasuki tahun
ke-5 dengan kebun
telah menghasilkan
berat rata-rata 5kg per
tandan.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan melalui Entitas Anak telah melakukan sejumlah
transaksi dengan Entitas Anak dan pihak ketiga sebagaimana dirinci dibawah ini, dan diperkirakan
Perseroan akan melakukan transaksi-transaksi serupa di masa yang akan datang.
1. Perjanjian Kredit tanggal 26 Juni 2014 antara BRI, ASJ, CPO, MJAP, MBP dan TAM (“Debitur”),
Cooperatieve Centrale Raiffeisen-Boerenleenbank B.A (Robobank International), cabang Hong
Kong, PT Bank Permata Tbk, Indonesia Eximbank, RHB Bank Berhad, Cabang Singapura
(“Pengatur Utama”), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( Indonesia Eximbank) (“Murabaha
Bank”), PT Bank Permata Tbk (“Agen dan Agen Jaminan”) dan PT Bank Permata Tbk, Rabobank
International, cabang Hong Kong, dan RHB Bank Berhad, cabang Singapura (“Kreditur”)
Bunga : suku bunga yang dipergunakan untuk tiap fasilitas adalah persentase per
tahun dari nilai rata-rata margin dan LIBOR.
Jatuh Tempo : Jatuh tempo Fasilitas A adalah 30 Juni 2019 yang dapat diperpanjang
sesuai tanggal yang disepakati dalam perjanjian dan jatuh tempo Fasilitas
B adalah hari terakhir dari periode bunga (sebagaimana diatur dalam
perjanjian).
104
Agunan : a) Jaminan fidusia atas asuransi yang diberikan oleh BRI, ASJ, CPO,
MBP, MJAP dan TAM kepada Agen Jaminan;
b) Jaminan fidusia atas piutang yang diberikan oleh BRI, ASJ, CPO,
MBP, MJAP, TAM.
c) Jaminan fidusia atas aset berwujud milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP,
dan TAM.
d) Akta pemberian hak tanggungan yang diberikan oleh BRI kepada Agen
Jaminan dengan peringkat kedua untuk tanah di Pulau Laut Barat dan
Pulau Laut Selatan.
e) Akta pemberian hak tanggungan yang diberikan oleh ASJ kepada
Agen Jaminan dengan peringkat kedua untuk tanah di Air Besar.
f) Akta pemberian hak tanggungan yang diberikan oleh CPO kepada
Agen Jaminan untuk tanah di Air Besar dan Kuala Behe.
g) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang diberikan oleh
MBP kepada Agen Jaminan untuk tanah di Serasan Jaya.
h) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang diberikan oleh
MJAP untuk tanah yang berlokasi di Bambulung, Kumpang Besi,
Ketab, Muara Pantau.
i) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang diberikan oleh TAM
untuk tanah yang berlokasi di Penaruh, Pulau Aru, Pelawan, Pulo, dan
Sungai Abang.
j) Gadai atas rekening bank milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP, dan TAM.
k) Surat kuasa untuk pengelolaan rekening yang diberikan oleh BRI,
ASJ, CPO, MBP, MJAP dan TAM.
l) Gadai saham atas saham ASJ, CPO, MBP. MJAP yang dimiliki BRI.
m) Gadai atas saham TAM yang dimiliki oleh MBP.
n) Kuasa untuk memilih (Power of Attorney to Vote) terkait gadai atas
saham.
o) Kuasa untuk menjual terkait gadai atas saham.
105
Pembatasan : • Debitur tidak diperkenankan untuk ikut dalam satu transaksi atau
beberapa transaksi untuk menjual, menyewakan atau menghapus
aset-asetnya.
• Debitur tidak diperkenankan untuk menjadi kreditor selain hutang yang
diizinkan berdasarkan perjanjian;
• Debitur dilarang untuk memberikan jaminan atas kewajiban pihak lain
• Debitur dilarang untuk mendapatkan hutang baru.
• Debitur dilarang untuk menjaminkan asetnya.
• Tidak ada dari BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP dan TAM yang dapat
membayar atau memberikan deviden atau pembayaran lain atau yang
terkait atas sahamnya; atau menurunkan, mengembalikan, memberi,
membayar kembali membatalkan atau mengembalikan sahamnya;
• Ketentuan diatas tidak berlaku untuk pembayaran deviden atas BRI,
ASJ, CPO, MBP, MJAP dan TAM:
a. jika, pada tanggal pembayaran yang ditentukan, rasio dari Total
Net Debt pada tanggal yang sesuai terhadap EBITDA untuk periode
yang sesuai, berahir pada tanggal yang sesuai adalah lebih kecil
dari 2,5:1;
b. sejauh yang dimungkinkan untuk keperluan kepatuhan atas hukum
yang berlaku kepada BRI termasuk listing seluruhnya atau sebagian
dari saham BRI untuk diperdagangkan atau setiap perdagangan
atau pengeluaran untuk penawaran umum atau setiap kondisi
sejenis terkait BRI di setiap jurisdiksi yang tidak menyebabkan
perubahan pengendalian, selama (i) tidak ada Cidera Janji yang
terus berlangsung pada waktu itu atau dapat diperkirakan akan
berlangsung sampai saat pembayaran deviden dan (ii) pembayaran
deviden harus melakukan pemberitahuan terlebh dahulu kepada
Kreditur 45 hari sebelum pembayaran dilakukan dan hasil
pembayaran tersebut harus di berikan ke pada Agen 3 hari setelah
pembayaran.
2. Perjanjian Kredit tanggal 26 Juni 2014 antara BRI (“Debitur”), Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (Indonesia Eximbank) (“Murabaha Bank”)
Jatuh Tempo : Jatuh tempo adalah 30 Juni 2020 (atau 30 Juni 2021 jika diperpanjang)
106
Agunan : • Jaminan fidusia atas asuransi yang diberikan oleh BRI, ASJ, CPO,
MBP, MJAP dan TAM kepada Agen Jaminan;
• Jaminan fidusia atas piutang yang diberikan oleh BRI, ASJ, CPO, MBP,
MJAP, TAM.
• Jaminan fidusia atas aset berwujud milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP,
dan TAM.
• Akta pemberian hak tanggungan yang diberikan oleh BRI kepada Agen
Jaminan dengan peringkat kedua untuk tanah di Pulau Laut Barat dan
Pulau Laut Selatan.
• Akta pemberian hak tanggungan yang diberikan oleh ASJ kepada
Agen Jaminan dengan peringkat kedua untuk tanah di Air Besar.
• Akta pemberian hak tanggungan yang diberikan oleh CHO kepada
Agen Jaminan untuk tanah di Air Besar dan Kuala Behe.
• Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang diberikan oleh
MBP kepada Agen Jaminan untuk tanah di Serasan Jaya.
• Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang diberikan oleh
MJAP untuk tanah yang berlokasi di Bambulung, Kumpang Besi,
Ketab, Muara Pantau.
• Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang diberikan oleh TAM
untuk tanah yang berlokasi di Penaruh, Pulau Aru, Pelawan, Pulo, dan
Sungai Abang.
• Gadai atas rekening bank milik BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP, dan TAM.
• Surat kuasa untuk pengelolaan rekening yang diberikan oleh BRI, ASJ,
CPO, MBP, MJAP dan TAM.
• Gadai saham atas saham ASJ, CPO, MBP. MJAP yang dimiliki BRI.
• Gadai atas saham TAM yang dimiliki oleh MBP.
• Kuasa untuk memilih (Power of Attorney to Vote) terkait gadai atas
saham.
• Kuasa untuk menjual terkait gadai atas saham.
Pembatasan : • Debitur tidak diperkenankan untuk ikut dalam satu transaksi atau
beberapa transaksi untuk menjual, menyewakan atau menghapus
aset-asetnya.
• Debitur tidak diperkenankan untuk menjadi kreditor selain hutang yang
diizinkan berdasarkan perjanjian;
• Debitur dilarang untuk memberikan jaminan atas kewajiban pihak lain
• Debitur dilarang untuk mendapatkan hutang baru.
• Debitur dilarang untuk menjaminkan asetnya.
107
Kejadian : • Kelalaian dalam pelunasan;
Kelalaian • Pembatasan keuangan sebagaimana disyaratkan;
• Cross default
• Kepailitan
• Penghentian kegiatan usaha BRI.
Ketentuan : Debitur diharuskan untuk menaati seluruh ketentuan hukum yang berlaku
Penting dan memastikan akan mengembangkan perkebunan miliknya.
Lainnya
Pengakhiran : Apabila salah satu dari beberapa kejadian kelalaian terjadi atau apabila
hutang telah dibayar lunas.
3. Perjanjian Kerja No. 002/TAM-JKT/X/2013-LC tanggal 23 Oktober 2013 antara TAM (“Pihak
Pertama”) dan PT Berkat Exsa Sentosa Tama (“Pihak Kedua”) (“Perjanjian Kerja No. 02”)
Latar Belakang : Penunjukan Pihak Kedua oleh Pihak Pertama untuk melakukan pekerjaan
Perjanjian Land Clearing di areal perkebunan Pihak Pertama seluas + 1.000 Ha.
Ruang Lingkup : Ruang lingkup pekerjaan meliputi kegiatan imas tumbang, pembersihan
Perjanjian lahan/ imas tumbang dengan mekanis, kegiatan perun (stacking),
kegiatan pembuatan jalan dan parit, pembuatan jalan timbun dan kegiatan
pembuatan jembatan
Harga : Rp 8.581.980.000
Pekerjaan
Pembayaran : Pembayaran harga total borongan dilakukan 1 bulan sekali sebesar 95%
dari jumlah ilia pekerjaan yang telah dikerjakan dan harga yang dibayarkan
adalah sesuai dengan berita acara pemeriksaan dan spesifikasi teknis.
Retensi sebesar 5% akan dibayarkan pada bukan berikutnya setelah
pemeriksaan ulang di lapangan.
Pembayaran dilakukan setelah pelaksanaan berita acara pemeriksaan
pekerjaan (BAPP) disetujui bersama Pihak Pertama dan Pihak Kedua
dan pelaksanaan pembayaran kepada Pihak kedua dilakukan 30 hari
setelah tagihan lengkap diterima, dengan melampirkan BPAPP yang telah
disetujui,kwitansi bermaterai cukup dan faktur pajak standar.
Pembatasan : Pihak Kedua tetap berkewajiban dan bertanggung jawab dengan beban
biayanya sendiri untuk memperbaiki dan mengerjakan sebagian dan/atau
seluruh pekerjaan yang ditolak oleh Pihak Pertama karena tidak memenuhi
ketentuan yang terdapat dalam rencana kerja dan persyaratan teknis.
108
Kejadian : Dalam hal keterlambatan disebabkan oleh kurangnya kegiatan di lapangan
Kelalaian oleh Pihak Kedua untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini maka Pihak
Pertama akan memberikan surat peringatan pertama setelah 2 minggu
keterlambatan dan bilamana dalam waktu 1 minggu tidak ada tanggapan
dari Pihak Kedua maka akan dikeluarkan surat peringatan kedua yang
jika dalam 1 minggu tidak ada tanggapan baik dari Pihak Kedua, maka
Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian dan menghentikan seluruh
pekerjaan yang dilaksanakan Pihak Kedua tanpa memberi ganti rugi
apapun
Manfaat dan dampak bagi Perseroan dan/atau Entitas Anak dari perjanjian-perjanjian di atas antara lain
utuk menunjang kegiatan operasional dan meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan
dan/atau Entitas Anak.
16. Perkara yang Dihadapi Oleh Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan Direksi
Pada saat ini baik Perseroan maupun masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
tidak terdapat atau terlibat dimuka pengadilan negeri, pengadilan niaga, pengadilan pajak, pengadilan
hubungan industrial maupun BadanArbitrase Nasional atau sengketa lainnya, atau klaim yang mungkin
timbul, yang secara material dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan.
Terdapat perkara yang berkaitan dengan salah satu Entitas Anak yaitu adanya keberatan dari MBP
terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (“KPPU”) Perkara
No. 01/KPPU-M/ 2014 tanggal 2 April 2014 yang menyatakan bahwa MBP dikenakan denda sebesar
Rp1.249.000.000 karena melanggar Pasal 29 dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun
2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan
yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Pratik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku tersebut diatas, KPPU berpandangan pengambilalihan saham
perusahaan lain yang berakibat nilai asset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib
diberitahukan secara tertulis kepada KPPU paling lama 30 hari kerja sejak tanggal berlaku efektif secara
yuridis pengambilalihan saham perusahaan dimaksud. Pada kasus ini, MBP berkewajiban melakukan
pelaporan selambat-lambatnya tanggal 28 November 2012 setelah pengambilalihan TAM. Akan tetapi,
pelaporan baru dilakukan oleh MBP pada 22 Maret 2013 kepada KPPU, dimana MBP telah terlambat
selama 76 hari kerja dari batas waktu pelaporan.
KPPU berkesimpulan bahwa MBP telah melakukan pelanggaran terkait dengan keterlambatan
pelaporan tersebut sehingga dikenakan hukuman denda sebesar Rp1.249.000.000. Saat ini, MBP telah
mengajukan memori kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menolak keberatan
dari MBP atas Putusan KPPU tersebut. Berdasarkan Surat Pernyataan MBP, perkara ini tidak akan
mempengaruhi kelangsungan usaha baik terhadap MBP maupun Perseroan.
109
X. Kegiatan dan Prospek Usaha Perseroan dan Entitas Anak
1. Umum
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pembangunan selanjutnya pada investasi di bidang
perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya. Luasnya wilayah Indonesia memungkinkan untuk
perluasan lahan dan pada sisi lain berupa tersedianya pasar ekspor yang luas, terlebih lagi setelah Cina
tergabung dalam WTO yang merupakan alternatif pasar baru, yang dapat menjadi tujuan ekspor selain
pasar yang sudah ada seperti Amerika, Eropa, India, Pakistan dan seterusnya.
Peranan sektor swasta sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi
nasional dengan berlandaskan pada ekonomi kerakyatan sebagai upaya pemerataan pembangunan
khususnya meningkatan kesejahteraan rakyat dalam rangka pengentasan garis kemiskinan terutama
bagi masyarakat pedesaan yang bergerak dalam bidang perkebunan, khusus petani, yang terkelompok
dalam unit-unit koperasi pedesaan.
PT Golden Plantation Tbk melalui entitas anak-nya, yaitu PT Bumiraya Investindo adalah perusahaan
yang bergerak di Perkebunan Kelapa Sawit. Adapun entitas anak yang melakukan pengembangan
kebun kelapa sawit terdiri dari PT Charindo Palma Oetama yang berlokasi di Wilayah Kecamatan
Air Besar dan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat, PT Airlangga Sawit Jaya
yang berlokasi di Wilayah Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat,
PT Muarabungo Plantation yang berlokasi di Wilayah Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin,
Propinsi Sumatera Selatan, PT Tandan Abadi Mandiri yang berlokasi di Wilayah Kecamatan Bathin VIII,
Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi, PT Bumiraya Investindo yang berlokasi Wilayah Kecamatan
Pulau Laut Barat, Pulau Laut Kepulauan dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kotabaru, Propinsi
Kalimantan Selatan PT Mitra Jaya Agro Palm yang berlokasi di Wilayah Kecamatan Pematang Karau,
Kabupaten Barito Timur, Propinsi Kalimantan Tengah.
2. Keunggulan Bersaing
Perseroan memiliki beberapa keunggulan kompetitif di sektor kegiatan agribisnis, selain keunggulan
manajemen dan tim Perseroan di setiap sektor dengan dukungan TPS Academy yaitu departemen
khusus dalam penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia. TPS Academy yang didirikan
Perseroan mampu menyediakan program pengembangan dan pelatihan yang mendorong karyawan
Perseroan untuk tumbuh secara pribadi dan profesional. Program-program itu berfokus pada mencari
SDM yang baik, mengembangkan pengetahuan, dan membangun kultur disiplin: manusia yang disiplin,
pemikiran yang disiplin dan tindakan yang disiplin.
Perseroan memiliki Sistem Manajemen Informasi (SIM) untuk mendukung kegiatan operasional
perkebunan kelapa sawit yang dirintis sejak tahun 2010. Sistem ini telah beroperasi penuh sejak
tahun 2012 dengan target akan meningkatkan kemudahan pengontrolan dan pengawasan terhadap
setiap perkebunan dan pelaporan informasi yang lebih jelas dan mendetail. SIM tersebut terdiri
dari 2 aspek utama: Geographical Information System, yang menyediakan data spasial, koordinat
geografis, peta tematik dan integrasi data dan Operational Software yang menyediakan sistem
manajemen blok, status aktifitas blok, analisa produksi dan bagan-bagan. SIM akan mendukung
setiap aktifitas perkebunan dalam hal pengawasan, pengumpulan data dan pengolahan data yang
terintegrasi dengan sistem pembukuan sehingga akan semakin mempermudah konsolidasi laporan
untuk kepentingan manajemen.
110
b. Perkebunan Kelapa Sawit yang Muda dengan Potensi Tinggi
Perseroan memiliki profil usia perkebunan yang relatif muda dan persediaan lahan dalam jumah
besar untuk mendukung peningkatan produksi yang berkelanjutan. Rata-rata usia pohon kelapa
sawit ditanam yang dimiliki oleh Perseroan masih berusia muda dan berumur 7-8 tahun yang mana
TBS (Tandan Buah Segar) baru secara produktif menghasilkan pada umur 8-15 tahun. Secara
rata-rata yield produktivitas TBS di lahan tertanam menghasilkan (mature planted area) Perseroan
adalah 22 MT/ha pada tahun 2014.
Tabel berikut menyajikan data rinci terkait profil umur dari perkebunan yang dimiliki oleh Entitas
Anak per 30 Juni 2014:
(dalam Ha)
Profil Umur
Nama Perusahaan Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman Menghasilkan
(1-3 Tahun) (> 3 tahun)
1. BRI 2.149,24 5.545,65
2. CPO 1.113,97 931,89
3. ASJ 739,84 309,01
4. MBP 1.216,17 -
5. MJAP 2.342,64 2.213,76
6. TPSum 79,49 -
7. TAM 68,74 613,20
Total 7.710,09 9.613,51
Pembibitan kelapa sawit merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan
penanaman di lapangan. Sedangkan kualitas bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan
tingkat produktivitas dan mutu minyak sawit yang dihasilkan. Oleh karena itu pengadaan benih/
kecambah kelapa sawit yang akan digunakan sebagai bahan pembibitan tanaman kelapa sawit
harus berkualitas tinggi dan memiliki potensi genetik yang tinggi pula..
Untuk memenuhi kebutuhan bibit kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak telah menyiapkan
kebun bibit sendiri, dimana bibit/kecambah berasal dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit)
Medan dan Socfin.
Berikut adalah profil bibit yang digunakan oleh Perseroan Entitas Anak:
Profil Bibit
Nama Bibit Potensi Produksi Potensi Minyak Umur Berbuah
1. DxP Lonsum 32,0 ton/ha/tahun 9,0 ton/ha 12 Bulan
2. DxP Socfin 30,0 ton/ha/tahun 8,5 ton/ha 6-9 Bulan
3. ASD Costa Rica 30,0 ton/ha/tahun 7,5 ton/ha 18 Bulan
Pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan dan Entitas Anak memiliki perkebunan kelapa sawit
dengan total luas lahan sebesar 49.410,92 hektar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas 17.323,60 hektar diantaranya adalah sudah
tertanam. Sisanya, yaitu 32.087,32 hektar merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek
untuk dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak. Penetrasi akan terus dilakukan dengan
mengakuisisi lahan baru dan penanaman.
111
Tabel berikut menyajikan data rinci terkait profil area perkebunan berdasarkan area tertanam yang
dimiliki oleh Entitas Anak per 30 Juni 2014 :
(dalam Ha)
Nama Perusahaan Area Tertanam Area Belum Tertanam
1. BRI 7.694,89 9.266,63
2. CPO 2.045,86 1.575,23
3. ASJ 1.048,85 2.988,46
4. MBP 1.216,17 2.966,83
5. MJAP 4.556,40 265,60
6. TPSum 79,49 2.006,51
7. TAM 681,94 13.018,06
Total 17.323,60 32.087,32
3. Strategi Usaha
Kompetisi usaha yang semakin ketat menuntut Perseroan untuk selalu sigap dalam menjawab tantangan
dan memenangkan kompetisi pasar, oleh sebab itu perseroan berupaya menciptakan produk yang
berkualitas dan bersaing di pasar melalui kreativitas dan inovasi secara berkesinambungan.
Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki,
dengan strategi utama sebagai berikut:
Perseroan akan terus mengembangkan lahan perkebunan kelapa sawit yang dimilikinya dengan
memanfaatkan lahan cadangan yang dimilikinya saat ini, yang pada tanggal 30 Juni 2014 adalah
seluas 32.087,32 hektar atau sebesar 65% dari total lahan konsesi Perseroan dan Entitas Anak.
Perseroan merencanakan untuk meningkatkan lahan tertanamnya dengan penambahan seluas
5.000-8.000 hektar lahan tertanam setiap tahunnya.
Perseroan berencana untuk meningkatkan kapabilitas pabril pengolahan minyak kelapa sawit
dengan menyelesaikan kegiatan peningkatan kapasitas pabrik pengolahannya yang ada saat ini
yang berlokasi di BRI. Peningkatan ini direncanakan dari 30 ton TBS per jam menjadi 45 ton TBS
per jam. Dalam jangka panjang, Perseroan akan menambah jumlah pabrik pengolahan minyak
kelapa sawit.
Perseroan terbuka dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan kelapa sawit lainnya. Salah satu
kerjasama strategis dengan mitra bisnis Perseroan adalah dengan Bunge Agribusiness Singapore
Pte. Ltd. melalui penyertaan kepemilikan saham di BRI. Bunge Agribusiness Singapore Pte. Ltd.
melakukan fungsinya sebagai pihak komersial yang membantu Perseroan memastikan produk-
produk Perseroan diserap penuh oleh pasar dan juga Bunge melakukan penjualan secara ekspor
atau global pada saat volume telah besar, dimana fungsi tersebut memang merupakan kekuatan
Bunge yang telah teruji.
Secara rutin, Perseroan akan menguji peluang akuisisi untuk memperoleh cadangan lahan baru
dan mengembangkan operasi perkebunan di area yang memiliki karakteristik tanah yang sesuai
untuk penanaman, terutama perkebunan yang berlokasi dekat dengan perkebunan Perseroan dan
Entitas Anak untuk menjamin terintegrasinya operasi perkebunan secara keseluruhan. Di masa
yang akan datang, Perseroan akan terus berupaya untuk memperluas lahan yang dimilikinya guna
mencapai skala ekonomis yang lebih baik.
112
e. CSR untuk mengembangkan standar kesejahteraan masyarakat sekitar
Perseroan mulai memasuki bisnis minyak sawit melalui akuisisi PT Bumiraya Investindo (“BRI”) yang
berlokasi di Kalimantan Selatan. Perseroan berupaya mengeksplorasi kesempatan bisnis untuk
meningkatkan kinerja dan marjin usaha, termasuk diantaranya terjun ke agribisnis dan perkebunan
kelapa sawit.
Untuk pengembangan organik, Perseroan mengoptimalisasi secara internal dalam proses pembibitan,
penanaman, perawatan, panen dan penanganan pasca-panen untuk mendapatkan panen yang lebih
baik dengan lebih efisien. Sedangkan untuk pengembangan anorganik, BRI telah melakukan akuisisi
internal enam perusahaan perkebunan sawit, yaitu PT Mitra Jaya Agro Palm, PT Airlangga Sawit Jaya,
PT Charindo Palma Oetama, PT Muarabungo Plantation, PT Tugu Palma Sumatera dan PT Tandan
Abadi Mandiri.
Pada tahun 2013, BRI telah menyelesaikan pembangunan sebuah pabrik pengolahan minyak sawit
mentah (crude palm oil/ CPO) berkapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS) per jam yang sudah
mulai beroperasi sejak akhir bulan April 2013. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan tanggal 30 Juni
2014, kapasitas terpakai pabrik pengolahan tersebut adalah 30 ton TBS per jam. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi, Perseroan berencana untuk menambah kapasitas pabrik pengolahan CPO tersebut
menjadi 45 ton TBS per jam pada tahun 2017.
Di tahun 2013, Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 49.410,92 hektar di Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas 17.323,60 hektar
diantaranya adalah sudah tertanam. Penetrasi akan terus dilakukan dengan mengakuisisi lahan baru
dan penanaman.
Sepanjang tahun 2013, BRI mencatat Penjualan Minyak Sawit Mentah yang semula belum ada pada
tahun 2012, sebesar Rp54.148 juta. Demikian juga dengan Penjualan Inti Sawit dan Turunannya,
yang semula belum ada pada tahun 2012, pada tahun 2013 adalah sebesar Rp3.099 juta. Sedangkan
Penjualan Tandan Buah Segar mengalami penurunan sebesar Rp35.845 juta atau sebesar 61,39%,
dari Rp58.393 juta pada tahun 2012 menjadi Rp22.548 juta pada tahun 2013, dan pada tanggal 30 Juni
2014 menjadi Rp8.501 juta. Hal ini dikarenakan mulai beroperasinya Pabrik Kelapa Sawit BRI yang
pertama di tahun 2013 sehingga sejumlah 75% panen Tandan Buah Segar digunakan kembali untuk
produksi Minyak Sawit Mentah, Inti Sawit dan Turunannya.
113
Berikut keterangan mengenai masing-masing perkebunan yang dimiliki Perseroan :
BRI berlokasi di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada tanggal 30 Juni 2014, BRI memiliki lahan
tertanam seluas 7.694,89 ha dan 5.217,32 Ha merupakan Tanaman Menghasilkan.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit seluas ± 8.613ha milik BRI mempunyai dua izin
lokasi. Izin pertama sesuai dengan Keputusan Bupati Kotabaru, yang dituangkan dalam Surat
Keputusan No.188.45/524/KUM/2012, tanggal 21 Desember 2012 seluas ± 6.822,49 ha. Dan izin
kedua sesuai Keputusan Bupati Kotabaru No. No. 188.45/393/KUM/2014, tanggal 9 Juni 2014,
seluas 1.791 ha.
Jadwal penanaman tanaman kelapa sawit (pengembangan) BRI dilakukan selama 2 tahun seluas
5.000 ha dibangun pada tahun tanam (TT) 2014 seluas 2.000 ha dan tahun tanam (TT) 2015 seluas
3.000 ha.
CPO berlokasi di Wilayah Kecamatan Air Besar dan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Propinsi
Kalimantan Barat dengan lahan konsesi seluas 3.621,09 hektar dimana seluruhnya sudah HGU.
Pada tanggal 30 Juni 2014, CPO memiliki lahan tertanam seluas 2.045,86 hektar dengan tanaman
menghasilkan seluas 931,89 hektar . Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit CPO, sesuai
Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas
nama PT.Charindo Palma Oetama atas tanah di Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat
seluas 3.621,09 hektar.
ASJ berlokasi di Wilayah Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat
dengan lahan konsesi seluas 4.037,31 hektar dimana seluruhnya sudah HGU. Pada tanggal
30 Juni 2014, ASJ memiliki lahan tertanam seluas 1.048,85 hektar degan tanaman menghasilkan
seluas 309,01 hektar. Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit ASJ, sesuai Surat Keputusan
Kepala Badan Pertanamahn Nasional tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama ASJ atas
tanah di Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat seluas 4.037,31 ha.
114
4. PT Muarabungo Plantation (“MBP”)
MBP berlokasi di Wilayah Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera
Selatan. Pada tanggal 30 Juni 2014, MBP sedang dalam pengurusan untuk ijin tanahnya, dimana
MBP memiliki luas Kadastral sebesar 4.183,00 hektar yang terdiri dari 1.216,17 hektar lahan
tertanam.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit MBP, sesuai dengan Revisi Ijin Usaha Perkebunan
PT Muara Bungo Plantation melalui Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor: 547/KPTS/IUP/
DISBUN/2011 tanggal 29 April 2011 tentang Ijin Usaha Perkebunan kelapa sawit menjadi seluas
7.850 ha ( inti 3.925 dan plasma 3.925 ha) yang berlokasi di Desa Kelurahan Balai Agung,
Soak Baru, Sesaran Jaya, Kayuara dan Desa Lumpatan, Lumpatan II, Bailangu, Bailangu Timur
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Saat ini MBP memiliki
lahan tertanam seluas 1.216,00 hektar.
MJAP berlokasi di Wilayah Kecamatan Pematang Karau, Kabupaten Barito Timur, Propinsi
Kalimantan Tengah. MJAP telah memperoleh ijin lokasi seluas 4.822 hektar dengan lahan tertanam
seluas 4.556,40 hektar dan tanaman menghasilkan seluas 1.454,20.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit milik PT Mitra Jaya Agro Palm pada awalnya
mempunyai izin lokasi seluas ± 15.750 ha berdasarkan keputusan Bupati Barito Timur Nomor 334
Tahun 2007 tanggal 8 Desember 2007 tentang perpanjangan Ijin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit
atas nama PT Mitra Jaya Agro Palm. Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Barito Timur No.02
Tahun 2012, tanggal 2 Januari 2012 tentang perpanjangan ijin Lokasi untuk Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit PT Mitra Jaya Agro Palm yang terletak di Kec. Pematang Karau Kab Barito Timur
Kalimantan Tengah menjadi seluas ±4.822 ha.
TPSum berlokasi di Indragiri Hulu, Riau dan telah memperoleh ijin lokasi di lahan seluas 2.086
hektar, dimana pada tanggal 30 Juni 2014, seluas 79,49 hektar merupakan lahan tertanam dan
2.006,51 hektar merupakan lahan belum tertanam.
TAM berlokasi di Wilayah Kecamatan Pelawan dan Kecamatan Bathin VIII, Propinsi Jambi dan
telah memperoleh ijin lokasi di lahan 13.700 hektar dengan lahan tertanam seluas 681,94 hektar.
Areal pencadangan Perkebunan Kelapa Sawit TAM seluas 13.700 ha, sesuai dengan Keputusan
Bupati Sarolangun No.339 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Pembangunan
Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan dengan Masyarakat PT Tandan Abadi Mandiri, tanggal
27 Juni 2014 6.200 ha yang terletak Kecamatan Sarolangun, Pelawan dan Bathin VIII Kabupaten
Sarolangun Provinsi Jambi, dan Keputusan Bupati Sarolangun No. 05/2011 tanggal 5 April 2012
tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit pola kemitraan dengan
masyarakat seluas 7.500 ha yang terletak di Desa Batu Penyambung, Pulau Buayo, Rantau
Gedang, Muara Latih dan Tanjung Gagak Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun Provinsi
Jambi.
115
Tabel berikut menyajikan data rinci terkait luas lahan yang dimiliki oleh Entitas Anak per 30 Juni 2014:
Perseroan telah dan dalam proses memperoleh Hak Guna Usaha untuk seluruh lahan yang dimiliki
Perseroan, dimana sekitar 54% dari total lahan tertanam telah menghasilkan. Adapun saat ini Perseroan
dan Entitas Anak sedang dalam proses pengurusan untuk mendapatkan Hak Guna Usaha seluas
6.639,8 Ha di Kalimantan Selatan dan Musi Banyuasin.
Perseroan dan Entitas Anak senantiasa mentaati seluruh peraturan yang terkait dengan kegiatan usaha
utama Perseroan dan Entitas Anak dan dalam memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dalam rangka
pemberian dan/atau perpanjangan HGU. Meskipun Perseroan tidak melihat adanya kesulitan untuk
memperpanjang kepemilikan lahan, Perseroan tidak dapat mengantisipasi berapa lama waktu yang
diperlukan atau apakah Perseroan akan bisa memperpanjang sertipikat kepemlkan yang habis masa
berlakunya.
Hasil panen kelapa sawit didistribusikan langsung ke pabrik-pabrik pengolahan di sekitar perkebunan
sedangkan minyak kelapa sawit mentah dan biji kelapa sawit akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan
trading dan konsumen industri.
Volume produksi Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(dalam ton)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Minyak Sawit Mentah 6.597 7.748 - - - -
Tandan Buah Segar 39.944 63.808 48.738 60.227 39.408 35.227
Inti Sawit dan Turunannya 1.173 1.213 - - - -
Jumlah 47.714 72.769 48.738 60.227 39.408 35.227
Volume penjualan Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(dalam ton)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Minyak Sawit Mentah 4.930 7.298 - - - -
Tandan Buah Segar 10.689 20.405 44.928 58.446 38.668 33.926
Inti Sawit dan Turunannya 929 1.037 - - - -
Jumlah 16.548 28.740 44.928 58.446 38.668 33.926
Total penjualan Perseroan dan Entitas Anak untuk 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Minyak Sawit Mentah 41.868.499.030 54.147.667.416 - - - -
Tandan Buah Segar 8.501.110.200 22.548.017.304 58.393.336.454 80.677.360.534 46.168.641.391 40.024.988.774
Inti Sawit dan - - - -
5.047.044.981 3.098.673.241
Turunannya
Jumlah 55.416.654.211 79.794.357.961 58.393.336.454 80.677.360.534 46.168.641.391 40.024.988.774
116
Proses Produksi
Diagram di bawah ini menyajikan ringkasan proses produksi minyak kelapa sawit dan inti sawit serta
turunannya:
FBB Steriliser
Thresher
Centrifuge CPO
Fertiliser Waste
Proses yang paling awal dalam kegiatan usaha kelapa sawit adalah penanaman bibit. Bibit kelapa sawit
setelah melalui proses pemeliharaan dan seleksi, selanjutnya ditanam di lapangan. Sebelum ditanam,
terlebih dahulu dilakukan kegiatan land clearing dan pengolahan tanah pada areal yang akan ditanami.
Selanjutnya adalah pemeliharaan tanaman sampai tanaman tersebut menghasilkan. Kegiatan utama
yang dilakukan dalam masa pemeliharaan adalah kegiatan pemberantasan gulma, pemupukan dan
pengendalian hama/penyakit. Setelah berumur 3 tahun tanaman tersebut dapat dikategorikan tanaman
menghasilkan, dimana produknya disebut TBS (Tandan Buah Segar) atau FFB (Fresh Fruit Bunch).
Proses produksi dimulai dari penerimaan hasil panen TBS yang sudah memenuhi kriteria kematangan
buah oleh stasiun timbang. Setelah TBS ditimbang, kemudian diletakkan pada loading ramp untuk
dilakukan pemisahan mutu (sortasi). TBS yang telah dipilah berdasarkan kualitas mutunya diangkut ke
stasiun sterilisasi (sterilizer), untuk disterilisasi dengan uap pada ruang tertutup yang bertekanan untuk
memudahkan pemisahan buah dari tandan.
Tandan yang telah direbus, dibawa ke stasiun penebah (tresher). Pada stasiun ini tandan dipisahkan
dari berondolannya. Buah yang telah terlepas kemudian dicerna dan dipadatkan menggunakan penekan
ulir (screw press) untuk memisahkan minyak dari inti dan serat kelapa sawit. Minyak yang dihasilkan
kemudian diproses lebih lanjut di penyulingan untuk menghasilkan CPO yang bebas dari limbah.
Program Perkebunan Plasma merupakan kebijakan pemerintah Indonesia berkaitan dengan kerjasama
pengembangan perkebunan. Sebagai perusahaan yang kegiatan usaha utamanya merupakan
perkebunan, Perseroan dan Entitas Anak tentu berkewajiban untuk melatih dan mengawasi Plasma
dan membeli hasil perkebunan milik Plasma.
Perseroan berpartisipasi dalam Program Plasma sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Indonesia termasuk Pemerintah Daerah setempat. Perseroan membantu mengembangkan perkebunan
rakyat dan membeli hasil panen kelapa sawit dari perkebunan-perkebunan ini. Program ini adalah
salah satu kontribusi Perseroan untuk kesejahteraan komunitas-komunitas lokal di sekitar area usaha
Perseroan.
Pada saat ini Perseroan dan Entitas Anak berkebijakan untuk melakukan pemasaran dan distribusi di
pasar domestik, antara lain ke wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Palembang, dan Medan.
TBS, minyak kelapa sawit, dan inti sawit dijual kepada para pedagang dan pengolah sawit dan umumnya
melakukan penjualan tersebut dengan kesepakatan dalam negosiasi, kontrak jangka panjang maupun
basis spot dan menegosiaikan waktu pengiriman pada saat penjualan.
117
Saat ini seluruh produk Perseroan dan Entitas anak menggunakan sistem Franco, dimana biaya
pengiriman ditanggung oleh pengirim dan distribusi produk Perseroan dan Entitas Anak menggunakan
transporter eksternal. Setiap produk yang tidak memenuhi kriteria standard yang telah disepakati akan
dikenakan claim hingga batas waktu tertentu, dan jika melebihi batas waktu tersebut barang akan
dikembalikan (tidak diterima).
Pada tanggal 30 Juni 2014, tabel berikut menunjukkan 3 konsumen terbesar dari Perseroan dan Entitas
Anak:
(dalam Rupiah)
30 Juni Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Keterangan
2014 2013 2012 2011 2010 2009
PT Agro Palindo Sakti 2.480.154.700 - - - - -
PT Alam Tri Abadi 1.611.580.035 1.059.098.935 741.015.225 552.659.735 - -
PT Sinar Mas Agro Resources
& Technology Tbk 191.730.603 509.400.000 - 563.899.344 1.822.481.051 115.428.340
Jumlah 4.283.465.338 1.568.498.935 741.015.225 1.116.559.079 1.822.481.051 115.428.340
Persaingan Usaha
Lahan perkebunan kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak tergolong cukup muda, berdasarkan data
Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014, baru 35% dari total luas lahan konsesi Perseroan dan Entitas
Anak yang merupakan Area Tertanam. Dari total lahan Area Tertanam, baru 54% yang merupakan
tanaman menghasilkan.
Dengan skala perkebunan yang masih muda ini, Perseroan tidak memiliki persaingan langsung dengan
perusahaan lain di Indonesia. Perkebunan-perkebunan lain di Indonesia milik Pemerintah maupun milik
swasta relatif lebih besar, seperti Sampoerna Agro, Grup Sinar Mas, Grup Raja Garuda Mas, Astra Agro
Lestari, Grup Sime Darby, Minamas, Grup London Sumatera dan Tunas Baru Lampung.
Prospek Usaha
Perkebunan kelapa sawit dan pengolahan industrinya menjadi industri penting untuk perekonomian.
Ekspor minyak sawit merupakan penghasil devisa penting dan memberikan kesempatan kerja bagi
jutaan rakyat Indonesia. Hampir 70 persen dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia terletak di
Sumatera, sisanya - sekitar 30 persen - sebagian besar ditemukan di pulau Kalimantan.
Menurut data dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia saat ini sekitar delapan juta hektar; dua kali lebih banyak dibanding pada tahun 2000 yaitu
sekitar empat juta hektar lahan di Indonesia digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.
Perusahaan Indonesia yang bergerak di kelapa sawit berencana investasi besar untuk memperluas
kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menghasilkan
lebih banyak pendapatan dari sumber daya alam di Indonesia. Indonesia lebih berfokus terutama pada
ekspor minyak sawit mentah (dan komoditas mentah lainnya) namun saat ini telah merubah prioritasnya
kepada produk olahan yang lebih tinggi.
Peningkatan harga minyak bumi akan mendorong peningkatan harga minyak kelapa sawit yang mungkin
akan membawa dampak positif bagi performa keuangan Perseroan.
Perseroan selalu melakukan usaha-usaha untuk mengembangkan bisnisnya secara organik maupun
anorganik. Selanjutnya Perseroan berencana melakukan penanaman kelapa sawit sekitar 7.000-8.000
hektar per tahun untuk jangka waktu 5 tahun ke depan sehingga diharapkan dapat memiliki lahan
tertanam lebih dari 44.000 hektar lahan tertanam pada tahun 2015. Perseroan juga berencana untuk
mengakuisisi perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitas produksi dan juga pendapatan.
118
Dengan kerjasama strategis yang dilakukan Perseroan melalui BRI dengan Bunge Agribusiness
Singapore Pte. Ltd (“Bunge”), diharapkan akan mendorong pertumbuhan Perseroan di sektor agribisnis.
Perseroan memiliki divisi penelitian dan pengembangan yang diarahkan pada pengembangan produk
baru dan perbaikan proses produksi, yang pada akhirnya dapat menghemat biaya produksi. Perseroan
terus melakukan investasi dalam pengembangan dan penyempurnaan produk guna memenuhi
perubahan selera dan kebutuhan konsumen, tim lapangan Perseroan senantiasa mengevaluasi
kondisi pasar untuk memahami selera konsumen dengan lebih baik. Selain itu, juga bertindak sebagai
pengawas mutu produksi serta penentu standar kualitas produk dan proses produksi. Fungsi penelitian
dan pengembangan Perseroan antara lain, meneliti kegemaran konsumen terbaru, mengembangkan
produk baru dan melakukan evaluasi terhadap teknologi yang digunakan oleh Perseroan. Sebagai
sarana penelitian, divisi ini juga dilengkapi dengan laboratorium untuk melaksanakan test produksi dan
kualitas produk.
Biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk penelitian dan pengembangan adalah
sekitar Rp2 miliar dan tidak dibebankan kepada harga pokok penjualan, melainkan dibebankan terhadap
beban usaha.
Pengembangan bisnis yang inovatif yang telah dipelopori dan dijalankan secara sinergi oleh
3 departemen:
• Departemen Research and Development (R&D): Bertanggung jawab untuk memperkuat produk-
produk yang ada dan menghadirkan inovasi produk baru
• Departemen Business Development: Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menganalisa
produk baru dari sisi kualitas dan bisnis untuk memastikan produk dapat diterima konsumen
Setiap kegiatan yang memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan harus dianalisa untuk
menentukan dampaknya terhadap lingkungan. Proses analisa ini dikenal sebagai AMDAL dan terdiri
dari penyiapan Laporan AMDAL, UKL, dan UPL. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (“PP 27 Tahun 2012”) mengatur ketentuan-ketentuan umum atas kegiatan usaha utama
yang memerlukan AMDAL dan mekanisme penyusunan, evaluasi dan persetujuan AMDAL. Kegiatan-
kegiatan yang tidak memerlukan AMDAL diharuskan untuk menyiapkan UKL dan UPL.
Perseroan dan Anak Perusahaan berusaha untuk mematuhi aturan pemerintah mengenai bahan-bahan
buangan dan pengolahan limbah. sesuai dengan PP 27 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Penglolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan. Secara
umum, kegiatan Entitas Anak tidak tercantum dalam Daftar Kegiatan Wajib AMDAL dan tidak terdapat
pada lokasi kawasan hutan lindung sebagaimana penjelasan pasal 5 ayat 2 UU No. 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan Pasal 151 ayat 6 serta Pasal 152 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
119
Untuk memenuhi ketentuan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Perseroan dan
Entitas Anak telah memperoleh perizinan-perizinan sebagai berikut :
- BRI telah memperoleh Surat Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten
Kotabaru No. 660/28/BLHD/2010 tanggal 15 November 2010 yang menyetujui Dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup Kegiatan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit di Kecamatan Pulau
Laut Barat, Kecamatan Pulau Laut Selatan dan Kecamatan Pulau Laut Kepulauan. Selain itu
BRI juga telah memperoleh Keputusan Bupati Kotabaru No.188.45/775/KUM/2013 tentang Izin
Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, dikeluarkan oleh Bupati
Kotabaru; dan Keputusan Bupati Kotabaru No.188.45/319/KUM/2014 tentang Izin Pelaksanaan
Pengkajian Pemanfaaran Air Limbah ke Tanah Untuk Aplikasi Pada Tanah di Perkebunan Kelapa
Sawit, dikeluarkan oleh Bupati Kotabaru.
- ASJ telah memperoleh persetujuan Dokumen ANDAL RKL dan RPL Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh Dinas Pertambangan
Energi dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak No. 660.1/22/TAMBEN.LH-D tanggal 20 Maret
2007. ASJ juga telah memperoleh persetujuan KA-ANDAL Perkebunan dan Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Landak selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL No. 660.1/77/Tamben.LH-D tanggal
5 Desember 2007. Selain itu, ASJ juga telah memperoleh Surat Kelayakan Lingkungan Kegiatan
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Landak
No. 660.1/106/HK-2007 tanggal 22 Mei 2007.
- CPO telah memperoleh Surat Persetujuan Dokumen ANDAL RKL dan RPL Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit No. 660.1/23/TAMBEN.LH-D tanggal 20 Maret 2007 yang dikeluarkan
oleh Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak. Selain itu,
CPO juga telah memperoleh Surat Keputusan Bupati Landak tengan Kelayakan Lingkungan
Kegiatan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit No. 660.1/117/HK-2007 tanggal
25 Maret 2007.
Saat ini, Perseroan melalui BRI memiliki sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit. Limbah cair adalah
polutan utama yang timbul sebagai konsekuensi kegiatan pengolahan Perseroan. Limbah cair tersebut
dihasikan dari proses pengoahan TBS menjadi minyak kelapa sawit, sedangkan untuk limbah padat
berupa janjang kelapa sawit. Sistem pengolahan limbah cair di BRI melalui serangkaian kolam
pengolahan yang menggunakan bakteri untuk menguraikan limbah cair dan untuk limbah padat,
BRI telah melakukan pemanfaatan tandan kosong yang diaplikasikan sebagai kompos di kebun dan
cangkang sebagai bahan bakar boiler di pabrik. Sesuai dengan UKL/UPL BRI, BRI telah melakukan
pemantauan kualitas air limbah di kolam pengolahan terakhir oleh Balai Riset dan Standarisasi Industri
Banjarbaru, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL) Banjarbaru
dan Sucofindo.
Sebagaian besar ijin lingkungan dikeluarkan oleh Regional Environmental Management Board dibawah
masing-masing pemerintah daerah. Ijin-ijin tersebut akan terus berlaku selama Perseroan masih
melakukan kegiatan usahanya. Bagaimanapun juga, Perseroan diwajibkan untuk menyerahkan laporan
secara berkala kepada pihak berwenang yang bersangkutan mengenai dampak dari implementasi
pengawasan dan pengelolaan lingkungan.
120
7. Asuransi
Perseroan dan Entitas Anak telah memiliki asuransi seluruh barang bergerak, kendaraan bermotor,
seluruh risiko industry dan growing trees dengan perincian sebagai berikut:
BRI
Tipe Nama
No. No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu Nilai Pertanggungan
Asuransi Penanggung
1. Polis Asuransi DM112014420001-00 PT. Asuransi 1 unit Cummins Power 9 November 2012 Rp 126.720.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Generation S 3.8 sampai
Barang Tahun 2012 di Lontar, 9 November 2015
Bergerak Kotabaru, Jakarta
Selatan
2. Polis Asuransi DV212198570001-00 PT. Asuransi 2 unit Mitsubishi 20 November 2012 Rp 606.000.000,00
Kendaraan MSIG Indonesia Strada Triton DC HDX sampai
Bermotor di Lontar, Kotabaru, 20 November 2015
Jakarta Selatan
3. Polis Asuransi DM112013290001-00 PT. Asuransi 3 unit New Holland 15 Oktober 2012 Rp 1.059.630.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Tractor TD 90-4 WD sampai
Barang Tahun 2012 di Lontar, 15 Oktober 2015
Bergerak Kotabaru, Jakarta
Selatan
4. Polis Asuransi DM112010630001-00 PT. Asuransi 2 unit New Holland 7 Agustus 2012 Rp 706.420.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Tractor TD 90-4 sampai
Barang WD Tahun 2012 di 7 Agustus 2015
Bergerak Desa Lontar Selatan,
Lontar Timur, Sebanti,
Sepagar, Tata Mekar,
Kalimantan
5. Polis Asuransi DM113005370001-00 PT. Asuransi 1 Komatsu Hydrolic 4 Juni 2013 Rp 3.775.280.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Excavator PC 260 sampai
Barang 1 Komatsu Bulldozer 4 Juni 2016
Bergerak Tahun 2013
di Lontar, Desa
Sebanti, Kalimantan
Selatan
6. Polis Asuransi DM113006630001-00 PT. Asuransi 1 unit JCB Telscopic 22 Juli 2013 Rp 808.500.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Handler Model 531-70 sampai
Barang Tahun 2012 di Lontar, 22 Juli 2016
Bergerak Kotabaru, Kalimantan
Selatan
7. Polis Asuransi DM113007840001-00 PT. Asuransi 1 unit Komatsu 22 Mei 2013 Rp 3.833.280.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Buldozer D85E-S8 sampai
Barang 1 unit Komatsu 22 Mei 2016
Bergerak Hydralic Excavator
Tahun 2013
di Lontar, Kotabaru,
Kalimantan Selatan
8. Polis Asuransi DM113002500001-00 PT. Asuransi 4 unit Cummins 14 Maret 2013 Rp 1.232.481.250,00
Seluruh MSIG Indonesia Power Generation & sampai
Barang Accessories Tahun 14 Maret 2016
Bergerak 2012 di Lontar,
Kotabaru, Kalimantan
Selatan
9. Polis Asuransi DM112013320001-00 PT. Asuransi 1 unit Bomag Single 16 Oktober 2012 Rp 739.200.000,00
Seluruh MSIG Indonesia Drum Compactors sampai
Barang Model BW211D-40 16 Oktober 2015
Bergerak Tahun 2012 di Lontar,
Kotabaru, Kalimantan
Selatan
10. Polis Asuransi DM113003890001-00 PT. Asuransi 1 Cummins Power 18 April 2013 Rp 831.586.250,00
Seluruh MSIG Indonesia Generation & 1 sampai
Barang Accessoreis Pararel 18 April 2016
Bergerak Tahun 2013 di Lontar,
Kotabaru, Kalimantan
Selatan
121
Tipe Nama
No. No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu Nilai Pertanggungan
Asuransi Penanggung
11. Polis Asuransi DV212198570001-00 PT. Asuransi 2 unit Mitsubishi 20 November 2012 Rp 606.000.000,00
Kendaraan MSIG Indonesia Strada Triton DC HDX sampai
Bermotor Tahun 2012 di Lontar, 20 November 2015
Indonesia Kotabaru, Kalimantan
Selatan
12. Polis Growing Cover Note No. 235/ PT. Asuransi Perkebunan Kelapa 08 September Rp 66.938.297.068,00
Trees IX/2014/SB Central Asia Sawit di Jl. PT IBT 2014
Rt. 03/Rw. 02, Desa sampai
Kampung Baru, 08 September
Kecamatan Pulau 2015
Laut Barat, Kotabaru,
Kalimantan Selatan
CPO
Nama
No. Tipe Asuransi No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu Nilai Pertanggungan
Penanggung
1. Polis Asuransi TMD/ PT. Asuransi Harga 1 Oktober 2012 Rp 307.000.000,00
Kendaraan AORF/12-A0392497 MSIG Pertanggungan sampai Rp 200.000,00
Bermotor Indonesia Resiko sendiri per 1 Oktober 2015 Rp 5.000.000,00
Indonesia kejadian Rp 37.000.000,00
TJH - III
Perlengkapan
Tambahan (Dump
Truck)
untuk :
1 unit Mitsubishi Colt
DSL FE 74 HDV
Tahun 2012
di Gedung Alun
Graha Suite 101
Jl. DR. Supomo No.
233
Tebet, Jakarta
Selatan
2. Polis Asuransi DV212168680001- PT. Asuransi 1 unit Ranger DC 30 Agustus 2012 Rp 311.000.000,00
Kendaraan 00 MSIG 4X4 2.5 l sampai
Bermotor Indonesia Tahun 2012 di Desa 30 Agustus 2015
Indonesia Semantik, Kec.
Air Besar, Kab.
Landak, Pontianak,
Kalimantan Barat
3. Polis Asuransi DM112015110001- PT. Asuransi 1 unit New Holland 26 Nopember 2012 Rp 353.210.000,00
Seluruh Barang 00 MSIG Tractor TD 90-4WD sampai
Bergerak Indonesia Tahun 2012 di Desa 26 Nopember 2015
Semantik, Kec. Air
Besar, Kab. Landak,
Kalimantan Barat
4. Cover Note No. 236/ PT. Asuransi Perkebunan Kelapa 08 September 2014 Rp 75.240.427.798,00
Polis Growing UX/2014/SB Central Asia Sawit seluas 932 Ha sampai
Trees di Desa Semuntik, 08 September 2015
Kecamatan Air Besar,
Ngabang, Kalimantan
Barat
ASJ
Nama Nilai
No. Tipe Asuransi No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu
Penanggung Pertanggungan
1. Polis Asuransi DM112006260001-00 PT. Asuransi 1 unit Komatsu Bulldozer 8 Mei 2012 Rp 3.587.540.000,00
Seluruh Barang MSIG D85E-SS-2 sampai
Bergerak Indonesia 1 unit Komatsu 8 Mei 2015
Excavator PC200-8
di Desa Jambu
Tembawang, Kec. Air
Besar Kab. Landak,
Kalimantan Barat
122
2. Polis Asuransi DM112008670001-00 PT. Asuransi 3 unit New Holland 2 Juli 2012 Rp 1.026.168.000,00
Seluruh Barang MSIG Tractor TD 90-2 WD sampai
Bergerak Indonesia Tahun 2012 di Desa 2 Juli 2015
Jambu Tembawang, Kec.
Air Besar Kab. Landak,
Kalimantan Barat
3. Polis Asuransi DM112011650001-00 PT. Asuransi 2 unit New Holland 17 September Rp 706.420.000,00
Seluruh Barang MSIG Tractor TD 90-4 WD 2012
Bergerak Indonesia Tahun 2012 di Desa sampai
Jambu Tembawang, Kec. 17 September
Air Besar Kab. Landak, 2015
Kalimantan Barat
4. Polis Asuransi DM112015140001-00 PT. Asuransi 2 unit JCB Backhoe 26 Nopember Rp 808.500.000,00
Seluruh Barang MSIG Loader Model 3CK-SW 2012
Bergerak Indonesia Tahun 2012 di Desa sampai
Jambu Tembawang, Kec. 26 Nopember
Air Besar Kab. Landak, 2015
Kalimantan Barat
5. Polis Asuransi DV213004410001-00 PT. Asuransi 1 unit Mitsubishi Strada 14 Januari 2013 Rp 297.000.000,00
Kendaraan MSIG Triton HDX DC Tahun sampai
Bermotor Indonesia 2012 di Desa Jambu 14 Januari 2016
Indonesia Tembawang, Kec. Air
Besar Kab. Landak,
Kalimantan Barat
6. Polis Asuransi DM113006890001-00 PT. Asuransi 1 unit Cummins 30 Juli 2013 Rp 124.602.500,00
Kendaraan MSIG Power Generation S sampai
Bermotor Indonesia 38 G6/C55D Tahun 30 Juli 2016
Indonesia 2013 di Desa Jambu
Tembawang, Kec. Air
Besar Kab. Landak,
Kalimantan Barat
7. Polis Growing Cover Note No. 234/ PT. Asuransi Perkebunan Kelapa 08 September Rp 40.073.344.073,00
Trees IX/2014/SB Central Asia Sawit seluas 309 Ha 2014
di Desa Semuntik, sampai
Kecamatan Air Besar, 08 September
Ngabang, Kalimantan 2015
Barat
MBP
Nama Nilai
No. Tipe Asuransi No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu
Penanggung Pertanggungan
1. Polis Asuransi DM112066980001-00 PT. Asuransi 2 unit New Holland 29 Mei 2012 Rp 689.689.000,00
Seluruh Barang MSIG TD90-4WD sampai
Bergerak Indonesia Tahun 2012 di Griya 29 Mei 2015
Pramuka No. B 10,
Kayuara Sekayu, Musi
Banyuasin
2. Polis Asuransi DV21267170001-00 PT. Asuransi Jeep Ranger DC 4X4 30 Agustus 2012 Rp 309.500.000,00
Kendaraan MSIG 2.5 L Base TDI MT sampai
Bermotor Indonesia Tahun 2012 di Griya 30 Agustus 2015
Indonesia Pramuka No. B 10,
Kayuara Sekayu,
Musi Banyuasin,
Palembang
3. Polis Asuransi DM113001510001-00 PT. Asuransi 1 Unit Cummins 14 Februari Rp 122.705.000,00
Kendaraan MSIG Power Generation 2013
Bermotor Indonesia Tahun 2012 di Griya sampai
Indonesia Pramuka No. B 10, 14 Februari
Kayuara Sekayu, 2016
Musi Banyuasin,
Palembang
123
Nama Nilai
No. Tipe Asuransi No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu
Penanggung Pertanggungan
4. Polis Asuransi 01-HVC-00118-000-11- PT. Asuransi Lokasi proyek 31 Oktober 2012 Rp 1.254.000.000,00
Seluruh Risiko 2012 Raksa dimanapun di sampai
Industri Pratikara Indonesia di Musi 31 Oktober 2015
Banyuasin, Sumatera
Selatan, kecuali di
lokasi lepas pantai,
Bangka dan Belitung
(keseluruhan)
MJAP
Nama Nilai
No. Tipe Asuransi No. Polis Obyek Asuransi Jangka Waktu
Penanggung Pertanggungan
1. Polis Asuransi TMD/ PT. Asuransi 2 unit Mitsubishi Colt 17 Desember Rp 614.000.000,00
Kendaraan AORF/12-A0390497 MSIG Diesel FE74HDV Tahun 2012
Bermotor Indonesia 2012 di Gedung Alun sampai
Indonesia Graha Suite 101 17 Desember
Jl. DR. Supomo No. 233 2015
Tebet, Jakarta Selatan
2. Polis Asuransi DM113006570001- PT. Asuransi 1 unit Cummins Power 18 Juli 2013 Rp 124.602.500,00
Seluruh Barang 00 MSIG Generation S 38 G6/ sampai
Bergerak Indonesia C55D5 Tahun 2013 18 Juli 2016
3. Polis Asuransi DM113001900001- PT. Asuransi 1 unit Holland Tractor 25 Februari 2013 Rp 358.787.000,00
Seluruh Barang 00 MSIG TD 90-4WD di Kec. sampai
Bergerak Indonesia Pematang Karau Kab. 25 Februari 2016
Barito Timur Kalimantan
Tengah
Perseroan berkeyakinan bahwa asuransi atas aset-aset material Perseroan adalah memadai untuk
mengganti obyek yang diasuransikan atau menutup risiko yang dipertanggungkan Perseroan serta tidak
berada dalam keadaan cidera janji (default) dan tidak pernah memperoleh peringatan dan/atau teguran
sehubungan dengan polis atau bagian dari polis asuransi yang ditutup oleh Perseroan sebagaimana
diungkapkan di atas.
Penerapan tata kelola perusahaan dilaksanakan oleh Perseroan berdasarkan nilai transparansi,
independensi, akuntabilitas, tanggung jawab dan keadilan. Komitmen tersebut juga tercermin dari
upaya Perseroan dalam menjaga kepercayaan dan melindungi kepentingan pemegang saham secara
berkesinambungan. Perseroan menyediakan informasi yang akurat pada khalayak tentang segala
aktivitas yang dilakukan Perseroan.
Dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan, manajemen telah menyempurnakan visi dan misi
perusahaan dalam upaya mencapai Tata Kelola Perusahaan yang baik sesuai dengan anggaran dasar,
dimana pengurusan perusahaan dilakukan sepenuhnya oleh Direksi dan pengawasannya dilakukan
oleh Komisaris yang juga berfungsi sebagai penasihat Direksi. Sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, struktur korporasi terdiri dari Rapat
Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Setiap bagian mempunyai independensi
dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya demi kepentingan Perseroan.
Perseroan juga telah memiliki Bagian Internal Audit yang telah berjalan dan berfungsi dengan baik
dalam memberikan masukan-masukan rekomendasi dan indikasi-indikasi yang sangat berguna bagi
jalannya Perseroan. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tentang
Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal, Perseroan menyusun Piagam Audit
Internal yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perseroan pada tahun 2014.
124
Sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan,
Perseroan juga memiliki Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas untuk bertanggung jawab
membantu Dewan Komisaris dan Direksi mengikuti prosedur yang mengatur kegiatan kerja masing-
masing maupun interaksi diantara keduanya, menjadi penghubung Perseroan dengan OJK (dahulu
Bapepam dan LK), Bursa dan berbagai lembaga terkait, menyiapkan laporan pertanggung jawaban
tugasnya kepada Direksi, mengkoordinasikan penyelenggaraan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa,
mengadministrasikan dokumen Perseroan antara lain Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi,
Daftar Pemegang Saham dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga, serta membantu Direksi
merancang dan mengkoordinasikan perencanaan pelaksanaan restrukturisasi Perseroan.
Keberlangsungan bisnis Perseroan selama ini tak bisa dipisahkan dari peran serta dan dukungan
masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar Perseroan. Perseroan terus berupaya
agar eksistensi Perseroan beserta anak usahanya, hari demi hari sepanjang tahun, semakin dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat yang juga sebagai pemangku kepentingan. Untuk semakin meningkatkan
kontribusi Perseroan dalam pembangunan berkelanjutan, Perseroan melaksanakan program
Tanggungjawab Sosial (“Corporate Social Responsibility/CSR”).
Perseroan melaksanakan program CSR yang secara garis besar terdiri dari lima aktivitas yakni
Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keselamatan Kerja, dan Pelestarian
Lingkungan Hidup . Berikut ini adalah program – program yang telah dijalankan oleh Perseroan pada ke
lima aktivitas tersebut selama 3 tahun terakhir:
125
desa Bandaraya ini juga merupakan jalan utama bagi masyarakat desa tersebut untuk
beraktifitas, sehingga kondisi jalan yang rusak akan sangat menghambat kegiatan ekonomi
dan social masyarakat. Dengan membantu memperbaiki jalan Desa Bandaraya, Perseroan
dapat membantu memperlancar kegiatan masyarakat setempat.
- Perbaikan jalan Desa sepanjang 6 Km di desa Selaru kecamatan Pulau Laut tengah Kabupaten
Kota Baru, Kalimantan Selatan. Jalan desa selaru ini selain penting buat desa tersebut, juga
penting bagi desa desa yang lain, karena menjadi salah satu alternative jalan penghubung
dari desa desa tersebut menuju ke kabupaten Kota Baru. Namun karena pengaruh hujan yang
terus menerus turun, jalan tersebut rusak dan tidak bisa dilalui. Melihat kebutuhan ini, maka
Perseroan mengambil kesempatan untuk membantu dengan mengadakan perbaikan jalan
tersebut.
- Sosialisasi Pembangunan Perekonomian Perdesaan, Desa Baru, Kecamatan Sarolangun,
Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi pada 13 September 2013. Tujuannya adalah
membangun wawasan masyarakat mengenai cara cara mengembangkan perekonomian
pedesaan dimana akan juga mendorong kemajuan masyarakat di segala bidang. Sosialisasi
seperti ini diadakan secara berkala sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
Beberapa manajemen risiko yang dijalan oleh Perseroan meliputi manajemen risiko terhadap
ketergantungan penyediaan dan fluktuasi harga bahan baku, manajemen risiko persaingan usaha,
manajemen risiko kebiasaan dan selera makan, manajemen risiko produk tercemar, manajemen
risiko kebakaran, manajemen risiko produk kadaluarsa, manajemen risiko pemogokan tenaga kerja,
manajemen risiko kondisi perekonomian, manajemen risiko kebijakan pemerintah, manajemen risiko
kehilangan sertifikasi halal, dan manajemen risiko sebagai induk perusahaan.
Manajemen risiko terhadap ketergantungan penyediaan dan fluktuasi harga bahan baku dijalankan
dengan menerapkan kebijakan tingkat persediaan dan pemesanan bahan baku yang disesuaikan
dengan kebutuhan produksi serta demand level masing-masing produk serta dengan menjaga hubungan
baik dengan supplier.
Manajemen risiko pemogokan tenaga kerja dijalankan dengan selalu menyelenggarakan program-
program yang melibatkan partisipasi karyawan, menentukan tingkat kompensasi yang mengikuti upah
minimum regional yang berlaku setiap tahunnya dan mendirikan koperasi yang diperuntukkan bagi
karyawan.
Manajemen risiko kondisi perekonomian dan manajemen risiko kebijakan pemerintah dijalankan dengan
penyesuaian produk-produk Perseroan sesuai dengan kondisi perekonomian saat itu. Hal ini dilakukan
dengan kegiatan riset yang tanggap sehingga Perseroan dapat menyesuaikan strategi untuk produk-
produk Perseroan dengan kondisi pasar saat itu.
Manajemen risiko sebagai induk perusahaan dijalankan dengan sistem pengendalian internal dan
sistem pengendalian manajemen yang memantau dan memonitor aktivitas operasi dan kinerja seluruh
Anak Perusahaan Perseroan sehingga selaras dengan target pencapaian yang telah dirumuskan oleh
manajemen Perseroan.
Perseroan mengedepankan teknologi informasi sebagai akselerator bisnis yang akan terus memberikan
dukungan vital yang diperlukan untuk mencapai objektif-objektif bisnis oleh semua unit bisnis. Departemen
Information Technology (IT) mempunyai misi untuk menyediakan lingkungan teknologi informasi yang
menyediakan lingkungan kerja yang lancar untuk semua pegawai dan pemegang saham.
Departemen ini bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Perseroan,
mengelola infrastruktur yang aman dan terpercaya, merespon kepada kebutuhan para staf dan
pemegang saham dan mempromosi kontrol terhadap pengeluaran.
126
Pencapaian-pencapaian penting Departemen IT pada 2013 termasuk:
• Impelentasi aplikasi-aplikasi enterprise, termasuk IFS HR, dan pengelolaan modul
• Mengembangkan dan memperkenalkan sistem Business Intelligence baru
• Mengembangkan sistem absensi bersama Departemen SDM
• Mengembangkan Management Information System (MIS) yang melayani Divisi Agribisnis.
• Implementasi Enterprise Resource Planning (SAP) untuk Divisi Agribisnis.
127
XI. Keterangan Tentang Industri
Keterangan tentang industri dibawah ini merupakan ulasan atas industri kelapa sawit yang diambil dari
berbagai narasumber sesuai dengan kutipan di masing-masing paragraf.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2014 melambat dipengaruhi oleh kontraksi
pertumbuhan ekspor, khususnya komoditas berbasis sumber daya alam. Pertumbuhan ekonomi triwulan
II 2014 tercatat 5,12% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I
2014 sebesar 5,22% (yoy) dan sedikit lebih rendah perkiraan Bank Indonesia sebelumnya (Tabel 1.1).
Perlambatan tersebut disebabkan oleh masih lemahnya kinerja ekspor komoditas sumber daya alam,
seperti batu bara, CPO, dan mineral mentah. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan pertumbuhan
ekonomi terutama bersumber dari terkontraksinya belanja pemerintah, akibat penangguhan bantuan
sosial dan melambatnya kegiatan investasi nonbangunan. Namun, pertumbuhan ekonomi triwulan II
2014 masih mendapat dukungan dari kinerja konsumsi rumah tangga yang cukup kuat dan investasi
bangun. Sementara itu, impor yang menurun akibat moderasi permintaan domestik membantu
mengurangi tekanan eksternal akibat penurunan ekspor.
Kontraksi ekspor pada triwulan II 2014 didorong oleh melambatnya permintaan dari negara berkembang
dan penerapan UU minerba. Ekspor kembali mengalami kontraksi sebesar -1,04% (yoy), lebih besar
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar -0,44% (yoy). Sebagian ekspor barang tambang
masih terhenti akibat kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, sementara ekspor komoditas batu
bara dan CPO menghadapi pelemahan permintaan Hingga bulan Juni 2014, belum terdapat realisasi
ekspor tembaga, bauksit, dan nikel. Selain itu, kinerja ekspor semakin tertahan oleh permintaan dunia
untuk komoditas ekspor CPO dan batubara yang melemah . Ekspor CPO melambat seiring permintaan
dari Tiongkok yang menurun. Faktor permintaan yang melemah dari Tiongkok dan India juga menekan
kinerja ekspor batubara sepanjang triwulan II 2014. Namun demikian, ekspor riil manufaktur, seperti
TPT, alas kaki, dan alat listrik, tumbuh meningkat pada bulan Juni 2014 seiring pertumbuhan ekonomi
negara maju yang membaik (Grafik 1.1). Ekspor komoditas manufaktur lainnya, seperti logam dasar
khusus untuk tembaga dan nikel juga mencatat kenaikan. Sementara itu, ekspor pertanian tumbuh
meningkat didorong oleh ekspor komoditas utama seperti ikan dan rempah yang meningkat.
128
Grafik 1.1. Ekspor Nonmigas Riil
Dari sisi domestik, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 bersumber dari kontraksi
konsumsi pemerintah. Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II 2014 tercatat sebesar -0,71
(yoy), lebih rendah dari triwulan I 2014 sebesar 3,58% (yoy) dan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya.
Berdasarkan komponennya, kontraksi konsumsi pemerintah disebabkan penangguhan penyaluran
dana bantuan sosial (Bansos) dalam rangka pemberdayaan masyarakat sehingga komponen belanja
barang dalam PDB menjadi lebih rendah.
Selain konsumsi pemerintah, perlambatan ekonomi disebabkan oleh kinerja investasi yang kembali
melambat, khususnya investasi nonbangunan. Secara keseluruhan, investasi mengalami perlambatan
dari 5,14% (yoy) pada triwulan I 2014 menjadi 4,53% (yoy) pada triwulan II 2014. Perlambatan tersebut
terutama disebabkan oleh pertumbuhan negatif investasi nonbangunan, khususnya investasi alat
angkutan luar negeri yang masih mengalami kontraksi sejalan dengan kinerja ekspor tambang yang
belum membaik. Kondisi ini terindikasi dari data impor barang modal dalam bentuk kendaraan dan
peralatan terkait alat angkut yang menurun. Penjualan alat berat domestic turun disebabkan oleh
kinerja sektor pertambangan yang masih terkontraksi (Grafik 1.2). Di tengah perlambatan investasi
nonbangunan, investasi bangunan pada triwulan II 2014 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Pertumbuhan investasi bangunan ini terindikasi dari peningkatan penjualan
semen dan impor barang konstruksi (Grafik 1.3). Kondisi tersebut turut didukung oleh optimisme sektor
konstruksi yang lebih baik dibandingkan kondisi di awal tahun.
Grafik 1.2. Investasi Nonbangunan dan Penjualan Alat Berat Grafik 1.3. Indikator Investasi Bangunan
Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2014 masih mendapat dukungan dari kinerja konsumsi rumah tangga
yang cukup kuat. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2014 tercatat 5,59% (yoy),
sedikit lebih rendah dari triwulan I 2014 yang tumbuh 5,61% (yoy). Hal ini antara lain ditopang oleh
belanja terkait aktivitas Pemilu, sebagaimana tercermin pada membaiknya kinerja industri makanan
minuman dan industry kertas. Beberapa lembaga survei juga mencatatkan adanya optimisme
masyarakat yang tetap kuat sejalan dengan peningkatan keyakinan konsumen selama triwulan II 2014
(Grafik 1.4). Selain itu, daya beli konsumen yang terjaga seiring tren penurunan inflasi selama triwulan
berjalan juga menopang stabilitas konsumsi rumah tangga. Indikator lain yang dapat menggambarkan
kuatnya konsumsi rumah tangga adalah penjualan motor yang meningkat sebagai efek Hari Raya Idul
Fitri (Grafik 1.5).
129
Grafik 1.4. Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.5. Penjualan Motor
Di tengah kontraksi ekspor, kontraksi impor yang lebih besar akibat moderasi permintaan domestik dapat
mengurangi tekanan eksternal dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Impor kembali mengalami
kontraksi yang lebih besar pada triwulan II 2014 menjadi -5,02% (yoy) dari -0,73% (yoy) pada triwulan
I 2014. Kontraksi impor tersebut terjadi seiring melambatnya ekspor dan investasi nonbangunan.
Berdasarkan kelompoknya, kontraksi yang semakin dalam terjadi pada kelompok impor bahan baku
dan barang konsumsi (Grafik 1.6). Sementara itu, kontraksi impor barang modal, meskipun mengecil,
masih berlangsung akibat kontraksi pada impor alat angkut.
Secara sektoral, pertumbuhan sektor tradables pada triwulan II 2014 relatif stabil dibandingkan dengan
triwulan I 2014 (Tabel 1.2). Sektor pertambangan tetap terkontraksi akibat ekspor mineral yang masih
terhenti dan permintaan ekspor batubara yang melemah. Sektor industri dapat tumbuh stabil ditopang
oleh peningkatan kinerja subsektor industri makanan minuman dan kertas yang merespon peningkatan
aktivitas pemilu. Sementara itu, sektor pertanian tumbuh meningkat sesuai proyeksi didorong oleh
kinerja subsektor perkebunan dan peternakan yang meningkat. Pada sektor nontradables, sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor Listrik,
Gas dan Air Bersih (LGA) tumbuh melambat. Perlambatan sektor PHR terutama terjadi pada subsektor
perdagangan terkait dengan kinerja ekspor dan impor yang menurun. Sektor pengangkutan termoderasi
karena kinerja angkutan laut yang turun terkait infrastruktur yang kurang mendukung. Di sisi lain, sektor
nontradables lainnya yaitu sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan, dan jasa, serta sektor jasa-
jasa tumbuh meningkat.
130
Tabel 1.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha
Secara regional, perlambatan ekonomi pada triwulan II 2014 berasal dari melambatnya ekonomi di
Jawa dan beberapa daerah basis produksi komoditas tambang dan perkebunan, seperti Sumatera
dan Kalimantan. Perlambatan ekonomi Jawa dan Sumatera sejalan dengan melemahnya kinerja
sektor pertanian. Namun, perkembangan sektor industri pengolahan yang meningkat seiring dengan
membaiknya kinerja ekspor manufaktur dan membaiknya kinerja sektor perdagangan, hotel, dan
restoran (PHR), dapat menahan perlambatan ekonomi Jawa dan Sumatera lebih lanjut. Sementara itu,
pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) mengalami perbaikan terutama didorong oleh
sektor industri pengolahan di Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua). Namun demikian,
kinerja di sektor tambang masih lemah terutama dipengaruhi oleh menurunnya permintaan batubara.
Beberapa daerah yang merupakan basis produksi tambang seperti Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Barat, Riau, dan Sulawesi Tengah tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya
(disajikan pada Gambar 1.1 dibawah ini)
Rupiah mengalami tekanan depresiasi dengan volatilitas yang terjaga. Pada triwulan II 2014, rupiah
secara point-to-point melemah 4,18% (qtq) ke level Rp11.855 per dolar AS, sedangkan secara rata-rata
131
rupiah masih mencatat penguatan sebesar 1,76% ke level Rp11.629 per dolar AS (Grafik 1.7 dan 1.8).
Tekanan terhadap rupiah dipengaruhi oleh permintaan korporasi yang cenderung meningkat sesuai
dengan pola musimannya untuk pembayaran ULN dan repatriasi dividen/kupon. Selain itu, faktor
sentimen terkait dengan perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden serta kondisi
eksternal, seperti krisis geopolitik Ukraina dan konflik Irak, berdampak pada pergerakan rupiah (Grafik
1.9). Tekanan rupiah pada triwulan II 2014 tercermin pada indikatorindikator eksternal. Yield obligasi,
CDS & VIX Index, serta spread positif dari NDF-onshore spot rate sebagai cerminan tekanan nilai
tukar tampak meningkat. Namun, di tengah berbagai tekanan tersebut, volatilitas nilai tukar rupiah tetap
terjaga. Volatilitas nilai tukar pada triwulan II 2014 tercatat menurun dibandingkan dengan volatilitas
pada triwulan sebelumnya.
Pada bulan Juli 2014, rupiah mencatat penguatan, ditopang oleh pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden
yang lancar dan aman. Rupiah secara rata-rata menguat 1,8% (mtm) ke level Rp11.682 per dolar AS
atau secara point-to-point menguat 2,4% dan ditutup di level Rp11.578 per dolar AS. Ke depan, Bank
Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya.
Grafiik 1.9. VIX & CDS Grafiik 1.10. Selisih Bid-Ask Rupiah
1.3. Inflasi
Inflasi terjaga dan berada dalam tren yang menurun sehingga mendukung prospek pencapaian sasaran
inflasi 2014 yakni 4,5±1%. Inflasi triwulan II 2014 tercatat 6,70% (yoy), menurun dibandingkan 7,32%
(yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.11). Inflasi yang terkendali berlanjut di bulan Juli 2014, tercatat
sebesar 0,93% (mtm) atau 4,53% (yoy), cukup rendah bila dibandingkan pola musiman Lebaran dalam
tiga tahun terakhir. Penurunan tersebut ditopang oleh menurunnya tekanan inflasi volatile food dan
terjaganya inflasi inti. Inflasi volatile food menurun seiring dengan pasokan yang membaik terkait dengan
datangnya musim panen. Sementara itu, terjaganya inflasi inti ditopang olehmoderasi permintaan
domestik, minimalnya tekanan harga global, serta ekspektasi inflasi yang tetap terjaga.
132
Tren penurunan tekanan inflasi pada triwulan II 2014 antara lain ditopang oleh menurunnya tekanan
inflasi volatile food. Deflasi kelompok volatile food pada triwulan II 2014 menurunkan inflasi volatile food
secara tahunan menjadi 6,74% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan I 2014 sebesar 7,25%
(yoy) (Grafik 1.11). Deflasi tersebut terutama didukung oleh melimpahnya pasokan seiring dengan
datangnya musim panen beberapa komoditas, seperti beras dan cabai. Namun demikian, kenaikan
harga beberapa komoditas lainnya seperti daging ayam dan telur ayam menahan deflasi kelompok
volatile food lebih dalam. Inflasi volatile food pada bulan Juli 2014 cukup terkendali.
Inflasi volatile food pada bulan Juli 2014 cukup terkendali. Inflasi volatile food pada Juli 2014 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Grafik 1.12) disebabkan permintaan yang meningkat
menjelang lebaran. Hal ini tercermin dari kenaikan beberapa harga bahan pangan. Komoditas
penyumbang inflasi terbesar dari kelompok ini adalah aneka bumbu, daging sapi, aneka sayur, beras, dan
subkelompok ikan segar. Dampak kenaikan permintaan musiman terlihat pada tekanan harga bawang
merah meskipun pasokan di pasar memadai seiring berlangsungnya panen di beberapa daerah sentra
produksi. Sementara itu, kenaikan harga beras terjadi baik di Jawa maupun luar Jawa seiring dengan
berkurangnya pasokan akibat berlangsungnya masa tanam padi. Di sisi lain, kondisi cuaca yang tidak
kondusif dan berkurangnya aktivitas nelayan menjelang lebaran memengaruhi produksi ikan segar
sehingga mendorong tingginya inflasi di subkelompok ikan segar. Meskipun meningkat, perkembangan
inflasi volatile food pada lebaran kali ini relatif terkendali karena didukung oleh kecukupan pasokan di
pasar.
Grafiik 1.11. Perkembangan Inflasi Tahunan Grafiik 1.12. Pola Inflasi/Deflasi Volatile Food
Prospek inflasi pada tahun 2014 dan 2015 diperkirakan akan berada dalam kisaran targetnya 4,5% ± 1%
dan 4% ± 1%. Terkendalinya tekanan inflasi tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi makroekonomi
yang ditempuh selama ini, termasuk koordinasi dengan Pemerintah. Selain itu, penurunan inflasi juga
didukung termoderasinya permintaan domestik dan harga komoditas global yang cenderung masih
lemah.
Tekanan inflasi pada tahun 2014 diperkirakan akan terkendali seiring dengan harga komoditas global
yang masih lemah, permintaan domestik yang moderat, dan ekspektasi yang terjaga. Harga komoditas
global diperkirkaan lebih rendah sebagaimana tercermin dari indeks harga imported inflation (IHIM).
Sementara itu, harga future untuk 4 komoditas lainnya dengan bobot yang besar yakni minyak dunia,
gandum,kelapa sawit, dan kedelai mengalami koreksi ke bawah dibandingkan pantauan sebelumnya
sehingga secara komposit pergerakan harga komoditas global mengalami koreksi ke bawah. Sementara
itu, tekanan permintaan terindikasi masih moderat, tercermin dari beberapa indikator aantar lain indeks
keyakinan konsumen, retail sales, kapasitas utilisisasi, estimasi output gap dan ekspektasi inflasi yang
terjaga. Namun, terdapat tekanan terhadap inflasi yang berasal dari pengendalian BBM bersubsidi
mulai Agustus 2014. Selain itu, inflasi 2014 juga menghadapi risiko yang berasal dari potensi tekanan
penyesuaian administered prices seperti tarif listrik dan peningkatan harga pangan
133
Inflasi tahun 2015 diprakirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi domestik,
dampak kebijakan stabilisasi sejak pertengahan tahun 2013 menyebabkan tekanan inflasi dari sisi
permintaan diprakirakan relatif moderat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang masih tumbuh
dibawah tingkat potensialnya dan masih rendahnya kapasitas utilisasi ditengah konsumsi rumah tangga
yang meningkat. Ekspektasi inflasi diperkirakan juga tetap terjaga dengan dukungan kebijakan dan
koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah. Tekanan inflasi dari sisi eksternal diprakirakan tidak
terlalu besar. Hal tersebut didukung oleh perkiraan terbatasnya peningkatan harga-harga komoditas
internasional yang sejalan dengan laju perbaikan perekonomian dunia yang berlangsung secara gradual.
Tekanan inflasi inti tahun 2015 diprakirakan moderat.Tekanan inflasi inti dari sisi eksternal relatif terjaga,
terutama terkait dengan peningkatan harga komoditas internasional yang terbatas. Sementara itu,
tekanan inflasi dari sisi nilai tukar diperkirakan relatif rendah seiring dengan tren depresiasi yang lebih
terbatas di tahun 2015. Dari sisi domestik, meningkatnya permintaan domestik diprakirakan masih
dapat direspons oleh sisi penawaran. Dengan kondisi tersebut, tekanan inflasi dari sisi permintaan
diprakirakan relatif minimal. Selain itu, ekspektasi inflasi juga terindikasi relatif terjaga seiring dengan
bauran kebijakan dan koordinasi yang ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia.
Inflasi dari kelompok volatile food pada tahun 2015 diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Inflasi volatile food yang lebih rendah tersebut terkait dengan asumsi tidak adanya
kebijakan penyesuaian harga barang yang bersifat strategis di tahun tersebut. Selain itu, perkiraan
tersebut sejalan dengan adanya asumsi peningkatan produksi dan distribusi bahan makanan dan tata
niaga yang lebih baik dalam periode mendatang.
Inflasi kelompok administered prices 2015 diperkirakan kembali menurun dan berada pada kisaran
rata-rata historisnya Namun, mengingat masih besarnya beban Pemerintah untuk subsidi, tidak tertutup
kemungkinan adanya penyesuaian lebih lanjut terhadap harga-harga barang dan jasa yang diatur oleh
Pemerintah.
Bank Indonesia memperkirakan perekonomian masih akan mengalami penyesuaian didukung dengan
stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan mencapai
5,1-5,5%, tidak berubah dari proyeksi sebelumnya, namun cenderung mendekati batas bawahnya.
Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan PDB dunia yang tidak sekuat prakiraan sebelumnya
dan penghematan anggaran APBNP 2014. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih lemah
mengakibatkan kinerja ekspor yang tidak sekuat perkiraan sebelumnya, sementara penghematan
anggaran pemerintah mendorong melambatnya konsumsi pemerintah. Pada tahun 2015, pertumbuhan
ekonomi diperkirakan kembali membaik pada kisaran 5,4-5,8%, tidak berubah dari proyeksi semula.
Perbaikan itu seiring dengan perkiraan kondisi ekonomi global yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Sejalan dengan hal tersebut, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan juga diprakirakan akan meningkat.
Sejalan dengan moderasi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014, inflasi diperkirakan lebih rendah
dibandingkan dengan inflasi 2013 dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2014 sebesar 4,5+1%. Pada
tahun 2015, kebijakan moneter yang terukur dan didukung koordinasi dengan kebijakan Pemerintah
diperkirakan dapat kembali mendorong inflasi menurun di kisaran 4,0+1%.
Penyesuaian ekonomi diharapkan dapat mendorong defisit transaksi berjalan dan pertumbuhan kredit
2014 ke level yang sehat. Sejalan dengan moderasi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan kredit
diperkirakan tetap berada pada kisaran 15-17% pada tahun 2014, sehingga konsisten dengan upaya
mengarahkan ekonomi menjadi lebih sehat dan seimbang. Sementara itu, defisit transaksi berjalan
diperkirakan tetap dapat ditekan menuju ke sekitar 3,0% dari PDB. Peningkatan defisit pada triwulan II
2014 tersebut antara lain dipengaruhi peningkatan impor menjelang puasa dan hari raya serta repatriasi
pendapatan dan pembayaran bunga. Ke depan, defisit transaksi berjalan diperkirakan membaik di
triwulan-triwulan berikutnya, seiring dengan terus meningkatnya ekspor manufaktur dan kembali
dimulainya ekspor mineral, serta tren melambatnya impor nonmigas.
134
2. Industri Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu minyak paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di dunia. Produksi
minyak yang efisien dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai makanan, kosmetik produk
kebersihan, dan dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar biodiesel. Kebanyakan minyak sawit
diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon-pohon membutuhkan suhu yang hangat,
sinar matahari dan banyak hujan untuk memaksimalkan produksinya.
Produksi kelapa sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara bersama-sama
mencapai sekitar 85 sampai 90 persen dari total produksi minyak sawit global. Indonesia saat ini
merupakan produsen dan eksportir terbesar minyak sawit di seluruh dunia.
Dalam waktu jangka panjang, permintaan minyak sawit global menunjukkan tren meningkat sebagaimana
pertumbuhannya populasi, hal tersebut juga mendukung peningkatan konsumsi produk-produk yang
berbasis minyak kelapa sawit. Pada diagram dibawah ini dapat dilihat estimasi produksi kepala sawit di
dunia sampai dengan akhir tahun 2013
Berikut merupakan proyeksi produksi kelapa sawit dunia dimana Indonesia mememiliki posisi petama
di dunia untuk estimasi 2014.
Beberapa industri Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebagai pemain di bidang
industri kelapa sawit selama 15 tahun terakhir. Pertumbuhan ini terlihat dalam jumlah produksi dan
ekspor negara serta luasan areal lahan perkebunannya. Didorong oleh meningkatnya permintaan
global dan hasil yang lebih tinggi, budidaya kelapa sawit telah diperluas secara signifikan oleh petani
dan pengusaha Indonesia.
Mayoritas produksi minyak sawit Indonesia diekspor. Berikut merupakan negara-negara tujuan ekspor
yang paling penting bagi Indonesia yaitu Cina, India, Malaysia, Singapura dan Belanda.
135
Tabel 2.1. Produksi Minyak Sawit
Perkebunan kelapa sawit dan pengolahan industrinya menjadi industri penting untuk perekonomian:
ekspor minyak sawit merupakan penghasil devisa penting dan memberikan kesempatan kerja bagi
jutaan rakyat Indonesia. Hampir 70 persen dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia terletak di
Sumatera di mana industri dimulai pada masa kolonial Belanda. Sisanya - sekitar 30 persen - sebagian
besar ditemukan di pulau Kalimantan.
Menurut data dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia saat ini sekitar delapan juta hektar; dua kali lebih banyak dibanding pada tahun 2000 yaitu
sekitar empat juta hektar lahan di Indonesia digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini
diperkirakan akan meningkat menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.
Perusahaan Indonesia yang bergerak di kelapa sawit berencana investasi besar untuk memperluas
kapasitas penyulingan minyak sawit. Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menghasilkan
lebih banyak pendapatan dari sumber daya alam di Indonesia. Indonesia lebih berfokus terutama pada
ekspor minyak sawit mentah (dan komoditas mentah lainnya) namun saat ini telah merubah prioritasnya
kepada produk olahan yang lebih tinggi . Untuk memacu pertumbuhan industri hilir, pajak ekspor produk
minyak sawit olahan telah menurun dari 25 persen menjadi 10 persen pada 2012. Pajak ekspor untuk
minyak sawit mentah (CPO) berkisar antara 7,5 dan 22,5 persen bergantung pada harga minyak sawit
internasional .
Pada tahun 2013, permintaan CPO dunia mencapai 55,6 juta ton . Uni Eropa, Tiongkok, India dan
Indonesia masing-masing mengonsumsi lebih dari 10% pasokan minyak sawit dunia pada tahun 2013.
Indonesia nyaris mengalahkan India sebagai konsumen terbesar, terutama disebabkan oleh produksi
biodiesel dan oleokimia lokal, yang sebagian besar akhirnya diekspor. Pertumbuhan permintaan
Tiongkok melambat setelah 2006, karena impor kedelai untuk dilumatkan (sebagai pengganti impor
minyak nabati secara langsung) menyumbang sebagian besar pertumbuhan permintaan minyak nabati
secara total, tetapi penggunaan minyak sawit meningkat kembali pada tahun 2013.
Minyak sawit digunakan secara luas di bidang pangan untuk menggoreng, memanggang dan sebagai
lemak penganan manis. Penggunaan minyak sawit untuk biodiesel mulai mencuat sejak tahun 2000
dan saat ini mewakili 15% permintaan minyak sawit dunia dan pangsa tersebut siap meningkat seiring
dengan mandat penggunaan biodiesel. Di antara negara-negara produsen kelapa sawit, Indonesia
sedang dalam proses menerapkan mandat B10 (yang berarti bahan bakar transportasi diesel akan
mengandung 10% biodiesel); Malaysia tengah bergerak menuju mandat B5 secara nasional, dan akan
meningkat menjadi B7 pada tahun 2015. Kolombia menerapkan mandat B10 dan Thailand menerapkan
mandat B7.
Semua negara tersebut menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku produksi biodiesel mereka.
Di Uni Eropa, pasar terbesar biodiesel dunia, mandat biodiesel sebagian dipenuhi melalui penggunaan
biodiesel sawit. Kuantitas mandat tersebut meningkat bukan hanya seiring dengan peningkatan
permintaan akan bahan bakar diesel, tetapi juga porsi biodiesel dalam bahan bakar diesel yang semakin
tinggi.
136
Pada Grafik 2.2. dibawah ini, selama 2008-2013 konsumsi kelapa sawit terus meningkat. Pertumbuhan
tertinggi adalah pada tahun 2013 dimana konsumsi CPO di Indonesia mencapai 24,55%. Sementara
untuk estimasi konsumsi sampai dengan akhir tahun di 2014, di proyeksikan konsumsi CPO mencapai
angka 11.220 ribu MT. (Sumber : Index Mundi).
Kenaikan pangsa CPO di pasar minyak didukung oleh keunggulan harga dibandingkan minyak lainnya,
yang menjadikan CPO pengganti yang menarik bagi minyak lain dalam penggunaan pangan (terutama
untuk menggoreng dan memanggang) dan penggunaan non-pangan (terutama bahan bakar hayati
dan oleokimia). Keunggulan harga tersebut merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai
kemajuan pesat di pasar Tiongkok dan India.
Dalam produksi minyak nabati dunia, CPO menempati posisi pertama dibandingkan dengan jenis
minyak nabati yang lainnya. Kemudian minya kedelai menempati urutan penghasil minyak nabati ke
dua setelah CPO. Pada Grafik 2.3 dan Grafik 2.4 dapat dilihar bahwa kenaikan CPO dan minyak nabati
lainnya dari tahun 2012/2013 ke 2013/2014 mengalami komposisi kenaikan yang tidak terlalu berbeda.
Dimana pada periode tersebut CPO tetap berada pada urutan pertama yatitu 30,00% dari minyak nabati
dunia pada tahun 2014. (Sumber Index : Mundi)
Grafik 2.3 Komposisi Produksi 17 Penghasil Minyak Nabati di Dunia Tahun 2012/2013
Others/An.F
ats
22.10%
Palm Oil
29.90%
Soya Oil
22.60%
Rape Oil
13.00%
PKO&CNO Sun Oil
5.10% 7.30%
137
Grafik 2.4 Komposisi Produksi 17 Penghasil Minyak Nabati di Dunia Tahun 2013/2014
Others/An
.Fats
22.10%
Palm Oil
30.00%
Soya Oil
22.70%
Rape Oil
12.60%
PKO&CNO Sun Oil
5.00% 7.60%
“The Oil World Supply and demand Forecast for the Year 2020” memperkirakan hasil panen minyak
sawit per hektare akan melampaui produktivitas minyak kedelai. Pada 2020, jumlah produksi minyak
sawit atau CPO sebesar 78 juta ton. Disusul dengan minyak kedelai berjumlah 53,2 juta, minyak bunga
matahari sebesar 18,3 juta ton dan minyak kanola 31,5 juta ton. Sisanya berasal dari 13 jenis minyak
lain yang berjumlah 55 juta ton seperti minyak inti sawit, minyak kelapa, minyak kacang tanah, dan
minyak zaitun.
Produksi CPO dunia yang mencapai 78 juta ton ini disokong dua produsen utama yaitu Indonesia
berjumlah 42 juta ton dan Malaysia sebanyak 23 juta ton. Berikutnya ada Nigeria yang sebesar 1,3 juta
ton, Kolombia berjumlah 1,6 juta ton, Thailand berjumlah 2,8 juta ton, dan lainnya berjumlah 7,3 juta
ton. (Sumber : Oil World)
Minyak dan lemak yang berbeda-beda tersebut saling menggantikan satu sama lain dalam berbagai
kegunaan akhir. Untuk keperluan memasak rumah tangga di iklim panas, olein sawit RBD bersaing
secara langsung dengan minyak kedelai, canola dan bunga matahari. Di iklim yang lebih dingin, olein
sawit RBD yang memiliki temperatur lebur relatif lebih tinggi merupakan pesaing tiga minyak nabati
tersebut dalam pasar utama sebagai berikut: industri pangan, katering dan penggunaan non-pangan,
seperti oleokimia, biodiesel dan pakan ternak.
Produk sawit RBD menarik bagi konsumen di iklim yang lebih dingin, karena secara kimiawi produk-
produk tersebut lebih stabil dibandingkan minyak nabati utama lainnya, yang membutuhkan hidrogenasi
parsial agar tetap stabil dari waktu ke waktu. Tetapi proses hidrogenasi tersebut menghasilkan lemak-
trans, yang menghadapi pembatasan hukum lebih ketat dari pemerintah yang mengkhawatirkan akibat
buruk konsumsi lemak-trans terhadap kesehatan.
Berbeda dengan minyak sawit, tanaman benih minyak tahunan seperti sesawi dan kedelai ditanam
ulang setiap tahun dan dipanen selama periode tertentu yang singkat dalam tahun berjalan. Akibatnya,
sejumlah besar tonase harus disimpan, dan pengolahan benih minyak tahunan terjadi lama setelah
panen dan dilakukan di lokasi yang terletak berkilo-kilometer jauhnya. Hal ini mungkin dilakukan karena
benih minyak tahunan lambat membusuk.
Selam periode 2008-2014 areal perkebunan kelapa sawit tersebat di 22 provinsi yakni di seluruh provinsi
di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Provinsi Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tengah , Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua dan Papua Barat. Dari ke 22 Provinsi tersebut, provinisi
Riau merupakan provinsi areal perkebunan kelapa sawit yang terluas di Indonesia yakni 2, 14 juta
hektar pada tahun 2012 atau 21,12 persen dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Menurut status pengusahaannya, sebagian besar perkebunan kelapa sawit pada tahun 2012 diusahakan
oleh perkebunan besar swasta yakni 51,92 persen atau 5,26 juta hektar, sementara perkebunan rakyat
mengusahakan 40,83 persen atau 4,14 juta hektar atau hanya 7,25 persen atau 0,73 hektar yang
diusahakan oleh perkebunan Negara. Pada tahun 2013 perkebunan kelapa sawit yang diusahakan oleh
perkebunan swasta diperkirakan sebesar 50.70 persen atau 5,37 juta hektar, sementara perkebunan
rakyat mengusahakan 41,71 persen atau 4,42 juta hektar dan hanya 7,59 persen atau 0,80 juta hektar
yang di usahakan oleh perkebunan besar Negara. (BPS, 2013)
138
Pada Grafik 2.3. dibawah ini, selama 2009-2013 dapat dilihat bahwa produksi CPO terus bertahap
meningkat. Terdapat lonjakan tertinggi pada tahun 2011 dimana produksi mencapai 26.200 ribu MT.
Sementara untuk estimasi konsumsi sampai dengan akhir tahun di 2014, di proyeksikan produksi CPO
mencapai angka 33.500 ribu MT. (Sumber : Index Mundi).
Perkembangan produksi CPO meningkat sejalan dengan luas areal yakni sekitar 3,38 s.d. 10,25 persen
dari tahub 2008 s.d 2014. Pada tahun 2008 produksi CPO sebesar 19,40 juta ton, meningkat menjadi
26,02 juta ton pada tahun 2012. Tahun 2013 diperkirakan produksi minyak sawit akan meningkat 3,38
persen menjadi sebesar 26,90 juta ton di tahun 2014 meningkat 4,19 persen menjadi 28,02 juta ton.
Provinsi yang memproduksi CPO terbesar pada tahun 2012 adalah provinsi Riau sebesar 6,38 juta ton
atau sekitar 24,54 persen dari total produksi Indonesia. Pada tahun 2013 Provinsi Riau diperkirakan
tetap menjadi produsen CPO terbesar Indonesia yang mencapai sekitar 24,17 persen.
Berdasarkan status pengusahaanya, pada tahun 2012 sebesar 56,45 persen dari produksi minyak sawit
atau 14,68 juta ton minyak sawit berasal dari perkebunan besar swasta 35,35 persen atau 9,20 juta ton
dari perkebunan rakyat dan 8,20 persen atau 2,14 juta ton berasal dari perkebunan besar Negara.
Pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 15,01 juta ton CPO berasal dari perkebunan swasta, 9,50 juta
ton (35.34 persen) dari perkebunan rakyat dan 2,38 juta ton (8,84 persen) berasal dari perkebuan besar
Negara.
Association (Gapki) di Indonesia Palm Oil mengharapkan bahwa ekspor Indonesia dari minyak sawit
mentah (CPO) dan turunannya minyak sawit akan meningkat antara 10 dan 15 persen menjadi
11.290.000 ton pada paruh kedua 2014 dari 9.820.000 ton pada semester pertama ini tahun. Jika
tercapai, maka total ekspor CPO (dan turunannya) dari ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada tahun
2014 akan menjadi 21.110.000 ton. Dengan asumsi harga rata-rata CPO sebesar USD $ 895 per ton,
ekspor tersebut dapat bernilai USD $ 18890000000 total.
Secara tradisional, ekspor CPO meningkat pada semester kedua tahun ini akibat permintaan global
yang lebih tinggi di tengah beberapa hari besar keagamaan (Ramadhan, Idul Fitri dan Natal) serta
Tahun Baru. Dengan demikian, ekspor CPO pada semester kedua tahun ini biasanya mencapai sekitar
70 persen dari total ekspor CPO dalam setahun.
139
Gapki mengatakan bahwa ekspor CPO Indonesia sudah mulai tumbuh Mei 2014 setelah terjun jauh di
bulan sebelumnya. Pada bulan April, hanya 1,38 juta ton CPO diekspor. Namun, ini pulih Mei menjadi
1,7 juta ton (a 23 persen pertumbuhan titik bulan ke bulan) terutama karena permintaan lebih tinggi dari
negara-negara Muslim seperti Bangladesh dan Pakistan (menjelang bulan suci Ramadhan). Permintaan
CPO Indonesia dari kedua negara tersebut melonjak 336 persen (mtm) Mei meskipun dari segi volume
tetap sederhana dibandingkan dengan ekspor CPO ke China atau India.
Peningkatan permintaan untuk CPO Indonesia pada semester kedua tahun 2014 dapat tumbuh lebih
lanjut jika siklus El Nino baru muncul akhir tahun ini. Sejak Maret 2014, spekulasi tentang penyebaran
siklus baru. Fenomena cuaca ini dapat menghasilkan tingkat produksi CPO turun sebesar 5 sampai
10 persen (sehingga positif mempengaruhi harga CPO).
Kinerja sektor ekspor CPO Indonesia juga dipengaruhi oleh konsumsi CPO dalam negeri negara itu,
khususnya dalam konteks program biofuel pemerintah. Pemerintah Indonesia menaikkan jumlah wajib
minyak sawit (metil ester asam lemak) dicampur dalam biodiesel dari 7,5 persen menjadi 10 persen
pada tahun 2013 (untuk pembangkit listrik yang menggunakan biodiesel, jumlah wajib telah dinaikkan
menjadi 20 persen). Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) menyatakan bahwa jumlah wajib
akan meningkat lagi menjadi 20 persen pada periode 2016-2020. Namun, program biofuel belum
berfungsi secara optimal belum. Tahun ini, program ini diperkirakan membutuhkan sekitar 2,5 juta
ton CPO, naik dari 1 juta ton pada 2013 mendatang Jika program ini akan berkembang, maka akan
mengurangi ekspor CPO dari Indonesia.
Ekspor CPO 2014 diperkirakan menghadapi permintaan yang lemah, sementara anjloknya ekspor pada
April 2014 sesuai faktor musiman sebagai bulan lowest season. Namun penurunan tersebut lebih dalam
karena gangguan ekspor utamanya kenaikan bea keluar CPO. Dengan memperhatikan tren dan pola
musiman ekspor CPO serta faktor permintaan, level ekspor CPO akan kembali meningkat setelah April
2014. Namun pertumbuhan keseluruhan tahun relative stagnan, atau hanya tumbuh 1%. Informasi
liaison perusahaan CPO berorientasi ekspor mengonfirmasi lemahnya ekspor tersebut.
140
Dalam jangka panjang kinerja ekspor CPO memiliki prospek yang baik. Pertumbuhan permintaan dunia
akan lebih didorong oleh permintaan biofuel seiring program energi hijau melalui peningkatan kandungan
biodiesel dalam BBM. Indonesia, didukung potensi pemanfaatan lahan dan peningkatan produktivitas,
masih akan mendominasi pasar ekspor ke depan. Ekspor CPO pada April 2014 menurun tajam dan
terjadi ke semua Negara tujuan (Grafik 2.7). Ekspor terendah CPO selalu terjadi pada bulan April sesuai
factor musiman historis. Namun penurunannya lebih dalam diduga karena gangguangangguan proses
ekspor. Tendensi simpangan musiman semakin membesar terutama pada bulan April (lowest season),
berimpikasi pada volatilitas pertumbuhan ekspor yang membesar (Grafik 2.8). Pola musiman ekspor
CPO tersebut bukan disebabkan oleh pola produksi. Hal ini terindikasi dari lowest season produksi
CPO pada bulan Desember dan lowest season ekspor manufaktur pada bulan Februari. Ditengarai pola
musiman ekspor CPO terkait dengan permasalahan logistik pada proses ekspor. Dalam hal ini, utamanya
disebabkan kenaikan bea keluar CPO per 1 April 2014 menjadi sebesar 13,5% dari sebelumnya 10,5%.
Produksi CPO lebih banyak ditujukan untuk ekspor dengan pasar yang semakin terdiversifikasi (Grafik
2.10). Rata-rata produksi CPO sejak 2011 sebesar 12,1% yoy. Namun, pertumbuhan ekspor CPO lebih
rendah pada periode yang sama karena penggunaan domestik yang semakin meningkat. Sementara itu,
pasar ekspor CPO semakin terdiversifikasi. Pasar CPO utama ke negara Emerging masih didominasi
Tiongkok dan India, dengan peningkatan pangsa Afrika dan Asia lainnya (Grafik 2.11).
141
Grafik 2.11 Pangsa Pasar CPO Afrika dan Asia lainnya
Grafik 2.12 Produksi Global Palm Oil Grafik 2.13 Konsumsi Global CPO
Indonesia merupakan produsen CPO terbesar dunia disusul Malaysia (Grafik 2.12). Pertumbuhan
produksi Indonesia tergolong tinggi dan lebih stabil disbanding produsen utama lainnya. Masih
bertumbuhnya lahan tanam dan masih besarnya gap lahan tanam dengan yang telah dapat dipanen
mencerminkan potensi peningkatan produksi yang masih besar (Grafik 2.13). Lokasi utama produksi
CPO di Sumatera dan Kalimantan. Indonesia disusul Malaysia juga tercatat sebagai eksportir terbesar.
Ke depan, Indonesia masih terus mendominasi ekspor CPO dunia. Dari sisi konsumsi, konsumen utama
CPO yaitu India, Tiongkok, EU, dan Indonesia (Grafik 2.14). Tiga negara pertama tersebut juga tercatat
sebagai importir terbesar baik saat ini maupun ke depannya; sekaligus masih menjadi pasar ekspor
Indonesia.
142
Grafik 2.14. Luas Area Kelapa Sawit
Sementara untuk Total volume Impor minyak kelapa sawit pada tahun 2007 hingga 2010 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi berturut-turut sebesar 200 persen pada tahun 2008, untuk import sampai
dengan akhir tahun di 2013, di proyeksikan import CPO mencapai angka 40 ribu MT. (Sumber : Index
Mundi).
143
Grafik 2.15 Import Kelapa Sawit
2.6. Biodiesel
Permintaan CPO ke depan akan didorong oleh kebutuhan biofuel (Grafik 2.16). Semakin tingginya
permintaan biofuel terkait program energi hijau tercermin pada pangsa penggunaan CPO untuk
biodiesel di berbagai negara yang meningkat. Tren penggunaan biodiesel juga terjadi Indonesia
dengan peningkatan penggunaan dalam BBM secara bertahap hingga 25% pada 2025. Pertumbuhan
permintaan CPO dunia ke depan cenderung lebih rendah dari pertumbuhan saat ini (Grafik 2.17).
Permintaan juga akan didominasi negara berkembang.
144
US Departement of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi CPO Indonesia tumbuh stabil pada
2014 di kisaran 8% (yoy). Namun dengan mempertimbangkan El Nino, Oil World memperkirakan
pertumbuhan produksi CPO yang lebih rendah sebesar 5,6%. Rilis terbaru Biro Cuaca Australia
memprakirakan tingkat kemungkinan El Nino yang semakin besar mencapai 70% atau dalam status
Alert. Sementara itu, GAPKI memprediksi volume ekspor CPO 2014 stagnan atau tidak bertumbuh,
karena lemahnya permintaan dan faktor kebijakan negara pengimpor; maupun kebijakan mandatory
biofuel dalam negeri.
Dengan memperhatikan tren dan pola musiman ekspor CPO serta factor permintaan ke depan, level
ekspor CPO akan kembali meningkat setelah April 2014. Namun ekspor keseluruhan tahun 2014
relatif stagnan, hanya tumbuh sebesar 1%. Informasi liaison mengonfirmasi lemahnya pasar ekspor.
Perusahaan CPO yang berorientasi ekspor memperkirakan penjualan 2014 tertahan karena lemahnya
permintaan Tiongkok, India, dan Pakistan. Sebaliknya, perusahaan CPO yang berorientasi domestik
memperkirakan penjualan yang meningkat.
Pemerintah Indonesia menandatangani moratorium hutan primer dua tahun yang mulai berlaku pada
tanggal 20 Mei 2011 dan berakhir Mei 2013 Setelah berakhirnya, Presiden Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono memperpanjang moratorium dua tahun. Moratorium ini berarti berhenti sementara untuk
pemberian izin baru untuk pembukaan hutan hujan dan lahan gambut di negara ini. Dalam pertukaran
Indonesia menerima paket Rp 1 miliar dari Norwegia. Pada beberapa kesempatan media internasional
telah melaporkan bahwa moratorium telah dilanggar oleh perusahaan Indonesia. Ia telah berhasil,
namun, dalam membatasi - meskipun sementara - ekspansi perkebunan sawit di Indonesia. Skeptis
moratorium menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaannya pemerintah telah dikonsesikan sekitar
sembilan juta hektar untuk tanaman baru. Selain itu, perusahaan sawit besar memiliki bank tanah yang
luas yang banyak hanya setengah ditanam, artinya masih ada banyak ruang untuk ekspansi.
145
3. Posisi Perseroan di dalam Industri Kelapa Sawit
Grafik 3.1. Total Aset terhadap Pesaing (dalam Miliar Rupiah) Grafik 3.2. Total Land Bank terhadap Pesaing (dalam ribu Ha)
1,180
4,936
32
6,552 235
AALI AALI
18,167
SIMP 407
SIMP
LONSUM LONSUM
8,478
BWPT BWPT
25 22.9 23.1
22.3 22.8
22 22
20.7
22.4
20 20.7
16.7
15.9
15 13.8
10
4.60 5.10
5 3.80 3.70 4.00
2.90
0
AALI SIMP LONSUM BWPT SGRO GP
Berdasarkan Grafik 3.1 , Grafik 3.2 dan Grafik 3.3. dapat dilihat bahwa dari segi total aset dan total land
bank, Perseroan masih berada pada tahap berkembang dan akan terus memperluas lahan tertanamnya.
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, lahan cadangan perseroan luas sebesar 49.410,92 hektar
di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera, dimana seluas
17.323,60 hektar diantaranya adalah sudah tertanam. Sisanya, yaitu 32.087,32 hektar merupakan
cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan oleh Perseroan dan Entitas Anak. Dengan
luas kondisi lahan dan total aset yang masih berasa di bawah posisi competitor tidak menjadikan
Perseroan menurunkan kualitas daripada hasil produksinya. Hal tersebut dapat dilihat pada Grafik
3.3. yaitu perbandingan dimana berdasarkan historis pencapaiannya, perseroan dapat memanfaatkan
utilitasi aset dan lahan yang dimilikinya yang tercermin pada nisbah FFB Yield, OER(%) dan KER(%).
146
XII. Ekuitas
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk periode yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member
firm of RSM International) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, tabel berikut ini menyajikan
posisi ekuitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 serta 31 Desember 2013, 2012, 2011
dan 2010, yang angka-angkanya diambil dari laporan keuangan konsolidasian auditan perseroan pada
tanggal 30 Juni 2014 serta 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 2010, dan untuk yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut.
(dalam Rupiah)
Pada tanggal
Pada tanggal 31 Desember
Keterangan 30 Juni
2014 2013 2012 2011 2010 2009
EKUITAS
Ekuitas yang dapat
Diatribusikan
kepada Pemilik
Entitas Induk
Modal saham 286.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
Proforma Modal
yang Timbul
dari Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali - 691.831.004.929 688.583.729.121 696.110.702.575 301.315.396.172 276.307.608.197
Tambahan Modal
Disetor 169.629.244.210 - - - - -
Defisit (77.160.000) (22.160.000) (8.580.000) (6.720.000) (360.000) -
Total Ekuitas
yang Dapat
Diatribusikan
Kepada Pemilik
Entitas Induk 456.052.084.210 694.308.844.929 691.075.149.121 698.603.982.575 303.815.036.172 278.807.608.197
Kepentingan Non
Pengendali 244.628.180.127 - - - - -
Jumlah Ekuitas 700.331.318.765 694.308.844.929 691.075.149.121 698.603.982.575 303.815.036.172 278.807.608.197
Selain yang telah disebutkan di atas, setelah tanggal Laporan Keuangan 30 Juni 2014 hingga Prospektus
ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur modal yang terjadi.
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebesar 800.000.000 (delapan
ratus juta) saham biasa atas nama yang merupakan saham baru yang berasal dari portepel, atau sebesar
21,8281% (dua puluh satu koma delapan dua delapan satu persen) dari jumlah modal ditempatkan dan
disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham, yang merupakan Saham Biasa
Atas Nama dengan nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham
147
Bersamaan dengan Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan juga menerbitkan sebanyak
1.000.000.000 (satu miliar) Waran Seri I atau sebanyak 35% (tiga puluh lima persen) dari total jumlah
saham ditempatkan dan disetor penuh saat Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum
Perdana Saham ini disampaikan, yang menyertai Saham Baru Perseroan.
Di bawah ini disajikan posisi ekuitas proforma Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 setelah
memperhitungkan dampak dari dilakukannya Penawaran Umum Perdana Saham dan Pelaksanaan
Waran Seri I ini:
(dalam Rupiah)
Proforma Modal
Total Ekuitas
yang Timbul
yang Dapat
dari Transaksi Tambahan Kepentingan
Uraian Modal saham Defisit Diatribusikan Jumlah Ekuitas
Restrukturisasi Modal Disetor Non Pengendali
Kepada Pemilik
Entitas
Entitas Induk
Sepengendali
Posisi ekuitas menurut
laporan keuangan
konsolidasi pada tanggal
30 Juni 2014 286.500.000.000 - 169.629.244.210 (77.160.000) 456.052.084.210 244.628.180.127 700.331.318.765
Perubahan ekuitas setelah
tanggal 30 Juni 2014 jika
diasumsikan telah terjadi
pada tanggal tersebut :
Saham sejumlah
800.000.000 saham
biasa Atas Nama
dengan nilai nominal
Rp100 per saham
dan harga penawaran
Rp288 per saham 80.000.000.000 - 150.400.000.000 - - - 230.400.000.000
Pelaksanaan
1.000.000.000 Waran
Seri I dengan nilai
nominal Rp100 per
saham dan Harga
Pelaksanaan Rp288 per
Waran Seri I 100.000.000.000 - 188.000.000.000 - - - 288.000.000.000
Proforma Ekuitas pada
tanggal 30 Juni 2014
setelah Penawaran
Umum Perdana Saham
dan Pelaksanaan Waran
Seri I 466.500.000.000 - 508.029.244.210 (77.160.000) 456.052.084.210 244.628.180.127 1.218.731.318.765
148
XIII. Kebijakan Dividen
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan,
laba bersih Perseroan dapat dibagikan kepada Pemegang Saham sebagai dividen setelah penyisihan
dana cadangan wajib yang dipersyaratkan undang-undang. Pembagian dividen harus disetujui oleh
Pemegang Saham melalui keputusan RUPS Tahunan berdasarkan rekomendasi Perseroan.
Manajemen Perseroan, merencanakan kebijakan pembagian dividen kas maksimum 25% (dua puluh
lima persen) dari laba bersih Perseroan untuk setiap tahunnya dimulai dari tahun buku 2014 dengan
dasar perhitungan bahwa Perseroan akan memberikan keuntungan yang proporsional antara Pemegang
Saham dengan tetap memperhatikan adanya pertumbuhan Perseroan dimasa yang akan datang.
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, pembagian dividen final setiap
tahunnya dilakukan berdasarkan keputusan para pemegang saham pada RUPS tahunan berdasarkan
usulan dari Direksi. Perseroan berencana untuk membagikan dividen setidaknya sekali setahun kecuali
diputuskan lain dalam RUPS. Direksi Perseroan akan membayarkan dividen, dengan persetujuan
para pemegang saham dalam RUPS. Pembagian dividien akan dilaksanakan dengan memperhatikan
kondisi keuangan dan tingkat kesehatan Perseroan.
Dividen adalah dalam bentuk kas, kecuali diputuskan lain dalam RUPS. Pembagian dividen kas akan
dibayarkan dalam mata uang Rupiah. Pemegang saham Perseroan pada suatu tanggal tertentu sesuai
peraturan yang berlaku, berhak memperoleh jumlah dividen kas secara penuh, tetapi tetap mengacu
pada peraturan perpajakan Indonesia yang berlaku. Direksi dapat mengubah kebijakan dividen setiap
saat, dengan persetujuan rapat umum pemegang saham.
Para pemegang saham baru yang berasal Penawaran Umum Perdana Saham ini akan memperoleh
hak-hak yang sama dan sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan, termasuk hak untuk
menerima dividen.
149
XIV. Perpajakan
Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-Undang No.36
tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha
Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah
modal yang disetor.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan Atas penghasilan Dari Transaksi
Penjualan Saham Di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan
saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari
jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final, pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan
oleh penyelenggara bursa efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi
penjualan saham;
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%
(nol koma lima persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana Saham;
3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh perusahaan atas
nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham pendiri
tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka perhitungan Pajak
Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan
Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008.
Peraturan Pemerintah ataspenghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku
untuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan republik Indonesia.
Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari
2010).
150
Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-
pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak luar negeri dikenakan
Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No.36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar
dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas) persen dari jumlah bruto
sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23
merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib
Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap.
Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas
penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah
paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif
tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun
2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam Negeri.
Berdasarkan Pasal 26 ayat 1, dividen yang dibayar atau terhutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri
akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen
tunai) atau 20% (dua puluh persen) dari nilai par (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang
merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi surat edaran Dirjen pajak No.SE-03/PJ.
101/1996 tanggal 29 maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B),
dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertifikat
Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertifikat ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun
dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat
seperti yang tercantum pada sertifikat tersebut, sertifikat tersebut tetap berlaku.
Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini diharapkan untuk
berkonsultasi dangan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang
timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran
Umum Perdana Saham ini.
Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan
yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan
pajak.
151
XV. Penjaminan Emisi Efek
Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek Penawaran Umum Perseroan No.15 tanggal 6 Oktober 2014, sebagaimana diubah dan
dinyatakan kembali melalui Addendum dan Pernyataan Kembali Akta Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek No. 35 tanggal 4 Desember 2014, yang seluruhnya dibuat dihadapan Humberg Lie, SH, Se,
MKn, Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara
sendiri-sendiri menyetujui untuk menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel
kepada Masyarakat sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh
(full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran
Umum Perdana Saham ini yaitu sebesar 800.000.000 (delapan ratus juta) saham biasa atas nama baru
(saham baru).
Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah
ada sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek.
Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah
sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No.IX.A.7. Penjamin
Emisi Efek menyatakan menjamin secara kesanggupan penuh (full commitment) terhadap Penawaran
Umum Perdana Saham ini.
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan
emisi dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Porsi Penjaminan
No. Nama Para Penjamin Emisi Efek
Saham Rupiah Persentase
Penjamin Pelaksana Emisi Efek:
1. PT CIMB Securities Indonesia 762.400.000 219.571.200.000 95,30%
Sub Total 762.400.000 219.571.200.000 95,30%
Para Penjamin Emisi Efek
1. PT Buana Capital 200.000 57.600.000 0,03%
2. PT Dhanawibawa Artha Cemerlang 3.000.000 864.000.000 0,38%
3. PT Equity Securities Indonesia 200.000 57.600.000 0,03%
4. PT HD Capital Tbk 500.000 144.000.000 0,06%
5. PT Indomitra Securities 3.000.000 864.000.000 0,38%
6. PT Jasa Utama Capital 500.000 144.000.000 0,06%
7. PT Kresna Graha Securindo Tbk 2.000.000 576.000.000 0,25%
8. PT Lautandhana Securindo 3.000.000 864.000.000 0,38%
9. PT Magenta Kapital Indonesia 2.000.000 576.000.000 0,25%
10. PT Makindo Securities 500.000 144.000.000 0,06%
11. PT Makinta Securities 500.000 144.000.000 0,06%
12. PT Mega Capital Indonesia 3.000.000 864.000.000 0,38%
13. PT Minna Padi Investama Tbk 1.000.000 288.000.000 0,13%
14. PT MNC Securities 200.000 57.600.000 0,03%
15. PT NISP Sekuritas 1.000.000 288.000.000 0,13%
16. PT OSO Securities 500.000 144.000.000 0,06%
17. PT Panca Global Securities 1.000.000 288.000.000 0,13%
18. PT Philip Securities Indonesia 2.000.000 576.000.000 0,25%
19. PT Recapital Securities 3.000.000 864.000.000 0,38%
20. PT Reliance Securities 3.000.000 864.000.000 0,38%
21. PT Trimegah Securities Tbk 3.000.000 864.000.000 0,38%
22. PT Valbury Asia Securities 3.000.000 864.000.000 0,38%
23. PT Victoria Securities 1.000.000 288.000.000 0,13%
24. PT Yulie Sekurindo Tbk 500.000 144.000.000 0,06%
Sub Total 37.600.000 10.828.800.000 4,70%
Total 800.000.000 230.400.000.000 100,00%
152
Berdasarkan UU Pasar Modal, yang dimaksud dengan pihak yang memiliki Afiliasi adalah sebagai
berikut:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal
maupun vertikal;
b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota direksi atau
komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak baik langsung maupun tidak langsung,
mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung,
oleh pihak yang sama; atau;
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama
PT CIMB Securities Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi dengan
tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan, baik langsung maupun tidak
langsung sebagaimana disebutkan di atas.
Harga Penawaran untuk Saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi
Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal
(bookbuilding) yang dilakukan sejak tanggal 24 November 2014 sampai dengan 3 Desember 2014.
Berdasarkan hasil penawaran awal (bookbuilding) jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh
Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada pada kisaran harga Rp250 - Rp300. Dengan mempertimbangkan
hasil penawaran awal tersebut diatas maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dengan Perseroan ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp288. Penentuan harga ini juga
telah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
- Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;
- Permintaan investor;
- Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB);
- Kinerja Keuangan Perseroan;
- Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan
keterangan mengenai industri Perseroan di Indonesia;
- Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau
maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;
- Status dari perkembangan terakhir Perseroan;
- Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian
untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan;
- Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di
Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan
- Mempertimbangkan Kinerja Saham di Pasar Sekunder.
Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini, harga
Saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan Saham Perseroan
akan terus berkembang secara aktif di Bursa dimana Saham tersebut dicatatkan.
153
XVI. Lembaga dan Profesi Penunjang dalam Rangka
Penawaran Umum Perdana Saham
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum Perdana Saham
ini adalah sebagai berikut:
Kantor Akuntan Publik : KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (member firm of RSM
International)
Plaza ASIA Lantai 10-11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190
154
12. Penawaran Umum Perdana Saham PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
(tahun 2012)
13. Penawaran Umum Perdana Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Tbk (tahun 2012)
14. Penawaran Umum Terbatas Saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk
(tahun 2012)
2013
1. Mewakili PT Siloam International Hospitals Tbk atas Penawaran
Umum Perdana PT Siloam International Hospitals Tbk yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia;
2. Mewakili PT Electronic City IndonesiaTbk atas Penawaran Umum
Perdana PT Electronic City Indonesia Tbk yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia;
155
3. Mewakili PT Astra Otoparts Tbk atas Penawaran Umum Terbatas
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia;
4. Mewakili PT Apexindo Pratama Duta Tbk atas pencatatan kembali
saham-saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk di Bursa Efek
Indonesia.
2012
1. Mewakili PT Express Transindo Utama atas Penawaran Umum
Perdana PT Express Transindo Utama yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
2011
1. Mewakili PT Visi Media Asia Tbk., perusahaan induk dari
PT Cakrawala Andalas Televisi dan PT Lativi Mediakarya atas
Penawaran Umum Perdana PT Visi Media Asia Tbk yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia;
2. Mewakili PT Bank CIMB Niaga Tbk atas Penawaran Umum Terbatas
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia;
3. Mewakili PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, atas Penawaran
Umum Terbatas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia;
4. Mewakili PT Darma Henwa Tbk atas Penawaran Umum Terbatas
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia;
5. Mewakili PT Bank Danamon Indonesia Tbk atas Penawaran Umum
Terbatas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
156
Saham PT Apexindo Energi Investama tahun 2014, Penilaian Pendapat
Kewajaran PT Bank Permata tahun 2014, Penilaian Saham PT Bumi
Resources Tbk Tahun 2013, Penilaian Saham PT Bumi Resources Tbk
Tahun 2013, Penilaian Properti PT Blue Bird Tbk Tahun 2013, Penilaian
Tagihan dan Hak Opsi PT Nusa Raya Cipta Tbk Tahun 2013, Penilaian
Properti PT Saratoga Investama Tbk, Penilaian Properti dan Penilaian
Saham PT Modernland Realty Tbk Tahun 2013, Penilaian Properti
PT Astra Graphia Tbk Tahun 2013, Penilaian Properti PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk Tahun 2013, Penilaian Saham dan Pendapat
Kewajaran PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Tahun 2012, Penilaian
Saham dan Pendapat Kewajaran PT Samindo Resources Tbk Tahun 2012,
Pendapat Kewajaran PT Intiland Development Tbk Tahun 2012, Penilaian
Saham dan Pendapat Kewajaran PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
Tahun 2011, Penilaian Saham dan Pendapat Kewajaran PT Modernland
Realty Tbk Tahun 2011.
Notaris : Humberg Lie S.H., S.E., M.Kn
Jl. Raya Pluit Selatan Raya 103
Jakarta Utara 14450
Tel: (021) 66697316, 66697315, 66697272
Fax: (021) 6678527
157
12. Penawaran Umum Perdana Saham PT Gading Development Tbk
(2012)
13. Penawaran Umum Terbatas PT Sugih Energy Tbk (2012)
14. Penawaran Umum Perdana Saham PT Visi Media Asia Tbk (2011)
15. Penawaran Umum Perdana Saham PT SMR Utama Tbk (2011)
Ruang lingkup tugas Biro Administrasi Efek (BAE) dalam rangka Penawaran
Umum Perdana Saham ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan
Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa
Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen
sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah
memperoleh persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang
diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi
pemesanan dan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia
pada BAE. Penjamin Pelaksana Emisi bersama-sama dengan BAE,
memiliki hak untuk menolak pemesanan yang tidak memenuhi persyaratan
pemesanan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi
jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan sesuai
dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan,
mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) dan menyiapkan laporan
penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Surat Kolektif
Saham (SKS), apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran
Umum Perdana Saham sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam Penawaran Umum Perdana Saham
ini tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan sebagaimana definisi hubungan Afiliasi dalam
UU PM.
158
XVII. Pendapat dari Segi Hukum
159
Halaman ini sengaja dikosongkan
Hadiputranto, Hadinoto & Partners
The Indonesia Stock Exchange Building
Tower II, 21st Floor
Sudirman Central Business District
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Indonesia
Kepada Yth.
U.p.: Direksi
Dengan hormat,
Untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal, kami kantor konsultan hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners, dalam hal ini diwakili oleh
Rambun Tjajo, SH, yang telah memiliki Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal
No. 179/STTD-KH/PM/1998, tanggal 21 April 1998, atas nama Rambun Tjajo, SH, dan telah
terdaftar dalam Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal dengan Nomor 98037, selaku Konsultan
Hukum yang bebas dan mandiri, telah ditunjuk oleh PT Golden Plantation Tbk. (“Perseroan”)
berdasarkan Surat Penunjukkan tanggal 2 Juni 2014 untuk melakukan Uji Tuntas dan mempersiapkan
Laporan Uji Tuntas (“LUT”) serta memberikan Pendapat Dari Segi Hukum atas Perseroan
(“Pendapat Hukum”), sehubungan dengan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (“PUPS”).
Pendapat Hukum ini menggantikan Pendapat Dari Segi Hukum yang telah diberikan sebelumnya,
sebagaimana dimuat dalam surat kami No. Ref.: RT/BDH/ 498144-v1 tanggal 18 November 2014.
A. URAIAN TRANSAKSI
Perseroan, melalui PUPS, berencana untuk melakukan Penawaran Umum atas saham biasa
atas nama Perseroan yang akan diterbitkan dan ditawarkan kepada masyarakat sejumlah
800.000.000 saham biasa atas nama yang mewakili 21,8281% dari modal ditempatkan dan
dikeluarkan Perseroan setelah PUPS, yang merupakan saham baru dengan nilai nominal
Rp100 setiap saham, dengan harga penawaran Rp288 setiap saham yang dijamin dengan
kesanggupan penuh (full commitment) oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para
Penjamin Emisi Efek (sebagaimana didefinisikan dibawah ini). Nilai saham yang ditawarkan
dalam PUPS secara keseluruhan adalah sebesar Rp230.400.000.000. Dalam rangka PUPS ini,
seluruh saham Perseroan akan dicatatkan pada BEI.
Hadiputranto, Hadinoto & Partners is a member of Baker & McKenzie International, a Swiss Verein.
Perseroan berencana untuk mengalokasikan saham yang ditawarkan dalam PUPS sejumlah
80.000.000 saham atau 10% dari saham yang ditawarkan akan dialokasikan untuk Program
Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau ESA) yang diperuntukkan kepada
karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan (“Program ESA”).
Dalam rangka PUPS, Perseroan secara bersamaan akan menerbitkan sejumlah 1.000.000.000
Waran Seri I atau 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh saat pernyataan
pendaftaran dalam rangka PUPS disampaikan, yang menyertai saham baru Perseroan. Waran
Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru Perseroan
yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan pada tanggal penjatahan.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum dan peraturan pasar modal yang berlaku, dalam
rangka PUPS, Perseroan telah menandatangani perjanjian-perjanjian sebagai berikut:
1. Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP-0021/PE/KSEI/1014
tanggal 2 Oktober 2014, antara Perseroan dan KSEI (“Perjanjian Pendaftaran
Efek”);
2. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 7 Oktober 2014, antara Perseroan
dan BEI (“Perjanjian Pendahuluan Pencatatan”);
3. Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 15 tanggal 6 Oktober 2014, yang dibuat
di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, antara Perseroan
dan PT CIMB Securities Indonesia (“Penjamin Pelaksana Emisi Efek”)
sebagaimana diubah dengan Akta Addendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek No. 35 tanggal 4 Desember 2014, yang dibuat di hadapan
Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, antara Perseroan, Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dan PT Buana Capital, PT Dhanawibawa Artha Cemerlang, PT
Equity Securities Indonesia, PT HD Capital Tbk, PT Indomitra Securities, PT Jasa
Utama Capital, PT Kresna Graha Sekurindo Tbk, PT Lautandhana Securindo, PT
Magenta Kapital Indonesia, PT Makindo Securities, PT Makinta Securities, PT Mega
Capital Indonesia, PT Minna Padi Investama Tbk, PT MNC Securities, PT NISP
Securities, PT Panca Global Securities, PT Phillip Securities Indonesia, PT OSO
Securities, PT Reliance Securities, PT Trimegah Securities Tbk, PT Valbury Asia
Securities, PT Victoria Securities Indonesia, PT Yulie Sekurindo Tbk (secara
bersama-sama, “Para Penjamin Emisi Efek”) (“Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek”);
4. Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham No. 17 tanggal 6 Oktober 2014
sebagaimana diubah dengan Akta Addendum Perjanjian Pengelolaan Administrasi
Saham No. 37 tanggal 4 Desember 2014, keduanya dibuat di hadapan Humberg Lie,
SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, antara Perseroan dan PT Sinartama Gunita
(“Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham”);
5. Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran
Umum Perseroan No. 18 tanggal 6 Oktober 2014 sebagaimana diubah dengan Akta
Addendum Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran Seri I Dalam Rangka
Penawaran Umum Perseroan No. 38 tanggal 4 Desember 2014, keduanya dibuat
dihadapan Notaris Humberg Lie SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, antara
Perseroan dan PT Sinartama Gunita (“Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran
Seri I”); dan
502201-v1
162
6. Akta Pernyataan Penerbitan Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum
Perseroan No. 16, tanggal 6 Oktober 2014 sebagaimana diubah dengan Akta
Addendum Pernyataan Penerbitan Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum
Perseroan No. 36 tanggal 4 Desember 2014, keduanya dibuat dihadapan Notaris
Humberg Lie SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara (“Pernyataan Penerbitan
Waran Seri I”).
Perseroan merencanakan untuk menggunakan dana yang akan diperoleh dari hasil PUPS ini,
setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi dengan perincian sebagai berikut:
(a) Sekitar 59% atau Rp130,27 miliar akan digunakan untuk mengakuisisi Perusahaan
Target (“Rencana Akuisisi”) dimana sekitar 21% akan digunakan untuk
mengakuisisi saham BCI dan sekitar 38% akan digunakan untuk mengakuisisi saham
PAH. Berikut adalah keterangan singkat dari Rencana Akuisisi:
- sekitar 21% atau Rp46,250 miliar dari keseluruhan dana yang akan diperoleh
dari PUPS akan digunakan untuk mengakuisisi saham BCI dari PT Pangeran
Duayu dan Mohammad Reza Zulkarnaen; dan
- sekitar 38% atau Rp84,015 miliar dari keseluruhan dana yang akan diperoleh
dari PUPS akan digunakan untuk mengakuisisi saham PAH dari PT Profindo
Putra Utama.
(b) Sekitar 41% atau Rp90,13 miliar akan digunakan untuk belanja modal dan modal
kerja Perusahaan Target dalam pengembangan kegiatan usaha perkebunan kelapa
sawit.
Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan
untuk tambahan modal kerja Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan, seperti biaya umum
dan administrasi lainnya.
Dengan tetap memperhatikan ruang lingkup, pembatasan dan asumsi yang akan disebutkan di
bawah, Pendapat Hukum ini dapat diubah, ditambah berdasarkan dokumen-dokumen
tambahan dari Perseroan dan keterangan-keterangan Perseroan yang kami peroleh, setelah
tanggal dikeluarkannya Pendapat Hukum ini sampai dengan dinyatakan efektifnya pernyataan
pendaftaran atas dokumen PUPS oleh OJK.
B. DEFINISI
Selain dari istilah yang telah didefinisikan di bawah ini, istilah-istilah lain yang dipakai,
namun tidak diatur dalam Pendapat Hukum ini memiliki arti yang sama dengan istilah-istilah
sebagaimana didefinisikan di dalam LUT:
“Anggaran Dasar” berarti anggaran dasar suatu PT yang didirikan berdasarkan Hukum
Indonesia.
“Anak Perusahaan Perseroan” berarti perusahaan-perusahaan yang berbentuk badan hukum
PT berdasarkan Hukum Indonesia yang saham-sahamnya dimiliki baik langsung maupun
tidak langsung oleh Perseroan dimana kepemilikan Perseroan pada perusahaan-perusahaan
502201-v1
163
tersebut lebih dari 50% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dalam perusahaan-
perusahaan tersebut dan laporan keuangannya dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Perseroan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Republik Indonesia, yang dalam
hal ini meliputi: BRI, MJAP, CPO, TPSum, ASJ, MBP, dan TAM.
“ASJ” berarti PT Airlangga Sawit Jaya.
“BCI” berarti PT Bailangu Capital Investment.
“BEI” berarti PT Bursa Efek Indonesia.
“BRI” berarti PT Bumiraya Investindo.
“LUT” berarti Laporan Uji Tuntas atas Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan serta
Perusahaan Target yang memuat hasil Uji Tuntas HHP, yang disusun dengan memperhatikan
ketentuan Standar HKHPM dan ketentuan Hukum Indonesia yang relevan terhadap
pelaksanaan Uji Tuntas.
“Menkumham” berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu
Menteri Kehakiman Republik Indonesia).
“Peraturan No. IX.J.1” berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. KEP-179/BL/2008, tanggal 14 Mei 2008, tentang Pokok-Pokok Anggaran
502201-v1
164
Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan
Publik.
“Standar HKHPM” berarti Standar Pemeriksaan Hukum dan Standar Pendapat Hukum yang
dikeluarkan oleh HKHPM berdasarkan Keputusan HKHPM No. 01/HKHPM/2005 tanggal 18
Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan HKHPM No.
KEP.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 dan Keputusan HKHPM No. 01/KEP-
HKHPM/II/2014 tanggal 4 Februari 2014.
“Surat Pernyataan” berarti Surat Pernyataan yang ditandatangani Perseroan, Anak
Perusahaan Perseroan tanggal 15 September 2014, Surat Pernyataan BCI tanggal 22
September 2014, dan Surat Pernyataan PAH tanggal 3 Desember 2014 sehubungan dengan
hal-hal yang kami periksa dalam LUT.
“TAM” berarti PT Tandan Abadi Mandiri.
“TPSum” berarti PT Tugu Palma Sumatera.
“Tanggal Pendapat Hukum” berarti tanggal dikeluarkannya Pendapat Hukum ini, yaitu
tanggal 5 Desember 2014.
“Uji Tuntas” berarti uji tuntas dari segi hukum atas Perseroan dan Anak Perusahaan
Perseroan serta Perusahaan Target yang dilaksanakan oleh HHP sehubungan dengan rencana
pelaksanaan transaksi Penawaran Umum oleh Perseroan, dengan memperhatikan Ruang
Lingkup, Pembatasan dan Asumsi dari LUT.
“UUPT” berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
“UUTK” berarti Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
“UU WLTK” berarti Undang-Undang No. 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan.
“WLTK” berarti Wajib Lapor Tenaga Kerja.
502201-v1
165
C. RUANG LINGKUP, PEMBATASAN, DAN ASUMSI
Pendapat Hukum ini mempunyai ruang lingkup dan pembatasan-pembatasan sebagai berikut:
1. Pendapat Hukum ini disusun khusus atas keadaan Perseroan selama Periode Uji
Tuntas;
2. Pendapat Hukum ini disusun berdasarkan pemeriksaan atas dokumen-dokumen asli,
turunan, salinan dan fotokopi yang kami peroleh dari Perseroan, Anak Perusahaan
Perseroan, dan Perusahaan Target serta pernyataan dan keterangan lisan maupun
tertulis yang diberikan oleh anggota Direksi, Komisaris, wakil dan/atau pegawai dari
masing-masing Perseroan, Anak Perusahaan Perseroan, dan Perusahaan Target yang
hasilnya termuat dalam LUT, yang menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Pendapat Hukum ini;
3. Pendapat Hukum ini disusun dalam kerangka Hukum Indonesia dan karenanya tidak
dimaksudkan untuk berlaku atau dapat ditafsirkan menurut hukum atau yurisdiksi
hukum negara lain; dan
4. Seluruh ruang lingkup dan pembatasan sebagaimana dimuat dalam LUT menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari ruang lingkup dan pembatasan dalam Pendapat
Hukum ini.
Dengan memperhatikan Ruang Lingkup dan Pembatasan di atas, dalam menyusun Pendapat
Hukum ini, kami berasumsi bahwa:
1. semua tanda tangan adalah asli dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang,
semua dokumen yang diperlihatkan atau diserahkan kepada kami sebagai asli adalah
otentik, dan bahwa salinan atau fotokopi dari tanda tangan dan dokumen yang
diberikan kepada kami adalah sama dengan dokumen aslinya;
2. bahwa Perseroan, Anak Perusahaan Perseroan, dan Perusahaan Target telah
memberikan kepada kami seluruh dokumen dan informasi yang relevan dengan
pelaksanaan Uji Tuntas dan penyusunan Pendapat Hukum (“Informasi Uji Tuntas”)
dan tidak ada dokumen dan informasi lainnya yang relevan yang tidak atau belum
diberikan atau diberitahukan kepada kami sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum;
3. bahwa seluruh Informasi Uji Tuntas beserta dengan seluruh fakta yang dinyatakan dalam
Informasi Uji Tuntas tersebut, yang telah menjadi dasar penyusunan LUT dan Pendapat
Hukum ini, adalah benar, akurat, lengkap, tidak menyesatkan, sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, belum diubah dan masih berlaku sampai dengan Tanggal Pendapat
Hukum, serta tidak ada hal-hal lain yang berkaitan yang disembunyikan dengan sengaja
maupun tidak;
4. bahwa dokumen asli masih ada dan belum diubah, dibatalkan maupun digantikan oleh
dokumen atau perjanjian atau tindakan lain yang tidak kami ketahui;
5. bahwa dokumen-dokumen tersebut mengatur kewajiban yang mengikat para pihak
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah ditandatangani oleh
Perseroan, Anak Perusahaan Perseroan, atau Perusahaan Target untuk kepentingannya
masing-masing;
502201-v1
166
6. bahwa untuk setiap dokumen dimana pihaknya berbentuk perusahaan selain dari
Perseroan, Anak Perusahaan Perseroan, dan Perusahaan Target, pihak tersebut masih
tetap berdiri dan mempunyai kewenangan dan memperoleh perizinan/persetujuan
korporat dan pihak yang berwenang yang diperlukan untuk menandatangani perjanjian
tersebut dan perjanjian tersebut telah ditandatangani dengan benar untuk
keuntungan/kepentingan pihak tersebut dan bahwa para pihak tidak dalam keadaan pailit
atau keadaan lain pada saat penandatanganan perjanjian tersebut;
7. bahwa setiap pihak yang mengadakan perjanjian dengan Perseroan, Anak Perusahaan
Perseroan, dan Perusahaan Target dan/atau para pejabat Pemerintah yang
mengeluarkan perizinan Perseroan, Anak Perusahaan Perseroan, dan/atau Perusahaan
Target, melakukan pendaftaran atau pencatatan untuk kepentingan Perseroan, Anak
Perusahaan Perseroan, dan/atau Perusahaan Target mempunyai kewenangan dan
kekuasaan untuk melakukan tindakan tersebut secara sah dan mengikat berdasarkan
Hukum Indonesia;
8. dokumen, informasi beserta dengan pernyataan dan keterangan tertulis (termasuk
turunan dan salinannya) atau lisan yang diberikan oleh pejabat pemerintah, badan
peradilan dan pihak ketiga lainnya terkait dengan pelaksanaan Uji Tuntas adalah
benar, lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya;
9. pernyataan-pernyataan dan keterangan-keterangan tertulis atau lisan yang diberikan
oleh anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau pegawai Perseroan, Pemegang
Saham Utama Perseroan, Anak Perusahaan Perseroan, dan Perusahaan Target
sehubungan dengan pelaksanaan Uji Tuntas dan penyusunan Pendapat Hukum adalah
benar, lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya; dan
10. perolehan saham-saham dalam Perseroan maupun Anak Perusahaan Perseroan dan
Perusahaan Target sejak pendirian sampai dengan saat ini telah didasarkan pada
itikad baik.
D. PENDAPAT HUKUM
Pendapat Dari Segi Hukum ini dibuat berdasarkan keadaan Perseroan selama Periode Uji
Tuntas. Setelah memeriksa dan meneliti Dokumen LUT sebagaimana dirinci lebih lanjut
dalam LUT, serta memperhatikan asumsi dan kualifikasi yang telah disebutkan di atas,
dengan ini kami memberikan Pendapat Dari Segi Hukum sebagai berikut:
I. PUPS
1. Perseroan, berkedudukan di Jakarta Selatan, adalah sebuah perseroan terbatas yang
didirikan dan diatur menurut Hukum Indonesia. Perseroan didirikan berdasarkan Akta
Pendirian No.1, tanggal 5 Desember 2007 yang dibuat di hadapan Syarifah Chozie,
SH, Notaris di Jakarta (“Akta Pendirian Perseroan”). Perseroan telah sah menjadi
badan hukum sejak tanggal 14 Januari 2008 berdasarkan Surat Keputusan
Menkumham No.AHU-01623.AH.01.01.Tahun 2008 dan telah di daftarkan dalam
Daftar Perseroan No.AHU-0002547.AH.01.09. Tahun 2008 dan telah diumumkan
dalam BNRI No.21, Tambahan No.2831 tanggal 11 Maret 2008.
502201-v1
167
Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta Pendirian Perseroan
telah mengalami perubahan beberapa kali. Perubahan Anggaran Dasar terakhir
dilakukan sehubungan dengan persetujuan perubahan status Perseroan menjadi
perseroan terbuka, nilai nominal saham, maksud dan tujuan Perseroan serta
persetujuan PUPS dimana Perseroan telah melakukan perubahan atas seluruh
Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan No. IX.J.1
berdasarkan Akta No.37, tanggal 11 September 2014, yang dibuat di hadapan
Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara yang telah mendapatkan: (i)
persetujuan dari Menkumham No.AHU-07898.40.20.2014 tanggal 12 September
2014; dan (ii) penerimaan pemberitahuan dari Menkumham No.AHU-
06127.40.21.2014 tanggal 12 September 2014 dan didaftarkan dalam: (i) Daftar
Perseroan No.AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September 2014; dan (ii) Daftar
Perseroan No. AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September 2014 (“Akta
No.37/2014”).
502201-v1
168
Setiap perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan telah
sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan telah memperoleh semua persetujuan
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Hukum Indonesia.
Setiap perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang saham Anak
Perusahaan Perseroan telah sesuai dengan Anggaran Dasar Anak Perusahaan
Perseroan dan telah memperoleh semua persetujuan yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan Hukum Indonesia kecuali, terdapat beberapa Anak Perusahaan Perseroan
yaitu BRI ASJ, CPO dan MBP yang sebagian dokumen pengalihan sahamnya, dan
ASJ dan CPO yang sebagian dokumen peningkatan permodalannya tidak lengkap
sebagaimana telah diungkapkan dalam LUT.
Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, beberapa Anak Perusahaan Perseroan,
yaitu TPSum dan MJAP tidak pernah melakukan perubahan struktur permodalan.
3. Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan berdasarkan Akta No.37/2014
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris : Koh Bing Hock
Independen
Komisaris Independen : Gillbanks Anthony Michael
Komisaris : Jaka Prasetya
Direksi
Direktur Utama : Budhi Istanto Suwito
Direktur : Idris Adlin
Direktur Independen : Kanya Lakshmi Sidarta
Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan di atas adalah sah dan
berlaku sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Hukum Indonesia.
Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai
dengan Peraturan Bapepam-LK No.IX.I.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK
No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 Nopember 2004 tentang Direksi dan Komisaris
Emiten dan Perusahaan Publik.
Perseroan telah memiliki Direktur Independen sebagai pemenuhan persyaratan Peraturan
BEI No. I-A Lampiran Keputusan Direksi BEI No.Kep-00001/BEI/01-2014 tanggal
20 Januari 2014 (“Peraturan BEI No. I-A”) tentang Pencatatan Saham dan Efek
Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Perseroan telah mengangkat komisaris independen dan memiliki komite audit
sebagaimana dipersyaratkan oleh Peraturan BEI No. I-A dan Peraturan Bapepam-LK
No.IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-643/BL/2012 tanggal 7
Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
502201-v1
169
Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) berdasarkan Surat
Keputusan Direksi tentang Penunjukan Corporate Secretary
No.002/GP/DIRUT/IX/2014 tanggal 15 September 2014 sesuai dengan Peraturan BEI
No. I-A dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-
LK No. Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris
Perusahaan.
Perseroan telah memiliki Piagam Unit Audit Internal tanggal 15 September 2014 dan
mengangkat Kepala Unit Audit Internal sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No.
IX.I.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-496/BL/2008 tanggal 28
November 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit
Internal.
4. Maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan usaha dalam bidang perkebunan
dan pertanian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha utama antara lain menjalankan usaha dalam bidang
pertanian dan perkebunan, agroindustri, industri pertanian dan Perseroan saat ini
menyelenggarakan kegiatan dibidang perkebunan kelapa sawit melalui Anak
Perusahaan Perseroan. Kegiatan usaha utama tersebut termasuk dalam lingkup usaha
sebagaimana diuraikan dalam Anggaran Dasar Perseroan terkini dan telah sesuai
dengan Hukum Indonesia.
Pengungkapan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha utama Perseroan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan telah sesuai dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan No. IX.J.1 namun demikian, kegiatan usaha
penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan belum diuraikan secara
rinci dalam Anggaran Dasar sebagaimana di persyaratkan dalam Peraturan No. IX.J.1.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha masing-masing Anak Perusahaan Perseroan
termasuk ke dalam ruang lingkup usaha sebagaimana diuraikan dalam Anggaran
Dasar terkini dari masing-masing Anak Perusahaan Perseroan dan telah sesuai dengan
Hukum Indonesia.
5. Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan telah memperoleh Perizinan Material yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan usaha utamanya sebagaimana disyaratkan dalam
Hukum Indonesia, dan Perizinan Material tersebut diberikan oleh pihak yang berwenang
dan masih berlaku sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, namun terdapat perizinan
lingkungan hidup yang saat ini masih dalam proses pengurusan oleh beberapa Anak
Perusahaan Perseroan yaitu TAM, MBP, dan MJAP. Sampai dengan Tanggal Pendapat
Hukum, BRI sedang melakukan proses studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) untuk untuk sebagian lahannya seluas ±6.822,492 Ha yang terkait dengan
Surat Pemberian Izin Lokasi No.188.45/524/KUM/2012 tanggal 21 Desember 2012
yang diterbitkan oleh Bupati Kotabaru.
6. Perseroan memiliki penyertaan saham secara langsung dalam Anak Perusahaan
Perseroan sejumlah 199.177 saham seri A dengan nilai nominal keseluruhan adalah
Rp199.177.000.000 yang merupakan 64,95% dari seluruh saham yang telah
dikeluarkan oleh BRI.
502201-v1
170
Perseroan memiliki penyertaan saham tidak langsung pada beberapa Anak
Perusahaan Perseroan melalui BRI sebagai berikut:
502201-v1
171
Perseroan dan gadai atas saham-saham Anak Perusahaan Perseroan sehubungan
dengan perjanjian-perjanjian kredit sebagaimana yang telah diungkapkan dalam LUT.
Beberapa Anak Perusahaan Perseroan yaitu BRI, MJAP, TPSum dan TAM
menguasai tanah berdasarkan izin lokasi.
8. Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, Perseroan tidak terikat dalam perjanjian
kredit namun beberapa Anak Perusahaan terikat dalam perjanjian kredit yaitu BRI,
ASJ, CPO, MJAP, MBP dan TAM. Tidak terdapat pembatasan dalam perjanjian
kredit dengan kreditor Anak Perusahaan Perseroan tersebut yang dapat menghambat
pelaksanaan PUPS dan rencana penggunaan dana dan/atau dapat merugikan hak-hak
pemegang saham publik.
9. Seluruh Perjanjian Material masih berlaku dan mengikat Perseroan dan Anak
Perusahaan Perseroan serta tidak bertentangan dengan Anggaran Dasarnya dan
ketentuan Hukum Indonesia.
10. Untuk melaksanakan PUPS ini, Perseroan telah memperoleh persetujuan dari Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan atas rencana pelaksanaan PUPS termasuk
Program ESA sebagaimana dinyatakan dalam Akta No.37/2014 dan Akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 14 tanggal 6 Oktober 2014, yang dibuat
di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara.
11. Dalam rangka PUPS, Perseroan telah menandatangani perjanjian-perjanjian sebagai
berikut:
(a) Perjanjian Pendaftaran Efek;
(b) Perjanjian Pendahuluan Pencatatan;
(c) Perjanjian Penjaminan Emisi Efek;
(d) Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham;
(e) Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran Seri I; dan
(f) Pernyataan Penerbitan Waran Seri I.
Perjanjian-perjanjian yang dibuat dalam rangka PUPS tersebut di atas sah dan mengikat
Perseroan dengan jangka waktu yang masih berlaku serta dibuat sesuai dengan
Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan Hukum Indonesia di bidang pasar modal.
12. Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, Perseroan tidak menutup perjanjian
asuransi karena Perseroan hanya memiliki aset berupa penyertaan saham pada Anak
Perusahaan Perseroan. Berdasarkan keterangan Anak Perusahaan Perseroan, Anak
Perusahaan Perseroan (kecuali TAM dan TPSum yang tidak memiliki aset material
sehingga tidak melakukan penutupan asuransi) telah menutup asuransi atas aset-
asetnya yang bernilai material dan bahwa jangka waktu asuransi tersebut masih
berlaku sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum. Berdasarkan Surat Pernyataan
Anak Perusahaan Perseroan, asuransi yang dimiliki oleh Anak Perusahaan Perseroan
tersebut cukup untuk menutup seluruh kerugian yang mungkin dapat terjadi apabila
aset tersebut mengalami kerusakan atau musnah.
502201-v1
172
13. Berdasarkan pemeriksaan kami, Perseroan memiliki tenaga kerja kurang dari 10
orang. Anak Perusahaan Perseroan telah mentaati ketentuan yang berlaku sehubungan
dengan aspek ketenagakerjaan terkait dengan pemenuhan telah dimilikinya peraturan
perusahaan dan pembayaran upah minimum serta telah dilakukannya pelaporan
WLTK sesuai dengan Hukum Indonesia di bidang ketenagakerjaan, kecuali BRI,
ASJ, CPO, MBP, TAM dan TPSum yang belum memiliki peraturan perusahaan.
Berdasarkan ketentuan UUTK, perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh
sekurang-kurangnya 10 orang, wajib membuat peraturan perusahaan yang akan
berlaku setelah mendapatkan pengesahan dari menteri atau pejabat berwenang yang
ditunjuk. Adapun kewajiban membuat peraturan perusahaan tidak berlaku bagi
perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama. Perusahaan yang tidak
mematuhi ketentuan di atas dapat dikenakan sanksi pidana denda sebesar paling
sedikit Rp5.000.000 dan paling banyak Rp50.000.000.
Sampai dengan tanggal Pendapat Hukum, pelaporan WLTK untuk ASJ dan CPO
telah habis masa berlakunya sedangkan pelaporan WLTK untuk Perseroan sedang
dalam proses pengurusan. Berdasarkan ketentuan UU WLTK, pengusaha atau
pengurus wajib melakukan pelaporan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksudkan
dalam UU WLTK secara tertulis kepada menteri atau pejabat berwenang dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah mendirikan, menjalankan kembali
atau memindahkan perusahaan. Sebagai konsekuensi hukum, pengusaha atau
pengurus yang tidak memenuhi kewajiban melakukan pelaporan WLTK diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 bulan atau pidana denda setinggi-
tingginya Rp1.000.000.
14. Berdasarkan pemeriksaan kami atas fakta-fakta dan dokumen-dokumen yang relevan
serta Surat Pernyataan dari Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan, Perseroan dan
Anak Perusahaan Perseroan saat ini tidak terlibat perkara perdata maupun pidana
dan/atau perselisihan/tuntutan di pengadilan dan/atau badan arbitrase manapun di
Indonesia atau di luar negeri atau dalam perselisihan administratif dengan badan
pemerintah termasuk perselisihan yang terkait dengan kewajiban pajak atau
perselisihan yang terkait dengan masalah perburuhan kecuali adanya perkara yang
berkaitan dengan adanya keberatan dari MBP terhadap Putusan KPPU Perkara No.
01/KPPU-M/ 2014 yang ditetapkan pada tanggal 2 April 2014 yang menyatakan
bahwa MBP dikenakan denda sebesar Rp1.249.000.000 karena melanggar Pasal 29
dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun
2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Pratik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku tersebut diatas, KPPU berpandangan
pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai asset dan/atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada
KPPU paling lama 30 hari kerja sejak tanggal berlaku efektif secara yuridis
pengambilalihan saham perusahaan dimaksud. Pada kasus ini, MBP berkewajiban
melakukan pelaporan selambat-lambatnya tanggal 28 November 2012 setelah
pengambilalihan TAM. Akan tetapi, pelaporan baru dilakukan oleh MBP pada
502201-v1
173
tanggal 22 Maret 2013 kepada KPPU, dimana MBP telah terlambat selama 76 hari
kerja dari batas waktu pelaporan.
502201-v1
174
4. Berdasarkan keterangan dalam Prospektus, nilai transaksi atas Rencana Akusisi
adalah sebesar Rp130,27 miliar. Selanjutnya, berdasarkan laporan keuangan
konsolidasian Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar & Saptoto untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2014, nilai buku ekuitas Perseroan adalah sebesar Rp700,33 miliar. Dengan
demikian, nilai transaksi dari Rencana Akuisisi tersebut tidak melebihi 20% nilai
ekuitas Perseroan per tanggal 30 Juni 2014 sehingga Rencana Akuisisi bukan
merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK
No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal
28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama.
502201-v1
175
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan Jumlah Nilai Nominal
%
Saham (Rp)
1. PT Pangeran Duayu 59.999 59.999.000.000 99,99
2. Mohammad Reza Zulkarnaen 1 1.000.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan 60.000 60.000.000.000 100,00
dan Disetor Penuh
Saham dalam portepel 0 0
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Wim Iskandar Zulkarnaen
Komisaris : Haryanto Sahari
Komisaris : Sudirman Ail
Direksi:
Direktur Utama : Sagit Hartono Santoso
Direktur : Haidir Syahbana Tambunan
Direktur : Sharla Abertie Zulkarnaen
Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris BCI di atas adalah sah
dan berlaku sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar BCI dan Hukum
Indonesia.
(b) Kegiatan usaha utama BCI adalah bergerak di bidang perkebunan. Kegiatan
usaha BCI tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup usaha sebagaimana
diuraikan dalam Anggaran Dasar terkini BCI dan telah sesuai dengan Hukum
Indonesia.
(c) BCI telah memperoleh Perizinan Material yang diperlukan untuk menjalankan
kegiatan usaha utamanya sebagaimana disyaratkan dalam Hukum Indonesia dan
Perizinan Material tersebut masih berlaku sampai dengan Tanggal Pendapat
Hukum.
(d) Berdasarkan pemeriksaan kami, BCI sedang melakukan permohonan HGU
atas tanah di Desa Sungai Jeruju, Sungai Lumpur, Sungai Ketupak, Kuala
Sungi Jeruju, Ulak Kedondong, Kecamatan Cengal serta Desa Rantau Lurus,
Simpang Tiga Abadi, Simpang Tiga Mak,ur, Kuala Dua Belas, Kecamatan
Tulung, Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir atas nama BCI seluas
9.100,86 Ha. Permohonan HGU ini sedang dalam tahap pengurusan yang
dibuktikan dengan surat Badan Pertanahan Nasional RI No. 2146/14.3-
300/V/2013 tanggal 24 Mei 2013.
502201-v1
176
Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, BCI memiliki alat-alat berat
material dan BCI tidak memiliki penyertaan saham pada perusahaan lain.
(e) Seluruh Perjanjian Material masih berlaku dan mengikat BCI serta tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasarnya dan ketentuan Hukum Indonesia.
(f) Tidak terdapat Perjanjian Material yang mewajibkan BCI untuk memperoleh
persetujuan terlebih dahulu dari pihak ketiga sehubungan dengan rencana
pengambilalihan BCI.
(g) Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, BCI tidak memiliki perjanjian
asuransi.
(h) BCI telah mentaati ketentuan yang berlaku sehubungan dengan aspek
ketenagakerjaan sesuai dengan Hukum Indonesia di bidang ketenagakerjaan
(i) Berdasarkan pemeriksaan kami atas fakta-fakta dan dokumen-dokumen yang
relevan serta Surat Pernyataan dari BCI, BCI saat ini tidak terlibat perkara
perdata maupun pidana dan/atau perselisihan/tuntutan di pengadilan dan/atau
badan arbitrase manapun di Indonesia atau di luar negeri atau dalam
perselisihan administratif dengan badan pemerintah termasuk perselisihan
yang terkait dengan kewajiban pajak atau perselisihan yang terkait dengan
masalah perburuhan atau diajukan untuk kepailitan oleh pihak ketiga yang
dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BCI.
Berdasarkan pemeriksaan kami atas fakta-fakta dan dokumen-dokumen yang
relevan serta Surat Pernyataan dari masing-masing anggota Direksi dan
Dewan Komisaris BCI, anggota Direksi dan Komisaris dari BCI saat ini tidak
terlibat perkara perdata maupun pidana dan/atau perselisihan/tuntutan di
pengadilan dan/atau badan arbitrase manapun di Indonesia atau di luar negeri
atau dalam perselisihan administratif dengan badan pemerintah termasuk
perselisihan yang terkait dengan kewajiban pajak atau perselisihan yang
terkait dengan masalah perburuhan.
6. PAH
(a) Salah satu Perusahaan Target yaitu PAH, berkedudukan di Jakarta Selatan,
adalah sebuah PT yang didirikan dan diatur menurut Hukum Indonesia. PAH
didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 05 tanggal 10
Februari 2006, dibuat di hadapan Linda Hartono, SH, Notaris di Kabupaten
Tangerang. PAH telah sah menjadi badan hukum sejak tanggal 3 Agustus
2006 berdasarkan Surat Keputusan Menkumham No. C-13772
HT.01.01.TH.2006, telah didaftarkan di Kantor Daftar Perusahaan Jakarta
Barat No. 1270/BH.09.02/VI/2006 tanggal 20 Juni 2006, dan telah
diumumkan dalam BNRI No.55, Tambahan No. 7531 tanggal 11 Juli 2006.
Anggaran Dasar PAH terakhir diubah berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 9 tanggal 22 November 2010 yang dibuat di hadapan
Mina NG, SH, M.Kn., Notaris di Jakarta (“Akta No.9/2010”) yang telah
502201-v1
177
diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan
Menkumham No. AHU-AH.01.10-31005 tanggal 2 Desember 2010.
Anggaran Dasar PAH sebagaimana dimuat dalam akta pendirian PAH beserta
seluruh perubahannya telah sah dan berlaku sesuai dengan Hukum Indonesia.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran PAH, maksud dan tujuan PAH adalah antara
lain bergerak di bidang pertanian.
Berdasarkan Akta No.9/2010 dan Akta Pernyataan Keputusan Para
Pemegang Saham No. 06 tanggal 7 Oktober 2013 yang dibuat di hadapan Sri
Hadiningsih Adi Sugijanto, SH, Notaris di Jakarta, (“Akta No.06/2013”)
yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-49473
tanggal 19 November 2013, struktur permodalan dan susunan kepemilikan
saham dalam PAH adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham
Keterangan Jumlah Nilai Nominal
%
Saham (Rp)
1. PT Profindo Putra Utama 19.999 19.999.000.000 99,995
2. Fransiscus Suciyanto 1 1.000.000 0,005
Jumlah Modal Ditempatkan dan 20.000 20.000.000.000 100,000
Disetor Penuh
Saham dalam portepel 20.000 20.000.000.000
Dewan Komisaris:
Komisaris : Rico Susilo
Direksi:
Direktur Utama :: Giokarnain Gunawan
Direktur Herik
Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris PAH di atas adalah sah
dan berlaku sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar PAH dan Hukum
Indonesia.
(b) Kegiatan usaha utama PAH adalah bergerak di bidang pertanian termasuk
agro industri, industri pertanian, tanaman perkebunan dan holtikultura.
Kegiatan usaha PAH tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup usaha
sebagaimana diuraikan dalam Anggaran Dasar terkini PAH dan telah sesuai
dengan Hukum Indonesia.
(c) Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, izin usaha perkebunan PAH telah
habis masa berlakunya. Walaupun izin usaha perkebunan tersebut telah habis
masa berlakunya, PAH memiliki dasar hukum untuk tetap dapat melakukan
502201-v1
178
kegiatan usahanya, sepanjang PAH melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
baku teknis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Permentan No. 98/2013.
Hal ini juga sejalan dengan keterangan dari Pemerintah Kabupaten Tebo,
berdasarkan Surat Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo No.
005/452/Disbun/2014 tanggal 27 Oktober 2014, yang menyebutkan bahwa izin
usaha perkebunan PAH tetap berlaku selama PAH masih melaksanakan
kegiatan usahanya.
(d) Berdasarkan pemeriksaan kami, PAH memiliki sebidang tanah dengan hak
atas tanah dalam bentuk HGU yang terletak di Kelurahan Sungai Bengkal
Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo Propinsi Jambi dengan luas 942,29 Ha,
dan PAH juga memiliki alat-alat berat material. PAH juga telah memperoleh
rekomendasi izin lokasi untuk pengurusan HGU seluas 315,54 Ha yang
berlokasi di Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo berdasarkan Surat No.
525/1226/Disbun/2014 tanggal 4 Desember 2014 yang diterbitkan oleh
Bupati Tebo.
Sampai dengan Tanggal Pendapat Hukum, PAH tidak memiliki penyertan
saham pada perusahaan lain.
(e) Seluruh Perjanjian Material masih berlaku dan mengikat PAH serta tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasarnya dan ketentuan Hukum Indonesia.
(f) Tidak terdapat Perjanjian Material yang mewajibkan PAH untuk memperoleh
persetujuan terlebih dahulu dari pihak ketiga sehubungan dengan rencana
pengambilalihan PAH.
(g) PAH telah menutup asuransi atas aset-asetnya yang bernilai material dan bahwa
jangka waktu asuransi tersebut masih berlaku sampai dengan Tanggal Pendapat
Hukum.
(h) PAH telah mentaati ketentuan yang berlaku sehubungan dengan aspek
ketenagakerjaan sesuai dengan Hukum Indonesia di bidang ketenagakerjaan.
(i) Berdasarkan pemeriksaan kami atas fakta-fakta dan dokumen-dokumen yang
relevan serta Surat Pernyataan PAH, PAH saat ini tidak terlibat perkara
perdata maupun pidana dan/atau perselisihan/tuntutan di pengadilan dan/atau
badan arbitrase manapun di Indonesia atau di luar negeri atau dalam
perselisihan administratif dengan badan pemerintah termasuk perselisihan
yang terkait dengan kewajiban pajak atau perselisihan yang terkait dengan
masalah perburuhan kecuali adanya perkara sebagaimana dijelaskan dibawah
ini.
Terdapat beberapa individu yang mengajukan gugatan terhadap PAH selaku
tergugat I dan Koperasi Olak Gedang Melako Intan (KOGMI) selaku tergugat
II pada tanggal 7 April 2014 di Pengadilan Negeri Tebo. Dalam perkara ini,
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tebo juga terlibat sebagai turut
tergugat. Para penggugat menyatakan bahwa lahan dalam perkara ini telah
502201-v1
179
dikuasai mereka berdasarkan beberapa akta jual beli pada tahun 2004. Para
penggugat berkeberatan atas penggusuran lahan yang dimiliki para penggugat
untuk kepentingan land clearing dan penanaman pohon kelapa sawit yang
dilakukan oleh PAH pada tahun 2008. Para penggugat merasa dirugikan
terhadap land clearing dan penanaman pohon kelapa sawit tersebut
dikarenakan para penggugat tidak pernah melakukan penyerahan lahan
kepada PAH maupun Koperasi Olak Gedang Melako Intan (KOGMI) selaku
para tergugat.
502201-v1
180
Demikianlah Pendapat Hukum ini kami persiapkan dalam kapasitas kami sebagai konsultan hukum
yang bebas dan mandiri, dengan penuh kejujuran dan tidak berpihak serta terlepas dari kepentingan
pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap usaha Perseroan, dan kami
bertanggung jawab atas isi Pendapat Hukum ini.
Hormat kami,
Tembusan:
Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan
502201-v1
181
Halaman ini sengaja dikosongkan
XVIII. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan beserta
Laporan Auditor Independen
183
Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM CONSOLIDATED STATEMENTS OF
KONSOLIDASIAN INTERIM FINANCIAL POSITION
Pada Tanggal 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan As of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012 and
2011, serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 2011, and January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
1 Januari 2011/
31 Desember
2010/
January 1, 2011/
Catatan/ 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
ASET Note Rp Rp Rp Rp Rp ASSETS
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these
laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan interim consolidated financial statements
1 Januari 2011/
31 Desember
2010/
January 1, 2011/
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan/ 30 Juni/June 30, 31 Desember/December 31, December 31, LIABILITIES AND EQUITY
2014 2013 2012 2011 2010
Note Rp Rp Rp Rp Rp
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
Utang Usaha - Pihak Ketiga 14, 33 23,901,218,249 13,040,386,112 17,548,137,898 2,161,283,485 4,487,008,454 Trade Payables - Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 16, 33 62,488,700,529 56,422,765,814 994,271,999 808,467,094 822,899,162 Other Short-Term Financial Liabilities
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 33 11,479,288,574 4,370,367,014 3,270,465,780 1,585,343,992 -- Current Employee Benefits Liabilities
Utang Pajak 13.c 2,757,885,304 1,827,653,031 2,120,382,545 5,853,250,830 2,280,461,642 Taxes Payable
Beban Akrual 15, 33 6,355,629,907 6,779,401,044 6,957,401,495 3,073,060,171 3,023,733,015 Accrued Expenses
Uang Muka Penjualan 6,363,611,813 1,545,335,315 75,834,725 4,772,829 170,694,088 Sales Advances
Utang Bank Jangka Pendek 17, 32, 33 191,504,000,000 134,079,000,000 -- 10,000,000,000 -- Short-Term Bank Loans
Bagian Lancar atas Utang Pihak Berelasi Non-Usaha 8, 33 35,092,801,237 27,365,801,237 -- -- -- Current Portion of Due to Related Parties Non-Trade
Bagian Lancar atas Liabilitas Jangka panjang 18, 19, 33 75,597,548,739 56,060,362,008 44,853,293,124 11,738,586,986 1,000,000,000 Current Portion of Long-Term Liabilities
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 415,540,684,352 301,491,071,575 75,819,787,566 35,224,765,387 11,784,796,361 Total Current Liabilities
EKUITAS EQUITY
Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Equity Attributable to Owners
Kepada Pemilik Entitas Induk of the Parent Entity
Modal Saham Capital Stock
Nilai Nominal Rp1.000.000 Par Value Rp1,000,000
Modal Dasar 1.146.000 lembar saham pada 30 Juni 2014 Authorized 1,146,000 shares as of June 30, 2014
dan 10.000 lembar saham pada 31 Desember 2013, 2012 and 10,000 shares as of December 31, 2013, 2012
dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 and 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Issued and Fully Paid -
286.500 saham pada 30 Juni 2014, 286,500 shares as of June 30, 2014,
2.500 saham 31 Desember 2013, 2012 2,500 shares December 31, 2013, 2012
dan 2011 serta 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 21 286,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 and 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010
Proforma Ekuitas yang Timbul dari Proforma Equity Arising from
Transaksi Restrukturisasi Restructuring Transactions between
Entitas Sepengendali -- 691,831,004,929 688,583,729,121 696,110,702,575 301,315,396,172 Entities under Common Control
Tambahan Modal Disetor 22 169,629,244,210 -- -- -- -- Additional Paid-in Capital
Defisit (77,160,000) (22,160,000) (8,580,000) (6,720,000) (360,000) Deficits
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Total Equity Attributable to Owners
kepada Pemilik Entitas Induk 456,052,084,210 694,308,844,929 691,075,149,121 698,603,982,575 303,815,036,172 of the Parent Entity
Kepentingan Nonpengendali 23 244,279,234,555 -- -- -- -- Non-Controlling Interest
Jumlah Ekuitas 700,331,318,765 694,308,844,929 691,075,149,121 698,603,982,575 303,815,036,172 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1,179,510,348,755 1,107,872,962,643 923,634,045,342 991,481,735,886 533,425,204,628 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these
laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan interim consolidated financial statements
BEBAN POKOK PENJUALAN 25 (34,029,115,019) (17,995,478,526) (58,372,516,755) (64,217,035,547) (55,267,940,504) COST OF GOODS SOLD
LABA (RUGI) KOTOR 21,387,539,192 4,596,193,732 21,421,841,206 (5,823,699,093) 25,409,420,030 GROSS PROFIT (LOSS)
Beban Umum dan Administrasi 26 (15,637,905,519) (4,180,480,892) (10,395,874,349) (7,384,329,612) (7,304,388,059) General and Administrative Expenses
Penghasilan Lainnya 28 5,484,977,142 49,252,597 3,224,148,040 21,559,747,025 4,682,952,472 Other Income
Beban Lainnya 28 (441,470,821) (1,590,554) (8,341,314,361) (39,226,575) (502,000) Other Expenses
LABA USAHA 10,793,139,994 463,374,884 5,908,800,536 8,312,491,745 22,787,482,443 OPERATING INCOME
Biaya Keuangan Neto 27 (3,465,134,938) (2,102,531,060) (4,418,318,336) (2,924,546,372) (5,263,299,900) Finance Cost - Net
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 13.a (1,320,744,582) 97,023,032 1,743,213,608 (3,714,595,677) (4,288,660,366) Income Tax Benefit (Expenses)
LABA (RUGI) SETELAH INCOME (LOSS) AFTER
PAJAK PENGHASILAN 6,007,260,474 (1,542,133,145) 3,233,695,808 1,673,349,696 13,235,522,177 INCOME TAX
Laba Entitas Anak Sebelum Akuisisi (6,062,260,474) -- -- -- -- Pre Acquisition Income of Subsidiaries
LABA (RUGI) TAHUN INCOME (LOSS) FOR
(PERIODE) BERJALAN SETELAH THE YEAR (PERIOD) AFTER
PENYESUAIAN PROFORMA (55,000,000) (1,542,133,145) 3,233,695,808 1,673,349,696 13,235,522,177 PROFORMA ADJUSTMENT
EFEK PENYESUAIAN PROFORMA -- 1,533,953,145 (3,247,275,808) (1,675,209,696) (13,241,882,177) EFFECT OF PROFORMA ADJUSTMENT
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these
laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan interim consolidated financial statements
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk/ Kepentingan Jumlah Ekuitas/
Equity Atributable to Owners of the Parent Entity Nonpengendali/ Total Equity
Non-Controlling
Interest
Catatan/ Modal Saham/ Proforma Defisit/ Jumlah/
Capital Stock Selisih Nilai Cadangan Jumlah/ Ekuitas yang Deficits Total
Transaksi Setoran Total Timbul dari
Restrukturisasi Modal Transaksi
Entitas yang Timbul Restrukturisasi
Sepengendali/ dari Obligasi Entitas
Difference Wajib Konversi/ Sepengendali/
in Value from Reserves Proforma Equity
Restructuring for Capital Arising from
Transactions Arising from Restructuring
between the Mandatory Transactions
Entities Under Convertible between
Common Control Bonds Entities under
Common Control
Note Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
SALDO PER 1 JANUARI 2011 2,500,000,000 -- -- -- 301,315,396,172 (360,000) 303,815,036,172 -- 303,815,036,172 BALANCE AS OF JANUARY 1, 2011
Penyesuaian Efek Proforma Ekuitas Entitas Anak -- -- -- -- 13,241,882,177 -- 13,241,882,177 -- 13,241,882,177 Proforma Equity Adjustment of Subsidiaries
Difference Arising from Transactions
Penerimaan Uang Muka Pemesanan Saham Advance for Subscription Stock
pada Entitas Anak -- -- -- -- 381,553,424,226 -- 381,553,424,226 -- 381,553,424,226 In Subsidiary
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan Total Comprehensive Loss for the Year
Sebelum Penyesuaian Proforma -- -- -- -- -- (6,360,000) (6,360,000) -- (6,360,000) Before Proforma Adjustment
SALDO PER 31 DESEMBER 2011 2,500,000,000 -- -- -- 696,110,702,575 (6,720,000) 698,603,982,575 -- 698,603,982,575 BALANCE AS OF SEPTEMBER 30, 2011
Penyesuaian Efek Proforma Ekuitas Entitas Anak -- -- -- -- 1,675,209,696 -- 1,675,209,696 -- 1,675,209,696 Proforma Equity Adjustment of Subsidiaries
Biaya Emisi Penerbitan Saham pada Entitas Issuance Cost of Issuance Stocks
Anak -- -- -- -- (9,202,183,150) -- (9,202,183,150) -- (9,202,183,150) in Subsidiary
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan Total Comprehensive Loss for the Year
Sebelum Penyesuaian Proforma -- -- -- -- -- (1,860,000) (1,860,000) -- (1,860,000) Before Proforma Adjustment
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 2,500,000,000 -- -- -- 688,583,729,121 (8,580,000) 691,075,149,121 -- 691,075,149,121 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
Penyesuaian Efek Proforma Ekuitas Entitas Anak -- -- -- -- (1,533,953,145) -- (1,533,953,145) -- (1,533,953,145) Proforma Equity Adjustment of Subsidiaries
Rugi Komprehensif Periode Berjalan Total Comprehensive Loss for the Period
Sebelum Penyesuaian Proforma -- -- -- -- -- (8,180,000) (8,180,000) -- (8,180,000) Before Proforma Adjustment
SALDO PER 30 JUNI 2013 2,500,000,000 -- -- -- 687,049,775,976 (16,760,000) 689,533,015,976 -- 689,533,015,976 BALANCE AS OF JUNE 30, 2013
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these
laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan interim consolidated financial statements
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk/ Kepentingan Jumlah Ekuitas/
Equity Atributable to Owners of the Parent Entity Nonpengendali/ Total Equity
Non-Controlling
Interest
Catatan/ Modal Saham/ Proforma Defisit/ Jumlah/
Capital Stock Selisih Nilai Cadangan Jumlah/ Ekuitas yang Deficits Total
Transaksi Setoran Total Timbul dari
Restrukturisasi Modal Transaksi
Entitas yang Timbul Restrukturisasi
Sepengendali/ dari Obligasi Entitas
Difference Wajib Konversi/ Sepengendali/
in Value from Reserves Proforma Equity
Restructuring for Capital Arising from
Transactions Arising from Restructuring
between the Mandatory Transactions
Entities Under Convertible between
Common Control Bonds Entities under
Common Control
Note Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 2,500,000,000 -- -- -- 688,583,729,121 (8,580,000) 691,075,149,121 -- 691,075,149,121 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
Penyesuaian Efek Proforma Ekuitas Entitas Anak -- -- -- -- 3,247,275,808 -- 3,247,275,808 -- 3,247,275,808 Proforma Equity Adjustment of Subsidiaries
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan Total Comprehensive Loss for the Period
Sebelum Penyesuaian Proforma -- -- -- -- -- (13,580,000) (13,580,000) -- (13,580,000) Before Proforma Adjustment
SALDO PER 31 DESEMBER 2013 2,500,000,000 -- -- -- 691,831,004,929 (22,160,000) 694,308,844,929 -- 694,308,844,929 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013
Pembalikan Proforma Ekuitas Entitas Anak -- -- -- -- (691,831,004,929) -- (691,831,004,929) -- (691,831,004,929) Reversal of Proforma Equity of Subsidiaries
Akusisi Entitas Anak 22 -- 169,629,244,210 -- 169,629,244,210 -- -- 169,629,244,210 244,279,234,555 413,908,478,765 Acquisition of Subsidiary
Cadangan Setoran Modal yang Timbul dari 22 Reserve Capital Arising from
Obligasi Wajib Konversi -- -- 284,000,000,000 284,000,000,000 -- -- 284,000,000,000 -- 284,000,000,000 Mandatory Convertible Bonds
Reklasifikasi Sebagai Modal Saham 21 284,000,000,000 -- (284,000,000,000) (284,000,000,000) -- -- -- -- -- Reclassification as Capital Stock
Rugi Komprehensif Periode Berjalan Total Comprehensive Loss for the Period
Sebelum Penyesuaian Proforma -- -- -- -- -- (55,000,000) (55,000,000) -- (55,000,000) Before Proforma Adjustment
SALDO PER 30 JUNI 2014 286,500,000,000 169,629,244,210 -- 169,629,244,210 -- (77,160,000) 456,052,084,210 244,279,234,555 700,331,318,765 BALANCE AS OF JUNE 30, 2014
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these
laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan interim consolidated financial statements
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan dari Pelanggan 4, 24 57,776,897,289 24,670,138,672 94,370,731,621 52,949,651,449 81,112,782,401 Cash Received from Customers
Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga 14, 15 (8,124,840,091) (14,778,454,894) (18,286,703,232) (51,611,286,380) (38,082,202,506) Payments to Suppliers and Third Parties
Pembayaran Karyawan 25, 26 (45,502,097,591) (27,617,941,874) (66,942,257,220) (36,308,471,621) (22,616,130,058) Payments to Employees
Penerimaan Penghasilan Bunga 27 141,780,820 76,363,252 152,653,155 3,270,420,434 700,788,751 Interest Income Received
Pembayaran Pajak 13 (2,031,346,023) (254,386,588) (2,449,283,920) (7,101,630,182) (927,606,900) Payment of Taxes
Pembayaran Bunga dan Beban Keuangan 27 (12,913,140,330) (7,766,631,590) (20,649,894,332) (13,223,875,854) (8,107,921,705) Payments for Interest and Finance Charges
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (10,652,745,927) (25,670,913,022) (13,804,753,928) (52,025,192,154) 12,079,709,983 Net Cash Provided by (Used in) Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Pengeluaran untuk Hak Atas Tanah 10, 11 (10,415,888,304) (2,642,543,855) (6,628,359,059) (29,943,036,065) (11,023,182,980) Payments for Landrights
Uang Muka Jangka Panjang 6 -- -- -- (40,572,651,248) (5,105,688,233) Long-term Advances
Aset Tetap dan Piranti Lunak 9, 12 Acquisition of Property, Plant and Equipment and Software
Penjualan -- -- 68,471,000 -- -- Selling
Perolehan (5,882,735,341) (18,113,387,538) (28,408,293,667) (18,656,928,251) (20,888,473,372) Purchasing
Pemeliharaan Tanaman Perkebunan Maintenance of
Belum Menghasilkan 10 (47,698,779,192) (27,296,072,719) (48,947,158,317) (97,345,446,571) (22,583,801,686) Immature Plantations
Akuisisi Entitas Anak 31 -- -- -- (12,500,000,000) -- Additional Investment in Subsidiary
Uang Muka Pembangunan Pabrik 6 -- -- (796,633,863) -- -- Advances for Mills Construction
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (63,997,402,837) (48,052,004,112) (84,711,973,906) (199,018,062,135) (59,601,146,271) Cash Used in Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Utang Bank - Jangka Panjang 18 Long-term Bank Loans
Penerimaan -- -- -- 80,838,335,811 15,059,707,059 Proceeds
Pembayaran (22,097,947,762) (17,997,947,762) (36,295,895,524) (10,998,973,880) -- Payment
Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan 19 (5,841,820,595) (4,226,075,166) (12,282,925,344) (3,893,657,301) (480,225,614) Payments of Obligations Under Finance Lease
Pembayaran Biaya Emisi Saham pada Entitas Anak -- -- -- (9,202,183,150) -- Payment of Stock Issuance Cost in Subsidiary
Utang Bank Jangka Pendek 17 Short-term Bank Loan
Penerimaan 61,335,000,000 -- 157,748,000,000 -- 10,000,000,000 Proceeds
Pembayaran -- -- (39,961,000,000) (10,000,000,000) -- Payment
Pihak-Pihak Berelasi 8 Related Parties
Penerimaan 10,268,286,987 47,885,852,781 6,061,875,905 46,825,142,318 35,868,496,942 Proceeds
Pembayaran (2,929,316,445) (2,746,899,267) -- (233,380,070,637) (74,223,886) Payment
Penerimaan dari Pinjaman Pihak Ketiga 16 5,738,400,000 49,797,300,000 49,797,300,000 -- -- Cash Received from Third Party's Loan
Penerimaan dari Uang Muka Pemesanan Saham Cash Received from Advances for Subscription
pada Entitas Anak -- -- -- -- 381,553,424,226 of Stocks in Subsidiary
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Net Cash Provided by (Used in)
Aktivitas Pendanaan 46,472,602,185 72,712,230,586 125,067,355,037 (139,811,406,839) 441,927,178,727 Financing Activities
PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN
KAS DAN SETARA KAS (28,177,546,579) (1,010,686,548) 26,550,627,202 (390,854,661,128) 394,405,742,439 CASH AND CASH EQUIVALENT
DAMPAK SELISIH KURS ATAS EFFECT OF FOREIGN EXCHANGE ON
KAS DAN SETARA KAS (6,722,894) 78,604,484 1,084,516,852 14,222,764,934 (4,600,210,314) CASH AND CASH EQUIVALENT
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENT
AWAL PERIODE/ TAHUN 41,585,005,090 13,949,861,036 13,949,861,036 390,581,757,230 776,225,105 AT BEGINNING OF THE PERIOD/ YEAR
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENT
AKHIR PERIODE/ TAHUN 3 13,400,735,617 13,017,778,972 41,585,005,090 13,949,861,036 390,581,757,230 AT END OF THE PERIOD/ YEAR
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form an integral part of these
laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan interim consolidated financial statements
1. Umum 1. General
PT Charindo Palma Oetama Jakarta Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ 2006 99.99 195,237,399,215
Palm Oil Plantations
PT Tandan Abadi Mandiri Jakarta Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ -- 100.00 26,671,771,828
Palm Oil Plantations
Pada tanggal 30 Juni 2014, Perusahaan secara efektif On June 30, 2014, the Company effectively acquired
mengakuisisi 64,95% kepemilikan di PT Bumiraya 64.95% ownership in PT Bumiraya Investindo (BRI)
Investindo (BRI) dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk from PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF),
(TPSF), entitas induk, dengan nilai akuisisi sebesar parent entity, at the acquisition cost of
Rp284.000.000.000 Oleh karena Perusahaan adalah Rp284,000,000,000 Because the Company is the
entitas anak dari TPSF, maka transaksi akuisisi subsidiary of TPSF, so the acquisition transactions
tersebut dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi were recorded in accordance with PSAK No. 38
2012) tentang "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" (Revised 2012) “Business Combination for Entities
(lihat Catatan 2.c). Selisih bersih antara harga Under Common Control” (see Note 2.c). Net
perolehan saham dengan bagian proporsional saham difference between the purchase price and the
atas nilai buku aset bersih entitas anak yang diakuisisi proportionate of stocks on net book value of assets of
sebesar Rp169.629.244.210. BRI merupakan entitas the subsidiary acquired amounted to
induk dari PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Rp169,629,244,210. BRI is the parent entity of
Bungo Plantation, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Mitra PT Charindo Palma Oetama, PT Muara Bungo
Jaya Agro Palma, PT Tugu Palma Sumatera dan Plantation, PT Airlangga Sawit Jaya, PT Mitra Jaya
PT Tandan Abadi Mandiri. Agro Palma, PT Tugu Palma Sumatera and
PT Tandan Abadi Mandiri.
Atas pengalihan saham dan bisnis BRI dari TPSF ke Due to the diversion of shares and business of BRI
Perusahaan, Perusahaan menerbitkan obligasi wajib from TPSF to the Company, the Company publish the
konversi sebesar Rp284.000.000.0000. mandatory convertible bond amounting to
Rp284,000,000,000.
1.c Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan 1.c Board of Commissioners, Director and
Employees
Berdasarkan Akta No. 01, tahun 2007 yang dibuat Based on the Deed No. 01, in 2007 which has made
di hadapan Syarifah Chozieh, S.H., M.H., notaris in the presence of Syarifah Chozieh, S.H., M.H.,
di Jakarta, Akta No. 17, tahun 2011 yang dibuat a notary in Jakarta, Deed No. 17, in 2011 which has
di hadapan Mohammad Dalwan Ginting, S.H., Sp.N., made in the presence of Mohammad Dalwan Ginting,
notaris di Bogor, Akta No. 145, tahun 2012 yang dibuat S.H., Sp. N., a notary in Bogor, Deed No.145, in 2012
di hadapan notaris B. Andy Widyanto, S.H., notaris which has made in the presence of B. Andi Widyanto,
di Tangerang, Akta No. 80, tahun 2013 yang dibuat S.H., a notary in Tangerang, Deed No. 80, in 2013
di hadapan notaris B. Andy Widyanto, S.H., notaris which has made in the presence of B. Andi Widyanto,
di Tangerang dan Akta No. 132, tahun 2014 yang S.H., a notary in Tangerang and Deed No. 132, in
dibuat di hadapan B. Andy Widyanto, S.H., notaris 2014 which has made in the presence of B. Andy
di Tangerang, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Widyanto, S.H., a notary in Tangerang, the
Draft Final/November 18, 2014 200 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Perusahaan pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, composition of Board of Commissioner and Director
2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 as of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012, 2011
adalah sebagai berikut: and January 1, 2011/ December 31, 2010 are as
follows:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember 2010/
January 1, 2011/
2014 2013 2012 2011 December 31, 2010
Dewan Komisaris Board of Commissioner
Komisaris Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta Commissioner
Direksi Director
Direktur Yulianni Liyuwardi Yulianni Liyuwardi Yulianni Liyuwardi Budhi Istanto Suwito Aunur Rofiq Director
Pada tanggal 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012, As of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012, 2011
2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 jumlah and January 1, 2011/ December 31, 2010 the
keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan entitas Company and subsidiaries (“Group”) have 179, 152,
anak (“Grup”) adalah masing-masing sebesar 179, 110, 112 and 269 permanent employees, respectively
152, 110, 112 dan 269 orang (tidak diaudit). (unaudited).
2.a Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan 2.a Compliance with Financial Accounting Standards
(SAK) (FAS)
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun The Group’s consolidated financial statements have
dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi been prepared and presented in accordance with the
Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Indonesian Financial Accounting Standards which
Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh include the Statements and the Interpretations as
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan issued by Financial Accounting Standards Board of
Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Otoritas Jasa the Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI)
Keuangan (sebelumnya Bapepam-LK) No.VIII.G.7 and Regulation of Finance Services Authority
tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan (formerly Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding the
Keuangan Emiten/ Perusahaan Publik” sesuai “Presentation and Disclosure of Financial Statements
Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tentang perubahan of Issuers/ Public Company” as set forth in decree
atas Peraturan No. VIII.G.7 dan ketentuan akuntansi No. KEP-347/BL/2012 regarding the amendment to
lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal. Regulation No. VIII.G.7 and other accounting policies
which prevailing in the Capital Market.
2.b Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan 2.b Basis of Measurement and Preparation of
Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan The consolidated financial statements have been
asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, prepared on a going concern assumption and using
kecuali laporan arus kas konsolidasian yang the accrual basis, except for the consolidated
menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam statements of cash flows. The basis of measurement
penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim ini in the preparation of these interim consolidated
adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun financial statements is the historical cost concept,
tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana except for certain accounts which have been
dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing prepared on the basis of other measurements as
akun tersebut. described in their respective accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan informasi The consolidated statements of cash flows have
penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan been presented by classifying the activities into
dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. operating, investing and financing. The cash flows
Laporan arus kas dari aktivitas operasi dilaporkan from operating activities were prepared using the
menggunakan metode langsung. direct method.
Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi The functional currency of the Group is Indonesian
dicatat menggunakan mata uang fungsional. Mata uang Rupiah. Transactions are recorded using the
penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan functional currency. The reporting currency used in
Draft Final/November 18, 2014 201 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
keuangan konsolidasian interim ini adalah Rupiah. the preparation of these interim consolidated
financial statements is the Indonesian Rupiah.
Interpretasi atas SAK (ISAK) yang wajib diterapkan Interpretation on accounting standard (ISAK) for the
untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai first time for the financial year beginning January 1,
1 Januari 2014 adalah ISAK No. 27 “Pengalihan Aset 2014 is ISAK No. 27 “Transfer of Assets from
dari pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Customers” and ISAK No. 28 “Extingushing
Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”. Financial Liabilities with Equity Instruments”.
Penerapan ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari Implementation of ISAK No. 27 “Transfer of Assets
pelanggan” dan ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilitas from Customers” and ISAK No. 28 “Extingushing
Keuangan dengan Instrumen Ekuitas” yang berlaku Financial Liabilities with Equity Instruments” with an
efektif sejak 1 Januari 2014 tidak relevan, serta tidak effective date January 1, 2014 not relevant and did
menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Grup not result in changes to the Group’s accounting
dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang policies and had no effect on the amounts reported
dilaporkan untuk periode berjalan atau tahun for the current period or prior financial years.
sebelumnya.
2.c Prinsip-Prinsip Konsolidasi 2.c Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan The consolidated financial statements incorporate
keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang the financial statements of the Company and entities
dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung in which the Company has the ability to directly or
dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti indirectly exercise control with ownership percentage
disebutkan pada Catatan 1.b. Laporan keuangan of more than 50%, as described in Note 1.b. The
kosolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir consolidated financial statement for the years ended
31 Desember 2013, 2012, 2011 dan posisi keuangan December 31, 2013, 2012, 2011 and financial
pada tanggal 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 position as of January 1, 2011/ December 31, 2010
disajikan untuk menggambarkan seolah-olah akuisisi have been presented to reflect that as if the such
tersebut telah terjadi pada tanggal 1 Januari 2011/ 31 acquisition had been since January 1, 2011/
Desember 2010. December 31, 2010.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki Control also exists when the parent owns half or less
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas of the voting power of an entity when there is:
jika terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara a. power over more than half of the voting rights by
sesuai perjanjian dengan investor lain; virtue of an agreement with other investors;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan b. power to govern the financial and operating
operasional entitas berdasarkan anggaran dasar policies of the entity under a statute or an
atau perjanjian; agreement;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti c. power to appoint or remove the majority of the
sebagian besar direksi atau organ pengatur setara members of the board of directors or equivalent
dan mengendalikan entitas melalui direksi atau governing body and control of the entity is by
organ tersebut; atau that board or body; or
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas d. power to cast the majority of votes in the
pada rapat dewan direksi atau organ pengatur meetings of the board of directors or equivalent
setara dan mengendalikan entitas melalui direksi governing body and control of the entity is by
atau organ tersebut. that board or body.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana The entities are consolidated from the date on which
pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan effective control was transferred to the Company and
tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak are no longer consolidated when the Company
mempunyai pengendalian efektif. ceases to have effective control.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara The effects of all significant transactions and
perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material balances between companies within the Group have
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan been eliminated in the consolidated financial
konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan statements to reflect the financial position and
dan hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan. results of operations of the Group as one business
entity.
Kepentingan nonpengendali atas laba (rugi) bersih dan The non-controlling interest in the net income (loss)
ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi and equity of a subsidiary is stated as a proportion of
pemegang saham nonpengendali atas laba (rugi) the non-controlling shareholders in the net income
bersih dan ekuitas entitas anak. (loss) and equity of subsidiary.
Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian Non-controlling interest balance reflects the portion
atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak of profit or loss and net assets of subsidiaries that
yang tidak dapat diatribusikan secara langsung are not attributable directly or indirectly to the parent
maupun tidak langsung pada entitas induk, yang entity, that presented in the consolidated statements
masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi of comprehensive income and within equity in the
komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada consolidated statement of financial position,
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari separately from the attributable to parent entity.
bagian yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.
2.d Kas dan Setara Kas 2.d Cash and Cash Equivalent
Kas terdiri dari saldo kas dan simpanan di bank yang Cash consist of cash on hand and in banks, are not
sewaktu-waktu bisa dicairkan, tidak dijaminkan dan used as collateral and not restricted.
tidak dibatasi penggunaannya.
Setara kas merupakan deposito berjangka dengan Cash equivalent consists of time deposits with
jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak maturities of not more than or equal to three (3)
tanggal penempatan dan tidak dibatasi months from the date of placement and are not
penggunaannya. restricted.
2.e Persediaan 2.e Inventories
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah Inventories are carried at the lower of cost and net
antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat realizable value (NRV). Acquisition cost includes all
direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya costs to acquire the inventories and bringing them to
yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut their intended location and condition. NRV is the
serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang estimated fair selling price of inventory less the
diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan estimated cost to complete and cost to sell. Cost is
adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar determined using the First-In First-Out method.
setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk
menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga
perolehan dihitung dengan menggunakan metode
Masuk Pertama Keluar Pertama.
Persediaan bibitan akan direklas ke tanaman belum Nurseries will be reclassified to immature plants
menghasilkan ketika bibit tanaman ditanam pada tanah when grown in soil seeds plantation crops.
perkebunan.
Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan An allowance for obsolete inventories is provided
berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik based on the periodic review of the condition of the
persediaan. inventories.
2.f Biaya Dibayar di Muka 2.f Prepaid Expenses
Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka Prepaid expenses are amortized over the periods
waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis benefitted by using straight-line method.
lurus.
2.g Perkebunan Plasma 2.g Plasma Plantations
Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit Development of plasma plantations is financed by
investasi perkebunan plasma dari bank atau melalui plasma plantation investment credits from bank or by
pembiayaan sendiri. Biaya-biaya yang terjadi dalam self-financing. Costs incurred during the
Draft Final/November 18, 2014 203 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
tahap pengembangan perkebunan plasma sampai development phase up to the handover of the
perkebunan plasma tersebut diserahkan kepada petani plasma plantation to plasma farmers are capitalized.
plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya pengembangan The accumulated development costs are presented
perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya net of loans received, as assets or liabilities in the
setelah dikurangi dengan kredit investasi yang diterima consolidated statements of financial position.
sebagai aset atau liabilitas pada laporan posisi
keuangan konsolidasian.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan The difference between the accumulated
nilai konversi (jumlah yang disepakati antara bank dan development costs and the conversion value (the
petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi amount agreed between the bank and the plasma
komprehensif konsolidasian pada saat perkebunan farmers) is charged to the consolidated statements
plasma diserahkan ke petani plasma. of comprehensive income when the land is handed
over to plasma farmers.
2.h Sewa 2.h Lease
Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan The determination of whether an arrangement is a
perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung lease agreement or lease agreement containing the
sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada substance of the agreement based on the inception
tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian date and whether the fulfillment of the agreement
tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian depends on the use of an asset and the agreement
tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan provides a right to use the asset.
aset tersebut.
Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan Leases are classified as finance leases if the lease
jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial substantially transferred all the risks and benefits
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan related to ownership of the asset. Leases are
kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai classified as operating leases if the lease did not
sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan substantially transfer all the risks and benefits
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang related to ownership of the asset.
terkait dengan kepemilikan aset.
Dalam sewa operasi, Grup mengakui pembayaran Under an operating lease, the Group recognizes
sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama lease payments as an expense on a straight-line
masa sewa. basis over the lease term.
Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi Once the plantations have matured, accumulations
harga perolehan tersebut direklasifikasi ke tanaman of cost are reclassified to matured plantations.
menghasilkan. Tanaman menghasilkan disusutkan Matured plantations are depreciated using the
dengan metode garis lurus selama taksiran masa straight-line method according to its estimated useful
produktif selama 25 tahun. life of 25 years.
2.l Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan 2.l Deferred Landrights Costs
Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan hak All costs related to acquisition of landrights is
tanah ditangguhkan hingga hak tersebut diperoleh. deferred until the right is obtained.
Goodwill timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai Goodwill arising in a business combination is
aset pada tanggal dimana pengendalian diperoleh. recognized as an asset on the date that the control is
acquired.
Goodwill merupakan selisih antara biaya perolehan Goodwill is the excess of the fair value acquisition
dengan nilai wajar aset bersih perusahaan dan yang cost of net assets of the Company on the date of
diperoleh pada tanggal akuisisi. acquisition.
Goodwill diuji setiap tahun untuk penurunan dan diakui Goodwill is tested annually for impairment and
sebesar kerugian penurunan biaya perolehan dikurangi carried at cost less accumulated impairment losses.
akumulasi. Penurunan kerugian pada Goodwill tidak Impairment losses on goodwill are not reversed.
dapat dipulihkan. Keuntungan atau kerugian atas Gains or losses on the disposal of an entity include
divestasi entitas termasuk nilai tercatat Goodwill terkait the carrying amount of goodwill relating to the entity
dengan entitas yang dijual dijual. sold.
Goodwill dialokasikan terhadap unit penghasil kas Goodwill is allocated to cash-generating units for the
untuk tujuan mengujian penurunan nilai. Alokasi purpose of impairment testing. The allocation is
dilakukan terhadap masing-masing unit penghasil kas made to those cash-generating units or groups of
atau kelompok unit penghasil kas yang diharapkan cash-generating units that are expected to benefits
untuk memperoleh keuntungan dari kombinasi bisnis di from the business combination which resulted the
mana Goodwill timbul. goodwill.
bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa employees’ average remaining years of service, until
masa kerja karyawan. the benefits become vested.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan Termination benefits is recognized if and only if, the
hanya jika, Grup berkomitmen untuk: Group is committed to either:
a. Memberhentikan seorang atau sekelompok a. Terminate the employment of an employee or
pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau group of employees before the normal
retirement date; or
b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang b. Provide termination benefits as a result of an
menerima penawaran mengundurkan diri secara offer made in order to encourage voluntary
suka rela. redundancy.
2.p Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas 2.p Difference in Value from Restructuring
Sepengendali Transactions between Entities Under Common
Control
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali The restructuring transactions between entities
berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau under common control, such as transfers of assets,
instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam liabilities, shares or other ownership instruments by
rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam re-organizing entities within the same group, do not
satu kelompok yang sama, bukan merupakan represent changes of ownership in terms of
perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, economic substance and thus do not result in a gain
sehingga tidak menimbulkan laba atau rugi bagi or loss for the group companies as a whole or for the
seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual entity in the group.
dalam kelompok perusahaan tersebut.
Karena transaksi restrukturisasi antara entitas Since restructuring transactions between entities
sepengendali tidak mengakibatkan perubahan under common control do not result in changes in
substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, economic substance of ownership in transferred
saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang assets, shares, liabilities or other ownership
dipertukarkan, maka aset ataupun liabilitas yang instruments, the transferred assets or liabilities (in
pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) legal form) are recorded at book value in a manner
dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan similar to business combination transactions using
usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. the pooling of interest method.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku The difference between transfer price and book
tersebut bukan merupakan goodwill. Selisih tersebut value is not a goodwill.The difference is recorded as
dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi "Difference in Value from Restructuring Transactions
Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan between Entities Under Common Control" and
dalam pos tambahan modal disetor sebagai unsur presented as a component of equity.
ekuitas.
Pengakuan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas Recognition of difference in value from restructuring
sepengedali diakui jika dan hanya jika hubungan transactions between entities under common contro
sepengendali para pihak yang bertransaksi tidak recognized only and if only the relation of under
bersifat sementara. common control who has transaction is not
temporary relation.
2.q Pengakuan Pendapatan dan Beban 2.q Revenue and Expense Recognition
Grup mengakui pendapatan menggunakan metode The Group recognize revenue using the accrual
akrual. Pendapatan dari penjualan diakui saat barang method. Revenue from sales are recognized when
telah diserahkan kepada pembeli. Beban produksi goods have been delivered to the customer.
kebun terdiri dari beban langsung dan tidak langsung. Plantation production costs consist of direct and
Beban tidak langsung adalah beban yang tidak dapat indirect costs. Indirect cost is an expense which
dialokasikan ke kegiatan tertentu. could not be traced to specific activities.
Selama tanaman belum menghasilkan, maka seluruh During immature plantations, all expenses related to
biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan plantation cultivation are capitalized to immature
tanaman tersebut dikapitalisasikan ke nilai tanaman plantations value. If the Group have matured
tersebut. Jika Grup telah mempunyai area tanaman plantations area, the portion of plantation production
menghasilkan, maka bagian atas beban produksi cost are charged to the area width proportionally.
kebun dibebankan sesuai dengan proporsi luas After all plantations have matured, all expenses
areanya. Setelah status tanaman menghasilkan, maka related to plantation cultivation are charged as
semua biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan production cost.
tanaman menjadi beban produksi.
Beban diakui pada saat terjadinya. Expenses are recognized when incurred.
2.r Pajak Penghasilan 2.r Income Tax
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat All temporary differences arising between the tax
aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya bases of assets and liabilities and their carrying
diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode value for financial reporting purposes are recognized
kewajiban. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak as deferred tax using the balance sheet method.
yang berlaku saat ini. Currently enacted tax rates are used to determine
deferred tax.
Saling hapus atas aset pajak tangguhan dan liabilitas The deferred tax assets and deferred tax liabilities
pajak tangguhan dilakukan jika, dan hanya jika, Grup: are offset if, and only if, the Group:
1. memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum 1. has a legally enforceable right to set-off current
untuk melakukan saling hapus aset pajak kini tax asset against current tax liability; and
terhadap liabilitas pajak kini; dan
2. aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak 2. the deferred tax asset and the deferred tax
tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang liability relate to income taxes levied by the same
dikenakan oleh otoritas pajak yang sama atas tax authority on the same taxable entity.
entitas kena pajak yang sama.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif Deferred income tax is determined using tax rates
pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif that have been enacted or substantially enacted at
berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan dan the reporting date and are expected to apply when
yang akan digunakan pada saat aset dipulihkan atau the related deferred income tax asset is realized or
liabilitas dilunasi. the deferred income tax liability is settled.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui Deferred tax assets relating to the carryforward of
sebagai aset pajak tangguhan apabila besar unused tax losses are recognized to the extent that it
kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa is probable that future taxable profit will be available
mendatang akan memadai untuk dikompensasi. against which the unused tax losses can be utilized.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat Adjustments to tax obligations are recognized when
ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan an assessment letter is received or, if an objection
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan submitted, when the result of the decision for the
tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan objection determined, or if appealed, when the result
banding pada saat keputusan atas banding tersebut of the decision on appeal from tax court is
telah ditetapkan. determined.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk Current income tax is recognized based on taxable
tahun yang bersangkutan, yaitu laba yang dihitung income for the year which is determined in
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. accordance with the current income tax regulations.
Grup melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan The Group offset current tax assets and current tax
liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Grup: liabilities if, and only if, the Group:
1. Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum 1. Has legally enforceable right to set-off the
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang recognized amounts; and
diakui; dan
Draft Final/November 18, 2014 209 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
2. Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar 2. Intends to settle on a net basis or to realize the
neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan assets and settle liabilities simultaneously.
liabilitas secara bersamaan.
2.s Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing 2.s Transaction and Balances in Foreign Currencies
Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Mata uang The Group’s functional currency is Rupiah. Currency
selain mata uang fungsional adalah mata uang asing. other than the functional currency is a foreign
Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam currency. Transactions involving foreign currencies
mata uang asing dicatat dengan kurs spot yang berlaku are recorded at the exchange rates prevailing at the
pada saat terjadinya transaksi. time the transactions are made.
Pada tanggal laporan keuangan, pos moneter dalam At each reporting date, monetary assets and
mata uang asing disesuaikan menggunakan kurs liabilities denominated in foreign currencies were
penutup yang berlaku, yaitu: adjusted to reflect the exchange rates prevailing at
the time, with the following conversion rates:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
USD 1 (Dolar Amerika) 11,969 12,189 9,670 9,068 8,991 US Dollar (USD) 1
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan The resulting gains or losses on foreign currencies
atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif are credited or charged to the current year (period)
konsolidasian tahun (periode) yang bersangkutan. of consolidated statement of comprehensive income.
Sedangkan pos nonmoneter yang diukur dalam biaya Whereas the non-monetary assets and liabilities
historis dalam mata uang asing diukur menggunakan denominated in foreign currencies were measured
kurs pada tanggal transaksi dan pos moneter yang using the exchange rate on transaction date and
diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing diukur monetary assets and liabilities denominated in
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar foreign currencies were measured at fair value using
ditetapkan. the exchange rate on the date of fair value
measurement.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan The resulting gains or losses on foreign currencies
atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif are credited or charged to the current year (period)
konsolidasian tahun (periode) yang bersangkutan. of consolidated statement of comprehensive income.
ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatives are classified as trading assets,
Derivatif diklasifikasikan sebagai aset except as designated and effective as hedging
diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan instruments.
efektif sebagai instrumen lindung nilai.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (ii) Loans and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset Loans and receivables are non-derivative
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap financial assets with fixed or determinable
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai payments that are not quoted in an active
kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, market. At initial recognition, loans and
pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada receivables are recognized at fair value plus
nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan transaction costs and subsequently measured
selanjutnya diukur pada biaya perolehan at amortized cost using the effective interest
diamortisasi dengan menggunakan metode suku rate method.
bunga efektif.
(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (iii) Held-to-Maturity (HTM) Investments
(HTM)
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah HTM investments are non-derivative financial
aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran assets with fixed or determinable payments
tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya and fixed maturity that Management has the
telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai positive intention and ability to hold to maturity,
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki other than:
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo,
selain:
a. Investasi yang pada saat pengakuan awal a. Investments which from initial recognition
ditetapkan sebagai aset keuangan yang were designated as financial assets
diukur pada FVTPL; measured at FVTPL;
b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok b. Investments which were designated as
tersedia untuk dijual; dan available-for-sale financial assets; and
c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman c. Investments that meet the definition of
yang diberikan dan piutang. loans and receivables.
(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS) (iv) Available-for-Sale (AFS) Financial Assets
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non- AFS Financial assets are non-derivative
derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama financial assets that held during a certain
periode tertentu, dimana akan dijual dalam period with intention to sell in order to fulfill
rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan liquidity needs, changes in interest rates or
suku bunga, valuta asing atau yang tidak foreign exchange, or those that are not
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan classified as loans and receivables, HTM
atau piutang, investasi yang diklasifikasikan investments or financial assets at FVTPL.
dalam kelompok HTM atau aset keuangan yang
diukur pada FVTPL.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan AFS At initial recognition, AFS financial assets are
diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya recognized at fair value plus transaction costs
transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai and subsequently measured at fair value with
wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada any gain or loss recognized at the consolidated
laporan perubahan ekuitas konsolidasian kecuali statements of changes in equity, except for
untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi impairment loss and foreign exchange, until
konsolidasian dari selisih kurs hingga aset AFS financial assets are derecognized. If AFS
keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset financial assets are impaired, the cumulative
keuangan AFS mengalami penurunan nilai, profit or loss previously recognized in the
akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada consolidated statements of changes in equity is
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak For listed and unlisted equity investments classified
tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau as AFS, a significant or prolonged decline in the fair
jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas value of the security below its cost is considered to
di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti be objective evidence of impairment.
objektif penurunan nilai.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti For certain categories of financial assets, such as
piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara receivables, the impairment value of assets are
individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio assessed individually. Objective evidence of
piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas impairment for a portfolio of receivables could
tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan include the Group’s past experience of collecting
keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari payments, an increase in the number of delayed
rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas payments in the portfolio past the average credit
perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang period, as well as observable changes in national or
berkorelasi dengan default atas piutang. local economic conditions that correlate with default
on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya For financial assets carried at amortized cost, the
perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian amount of the impairment is the difference between
penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat the asset’s carrying amount and the present value of
aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas estimated future cash flows, discounted at the
masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat financial asset’s original effective interest rate.
suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan The carrying amount of the financial assets is
kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset reduced by the impairment loss directly for all
keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya financial assets with the exception of receivables,
dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan where the carrying amount is reduced through the
piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut use of an allowance account. When a receivable is
dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. considered uncollectible, it is written-off against the
Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya allowance account. Subsequent recoveries of
telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun amounts previously written-off are credited against
penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan the allowance account. Changes in the carrying
piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif amount of the allowance account are recognized in
konsolidasian. the consolidated statements of comprehensive
income.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, When an AFS financial asset is considered to be
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya impaired, cumulative gains or losses previously
telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain recognized in other comprehensive income are
direklasifikasi ke laba rugi konsolidasian periode reclassified to current period consolidated profit or
berjalan. loss.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada With the exception of AFS equity instruments, if, in a
periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang subsequent period, the amount of the impairment
dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan loss decreases and the decrease can be related
sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai objectively to an event occurring after the
tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang impairment was recognized, the previously
sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi recognized impairment loss is reversed through the
komprehensif konsolidasian hingga nilai tercatat consolidated statements of comprehensive income
investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak to the extent that the carrying amount of the
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum investment on the date the impairment is reversed
pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. does not exceed what the amortized cost would
have been had the impairment not been recognized.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai In respect of AFS equity securities, impairment
yang sebelumnya diakui dalam laba rugi periode losses previously recognized in the current period of
berjalan tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba profit or loss are not reversed through the
rugi komprehensif konsolidasian. Setiap kenaikan nilai consolidated statements of comprehensive income.
wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung Any increase in fair value subsequent to an
ke ekuitas. impairment loss is recognized directly in equity.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Derecognition of Financial Assets and Liabilities
Keuangan
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan The Group derecognize a financial assets only when
hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal the contractual rights to the cash flows from the
dari aset berakhir, atau Grup mentransfer aset assets expire, or when it transfers the financial asset
keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh and substantially all the risks and rewards of
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada ownership of the asset to another entity. If Group
entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak neither transfers nor retains substantially all the risks
memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan and rewards of ownership and continues to control
manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset the transferred assets, the Group recognize its
yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan retained interest in the asset and an associated
berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban liability for amounts it may have to pay. If the Group
terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. retain substantially all the risks and rewards of
Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko ownership of a transferred financial asset, the Group
dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang continues to recognize the financial asset and also
ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan recognizes a collateralized borrowing for the
juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar proceeds received.
pinjaman yang diterima.
Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika The Group derecognize financial liabilities if and only
dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, if the Group’s obligations have been discharged,
dibatalkan atau kadaluarsa. cancelled or expire.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif Income is recognized on an effective interest basis
untuk instrumen keuangan selain dari instrumen for financial instruments other than those financial
keuangan FVTPL. instruments at FVTPL.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Offsetting of Financial Instruments
Saling hapus aset dan liabilitas keuangan dan jumlah Financial assets and liabilities are offset and the net
bersih disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi amount present in the consolidated statement of
ketika terdapat hak secara hukum untuk saling hapus financial position when there is a legal right to offset
jumlah yang diakui dan terdapat maksud untuk the recognized amounts and there is an intention to
menyelesaikannya secara neto atau untuk settle on a net basis, or to realize the asset and
merealisasikan aset dan liabilitas secara bersamaan. settle the liability simultaneously.
Estimasi Nilai Wajar Fair Value Determination
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan harus The fair value of financial assets and liabilities must
diestimasi untuk tujuan pengakuan dan pengukuran be estimated for recognition and measurement or for
atau pengungkapan. disclosure purposes.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”
mensyaratkan pengungkapan pengukuran nilai wajar requires disclosure of fair value measurements by
dengan hirarki nilai wajar dengan tingkatan sebagai level of the following fair value measurement
berikut: hierarchy:
a. harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar a. quoted prices (unadjusted) in active markets for
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik identical assets or liabilities (Level 1);
(Tingkat 1);
b. input selain harga kuotasian yang termasuk dalam b. inputs other than quoted prices included within
Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan Level 1 that are observable for the asset or
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) liability, either directly (as prices) or indirectly
atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari (derived from prices) (Level 2); and
harga) (Tingkat 2); dan
c. input dari aset atau liabilitas yang bukan c. inputs for the asset or liability that are not
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi based on observable market data
(input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3). (unobservable inputs) (Level 3).
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan The fair value of financial instruments traded in
di pasar aktif ditentukan berdasarkan harga pasar yang active markets is based on quoted market prices at
berlaku pada tanggal pelaporan. Kuotasian harga the reporting date. The quoted market price used for
pasar yang digunakan aset keuangan yang dimiliki financial assets held by the Group is the current bid
Grup adalah harga penawaran kini sedangkan untuk price, while financial liabilities use ask price, these
liabilitas keuangan menggunakan ask price, instrumen instruments are included in Level 1.
ini termasuk Tingkat 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak The fair value of financial instruments that are not
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan traded in an active market is determined using
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian ini valuation techniques. These valuation techniques
memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat maximize the use of observable market data where
diobservasi yang tersedia dan andal dengan it is available and rely as little as possible on
meminimalisasi penggunaan estimasi. Jika semua estimates. If all significant inputs required to fair
input yang signifikan diperlukan untuk nilai wajar value an instrument are observable, the instrument
instrumen yang dapat diobservasi, instrumen ini is included in Level 2.
termasuk Tingkat 2.
Bila satu atau lebih input yang signifikan tidak If one or more of the significant inputs is not based
menggunakan data pasar yang tidak dapat diobservasi, on observable market data, the instrument is
instrumen ini termasuk pada Tingkat 3. Hal ini berlaku included in Level 3. This is the case for unlisted
untuk efek modal yang tidak terdaftar pada bursa equity securities.
saham.
b. Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan b. An entity is related to a reporting entity if any
pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: of the following conditions applies:
(i) Perusahaan dan Perusahaan pelapor (i) The entity and the reporting entity are
adalah anggota dari kelompok usaha yang members of the same group (which
sama (artinya perusahaan induk, entitas means that each parent, subsidiaries and
anak dan entitas anak berikutnya terkait fellow subsidiary are related to the
dengan perusahaan lain); others);
(ii) Satu perusahaan adalah perusahaan (ii) One entity is an associate or joint venture
asosiasi atau ventura bersama dari of the other entity (or an associate or joint
perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi venture of a member of a group of which
atau ventura bersama yang merupakan the other entity is a member);
anggota suatu kelompok usaha, dimana
perusahaan lain tersebut adalah
anggotanya);
(iii) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura (iii) Both entities are joint ventures of the
bersama dari pihak ketiga yang sama; same third party;
(iv) Satu perusahaan adalah ventura bersama (iv) One entity is a joint venture of a third
dari perusahaan ketiga dan perusahaan entity and the other entity is an associate
yang lain adalah perusahaan asosiasi dari of the third entity;
perusahaan ketiga;
(v) Perusahaan tersebut adalah suatu program (v) The entity is a post-employment benefits
imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari plan for the benefits of employees of
salah satu Perusahaan pelapor atau either the reporting entity or an entity
perusahaan yang terkait dengan related to the reporting entity. If the
Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan reporting entity is itself such a plan, the
pelapor adalah perusahaan yang sponsoring employers are also related to
menyelenggarakan program tersebut, the reporting entity;
perusahaan sponsor juga berelasi dengan
Perusahaan pelapor;
(vi) Perusahaan yang dikendalikan atau (vi) The entity is controlled or jointly
dikendalikan bersama oleh orang yang controlled by a person identified in (a); or
diidentifikasi dalam butir (a); atau
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) (vii) A person identified in (a) (i) has
memiliki pengaruh signifikan terhadap significant influence over the entity or is a
perusahaan atau personil manajemen kunci member of the key management
perusahaan (atau perusahaan induk dari personnel of the entity (or of a parent of
perusahaan). the entity).
2.v Penurunan Nilai Aset Non Keuangan 2.v Impairment of Non-Financial Assets
Jumlah yang dapat diperoleh kembali suatu aset non- The amount of recoverable assets shall be
keuangan diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau estimated at the time of the events or changes in
perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan circumstances indicate that the carrying value may
bahwa jumlah tercatatnya mungkin tidak dapat not be recoverable. An impairment loss is
diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai recognized in the current period.
rugi periode berjalan.
Rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode The impairment loss which was recognized in prior
sebelumnya dibalik, jika dan hanya jika, terdapat periods is reversed if and only if there is a change in
perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan the estimates used to determine the assets
jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan recoverable amount since the last impairment loss
nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset was recognized. Recoverable amount can be
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini recognized only by reversing an amount which has
merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. been recognized. This increase is a reversal of an
Jumlah tercatat aset yang meningkat karena impairment loss. Total assets increased due to the
pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi reversal of an impairment loss, should not exceed
jumlah tercatat seandainya aset tidak mengalami rugi the carrying amount if the asset does not experience
penurunan nilai pada periode sebelumnya. an impairment loss in the previous period.
Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis The consideration transferred for an acquisition is
diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil measured at the aggregate of the fair values of
penjumlahan dari nilai wajar pada tanggal akuisisi atas assets given-up, liabilities assumed, and equity
seluruh aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui dan instruments issued by the Company. Acquisition-
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan. related costs are recognized in the profit or loss as
Biaya terkait akuisisi diakui sebagai beban pada incurred.
periode saat biaya tersebut terjadi.
Perusahaan mengukur aset teridentifikasi yang The Company recognizes the identifiable assets
diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai acquired and liabilities assumed at their fair value on
wajar pada tanggal akuisisi, kecuali: acquisition date, except if:
· Aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul · Deferred tax assets or liabilities that are related
dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang to assets acquired and liabilities assumed in
diambil-alih dalam kombinasi bisnis diukur sesuai business combination are recognized and
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak measured in accordance with PSAK No. 46
Penghasilan”. (Revised 2010), “Income Taxes”.
· Liabilitas (atau aset, jika ada) terkait dengan · Liabilities (or assets, if any) related to employee
kesepakatan imbalan kerja dari pihak yang benefits arrangement from the acquiree are
diakuisisi diukur sesuai PSAK No. 24 (Revisi recognized and measured in accordance with
2004), “Imbalan Kerja”. PSAK No. 24 (Revised 2004), “Employee
Benefits”.
· Instrumen liabilitas atau ekuitas yang terkait · Liabilities or equity instruments related to the
dengan penggantian atas penghargaan replacement of an acquiree’s share-based
pembayaran berbasis saham pihak yang diakuisisi payment awards are measured in accordance
dengan penghargaan pembayaran berbasis with PSAK No. 53 (Revised 2010), “Share-
saham pihak pengakuisisi diukur sesuai dengan based Payment”.
metode yang diatur dalam PSAK No. 53 (Revisi
2010), “Pembayaran Berbasis Saham”.
· Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang · Non-current assets (or disposal groups)
diperoleh, yang diklasifikasikan sebagai dimiliki acquired that are classified as held for sale in
untuk dijual pada tanggal akuisisi diukur sesuai accordance with PSAK No. 58 (Revised 2009),
PSAK No. 58 (revisi 2009), “Aset Tidak Lancar “Non-current Assets Held for Sale and
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Discontinued Operations” are measured in
Dihentikan”. accordance with that standard.
2.y Laba (Rugi) per Saham 2.y Earnings (Loss) per Share
Laba (rugi) per saham (LPS) dasar dihitung dengan Basic earnings (loss) per share (EPS) is computed
membagi laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada by dividing income (loss) attributable to owners
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang with the weighted-average number of outstanding
saham biasa yang beredar dalam perode yang common shares in the respective period.
bersangkutan.
LPS dilusian mempertimbangkan pula instrumen Diluted EPS is calculated by considering other
keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya issued financial instruments with potential dilution
berpotensi dilutif bagi seluruh saham biasa yang effect to all common shares outstanding during the
beredar sepanjang periode pelaporan. reporting period.
2.z Instrumen Keuangan Majemuk 2.z Compound Financial Instruments
Instrumen keuangan majemuk yang diterbitkan oleh Compound financial instruments issued by the
Perusahaan adalah obligasi wajib konversi dimana Company is mandatory that the number of shares
jumlah saham yang akan diterbitkan tidak akan to be issued does not vary with changes in their fair
berubah sesuai dengan perubahan nilai wajarnya. value.
Pengakuan awal komponen liabilitas dari instrumen The liability component of a compound financial
keuangan majemuk menggunakan nilai wajar dari instrument is recognized initially at the fair value of
liabilitas sejenis yang tidak mempunyai opsi konversi a similar liability that does not have an equity
ke ekuitas. Pengakuan awal komponen ekuitas diakui conversion option. The equity component is
dari selisih antara nilai wajar keseluruhan dari recognized initially at the difference between the
instrumen keuangan majemuk dengan nilai wajar fair value of the compound financial instrument as
komponen liabilitas. Biaya transaksi yang terkait a whole and the fair value of the liability
dialokasikan secara proporsional ke masing-masing component. Any directly attributable transaction
komponen kewajiban dan komponen ekuitas. costs are allocated to the liability and equity
components in proportion to their initial carrying
amounts.
Setelah pengakuan awal, komponen liabilitas dari Subsequent to initial recognition, the liability
instrumen keuangan majemuk diukur berdasarkan component of a compound financial instrument is
biaya amortisasi dengan metode suku bunga efektif. measured at amortized cost using the effective
Komponen ekuitas dari instrumen keuangan majemuk interest method. The equity component of a
tidak diukur kembali setelah pengakuan awal. compound instrument is not re-measured
subsequent to initial recognition.
Draft Final/November 18, 2014 218 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
2.aa Sumber Estimasi Ketidakpastian dan Pertimbangan 2.aa Sources of Estimation Uncertainty and
Akuntansi yang Penting Significant Accounting Judgement
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar The preparation of the consolidated financial
akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan statements in accordance with the Indonesian
manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang Financial Accounting Standards requires the
dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas management to make assumptions and estimates
tertentu pada akhir tahun pelaporan. that could affect the carrying amounts of certain
assets and liabilities at end of reporting year.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian In the preparation of these interim consolidated
interim ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses financial statements, accounting assumptions have
penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki been made in the process of applying accounting
pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan policies that may affect the carrying amounts of
liabiltas pada laporan keuangan konsolidasian. Selain assets and liabilties in the consolidated financial
itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber statements. In addition, there are accounting
estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan assumptions about the sources of estimation
yang dapat mempengaruhi secara material jumlah uncertainty at end of reporting year that could
tercatat aset dan liabilitas untuk tahun pelaporan materially affect the carrying amounts of assets
berikutnya. and liabilities in the subsequent reporting year.
Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan The management periodically reviews them to
estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan ensure that the assumptions and estimates have
estimasi telah dibuat berdasarkan semua informasi been made based on all relevant information
relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana available on the date in which the consolidated
laporan keuangan konsolidasian disusun. Karena financial statements have been prepared. Because
terdapat ketidakpastian yang melekat dalam there is inherent uncertainty in making estimates,
pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang akan the value of assets and liabilities to be reported in
dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari the future might differ from those estimates.
estimasi tersebut.
Pada tanggal pelaporan, manajemen telah membuat At the reporting date, the management has made
asumsi dan estimasi penting yang memiliki dampak significant assumptions and estimates which have
paling signifikan pada jumlah tercatat yang diakui the most significant impact to the carrying amount
dalam laporan keuangan konsolidasian interim, yaitu recognized in the interim consolidated financial
sebagai berikut: statements are as follows:
Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan Another key assumption is partly determined by
kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas current market conditions during the period in
imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi which the post-employment benefits liability is
imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan resolved. Changes in the employee benefits
keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir periode assumption will impact recognition of actuarial
pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah gains or losses at the end of the reporting period.
liabilitas dan beban imbalan pascakerja diungkapkan Information regarding the number of assumptions
pada Catatan 20. and post-employment benefits liabilities and
expenses disclosed in Note 20.
Suku bunga kontraktual dan periode yang berlaku untuk Contractual interest rate and the period for time deposit
deposito berjangka pada 31 Desember 2012 adalah sebesar at December 31, 2012 amounted to 2.75% with
2,75% dengan jatuh tempo 1 bulan. a maturity of 1 month.
Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai The details of trade receivables to third parties are as
berikut: follows:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2010/
January 1, 2011
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Agro Palindo Sakti 2,480,154,700 -- -- -- -- PT Agro Palindo Sakti
PT Alam Tri Abadi 1,611,580,035 1,059,098,935 741,015,225 552,659,735 -- PT Alam Tri Abadi
PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk 191,730,603 509,400,000 -- 563,899,344 1,822,481,051 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk
PT Agro Tunggal Jaya Mandiri -- -- 4,124,119,969 -- -- PT Agro Tunggal Jaya Mandiri
Koperasi Tani Pemuda Jaya -- -- 1,567,430,808 -- -- Koperasi Tani Pemuda Jaya
PT Buana Karya Bhakti -- -- 1,335,675,928 -- -- PT Buana Karya Bhakti
Lain-Lain 171,460,857 842,589,710 310,460,606 306,335,251 -- Others
Jumlah 4,454,926,195 2,411,088,645 8,078,702,536 1,422,894,330 1,822,481,051 Total
Seluruh piutang usaha didenominasi dalam mata uang All trade receivables denominated in Rupiah.
Rupiah.
Berdasarkan hasil penelaahan atas kolektibility piutang Based on review of the collectability of individual receivables
masing-masing pelanggan pada akhir tahun/ periode, at the end of the year/ period, the management believes that
manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha all trade receivables are fully collectible, and therefore,
dapat tertagih, maka tidak dibentuk penyisihan penurunan provision for impairment in value of receivables is not
nilai piutang. provided.
Seluruh piutang usaha milik PT Bumiraya Investindo, entitas All trade receivables of PT Bumiraya Investindo,
anak, dijaminkan atas pinjaman bank dari PT Bank Mandiri a subsidiary, are pledged as collateral against
(Persero) Tbk (lihat Catatan 18). the loans obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (see
Note 18).
5. Persediaan 5. Inventories
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
Seluruh persediaan milik PT Bumiraya Investindo, entitas All inventories of the PT Bumiraya Investindo, a subsidiary,
anak, dijaminkan atas pinjaman bank dari PT Bank Mandiri serve as collateral for a bank loan from PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (lihat Catatan 18). (Persero) Tbk (see Note 18).
Manajemen tidak mengasuransikan persediaan Grup Management doesn’t insure the Group’s inventory to cover
terhadap segala bentuk kemungkinan kerugian atas risiko possible losses of the insured assets.
yang mungkin dialami.
Manajemen berpendapat bahwa tidak ada penurunan nilai The management believes that there is no impairment in the
terhadap nilai tercatat persediaan tercatat, sehingga tidak carrying value of inventories and thus, it is not necessary to
perlu untuk menyisihkan cadangan penurunan nilai provide decline in value of allowance for inventory
persediaan yang usang. obsolescence.
Uang muka pembelian merupakan pembayaran di muka Purchase advance represents advanced payment
untuk pembelian bibit tanaman dan bahan pembantu to supplier for purchase of plant seeds and other supporting
lainnya. inventories.
Uang biaya operasional merupakan pembayaran Operational expense is payment to contractors for
di muka kepada kontraktor sehubungan dengan infrastructure projects in the plantation area.
pembangunan sarana dan prasarana di area perkebunan.
Berdasarkan adendum Surat perjanjian pendahuluan jual Based on amandement pre sale and purchase of shares
beli Saham tanggal 3 Oktober 2014 yang sebelumnya Agreements dated October 3, 2014 that previously signed
ditandatangani pada 30 April 2014, PT Pangeran Duayu on April 30, 2014, PT Pangeran Duayu agree to sell 77.5%
sepakat untuk menjual 77,5% kepemilikian sahamnya share ownership in PT Bailangu Capital Investment to the
di PT Bailangu Capital Investment (BCI) kepada Company with the selling price of Rp46,250,000,000. The
Perusahaan dengan nilai pengalihan sebesar first payment of Rp2,000,000 paid when the pre sale and
Rp46.250.000.000. Pembayaran pertama sebesar purchase agreement signed, Rp20,000,000,000 paid when
Rp2.000.000 dilakukan pada saat ditandatangani perjanjian the sales and purchase agreement signed and
pendahuluan, sebesar Rp20.000.000.000 dilakukan pada Rp24,250,000,000 paid when the land cultivation rights
saat ditandatanganinya surat perjanjian jual beli dan certificate obtained under the name of BCI. Until June 30,
sebesar Rp24.250.000.000 dilakukan saat sertifikat hak 2014, the advanced payment amounted to
guna usaha diterbitkan atas nama BCI. Sampai dengan Rp2,000,000,000.
tanggal 30 Juni 2014, uang muka yang telah dibayar
sebesar Rp2.000.000.000.
Uang muka pembangunan pabrik merupakan uang muka Mill construction advances pertain to advanced payments
dalam rangka pembangunan pabrik pengolahan minyak for development of palm oil processing mill owned by
kelapa sawit milik PT Bumiraya Investindo, entitas anak. PT Bumiraya Investindo, a subsidiary .
Uang muka pengembangan proyek perkebunan terutama Advances for development of plantation project represent
merupakan biaya pengembangan dan pematangan tanah the cost of development and improvement of the plantation
perkebunan. land.
Seluruh aset keuangan tidak lancar lainnya didenominasi All other non-current financial assets denominated in
dalam mata uang Rupiah. Rupiah.
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang dapat Management believes that all receivable is collectible that it
ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan penurunan nilai is not necessary to provide allowance for impairment in
piutang. value of receivable.
Dalam kegiatan bisnis normal, Grup melakukan transaksi On the normal course of business, the Group conduct
dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut: transactions with related parties as follows:
Persentase terhadap Jumlah Aset/Liabilitas
Percentage to Total Assets/Liabilities
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/ 30 Juni/ 31 Desember/ 1 Jan 2011/
June 30, December 31, 31 Desember June 30, December 31, 31 Des
2010/ 2010/
January 1, 2011/ Jan 1, 2011/
December 31, Dec 31,
2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Aset/ Assets
Piutang Pihak Berelasi Non-usaha/
Due from Related Parties Non-Trade
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 6,635,929,279 6,228,772,834 8,862,971,597 -- -- 0.56 0.53 0.75 -- --
PT Patra Power Nusantara 697,208,897 697,208,897 697,208,897 697,208,897 697,208,897 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
PT Tugu Palma Sejahtera 107,065,281 107,065,281 107,045,281 106,925,281 -- 0.01 0.01 0.01 0.01 --
Jumlah/ Total 7,440,203,457 7,033,047,012 9,667,225,775 804,134,178 697,208,897 0.63 0.60 0.82 0.07 0.06
Liabilitas/ Liability
Liabilitas Jangka Pendek/
Current Liabilities
Utang Pihak Berelasi Non-usaha/
Due to Related Parties Non-Trade
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 35,092,801,237 27,365,801,237 -- -- -- 7.32 5.71 -- -- --
Seluruh piutang dan utang pihak berelasi non-usaha All due from and due to related parties non-trade
didenominasi dalam mata uang Rupiah. denominated in Rupiah.
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang pihak The management believes that all due from related parties
berelasi non-usaha dapat tertagih, maka tidak dibentuk non-trade are fully collectible, and therefore, provision for
penyisihan penurunan nilai piutang. impairment in value of receivables is not provided.
Draft Final/November 18, 2014 224 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Januari 2013, Based on the agreement dated January 15, 2013,
PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, obtained term
fasilitas pinjaman dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk loan facilities of Rp50,000,000,000 from PT Tiga Pilar
(TPSF), entitas induk, berupa fasilitas pinjaman berjangka Sejahtera Food Tbk (TPSF), parent entity, with interest rate
sebesar Rp50.000.000.000 dengan tingkat suku bunga of 17% per annum and will be due on July 31, 2014. The
sebesar 17% per tahun dan akan jatuh tempo pada 31 Juli outstanding balance of loan as of June 30, 2014 and
2014. Saldo pinjaman pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember December 31, 2013 are Rp35,092,801,237 and
2013 adalah masing-masing sebesar Rp35.092.801.237 Rp27,365,801,237, respectively.
dan Rp27.365.801.237.
Tidak terdapat jaminan yang diberikan Perusahaan atas There is no guarantee provided by the Company for the loan
pinjaman yang diperoleh dari pihak berelasi. obtained from related parties.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi pinjaman pihak Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the related party loan
berelasi ke TPSF sebesar Rp35.092.801.237 (lihat Catatan to TPSF amounted to Rp35,092,801,237 (see Note 37).
37).
Pada tanggal 26 Maret 2014, Perusahaan melepaskan Dated on March 26, 2014, the Company sell the share
kepemilikan saham PT Midland Pilar Agrostar dengan harga ownership of PT Midland Pilar Agrostar with the selling price
pengalihan sebesar Rp5.000.000.000. Atas pengalihan of Rp5,000,000,000. There is no gain (loss) on disposal of
tersebut tidak terdapat laba (rugi) pelepasan saham. investment in shares.
Pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, As of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012 and 2011,
beban imbalan kerja jangka pendek yang dibayarkan post-employment benefits expenses paid to key
kepada manajemen kunci dilakukan oleh PT Tiga Pilar management done by PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Sejahtera Food Tbk (TPSF), entitas induk, dan beban (TPSF), parent entity, and these expenses recorded in
tersebut dicatat di TPSF. TPSF.
Hubungan dan sifat transaksi kepada pihak-pihak yang The relationship and nature of transactions with related
berelasi adalah sebagai berikut: parties are as follows:
No Pihak Yang Berelasi/ Sifat Pihak Berelasi/ Sifat Transaksi/
Related Party Relationship Nature of Transactions
1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Entitas Induk/ Pinjaman dengan bunga dengan jatuh tempo, Obligasi Wajib Konversi
Parent Entity dan Beban antar Perusahaan tanpa jatuh tempo dan tidak dikenakan bunga/
Interest bearing loan with maturity date, Mandatory Convertible Bonds
and Intercompany charges without maturity date and zero interest bearing
2 PT Patra Power Nusantara Dalam Pengendalian yang Sama/ Pinjaman yang tidak dikenakan bunga dan tidak memiliki jatuh tempo/
Under Common Control Zero interest bearing Loan and have no maturity date
3 PT Poly Meditra Indonesia Dalam Pengendalian yang Sama/ Pinjaman yang tidak dikenakan bunga dan tidak memiliki jatuh tempo/
Under Common Control Zero interest bearing Loan with no maturity date
4 PT Tugu Palma Sejahtera Dalam Pengendalian yang Sama/ Beban antar Perusahaan yang tidak dikenakan bunga/
Under Common Control Intercompnay charges without maturity date and zero interest bearing
5 PT Tiga Pilar Sejahtera Dalam Pengendalian yang Sama/ Pinjaman yang tidak dikenakan bunga dan tidak memiliki jatuh tempo/
Under Common Control Zero interest bearing Loan with no maturity date
6 Stefanus Joko Mogoginta Pemegang Saham Utama/ Pinjaman yang tidak dikenakan bunga dan tidak memiliki jatuh tempo/
Primary Stockholder Zero interest bearing Loan with no maturity date
7 PT Midland Pilar Agrostar Dalam Pengendalian yang Sama/ Investasi pada entitas asosiasi/
Under Common Control Investment in associate
8 Dewan Komisarid dan Direksi/ Manajemen Kunci/ Beban Imbalan Kerja/
Board of Commisioner and Director Key Management Post - employement benefits expense
2013
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember/
January 1, Addition Deduction Reclassification December 31,
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acquisition Costs
Pemilikan Langsung: Direct Ownership:
Tanah 119.791.910.977 851.000.000 -- -- 120.642.910.977 Land
Bangunan 5.955.822.274 -- -- -- 5.955.822.274 Buildings
Prasarana Umum 8.894.509.925 2.150.000 -- -- 8.896.659.925 Infrastructures
Mesin dan Alat Berat 6.949.284.566 2.551.468.606 22.600.000 -- 9.478.153.172 Machinery and Heavy Equipment
Pabrik -- -- -- 38.218.261.989 38.218.261.989 Mills
Kendaraan 2.821.938.420 118.800.000 431.940.000 2.508.798.420 Vehicles
Peralatan dan Perabot Kantor 3.425.063.094 1.673.025.472 -- 117.380.000 5.215.468.566 Office Furniture and Fixtures
Sub Jumlah 147.838.529.256 5.196.444.078 454.540.000 38.335.641.989 190.916.075.323 Subtotal
2013
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember/
January 1, Addition Deduction Reclassification December 31,
Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Sewa Pembiayaan: Assets under Finance Lease:
Mesin dan Alat Berat 20.790.483.333 10.514.110.996 -- -- 31.304.594.329 Machinery and Heavy Equipment
Kendaraan 7.531.313.000 630.288.340 -- -- 8.161.601.340 Vehicles
Sub Jumlah 28.321.796.333 11.144.399.336 -- -- 39.466.195.669 Subtotal
Aset dalam Penyelesaian Construction in Progress
Bangunan 822.554.827 12.364.019.517 -- -- 13.186.574.344 Buildings
Proyek dalam Pengembangan 100.415.278.323 14.624.304.573 -- (38.335.641.989) 76.703.940.907 Project in Progress
Jumlah 277.398.158.739 43.329.167.504 454.540.000 -- 320.272.786.243 Total
2012
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember/
January 1, Addition Deduction Reclassification December 31,
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acquisition Costs
Pemilikan Langsung: Direct Ownership:
Tanah -- 10,953,804,334 -- 108,838,106,643 119,791,910,977 Land
Bangunan 5,462,464,274 437,358,000 -- 56,000,000 5,955,822,274 Buildings
Prasarana Umum 7,541,647,245 1,069,462,680 -- 283,400,000 8,894,509,925 Infrastructures
Mesin dan Alat Berat 6,595,070,269 1,497,942,339 1,475,460,542 331,732,500 6,949,284,566 Machinery and Heavy Equipment
Kendaraan 3,158,790,538 84,400,000 418,252,118 (3,000,000) 2,821,938,420 Vehicles
Peralatan dan Perabot Kantor 1,285,046,694 2,219,398,900 -- (79,382,500) 3,425,063,094 Office Furniture and Fixtures
Sub Jumlah 24,043,019,020 16,262,366,253 1,893,712,660 109,426,856,643 147,838,529,256 Subtotal
Aset Sewa Pembiayaan: Assets under Finance Lease:
Mesin dan Alat Berat 1,558,978,604 19,469,654,729 -- (238,150,000) 20,790,483,333 Machinery and Heavy Equipment
Kendaraan 583,200,000 7,242,713,000 -- (294,600,000) 7,531,313,000 Vehicles
Sub Jumlah 2,142,178,604 26,712,367,729 -- (532,750,000) 28,321,796,333 Subtotal
2011
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember
January 1, Addition Deduction Reclassification December 31,
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acquisition Costs
Pemilikan Langsung: Direct Ownership:
Bangunan 5,247,980,664 133,652,860 -- 80,830,750 5,462,464,274 Buildings
Prasarana Umum 7,331,197,245 210,450,000 -- -- 7,541,647,245 Infrastructures
Mesin dan Alat Berat 6,096,730,619 248,105,000 -- 250,234,650 6,595,070,269 Machinery and Heavy Equipment
Kendaraan 3,201,495,188 207,530,000 -- (250,234,650) 3,158,790,538 Vehicles
Peralatan dan Perabot Kantor 1,071,353,044 213,693,650 -- -- 1,285,046,694 Office Furniture and Fixtures
Sub Jumlah 22,948,756,760 1,013,431,510 -- 80,830,750 24,043,019,020 Subtotal
Aset Sewa Pembiayaan: Assets under Finance Lease:
Mesin dan Alat Berat -- 1,558,978,604 -- -- 1,558,978,604 Machinery and Heavy Equipment
Kendaraan -- 583,200,000 -- -- 583,200,000 Vehicles
Sub Jumlah -- 2,142,178,604 -- -- 2,142,178,604 Subtotal
Beban Pokok Penjualan 3,112,268,662 1,668,417,339 4,084,332,853 3,092,144,661 354,485,152 Cost of Goods Sold
Kapitalisasi ke Tanaman Perkebunan Capitalized to Immature
Belum Menghasilkan (lihat Catatan 10) 1,958,212,092 1,664,481,395 3,775,122,435 1,303,130,952 277,682,527 Plantation (see Note 10)
Beban Umum dan Administrasi (lihat Catatan 26) 304,035,683 229,584,033 416,472,659 199,600,402 970,388,701 General and Administrative Expenses (see Note 26)
Jumlah 5,374,516,437 3,562,482,767 8,275,927,947 4,594,876,015 1,602,556,380 Total
Manajemen berpendapat tidak akan ada hambatan dalam Management considers that there will be no difficulties in
memperbaharui sertifikat pada saat habis masa berlakunya. obtaining renewals of certificates upon expiry date.
Sertifikat tanah Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan Land Cultivation Rights (SHGU) Nos. 30 and 68-70 of BRI
No. 68-70 milik BRI dijadikan jaminan pinjaman yang are pledged as collateral for a loan obtained from
diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat catatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (see Note 18) and SHGU
18) dan SHGU No. 17-22 milik CPO serta SHGU No. 11-16 Nos. 17-22 of CPO and SHGU Nos. 11-16 of ASJ are
milik ASJ dijadikan jaminan atas pinjaman bank jangka pledged as the collateral for long-term loan obtained from
panjang dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (lihat Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (see Note 18).
Catatan 18).
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke pabrik kelapa sawit Borrowing costs are capitalized to the palm oil mill is
adalah sebesar Rp2.498.497.737, Rp3.261.077.880 dan Rp2,498,497,737, Rp3,261,077,880 and Rp830,188,962 for
Rp830.188.962 untuk tahun-tahun yang berakhir pada the years ended December 31, 2013, 2012 and 2011,
31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (lihat Catatan 18). respectively (see Note 18).
Biaya Hak Atas Tanah Ditangguhkan telah direklasifikasi Deferred Cost of Landrights has been reclassified to the
ke tanah sebesar Rp108.838.106.643 pada 31 Desember land of Rp108,838,106,643 at December 31, 2012 (see
2012 (lihat Catatan 11). Note 11).
Aset tetap Grup berupa pabrik, mesin, alat berat dan The Group’s property, plant and equipment such as mills,
kendaraan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, machineries, heavy equipment and vehicle are
gempa bumi dan risiko lainnya dengan jumlah insured from fire, earthquake and other risks with a total
pertanggungan sebesar Rp121.852.362.500 pada 30 Juni coverage of Rp121,852,362,500 for June 30, 2014 and
2014 dan 31 Desember 2013 serta Rp23.726.829.000 pada December 31, 2013, and Rp23,726,829,000 for December
31 Desember 2012. 31, 2012, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan Management believes that insurance covarege is adequate
asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup to cover possible losses from insured assets.
kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami.
Mesin, peralatan, alat berat dan kendaraan milik BRI Machinery, equipment, heavy equipment and vehicle of
dijaminkan atas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) BRI are pledged as collateral for a loan obtained from
Tbk (lihat Catatan 18). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (see Note 18).
Jumlah bruto aset tetap yang telah disusutkan penuh dan Total gross property and equipment that have been fully
masih digunakan adalah: depreciated and still in use is:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 January 2011/
June 30 December 31 31 Desember
2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
Mesin dan Alat Berat 2,484,680,000 2,484,680,000 2,484,680,000 2,484,680,000 -- Machinery and Heavy Equipment
Kendaraan 1,169,963,636 1,169,963,636 1,169,963,636 1,169,963,636 -- Vehicles
Perabot dan Peralatan Kantor 851,550,004 489,426,545 345,373,545 345,373,545 -- Office Furniture and Fixtures
Jumlah 4,506,193,640 4,144,070,181 4,000,017,181 4,000,017,181 -- Total
Manajemen berpendapat tidak ada indikasi atas perubahan- The management considers that there are no indication of
perubahan kondisi yang mengakibatkan penurunan nilai aset changes in circumstances that resulted in the impairment of
tetap pada 30 Juni 2014. property, plant and equipment as of June 30, 2014.
2013
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ 31 Desember/
January 1, Addition Deduction December 31,
Rp Rp Rp Rp
2012
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ 31 Desember/
January 1, Addition Deduction December 31,
Rp Rp Rp Rp
2011
1 Januari/ Penambahan/ Pengurangan/ 31 Desember/
January 1, Addition Deduction December 31,
Rp Rp Rp Rp
Beban amortisasi tanaman menghasilkan dibebankan pada Amortization of matured plantations are charged to cost of
beban pokok penjualan (lihat Catatan 25). goods sold (see Note 25).
Seluruh tanaman perkebunan PT Charindo Palma Oetama All plantation of PT Charindo Palma Oetama and
dan PT Airlangga Sawit Jaya dijadikan jaminan atas PT Airlangga Sawit Jaya being used as guarantee obtained
pinjaman yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor from Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (see Note
Indonesia (lihat Catatan 18). 18).
Seluruh tanaman perkebunan PT Bumiraya Investindo All plantation of PT Bumiraya Investindo being used as
dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari guarantee obtained from PT Bank Mandiri Persero Tbk (see
PT Bank Mandiri Persero Tbk (lihat Catatan 18). Note 18).
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum Borrowing costs that were capitalized to immature
menghasilkan adalah sebesar Rp9.306.224.572, plantations amounted to Rp9,306,224,572,
Rp18.043.281.894, Rp4.478.649.338 dan Rp891.154.875 Rp18.043.281.894, Rp4,478,649,338 and Rp891,154,875
masing-masing untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir for the 6 (six) month period ended June 30, 2014 and for the
pada 30 Juni 2014 dan tahun-tahun yang berakhir pada years ended December 31, 2013, 2012 and 2011,
31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (lihat Catatan 8, 16, 17 respectively (see Notes 8, 16, 17 and 18).
dan 18).
Draft Final/November 18, 2014 230 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Beban depresiasi aset tetap yang dikapitalisasi ke tanaman Depreciation of property and equipment is capitalized to
belum menghasilkan adalah sebesar Rp1.958.212.092 dan immature plantation is amounted to Rp1,958,212,092 and
Rp1.664.481.395 dan Rp3.775.122.435, Rp1.303.130.952 Rp1,664,481,395 and Rp3,775,122,435, Rp1,303,130,952
dan Rp277.682.527 masing-masing untuk periode and Rp277,682,527 for the 6 (six) months periods ended
6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 dan 2013 June 30, 2014 and 2013 and for years ended December 31,
dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 and 2011, respectively (see Note 9).
2013, 2012 dan 2011 (lihat Catatan 9).
Pada tahun 2012, penambahan tanaman perkebunan dari In 2012, the addition of plantation from acquired entity
entitas yang diakuisisi sebesar Rp739.018.704 (lihat amounting to Rp739,018,704 (see Note 31).
Catatan 31).
Tidak terdapat persediaan bibitan yang direklasifikasi There is no nursery which reclassified to immature
ke tanaman belum menghasilkan pada tanggal 30 Juni plantation on June 30, 2014, December 31, 2013, 2012,
2014, 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010.
31 Desember 2010.
Rincian mutasi tanaman perkebunan adalah sebagai The details of movements in the plantations are as follows:
berikut:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2014 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp
Luas area yang sudah ditanam adalah sebagai berikut: Details of the mature plantations based on the planted
area are as follows:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
(Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/
(In Hectares) (In Hectares) (In Hectares) (In Hectares) (In Hectares)
Tanaman Perkebunan Menghasilkan 5,144 5,118 3,218 3,218 3,192 Matured Plantations
Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan 8,749 8,600 9,587 5,607 5,607 Immature Plantations
Jumlah 13,893 13,718 12,805 8,825 8,799 Total
Tanaman perkebunan PT Mitra Jaya Agro Palm, entitas The plantation of PT Mitra Jaya Agro Palm, a subsidiary,
anak, telah diasuransikan terhadap gempa bumi dan risiko are insured from earthquake and other risks with a total
lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar coverage of Rp110,000,000,000 as of June 30, 2014 and
Rp110.000.000.000 pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember December 31, 2013.
2013.
Rincian status hukum tanah atas tanah perkebunan adalah The details of legal status of land of plantation is as follows:
sebagai berikut:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
(Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/ (Dalam Ha)/
(In Hectares) (In Hectares) (In Hectares) (In Hectares) (In Hectares)
Surat Hak Guna Usaha 10,462 10,462 10,462 8,825 8,799 Land Cultivation Rights
Kadastral 3,431 3,256 2,343 -- -- Cadastral
Jumlah 13,893 13,718 12,805 8,825 8,799 Total
Rincian tanaman menghasilkan berdasarkan lokasi The details of plantation based on area is as follows:
penanaman adalah sebagai berikut:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
Desa Sebanti RT.000 RW.000 Sebanti - Desa Sebanti RT.000 RW.000 Sebanti -
Pulau Laut Barat Kota Baru 69,031,806,467 69,059,955,282 46,175,741,371 49,099,442,733 51,278,898,540 Pulau Laut Barat Kota Baru
Desa Ketap, Ketap, Pematang Karau, Desa Ketap, Ketap, Pematang Karau,
Barito Timur, Kalimantan Tengah 35,546,173,120 29,874,642,233 31,305,762,819 33,094,663,551 34,883,564,283 Barito Timur, Kalimantan Tengah
Jumlah 104,577,979,587 98,934,597,515 77,481,504,190 82,194,106,284 86,162,462,823 Total
11. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan 11. Deferred Landrights Costs
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30 December 31, 31 Desember 2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Muarabungo Plantation 47,464,918,000 46,466,873,000 44,172,369,500 35,151,903,000 28,686,250,000 PT Muarabungo Plantation
PT Tugu Palma Sumatra 11,354,991,522 11,357,682,776 11,335,491,522 10,720,675,911 10,270,175,911 PT Tugu Palma Sumatra
PT Bumiraya Investindo 7,393,919,863 3,752,478,855 -- 17,763,273,734 18,027,546,010 PT Bumiraya Investindo
PT Tandan Abadi Mandiri 6,344,295,000 2,217,057,000 2,212,807,000 -- -- PT Tandan Abadi Mandiri
PT Mitra Jaya Agro Palm 1,369,000,000 19,000,000 19,000,000 29,994,872,500 27,876,195,000 PT Mitra Jaya Agro Palm
PT Airlangga Sawit Jaya 282,897,850 4,758,000 3,030,000 28,741,135,628 29,547,772,737 PT Airlangga Sawit Jaya
PT Charindo Palma Oetama 45,382,700 21,667,000 15,225,000 31,106,471,782 29,288,685,613 PT Charindo Palma Oetama
Jumlah 74,255,404,935 63,839,516,631 57,757,923,022 153,478,332,555 143,696,625,271 Total
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Grup This account represent all cost paid of the Group related to
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah sampai acquisition of landrights until the right is obtained.
dengan hak tersebut diperoleh.
PT Muarabungo Plantation, PT Tugu Palma Sumatera, PT Muarabungo Plantation, PT Tugu Palma Sumatera,
PT Tandan Abadi Mandiri dan PT Mitra Jaya Agro Palm PT Tandan Abadi Mandiri dan PT Mitra Jaya Agro Palm are
sedang dalam proses untuk mendapatkan Sertifikat Hak in the process of obtaining Land Cultivation Rights.
Guna Usaha atas lahan perkebunan sawit.
Lahan dengan luas 200 hektar, terdaftar atas nama Land with an area of 200 hectares registered on
PT Bumiraya Investindo, yang sampai dengan tanggal PT Bumiraya Investindo which up to completion date of
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim ini these interim consolidated financial statements are still
masih dalam pengurusan sertifikat (lihat Catatan 18). under certification process (see Note 18).
Bukti kepemilikan atas lahan yang masih berstatus ijin lokasi Evidence of land ownerships which status are still location
yang akan diproses kemudian menjadi SHGU milik permits of which will be processed to SHGU owned by
PT Bumiraya Investindo dijadikan jaminan atas pinjaman PT Bumiraya Investindo secured for bank loan of PT Bank
bank dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 18). Mandiri (Persero) Tbk (see Note 18).
Pada tahun 2012, Biaya hak atas tanah ditangguhkan In 2012, reclassified deferred land right cost to property,
direklasifikasi ke akun aset tetap sebesar plant and equipment amounting to Rp108,838,106,643 (see
Rp108.838.106.643 (lihat Catatan 9). Note 9).
2014
1 Januari/ Penambahan/ 30 Juni/
January 1, Addition June 30,
Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Goodwill 8,980,274,094 -- 8,980,274,094 Goodwill
Piranti Lunak 7,205,026,089 138,280,254 7,343,306,343 Software
Nilai Tercatat 16,185,300,183 138,280,254 16,323,580,437 Carrying Value
2013
1 Januari/ Penambahan/ 31 Desember/
January 1, Addition December 31,
Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Goodwill 8,980,274,094 -- 8,980,274,094 Goodwill
Piranti Lunak 4,397,509,027 2,807,517,062 7,205,026,089 Software
Nilai Tercatat 13,377,783,121 2,807,517,062 16,185,300,183 Carrying Value
2012
1 Januari/ Penambahan/ 31 Desember/
January 1, Addition December 31,
Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Goodwill -- 8,980,274,094 8,980,274,094 Goodwill
Piranti Lunak -- 4,397,509,027 4,397,509,027 Software
Nilai Tercatat -- 13,377,783,121 13,377,783,121 Carrying Value
Goodwill pada 31 Desember 2012 merupakan selisih nilai Goodwill as of December 31, 2012 represents the excess
akuisisi dan nilai aset bersih terkait akuisisi PT Tandan of the value of acquisition and the value of net assets
Abadi Mandiri, entitas anak (lihat Catatan 31). related to the acquisition of PT Tandan Abadi Mandiri,
a subsidiary (see Note 31).
Berdasarkan penelaahan setiap tahun yang dilakukan oleh Based on every year management reviewed of goodwill,
manajemen atas goodwill, manajemen berpendapat bahwa management has conclusion that there is no indication of
pada tanggal 30 Juni 2014 tidak terdapat indikasi penurunan impairment value on June 30, 2014 of the cash generating
nilai terhadap unit penghasil kas atau kelompok unit unit or group of cash generating unit from the entity where
penghasil kas dari entitas yang menimbulkan goodwill the goodwill belongs.
tersebut.
(6 bulan/months ) (1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan The reconciliation between profit (loss) before income tax
menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian as presented in the interim consolidated statements of
interim dengan taksiran rugi fiskal Perusahaan adalah comprehensive income and the estimated fiscal loss of the
sebagai berikut: Company are as follows:
(6 bulan/months ) (1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan Income (Loss) before Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi as shown in the Interim Consolidated
Komprehensif Konsolidasian Interim 7,328,005,056 (1,639,156,177) 1,490,482,200 5,387,945,373 17,524,182,543 Statements of Comprehensive Income
Bagian Laba (Rugi) Bersih Entitas Anak - Bersih (7,383,005,056) 1,630,976,177 (1,504,062,200) (5,389,805,373) (17,530,542,543) Income (Loss) before Loss Tax of Subsidiaries - Net
Rugi Perusahaan sebelum Loss before Income Tax of
Pajak Penghasilan (55,000,000) (8,180,000) (13,580,000) (1,860,000) (6,360,000) the Company
Rugi Fiskal Perusahaan (55,000,000) (8,180,000) (13,580,000) (1,860,000) (6,360,000) Company's Fiscal Loss
Perhitungan Taksiran Beban Pajak Kini Calculation of Estimated Current Income Tax
Perhitungan Taksiran Beban Pajak Kini -- -- -- -- -- Current Income Tax Expense
Taksiran Beban Pajak Kini Perusahaan -- -- -- -- the
-- Company's Estimated Current Income Tax Expenses
Taksiran Beban Pajak Kini - Tax Expense Estimated Current Income
Entitas Anak (1,998,372,190) (74,829,000) (1,135,515,500) (1,317,141,540) (4,670,338,102) Tax Expense - Subsidiaries
Taksiran Beban Pajak Kini - Estimated Current Income Tax Expense -
Konsolidasian (1,998,372,190) (74,829,000) (1,135,515,500) (1,317,141,540) (4,670,338,102) Consolidated
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan ini, As of issuance date of these financial statements, the
Perusahaan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Company has reported the Annual Tax Return (SPT) in
Tahunan (SPT) tahun 2013, 2012, 2011 dan 2010 ke 2013, 2012, 2011 and 2010 to the Tax Office. Estimated
Kantor Pelayanan Pajak. Taksiran rugi fiskal Perusahaan fiscal loss of the Company for the years 2013, 2012, 2011
tahun 2013, 2012, 2011 dan 2010 berbeda dengan yang and 2010 were different with the SPT submitted by the
dilaporkan Perusahaan dalam SPT tahun 2013, 2012, Company to the tax office for the years 2013, 2012, 2011
2011 dan 2010. Perbedaan tersebut, karena Perusahaan and 2010. The difference because managament believed
berkeyakinan bahwa rugi fiskal tersebut tidak dapat that the fiscal loss can not be recoved in the future.
dipulihkan di masa depan.
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang A reconciliation between income tax expense calculated
dihitung dengan tarif pajak yang berlaku dan manfaat with applicable income tax rate and income tax benefits
(beban) pajak penghasilan sesuai laporan laba rugi (expense) as is as follows:
komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
(6 bulan/months ) (1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan Income (Loss) before Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi as shown in the Interim Consolidated
Komprehensif Konsolidasian Interim 7,328,005,056 (1,639,156,177) 1,490,482,200 5,387,945,373 17,524,182,543 Statements of Comprehensive Income
Bagian Laba (Rugi) Bersih Entitas Anak - Bersih (7,383,005,056) 1,630,976,177 (1,504,062,200) (5,389,805,373) (17,530,542,543) Income (Loss) before Loss Tax of Subsidiaries - Net
Rugi Perusahaan Sebelum Pajak Penghasilan (55,000,000) (8,180,000) (13,580,000) (1,860,000) (6,360,000) Loss before Income Tax of the Company
Pajak Penghasilan dengan Tarif yang Berlaku (13,750,000) (2,045,000) (3,395,000) (465,000) (1,590,000) Income Tax at Applicable Rate
Rugi Fiskal yang Tidak Dikompensasi 13,750,000 2,045,000 3,395,000 465,000 1,590,000 Uncompensated Tax Loss
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Perusahaan -- -- -- -- -- Total Tax Benfits (Expense) of the Company
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Entitas Anak (1,320,744,582) 97,023,032 1,743,213,608 (3,714,595,677) (4,288,660,366) Income Tax Benefits (Expense) of Subsidiaries
Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian (1,320,744,582) 97,023,032 1,743,213,608 (3,714,595,677) (4,288,660,366) Consolidated Income Tax Expenses
PT Bumiraya Investindo, entitas anak, membebankan PT Bumiraya Investindo, a subsidiary, expenses prepaid
piutang pajak penghasilan pasal 28.a sebesar income tax article 28.a amounted to Rp1,253,662,118 to
Rp1.253.662.118 untuk menyesuaikan dengan SPT adjust with SPT year 2013.
tahun 2013.
Liabilitas Pajak Tangguhan (1,872,534,366) (234,306,344) (2,106,840,710) (85,746,499) 593,837,426 (1,598,749,783) Deferred Tax Liabilities
Aset Pajak Tangguhan -- 3,113,035,452 3,113,035,452 (85,505,528) 255,042,209 3,282,572,133 Deferred Tax Assets
14. Utang Usaha – Pihak Ketiga 14. Trade Payables – Third Parties
Seluruh utang usaha didenominasi dalam mata uang All trade payables denominated in Rupiah.
Rupiah.
Tidak terdapat jaminan yang diberikan dan suku bunga There is no collateral and interest in regards with the trade
dengan utang usaha. payables.
16. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 16. Other Short-Term Financial Liabilities
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
Bunge Agribusiness Singapore Ltd. Bunge Agribusiness Singapore Ltd.
Pokok 55,535,700,000 49,797,300,000 -- -- -- Principal
Bunga 6,007,788,915 3,582,193,960 -- -- -- Interest
Lain-lain 945,211,614 3,043,271,854 994,271,999 808,467,094 822,899,162 Others
Jumlah 62,488,700,529 56,422,765,814 994,271,999 808,467,094 822,899,162 Total
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Pebruari 2013, Based on the agreement dated February 15, 2013,
PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, obtained
fasilitas pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd plantation loan term facilities from Bunge Agribusiness
berupa fasilitas pinjaman berjangka untuk perkebunan Singapore Ltd. amounted to Rp29,085,000,000. This loan
sebesar Rp29.085.000.000. Fasilitas pinjaman akan jatuh facilities will be due on May 16, 2014 and bears an interest
tempo pada 16 Mei 2014 dan dikenakan tingkat bunga rate of 10% per annum. Based the addendum dated June 25,
sebesar 10% per tahun. Berdasarkan adendum perjanjian 2014, this facility will be due on July 24, 2014 with the credit
25 Juni 2014, fasilitas ini akan jatuh tempo pada 24 Juli limit amounted to Rp34,823,400,000.
2014 dengan plafon pinjaman sebesar Rp34.823.400.000.
Berdasarkan perjanjian tanggal 7 Juni 2013, BRI Based on the agreement dated June 7, 2013, BRI obtained
memperoleh fasilitas pinjaman dari Bunge Agribusiness term loan facilities from Bunge Agribusiness Singapore Ltd.
Singapore Ltd, berupa fasilitas pinjaman berjangka untuk for plantation amounted to Rp20,712,300,000. This loan
perkebunan sebesar Rp20.712.300.000. Fasilitas pinjaman facilities will be due on May 16, 2014 and bears an interest
ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Mei 2014 dan rate of 9.25% per annum. Based on the addendum dated
dikenakan tingkat bunga sebesar 9,25% per tahun. June 25, 2014, this facility will be due on July 24, 2014.
Berdasarkan adendum perjanjian tanggal 25 Juni 2014,
fasilitas ini akan jatuh tempo pada 24 Juli 2014.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum Borrowing costs that were capitalized to immature
menghasilkan adalah sebesar Rp2.425.594.955 dan plantations amounted to Rp2,425,594,955 and
Rp3.582.193.960 masing-masing untuk periode Rp3,582,193,960 for the 6 (six) month period ended June 30,
6 (enam) bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 dan tahun 2014 and for the year ended December 31, 2013,
yang berakhir pada 31 Desember 2013 (lihat Catatan 10). respectively (see Note 10).
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi seluruh pinjaman Dated July 10, 2014, BRI has fully paid Bunge Agribusiness
dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd sebesar Singapore Ltd loan amounted to Rp61,543,488,916 (see
Rp61.543.488.916 (lihat Catatan 37). Note 37).
Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/1864/2013 Based on the credit agreement No. LA/CA/1864/2013
tanggal 25 Oktober 2013, BRI memperoleh fasilitas dated October 25, 2013, BRI obtain the capital
pinjaman belanja modal sebesar USD10,000,000. expenditure loan facility amounted to USD10,000,000.
Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 31 Desember 2014 This facility will be due on December 31, 2014 and
dan dikenakan bunga sebesar COF + 4% per tahun. bears an interest rate of COF rate + 4% per annum.
Pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 saldo As of June 30, 2014 and December 31, 2013, the
fasilitas ini adalah USD10,000,000 (ekuivalen outstanding balance of this facility amounting to
Rp119.690.000.000) dan USD5,000,000 (ekuivalen USD10,000,000 (equivalent Rp119,690,000,000) and
Rp60.945.000.000). USD5,000,000 (equivalent Rp60,945,000,000),
respectively.
Fasilitas ini dijamin oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food This facility is secured by PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk, entitas induk. Tbk, parent entity.
Selama periode pinjaman berlaku, BRI tidak During the loan facilities period, BRI can not sell the
diperkenankan menjual aset-aset di luar aktivitas bisnis BRI’s assets behind the normal activity business.
normal.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum Borrowing costs that were capitalized to immature
menghasilkan pada 30 Juni 2014 dan plantations as of June 30, 2014 and December 31, 2013
31 Desember 2013 adalah sebesar Rp3.462.020.691 amounted to Rp3,462,020,691 and Rp5,206,167,853,
dan Rp5.206.167.853 (lihat Catatan 10). respectively (see Note 10).
Atas pinjaman ini tidak terdapat pembatasan- There are no restrictive financial ratios which are
pembatasan atas rasio keuangan tertentu yang harus required to be maintained by BRI.
dipenuhi oleh BRI.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi utang bank Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the short-term
jangka pendek ke PT Bank Rabobank International bank loan of PT Bank Rabobank International Indonesia
Indonesia sebesar USD16,000,000 (ekuivalen amounted to USD16,000,000 (equivalent
Rp191.504.000.000) (lihat Catatan 37). Rp191,504,000,000) (see Note 37).
Pada 31 Desember 2011, saldo utang bank ini adalah As of December 31, 2011, balance of this bank loan is
Rp10.000.000.000. Rp10,000,000,000.
Fasilitas ini telah dilunasi pada 21 Pebruari 2012. This facility has been fully paid in February 21, 2012.
18. Utang Bank dan Lembaga Keuangan 18. Long-Term Bank Loans and
Jangka Panjang Lain Financial Institutions
1. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 36,164,518,645 48,928,466,407 74,456,361,931 -- -- 1. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit Investasi - Kebun I 26,538,385,641 30,538,385,641 34,538,385,641 37,538,385,641 38,538,385,642 Investment Loan - Plantation I
Kredit Investasi - Kebun II 14,585,907,633 17,085,907,633 19,385,907,633 17,493,000,000 10,494,000,000 Investment Loan - Plantation II
Kredit Investasi - Pabrik Kelapa Sawit 15,098,116,690 17,932,116,690 17,530,799,424 21,040,707,059 12,980,000,000 Investment Loan - Palm Oil Mill
Kredit Investasi - IDC - Pabrik Kelapa Sawit -- -- 4,869,317,266 5,441,810,307 2,932,097,476 Investment Loan - IDC - Palm Oil Mill
Jumlah Utang Bank Jangka Panjang 92,386,928,609 114,484,876,371 150,780,771,895 81,513,903,007 64,944,483,118 Total Long-term Bank Loans
Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Less
Satu Tahun: Current Maturities:
1. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 28,155,159,348 25,527,895,524 25,527,895,524 -- -- 1. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 35,854,409,964 18,668,000,000 9,651,000,000 11,125,000,000 1,000,000,000 2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jumlah Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 64,009,569,312 44,195,895,524 35,178,895,524 11,125,000,000 1,000,000,000 Total Current Maturities
Utang Bank Jangka Panjang - Long-Term
Setelah Dikurangi Jatuh Tempo Bank Loans - net of
dalam Satu Tahun 28,377,359,297 70,288,980,847 115,601,876,371 70,388,903,007 63,944,483,118 Current Maturities
a. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) a. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Investasi Prinsip Based on investment financing agreement on the basis of
Murabahah No. 62 dan No. 72, keduanya tanggal Murabahah Principle Nos. 62 and 72 dated December 19,
19 Desember 2012 yang telah dilegalisasi oleh Yualita 2012 which have been legally validated by Yualita
Widyadhari, S.H., notaris di Jakarta, Widyadhari, S.H., a notary in Jakarta,
PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) dan PT Charindo PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) and PT Charindo Palma
Palma Oetama (CPO), keduanya entitas anak Oetama (CPO), subsidiaries, obtained a refinancing
memperoleh fasilitas pembiayaan kembali qardh wal facility qardh wal murabahah with total facility amounting
murabahah dengan jumlah keseluruhan sebesar to Rp100,000,000,000 for a period of 3 years and
Rp100.000.000.000 untuk jangka waktu 3 tahun 3 months. This facility bears a sharing rate of 11% per
3 bulan. Fasilitas ini dikenakan tingkat bagi hasil annum.
sebesar 11% per tahun.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman Borrowing cost capitalized to plantation for the 6 (six)
perkebunan untuk periode 6 (enam) bulan yang month period ended June 30, 2014 and for the years
berakhir pada 30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun ended December 31, 2013 and 2012 amounted to
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan Rp2,425,209,165, Rp7,008,906,596 and
2012 masing-masing sebesar Rp2.425.209.165, Rp2,105,929,094, respectively (see Note 10).
Rp7.008.906.596 dan Rp2.105.929.094 (lihat Catatan
10).
Pada tanggal 30 Juni 2014, 31 Desember 2013 dan As of June 30, 2014, December 31, 2013 and 2012, the
2012, saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar outstanding balance of this facility amounting to
Rp36.164.518.645, Rp48.928.466.407 dan Rp36,164,518,645, Rp48,928,466,407 and
Rp74.456.361.931. Rp74,456,361,931, respectively.
Jaminan atas fasilitas pinjaman ini adalah sebagai The collaterals for the loan facility are as follows:
berikut:
§ Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) seluas 3.622 § Land Cultivation Rights of 3,622 hectares including
hektar berikut sarana dan prasarana yang berada infrastructures thereon located in District of Air Besar,
diatasnya di Kecamatan Air Besar, Kalimantan West Kalimantan, registered under the name of CPO
Barat, atas nama CPO (lihat Catatan 9); dan (see Note 9); and
§ SHGU seluas 4.037 hektar berikut sarana dan § Land Cultivation Rights of 4,037 hectares including
prasarana yang berada diatasnya infrastructures thereon located in Desa Jambu
di Desa Jambu Tembawang, Engkadik Pade, Tembawang, Engkadik Pade, Dange Aji, Temoyok
Dange Aji, Temoyok dan Serimbu, Kalimantan and Serimbu, West Kalimantan, registered under the
Barat, atas nama ASJ (lihat Catatan 9). name of of ASJ (see Note 9).
Pada tanggal 10 Juli 2014, CPO dan ASJ melunasi Dated July 10, 2014, CPO and ASJ has fully paid the
utang bank jangka panjang ke Lembaga Pembiayaan long-term bank loan of Lembaga Pembiayaan Ekspor
Ekspor Indonesia sebesar Rp36.164.518.645 (lihat Indonesia amounted to Rp36,164,518,645 (see Note
Catatan 37). 37).
Atas pinjaman ini tidak terdapat pembatasan- There are no restrictive financial ratios which are
pembatasan atas rasio keuangan tertentu yang harus required to be maintained by CPO and ASJ.
dipenuhi oleh CPO dan ASJ.
b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) c. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor Based on the Deed of Investment Credit Agreement
KP-CRO/CBC-JPM/005/PK-KI/2008 No. 21 dan Akta Nomor KP-CRO/CBC-JPM/005/PK-KI/2008 No. 21 and
Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC- Deed of Investment Credit Agreement Nomor
JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 tanggal 9 September KP-CRO/CBC-JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 dated
2008, seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., September 9, 2008, all made in the presence of
notaris di Jakarta, PT Bumiraya Investindo (BRI), Sri Ismiyati, S.H., a notary in Jakarta, PT Bumiraya
entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investindo (BRI), a subsidiary, obtained Investment Credit
Investasi yang terdiri dari: facility consisting of the following:
Draft Final/November 18, 2014 240 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Seluruh fasilitas Kredit Investasi akan digunakan untuk All Investment Credit facilities are used to refinance palm
pembiayaan kembali atas aset kebun kelapa sawit, oil plantation, take over all credit facilities granted to BRI
mengambil alih fasilitas pinjaman yang diberikan from previous creditors and development of plantation
kepada BRI dari kreditor terdahulu dan pengembangan area of 1,000 hectares along with its infrastructures.
perkebunan dengan luas tanam 1.000 hektar beserta
sarananya.
Fasilitas Kredit Investasi – Kebun I memiliki pagu Investment Credit – Kebun I facility has credit limit
kredit sebesar Rp38.684.000.000 dengan periode amounting to Rp38,684,000,000 with payment period of
pembayaran 8 (delapan) tahun 6 (enam) bulan eight (8) years and six (6) months including grace period
termasuk masa tenggang 30 bulan. of 30 months.
Fasilitas Kredit Investasi – Kebun II memiliki pagu Investment Credit – Kebun II facility has a credit limit
kredit sebesar Rp24.373.000.000 dengan periode amounting to Rp24,373,000,000 with a payment period of
pembayaran 8 (delapan) tahun 6 (enam) bulan eight (8) years and six (6) months including the grace
termasuk masa tenggang 42 bulan. period of 42 months.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman belum Borrowing cost that capitilized to immature plantation for
Menghasilkan untuk 6 (enam) bulan yang berakhir the 6 (six) month period ended June 30, 2014 and for the
pada 30 Juni 2014 dan untuk tahun-tahun yang years ended December 31, 2013, 2012 and 2011
berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, amounted to Rp993,399,761 and Rp2,246,013,485,
masing-masing sebesar Rp993.399.761 dan Rp2,372,720,244 and Rp891,154,875, respectively.
Rp2.246.013.485, Rp2.372.720.244 dan
Rp891.154.875.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Based on the Deed of Investment Credit Agreement
(Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor (Construction of Palm Oil Mill) Nomor KP-CRO/CBC-
KP-CRO/CBC-JPM/010/PK-KI/2009 No. 28 tanggal JPM/010/PK-KI/2009 No. 28 dated October 8, 2009 made
8 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, in the presence of Sri Ismiyati, S.H., a notary
S.H., notaris di Jakarta, BRI memperoleh fasilitas in Jakarta, BRI obtained a credit facility of Investment
pinjaman berupa Kredit Investasi-Pabrik Kelapa Sawit Credit-Palm Oil Mill which will be used for the construction
yang digunakan untuk pembangunan pabrik kelapa of palm oil mill.
sawit.
Pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 biaya As of December 31, 2013, 2012 and 2011, capitalized of
pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tetap masing- borrowing cost to property, plant and equipment
masing sebesar Rp2.498.497.737, Rp3.261.077.880, amounted Rp2,498,497,737, Rp3,261,077,880 and
dan Rp830.188.962 (lihat Catatan 9). Rp830,188,962 (see Note 9).
Pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012, 2011 As of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012, 2011
dan 1 Januari 2011 seluruh saldo terutang atas and January 1, 2011 total outstanding balance of
fasilitas Kredit Investasi masing-masing sebesar Investment Credit Facilities amounted to
Rp56.222.409.964, Rp65.556.409.964, Rp56,222,409,964, Rp65,556,409,964,
Rp76.324.409.964, Rp81.153.903.007 dan Rp76,324,409,964, Rp81,153,903,007 and
Rp64.944.483.118 dan dikenakan bunga masing- Rp64,944,483,118, bearing annual interest rate of 11.5%
masing sebesar 11,5% per tahun pada 30 Juni 2014, per annum on June 30, 2014, December 31, 2013, 2012,
31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010,
31 Desember 2010. respectively.
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah The collaterals for the abovementioned loan facilities are
sebagai berikut: as follows:
§ Mesin, peralatan, alat berat dan sarana pendukung § Machinery and equipment, heavy equipment and
lainnya atas Pabrik Kelapa Sawit milik BRI (lihat other infrastructures of Palm Oil Mill owned by BRI
Catatan 9), (see Note 9),
§ Kendaraan yang sudah ada dan yang akan ada § Existing and future vehicles of BRI (see Note 9),
milik BRI (lihat Catatan 9),
§ Keseluruhan proyek berupa kebun seluas 3.300 § The whole palm oil plantation with an area of 3,300
Hektar (lihat Catatan 9 dan 11), yang terdiri dari: hectares (see Notes 9 and 11), consisting of the
following:
– Lahan seluas dengan luas 1.041 hektar dengan – Land with an area of 1,041 hectares with Land
Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30, Cultivation Right (SHGU) No. 30, registered on BRI
terdaftar atas nama BRI dan berlokasi name and located in Sebanti, Gemuruh, Lontar
di Desa Sebanti, Gemuruh, Lontar Timur dan Timur, Lontar Selatan, Tata Mekar, Kampung Baru
Lontar Selatan, Tata Mekar, Kampung Baru dan and Tanjung Pelayar Villages, Pulau Laut Barat
Tanjung Pelayar, Kecamatan Pulau Laut Barat, District, Kotabaru – South Kalimantan,
Kotabaru – Kalimantan Selatan,
– Lahan seluas dengan luas 823 Hektar dengan – Land with an area of 823 hectares with SHGU
SHGU No. 68, terdaftar atas nama BRI yang No. 68, registered on BRI name located in Sebanti
berlokasi di Desa Sebanti dan Sumbersari, and Sumbersari Vilage, Pulau Laut Barat District,
Kecamatan Pulau Laut Barat, Kotabaru – Kotabaru – South Kalimantan,
Kalimantan Selatan,
– Lahan seluas dengan luas 939 Hektar dengan – Land with an area of 939 hectares with SHGU Nos
SHGU No. 69 dan No. 70, terdaftar atas nama 69 and 70, registered on BRI, located in Teluk Sirih
BRI, yang berlokasi di Desa Teluk Sirih, Sei Village, Sei Bulan Village, Sei Bahrim Village and
Bulan, Sei Bahrim dan Tanjung Serudung, Tanjung Serudung Village, Pulau Laut Selatan
Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kotabaru – District, Kotabaru-South Kalimantan,
Kalimantan Selatan,
– Lahan seluas dengan luas 200 hektar, terdaftar – Land with an area of 200 hectares registered on
atas nama BRI, yang sampai dengan tanggal BRI which up to completion date of these interim
penyelesaian laporan keuangan konsolidasian consolidated financial statements are still under
interim ini masih dalam pengurusan sertifikat, certification process,
– Bukti kepemilikan atas lahan yang masih – Evidence of land ownerships which status are still
berstatus ijin lokasi yang akan diproses location permits of which will be processed to
kemudian menjadi SHGU. SHGU.
§ Seluruh persediaan BRI (lihat Catatan 5), § All inventories of the BRI (see Note 5),
§ Corporate Guarantee dari PT Tiga Pilar Sejahtera § Corporate Guarantee from PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk, entitas induk, Food Tbk, parent entity,
§ Seluruh piutang usaha BRI kepada pihak ketiga § All trade receivables of BRI to third parties (see Note
(lihat Catatan 4). 4).
Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, BRI tidak During the loan facilities’ period, BRI is restricted to
diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut: perform the following matters:
§ Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain, § Obtain other credit or loan facility, except for
kecuali dalam transaksi usaha yang wajar; transactions conducted in the normal course of
business;
§ Memberikan pinjaman baru kepada pihak ketiga § Grant new loan to third parties and related parties,
dan pihak-pihak berelasi, kecuali dalam transaksi except for transactions conducted in the normal
usaha yang wajar; business course;
§ Mengadakan penyertaan baru atau membiayai § Perform new investment or finance other companies;
perusahaan lain;
§ Mengikat diri sebagai penjamin utang atau § Act as guarantor or pledge assets to other parties;
menjaminkan aset kepada pihak lain;
§ Memindahtangankan barang jaminan kecuali § Hand-over assets being pledged as collateral except
persediaan yang diperdagangkan; traded inventory;
§ Melunasi utang kepada PT Tiga Pilar Sejahtera § Repay liabilities to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Food Tbk (TPSF), entitas induk; (TPSF), parent entity;
§ Menjual, memindahtangankan atau melepaskan § Sell, transfer or dispose portion or all assets which
sebagian atau seluruh aset yang dapat may affect the ability to settle the outstanding facility;
mempengaruhi kemampuan pelunasan utang;
§ Mengubah susunan pengurus dan pemegang § Change the management and stockholders’
saham; composition;
§ Melakukan merger, akuisisi, konsolidasi atau § Perform merger, acquisition, consolidation or acquire
membeli atau memperoleh saham perusahaan or obtain other company’s shares;
lain;
§ Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh § Apply for and/or order other parties to apply
pihak lain mengajukan permohonan kepada bankruptcy to the Court or postponement of debt
Pengadilan untuk dinyatakan pailit atau meminta repayments;
penundaan pembayaran utang;
§ Melakukan pembayaran bunga atas pinjaman § Repay interest of loan or repays the principal of loan
dan/atau melunasi pinjaman kepada pemegang to stockholders or related parties;
saham atau pihak-pihak berelasi;
§ Memberikan hak preferen kepada TPSF dalam hal § Grant preferred right to TPSF with regard to loan
penyelesaian utang; dan settlement; and
§ Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk § Take out of profit or capital for private interest and
kepentingan di luar usaha dan pribadi. beyond the normal course of business.
Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi utang bank Dated July 10, 2014, BRI has paid the short-term bank
jangka panjang ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk loan to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk amounted to
sebesar Rp92.386.928.609 (lihat Catatan 37). Rp92,386,928,609 (see Note 37).
Atas pinjaman ini tidak terdapat pembatasan- There are no restrictive financial ratios which are
pembatasan atas rasio keuangan tertentu yang harus required to be maintained by BRI.
dipenuhi oleh BRI.
Grup memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan untuk The Group obtained several leasing facilities for the
pengadaan kendaraan dan alat berat dari beberapa acquisition of vehicles and heavy equipment from certain
perusahaan pembiayaan sebagai berikut: financing companies as follows:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30, December 31, 31 Desember
2010/
January 1, 2011/
December 31,
2014 2013 2012 2011 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
PT ORIX Indonesia Finance 14,411,706,877 18,140,391,175 15,223,803,758 359,592,380 -- PT ORIX Indonesia Finance
PT Dipo Star Finance 1,650,104,659 2,399,794,814 4,015,840,846 1,302,360,610 -- PT Dipo Star Finance
PT Surya Artha Nusantara Finance 505,414,228 691,432,889 1,065,512,787 -- -- PT Surya Artha Nusantara Finance
Jumlah 16,567,225,764 21,231,618,878
40610316794 20,305,157,391
40610316794 1,661,952,990 -- Total0
Pembayaran sewa minimum masa datang berdasarkan The future minimum lease payments based on lease
masing-masing perjanjian sewa pembiayaan pada 30 Juni agreements as of June 30, 2014, December 31, 2013,
2014, 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ 2012, 2011 and January 1, 2011/December 31, 2010,
31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: respectively, are as follows:
kendaraan dan alat berat. Perjanjian sewa and heavy equipment. Finance lease agreements
pembiayaan memiliki periode pembayaran selama have payment period of 36 months and bears an
36 bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 4,8% interest rate of 4.8%.
per tahun.
Saldo terutang pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013 The outstanding balance as of June 30, 2014,
and 2012 masing-masing sebesar Rp505.414.205, December 31, 2013 and 2012 amounting to
Rp691.432.889 dan Rp1.065.512.787. Rp505,414,205, Rp691,432,889 and
Rp1,065,512,787, respectively.
Imbalan pascakerja program imbalan pasti Post-employment defined benefits plan benefits
Grup mengakui liabilitas imbalan pascakerja sesuai dengan The Group recognized post-employment benefits liability
peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Liabilitas imbalan based on the existing Labor Law. The balance of the
pascakerja Grup 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012, Group’s estimated liability on post-employment benefits as
2011 dan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 dihitung oleh of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012, 2011 and
Aktuaris Independen PT Dian Artha Tama dengan tanggal January 1, 2011/ December 31, 2010 were calculated by
laporan masing-masing 5 Agustus 2014, 24 Maret 2014, PT Dian Artha Tama, independent actuary, in its reports
21 Maret 2013, 9 April 2012 dan 14 Maret 2011. dated August 5, 2014, March 24, 2014, March 21, 2013,
April 9, 2012 and March 14, 2011, respectively.
Liabilitas imbalan pascakerja yang diakui dalam laporan Post-employment benefits obligation recognized in the
posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: consolidated statements of financial position are as follows:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2014 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti 4,322,301,134 3,615,894,120 4,517,105,645 3,059,953,258 Present Value of Defined Benefits Obligation
Kerugian (Keuntungan) Aktuarial yang belum diakui 1,288,144,354 1,140,760,322 (1,252,965,693) (960,274,175) Unrecognized Actuarial Loss (Gain)
Jumlah 5,610,445,488 4,756,654,442 3,264,139,952 2,099,679,083 Total
Rincian beban imbalan pascakerja untuk periode 6 (enam) The details of post employement benefits expenses for
bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 dan tahun-tahun yang 6 (six) months period ended June 30, 2014 and the years
berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan ended December 31, 2013, 2012, 2011 and January 1,
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011/ December 31, 2010 are as follows:
(6 bulan/months ) (1 tahun/year )
2014 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp
Biaya Jasa Kini 1,098,066,492 1,171,635,827 915,040,851 763,093,175 Current Service Cost
Biaya Bunga 136,330,868 225,855,282 183,597,196 63,912,608 Interest Expense
Biaya Jasa Lalu -- 15,691,190 -- 702,261,780 Amortization of Non-vested Past Service Cost
Kerugian Aktuaria (39,272,727) 79,322,191 65,822,822 38,272,382 Actuarial Loss
Beban Imbalan Kerja 1,195,124,633 1,492,504,490 1,164,460,869 1,567,539,945 Total Employee Benefits Expense
Mutasi liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut: The mutation of the post-employment benefits obligation are
as follows:
30 Juni 31 Desember/
June 30, December 31,
2014 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp
Rekonsiliasi perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti Reconciliation of changes in present value of defined
adalah sebagai berikut: benefits obligations are as follows:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2014 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti Present Value Define Benefits Plan
pada 1 Januari 3,615,894,120 4,517,105,645 3,059,953,258 1,065,210,138 as of January 1
Biaya Bunga 136,330,868 225,855,282 183,597,196 63,912,608 Interest Cost
Biaya Jasa Kini 1,098,066,492 1,171,635,827 915,040,851 763,093,175 Current Service Cost
Biaya Jasa Lalu - Vested -- 15,691,190 -- 702,261,780 Past Service - Vested
Pembayaran Imbalan (341,333,587) -- -- (40,829,000) Benefit Payment
(Keuntungan) Kerugian Aktuarial (186,656,759) (2,314,393,824) 358,514,340 506,304,557 Actuarial (Gain) Loss
Saldo Akhir 4,322,301,134 3,615,894,120 4,517,105,645 3,059,953,258 Ending Balance
Rincian liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut: The detail of defined benefits pension plans follow:
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, December 31,
2014 2013 2012 2011 2010 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti 4,322,301,134 3,615,894,120 4,517,105,645 3,059,953,258 1,065,210,138 619,653,652 Present Value of Defined Benefits Obigation
Aset Program -- -- -- -- -- -- Asset Program
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban The actuarial assumptions used in the calculation of post-
dan liabilitas imbalan pascakerja pada tanggal 30 Juni 2014, employement benefits obligation as of June 30, 2014,
31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ December 31, 2013, 2012, 2011 and January 1,
31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011/December 31, 2010, are as follows:
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 286,499 99.99 286,499,000,000 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Stefanus Joko Mogoginta 1 0.01 1,000,000 Stefanus Joko Mogoginta
Jumlah 286,500 100 286,500,000,000 Total
31 Desember 2013/December 31, 2013 dan/ and 31 Desember 2012/December 31, 2012
Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Jumlah Stockholders
Ditempatkan dan Kepemilikan
Kepemilikan/ Modal Saham/
Disetor Penuh/ Percentage of Total Capital Stock
Number of Shares Ownership
Issued and Fully
Paid (%) Rp
Berdasarkan akta No.17 tanggal 16 September 2011 yang Based on notarial deed No.17 dated on September 16,
dibuat di hadapan Notaris Mohammad Dalwan Ginting, S.H., 2011, in presence of Mohammad Dalwan Ginting, S.H.,
Sp.N., notaris di Bogor, Aunur Rofiq mengalihkan 1.250 Sp.N., a Notary in Bogor, Aunur Rofiq sold 1,250 of his
sahamnya kepada Budhi Istanto Suwito. shares to Budhi Istanto Suwito.
Berdasarkan akta No.145 tanggal 14 September 2012 yang Based on notarial deed No.145 dated on September 14,
dibuat di hadapan Notaris B. Andy Widyanto, S.H., notaris 2012, in presence of B. Andy Widyanto, S.H., a notary in
di Tangerang. Budhi Iswanto Suwito mengalihkan 1.249 Tangerang Selatan. Budhi Iswanto Suwito sold 1,249 of his
sahamnya kepada Stefanus Joko Mogoginta dan 1 saham shares to Stefanus Joko Mogoginta and
kepada Yulianni Liyuwardi. 1 shares to Yulianni Liyuwardi.
Berdasarkan akta No.132 tanggal 28 Maret 2014 yang Based on notarial deed No.132 dated on March 28, 2014,
dibuat di hadapan Notaris Benediktus Andy Widyanto, S.H., in presence of Bendiktus Andy Widyanto, S.H., a notary in
notaris di Tangerang. Yulianni Liyuardi mengalihkan Tangerang. Yulianni Liyuardi sold 1 of her share to PT Tiga
1 lembar sahamnya kepada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Pilar Sejahtera Food Tbk.
Tbk.
Berdasarkan akta No.134 tanggal 28 Maret 2014 yang Based on notarial deed No.134 dated on March 28, 2014,
dibuat di hadapan Notaris Benediktus Andy Widyanto, S.H., in presence of Bendiktus Andy Widyanto, S.H., a notary in
notaris di Tangerang. Stefanus Joko Mogoginta mengalihkan Tangerang. Stefanus Joko Mogoginta sold 2,500 of his
2.500 lembar sahamnya kepada PT Tiga Pilar Sejahtera shares to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Food Tbk.
Berdasarkan Akta No. 208 tanggal 30 Juni 2014 ditegaskan Based on the Deed No. 208 dated June 30, 2014 and have
kembali dalam akta No. 91 tanggal 27 Agustus 2014 dan been reaffirmed in deed No. 91 dated August 27, 2014
yang dibuat di hadapan Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., made in presence of Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., a
notaris di Jakarta, Perusahaan meningkatkan modal disetor notary in Jakarta, the Company increase the issued capital
sebesar Rp284.000.000.000 melalui konversi seluruh amounting to Rp284,000,000,000 through conversion of all
obligasi wajib konversi yang dimiliki oleh TPSF, entitas induk the mandatory convertible bond which owned by TPSF,
(lihat Catatan 22), penambahan modal disetor ini telah parent entity (see Note 22), the additional of issued capital
memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi was approved by the Minister of Law and Human Rights
Manusia Republik Indonesia dalam surat No. AHU- Republic of Indonesia in his letter No. AHU-07212.40.2014
07212.40.2014 tanggal 29 Agustus 2014. dated August 29, 2014.
Cadangan Setoran Modal yang Timbul dari Obligasi Reserves for Capital Arising from the Mandatory
Wajib Konversi Convertible Bonds
Dalam rangka akuisisi PT Bumiraya Investindo dari PT Tiga In relation with acquisition of PT Bumi Raya Investindo from
Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF), entitas induk, Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPSF), parent entity, the
menerbitkan obligasi wajib konversi dengan nilai nominal Company issued mandatory convertible bond with par
Rp1.000.000, tanpa bunga dan akan jatuh tempo pada value Rp1,000,000, zero interest bearing and will be due on
tahun 2017 dengan jumlah keseluruhan sebesar 2017 with total value amounting to Rp284,000,000,000.
Rp284.000.000.000.
Berdasarkan Akta No. 208 tanggal 30 Juni 2014 ditegaskan Based on the Deed No. 208 dated June 30, 2014 and have
kembali dalam akta No. 91 tanggal 27 Agustus 2014 dan been reaffirmed in deed No. 91 dated August 27, 2014
yang dibuat di hadapan Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., made in presence of Humberg Lie.S.H., S.E., M.Kn., a
notaris di Jakarta, Perusahaan mengkonversi obligasi wajib notary in Jakarta, the Company conversed the mandatory
konversi ini menjadi 284.000 lembar saham dengan nilai convertible bond amounting to 284,000 shares with nominal
nominal Rp1.000.0000. Konversi obligasi wajib konversi Rp1,000,000. The convertion of this mandatory convertible
menjadi modal ini telah mendapatkan persetujuan Menteri bond to equity was approved by the Minister of Law and
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Human Rights Republic of Indonesia in his letter No. AHU-
surat No. AHU-07212.40.2014 tanggal 29 Agustus 2014 07212.40.2014 dated August 29, 2014 (see Note 21).
(lihat Catatan 21).
Berikut adalah rekonsiliasi kepentingan nonpengendali pada Below is a reconciliation of non-controlling interest as of
30 Juni 2014: June 30, 2014:
2014
1 Januari / Penambahan Penambahan Pengurangan 30 Juni/
January 1, dari Laba dari akuisisi/ dari Perolehan June 30,
Komprehensif Additional Hak
Tahun Berjalan/ from Nonpengendali/
Additional acquisition Deduction
from from
Comprehensive acquired of
Income Noncontrolling
for the Year Interest
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Bumiraya Investindo -- -- 244,279,234,555 -- 244,279,234,555 PT Bumiraya Investindo
Jumlah -- 244,279,234,555 Total
( 6 bulan/months ) ( 1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Pabrik Plant
Minyak Sawit Mentah 41,868,499,030 6,651,832,781 54,147,667,416 -- -- Crude Palm Oil
Tandan Buah Segar 8,501,110,200 15,922,981,977 22,548,017,304 58,393,336,454 80,677,360,534 Fresh Fruit Bunches
Inti Sawit dan turunannya 5,047,044,981 16,857,500 3,098,673,241 -- -- Palm Kernel and its derivatives
Jumlah 55,416,654,211 22,591,672,258 79,794,357,961 58,393,336,454 80,677,360,534 Total
Seluruh penjualan Grup merupakan penjualan kepada pihak All the Group’s sales represent sales to third parties.
ketiga.
Penjualan dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari jumlah Sales with net sales amount exceeding 10% of total net
penjualan bersih untuk periode 6 (enam) bulan yang sales pertain for 6 (six) months period ended June 30, 2014
berakhir 30 Juni 2014 dan 2013 serta tahun-tahun yang and 2013 and for the years ended December 31, 2013,
berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010 are
2011/ 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: as follows:
Tidak terdapat pembelian dengan nilai beli melebihi 10% There is no sales with purchases amount exceeding 10% of
dari jumlah pembelian untuk periode 6 (enam) bulan yang total purchases for 6 (six) months period ended June 30,
berakhir 30 Juni 2014 dan 2013 serta tahun-tahun yang 2014 and 2013 and for the years ended December 31, 2013,
berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2012, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010.
2011/ 31 Desember 2010.
26. Beban Umum dan Administrasi 26. General and Administrative Expenses
( 6 bulan/months ) ( 1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Gaji dan Kesejahteraan 8,955,822,876 1,894,768,027 4,857,437,446 3,029,245,362 3,561,984,945 Salaries and Allowances
Sewa 904,794,809 489,631,151 1,789,196,550 847,159,330 -- Rental
Pajak 810,557,801 400,811,270 400,811,270 228,980,678 -- Tax
Perjalanan Dinas 793,051,619 387,004,555 769,343,069 1,362,257,660 995,851,867 Travel on Duty
Penyusutan Aset Tetap (lihat Catatan 9) 304,035,683 229,584,033 416,472,659 199,600,402 970,388,701 Depreciation of Property and Equipment (see Note 9)
Hukum dan Konsultan 174,907,200 373,431,500 1,162,639,437 1,022,361,108 840,140,900 Legal and Consultancy
Lain-lain 3,694,735,531 405,250,356 999,973,918 694,725,072 936,021,646 Others
Jumlah 15,637,905,519 4,180,480,892 10,395,874,349 7,384,329,612 7,304,388,059 Total
( 6 bulan/months ) (1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Penghasilan Bunga (141,780,820) (76,363,253) (152,323,155) (3,271,906,306) (700,444,851) Interest Income
Beban Bunga 3,558,877,767 2,155,819,091 4,482,326,517 5,650,810,767 5,925,571,390 Interest Expenses
Biaya Administrasi Bank 48,037,991 23,075,222 88,314,974 545,641,911 38,173,361 Bank Charges
Jumlah Biaya Keuangan - Neto 3,465,134,938 2,102,531,060 4,418,318,336 2,924,546,372 5,263,299,900 Total Finance Cost - Net
( 6 bulan/months) ( 1 tahun/year)
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Pembuat keputusan dalam operasional adalah Direksi. The chief operating decision-maker is the Director. The
Direksi melakukan penelaahan terhadap pelaporan internal Director reviews the Group’s internal reporting in order to
Grup untuk menilai kinerja dan mengalokasikan sumber assess performance and allocate resources. Management
daya. Manajemen menentukan operasi segmen has determined the operating segment based on these
berdasarkan laporan ini. Direksi mempertimbangkan bisnis reports. The Director considers the business from the return
dari sudut pandang imbal hasil dari modal yang of invested capital perspectives. Total assets are managed
diinvestasikan. Total aset dikelola secara tersentralisasi dan centrally and are not allocated. The Group operates and
tidak dialokasikan. Grup mengoperasikan dan mengelola manages the business in a single segment which is
bisnis dalam satu segmen dalam hal perkebunan kelapa plantation.
sawit.
Akuisisi PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) Acquisition of PT Tandan Abadi Mandiri (TAM)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Based on the Deed of General Meeting of Stockholders’ TAM
Saham TAM No. 1 dan Akta Jual Beli saham No. 2 dan No. 1 and Deed of Sale and Purchase of Shares
No. 3 semuanya tertanggal 3 Oktober 2012 dibuat Nos 2 and 3 all dated October 3, 2012, made in presence of
dihadapan Antonius Wahono Prawirodirdjo, S.H., notaris Anthony Wahono Prawirodirdjo, S.H., a notary in Jakarta,
di Jakarta, PT Bumiraya Investindo, entitas anak, PT Bumiraya Investindo, a subsidiary, acquirethe entire of
mengakuisisi seluruh kepemilikan saham di TAM melalui ownership in TAM through 99.99% direct ownership of
99,99% kepemilikan langsung PT Muarabungo Plantation PT Muarobungo Plantation from PT Selaras Mitra Lestari and
dari PT Selaras Mitra Lestari, pihak ketiga dan 0,01% 0.01% indirect ownership of PT Tugu Palma Sumatera from
kepemilikan tidak langsung PT Tugu Palma Sumatera dari PT Unggul Sawit Investindo, third party, with total acquisition
PT Unggul Sawit Investindo, pihak ketiga, dengan jumlah cost of Rp12,500,000,000. This transaction is a business
keseluruhan nilai transaksi sebesar Rp12.500.000.000. combination.
Transaksi ini merupakan kombinasi bisnis.
Tabel berikut merangkum jumlah aset teridentifikasi yang The following table summarizes the number of identifiable
diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal assets and liabilities acquired on the date of acquisition were:
akuisisi adalah:
Nilai Wajar/
Fair Value
Rp
Kas dan Bank 1,350,150 Cash on Hand and Cash in Bank
Tanaman Perkebunan 739,018,704 Plantations
Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan - Neto 2,779,357,052 Deferred Landright cost - Net
Jumlah Aset Neto 3,519,725,906 Total Net Assets
Porsi Kepemilikan yang Diperoleh 100% Proportion Acquired
Porsi Kepemilikan atas Nilai Wajar Aset Neto 3,519,725,906 Share of Fair Value of Net Assets
Goodwill 8,980,274,094 Goodwill
Jumlah Nilai Pengalihan 12,500,000,000 Total Purchase Consideration
Goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut adalah sebesar Goodwill arising from the acquisition amounted to
Rp8.980.274.094 (lihat Catatan 12) yang merupakan hasil Rp8,980,274,094 (See Note 12) which is a subsidiary
bisnis entitas anak yang menunjang dan bersinergi dengan business results that support and synergy with the core
bisnis inti Grup. business of the Group.
BRI melalui entitas anak melakukan akuisisi 100% BRI through the acquisition of a subsidiary 100% so there is
sehingga tidak terdapat saldo nonpengendali. no non-controlling balance.
Beban terkait akuisisi tersebut tidak diperhitungkan dalam Expenditure related to acquisition expenses are not charged
kombinasi bisnis ini karena tidak material dan telah to business combination because of not material and have
dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun been charged to the statement of comprehensive income for
berjalan. the year.
Sehubungan dengan akuisisi tersebut, maka laporan In connection with the acquisition, the financial statements
keuangan TAM terhitung sejak tanggal akuisisi from the date of acquisition TAM consolidated into the
dikonsolidasi ke dalam laporan keuangan Grup. financial statements of the Group.
Jumlah pendapatan usaha dan laba sebelum pajak Total revenue and income before income tax TAM from the
penghasilan TAM sejak tanggal akuisisi yang dimasukkan date of acquisition are included in the consolidated
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk statements of comprehensive income for the year ended
tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah December 31, 2012 amounted to nil.
sebesar nihil.
Pendapatan usaha dan laba periode berjalan dari TAM Operating revenues and earnings for the period from TAM for
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember the year ended December 31, 2012 as if TAM has been
2012 seolah-olah TAM telah dikonsolidasi sejak tanggal consolidated from the date January 1, 2012 amounted to nil.
1 Januari 2012 adalah sebesar nihil.
32. Aset dan Liabilitas Moneter 32. Monetary Asset and Liability
Dalam Mata Uang Asing Denominated in Foreign Currencies
a. Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan a. Factors and Policies of Financial Risk
Management
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan In its operating, investing and financing activities, the
pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan: yaitu Group are exposed to the following financial risks:
risiko kredit, risiko likuiditas, risiko mata uang dan risiko credit risk, liquidity risk, currency risk and interest risk
bunga dan mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai and it defines those risks as follows:
berikut:
§ Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak § Credit risk: possibility that a customer will not pay
membayar semua atau sebagian piutang atau tidak the whole or part of a receivable or will not pay in a
membayar secara tepat waktu dan akan timely manner and hence, the Group will incur loss.
menyebabkan kerugian Grup.
§ Risiko likuiditas: Grup menetapkan risiko kolektibilitas § Liquidity risk: the Group defines liquidity risk from
dari piutang usaha sehingga Grup dapat mengalami the collectibility of the accounts receivable as
kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait mentioned above, therefore, the Group will
dengan liabilitas keuangan. encounter difficulty to meet obligations related to
financial liabilities.
§ Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai § Foreign exchange rate risk is the risk that the fair
wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu value of future cash flow of a financial instrument
instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat will fluctuate because of changes in the foreign
perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen exchange rates. The Group’s financial instrument
keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko that potentially contain foreign exchange rate risk
nilai tukar mata uang terutama terdiri dari kas dan are cash and cash equivalent and loans.
setara kas dan pinjaman.
§ Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar § Interest rate risk is the risk that the fair value or
atau arus kas masa datang dari suatu instrumen future cash flows of a financial instrument will
keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku fluctuate because of changes in market interest
bunga pasar. Grup tidak memiliki risiko suku bunga rates. The Group did not have interest rate risk
terutama karena tidak memiliki pinjaman dengan suku mainly because it does not have a loan with a
bunga mengambang. floating interest rate.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara In order to effectively manage those risks, the
efektif, Dewan Direksi telah menyetujui beberapa Directors approved some strategies for the
strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang management of financial risks, which are in line with
sejalan dengan tujuan perusahaan. Pedoman ini corporate objectives. These guidelines set up
menetapkan tujuan dan tindakan yang harus diambil objectives and action to be taken in order to manage
dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi the financial risks that the Group is exposed to.
Grup.
Kebijakan manajemen Grup untuk mengelola risiko The Group’s policy to manage the abovementioned
diatas adalah sebagai berikut: risks are as follows:
§ Pemberian jaminan kredit dari pelanggan untuk § Receive collateral from customers to minimize the
meminimalkan risiko piutang yang tidak tertagih; uncollectible debt risk;
§ Meminimalkan tingkat suku bunga dan beban § Minimize interest rate and finance charges;
keuangan;
§ Membuat perencanaan keuangan yang berimbang, § Perform steady financial plan to meet the financial
sehingga dapat memenuhi liabilitas keuangan; dan liability requirement; and
§ Kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan § All financial risk management’s activities are carried
dikelola di pusat. out and monitored at the head office.
31 Desember/December 31 , 2013
Belum Jatuh 0 - 30 hari/days 31 - 90 hari/days > 90 hari/days Jumlah/Total
Tempo/
Not Yet
Overdue
Rp Rp Rp Rp Rp
31 Desember/December 31 , 2012
Belum Jatuh 0 - 30 hari/days 31 - 90 hari/days > 90 hari/days Jumlah/Total
Tempo/
Not Yet
Overdue
Rp Rp Rp Rp Rp
31 Desember/December 31 , 2011
Belum Jatuh 0 - 30 hari/days 31 - 90 hari/days > 90 hari/days Jumlah/Total
Tempo/
Not Yet
Overdue
Rp Rp Rp Rp Rp
Grup mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan The Group manage its liquidity risk by monitoring
proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus actual cash flow projections continuously and
serta pengawasan tanggal jatuh tempo dari liabilitas supervising the maturity of its financial liabilities.
keuangan.
Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan The following table analyzes the financial liabilities
berdasarkan sisa umur jatuh temponya: based on maturity:
30 Juni 2014/ June 30, 2014
Akan Jatuh Tempo/ Will Due on Jatuh tempo Jumlah/
Kurang dari 1 - 5 tahun/ Lebih 5 tahun/ tidak ditentukan/ Total
1 tahun/ 1 - 5 years More than 5 Maturity not
Less than 1 year years determined
Rp Rp Rp Rp Rp
Diukur dengan Biaya Perolehan Measured at Amortized Cost
Diamortisasi
Utang Usaha - Pihak Ketiga 23,901,218,249 -- -- -- 23,901,218,249 Trade Payables - Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 61,543,488,915 -- -- 945,211,614 62,488,700,529 Other Short-Term Financial Liabilities
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 11,479,288,574 -- -- -- 11,479,288,574 Current Employee Benefits Liabilities
Beban Akrual 6,355,629,907 -- -- -- 6,355,629,907 Accrued Expenses
Pinjaman Bank Jangka Pendek 191,504,000,000 -- -- -- 191,504,000,000 Short-Term Bank Loans
Utang Bank Jangka Panjang 28,377,359,297 64,009,569,312 -- -- 92,386,928,609 Long-Term Bank Loans
Utang Sewa Pembiayaan 11,587,979,427 4,979,246,337 -- -- 16,567,225,764 Obligations under Finance Lease
Utang Pihak Berelasi Non-Usaha 35,092,801,237 -- -- 23,072,544,733 58,165,345,970 Due to Related Parties Non-Trade
Jumlah 369,841,765,606 68,988,815,649 -- 24,017,756,347 462,848,337,602 Total
Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan The following table analyzes the financial liabilities by
berdasarkan sifat bunga: type of interest:
30 Juni/ 31 Desember/ 1 Januari 2011/
June 30 December 31, 31 Desember 2010/
January 1, 2011/
2014 2013 2012 2011 December 31, 2010
Jumlah/ Total Jumlah/ Total Jumlah/ Total Jumlah/ Total Jumlah/ Total
Rp Rp Rp Rp Rp
30 Juni/ June 30, 2014 31 Desember/ December 31, 2013 31 Desember/ December 31 , 2012
Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/
Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Keuangan Financial Assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and Receivable
Kas dan Setara Kas 13,400,735,617 13,400,735,617 41,585,005,090 41,585,005,090 13,949,861,036 13,949,861,036 Cash and Cash Equivalent
Piutang Usaha 4,454,926,195 4,454,926,195 2,411,088,645 2,411,088,645 8,078,702,536 8,078,702,536 Trade Accounts Receivable
Aset Keuangan Lancar Lainnya 131,999,544 131,999,544 162,223,008 162,223,008 1,099,518,985 1,099,518,985 Other Current Financial Assets
Piutang Pihak Berelasi Non-usaha 7,440,203,457 7,440,203,457 7,033,047,012 7,033,047,012 9,667,225,775 9,667,225,775 Due from Related Parties Non-trade
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 30,736,767,742 30,736,767,742 37,607,310,974 37,607,310,974 17,578,345,085 17,578,345,085 Other Non-Current Financial Assets
Jumlah Aset Keuangan 56,164,632,555 56,164,632,555 88,798,674,729 88,798,674,729 50,373,653,417 50,373,653,417 Total Financial Assets
Pada tanggal 30 Juni 2014, 31 Desember 2013 dan As of June 30, 2014, December 31, 2013 and 2012,
2012 manajemen memperkirakan bahwa nilai tercatat management considers that the carrying amount of
aset dan liabilitas keuangan jangka pendek dan yang financial assets and liabilities recorded at amortized
jatuh temponya tidak ditentukan yang dicatat pada cost in the statements of financial position
biaya perolehan diamortisasi dalam laporan posisi approximate their fair value for both short-term and
keuangan, mendekati nilai wajarnya, dan tingkat bunga those which maturities were not determined, and bank
utang bank dan sewa pembiayaan diasumsikan sama loans and financial lease interest rate assuming it is
dengan tingkat diskon pasar. equal with the market discount rate.
Tujuan utama Grup dalam hal pengelolaan modal adalah The Group’s main objective in managing capital is to
mengoptimalisasi saldo utang dan ekuitas Perusahaan dalam optimize the balance of debt and equity in order to maintain
rangka mempertahankan perkembangan bisnis di masa its future business growth and maximizing the stockholder’s
depan dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup value. The Group manages its capital structure and makes
mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian yang some necessary modification by considering changes in
diperlukan dengan memperhatikan perubahan kondisi economic conditions and its strategic objectives.
ekonomi dan tujuan strategis Grup.
Untuk menjaga dan mengelola struktur modal, Perusahaan In order to maintain and manage the capital structure, the
mungkin menerbitkan saham baru, memperoleh pinjaman Company may issue new shares, obtain new loans or
baru atau melakukan pelunasan pinjaman. repay loans.
Berikut aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak The following are investing and financing activities that did
mempengaruhi arus kas: not affect cash flows is as follows:
· Pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 · As of June 30, 2014, December 31, 2013, 2012, and
penambahan tanaman perkebunan pada entitas anak 2011 addition of plantations in subsidiaries through
melalui kapitalisasi biaya pinjaman adalah sebesar borrowing cost capitalization amounted to
Rp9.306.224.572, Rp18.043.281.894, Rp4.478.649.338 Rp9,306,224,572, Rp18,043,281,894, Rp4,478,649,338
dan Rp891.154.875. and Rp891,154,875, respectively.
· Pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, penambahan · As of December 31, 2013, 2012 and 2011 addition of
aset tetap pada entitas anak melalui kapitalisasi biaya property and equipment in subsidiaries through
pinjaman adalah sebesar Rp2.498.497.737, borrowing cost capitalization amounted to
Rp3.261.077.880 dan Rp830.188.964. Rp2,498,497,737, Rp3,261,077,880 and
Rp830,188,964, respectively.
· Pada 30 Juni 2014, 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan · As of December 31, 2013, addition of property and
2010, penambahan aset tetap pada entitas anak melalui equipment in subsidiaries through additional of financial
penambahan sewa pembiayaan adalah sebesar lease amounted to Rp1,177,427,481,
Rp1.177.427.481, Rp11.144.399.336, Rp26.712.367.729 Rp11,144,399,336, Rp26,712,367,729 and
dan Rp2.142.178.604. Rp2,142,178,604, respectively.
· Pada 30 Juni 2014 penambahan uang muka investasi · As of June 30, 2014, addition of advance for investment
melalui utang pihak berelasi adalah sebesar through due to related party amounted to
Rp2.000.000.000. Rp2,000,000,000.
· Pada 30 Juni 2014 pelepasan investasi pada entitas · As of June 30, 2014, disposal of investment in associate
asosiasi adalah sebesar Rp5.000.000.000 melalui pihak amounted to Rp5,000,000,000 through related parties.
berelasi.
· Pada 30 Juni 2014, akuisisi entitas anak melalui obligasi · As of June 30, 2014, acquisition of a subsidiary through
wajib konversi adalah sebesar Rp284.000.000.000 dan mandatory convertible bonds amounted to
obligasi tersebut telah dikonversi menjadi modal disetor. Rp284,000,000,000 and the bonds were converted into
shares.
36. Ikatan dan Perjanjian Penting 36. Commitments and Significant Agreements
· Pada tanggal 26 Juni 2014, PT Bumiraya Investindo · On June 26, 2014, PT Bumiraya Investindo (BRI),
(BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma
Palma Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP),
(MJAP), PT Muaraungo Plantation (MBP) dan PT Muaraungo Plantation (MBP) and PT Tandan Abadi
PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), seluruhnya entitas Mandiri (TAM) as debtor, obtain bank loan sindicate
anak, sebagai debitur, memperoleh fasilitas pinjaman facility of RHB Bank Berhad, Singapore Branch,
sindikasi bank dari RHB Bank Berhad, Cabang Rabobank International Hongkong Branch, PT Bank
Singapura, Rabobank Cabang Hongkong, PT Bank Permata Tbk and Indonesia Eximbank with total facility
Permata Tbk dan Indonesia Eximbank dengan total amounting to USD125,000,000, the consists of long-
fasilitas sebesar USD125,000,000, yang terdiri atas term loans such as Murabahah Facility A and Facility
pinjaman jangka panjang berupa Fasilitas A dan amounting to USD100,000,000, and Revolving loan
Fasilitas Murabahah sebesar USD100,000,000, serta Facility B amounting to USD25,000,000. This facility will
Revolving loan berupa Fasilitas B sebesar be due on June 30, 2019 and extendable until June 30,
USD25,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 2021. This facility bears an interest rate of LIBOR+6%
30 Juni 2019 dan dapat diperpanjang hingga 30 Juni per annum for non Murabahah facility, and sharing rate
2021. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga sebesar of 6.10% per annum for Murabahah facility. Loan B
LIBOR+6% per tahun untuk fasilitas non Murabahah facility bears interest rate of LIBOR+5.80% per annum.
dan tingkat bagi hasil sebesar 6,10% per tahun untuk For this facility, PT Bumiraya Investindo (BRI),
fasilitas Murabahah. Pinjaman fasilitas B dikenakan PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma
tingkat bunga sebesar LIBOR+5,80% per tahun. Atas Oetama (CPO), PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT
fasilitas ini PT Bumiraya Investindo (BRI), PT Airlangga Muarabungo Plantation (MBP) and PT Tandan Abadi
Sawit Jaya (ASJ), PT Charindo Palma Oetama (CPO), Mandiri (TAM), must maintain a ratio Total Net Debt to
PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Muarobungo EBITDA should not exceed 5.00 times, first application
Plantation (MBP), dan PT Tandan Abadi Mandiri (TAM), will be date on Juni 30, 2017, and every three (3)
seluruhnya entitas anak, harus menjaga rasio Total Net months later.
Debt to EBITDA tidak melebihi 5,00 kali, penerapan
awal akan dilakukan pada 30 Juni 2017 dan setiap 3
(tiga) bulan setelahnya.
· Jaminan atas fasilitas pinjaman sindikasi bank adalah · The guarantee of bank loan sindicate facility is as
sebagai berikut: follows:
- Jaminan fidusia atas piutang, aset berwujud dan - The fiduciary security on receivable, tangible asset
asuransi yang diberikan oleh PT Bumiraya and insurance given by PT Bumiraya Investindo (BRI),
Investindo (BRI), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ),
PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Charindo Palma Oetama (CPO),
PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Mitra Jaya
Agro Palm (MJAP) dan PT Tandan Abadi Agro Palm (MJAP) and PT Tandan Abadi
Mandiri(TAM); Mandiri(TAM);
- Tanah perkebunan milik BRI, ASJ, CPO, MBP, - Plantation of BRI, ASJ, CPO, MBP, MJAP and TAM;
MJAP dan TAM;
- Gadai saham atas saham ASJ, CPO, MBP. MJAP - Fiduciary on shares of ASJ, CPO, MBP and MJAP
yang dimiliki BRI; dan owned by BRI; and
- Gadai atas saham TAM yang dimiliki oleh MBP. - Fiduciary on shares of TAM owned by MBP.
· Berdasarkan surat perjanjian kerjasama tanggal · Based on partnership agreement dated January 7,
7 Januari 2010, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas 2010, PT Bumiraya Investindo (BRI), a subsidiary, enter
anak, mengadakan kerjasama dengan petani plasma partnership with plasma’s farmers (represented by
(yang diwakili oleh Koperasi Sipatuo) terkait Koperasi Sipatuo) related to management of plantation
pengelolaan lahan perkebunan seluas 3000 hektar yang of 3000 hectare located in Pulau Laut Selatan, South
berlokasi di Pulau laut Selatan, kalimantan Selatan. Borneo. On that agreement BRI has rights to receive
Di dalam perjanjian tersebut BRI memiliki hak management fee of 5% for immature plantation
memperoleh jasa manajemen sebesar 5% atas management and receive all sales of fresh fruit bunches
pengelolaan tanaman belum menghasilkan dan (TBS) from plasma at a price in accordance with the
menerima seluruh penjualan tandan buah segar (TBS) decree of the Minister of Agriculture of the Republic of
plasma dengan harga sesuai dengan surat keputusan Indonesia This partnership will be valid until 25 years.
Menteri Pertanian Republik Indonesia. Kerjasama ini
memiliki jangka waktu sampai dengan 25 tahun.
· Berdasarkan Berita Acara Rapat Sosialisasi · Based on Socialization Meetings Event News in
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit tanggal 5 April 2013 Developing Plantations dated April 5, 2013 between PT
antara PT Tandan Abadi Mandiri (TAM) dan masyarakat Tandan Abadi Mandiri (TAM) and society of Kabupaten
Draft Final/November 18, 2014 260 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
Kabupaten Sarolangun, kedua pihak setuju untuk Sarolangun, both parties agreed to allocated 40% of
mengalokasikan 40% dari lahan yang dialihkan sebagai transferred plantation as plantation for society.
lahan kebun untuk masyarakat.
· Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi PT Mitra Jaya · Based on Statement of Boad Director PT Mitra Jaya
Abadi Prima No. 13 tanggal 12 Juli 2012 antara TAM Abadi Prima No.13 dated July 12, 2012 between TAM
dan masyarakat Kabupaten Sarolangun, kedua pihak and society of Kabupaten Sarolangun, both parties
setuju untuk mengalokasikan 40% dari lahan yang agreed to allocated 40% of transferred plantation as
dialihkan sebagai lahan kebun untuk masyarakat. plantation for society.
· Pada tanggal 10 dan 11 Juli 2014, PT Bumiraya · Dated July 10 and 11, 2014, PT Bumiraya Investindo
Investindo (BRI), entitas anak, memperoleh pencairan (BRI), a subsidiary, has obtained drawdown of bank
fasilitas pinjaman sindikasi bank dari PT Bank Permata loan sindicate facility from PT Bank Permata Tbk
Tbk masing-masing sebesar USD27,540,000 (ekuivalen amounted to USD27,540,000 (equivalent to
Rp318.059.460.000) dan USD48,960,000 (ekuivalen Rp318,059,460,000) and USD48,960,000 (equivalent to
Rp569.257.920.000). Pencairan yang diperoleh oleh Rp569,257,920,000), respectively.The drawdown which
Grup, terutama digunakan untuk melunasi liabilitas obtained by Group, used for fully paid of other short-
keuangan jangka pendek lainnya (lihat Catatan 16), term financial liabilities (see Note 16), short-term bank
utang bank jangka pendek (lihat Catatan 17), utang bank loans (see Note 17), long-term bank loans and financial
dan lembaga keuangan jangka panjang lain (lihat institutions (see Note 18) and due to related parties
Catatan 18) dan utang pihak berelasi non-usaha (lihat non-trade (see Note 8).
Catatan 8).
· Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi seluruh · Dated July 10, 2014, BRI has fully paid Bunge
pinjaman dari Bunge Agribusiness Singapore Ltd Agribusiness Singapore Ltd loan amounted to
sebesar Rp61.543.488.916 (lihat Catatan 16). Rp61,543,488,916 (see Note 16).
· Pada tanggal 11 Juli 2014, BRI melunasi utang bank · Dated July 11, 2014, BRI has fully paid the short-term
jangka pendek ke PT Bank Rabobank International bank loan of PT Bank Rabobank International Indonesia
Indonesia sebesar USD16,000,000 (ekuivalen amounted to USD16,000,000 (equivalent
Rp191.504.000.000) pada 30 Juni 2014 (lihat Catatan Rp191,504,000,000) as of June 30, 2014 (see Note 17).
17).
· Pada tanggal 11 Juli 2014, PT Charindo Palma Oetama · Dated July 11, 2014, PT Charindo Palma Oetama and
dan PT Airlangga Sawit Jaya melunasi utang bank PT Airlangga Sawit Jaya has fully paid the long-term
jangka panjang ke Lembaga Pembiayaan Ekspor bank loan of Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Indonesia sebesar Rp36.164.518.645 (lihat Catatan 18). amounted to Rp36,164,518,645 (see Note 18).
· Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi pinjaman pihak · Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the related party
berelasi ke PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar loan to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk amounted to
Rp35.092.801.237 (lihat Catatan 8). Rp35,092,801,237 (see Note 8).
· Pada tanggal 10 Juli 2014, BRI melunasi pinjaman pihak · Dated July 10, 2014, BRI has fully paid the related party
berelasi ke PT Tiga Pilar Sejahtera sebesar loan to PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar
Rp22.976.588.218 (lihat Catatan 8). Rp22,976,588,218 (see Note 8).
· Pada tanggal 11 Juli 2014, BRI melunasi utang bank · Dated July 11, 2014, BRI has paid the short-term bank
jangka panjang ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk loan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk amounted to
sebesar Rp92.386.928.609 (lihat Catatan 18). Rp92,386,928,609 (see Note 18).
· Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang · Based on the Deed of Stockholders Decision No. 37
Saham No. 37, tanggal 11 September 2014 yang dibuat dated September 11, 2014 which was made in the
Draft Final/November 18, 2014 261 Paraf:/sign
PT GOLDEN PLANTATION Tbk PT GOLDEN PLANTATION Tbk
DAN ENTITAS ANAK AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED
KONSOLIDASIAN INTERIM (Lanjutan) FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada For the 6 (Six) Months Periods Ended
Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 (Tidak Diaudit) dan June 30, 2014 and 2013 (Unaudited) and
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada For The Years Ended
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, serta December 31, 2013, 2012 and 2011,and
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 January 1, 2011/ December 31, 2010
(Dalam Rupiah Penuh) (In Full Rupiah)
di hadapan Humberg Lie, S.H., M.Kn., notaris presence of Humberg Lie, S.H., M.Kn., a notary in
di Jakarta, pemegang saham menyetujui pergantian Jakarta, stockholders approved the change of Board of
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan sehingga Commissioner and Director of the Company so that the
terhitung sejak tanggal 11 September 2014 susunan composition of Board of Commissioner and Directors
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan menjadi since September 11, 2014 is as follows:
sebagai berikut:
Dewan Komisaris Board of Commissioner
Komisaris Utama Koh Bing Hock* President Commissioner
Komisaris Independen Gillbanks Anthony Michael Commissioner
Komisaris Jaka Prasetya Independent Commissioner
* Merangkap Komisaris Independen * also as Independent Commissioner
Direksi Director
Direktur Utama Budhi Istanto Suwito President Director
Direktur Tidak Terafiliasi Idris Adlin Unafiliated Director
Direktur Tidak Terafiliasi Kanya Lakshmi Sidarta Unafiliated Director
· Pada tanggal 26 September 2014, Perusahaan · Dated September 26, 2014, the Company has paid the
membayar uang muka atas akuisisi PT Persada Alam advance of acquisition of PT Persada Alam Hijau
Hijau senilai Rp2.000.000.000 melalui utang pihak amounting to Rp2,000,000,000 through due to related
berelasi non usaha ke PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, party-non trade to PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk,
entitas induk. parent entity.
Beberapa PSAK dan ISAK baru berikut ini berlaku sejak The following new PSAKs and ISAK are effective on
1 Januari 2014 terhadap laporan keuangan konsolidasian 1 January 2014 to the Group's consolidated financial
Grup. Standar yang akan berlaku efektif pada tahun buku statements. The new standards that will become effective for
yang dimulai 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut: the annual period beginning of January 2015 are:
- PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan” - PSAK No. 1 (Revised 2013) “Presentation of financial
statements”
- PSAK No. 4 (Revisi 2013) “Laporan keuangan - PSAK No. 4 (Revised 2013) “Separate financial
tersendiri” statements”
- PSAK No. 15 (Revisi 2013) “Investasi pada entitas - PSAK No. 15 (Revised 2013) “Investment in associates
asosiasi dan ventura bersama” and joint ventures”
- PSAK No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan kerja” - PSAK No. 24 (Revised 2013) “Employee benefits”
- PSAK No. 65 “Laporan keuangan konsolidasian” - PSAK No. 65 “Consolidated financial statements”
- PSAK No. 66 “Pengaturan bersama” - PSAK No. 66 “Joint arrangements”
- PSAK No. 67 “Pengungkapan kepentingan dalam - PSAK No. 67 “Disclosure of interests in other entities”
entitas lain”
- PSAK No. 68 “Pengukuran nilai wajar” - PSAK No. 68 “Fair value measurement”
- PSAK No. 46 (Revisi 2014) “Pajak Penghasilan” - PSAK No. 46 (Revised 2014) “Income Tax”
- PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset” - PSAK No. 48 (Revised 2014) “Impairment of Assets”
- PSAK No. 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: - PSAK No. 50 (Revised 2014) “Financial Instrument:
Penyajian” Presentation”
- PSAK No. 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: - PSAK No. 55 (Revised 2014) “Financial Instrument:
Pengakuan dan Pengukuran” Recognition and Measurement”
- PSAK No. 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: - PSAK No. 60 (Revised 2014) “Financial Instrument:
Pengungkapan” Disclosures”
- ISAK No. 26 (Revisi 2014) “Penilaian kembali derivatif - ISAK No. 26 (Revised 2014) “Revaluation of embedded
melekat” derivative”
Penerapan dini atas standar tersebut tidak diperkenankan. Early adoption of these standards is not permitted. As at the
Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan authorisation date of this consolidated interim of financial
konsolidasian interim ini, Perusahaan masih melakukan statements, the Company is still evaluating the potential
evaluasi atas dampak potensial dari standar baru tersebut. impact of these standards.
Laporan keuangan interim diterbitkan dengan tujuan untuk The interim consolidated financial statement is published
dicantumkan dalam dokumen Prospektus sehubungan with the purpose to be included in the prospectus
dengan rencana penawaran saham perdana di Bursa Efek documents in relation with the initial public offering plans in
Indonesia serta ditunjukkan dan tidak diperkenankan untuk the Indonesia Stock Exchange and are not intended and
digunakan untuk tujuan lain. shall not be used for any other purpose.
Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham dan For the purpose of the Initial Public Offering and based on
berdasarkan Penelaahan atas Pernyataan Pendaftaran dari review of the Registration Statement from the Indonesian
Otoritas Jasa Keuangan, Perusahaan telah menerbitkan Financial Services Authority, the Company has reissued
kembali Laporan Keuangan Konsolidasian interim untuk the interim consolidated financial statements for the six (6)
periode 6 (Enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni months period ended June 30, 2014 and 2013 and for the
2014 dan 2013 serta tahun-tahun yang berakhir pada tanggal years ended December 31, 2013, 2012, 2011 and
31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/ January 1, 2011/ December 31, 2010 and with additional
31 Desember 2010 dengan perubahan pada laporan posisi presentation and disclosures in Notes 1.a, 1.b, 1.c, 2.a, 2.p,
keuangan konsolidasian interim, laporan laba rugi 8, 10, 12, 13.b, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 31, 34, 36,
komprehensif konsolidasian interim, laporan perubahan 37, 38 and 40 to the previous interim consolidated
ekuitas konsolidasian interim, laporan arus kas konsolidasian statements of financial position, interim consolidated
interim dan tambahan lampiran laporan keuangan tersendiri statements of comprehensive income, interim consolidated
entitas induk dan tambahan penyajian dan pengungkapan statements of changes in equity, interim consolidated
pada Catatan 1.a, 1.b, 1.c, 2.a, 2.p, 8, 10, 12, 13.b, 16, 17, statements of cash flows and supplemental information of
18, 21, 22, 23, 24, 25, 31, 34, 36, 37, 38 dan 40 atas Laporan the separate financial statements of the Parent Entity.
Keuangan Konsolidasian interim terdahulu.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penerbitan The management of the Company is responsible for the
kembali laporan keuangan konsolidasian interim yang telah reissuance of the interim consolidated financial statements
diotorisasi untuk terbit kembali oleh Direksi pada tanggal which was authorized to be reissued by Director on
3 Nopember 2014. November 3, 2014.
LIABILITAS LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
Modal Saham Capital Stock
Nilai Nominal Rp1.000.000 Par Value Rp1,000,000
Modal Dasar 1.146.000 lembar saham pada Authorized 1,146,000 shares as of
30 Juni 2014 dan 10.000 lembar saham pada June 30, 2014 and 10,000 shares as of
31 Desember 2013, 2012 dan 2011 serta December 31, 2013, 2012 and 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 and January 1, 2011/ December 31, 2010
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Issued and Fully Paid -
286.500 saham pada 30 Juni 2014, 286,500 shares as of June 30, 2014,
2.500 saham 31 Desember 2013, 2012 2,500 shares December 31, 2013, 2012
dan 2011 serta 1 Januari 2011/ and 2011 and January 1, 2011/
31 Desember 2010 286,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 December 31, 2010
Defisit (77,160,000) (22,160,000) (8,580,000) (6,720,000) (360,000) Deficits
Jumlah Ekuitas 286,422,840,000 2,477,840,000 2,491,420,000 2,493,280,000 2,499,640,000 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 286,445,000,000 7,477,840,000 7,491,420,000 7,493,280,000 7,499,640,000 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
(6 bulan/months ) (1 tahun/year )
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Beban Umum dan Administrasi (55,000,000) (8,000,000) (13,250,000) (1,500,000) (6,000,000) General and Administrative Expenses
Biaya Keuangan Neto -- (180,000) (330,000) (360,000) (360,000) Finance Cost - Net
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (55,000,000) (8,180,000) (13,580,000) (1,860,000) (6,360,000) LOSS BEFORE INCOME TAX
Beban Pajak Penghasilan -- -- -- -- -- Income Tax Expenses
RUGI PERIODE/ TAHUN BERJALAN (55,000,000) (8,180,000) (13,580,000) (1,860,000) (6,360,000) LOSS FOR THE PERIOD/ YEAR
SALDO PER 1 JANUARI 2011 2,500,000,000 -- (360,000) 2,499,640,000 BALANCE AS OF JANUARY 1, 2011
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan -- -- (6,360,000) (6,360,000) Total Comprehensive Loss for the Year
SALDO PER 31 DESEMBER 2011 2,500,000,000 -- (6,720,000) 2,493,280,000 BALANCE AS OF SEPTEMBER 30, 2011
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan -- -- (1,860,000) (1,860,000) Total Comprehensive Loss for the Year
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 2,500,000,000 -- (8,580,000) 2,491,420,000 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
Rugi Komprehensif Periode Berjalan -- -- (8,180,000) (8,180,000) Total Comprehensive Loss for the Period
SALDO PER 30 JUNI 2013 2,500,000,000 -- (16,760,000) 2,483,240,000 BALANCE AS OF JUNE 30, 2013
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 2,500,000,000 -- (8,580,000) 2,491,420,000 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
Rugi Komprehensif Tahun Berjalan -- -- (13,580,000) (13,580,000) Total Comprehensive Loss for the Period
SALDO PER 31 DESEMBER 2013 2,500,000,000 -- (22,160,000) 2,477,840,000 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013
Cadangan Setoran Modal yang Timbul dari Reserve Capital Arising from
Obligasi Wajib Konversi -- 284,000,000,000 -- 284,000,000,000 Mandatory Convertible Bonds
Reklasifikasi Sebagai Modal Saham 284,000,000,000 (284,000,000,000) -- -- Reclassification as Capital Stock
Rugi Komprehensif Periode Berjalan -- -- (55,000,000) (55,000,000) Total Comprehensive Loss for the Period
SALDO PER 30 JUNI 2014 286,500,000,000 -- (77,160,000) 286,422,840,000 BALANCE AS OF JUNE 30, 2014
(6 bulan/months ) (1 tahun/year )
June 30, June 30, December 31, December 31, December 31,
2014 2013 2013 2012 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga -- (8,180,000) (13,580,000) (1,860,000) (6,360,000) Payments to Suppliers and Third Parties
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Penerimaan dari Pihak-Pihak Berelasi -- 8,000,000 13,250,000 1,500,000 6,000,000 Cash Received from Related Parties
PENURUNAN BERSIH KAS DAN BANK -- (180,000) (330,000) (360,000) (360,000) NET DECREASE IN CASH ON HAND AND IN BANK
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, Statements of financial position, comprehensive income,
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas Entitas Induk changes in equity and cash flows of the parent is a separate
adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan informasi financial statements which represents additional information to
tambahan atas laporan keuangan konsolidasian interim. the interim consolidated financial statements.
Persentase
Kepemilikan/
Percentage of
Ownership
30 Juni/June 30,
Entitas Anak/ Domisili/ Jenis Usaha/ 2014 Jumlah/ Total
Subsidiary Domicile Activities % Rp
PT Bumiraya Investindo Jakarta Industi Perkebunan Kelapa Sawit/ 64.95 284,000,000,000
Palm Oil Plantations
Investasi pada entitas anak sebagaimana disebutkan dalam Investment in subsidiary mentioned in the financial statements
laporan keuangan entitas induk dicatat menggunakan metode of parent entity is recorded using cost method.
biaya perolehan.
269
Halaman ini sengaja dikosongkan
SUWENDHO RINALDY & REKAN
KANTOR JASA PENILAI PUBLIK Rasuna Office Park WO 01-02
Rasuna Epicentrum
Nomor Izin Usaha KJPP: 2.09.0059 Jl. H.R. Rasuna Said - Kuningan
Penilai Properti dan Bisnis Jakarta Selatan 12960
T (021) 8370-8026 / 3800-834 / 9390-3953
7168-5051 / 7970913 / 799-4521
F (021) 351-9544 / 9390-3952 / 797-3350
E srr@srr.co.id
Kantor Perwakilan: Bandung, Surabaya
Kepada Yth.
PT BUMIRAYA INVESTINDO
Plaza Mutiara Lt. 11 Suite 1101
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.2 No. 1 & 2
Jakarta 12950
U.p. : Direksi
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penugasan yang diberikan kepada kami, Kantor Jasa Penilai Publik
(KJPP) Suwendho Rinaldy & Rekan (“SRR” atau “kami”), oleh manajemen
PT Bumiraya Investindo (“Perseroan”) untuk memberikan pendapat sebagai penilai
independen atas nilai pasar dari aset-aset milik/atas nama Perseroan dan entitas-entitas
anak Perseroan yang berupa perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari tanaman kelapa
sawit, tanah, bangunan, sarana pelengkap lainnya, mesin serta peralatan kantor dan
rumah tangga, alat berat, kendaraan bermotor, pabrik kelapa sawit (PKS), dan aset non
operasional (“Obyek Penilaian”) sesuai dengan surat penawaran kami
No. 140815.005/SRR/SPN-A/BRI/OR tanggal 15 Agustus 2014 yang telah disetujui
oleh manajemen Perseroan, maka dengan ini kami sebagai KJPP resmi dengan Izin
Usaha No. 2.09.0059 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1056/KM.1/2009
tanggal 20 Agustus 2009 yang terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”) dengan Surat
Tanda Terdaftar (STTD) Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam dan LK
No. 02/BL/STTD-P/AB/2006 tanggal 31 Mei 2006 (Penilai Properti dan Penilai Usaha)
menyatakan bahwa kami telah melakukan penilaian atas Obyek Penilaian dengan tujuan
untuk mengungkapkan pendapat mengenai nilai pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal
30 Juni 2014.
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan penilaian Obyek Penilaian
No. 140915.001/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 15 September 2014, namun, sehubungan
dengan adanya perbaikan, penjelasan, dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan
ke dalam laporan penilaian Obyek Penilaian, maka dengan ini kami menerbitkan
perbaikan atas laporan penilaian Obyek Penilaian untuk menambahkan perbaikan,
penjelasan, dan pengungkapan tersebut, dengan ringkasan perubahan utama sebagai
berikut:
- Penambahan luas tanah non Hak Guna Usaha (HGU) seluas 1.791,00 ha
berdasarkan dokumen terkini yang kami terima berupa izin lokasi No.
188.45/393/KUM/2014 tanggal 9 Juni 2014.
- Koreksi penilaian tanah non HGU yang merupakan aset non operasional seluas
5.157,91 ha, berdasarkan data legal terkini tidak masuk dalam penilaian.
- Koreksi penilaian tanah non HGU yang merupakan aset non operasional seluas
1.241,69 ha, berdasarkan data legal terkini tidak masuk kedalam penilaian.
- Koreksi penilaian tanah izin lokasi seluas 7.850,00 ha menjadi tanah kadastral
seluas 4.183,00 ha sesuai dengan peta kadastral No. 08-04.09-2012 tanggal 18
Januari 2012.
5. Laporan Penilaian Perkebunan Kelapa Sawit PT Mitra Jaya Agro Palm (“MJAP”)
- Koreksi luas tanah seluas 6.873,15 ha menjadi seluas 4.822,00 ha sesuai dengan
Keputusan Bupati Barito Timur No. 43 Tahun 2014 Tentang Perpanjangan Izin
Lokasi Untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit MJAP, dalam penilaian ini sesuai
dengan informasi dari manajemen luas tanah yang dinilai adalah seluas 4.556,40
ha.
- Koreksi luas tanah yang dinilai menjadi seluas 79,49 ha yang merupakan bagian
dari tanah yang dikuasai oleh TPSUM seluas 2.086,00 ha.
- Koreksi luas tanah dari semula seluas 14.000,00 ha menjadi seluas 13.700,00 ha
sesuai dengan data legal terkini, namun dalam penilaian ini luas tanah TAM
yang dinilai adalah seluas 681,94 ha.
OBYEK PENILAIAN
Obyek yang dinilai dalam penilaian ini adalah Obyek Penilaian, yaitu perkebunan kelapa
sawit milik/atas nama Perseroan dan entitas-entitas anak Perseroan dengan perincian
sebagai berikut:
2. Perkebunan kelapa sawit (TM seluas 931,89 ha, TBM seluas 1.113,97 ha, tanah
HGU seluas 2.045,86 ha, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat,
dan kendaraan bermotor) dan aset non operasional yang berupa tanah HGU seluas
1.575,23 ha milik/atas nama CPO yang berlokasi di Desa Semuntik, Desa Sepangah,
Desa Sekendal, Desa Temoyok, Desa Nyanyum, dan Desa Semedang, Kecamatan
Air Besar dan Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan
Barat,
3. Perkebunan kelapa sawit (TM seluas 309,01 ha, TBM seluas 739,84 ha, tanah HGU
seluas 1.048,85 ha, bangunan, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat
berat, dan kendaraan bermotor) dan aset non operasional yang berupa tanah HGU
seluas 2.988,46 ha milik/atas nama ASJ yang berlokasi di Desa Jambu Tembawang,
Desa Engkadik Pade, Desa Dange Aji, Desa Temoyok, dan Desa Serimbu,
Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat,
4. Perkebunan kelapa sawit (TBM seluas 1.216,17 ha, bibit kelapa sawit, tanah
kadastral seluas 4.183,00 ha, bangunan, mesin serta peralatan kantor dan rumah
tangga, alat berat, dan kendaraan bermotor) milik/atas nama MBP yang berlokasi di
Desa Kelurahan Balai Agung, Desa Kayuara, Desa Lumpatan I, Desa Lumpatan II,
Desa Rantau Sialan, Desa Sindang Marga, Desa Gajah Mati, dan Desa Tebing
Bulan, Kecamatan Sekayu dan Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi
Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan,
5. Perkebunan kelapa sawit (TM seluas 2.213,76 ha, TBM seluas 2.342,64 ha, tanah
seluas 4.556,40 ha, bangunan, sarana pelengkap lainnya, mesin serta peralatan
kantor dan rumah tangga, alat berat, dan kendaraan bermotor) milik/atas nama
6. Perkebunan kelapa sawit (TBM seluas 79,46 ha, tanah seluas 79,49 ha, mesin serta
peralatan kantor dan rumah tangga, dan aset dalam penyelesaian [aset under
construction]) milik/atas nama TPSUM yang berlokasi di Desa Paya Rumbai,
Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, dan
7. Perkebunan kelapa sawit (TM seluas 613,20, TBM seluas 68,74 ha, dan tanah seluas
681,94 ha, bangunan, mesin serta peralatan kantor dan rumah tanggal, dan alat berat)
milik/atas nama TAM yang berlokasi di Desa Batu Penyabung, Desa Pulau Buayo,
Desa Rantau Gedang, Desa Muara Latih, dan Desa Tanjung Gagak, Kecamatan
Sarolangun, Kecamatan Pelawan, Kecamatan Bathin VIII, dan Kecamatan Cermin
Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi.
Obyek Penilaian merupakan aset operasional (perkebunan kelapa sawit) dari Perseroan
dan entitas-entitas anak Perseroan. Berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK
No. VIII.C.4 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti di
Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-
478/BL/2009 tanggal 31 Desember 2009 (“Peraturan VIII.C.4”), aset operasional
didefinisikan sebagai “aset yang digunakan dalam operasional perusahaan yang
digunakan secara berkelanjutan” (Peraturan VIII.C.4–1.a.9), sedangkan aset non
operasional didefinisikan sebagai “aset yang terpisahkan dari operasional perusahaan
dan terdiri atas aset yang akan dipakai pada masa yang akan datang (reserve asset), Aset
Surplus, atau Aset Investasi” (Peraturan VIII.C.4–1.a.10).
Tujuan penilaian Obyek Penilaian adalah untuk memberikan pendapat tentang nilai
pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014 yang dinyatakan dalam mata uang
Rupiah. Sebagai informasi tambahan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) untuk mata uang
Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada tanggal penilaian adalah
US$ 1 = Rp 11.969,00.
Kami tegaskan bahwa dalam penilaian ini kami tidak memperhitungkan biaya dan pajak
yang terjadi karena adanya jual beli, sesuai dengan yang diatur di dalam Standar
Penilaian Indonesia 2013 (SPI 2013).
1. Nilai yang tercantum dalam laporan ini serta setiap nilai lain dalam laporan ini yang
merupakan bagian dari Obyek Penilaian hanya berlaku sesuai dengan tujuan dan
maksud penilaian. Nilai yang dinyatakan dalam laporan penilaian ini tidak dapat
digunakan untuk tujuan penilaian lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
kesalahan.
3. Obyek Penilaian merupakan satu kesatuan usaha yang dikelola oleh manajemen
yang kompeten.
4. Batasan lainnya, kondisi, komentar, dan detail telah tercantum di dalam laporan ini.
DEFINISI NILAI
Untuk keperluan penilaian atas Obyek Penilaian, standar nilai yang kami pergunakan
dalam laporan penilaian ini adalah nilai pasar (market value), yang berdasarkan
Peraturan VIII.C.4 didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian
(cut off date), yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu
obyek penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berniat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak,
dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya,
kehati-hatian dan tanpa paksaan”.
Tanggal penilaian ditetapkan pada tanggal 30 Juni 2014. Tanggal ini dipilih atas dasar
pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Peninjauan fisik atas Obyek Penilaian
dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 3 September 2014.
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan VIII.C.4, laporan penilaian ini berlaku selama
6 (enam) bulan sejak tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, kecuali terdapat hal-
hal yang dapat mempengaruhi kesimpulan nilai lebih dari 5% (lima persen).
Pemberi tugas adalah Perseroan atau PT Bumiraya Investindo. Perseroan adalah sebuah
perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (closely-held company) yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Perseroan berkantor pusat di Plaza Mutiara
Lt. 11 Suite 1101, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.2 No. 1 & 2, Jakarta
12950, dengan nomor telepon (021) 57852290 dan alamat email
sugandi.s@tigapilar.com.
PENDEKATAN PENILAIAN
Untuk obyek penilaian yang pendapatannya tidak pernah tetap/konstan setiap tahun,
maka metode yang digunakan dalam penilaian ini adalah metode diskonto arus kas
(discounted cash flow [DCF] method).
Indikasi nilai pasar tanaman kelapa sawit dihitung menggunakan teknik ekstraksi,
yaitu dengan cara mengurangkan indikasi nilai pasar perkebunan kelapa sawit di
areal tanaman kelapa sawit yang dihasilkan dari pendekatan pendapatan dengan
jumlah indikasi nilai pasar komponen non tanaman yang berupa bangunan, sarana
pelengkap lainnya, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat, dan
kendaraan bermotor secara proporsional sesuai dengan luas areal tertanam dan areal
panen.
Pendekatan pasar digunakan dalam penilaian tanah dan kendaraan bermotor dengan
mempertimbangkan bahwa pada saat penilaian dilakukan diperoleh data pembanding
transaksi/penawaran penjualan tanah dan kendaraan bermotor yang sebanding dan
sejenis yang dapat digunakan dalam proses penilaian.
- Penilaian atas TBM, bibit kelapa sawit, bangunan, sarana pelengkap lainnya, mesin
serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat, dan aset dalam penyelesaian
dilakukan dengan menggunakan pendekatan biaya.
Kami telah memeriksa sendiri Obyek Penilaian, menyelidiki kondisi pasar setempat, dan
memberi perhatian atas:
Biaya pengganti baru dari TBM, bibit kelapa sawit, bangunan, sarana pelengkap
lainnya, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat, dan aset dalam
penyelesaian, berdasarkan harga pasaran properti yang sebanding dan sejenis pada
tanggal penilaian.
- Penyusutan Fisik
Berdasarkan hal-hal di atas dan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan penilaian,
kami berkesimpulan bahwa:
Rp 1.396.799.800.000,00
merupakan nilai pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014.
Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami
kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan,
kewajiban utang dan/atau sengketa atas Obyek Penilaian.
Kami tegaskan pula bahwa kami tidak memperoleh manfaat atau keuntungan apapun
dari Obyek Penilaian yang kami nilai serta nilai yang kami laporkan, baik pada saat ini
maupun di masa yang akan datang.
Hormat kami,
A. Tanaman
- TM 383.549.000
- TBM 72.820.000
- Bibit Kelapa Sawit 6.150.000
──────────
Total A 462.519.000
B. Tanah
C. Non Tanaman
- Bangunan 2.659.000
- Sarana Pelengkap Lainnya 5.793.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 10.813.000
- Alat Berat 13.053.000
- Kendaraan Bermotor 2.459.000
──────────
Total C 34.777.000
D. PKS
- Bangunan 12.256.000
- Sarana Pelengkap Lainnya 5.815.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 93.573.000
──────────
Total D 111.644.000
──────────
Total I (A–D) 661.330.000
══════════
A. Tanaman
- TM 144.125.100
- TBM 35.750.000
- Bibit Kelapa Sawit 1.890.000
──────────
Total A 181.765.100
B. Tanah
C. Non Tanaman
- Bangunan 3.178.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 816.900
- Alat Berat 8.058.000
- Kendaraan Bermotor 750.000
──────────
Total C 219.118.000
A. Tanaman
- TM 27.683.000
- TBM 23.760.000
- Bibit Kelapa Sawit 4.550.000
─────────
Total A 55.993.000
B. Tanah
C. Non Tanaman
- Bangunan 2.924.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 602.000
- Alat Berat 6.973.000
- Kendaraan Bermotor 937.000
──────────
Total C 11.436.000
A. Tanah
B. Tanaman
- TBM 30.110.000
- Bibit Kelapa Sawit 7.010.000
──────────
Total B 37.120.000
C. Non Tanaman
- Bangunan 2.826.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 212.300
- Alat Berat 377.600
- Kendaraan Bermotor 732.000
──────────
Total C 4.147.900
──────────
Total IV (A–C) 62.182.900
══════════
A. Tanaman
- TM 182.592.800
- TBM 70.410.000
─────────
Total A 253.002.800
B. Tanah
- Kadastral 12.530.000
──────────
Total B 12.530.000
C. Non Tanaman
- Bangunan 3.711.000
- Sarana Pelengkap Lainnya 1.939.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 327.200
- Alat Berat 1.555.400
- Kendaraan Bermotor 1.219.600
──────────
Total C 8.752.200
──────────
Total V (A–C) 274.285.000
══════════
A. Tanah
B. Tanaman
- TBM 2.017.900
──────────
Total B 2.017.900
C. Non Tanaman
A. Tanaman
- TM 38.704.100
- TBM 820.000
──────────
Total A 39.524.100
B. Tanah
C. Non Tanaman
- Bangunan 296.000
- Mesin serta Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 59.500
- Alat Berat 943.400
──────────
Total C 1.298.900
──────────
Total VII (A–C) 42.703.000
══════════
──────────
Total (I–VII) 1.396.799.800
══════════
********************
Kepada Yth.
PT BUMIRAYA INVESTINDO
Plaza Mutiara Lt. 11 Suite 1101
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.2 No. 1 & 2
Jakarta 12950
U.p. : Direksi
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penugasan yang diberikan kepada kami, Kantor Jasa Penilai Publik
(KJPP) Suwendho Rinaldy & Rekan (“SRR” atau “kami”), oleh manajemen
PT Bumiraya Investindo (“Perseroan”) untuk memberikan pendapat sebagai penilai
independen atas nilai pasar dari properti milik/atas nama PT Bailangu Capital
Investment (“BCI”) berupa perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari bibit kelapa sawit,
tanah Panitia B seluas 9.100,86 ha, bangunan, mesin serta peralatan kantor dan rumah
tangga, dan kendaraan bermotor yang terletak di Desa Sungai Jeruju, Desa Sungai
Lumpur, Desa Sungai Ketupak, Desa Kuala Sungai Jeruju, Desa Ulak Kedondong, Desa
Rantau Lurus, Desa Simpang Tiga Abadi, Desa Simpang Tiga Makmur, dan Desa Kuala
Dua Belas, Kecamatan Cengal dan Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan
Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan (“Obyek Penilaian”) sesuai dengan surat
penawaran kami No. 140721.001/SRR/SPN-A/BRI/OR tanggal 21 Juli 2014 yang telah
disetujui oleh manajemen Perseroan, maka dengan ini kami, sebagai KJPP resmi dengan
Izin Usaha No. 2.09.0059 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
No. 1056/KM.1/2009 tanggal 20 Agustus 2009 yang terdaftar sebagai profesi penunjang
pasar modal di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan
LK”) dengan Surat Tanda Terdaftar (STTD) Profesi Penunjang Pasar Modal dari
Bapepam dan LK No. 02/BL/STTD-P/AB/2006 tanggal 31 Mei 2006 (Penilai Properti
dan Penilai Usaha) menyatakan bahwa kami telah melakukan penilaian atas Obyek
Penilaian dengan tujuan untuk mengungkapkan pendapat mengenai nilai pasar dari
Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan penilaian Obyek Penilaian
No. 140915.002/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 15 September 2014, namun, sehubungan
dengan adanya perbaikan, penjelasan, dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan
ke dalam laporan penilaian Obyek Penilaian, maka dengan ini kami menerbitkan
perbaikan atas laporan penilaian Obyek Penilaian untuk menambahkan perbaikan,
penjelasan, dan pengungkapan tersebut, dengan ringkasan perubahan utama sebagai
berikut:
4. Penambahan pengungkapan terkait daerah/lokasi dan luas areal tanah untuk masing-
masing dokumen kepemilikan tanah.
5. Koreksi luas tanah non HGU dari semula seluas 20.000,00 ha menjadi tanah Panitia
B seluas 9.100,86 ha sesuai dengan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B
No. 66/R/P”B”Prov.SS/26/2012, dengan luas 9.100,86 ha yang terletak di Desa
Sungai Jeruju, Desa Sungai Lumpur, Desa Sungai Ketupak, Desa Kuala Sungai
Jeruju, Desa Ulak Kedondong, Desa Rantau Lurus, Desa Simpang Tiga Abadi, Desa
Simpang Tiga Makmur, dan Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Cengal dan
Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Propinsi Jambi.
OBYEK PENILAIAN
Obyek yang dinilai dalam penilaian ini adalah Obyek Penilaian, yaitu perkebunan kelapa
sawit yang terdiri dari bibit kelapa sawit, tanah Panitia B seluas 9.100,86 ha, bangunan,
dan mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, dan kendaraan bermotor yang
terletak di Desa Sungai Jeruju, Desa Sungai Lumpur, Desa Sungai Ketupak, Desa Kuala
Sungai Jeruju, Desa Ulak Kedondong, Desa Rantau Lurus, Desa Simpang Tiga Abadi,
Desa Simpang Tiga Makmur, dan Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Cengal dan
Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Propinsi Sumatera Selatan
milik/atas nama BCI.
Tujuan penilaian Obyek Penilaian adalah untuk memberikan pendapat tentang nilai
pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014 yang dinyatakan dalam mata uang
Rupiah. Sebagai informasi tambahan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) untuk mata uang
Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada tanggal penilaian adalah
US$ 1 = Rp 11.969,00.
Kami tegaskan bahwa dalam penilaian ini kami tidak memperhitungkan biaya dan pajak
yang terjadi karena adanya jual beli, sesuai dengan yang diatur di dalam Standar
Penilaian Indonesia 2013 (SPI 2013).
1. Nilai yang tercantum dalam laporan ini serta setiap nilai lain dalam laporan ini yang
merupakan bagian dari Obyek Penilaian hanya berlaku sesuai dengan tujuan dan
maksud penilaian. Nilai yang dinyatakan dalam laporan penilaian ini tidak dapat
digunakan untuk tujuan penilaian lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
kesalahan.
3. Batasan lainnya, kondisi, komentar, dan detail telah tercantum di dalam laporan ini.
Untuk keperluan penilaian atas Obyek Penilaian, standar nilai yang kami pergunakan
dalam laporan penilaian ini adalah nilai pasar (market value), yang berdasarkan
Peraturan VIII.C.4 didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian
(cut off date), yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu
obyek penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berniat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak,
dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya,
kehati-hatian dan tanpa paksaan”.
Tanggal penilaian ditetapkan pada tanggal 30 Juni 2014. Tanggal ini dipilih atas dasar
pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Peninjauan fisik atas Obyek Penilaian
dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2014 sampai dengan 27 Agustus 2014.
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan VIII.C.4, laporan penilaian ini berlaku selama
6 (enam) bulan sejak tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, kecuali terdapat hal-
hal yang dapat mempengaruhi kesimpulan nilai lebih dari 5% (lima persen).
Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, sampai dengan tanggal
diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi
hasil penilaian secara signifikan.
Pemberi tugas adalah Perseroan atau PT Bumiraya Investindo. Perseroan adalah sebuah
perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (closely-held company) yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Perseroan berkantor pusat di Plaza Mutiara
Lt. 11 Suite 1101, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.2 No. 1 & 2, Jakarta
12950, dengan nomor telepon (021) 57852290, nomor faksimili (021) 57852290, dan
alamat email sugandi.s@tigapilar.com.
PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan pasar digunakan dalam penilaian tanah dan kendaraan bermotor dengan
mempertimbangkan bahwa pada saat penilaian dilakukan diperoleh data pembanding
- Penilaian atas bibit kelapa sawit, bangunan, dan mesin serta peralatan kantor dan
rumah tangga dilakukan dengan menggunakan pendekatan biaya.
Kami telah memeriksa sendiri Obyek Penilaian, menyelidiki kondisi pasar setempat, dan
memberi perhatian atas:
Biaya pengganti baru dari bibit kelapa sawit, bangunan, dan mesin serta peralatan
kantor dan rumah tangga berdasarkan harga pasaran properti yang sebanding dan
sejenis pada tanggal penilaian.
- Penyusutan Fisik
Dalam penilaian ini kami membuat beberapa asumsi yang sangat penting sehubungan
dengan metode yang kami gunakan dalam penentuan nilai, yaitu:
1. Kami tidak melakukan pengukuran terhadap luas areal tanah, hanya mengikuti bukti
kepemilikan yang ada dan/atau informasi yang kami peroleh.
Berdasarkan hal-hal di atas dan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan penilaian,
kami berkesimpulan bahwa:
Rp 70.335.000.000,00
( TUJUH PULUH MILIAR TIGA RATUS TIGA PULUH LIMA JUTA RUPIAH )
merupakan nilai pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014.
Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami
kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan,
kewajiban utang dan/atau sengketa atas Obyek Penilaian.
Kami tegaskan pula bahwa kami tidak memperoleh manfaat atau keuntungan apapun
dari Obyek Penilaian yang kami nilai serta nilai yang kami laporkan, baik pada saat ini
maupun di masa yang akan datang.
Hormat kami,
B. Tanah
- Panitia B 55.970.000
─────────
Total B 55.970.000
C. Bangunan 947.000
********************
Kepada Yth.
PT BUMIRAYA INVESTINDO
Plaza Mutiara Lt. 11 Suite 1101
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.2 No. 1 & 2
Jakarta 12950
U.p. : Direksi
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penugasan yang diberikan kepada kami, Kantor Jasa Penilai Publik
(KJPP) Suwendho Rinaldy & Rekan (“SRR” atau “kami”), oleh manajemen
PT Bumiraya Investindo (“Perseroan”) untuk memberikan pendapat sebagai penilai
independen atas nilai pasar dari properti milik/atas nama PT Persada Alam Hjau
(“PAH”) berupa perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari tanaman menghasilkan
kelapa sawit (TM) seluas 1.127,13 ha, bibit kelapa sawit, tanah Hak Guna Usaha (HGU)
seluas 942,29 ha, tanah izin lokasi yang telah dibebaskan seluas 184,84 ha, bangunan,
sarana pelengkap lainnya, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat, dan
kendaraan bermotor yang terletak di Kelurahan Sungai Bengkal dan Desa Kunangan,
Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi (“Obyek Penilaian”), sesuai
dengan surat penawaran kami No. 140805.001/SRR/SPN-A/BRI/OR tanggal 5 Agustus
2014 yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan, maka dengan ini kami sebagai
KJPP resmi dengan Izin Usaha No. 2.09.0059 berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1056/KM.1/2009 tanggal 20 Agustus 2009 yang terdaftar sebagai profesi
penunjang pasar modal di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(“Bapepam dan LK”) dengan Surat Tanda Terdaftar (STTD) Profesi Penunjang Pasar
Modal dari Bapepam dan LK No. 02/BL/STTD-P/AB/2006 tanggal 31 Mei 2006
(Penilai Properti dan Penilai Usaha) menyatakan bahwa kami telah melakukan penilaian
atas Obyek Penilaian dengan tujuan untuk mengungkapkan pendapat mengenai nilai
pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014.
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan penilaian Obyek Penilaian
No. 140912.003/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 12 September 2014, namun, sehubungan
dengan adanya perbaikan, penjelasan, dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan
ke dalam laporan penilaian Obyek Penilaian, maka dengan ini kami menerbitkan
perbaikan atas laporan penilaian Obyek Penilaian untuk menambahkan perbaikan,
penjelasan, dan pengungkapan tersebut, dengan ringkasan perubahan utama sebagai
berikut:
4. Penambahan pengungkapan terkait daerah/lokasi dan luas areal tanah untuk masing-
masing dokumen kepemilikan tanah.
5. Koreksi (eliminasi) luas tanah non HGU yang merupakan aset non operasional
seluas 2.362,87 ha, mengingat bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tebo No.
475 tahun 2013 tentang Perpanjangan Izin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Atas
Nama PT Persada Alam Hijau di Kecamatan Tebo Ilir, tanggal 4 Oktober 2013, yang
terletak di Kelurahan Sungai Bengkal dan Desa Kunangan, Kecamatan Tebo Ilir,
Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi, luas izin lokasi PAH berubah menjadi 1.462 ha.
Dari izin lokasi seluas 1.462 ha tersebut, seluas 1.127,13 ha merupakan tanah yang
menjadi bagian dari Obyek Penilaian, yang terdiri dari tanah HGU seluas 942,29 ha
dan tanah izin lokasi yang telah dibebaskan seluas 184,84 ha.
OBYEK PENILAIAN
Obyek yang dinilai dalam penilaian ini adalah Obyek Penilaian, yaitu perkebunan kelapa
sawit yang terdiri dari TM seluas 1.127,13 ha, bibit kelapa sawit, tanah HGU seluas
942,29 ha, tanah izin lokasi yang telah dibebaskan seluas 184,84 ha, bangunan, sarana
pelengkap lainnya, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat, dan
kendaraan bermotor yang terletak di Kelurahan Sungai Bengkal dan Desa Kunangan,
Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi.
Tujuan penilaian Obyek Penilaian adalah untuk memberikan pendapat tentang nilai
pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014 yang dinyatakan dalam mata uang
Rupiah. Sebagai informasi tambahan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) untuk mata uang
Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada tanggal penilaian adalah
US$ 1 = Rp 11.969,00.
Kami tegaskan bahwa dalam penilaian ini kami tidak memperhitungkan biaya dan pajak
yang terjadi karena adanya jual beli, sesuai dengan yang diatur di dalam Standar
Penilaian Indonesia 2013 (SPI 2013).
1. Nilai yang tercantum dalam laporan ini serta setiap nilai lain dalam laporan ini yang
merupakan bagian dari Obyek Penilaian hanya berlaku sesuai dengan tujuan dan
maksud penilaian. Nilai yang dinyatakan dalam laporan penilaian ini tidak dapat
digunakan untuk tujuan penilaian lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
kesalahan.
3. Obyek Penilaian merupakan satu kesatuan usaha yang dikelola oleh manajemen
yang kompeten.
4. Batasan lainnya, kondisi, komentar, dan detail telah tercantum di dalam laporan ini.
DEFINISI NILAI
Untuk keperluan penilaian atas Obyek Penilaian, standar nilai yang kami pergunakan
dalam laporan penilaian ini adalah nilai pasar (market value), yang berdasarkan
Peraturan VIII.C.4 didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian
(cut off date), yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu
obyek penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berniat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak,
dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya,
kehati-hatian dan tanpa paksaan”.
Tanggal penilaian ditetapkan pada tanggal 30 Juni 2014. Tanggal ini dipilih atas dasar
pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian. Peninjauan fisik atas Obyek Penilaian
dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2014 sampai dengan 21 Agustus 2014.
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan VIII.C.4, laporan penilaian ini berlaku selama
6 (enam) bulan sejak tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, kecuali terdapat hal-
hal yang dapat mempengaruhi kesimpulan nilai lebih dari 5% (lima persen).
Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, sampai dengan tanggal
diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi
hasil penilaian secara signifikan.
Pemberi tugas adalah Perseroan atau PT Bumiraya Investindo. Perseroan adalah sebuah
perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (closely-held company) yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Perseroan berkantor pusat di Plaza Mutiara
Lt. 11 Suite 1101, Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.2 No. 1 & 2, Jakarta
12950, dengan nomor telepon (021) 57852290, nomor faksimili (021) 57852290, dan
alamat email sugandi.s@tigapilar.com.
PENDEKATAN PENILAIAN
Untuk obyek penilaian yang pendapatannya tidak pernah tetap/konstan setiap tahun,
maka metode yang digunakan dalam penilaian ini adalah metode diskonto arus kas
(discounted cash flow [DCF] method).
Indikasi nilai pasar TM dihitung menggunakan teknik ekstraksi, yaitu dengan cara
mengurangkan indikasi nilai pasar perkebunan kelapa sawit di areal tanaman kelapa
sawit yang dihasilkan dari pendekatan pendapatan dengan jumlah indikasi nilai pasar
komponen aset non tanaman yang berupa tanah, bangunan, sarana pelengkap
lainnya, mesin serta peralatan kantor dan rumah tangga, alat berat, dan kendaraan
bermotor secara proporsional sesuai dengan luas areal tertanam dan areal panen.
- Penilaian atas tanah, alat berat, dan kendaraan bermotor dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pasar.
Pendekatan pasar digunakan dalam penilaian tanah, alat berat, dan kendaraan
bermotor dengan mempertimbangkan bahwa pada saat penilaian dilakukan diperoleh
data pembanding transaksi/penawaran penjualan tanah, alat berat, dan kendaraan
bermotor yang sebanding dan sejenis yang dapat digunakan dalam proses penilaian.
Kami telah memeriksa sendiri Obyek Penilaian, menyelidiki kondisi pasar setempat, dan
memberi perhatian atas:
Biaya pengganti baru dari bangunan, sarana pelengkap lainnya, dan mesin serta
peralatan kantor dan rumah tangga, berdasarkan harga pasaran properti yang
sebanding dan sejenis pada tanggal penilaian.
- Penyusutan Fisik
Dalam penilaian ini kami membuat beberapa asumsi yang sangat penting sehubungan
dengan metode yang kami gunakan dalam penentuan nilai, yaitu:
1. Kami tidak melakukan pengukuran terhadap luas areal tanah, hanya mengikuti bukti
kepemilikan yang ada dan/atau informasi yang kami peroleh.
Berdasarkan hal-hal di atas dan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan penilaian,
kami berkesimpulan bahwa:
Rp 84.491.000.000,00
merupakan nilai pasar dari Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014.
Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami
kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan,
kewajiban utang dan/atau sengketa atas Obyek Penilaian.
Kami tegaskan pula bahwa kami tidak memperoleh manfaat atau keuntungan apapun
dari Obyek Penilaian yang kami nilai serta nilai yang kami laporkan, baik pada saat ini
maupun di masa yang akan datang.
Hormat kami,
A. TM 61.607.000
C. Tanah 12.790.000
D. Bangunan 2.274.000
********************
Kepada Yth.
U.p. : Direksi
Dengan hormat,
Akuisisi atas 77,50% saham PT Bailangu Capital Investment (selanjutnya disebut “BCI”)
dari PT Pangeran Duayu dan Tuan Mohammad Reza Zulkarnaen (selanjutnya disebut
“PD & MRZ”); dan
Akuisisi atas 99,995% saham PT Persada Alam Hijau (selanjutnya disebut “PAH”) dari
PT Profindo Putra Utama (selanjutnya disebut “PPU”).
Rencana Perseroan untuk melakukan akuisisi atas 77,50% saham BCI dan 99,995% saham
PAH beserta utang pihak berelasi yang dimiliki PAH selanjutnya disebut “Rencana
Akuisisi”.
309
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan pendapat kewajaran atas
Rencana Akuisisi dengan No. JK/FO/141003-001 tanggal 3 Oktober 2014. Namun,
sehubungan dengan adanya penjelasan dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan
ke dalam laporan pendapat kewajaran, maka dengan ini, kami menerbitkan kembali laporan
pendapat kewajaran atas Rencana Akuisisi dengan No. JK/FO/141103-003 tanggal
3 November 2014. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Perubahan pada laporan penilaian 77,50% saham BCI yang disusun oleh JKR dari
sebelumnya No. JK/SV/141001-001 tanggal 1 Oktober 2014 menjadi No. JK/SV/141103-
001 tanggal 3 November 2014;
- Perubahan pada laporan penilaian 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi
yang disusun oleh JKR dari sebelumnya No. JK/SV/140915-001 tanggal
15 September 2014 menjadi No. JK/SV/141103-002 tanggal 3 November 2014; dan
- Perubahan pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik
(selanjutnya disebut “KAP”) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (selanjutnya disebut
“AAJMS”) dari sebelumnya No. R/604.AGA/dwd.1/2014 tanggal 8 September 2014
menjadi No R-1/604.AGA/dwd.1/2014 tanggal 3 November 2014;
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan pendapat kewajaran atas
Rencana Akuisisi dengan No. JK/FO/141103-003 tanggal 3 November 2014. Namun,
sehubungan dengan adanya penjelasan dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan
ke dalam laporan pendapat kewajaran, maka dengan ini, kami menerbitkan kembali laporan
pendapat kewajaran atas Rencana Akuisisi dengan No. JK/FO/141117-001 tanggal
17 November 2014. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Perubahan pada perjanjian yang digunakan dalam Rencana Akuisisi dari sebelumnya
Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (selanjutnya disebut “MOU”)
tanggal 12 September 2014 menjadi Perjanjian Pengalihan PAH (selanjutnya disebut
“PP-PAH”) tanggal 11 November 2014; dan
310
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan pendapat kewajaran atas
Rencana Akuisisi dengan No. JK/FO/141117-001 tanggal 17 November 2014. Namun,
sehubungan dengan adanya penjelasan dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan
ke dalam laporan pendapat kewajaran, maka dengan ini, kami menerbitkan kembali laporan
pendapat kewajaran atas Rencana Akuisisi dengan No. JK/FO/141203-001 tanggal
3 Desember 2014. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Penambahan pada perjanjian yang digunakan dalam Rencana Akuisisi, yaitu Addendum
2 Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham BCI (selanjutnya disebut “A2PPJBS-BCI”)
tanggal 28 November 2014.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan merupakan entitas induk dari PT Bumiraya
Investindo (selanjutnya disebut “BRI”) dengan kepemilikan sebesar 64,95%. BRI merupakan
perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (privately-held company), didirikan dan
menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan BRI adalah bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. BRI memiliki beberapa entitas anak yang juga
bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dengan perincian sebagai berikut:
PT Mitra Jaya Agro Palm (selanjutnya disebut “MJAP”) dengan kepemilikan sebesar
99,99%; dan
311
Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja industri perkebunan kelapa sawit terus menunjukkan
perkembangan yang signifikan yang tercermin dari kenaikan jumlah produksi kelapa sawit
seiring dengan kenaikan atas permintaan produk kelapa sawit. Pertumbuhan industri
perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan masih akan berlanjut hingga beberapa tahun
mendatang yang didukung oleh tingginya kebutuhan akan produk kelapa sawit tersebut.
Selain itu, Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan,
khususnya investasi di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya, yang
didukung oleh persediaan lahan yang luas yang memungkinkan perluasan perkebunan
kelapa sawit dan tersedianya pasar ekspor yang luas.
Sebagai sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada bidang perkebunan kelapa sawit,
Perseroan memandang prospek pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit tersebut
sebagai salah satu peluang untuk terus mengembangkan kegiatan usaha Perseroan. Oleh
karena itu, Perseroan senantiasa mengeksplorasi dan mengevaluasi kesempatan bisnis
baru untuk meningkatkan kinerja operasional dan peluang investasi pada perusahaan
perkebunan kelapa sawit lainnya. Untuk menangkap peluang atas prospek pertumbuhan
industri perkebunan kelapa sawit tersebut, Perseroan merencanakan untuk melakukan
akuisisi atas 77,50% saham BCI dan 99,995% saham PAH beserta utang pihak berelasi
yang dimiliki PAH.
312
Berdasarkan Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham BCI (selanjutnya disebut “PPJBS-
BCI”) tanggal 30 April 2014, Perseroan dan PD & MRZ telah sepakat untuk melakukan
pengalihan atas 70,00% saham yang dimiliki PD & MRZ kepada Perseroan, dimana
Perseroan wajib melakukan pembayaran pertama sebesar Rp 2,00 miliar dan terdapat
beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh Perseroan dan PD & MRZ. Selanjutnya,
berdasarkan Addendum 1 Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Saham BCI (selanjutnya disebut
“APPJBS-BCI”) tanggal 3 Oktober 2014, Perseroan dan PD & MRZ bermaksud untuk
mengubah beberapa ketentuan dalam PPJBS-BCI, antara lain PD & MRZ merencanakan
untuk mengalihkan 77,50% saham BCI kepada Perseroan. Selanjutnya, berdasarkan MOU
tanggal 12 September 2014, Perseroan dan PPU telah sepakat untuk melakukan
pengalihan 99,995% saham PAH yang dimiliki PPU beserta utang pihak berelasi yang
dimiliki PAH kepada Perseroan dengan kondisi prasyarat yang harus dipenuhi. Selanjutnya,
berdasarkan A2PPJBS-BCI tanggal 28 November 2014, Perseroan dan PD & MRZ telah
sepakat untuk menyesuaikan beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh Perseroan dan PD
& MRZ.
Pada tanggal 11 November 2014, Perseroan, PPU dan Fransiscus Suciyanto (selanjutnya
disebut “FS”) telah menandatangani PP-PAH, dimana Perseroan dan PPU telah sepakat
untuk melakukan pengalihan 99,995% saham PAH yang dimiliki PPU beserta utang pihak
berelasi yang dimiliki PAH kepada Perseroan dengan nilai transaksi sebesar Rp 84,02 miliar
serta dengan kondisi prasyarat yang harus dipenuhi.
Rencana Akuisisi tersebut akan dilakukan dengan menggunakan sebagian dana hasil
Rencana Penawaran Umum Perdana Saham (selanjutnya disebut “Rencana PUPS”) yang
pada saat ini sedang dilakukan oleh Perseroan. Rencana Akuisisi tersebut diharapkan dapat
mendukung tercapainya visi Perseroan dengan menerapkan strategi pertumbuhan dan
pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, Rencana Akuisisi juga diharapkan dapat
memperbesar pangsa pasar Perseroan dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan kapitalisasi pasar Perseroan, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham Perseroan.
Mengingat dalam beberapa tahun terakhir, kinerja industri perkebunan kelapa sawit
terus menunjukkan perkembangan yang signifikan yang tercermin dari kenaikan jumlah
produksi kelapa sawit seiring dengan kenaikan atas permintaan produk kelapa sawit,
yang mana pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan masih
akan berlanjut hingga beberapa tahun mendatang yang didukung oleh tingginya
kebutuhan akan produk kelapa sawit, maka Rencana Akuisisi diharapkan dapat
meningkatkan pangsa pasar Perseroan dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan kapitalisasi pasar Perseroan, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham Perseroan.
313
BCI dan PAH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa
sawit yang masih berada dalam tahap pengembangan, dimana umur tanaman kelapa
sawit yang dimiliki oleh BCI dan PAH masih tergolong muda. Dengan dilakukannya
Rencana Akuisisi, maka Perseroan berpotensi membukukan pendapatan atas penjualan
produk kelapa sawit BCI dan PAH di masa mendatang yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap laporan keuangan Perseroan, dimana setelah
Rencana Akuisisi menjadi efektif, Perseroan akan memiliki penyertaan saham pada BCI
dan PAH masing-masing dengan kepemilikan sebesar 77,50% dan 99,995%.
Dengan demikian, dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance), maka Perseroan menunjuk penilai
independen, JKR untuk memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi.
Selanjutnya, Pendapat Kewajaran ini hanya dapat digunakan sehubungan dengan Rencana
Akuisisi dan tidak dapat digunakan untuk kepentingan lainnya. Pendapat Kewajaran ini juga
tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui
Rencana Akuisisi atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Akuisisi.
Obyek transaksi dalam Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi adalah rencana
Perseroan untuk melakukan akuisisi atas 77,50% saham BCI dan 99,995% saham PAH
beserta utang pihak berelasi yang dimiliki PAH.
Maksud dan tujuan pemberian Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi adalah untuk
memberikan gambaran kepada Direksi Perseroan mengenai kewajaran Rencana Akuisisi
dari aspek keuangan serta untuk tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance).
314
TANGGAL PENDAPAT KEWAJARAN
RUANG LINGKUP
1. Draft Prospektus sehubungan dengan Rencana PUPS yang disusun oleh manajemen
Perseroan;
2. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah direviu oleh AAJMS sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. R-1/604.AGA/dwd.1/2014 tanggal 3 November 2014 dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian;
3. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
(selanjutnya disebut “ARHJ”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 177/ARHJ-
RD/PHO-GP/GA/06.14 tanggal 25 Juni 2014 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian;
4. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh ARHJ sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 176/ARHJ-RD/PHO-GP/GA/06.14 tanggal 25 Juni 2014 dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian;
5. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh ARHJ sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 175/ARHJ-RD/PHO-GP/GA/06.14 tanggal 25 Juni 2014 dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian;
6. Laporan keuangan BCI untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh KAP Budiman, Wawan, Pamudji, & Rekan
(selanjutnya disebut “BWPR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. 018A/BWP/KP/TPL-BA/GA/09-14 tanggal 4 September 2014 dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian;
7. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
yang telah diaudit oleh KAP Drs. Gunawan Sudradjat (selanjutnya disebut “DGS”)
sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GS-008 tanggal 15 April 2014 dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian;
315
8. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
yang telah diaudit oleh KAP S. Mannan, Ardiansyah & Rekan (selanjutnya disebut
“SMAR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. LAP.026/SM.05A/KG/VI/2013
tanggal 24 Juni 2013 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
9. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
yang telah diaudit oleh KAP Drs. Ahman Adri, MBA (selanjutnya disebut “DAA”)
sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 08/LAI/092012 tanggal
25 September 2012 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
10. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh KAP Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan
(selanjutnya disebut “JASR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. 3252/RPT/IX/2014 tanggal 15 September 2014 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian;
11. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh KAP Eka Masni, Bustaman & Rekan
(selanjutnya disebut “EBR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 076/EB&R-
KP/LAP-GA/2014 tanggal 16 Juni 2014 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
12. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan
(selanjutnya disebut “ISSR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. 186/ISS/AU/2013 tanggal 16 Mei 2013 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
13. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh ISSR sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 171/ISS/AU/2012 tanggal 28 Mei 2012 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian;
14. Kertas kerja laporan keuangan konsolidasian PAH untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh JASR sebagaimana tertuang
dalam laporan keuangan konsolidasian PAH untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2014 dengan No. 3252/RPT/IX/2014 tanggal 15 September 2014
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
15. Kertas kerja laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh EBR sebagaimana tertuang dalam
laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 dengan No. 076/EB&R-KP/LAP-GA/2014 tanggal 16 Juni 2014
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
16. Kertas kerja laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh ISSR sebagaimana tertuang dalam
laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012 dengan No. 186/ISS/AU/2013 tanggal 16 Mei 2013 dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian;
316
17. Kertas kerja laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh ISSR sebagaimana tertuang dalam
laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 dengan No. 171/ISS/AU/2012 tanggal 28 Mei 2012 dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian;
18. Proforma laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 sehubungan dengan Rencana Akuisisi yang telah
direviu oleh AAJMS sebagaimana tertuang dalam laporannya No. R-
1/034.ARC/dwd/2014 tanggal 14 November 2014;
19. Proyeksi laporan keuangan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2015 – 2018 sebelum dan setelah Rencana Akuisisi yang disusun oleh
manajemen Perseroan;
20. PPJBS-BCI;
21. APPJBS-BCI;
22. A2PPJBS-BCI;
23. MOU;
24. PP-PAH;
25. Laporan penilaian 77,50% saham BCI yang disusun oleh JKR sebagaimana tertuang
dalam laporannya No. JK/SV/141103-001 tanggal 3 November 2014;
26. Laporan penilaian 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi yang disusun oleh
JKR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. JK/SV/141103-002 tanggal
3 November 2014;
27. Anggaran dasar Perseroan yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 208
tanggal 30 Juni 2014 yang ditegaskan kembali dalam akta No. 91 tanggal
27 Agustus 2014 dari Notaris Humberg Lie, S.H., SE., M.Kn, tentang peningkatan modal
Perseroan;
28. Anggaran dasar BCI yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 21 tanggal
5 Juni 2014 dari Notaris Mala Mukti, SH, LLM, tentang peningkatan modal dasar, modal
disetor dan komposisi kepemilikan saham;
29. Anggaran dasar PAH yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 6 tanggal
7 Oktober 2013 dari Notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., tentang persetujuan
pengalihan saham;
30. Hasil wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, yaitu Kanya Lakshmi Sidarta
dengan posisi sebagai Direktur Independen, mengenai alasan, latar belakang dan hal-
hal lain yang terkait dengan Rencana Akuisisi;
317
31. Surat Representasi dari manajemen Perseroan terkait dengan Rencana Akuisisi;
32. Informasi mengenai rencana-rencana bisnis yang akan dilakukan oleh Perseroan di
masa mendatang;
34. Data dan informasi industri berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
35. Data dan informasi pasar berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
36. Data dan informasi ekonomi berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
37. Informasi lain dari pihak manajemen Perseroan, BCI dan PAH serta pihak-pihak lain
yang relevan untuk penugasan; dan
38. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak maupun elektronik dan hasil
analisa lain yang kami anggap relevan.
Analisa Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi dipersiapkan menggunakan data dan
informasi sebagaimana diungkapkan di atas, data dan informasi mana telah kami telaah.
Dalam melaksanakan analisa, kami bergantung pada keakuratan, kehandalan dan
kelengkapan dari semua informasi keuangan, informasi atas status hukum Perseroan dan
informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia
secara umum dan kami tidak bertanggung jawab atas kebenaran informasi-informasi
tersebut. Segala perubahan atas data dan informasi tersebut dapat mempengaruhi hasil
akhir pendapat kami secara material. Kami juga bergantung kepada jaminan dari
manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan
informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan.
Oleh karenanya, kami tidak bertanggung jawab atas perubahan kesimpulan atas Pendapat
Kewajaran kami dikarenakan adanya perubahan data dan informasi tersebut.
Proyeksi laporan keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Akuisisi disusun oleh
manajemen Perseroan. Kami telah melakukan penelahaan atas proyeksi laporan keuangan
tersebut dan proyeksi laporan keuangan tersebut telah menggambarkan kondisi operasi dan
kinerja Perseroan. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang perlu
kami lakukan terhadap target kinerja Perseroan.
318
Kami tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan, BCI dan PAH.
Selain itu, kami juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana
Akuisisi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana
Akuisisi hanya merupakan pemberian Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi dan
bukan jasa-jasa akuntansi, audit atau perpajakan. Kami tidak melakukan penelitian atas
keabsahan Rencana Akuisisi dari aspek hukum dan implikasi aspek perpajakan. Pendapat
Kewajaran atas Rencana Akuisisi hanya ditinjau dari segi ekonomis dan keuangan. Laporan
pendapat kewajaran atas Rencana Akuisisi bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan
laporan yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang
dapat mempengaruhi operasional Perseroan. Selanjutnya, kami juga telah memperoleh
informasi atas status hukum Perseroan berdasarkan anggaran dasar Perseroan, BCI dan
PAH.
Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Rencana Akuisisi tidak merupakan dan tidak dapat
ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau
pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga
tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal,
kesalahan atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain
itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak berada dalam posisi untuk mendapatkan
dan menganalisa suatu bentuk transaksi-transaksi lainnya di luar Rencana Akuisisi yang ada
dan mungkin tersedia untuk Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut
terhadap Rencana Akuisisi.
Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi
umum bisnis dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah terkait dengan Rencana
Akuisisi pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.
Perhitungan dan analisa dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan
dengan benar dan kami bertanggung jawab atas laporan pendapat kewajaran.
Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami menggunakan beberapa asumsi, seperti
terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan, BCI dan PAH serta semua pihak
yang terlibat dalam Rencana Akuisisi. Rencana Akuisisi dilaksanakan seperti yang telah
dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta keakuratan informasi
mengenai Rencana Akuisisi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.
Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian
dari analisa dan informasi tanpa mempertimbangkan informasi dan analisa lainnya secara
utuh sebagai satu kesatuan dapat menyebabkan pandangan dan kesimpulan yang
menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran. Penyusunan Pendapat
Kewajaran ini merupakan suatu proses yang rumit dan mungkin tidak dapat dilakukan
melalui analisa yang tidak lengkap.
319
Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran sampai
dengan tanggal terjadinya Rencana Akuisisi ini tidak terjadi perubahan apapun yang
berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan
Pendapat Kewajaran ini. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau
melengkapi, memutakhirkan (update) pendapat kami karena adanya perubahan asumsi dan
kondisi serta peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini. Perhitungan dan
analisa dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar dan
kami bertanggung jawab atas laporan pendapat kewajaran.
Kesimpulan Pendapat Kewajaran ini berlaku bilamana tidak terdapat perubahan yang
memiliki dampak material terhadap Rencana Akuisisi. Perubahan tersebut termasuk, namun
tidak terbatas pada, perubahan kondisi baik secara internal pada Perseroan, BCI dan PAH
maupun secara eksternal, yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis,
perdagangan dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan
terkait lainnya setelah tanggal laporan pendapat kewajaran ini dikeluarkan. Bilamana setelah
tanggal laporan pendapat kewajaran ini dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut di
atas, maka Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi mungkin berbeda.
INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan laporan pendapat kewajaran atas Rencana Akuisisi, JKR bertindak
secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan
Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. JKR juga tidak memiliki
kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Selanjutnya, laporan
pendapat kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak
manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran
nilai yang dihasilkan dari proses analisa Pendapat Kewajaran ini dan JKR hanya menerima
imbalan sesuai dengan surat penugasan No. JK/131227-001 tanggal 27 Desember 2013.
Dari tanggal Pendapat Kewajaran, yaitu tanggal 30 Juni 2014, sampai dengan tanggal
diterbitkannya laporan pendapat kewajaran, tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal
Pendapat Kewajaran (subsequent events) yang secara signifikan dapat mempengaruhi
Pendapat Kewajaran.
Dalam evaluasi Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi ini, kami telah melakukan
analisa melalui pendekatan dan prosedur Pendapat Kewajaran atas Rencana Akuisisi dari
hal-hal sebagai berikut:
320
III. Analisa atas Kewajaran Rencana Akuisisi
321
4. Selanjutnya, berdasarkan proforma laporan posisi keuangan konsolidasian
Perseroan yang telah direviu oleh AAJMS, setelah Rencana Akuisisi
menjadi efektif, maka rasio liabilitas terhadap ekuitas Perseroan akan
menjadi 58,53% dari 68,42%. Dengan menurunnya struktur kapital
Perseroan tersebut, bilamana diperlukan, dalam pengembangan kegiatan
operasional Perseroan dan entitas anaknya, Perseroan berpotensi
memperoleh pinjaman pada masa mendatang.
5. BCI memiliki kebun kelapa sawit dengan tanah non-HGU seluas 20.000
hektar yang terletak di Desa Sungai Jeruju, Desa Ulak Kedondong, Desa
Rantau Lurus, Desa Simpang Tiga Abadi, Desa Simpang Tiga Makmur dan
Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Cengal dan Kecamatan Tulung
Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan dimana
BCI masih dalam tahap pembibitan. Selanjutnya, PAH memiliki kebun
kelapa sawit yang terdiri dari tanaman menghasilkan kelapa sawit seluas
1.127,13 hektar, tanah HGU seluas 942,29 hektar, tanah non-HGU seluas
2.547,71 hektar yang terletak di Kelurahan Sungai Bengkal dan Desa
Kunangan, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi.
322
KESIMPULAN
Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, asumsi-asumsi, data dan informasi yang diperoleh
dari manajemen Perseroan yang digunakan dalam penyusunan laporan pendapat
kewajaran ini, penelaahan atas dampak keuangan Rencana Akuisisi sebagaimana
diungkapkan dalam laporan pendapat kewajaran ini, kami berpendapat bahwa Rencana
Akuisisi adalah wajar.
Pendapat Kewajaran ini ditujukan untuk kepentingan Direksi Perseroan dalam kaitannya
dengan Rencana Akuisisi dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain atau untuk kepentingan
lain. Pendapat Kewajaran ini tidak merupakan rekomendasi kepada pemegang saham untuk
menyetujui Rencana Akuisisi atau melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan
Rencana Akuisisi dan tidak dapat digunakan secara demikian oleh pemegang saham.
Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian
dari analisa dan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran ini secara
keseluruhan dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang
mendasari Pendapat Kewajaran ini.
Pendapat Kewajaran ini juga disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi
umum bisnis dan keuangan serta peraturan yang ada pada saat ini. Kami tidak bertanggung
jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi Pendapat Kewajaran kami karena peristiwa-
peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran ini. Pendapat Kewajaran ini tidak
sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dan stempel perusahaan
(corporate seal) dari KJPP Jennywati, Kusnanto & rekan.
Hormat kami,
KJPP JENNYWATI, KUSNANTO & REKAN
Willy D. Kusnanto
Rekan
323
Halaman ini sengaja dikosongkan
No. : JK/SV/141103-001 3 November 2014
Kepada Yth.
U.p. : Direksi
Dengan hormat,
Kantor Jasa Penilai Publik (selanjutnya disebut “KJPP”) Jennywati, Kusnanto & rekan
(selanjutnya disebut “JKR” atau “kami”) mendapat penugasan dari manajemen PT Golden
Plantation Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”) untuk memberikan pendapat sebagai
penilai independen atas nilai pasar wajar 77,50% saham PT Bailangu Capital Investment
(selanjutnya disebut “BCI”). Penugasan kami tersebut sesuai dengan surat penawaran kami
No. JK/131227-001 tanggal 27 Desember 2013 yang telah disetujui oleh manajemen
Perseroan.
325
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan penilaian 77,50% saham BCI
dengan No. JK/SV/141001-001 tanggal 1 Oktober 2014. Namun, sehubungan dengan
adanya penjelasan dan pengungkapan yang masih perlu ditambahkan ke dalam laporan
penilaian, maka dengan ini, kami menerbitkan kembali laporan penilaian 77,50% saham BCI
dengan No. JK/SV/141103-001 tanggal 3 November 2014. Perubahan-perubahan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:
- Perubahan pada laporan penilaian properti yang dimiliki oleh BCI per tanggal
30 Juni 2014 yang disusun oleh KJPP Suwendho Rinaldy & Rekan (selanjutnya disebut
“SRR”) dari sebelumnya No. 140915.002/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 15 September 2014
menjadi No. 141103.010/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 3 November 2014. Perubahan-
perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
Koreksi luas tanah non-HGU dari semula seluas 20.000 hektar menjadi tanah Panitia
B seluas 9.100,86 hektar sesuai dengan Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah B
No. 66/R/P”B”Prov.SS/26/2012, dengan luas 9.100,86 hektar yang terletak di Desa
Sungai Jeruju, Desa Sungai Lumpur, Desa Sungai Ketupak, Desa Kuala Sungai
Jeruju, Desa Ulak Kedondong, Desa Rantau Lurus, Desa Simpang Tiga Abadi, Desa
Simpang Tiga Makmur, dan Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Cengal dan
Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Jambi.
- Perubahan pada pengungkapan bagian proyeksi laporan keuangan untuk Bab IX.A.1.;
- Perubahan pada pengungkapan bagian rekonsiliasi nilai untuk ringkasan hasil penilaian,
Bab I.J.3. dan Bab IX.I.; dan
Perubahan-perubahan tersebut tidak merubah kesimpulan nilai pasar wajar Obyek Penilaian
dalam laporan penilaian 77,50% saham BCI secara material, dari sebelumnya sebesar
Rp 49,10 miliar menjadi sebesar Rp 48,14 miliar.
326
ALASAN DAN LATAR BELAKANG RENCANA AKUISISI
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan merupakan entitas induk dari PT Bumiraya
Investindo (selanjutnya disebut “BRI”) dengan kepemilikan sebesar 64,95%. BRI merupakan
perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (privately-held company), didirikan dan
menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan BRI adalah bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. BRI memiliki beberapa entitas anak yang juga
bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dengan perincian sebagai berikut:
PT Mitra Jaya Agro Palm (selanjutnya disebut “MJAP”) dengan kepemilikan sebesar
99,99%; dan
Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja industri perkebunan kelapa sawit terus menunjukkan
perkembangan yang signifikan yang tercermin dari kenaikan jumlah produksi kelapa sawit
seiring dengan kenaikan atas permintaan produk kelapa sawit. Pertumbuhan industri
perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan masih akan berlanjut hingga beberapa tahun
mendatang yang didukung oleh tingginya kebutuhan akan produk kelapa sawit tersebut.
Selain itu, Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan,
khususnya investasi di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya, yang
didukung oleh persediaan lahan yang luas yang memungkinkan perluasan perkebunan
kelapa sawit dan tersedianya pasar ekspor yang luas.
327
Sebagai sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada bidang perkebunan kelapa sawit,
Perseroan memandang prospek pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit tersebut
sebagai salah satu peluang untuk terus mengembangkan kegiatan usaha Perseroan. Oleh
karena itu, Perseroan senantiasa mengeksplorasi dan mengevaluasi kesempatan bisnis
baru untuk meningkatkan kinerja operasional dan peluang investasi pada perusahaan
perkebunan kelapa sawit lainnya. Untuk menangkap peluang atas prospek pertumbuhan
industri perkebunan kelapa sawit tersebut, Perseroan merencanakan untuk melakukan
akuisisi atas 77,50% saham BCI (selanjutnya disebut “Rencana Akuisisi”).
Rencana Akuisisi tersebut akan dilakukan dengan menggunakan sebagian dana hasil
Rencana Penawaran Umum Perdana Saham (selanjutnya disebut “Rencana PUPS”) yang
pada saat ini sedang dilakukan oleh Perseroan. Rencana Akuisisi tersebut diharapkan dapat
mendukung tercapainya visi Perseroan dengan menerapkan strategi pertumbuhan dan
pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, Rencana Akuisisi juga diharapkan dapat
memperbesar pangsa pasar Perseroan dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan kapitalisasi pasar Perseroan, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham Perseroan.
Mengingat dalam beberapa tahun terakhir, kinerja industri perkebunan kelapa sawit
terus menunjukkan perkembangan yang signifikan yang tercermin dari kenaikan jumlah
produksi kelapa sawit seiring dengan kenaikan atas permintaan produk kelapa sawit,
yang mana pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan masih
akan berlanjut hingga beberapa tahun mendatang yang didukung oleh tingginya
kebutuhan akan produk kelapa sawit, maka Rencana Akuisisi diharapkan dapat
memperbesar pangsa pasar Perseroan dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan kapitalisasi pasar Perseroan, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham Perseroan.
BCI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang
masih berada dalam tahap pengembangan, dimana umur tanaman kelapa sawit yang
dimiliki oleh BCI masih tergolong muda. Dengan dilakukannya Rencana Akuisisi, maka
Perseroan berpotensi membukukan pendapatan atas penjualan produk kelapa sawit BCI
di masa mendatang yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
laporan keuangan Perseroan, dimana setelah Rencana Akuisisi menjadi efektif,
Perseroan akan memiliki penyertaan saham pada BCI dengan kepemilikan sebesar
77,50%.
328
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari manajemen Perseroan, Rencana Akuisisi
tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang “Transaksi Afiliasi
dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” yang dimuat dalam Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 (selanjutnya disebut
“Peraturan IX.E.1”).
Mengingat BCI adalah perusahaan tertutup yang sahamnya tidak dapat diperjualbelikan di
pasar modal, maka saham BCI bersifat tidak likuid.
Dengan demikian, dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance), maka manajemen Perseroan menunjuk
penilai independen, JKR untuk melakukan penilaian atas Obyek Penilaian.
PREMIS PENILAIAN
Kami telah melakukan penilaian atas nilai pasar wajar Obyek Penilaian dengan premis
penilaian bahwa BCI adalah sebuah perusahaan yang “going-concern”.
Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh pendapat yang bersifat independen tentang nilai
pasar wajar dari Obyek Penilaian yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan/atau
ekuivalensinya pada tanggal 30 Juni 2014.
Maksud dari penilaian adalah untuk memberikan gambaran tentang nilai pasar wajar dari
Obyek Penilaian yang selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan dan pertimbangan oleh
manajemen Perseroan dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).
329
DEFINISI NILAI YANG DIGUNAKAN
Untuk keperluan penilaian Obyek Penilaian, dasar nilai yang sesuai untuk digunakan dalam
penilaian Obyek Penilaian ini adalah nilai pasar wajar (fair market value), dimana
berdasarkan Peraturan VIII.C.3, nilai pasar wajar didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah
uang pada tanggal penilaian (cut-off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli
obyek penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang
berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar”.
INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan laporan penilaian, JKR bertindak secara independen tanpa adanya
benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan dan BCI ataupun pihak-pihak
yang terafiliasi dengan Perseroan dan BCI. JKR juga tidak memiliki kepentingan ataupun
keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Selanjutnya, laporan penilaian ini tidak
dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan yang
kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh nilai yang dihasilkan dari proses
analisa penilaian ini dan JKR hanya menerima imbalan sesuai dengan surat penugasan JKR
No. JK/131227-001 tanggal 27 Desember 2013.
Nilai pasar wajar Obyek Penilaian dalam penilaian diperhitungkan pada tanggal
30 Juni 2014. Tanggal ini dipilih atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian
serta dari data keuangan BCI yang kami terima. Data keuangan tersebut berupa laporan
keuangan BCI untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 yang
menjadi dasar penilaian ini.
Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, sampai dengan tanggal diterbitkannya
laporan penilaian 77,50% saham PT Bailangu Capital Investment, tidak terdapat kejadian
penting setelah tanggal penilaian (subsequent events) yang secara signifikan dapat
mempengaruhi penilaian nilai pasar wajar Obyek Penilaian.
330
RUANG LINGKUP
Dalam melakukan penilaian untuk memperkirakan nilai pasar wajar Obyek Penilaian, kami
telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu atau melaksanakan prosedur atas data dan
informasi sebagai berikut:
1. Draft Prospektus sehubungan dengan Rencana PUPS yang disusun oleh manajemen
Perseroan;
2. Laporan keuangan BCI untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (selanjutnya disebut “KAP”)
Budiman, Wawan, Pamudji, & Rekan (selanjutnya disebut “BWPR”) sebagaimana
tertuang dalam laporannya No. 018A/BWP/KP/TPL-BA/GA/09-14 tanggal
4 September 2014 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
3. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
yang telah diaudit oleh KAP Drs. Gunawan Sudradjat (selanjutnya disebut “DGS”)
sebagaimana tertuang dalam laporannya No. GS-008 tanggal 15 April 2014 dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian;
4. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
yang telah diaudit oleh KAP S. Mannan, Ardiansyah & Rekan (selanjutnya disebut
“SMAR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. LAP.026/SM.05A/KG/VI/2013
tanggal 24 Juni 2013 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
5. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
yang telah diaudit oleh KAP Drs. Ahman Adri, MBA (selanjutnya disebut “DAA”)
sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 08/LAI/092012 tanggal
25 September 2012 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
6. Laporan keuangan BCI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
dengan angka perbandingan tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh DAA
sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 07/LAI/092012 tanggal
25 September 2012 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
7. Laporan penilaian properti yang dimiliki oleh BCI per tanggal 30 Juni 2014 yang disusun
oleh SRR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 141103.010/SRR/LP-A/BRI/OR
tanggal 3 November 2014;
8. Proyeksi laporan keuangan BCI untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2015 – 2041 yang disusun oleh manajemen BCI;
9. Hasil wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, yaitu Kanya Lakshmi Sidarta
dengan posisi sebagai Direktur Independen, mengenai alasan, latar belakang dan hal-
hal lain yang terkait dengan Rencana Akuisisi;
331
10. Anggaran dasar BCI yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 21 tanggal
5 Juni 2014 dari Notaris Mala Mukti, SH, LLM, tentang peningkatan modal dasar, modal
disetor dan komposisi kepemilikan saham;
11. Tarif pajak yang diberlakukan atas BCI adalah berdasarkan laba kena pajak dalam
periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu sebesar 25,00%;
12. Informasi lain dari pihak manajemen Perseroan dan BCI serta pihak-pihak lain yang
relevan untuk penugasan;
13. Data dan informasi industri berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
14. Data dan informasi pasar berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
15. Data dan informasi ekonomi berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
16. Surat representasi dari manajemen Perseroan terkait dengan Rencana Akuisisi;
18. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak maupun elektronik dan hasil
analisa lain yang kami anggap relevan.
Dalam melaksanakan analisa, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan
kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan
kepada kami oleh Perseroan dan BCI atau yang tersedia secara umum dan kami tidak
bertanggung jawab atas kebenaran informasi-informasi tersebut.
Kami tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari BCI. Jasa-jasa yang kami
berikan kepada Perseroan hanya merupakan penilaian atas BCI dan bukan jasa-jasa
akuntansi, audit atau perpajakan. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan penilaian tidak
merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan
atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan
tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam
pengendalian internal, kesalahan atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau
pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba
mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang dilakukan Perseroan.
332
KONDISI PEMBATAS DAN ASUMSI-ASUMSI POKOK
Penilaian ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis
dan keuangan serta peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku sampai dengan tanggal
penerbitan laporan penilaian ini.
Penilaian Obyek Penilaian yang dilakukan dengan metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang didasarkan pada proyeksi laporan keuangan yang disusun oleh manajemen BCI.
Dalam penyusunan proyeksi laporan keuangan, berbagai asumsi dikembangkan
berdasarkan kinerja BCI pada tahun-tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana
manajemen di masa yang akan datang. Kami telah melakukan penyesuaian terhadap
proyeksi laporan keuangan tersebut agar dapat menggambarkan kondisi operasi dan kinerja
BCI yang dinilai pada saat penilaian ini dengan lebih wajar. Secara garis besar, tidak ada
penyesuaian yang signifikan yang kami lakukan terhadap target kinerja BCI yang dinilai.
Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi laporan
keuangan berdasarkan kinerja historis BCI dan informasi manajemen BCI terhadap proyeksi
laporan keuangan BCI tersebut. Kami juga bertanggung jawab atas laporan penilaian saham
BCI dan kesimpulan nilai akhir.
Dalam penugasan penilaian ini, kami mengasumsikan terpenuhinya semua kondisi dan
kewajiban Perseroan. Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penilaian sampai
dengan tanggal diterbitkannya laporan penilaian tidak terjadi perubahan apapun yang
berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penilaian.
Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi, memutakhirkan
(update) pendapat kami karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.
333
Karena hasil dari penilaian kami sangat tergantung dari data serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya, perubahan pada sumber data serta asumsi sesuai data pasar akan merubah
hasil dari penilaian kami. Oleh karena itu, kami sampaikan bahwa perubahan terhadap data
yang digunakan dapat berpengaruh terhadap hasil penilaian dan bahwa perbedaan yang
terjadi dapat bernilai material. Walaupun isi dari laporan penilaian ini telah dilaksanakan
dengan itikad baik dan dengan cara yang profesional, kami tidak dapat menerima tanggung
jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan oleh adanya
analisa tambahan, diaplikasikannya hasil penilaian sebagai dasar untuk melakukan analisa
transaksi ataupun adanya perubahan dalam data yang dijadikan sebagai dasar penilaian.
Laporan penilaian Obyek Penilaian bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan
yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat
mempengaruhi operasional Perseroan.
Pekerjaan kami yang berkaitan dengan penilaian Obyek Penilaian tidak merupakan dan
tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan
prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat
dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan
atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selanjutnya, kami
juga telah memperoleh informasi atas status hukum Perseroan dan BCI berdasarkan
anggaran dasar Perseroan dan BCI.
Penilaian Obyek Penilaian didasarkan pada analisa internal dan eksternal. Analisa internal
akan berdasarkan pada data yang disediakan oleh manajemen, analisa historis atas laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif BCI, pengkajian atas kondisi operasi
dan manajemen serta sumber daya yang dimiliki BCI. Prospek BCI di masa yang akan
datang kami evaluasi berdasarkan rencana usaha serta proyeksi laporan keuangan yang
diberikan oleh manajemen yang telah kami kaji kewajaran dan konsistensinya. Analisa
eksternal didasarkan pada kajian singkat terhadap faktor-faktor eksternal yang
dipertimbangkan sebagai penggerak nilai (value drivers) termasuk juga kajian singkat atas
prospek dari industri yang bersangkutan.
Dalam mengaplikasikan metode penilaian untuk menentukan indikasi nilai pasar wajar suatu
“business interest” perlu beracuan pada laporan keuangan (laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi komprehensif) yang representatif, oleh karenanya diperlukan penyesuaian
terhadap nilai buku laporan posisi keuangan dan normalisasi keuntungan laporan laba rugi
komprehensif yang biasanya disusun oleh manajemen berdasarkan nilai historis. Betapapun
nilai buku suatu perusahaan yang direfleksikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi komprehensif adalah nilai perolehan dan tidak mencerminkan nilai ekonomis yang
dapat sepenuhnya dijadikan acuan sebagai nilai pasar wajar saat penilaian tersebut.
334
METODE PENILAIAN YANG DIGUNAKAN
Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian Obyek Penilaian adalah metode diskonto
pendapatan ekonomi mendatang (discounted future economic income method atau
discounted cash flow [DCF] method) dan metode akumulasi aset (asset accumulation
method).
Metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang dipilih mengingat bahwa kegiatan usaha
yang dilaksanakan oleh BCI di masa depan masih akan berfluktuasi sesuai dengan
perkiraan atas perkembangan usaha BCI. Dalam melaksanakan penilaian dengan metode
ini, operasi BCI diproyeksikan sesuai dengan perkiraan atas perkembangan usaha BCI.
Pendapatan ekonomi mendatang yang dihasilkan berdasarkan proyeksi laporan keuangan
dikonversi menjadi nilai kini dengan tingkat diskonto yang sesuai dengan tingkat risiko.
Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan ekonomi mendatang tersebut.
Dalam melaksanakan penilaian dengan metode akumulasi aset, nilai dari semua komponen
aset dan liabilitas/utang harus disesuaikan menjadi nilai pasar atau nilai pasar wajarnya,
kecuali untuk komponen-komponen yang telah menunjukkan nilai pasarnya (seperti
kas/bank atau utang bank). Nilai pasar keseluruhan perusahaan kemudian diperoleh dengan
menghitung selisih antara nilai pasar seluruh aset (berwujud maupun tak berwujud) dan nilai
pasar liabilitas.
Pendekatan dan metode penilaian di atas adalah yang kami anggap paling sesuai untuk
diaplikasikan dalam penugasan ini dan telah disepakati oleh pihak manajemen BCI. Tidak
tertutup kemungkinan untuk diaplikasikannya pendekatan dan metode penilaian lain yang
dapat memberikan hasil yang berbeda.
Selanjutnya nilai-nilai yang diperoleh dari tiap-tiap metode tersebut direkonsiliasi dengan
melakukan pembobotan.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, ringkasan hasil penilaian kami adalah sebagai
berikut:
335
II. Nilai Pasar Wajar 77,50% Saham BCI Berdasarkan Metode Akumulasi Aset
Pada penilaian ini, kami melakukan penilaian berdasarkan nilai pasar atas aset tetap
dan bibitan yang telah dinilai oleh SRR sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. 141103.010/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 3 November 2014, dimana jumlah nilai
pasar dari aset tetap dan bibitan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar
Rp 70,34 miliar. Apabila nilai pasar atas aset tetap dan bibitan tersebut direfleksikan
dalam laporan posisi keuangan, maka jumlah aset BCI adalah sebesar
Rp 117,46 miliar, sedangkan jumlah liabilitas BCI tetap, yaitu sebesar
Rp 13,69 miliar.
Indikasi nilai pasar wajar 100,00% saham BCI kemudian diperoleh dengan
menghitung selisih antara nilai seluruh aset dan liabilitas. Dengan demikian, pada
tanggal 30 Juni 2014, indikasi nilai pasar wajar 100,00% saham BCI sebelum diskon
likuiditas pasar adalah sebesar Rp 103,77 miliar. Dengan diskon likuiditas pasar
sebesar 40,00%, maka nilai pasar wajar 100,00% saham BCI adalah sebesar
Rp 62,26 miliar. Dengan demikian, nilai pasar wajar 77,50% saham BCI adalah
sebesar Rp 48,25 miliar.
Untuk mendapatkan nilai pasar wajar yang mewakili nilai dari kedua metode
penilaian yang digunakan, dilakukan rekonsiliasi dengan terlebih dahulu melakukan
pembobotan terhadap nilai pasar wajar yang dihasilkan dari kedua metode tersebut,
masing-masing dengan bobot 10,00% untuk metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang dan 90,00% untuk metode akumulasi aset.
Alasan kami memberikan bobot 10,00% untuk metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang dan 90,00% untuk metode akumulasi aset, yaitu karena data-data dan
informasi yang digunakan pada metode akumulasi aset yang kami gunakan untuk
menentukan nilai pasar wajar Obyek Penilaian merupakan data-data dan informasi
yang memiliki tingkat kehandalan yang lebih memadai dibandingkan dengan data-
data dan informasi yang digunakan pada metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang.
Berdasarkan hasil rekonsiliasi tersebut, diperoleh hasil bahwa nilai pasar wajar
Obyek Penilaian adalah sebesar Rp 48,14 miliar.
336
Sehubungan dengan penilaian ini, kami ingin menekankan bahwa nilai pasar wajar
yang dihitung dengan metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang didasarkan
atas asumsi-asumsi mengenai tingkat pendapatan, beban dan akun-akun laporan
posisi keuangan yang dikembangkan pihak manajemen BCI melalui analisa atas
kinerja historis dan pernyataan manajemen BCI mengenai rencana-rencana untuk
masa yang akan datang sebelum penilaian Obyek Penilaian. Kami melakukan
penelaahan atas asumsi-asumsi tersebut dan menurut pendapat kami, asumsi-
asumsi tersebut wajar. Akan tetapi, kami tidak bertanggung jawab atas pencapaian
asumsi-asumsi tersebut. Setiap perubahan dari asumsi-asumsi ini akan
mempengaruhi perhitungan nilai Obyek Penilaian. Karena tidak ada kepastian bahwa
dasar-dasar dan asumsi-asumsi tersebut akan terealisasi, kami tidak dapat
memberikan jaminan bahwa hasil-hasil yang diproyeksikan akan tercapai.
KESIMPULAN PENILAIAN
Berdasarkan hasil analisa atas seluruh data dan informasi yang telah kami terima dan
dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan yang mempengaruhi penilaian,
maka menurut pendapat kami nilai pasar wajar Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014
adalah sebesar Rp 48,14 miliar.
Nilai pasar wajar Obyek Penilaian tersebut kami tentukan berdasarkan data dan informasi
yang kami peroleh dari pihak manajemen Perseroan dan BCI serta pihak-pihak lain yang
relevan dengan penilaian. Kami menganggap bahwa semua informasi tersebut adalah benar
dan bahwa tidak ada keadaan atau hal-hal yang tidak terungkap yang akan mempengaruhi
nilai pasar wajar tersebut secara material.
Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami
kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan,
kewajiban utang dan/atau sengketa atas BCI. Kami tegaskan pula bahwa kami tidak
memperoleh manfaat atau keuntungan apapun baik saat ini maupun di masa datang dan
imbalan jasa yang telah disetujui atas penilaian BCI tidak tergantung pada nilai yang
dilaporkan.
337
DISTRIBUSI PENILAIAN
Penilaian ini hanya ditujukan untuk kepentingan Direksi Perseroan dalam kaitannya dengan
Rencana Akuisisi dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) serta
tidak dapat digunakan atau dikutip untuk tujuan lain tanpa adanya ijin tertulis dari JKR
dan/atau tidak untuk digunakan oleh pihak lain.
Penilaian ini juga disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum
bisnis dan keuangan serta peraturan yang ada pada saat ini. Kami tidak bertanggung jawab
untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang
terjadi setelah tanggal surat ini. Walaupun demikian, kami memiliki hak untuk, jika
diperlukan, merubah atau melengkapi hasil dari laporan ini jika terdapat tambahan informasi
yang relevan setelah laporan ini yang kami anggap dapat berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil penilaian kami. Laporan penilaian ini hanya dipersiapkan untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan tujuan yang telah disebutkan di atas dan tidak dapat
dipergunakan untuk tujuan lainnya.
Pendapat yang kami sampaikan di sini harus dipandang sebagai satu kesatuan bersama
dengan laporan lengkap yang telah kami siapkan. Penggunaan sebagian analisa dan
informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisa dapat menyebabkan
pandangan yang menyesatkan.
Penilaian ini tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dan
stempel perusahaan (corporate seal) dari KJPP Jennywati, Kusnanto & rekan.
Hormat kami,
KJPP JENNYWATI, KUSNANTO & REKAN
Willy D. Kusnanto
Rekan
338
No. : JK/SV/141103-002 3 November 2014
Kepada Yth.
U.p. : Direksi
Hal : Ringkasan Penilaian 100,00% Saham PT Persada Alam Hijau beserta Utang
Pihak Berelasi
Dengan hormat,
Kantor Jasa Penilai Publik (selanjutnya disebut “KJPP”) Jennywati, Kusnanto & rekan
(selanjutnya disebut “JKR” atau “kami”) mendapat penugasan dari manajemen PT Golden
Plantation Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”) untuk memberikan pendapat sebagai
penilai independen atas nilai pasar wajar 100,00% saham PT Persada Alam Hijau
(selanjutnya disebut “PAH”) beserta utang pihak berelasi yang dimiliki PAH. Penugasan
kami tersebut sesuai dengan surat penawaran kami No. JK/131227-001 tanggal
27 Desember 2013 yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan.
339
Sebelumnya, kami telah menyusun dan menerbitkan laporan penilaian 100,00% saham PAH
beserta utang pihak berelasi dengan No. JK/SV/140915-001 tanggal 15 September 2014.
Namun, sehubungan dengan adanya penjelasan dan pengungkapan yang masih perlu
ditambahkan ke dalam laporan penilaian, maka dengan ini, kami menerbitkan kembali
laporan penilaian 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi dengan
No. JK/SV/141103-002 tanggal 3 November 2014. Perubahan-perubahan tersebut antara
lain adalah sebagai berikut:
- Perubahan pada laporan penilaian properti yang dimiliki oleh PAH per tanggal
30 Juni 2014 yang disusun oleh KJPP Suwendho Rinaldy & Rekan (selanjutnya disebut
“SRR”) dari sebelumnya No. 140912.003/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 12 September 2014
menjadi No. 141103.011/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 3 November 2014. Perubahan-
perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Perubahan pada pengungkapan bagian proyeksi laporan keuangan untuk Bab IX.A.1.;
- Perubahan pada pengungkapan bagian rekonsiliasi nilai untuk ringkasan hasil penilaian,
Bab I.J.3. dan Bab IX.I.; dan
Perubahan-perubahan tersebut tidak merubah kesimpulan nilai pasar wajar Obyek Penilaian
dalam laporan penilaian 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi secara material,
dari sebelumnya sebesar Rp 88,36 miliar menjadi sebesar Rp 86,87 miliar.
340
ALASAN DAN LATAR BELAKANG RENCANA AKUISISI
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan merupakan entitas induk dari PT Bumiraya
Investindo (selanjutnya disebut “BRI”) dengan kepemilikan sebesar 64,95%. BRI merupakan
perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup (privately-held company), didirikan dan
menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan BRI adalah bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. BRI memiliki beberapa entitas anak yang juga
bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dengan perincian sebagai berikut:
PT Mitra Jaya Agro Palm (selanjutnya disebut “MJAP”) dengan kepemilikan sebesar
99,99%; dan
Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja industri perkebunan kelapa sawit terus menunjukkan
perkembangan yang signifikan yang tercermin dari kenaikan jumlah produksi kelapa sawit
seiring dengan kenaikan atas permintaan produk kelapa sawit. Pertumbuhan industri
perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan masih akan berlanjut hingga beberapa tahun
mendatang yang didukung oleh tingginya kebutuhan akan produk kelapa sawit tersebut.
Selain itu, Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan,
khususnya investasi di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya, yang
didukung oleh persediaan lahan yang luas yang memungkinkan perluasan perkebunan
kelapa sawit dan tersedianya pasar ekspor yang luas.
341
Sebagai sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada bidang perkebunan kelapa sawit,
Perseroan memandang prospek pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit tersebut
sebagai salah satu peluang untuk terus mengembangkan kegiatan usaha Perseroan. Oleh
karena itu, Perseroan senantiasa mengeksplorasi dan mengevaluasi kesempatan bisnis
baru untuk meningkatkan kinerja operasional dan peluang investasi pada perusahaan
perkebunan kelapa sawit lainnya. Untuk menangkap peluang atas prospek pertumbuhan
industri perkebunan kelapa sawit tersebut, Perseroan merencanakan untuk melakukan
akuisisi atas 77,50% saham PT Bailangu Capital Investment (selanjutnya disebut “BCI”) dan
100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi yang dimiliki PAH (selanjutnya disebut
“Rencana Akuisisi”).
Rencana Akuisisi tersebut akan dilakukan dengan menggunakan sebagian dana hasil
Rencana Penawaran Umum Perdana Saham (selanjutnya disebut “Rencana PUPS”) yang
pada saat ini sedang dilakukan oleh Perseroan. Rencana Akuisisi tersebut diharapkan dapat
mendukung tercapainya visi Perseroan dengan menerapkan strategi pertumbuhan dan
pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, Rencana Akuisisi juga diharapkan dapat
memperbesar pangsa pasar Perseroan dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan kapitalisasi pasar Perseroan, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham Perseroan.
Mengingat dalam beberapa tahun terakhir, kinerja industri perkebunan kelapa sawit
terus menunjukkan perkembangan yang signifikan yang tercermin dari kenaikan jumlah
produksi kelapa sawit seiring dengan kenaikan atas permintaan produk kelapa sawit,
yang mana pertumbuhan industri perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan masih
akan berlanjut hingga beberapa tahun mendatang yang didukung oleh tingginya
kebutuhan akan produk kelapa sawit, maka Rencana Akuisisi diharapkan dapat
memperbesar pangsa pasar Perseroan dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan kapitalisasi pasar Perseroan, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan seluruh pemegang saham Perseroan.
342
BCI dan PAH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa
sawit yang masih berada dalam tahap pengembangan, dimana umur tanaman kelapa
sawit yang dimiliki oleh BCI dan PAH masih tergolong muda. Dengan dilakukannya
Rencana Akuisisi, maka Perseroan berpotensi membukukan pendapatan atas penjualan
produk kelapa sawit BCI dan PAH di masa mendatang yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap laporan keuangan Perseroan, dimana setelah
Rencana Akuisisi menjadi efektif, Perseroan akan memiliki penyertaan saham pada BCI
dan PAH masing-masing dengan kepemilikan sebesar 77,50% dan 100,00%.
Mengingat PAH adalah perusahaan tertutup yang sahamnya tidak dapat diperjualbelikan di
pasar modal, maka saham PAH bersifat tidak likuid.
Dengan demikian, dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance), maka manajemen Perseroan menunjuk
penilai independen, JKR untuk melakukan penilaian atas Obyek Penilaian.
PREMIS PENILAIAN
Kami telah melakukan penilaian atas nilai pasar wajar Obyek Penilaian dengan premis
penilaian bahwa PAH adalah sebuah perusahaan yang “going-concern”.
Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh pendapat yang bersifat independen tentang nilai
pasar wajar dari Obyek Penilaian yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan/atau
ekuivalensinya pada tanggal 30 Juni 2014.
Maksud dari penilaian adalah untuk memberikan gambaran tentang nilai pasar wajar dari
Obyek Penilaian yang selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan dan pertimbangan oleh
manajemen Perseroan dalam rangka pelaksanaan Rencana Akuisisi serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).
343
Penilaian ini dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian
Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-
196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 (selanjutnya disebut “Peraturan VIII.C.3”) dan Standar
Penilaian Indonesia (selanjutnya disebut “SPI”) 2013.
Untuk keperluan penilaian Obyek Penilaian, dasar nilai yang sesuai untuk digunakan dalam
penilaian Obyek Penilaian ini adalah nilai pasar wajar (fair market value), dimana
berdasarkan Peraturan VIII.C.3, nilai pasar wajar didefinisikan sebagai “perkiraan jumlah
uang pada tanggal penilaian (cut-off date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli
obyek penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang
berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar”.
INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan laporan penilaian, JKR bertindak secara independen tanpa adanya
benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan dan PAH ataupun pihak-pihak
yang terafiliasi dengan Perseroan dan PAH. JKR juga tidak memiliki kepentingan ataupun
keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Selanjutnya, laporan penilaian ini tidak
dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan yang
kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh nilai yang dihasilkan dari proses
analisa penilaian ini dan JKR hanya menerima imbalan sesuai dengan surat penugasan JKR
No. JK/131227-001 tanggal 27 Desember 2013.
Nilai pasar wajar Obyek Penilaian dalam penilaian diperhitungkan pada tanggal
30 Juni 2014. Tanggal ini dipilih atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan penilaian
serta dari data keuangan PAH yang kami terima. Data keuangan tersebut berupa laporan
keuangan PAH untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 yang
menjadi dasar penilaian ini.
Dari tanggal penilaian, yaitu tanggal 30 Juni 2014, sampai dengan tanggal diterbitkannya
laporan penilaian 100,00% saham PT Persada Alam Hijau beserta utang pihak berelasi,
tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal penilaian (subsequent events) yang secara
signifikan dapat mempengaruhi penilaian nilai pasar wajar Obyek Penilaian.
344
RUANG LINGKUP
Dalam melakukan penilaian untuk memperkirakan nilai pasar wajar Obyek Penilaian, kami
telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu atau melaksanakan prosedur atas data dan
informasi sebagai berikut:
1. Draft Prospektus sehubungan dengan Rencana PUPS yang disusun oleh manajemen
Perseroan;
2. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (selanjutnya disebut
“KAP”) Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan (selanjutnya disebut “JASR”) sebagaimana
tertuang dalam laporannya No. 3252/RPT/IX/2014 tanggal 15 September 2014 dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian;
3. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh KAP EkaMasni, Bustaman & Rekan
(selanjutnya disebut “EBR”) sebagaimana tertuang laporannya No. 076/EB&R-KP/LAP-
GA/2014 tanggal 16 Juni 2014 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
4. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan
(selanjutnya disebut “ISSR”) sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. 186/ISS/AU/2013 tanggal 16 Mei 2013 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
5. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh ISSR sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 171/ISS/AU/2012 tanggal 28 Mei 2012 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian;
6. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh JASR sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 3266/RPT/V/2011 tanggal 2 Mei 2011 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian;
7. Laporan keuangan konsolidasian PAH untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh JASR sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 3257/RPT/VII/2010 tanggal 2 Juli 2010 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian;
8. Laporan penilaian properti yang dimiliki oleh PAH per tanggal 30 Juni 2014 yang disusun
oleh SRR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 141103.011/SRR/LP-A/BRI/OR
tanggal 3 November 2014;
9. Proyeksi laporan keuangan PAH untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2015 – 2035 yang disusun oleh manajemen PAH;
345
10. Hasil wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, yaitu Kanya Lakshmi Sidarta
dengan posisi sebagai Direktur Independen, mengenai alasan, latar belakang dan hal-
hal lain yang terkait dengan Rencana Akuisisi;
11. Anggaran dasar PAH yang terakhir sebagaimana dinyatakan dalam akta No. 6 tanggal
7 Oktober 2013 dari Notaris Sri Hidianingsih Adi Sugijanto, S.H., tentang persetujuan
pengalihan saham;
12. Tarif pajak yang diberlakukan atas PAH adalah berdasarkan laba kena pajak dalam
periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu sebesar 25,00%;
13. Informasi lain dari pihak manajemen Perseroan dan PAH serta pihak-pihak lain yang
relevan untuk penugasan;
14. Data dan informasi industri berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
15. Data dan informasi pasar berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
16. Data dan informasi ekonomi berdasarkan media cetak maupun elektronik, antara lain
website Aswath Damodaran, website Bank Indonesia, website Bursa Efek Indonesia dan
Bloomberg;
17. Surat representasi dari manajemen Perseroan terkait dengan Rencana Akuisisi;
19. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak maupun elektronik dan hasil
analisa lain yang kami anggap relevan.
Dalam melaksanakan analisa, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan
kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan
kepada kami oleh Perseroan dan PAH atau yang tersedia secara umum dan kami tidak
bertanggung jawab atas kebenaran informasi-informasi tersebut.
Kami tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari PAH. Jasa-jasa yang kami
berikan kepada Perseroan hanya merupakan penilaian atas PAH dan bukan jasa-jasa
akuntansi, audit atau perpajakan. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan penilaian tidak
merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan
atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan
tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam
pengendalian internal, kesalahan atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau
pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba
mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang dilakukan Perseroan.
346
KONDISI PEMBATAS DAN ASUMSI-ASUMSI POKOK
Penilaian ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis
dan keuangan serta peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku sampai dengan tanggal
penerbitan laporan penilaian ini.
Penilaian Obyek Penilaian yang dilakukan dengan metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang didasarkan pada proyeksi laporan keuangan yang disusun oleh manajemen
PAH. Dalam penyusunan proyeksi laporan keuangan, berbagai asumsi dikembangkan
berdasarkan kinerja PAH pada tahun-tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana
manajemen di masa yang akan datang. Kami telah melakukan penyesuaian terhadap
proyeksi laporan keuangan tersebut agar dapat menggambarkan kondisi operasi dan kinerja
PAH yang dinilai pada saat penilaian ini dengan lebih wajar. Secara garis besar, tidak ada
penyesuaian yang signifikan yang kami lakukan terhadap target kinerja PAH yang dinilai.
Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi laporan
keuangan berdasarkan kinerja historis PAH dan informasi manajemen PAH terhadap
proyeksi laporan keuangan PAH tersebut. Kami juga bertanggung jawab atas laporan
penilaian saham PAH dan kesimpulan nilai akhir.
Dalam penugasan penilaian ini, kami mengasumsikan terpenuhinya semua kondisi dan
kewajiban Perseroan. Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penilaian sampai
dengan tanggal diterbitkannya laporan penilaian tidak terjadi perubahan apapun yang
berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penilaian.
Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi, memutakhirkan
(update) pendapat kami karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi setelah tanggal surat ini.
347
Karena hasil dari penilaian kami sangat tergantung dari data serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya, perubahan pada sumber data serta asumsi sesuai data pasar akan merubah
hasil dari penilaian kami. Oleh karena itu, kami sampaikan bahwa perubahan terhadap data
yang digunakan dapat berpengaruh terhadap hasil penilaian dan bahwa perbedaan yang
terjadi dapat bernilai material. Walaupun isi dari laporan penilaian ini telah dilaksanakan
dengan itikad baik dan dengan cara yang profesional, kami tidak dapat menerima tanggung
jawab atas kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan oleh adanya
analisa tambahan, diaplikasikannya hasil penilaian sebagai dasar untuk melakukan analisa
transaksi ataupun adanya perubahan dalam data yang dijadikan sebagai dasar penilaian.
Laporan penilaian Obyek Penilaian bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan
yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat
mempengaruhi operasional Perseroan.
Pekerjaan kami yang berkaitan dengan penilaian Obyek Penilaian tidak merupakan dan
tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan
prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat
dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan
atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selanjutnya, kami
juga telah memperoleh informasi atas status hukum Perseroan dan PAH berdasarkan
anggaran dasar Perseroan dan PAH.
Penilaian Obyek Penilaian didasarkan pada analisa internal dan eksternal. Analisa internal
akan berdasarkan pada data yang disediakan oleh manajemen, analisa historis atas laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif PAH, pengkajian atas kondisi operasi
dan manajemen serta sumber daya yang dimiliki PAH. Prospek PAH di masa yang akan
datang kami evaluasi berdasarkan rencana usaha serta proyeksi laporan keuangan yang
diberikan oleh manajemen yang telah kami kaji kewajaran dan konsistensinya. Analisa
eksternal didasarkan pada kajian singkat terhadap faktor-faktor eksternal yang
dipertimbangkan sebagai penggerak nilai (value drivers) termasuk juga kajian singkat atas
prospek dari industri yang bersangkutan.
Dalam mengaplikasikan metode penilaian untuk menentukan indikasi nilai pasar wajar suatu
“business interest” perlu beracuan pada laporan keuangan (laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi komprehensif) yang representatif, oleh karenanya diperlukan penyesuaian
terhadap nilai buku laporan posisi keuangan dan normalisasi keuntungan laporan laba rugi
komprehensif yang biasanya disusun oleh manajemen berdasarkan nilai historis. Betapapun
nilai buku suatu perusahaan yang direfleksikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi komprehensif adalah nilai perolehan dan tidak mencerminkan nilai ekonomis yang
dapat sepenuhnya dijadikan acuan sebagai nilai pasar wajar saat penilaian tersebut.
348
METODE PENILAIAN YANG DIGUNAKAN
Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian Obyek Penilaian adalah metode diskonto
pendapatan ekonomi mendatang (discounted future economic income method atau
discounted cash flow [DCF] method) dan metode akumulasi aset (asset accumulation
method).
Metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang dipilih mengingat bahwa kegiatan usaha
yang dilaksanakan oleh PAH di masa depan masih akan berfluktuasi sesuai dengan
perkiraan atas perkembangan usaha PAH. Dalam melaksanakan penilaian dengan metode
ini, operasi PAH diproyeksikan sesuai dengan perkiraan atas perkembangan usaha PAH.
Pendapatan ekonomi mendatang yang dihasilkan berdasarkan proyeksi laporan keuangan
dikonversi menjadi nilai kini dengan tingkat diskonto yang sesuai dengan tingkat risiko.
Indikasi nilai adalah total nilai kini dari pendapatan ekonomi mendatang tersebut.
Dalam melaksanakan penilaian dengan metode akumulasi aset, nilai dari semua komponen
aset dan liabilitas/utang harus disesuaikan menjadi nilai pasar atau nilai pasar wajarnya,
kecuali untuk komponen-komponen yang telah menunjukkan nilai pasarnya (seperti
kas/bank atau utang bank). Nilai pasar keseluruhan perusahaan kemudian diperoleh dengan
menghitung selisih antara nilai pasar seluruh aset (berwujud maupun tak berwujud) dan nilai
pasar liabilitas.
Pendekatan dan metode penilaian di atas adalah yang kami anggap paling sesuai untuk
diaplikasikan dalam penugasan ini dan telah disepakati oleh pihak manajemen PAH. Tidak
tertutup kemungkinan untuk diaplikasikannya pendekatan dan metode penilaian lain yang
dapat memberikan hasil yang berbeda.
Selanjutnya nilai-nilai yang diperoleh dari tiap-tiap metode tersebut direkonsiliasi dengan
melakukan pembobotan.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, ringkasan hasil penilaian kami adalah sebagai
berikut:
I. Nilai Pasar Wajar 100,00% Saham PAH beserta Utang Pihak Berelasi yang
Dimiliki PAH Berdasarkan Metode Diskonto Pendapatan Ekonomi Mendatang
349
II. Nilai Pasar Wajar 100,00% Saham PAH beserta Utang Pihak Berelasi yang
Dimiliki PAH Berdasarkan Metode Akumulasi Aset
Pada penilaian ini, kami melakukan penilaian berdasarkan nilai pasar atas aset tetap,
tanaman perkebunan, biaya tangguhan hak atas tanah dan tanaman bibitan yang
telah dinilai oleh SRR sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. 141103.011/SRR/LP-A/BRI/OR tanggal 3 November 2014, dimana jumlah nilai
pasar dari aset tetap, tanaman perkebunan, biaya tangguhan hak atas tanah dan
tanaman bibitan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp 84,49 miliar. Apabila
nilai pasar atas aset tetap, tanaman perkebunan, biaya tangguhan hak atas tanah
dan tanaman bibitan tersebut direfleksikan dalam laporan posisi keuangan, maka
jumlah aset PAH adalah sebesar Rp 134,62 miliar, sedangkan jumlah liabilitas PAH
tetap, yaitu sebesar Rp 117,57 miliar.
Indikasi nilai pasar wajar 100,00% saham PAH kemudian diperoleh dengan
menghitung selisih antara nilai seluruh aset dan liabilitas. Dengan demikian, pada
tanggal 30 Juni 2014, indikasi nilai pasar wajar 100,00% saham PAH sebelum diskon
likuiditas pasar adalah sebesar Rp 17,06 miliar. Dengan diskon likuiditas pasar
sebesar 40,00%, maka nilai pasar wajar 100,00% saham PAH adalah sebesar
Rp 10,23 miliar. Selanjutnya, pada tanggal 30 Juni 2014, PAH memiliki utang pihak
berelasi kepada CPS dan PPU masing-masing sebesar Rp 53,52 miliar dan
Rp 25,48 miliar, sehingga jumlah utang pihak berelasi yang dimiliki PAH adalah
sebesar Rp 79,00 miliar. Dengan menambahkan nilai utang pihak berelasi tersebut,
maka nilai pasar wajar 100,00% saham PAH beserta utang pihak berelasi yang
dimiliki PAH adalah sebesar Rp 89,23 miliar.
Untuk mendapatkan nilai pasar wajar yang mewakili nilai dari kedua metode
penilaian yang digunakan, dilakukan rekonsiliasi dengan terlebih dahulu melakukan
pembobotan terhadap nilai pasar wajar yang dihasilkan dari kedua metode tersebut,
masing-masing dengan bobot 50,00% untuk metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang dan 50,00% untuk metode akumulasi aset.
Alasan kami memberikan bobot 50,00% untuk metode diskonto pendapatan ekonomi
mendatang dan 50,00% untuk metode akumulasi aset, yaitu karena data-data dan
informasi yang digunakan pada metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang
yang kami gunakan untuk menentukan nilai pasar wajar Obyek Penilaian merupakan
data-data dan informasi yang memiliki tingkat kehandalan yang sama dengan data-
data dan informasi yang digunakan pada metode akumulasi aset.
Berdasarkan hasil rekonsiliasi tersebut, diperoleh hasil bahwa nilai pasar wajar
Obyek Penilaian adalah sebesar Rp 86,87 miliar.
350
Sehubungan dengan penilaian ini, kami ingin menekankan bahwa nilai pasar wajar
yang dihitung dengan metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang didasarkan
atas asumsi-asumsi mengenai tingkat pendapatan, beban dan akun-akun laporan
posisi keuangan yang dikembangkan pihak manajemen PAH melalui analisa atas
kinerja historis dan pernyataan manajemen PAH mengenai rencana-rencana untuk
masa yang akan datang sebelum penilaian Obyek Penilaian. Kami melakukan
penelaahan atas asumsi-asumsi tersebut dan menurut pendapat kami, asumsi-
asumsi tersebut wajar. Akan tetapi, kami tidak bertanggung jawab pencapaian atas
asumsi-asumsi tersebut. Setiap perubahan dari asumsi-asumsi ini akan
mempengaruhi perhitungan nilai Obyek Penilaian. Karena tidak ada kepastian bahwa
dasar-dasar dan asumsi-asumsi tersebut akan terealisasi, kami tidak dapat
memberikan jaminan bahwa hasil-hasil yang diproyeksikan akan tercapai.
KESIMPULAN PENILAIAN
Berdasarkan hasil analisa atas seluruh data dan informasi yang telah kami terima dan
dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan yang mempengaruhi penilaian,
maka menurut pendapat kami nilai pasar wajar Obyek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2014
adalah sebesar Rp 86,87 miliar.
Nilai pasar wajar Obyek Penilaian tersebut kami tentukan berdasarkan data dan informasi
yang kami peroleh dari pihak manajemen Perseroan dan PAH serta pihak-pihak lain yang
relevan dengan penilaian. Kami menganggap bahwa semua informasi tersebut adalah benar
dan bahwa tidak ada keadaan atau hal-hal yang tidak terungkap yang akan mempengaruhi
nilai pasar wajar tersebut secara material.
Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami
kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan,
kewajiban utang dan/atau sengketa atas PAH. Kami tegaskan pula bahwa kami tidak
memperoleh manfaat atau keuntungan apapun baik saat ini maupun di masa datang dan
imbalan jasa yang telah disetujui atas penilaian PAH tidak tergantung pada nilai yang
dilaporkan.
351
DISTRIBUSI PENILAIAN
Penilaian ini hanya ditujukan untuk kepentingan Direksi Perseroan dalam kaitannya dengan
Rencana Akuisisi dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) serta
tidak dapat digunakan atau dikutip untuk tujuan lain tanpa adanya ijin tertulis dari JKR
dan/atau tidak untuk digunakan oleh pihak lain.
Penilaian ini juga disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum
bisnis dan keuangan serta peraturan yang ada pada saat ini. Kami tidak bertanggung jawab
untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang
terjadi setelah tanggal surat ini. Walaupun demikian, kami memiliki hak untuk, jika
diperlukan, merubah atau melengkapi hasil dari laporan ini jika terdapat tambahan informasi
yang relevan setelah laporan ini yang kami anggap dapat berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil penilaian kami. Laporan penilaian ini hanya dipersiapkan untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan tujuan yang telah disebutkan di atas dan tidak dapat
dipergunakan untuk tujuan lainnya.
Pendapat yang kami sampaikan di sini harus dipandang sebagai satu kesatuan bersama
dengan laporan lengkap yang telah kami siapkan. Penggunaan sebagian analisa dan
informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisa dapat menyebabkan
pandangan yang menyesatkan.
Penilaian ini tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dan
stempel perusahaan (corporate seal) dari KJPP Jennywati, Kusnanto & rekan.
Hormat kami,
KJPP JENNYWATI, KUSNANTO & REKAN
Willy D. Kusnanto
Rekan
352
XX. Anggaran Dasar
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana
termaktub dalam Akta Pernyataan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham Perseroan Terbatas
PT Golden Plantation Tbk. Akta No.37, tanggal 11 September 2014, yang dibuat di hadapan Humberg
Lie, SH., SE., M.KN. Notaris di Jakarta Utara yang telah mendapatkan: (i) persetujuan dari Menkumham
No.AHU-07898.40.20.2014 tanggal 12 September 2014; dan (ii) penerimaan pemberitahuan dari
Menkumham No.AHU-06127.40.21.2014 tanggal 12 September 2014 dan didaftarkan dalam:
(i) Daftar Perseroan No.AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September 2014; dan (ii) Daftar Perseroan
No. AHU-0092990.40.80.2014 tanggal 12 September 2014
1. Perseroan Terbatas ini bernama ”PT GOLDEN PLANTATION Tbk.” (selanjutnya cukup disingkat
dengan ”Perseroan”), berkedudukan di Jakarta Selatan.
2. Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan, baik didalam maupun diluar
wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan Dewan
Komisaris Perseroan.
1. Maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan usaha dalam bidang perkebunan dan pertanian.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha utama sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertanian dan perkebunan.
b. Agroindustri.
c. Industri pertanian.
d. Perkebunan tanaman pangan.
e. Kehutanan.
f. Agrobisnis (perdagangan hasil-hasil pertanian).
g. Peternakan unggas.
h. Perkebunan tanaman industri.
i. Pembenihan tanaman hias.
j. rehabilitasi tanah dan reboisasi.
k. Perkebunan karet.
l. ekspor – impor dan perdagangaan bahan pertanian dan perkebunan.
m. konsultasi bidang pertanian.
n. industri hulu dan hilir hasil-hasil pertanian, perkebunan dan holtikultura.
3. Untuk menunjang kegiatan usaha utama Perseroan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan
seluruh kegiatan usaha yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha utama Perseroan, selama
tidak melanggar ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MODAL
Pasal 4
1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp.1.146.000.000.000,00 (satu trilyun seratus empat puluh
enam milyar Rupiah) terbagi atas 11.460.000.000 (sebelas milyar empat ratus enam puluh juta)
saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp.100,00 (seratus Rupiah).
353
2. Dari modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor sejumlah 2.865.000.000 (dua
milyar delapan ratus enam puluh lima juta) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp.286.500.000.000,00 (dua ratus delapan puluh enam milyar lima ratus juta Rupiah) oleh para
pemegang saham yang telah mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham
yang disebutkan pada akhir akta.
3. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain.
Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada
saat pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut;
b. benda yang akan dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;
c. memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat 1
Anggaran Dasar ini;
d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai
pasar wajar; dan
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan,
dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/
atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan
terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
4. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan
modal Perseroan, pada waktu dan dengan cara, harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh
Rapat Direksi dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya cukup disebut
dengan ”RUPS”), dengan mengindahkan ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia,
dengan syarat pengeluaran itu tidak dengan harga dibawah pari.
Kuorum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk menyetujui pengeluaran saham
dalam simpanan harus memenuhi persyaratan dalam Pasal 13 ayat 1 Anggaran Dasar ini.
5. RUPS yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum
terbatas maupun peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu harus memutuskan:
a. jumlah maksimum saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan; dan
b. pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan jumlah saham yang
sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas atau peningkatan
modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut.
6. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham, Efek yang
dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari
Perseroan selaku penerbit antara lain Obligasi Konversi atau Waran), dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan
pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar
pemegang saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham
yang menyetujui pengeluaran Efek bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah saham yang telah terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan atas nama
pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut.
b. Pengeluaran Efek bersifat Ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham
dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
(i) ditujukan kepada karyawan Perseroan;
(ii) ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS;
(iii) dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
RUPS; dan/atau
(iv) dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan
penambahan modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan, dengan memperhatikan ketentuan
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
354
d. Efek bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
HMETD harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek
bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi
jumlah Efek bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek bersifat Ekuitas yang tidak diambil
tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-
masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat Ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek bersifat Ekuitas dan tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga,
Efek bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai
pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.
f. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar
dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan
oleh direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek
tersebut.
g. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang
sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk
mengurus pemberitahuan kepada Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
hukum dan hak asasi manusia atau penggantinya.
7. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.
Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan ketentuan:
a. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi
kurang dari 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang :
(i) telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;
(ii) telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
(iii) penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25 % (dua
puluh lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat
6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana
dimaksud dalam butir (ii) diatas;
(iv) dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam butir (iii) di atas tidak
terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya,
sehingga modal disetor menjadi paling sedikit 25 % (dua puluh lima persen) dari modal
dasar, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam butir (iii) di atas tidak
terpenuhi;
(v) persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir a diatas termasuk juga persetujuan
untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam butir (iv) diatas.
b. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah
terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling
sedikit 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama
dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban
Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.
8. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang
dari ketentuan tersebut di atas, apabila peraturan perundang-undangan khususnya peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek menentukan lain.
9. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan
10 % (sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila
peraturan perundang-undangan menentukan lain. Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
SAHAM
Pasal 5
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama dan dikeluarkan atas
nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham.
2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal.
355
3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu)
saham.
5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau
menunjuk seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu
sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
6. Dalam hal para pemilik bersama itu lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan
mengenai penunjukan wakil bersama itu, Perseroan memperlakukan pemegang saham yang
namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang
yang sah atas saham atau saham-saham tersebut
7. Selama ketentuan dalam ayat 5 di atas belum dilaksanakan, para pemegang saham tersebut
tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu
ditangguhkan.
8. Setiap pemegang saham wajib untuk tunduk kepada Anggaran Dasar dan semua keputusan
yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.
9. Untuk saham Perseroan yang dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa
Efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.
SURAT SAHAM
Pasal 6
356
7. Apabila terdapat pecahan nilai nominal saham, pemegang pecahan nilai nominal saham tidak
diberikan hak suara perseorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri
atau bersama pemegang pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama
memiliki nilai nominal 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut.
8. Para pemegang pecahan nilai nominal saham tersebut harus menunjuk seorang di antara mereka
atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah
yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
9. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penjaminan saham, peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, UUPT dan peraturan lain yang berlaku.
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
dan
b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak.
2. Asli surat saham rusak wajib dikembalikan dan dapat ditukar dengan surat saham baru yang
nomornya sama dengan nomor surat saham aslinya.
3. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian surat
saham.
4. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:
a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas
hilangnya surat saham tersebut;
c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan
d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di
mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum
pengeluaran pengganti surat saham.
5. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh Pemegang Saham
yang berkepentingan.
6. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengenai pengeluaran surat saham pengganti juga berlaku
untuk pengeluaran surat kolektif saham pengganti atau Efek Bersifat Ekuitas.
1. Direksi atau kuasa yang ditunjuk olehnya wajib mengadakan dan memelihara dengan sebaik-
baiknya Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Perseroan di tempat kedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan itu dicatat:
a. Nama dan alamat para pemegang saham;
b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para
pemegang saham;
c. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai dan atau
pemegang jaminan fidusia atas saham dan tanggal perolehan hak gadai dan atau tanggal
pendaftaran akta fidusia atas saham tersebut;
e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan atau diharuskan oleh perundang-
undangan yang berlaku.
3. Dalam Daftar Khusus Perseroan dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi
dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta
tanggal saham itu diperoleh.
4. Pemegang saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat kepada
Direksi Perseroan.
357
Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan dan pemberitahuan kepada
pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir
dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.
5. Direksi dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan
pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan Daftar Khusus Perseroan.
6. Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus Perseroan, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada
waktu jam kerja kantor Perseroan.
7. Pencatatan dan atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham Perseroan harus disetujui Direksi
dan dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama
atau Pejabat yang diberi kuasa untuk itu.
8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan termasuk
pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindahtanganan, pengagunan, gadai, fidusia atau cessie
yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar ini dan untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di Indonesia
di tempat di mana saham Perseroan dicatatkan.
Suatu gadai saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dengan cara yang akan
ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima baik oleh Direksi
mengenai gadai saham yang bersangkutan. Pengakuan mengenai gadai saham oleh Perseroan
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 1153 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya akan
terbukti dari pencatatan mengenai gadai itu dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 9
1. Saham-saham yang berada dalam Penitipan Kolektif berlaku ketentuan dalam pasal ini yaitu :
a. saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat
dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
b. saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat
dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.
c. apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio
Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan
saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian
untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif tersebut.
2. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf 1.a ayat ini atau Bank Kustodian sebagaimana
dimaksud dalam huruf 1. c ayat ini sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan.
3. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud Permohonan
mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada
Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek.
5. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan
Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
6. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan
bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham
dan surat saham tersebut benarbenar hilang atau musnah.
358
7. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
8. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening
tersebut.
9. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum Pemanggilan RUPS.
10. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang
termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio
Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut
wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum
pemanggilan RUPS.
11. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank
Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening
pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.
12. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
13. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen,
saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan
Kolektif ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek
wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang
dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham
yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar
penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak
lainnya tersebut.
Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat dimana saham-
saham Perseroan dicatatkan.
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan atas suatu saham, pemilik asli yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama pemegang saham
yang baru telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin-
izin dari pihak yang berwenang dan peraturan perundang-undangan serta ketentuan pada Bursa
Efek di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan.
2. Setiap pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan dokumen yang ditandatangani oleh
atau atas nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang menerima
pemindahan hak atas saham yang bersangkutan.
Dokumen pemindahan hak atas saham harus memenuhi peraturan Pasar Modal yang berlaku
di Indonesia tempat saham Perseroan dicatatkan dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib
memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
359
4. Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan apabila cara-cara yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar Perseroan
ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu syarat dalam izin yang diberikan kepada Perseroan oleh
pihak yang berwenang atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak terpenuhi.
5. Apabila Direksi menolak untuk mencatatkan pemindahan hak atas saham tersebut, dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan pendaftaran itu diterima oleh Direksi Perseroan,
Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan
haknya.
Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada bursa efek di Indonesia, setiap penolakan untuk
mencatat pemindahan hak atas saham harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal dan peraturan bursa efek dimana saham Perseroan dicatatkan.
6. Orang yang mendapat hak atas saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena
suatu alasan lain yang menyebabkan kepemilikan suatu saham beralih menurut hukum, dengan
mengajukan bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan
permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang saham.
Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan
memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal serta peraturan bursa efek dimana saham Perseroan dicatatkan.
7. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek lain pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek.
8. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini yang mengatur hak
untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku
terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 6 Pasal ini.
360
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN
PIMPINAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 12
361
Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi mempunyai benturan kepentingan atas
hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak
mempunyai benturan kepentingan.
Apabila semua anggota direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah
seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir
dalam RUPS.
1. a. RUPS, termasuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas, dapat
dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu
perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang telah dikeluarkan Perseroan
kecuali apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a Pasal ini tidak tercapai, diadakan
pemanggilan rapat kedua.
c. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh
pemegang saham yang memiliki paling sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari seluruh saham
dengan hak suara yang sah.
d. Dalam hal kuorum rapat kedua tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran,
jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS
ditetapkan oleh OJK.
2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.
3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan
kepadanya pada waktu rapat diadakan.
4. Dalam rapat, setiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu)
suara.
5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam rapat, tetapi suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam
pemungutan suara.
6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain dilakukan pemungutan dengan lisan, kecuali jika ketua rapat menentukan
lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam rapat tersebut.
7. Semua keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara
setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam rapat, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain.
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyak, usul ditolak.
8. Dalam hal Perseroan bermaksud untuk melakukan transaksi tertentu yang terdapat benturan
kepentingan, dan transaksi dimaksud tidak dikecualikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, transaksi tersebut wajib mendapat persetujuan
RUPS luar biasa yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
b. RUPS untuk memutuskan hal yang mempunyai benturan kepentingan diselenggarakan
dengan ketentuan bahwa RUPS tersebut dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari
jumlah seluruh pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh
pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.b Pasal ini tidak tercapai, dapat
diadakan rapat kedua dengan ketentuan harus dihadiri/diwakili oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham
independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang
mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham
independen yang hadir dalam RUPS.
362
d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.c Pasal ini tidak tercapai, atas
permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan
waktu penyelenggaraan rapat ditetapkan oleh OJK.
9. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham
yang mengeluarkan suara.
10. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan
RUPS, dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberi tahu secara tertulis dan semua
pemegang saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian itu mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan
yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. Perubahan Anggaran Dasar
tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.
2. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan/atau tempat
kedudukan Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, jangka waktu berdirinya
Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan
perubahan status Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
3. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini
cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak keputusan RUPS tentang perubahan
tersebut.
4. Apabila kuorum yang ditentukan tidak tercapai dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat 1, maka
dalam RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling
sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang dikeluarkan
secara sah dalam rapat dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham
dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.
5. Dalam hal kuorum RUPS kedua sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini tidak tercapai,
atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil
keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK.
6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua
kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian yang
beredar secara nasional dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan
tentang pengurangan modal tersebut.
363
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak
suara yang hadir dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.b di atas tidak tercapai, atas
permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan
waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK.
2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan
berdasarkan keputusan RUPS atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan,
maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator atau kurator. Dalam kejadian likuidasi, para likuidator
wajib menambahi nama Perseroan dengan kata-kata dalam likuidasi.
3. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan RUPS atau penetapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator. Sisa perhitungan likuidasi, setelah dibayarkan
segala utang dan kewajiban Perseroan akan dipergunakan untuk membayar segala saham
Perseroan, seberapa mungkin jumlah harga yang tertulis di surat saham. Jika masih ada sisa, hasil
likuidasi tersebut akan dibagi menurut keputusan RUPS.
4. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh RUPS atau penetapan pengadilan.
5. Likuidator wajib mendaftarkan dalam Daftar Perseroan, mengumumkan dalam Berita Negara dan
dalam surat kabar harian yang terbit atau beredar di tempat kedudukan Perseroan atau tempat
kegiatan usaha Perseroan serta memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Perseroan dibubarkan.
6. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta pendirian beserta perubahannya dikemudian
hari tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh RUPS dan
diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.
DIREKSI
Pasal 16
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri atas seorang atau lebih anggota
Direksi, apabila diangkat lebih dari seorang angota Direksi, maka seorang diantaranya dapat
diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak
tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS
Tahunan yang ke-5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya, namun dengan tidak mengurangi
hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa
jabatannya berakhir. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan RUPS tersebut, kecuali
apabila ditentukan lain oleh RUPS.
3. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong,
maka dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan
RUPS, untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan
Anggaran Dasar.
4. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang berhenti atau dihentikan dari
jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa
jabatan anggota Direksi lain yang menjabat.
5. Jika oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara Perseroan diurus
oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.
6. a. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan paling kurang 60 (enam puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.
b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya
surat pengunduran diri.
c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri
anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
7. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka
Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh
lima) hari setelah tanggal pemberhentian sementara.
364
8. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 Pasal ini tidak dapat mengambil keputusan
atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian
sementara anggota Direksi menjadi batal.
9. Para anggota Direksi dapat diberi gaji berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainnya yang jumlahnya
ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
10. Jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir apabila :
a. meninggal dunia;
b. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;
c. pengunduran dirinya efektif sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 pasal ini; atau
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. Meminjam uang atas nama Perseroan (tidak termasuk pengambilan uang Perseroan di bank).
b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di
luar negeri.
-harus dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan.
2. Perbuatan hukum untuk (i) mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh
atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan dalam satu tahun buku, baik dalam 1 (satu)
transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain,
dan (ii) membeli perseroan harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para
pemegang saham yang mewakili paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah
seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
Dalam hal RUPS pertama sebagaimana dinyatakan diatas dalam ayat ini tidak tercapai kuorum,
maka dapat dilaksanakan Rapat kedua, dimana Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam Rapat paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara hadir atau diwakili dalam Rapat dan keputusan adalah sah jika disetujui paling
sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat.
Dalam hal RUPS kedua tidak tercapai kuorum, maka dapat dilaksanakan dengan Rapat ketiga,
dimana Rapat ketiga adalah sah jika ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. .
3. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi lainnya berhak
dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
4. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS
tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi.
5. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada
seorang atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu
sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa.
6. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, satu dan lain dengan tidak
mengurangi ketentuan dalam ayat 6 pasal ini.
365
RAPAT DIREKSI
Pasal 18
1. Penyelenggara Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu:
a. oleh seorang atau lebih anggota Direksi; atau
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris.
2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas
nama Direksi.
3. Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan
langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat;
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan.
Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi dipimpin
oleh seorang anggota Direksi lainnya yang khusus telah ditunjuk secara tertulis untuk keperluan
tersebut oleh Direktur Utama.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari
1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota Direksi hadir dan/atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak
tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari
1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan
menentukan.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 19
1. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang termasuk Komisaris Independen
yang jumlahnya disesuaikan dengan persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal, dimana seorang diantaranya diangkat sebagai Komisaris Utama.
2. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dengan memperhatikan
ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.
3. Para anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 (lima)
setelah tanggal pengangkatannya, namun dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-
waktu dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum masa jabatannya berakhir.
Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan RUPS tersebut,kecuali apabila ditentukan lain
oleh RUPS.
366
4. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong sehingga menyebabkan
anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang, atau tidak adanya Komisaris Independen
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 ayat 1, maka RUPS harus diselenggarakan dalam waktu
paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah terjadi lowongan, untuk mengisi lowongan tersebut.
5. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu
60 (enam puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi
lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran
Dasar.
6. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang berhenti atau
diberhentikan dari jabatannya atau untuk mengisi lowongan harus diangkat untuk jangka waktu
yang merupakan sisa jabatan anggota Dewan Komisaris lain yang menjabat.
7. a. Anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan paling kurang 60 (enam
puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah
diterimanya surat pengunduran diri.
c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat ini, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
d. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah
anggota Dewan Komisaris masing-masing menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka
pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota
Dewan Komisaris yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan
Komisaris.
8. Gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Dewan Komisaris dari
waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS
9. Jabatan anggota Dewan Komisaris dengan sendirinya berakhir apabila:
a. meninggal dunia;
b. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS;
c. pengunduran dirinya efektif sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 pasal ini; atau
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
1. Dewan Komisaris melakukan: (a) pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan pada umumnya,
baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, (b) memberikan nasihat kepada Direksi, serta
(c) meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan oleh Direksi serta menandatangani
laporan tersebut.
2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan
halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan memeriksa
semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas
dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oleh Dewan Komisaris.
4. Sehubungan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris yang dimaksud ayat 1 pasal ini, maka
Dewan Komisaris berkewajiban:
a. Menyampaikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai rencana pengembangan
Perseroan
b. Memberikan pelaporan tentang tugas dan pengawasan yang telah dilakukan selama tahun
buku yang baru lampau kepada RUPS disertai dengan saran dan langkah perbaikan yang
harus ditempuh, apabila Perseroan menunjukkan gejala kemunduran;
c. Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai setiap persoalan lainnya yang
dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan;
367
d. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disampaikan Direksi dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tahun buku yang baru dimulai.
Dalam hal Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan tidak disahkan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku baru, maka Rencana Kerja dan Anggaran Dasar
Perseroan tahun yang lampau diberlakukan;
e. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS;
f. Membuat Risalah rapat Dewan Komisaris;
g. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perseroan dan pada perusahaan lain.
5. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau
lebih anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan
Perseroan atau melalaikan kewajibannya.
6. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan disertai alasannya.
7. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan RUPS Luar Biasa yang akan memutuskan apakah
anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada
kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi
kesempatan untuk hadir guna membela diri.
8. Rapat tersebut dalam ayat 7 pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota
Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh RUPS tersebut dan pemanggilan harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 11 di atas.
9. Apabila RUPS tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah
pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan
yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula.
10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus
Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara
kepada seorang atau lebih di antara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.
1. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu:
a. oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi.
2. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris yang berhak bertindak
untuk dan atas nama Dewan Komisaris.
3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu
tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat
hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris
dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang khusus telah ditunjuk secara tertulis
untuk keperluan tersebut oleh Komisaris Utama.
7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh
anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih
dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.
368
9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila
tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling
sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Dewan Komisaris yang
akan menentukan.
11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya;
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-
tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan
semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Dewan Komisaris.
1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada
Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa
oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal panggilan RUPS Tahunan.
5. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam 1 (satu) surat kabar
berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional menurut tata cara sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.
1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi
menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.
2. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup
seluruhnya.
3. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah
disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan
untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham
yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya
atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah
lewat waktu 10 (sepuluh) tahun tersebut akan menjadi hak Perseroan.
4. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
369
PENGGUNAAN CADANGAN
Pasal 24
1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari
jumlah modal ditempatkan dan disetor. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya
20% dari modal ditempatkan dan disetor hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang
tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), RUPS dapat memutuskan
agar jumlah kelebihannya digunakan bagi keperluan Perseroan.
3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum dipergunakan untuk menutup
kerugian dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang penggunaannya
belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut
pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan
peraturan perundang-undangan agar memperoleh laba.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini,akan diputuskan dalam
RUPS.
1. Selanjutnya dari modal Perseroan sebagaimana tersebut, telah diambil bagian dan disetor penuh
oleh pemegang saham Perseroan dengan perincian sebagai berikut :
a. perseroan terbatas PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk., berkedudukan di Jakarta
Selatan, yang anggaran dasar dan perubahan-perubahannya telah disesuaikan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
sebagaimana termuat dalam :
− Akta tertanggal 08-08-2008 (delapan Agustus dua ribu delapan) nomor 41, yang dibuat
dihadapan nyonya POERBANINGSIH ADI WARSITO, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta
Selatan, dan telah mendapat Persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya tertanggal
13-11-2008 (tiga belas Nopember dua ribu delapan) nomor AHU-85499.AH.01.02.Tahun
2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 20-012009
(dua puluh Januari dua ribu sembilan) nomor 6, Tambahan Berita Negara nomor 1588.
− Akta tertanggal 25-07-2009 (dua puluh lima Juli dua ribu sembilan) nomor 63, yang dibuat
dihadapan Nyonya POERBANINGSIH ADI WARSITO, Sarjana Hukum, Notaris tersebut,
dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan telah diterima dan dicatat
di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dalam Suratnya tertanggal
21-08-2009 (dua puluh satu Agustus dua ribu sembilan) nomor AHU-AH.01.10-13746.
− Akta tertanggal 28-06-2011 (dua puluh delapan Juni dua ribu sebelas) nomor 76, yang
dibuat dihadapan Nyonya POERBANINGSIH ADI WARSITO, Sarjana Hukum, Notaris
tersebut dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan telah diterima dan
dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dalam Suratnya tertanggal
28-07-2011 (dua puluh delapan Juli dua ribu sebelas) nomor AHU-AH.01.10-24349.
− Akta tertanggal 25-05-2012 (dua puluh lima Mei dua ribu dua belas) nomor 86, yang dibuat
dihadapan Nyonya POERBANINGSIH ADI WARSITO, Sarjana Hukum, Notaris tersebut,
dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima dan
dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dalam suratnya tertanggal
06-06-2012 (enam Juni dua ribu dua belas) nomor AHU-AH.01.10-20182.
− Akta tertanggal 12-06-2012 (dua belas Juni dua ribu dua belas) nomor 35, yang dibuat
dihadapan Nyonya POERBANINGSIH ADI WARSITO, Sarjana Hukum, Notaris tersebut,
dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan telah diterima dan dicatat
di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dalam Suratnya tertanggal
29-11-2012 (dua -puluh sembilan Nopember dua ribu dua belas) nomor
AHU-AH.01.10-42306.
370
− Akta tertanggal 16-04-2013 (enam belas April dua ribu tiga belas) nomor 73, yang
dibuat dihadapan saya, Notaris dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroannya telah diterima dan dicatat didalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana
ternyata dalam Suratnya tertanggal 15-05-2013 (lima belas Mei dua ribu tiga belas) nomor
AHU-AH.01.10-18678.
− Akta tertanggal 25-04-2013 (dua puluh lima April dua ribu tiga belas) nomor 147, yang
dibuat dihadapan saya, Notaris dan telah mendapatkan Persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata dalam
Surat Keputusannya tertanggal 17-06-2013 (tujuh belas Juni dua ribu tiga-belas) nomor
AHU-32578.AH.01.02.Tahun 2013 dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar Perseroannya telah diterima dan dicatat didalam database Sistem Administrasi
Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
sebagaimana ternyata dalam Suratnya tertanggal 16-08-2013 (enam belas Agustus dua
ribu tiga belas) nomor AHU-AH.01.10-33326.
- Akta tertanggal 20-08-2013 (dua puluh Agustus dua ribu tiga belas) nomor 101, yang
dibuat dihadapan saya, Notaris, dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana ternyata
dalam Suratnya tertanggal 27-09-2013 (dua puluh tujuh September dua ribu tiga belas)
nomor AHU-AH.01.1040215.
- Dan perubahan anggaran dasar dan susunan Pengurus terakhir Perseroan sebagaimana
termuat dalam Akta tertanggal 26-06-2014 (dua puluh enam Juni dua ribu empat belas)
nomor 171, yang dibuat dihadapan saya, Notaris. sebanyak 2.864.990.000 (dua milyar
delapan ratus enam puluh empat juta sembilan ratus sembilan puluh ribu) saham atau
dengan nilai nominal sebesar dua ratus delapan puluh enam milyar empat ratus sembilan
puluh sembilan juta Rupiah ………………………………………….…………..
Rp.286.499.000.000,00.
b. tuan Insinyur STEFANUS JOKO MOGOGINTA, tersebut, sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) saham
atau dengan nilai nominal sebesar satu juta Rupiah……………………..……………….…………
Rp.1.000.000,00.
Sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak 2.865.000.000 (dua milyar delapan ratus enam puluh
lima juta) saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar dua ratus delapan puluh enam
milyar lima ratus juta Rupiah......................Rp.286.500.000.000,00.
DIREKSI.
DEWAN KOMISARIS.
- Komisaris Utama / Komisaris Independen : tuan KOH BING HOCK, tersebut.
- Komisaris Independen : tuan GILLBANKS ANTHONY MICHAEL, tersebut.
- Komisaris : tuan JAKA PRASETYA, tersebut.
371
XXI. Persyaratan Pemesanan Pembelian Saham
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham atau FPPS. Pemesanan pembelian
saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi
Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin
Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan
FPPS dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang
dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/Bank Kustodian yang
telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI).
Pemesanan pembelian saham yang telah disampaikan kepada Penjamin Emisi Efek tidak dapat
dibatalkan oleh pemesan.
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau Lembaga/
Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No.IX.A.7.
3. Jumlah Pesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan
perdagangan yakni 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.
Saham Yang Ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran
Efek Bersifat Ekuitas Di KSEI No.SP-0021/PE/KSEI/1014 tanggal 2 Oktober 2014 yang ditandatangani
antara Perseroan dengan KSEI.
A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut akan
didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham
hasil Penawaran Umum Perdana Saham akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas nama
pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal 22 Desember 2014;
2. Sebelum Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini dicatatkan
di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan
dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”);
3. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi
Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas saham yang tercatat dalam Rekening Efek;
4. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di
KSEI;
5. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya
yang melekat pada saham;
6. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada
pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan,
melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial
owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian;
372
7. Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan setelah saham Perseroan dicatatkan,
pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham
keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum Perdana Saham
didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;
8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada
KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi
Formulir Penarikan Efek;
9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif
Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan
diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang mengelola saham;
10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan
wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang
Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.
B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif
Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut
mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi atau Agen
Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham
selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi
Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran
Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi
pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan
alamat di luar negeri / domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan
pembayaran sebesar jumlah pesanan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek dan Perseroan berhak
untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila
persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.
6. Masa Penawaran
Masa penawaran akan berlangsung selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu pada tanggal 15, 16 dan 17
Desember 2014 mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Namun demikian jika jumlah
keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah Saham Yang Ditawarkan maka Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat
Masa Penawaran dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja.
7. Tanggal Penjatahan
Tanggal akhir penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan
penjatahan saham untuk setiap pemesan adalah tanggal 19 Desember 2014.
Pemesanan pembelian saham secara khusus oleh para karyawan Perseroan dengan Harga Penawaran
yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Perseroan dapat diajukan langsung kepada Perseroan,
tanpa melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek selama Masa Penawaran
sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan.
373
9. Syarat Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan
dibayarkan kepada para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan. Setoran
dimasukan kedalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada :
Pembayaran dapat menggunakan cek, bilyet giro dan alat pembayaran perbankan lainnya yang
wajib dilaksanakan pada tanggal pemesananpenjatahan saham yang harus dilampirkan pada saat
melaksanakan pemesanan saham.
Seluruh dana pembayaran pemesanan paling lambat harus sudah “in good funds” pada rekening
Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal 17 Desember 2014 pukul 15.00 WIB, untuk nasabah ritel
dan institusi, sedangkan khusus untuk agen penjualan internasional dan/atau afiliasinya harus sudah “in
good funds” pada tanggal distribusi saham.
Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek
atas nama/milik Pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan. Cek milik/atas nama
pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran.
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung
jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana
pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang
bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara
khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui
transferdari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari
bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan yang menerima
pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5
(lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan
Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan
dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat
diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi
Penjatahan (FKP) atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan pembelian saham secara khusus,
Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan.
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT CIMB Securities Indonesia selaku Manajer Penjatahan
dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
sesuai dengan Peraturan No.IX.A.7 serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal
yang berlaku.
Adapun sistem penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti (fixed
allotment) dan penjatahan terpusat (Pooling), dimana penjatahan pasti dibatasi hingga jumlah maksimum
98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan sebelum dilaksanakan Opsi
Penjatahan Lebih. Sisanya sebesar 2% (dua persen) akan dilakukan dengan Penjatahan Terpusat
(pooling).
374
(i) Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Penjatahan pasti dibatasi 98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan
atau sebesar 784.000.000 (tujuh ratus delapan puluh empat juta) saham, yang akan dialokasikan
namun tidak terbatas pada Dana Pensiun, Asuransi, Reksadana, Yayasan, Institusi bentuk lain,
individu, baik domestik maupun luar negeri.
Dalam hal penjatahan terhadap suatu Penawaran Umum Perdana Saham dilaksanakan dengan
menggunakan Sistem Penjatahan Pasti (diluar penjatahan kepada para karyawan Perseroan),
maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum Perdana Saham.
b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum Perdana Saham, para
Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak ter-Afiliasi dengannya dilarang
membeli atau memiliki saham untuk mereka sendiri; dan
c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum Perdana Saham, para
Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak ter-Afiliasi dengannya dilarang
menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjamin Emisi
Efek, kecuali melalui Bursa jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut
akan dicatatkan di Bursa.
Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 2% (dua persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan
atau sebesar 16.000.000 (enam belas juta) saham. Jika jumlah saham yang dipesan melebihi
jumlah Saham Yang Ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur
penjatahan sebagai berikut :
a. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham yang Ter-Afiliasi yang merupakan (i) direktur,
komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari
suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek
sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau
pemegang saham utama perseroan, atau (iii) Afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam
butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan
pihak ketiga dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang
dipesan, maka: pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham
yang dipesan. Dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan
sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara
proporsional kepada para pemesan(i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki
20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai
Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek sehubungan dengan Penawaran Umum
Perdana Saham ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau
(iii) Afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan
pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga
b. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham yang Ter-Afiliasi sebagaimana tersebut pada
poin a diatas,terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka
penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(i) Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan sebagaiberikut:
1. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI,
jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak
mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi.
Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan
perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana saham tersebut akan
dicatatkan;
375
2. Apabila masih terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan
perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian
dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang
dipesan oleh para pemesan.
(i) Dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan secara
proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai
kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan No.VIII.G.12 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/2004 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas
Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No.IX.A.7.
Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum Perdana Saham kepada OJK paling
lambat 5 (lima) hari kerja sejak Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan No.IX.A.2.
Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perseroan No.15 tanggal 6
Oktober 2014, sebagaimana diubah dan dinyatakan kembali melalui Addendum dan Pernyataan Kembali
Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 35 tanggal 4 Desember 2014, yang dibuat di hadapan
Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn, setelah diterimanya Pernyataan Efektif dari OJK sampai dengan hari
terakhir Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk membatalkan atau menunda Penawaran
Umum Perdana Saham ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek, sebagaimana diatur dalam Perjanjian Emisi Efek dan Peraturan No.IX.A.2.
b. Pengembalian uang tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan ke rekening atas
nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek atau bilyet giro
yang dapat diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan pada Penjamin Emisi Efek dimana
pemesanan diajukan dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham dan bukti tanda
jati diri.
Untuk Para Pemesan Khusus, pengembalian uang pemesanan karena adanya penjatahan akan
diatur dan dilaksanakan langsung oleh Perseroan dan oleh karenanya Perseroan membebaskan
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dari segala tuntutan/denda atas kelalaian
Perseroan tersebut.
c. Setiap pihak yang lalai dalam melakukan pengembalian uang pemesanan sehingga terjadi
keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut atau mengakibatkan pihak lain
menjadi terlambat dalam melakukan kewajibannya untuk mengembalikan uang pemesanan,
wajib membayar denda kepada para pemesan yang bersangkutan sebesar suku bunga per tahun
rekening giro yang berlaku di Bank Penerima (“Suku Bunga”) sampai dengan dilunasinya jumlah
yang belum dibayar tersebut, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh)
Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender.
376
d. Sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan
batalnya Penawaran Umum Perdana Saham atau penundaan Penawaran Umum Perdana Saham
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila hal tersebut terjadi sebelum Tanggal Pembayaran, maka pengembalian uang
pemesanan (termasuk setiap denda atas keterlambatan pengembalian uang pemesanan)
menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Para Penjamin Emisi Efek sesuai
dengan bagiannya masing-masing, dan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya
2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut
atau penundaan Penawaran Umum Perdana Saham.
Oleh karenanya Perseroan dibebaskan dari tanggung jawab atas segala tuntutan yang disebabkan
oleh tidak dilaksanakannya pengembalian uang tersebut (termasuk denda keterlambatan, apabila
ada).
e. Apabila uang pemesanan yang akan dikembalikan telah tersedia (termasuk untuk Pemesan
Khusus), akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil, maka hal tersebut bukan merupakan
tanggung jawab Perseroan,Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau para Para Penjamin Emisi
Efek, sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.
377
14. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) Atas Pemesanan Pembelian Saham
Distribusi Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan saham pada para Penjamin Emisi
Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan paling lambat
dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah tanggal penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham
atas distribusi saham tersebutdapat diambil dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan
Pembelian Saham.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan
pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian.
Sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan No. IX.A.7, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan efek
dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan efek melaluilebih dari 1 (satu) formulir
pemesanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer
Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan yang pertama kali diajukan oleh
pemesan yang bersangkutan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak ter-Afiliasi dilarang
untuk membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli.
Pihak-pihak ter-Afililasi hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapat
sisa saham yang tidak dipesan oleh pihak yang tidak ter-Afiliasi baik asing maupun lokal. Tata cara
pengalokasian dilakukan secara proporsional.
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum Perdana Saham, Penjamin
Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan atau pihak-pihak ter-Afiliasi dengannya
dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjaminan Emisi
Efek.
378
XXII. Penyebarluasan Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham
Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang
menjadi Anggota bursa efek berikut ini:
379
PT OSO Securities PT Panca Global Securities Tbk PT Phillip Securities Indonesia
Cyber 2 Tower, lantai 22. Gedung BEI Tower I, Suite 1706A ANZ Tower Level 23B
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 No. 13, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A,
Jakarta Selatan, 12950 Jakarta 12190 Jakarta 10220
Tel: 021-299 15300 Tel: 021-515 5456 Tel: 021-57900800,
Faks: 021-290 21497 Faks: 021-515 5466 Faks: 021-57900809
Menara Sudirman
Ground Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 (seberang FX Plaza)
Jakarta Selatan
380