Anda di halaman 1dari 2

SURVEILANS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SPO-PPRA-002 00 1/2
RSUD MEURAXA
KOTA BANDA ACEH

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


Direktur RSUD Meuraxa
………… 2019 Kota Banda Aceh
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Fuziati, Sp. Rad
Pembina Tk I
NIP. 19631022 199701 2 002

Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi


PENGERTIAN
pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi

1. Mencegah terjadi infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat


operasi antibiotik dijaringan target operasi sudah mencapai kadar
optimal yang efektif untuk menghambat pertumbuhanbakteri.
TUJUAN
2. Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat dalam
pemilihan jenis juga mempertimbangkan konsentrasi antibiotik
dalam jaringan saat mulai dan selama operasi berlangsung.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota
Banda Aceh No. 820/433/2019 tentang Kebijakan Pelaksanaan
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. UU RI No. 36 tahun
2009 tentang Kesehatan
KEBIJAKAN 2. SK Menkes No. 1331 th 1999 tentang penerapan standar
Pelayanan Rumah Sakit
3. Standar Pelayanan Medis Dit Yan Med Depkes tahun 1996
4. Standar Pelayanan Medis URJ Orthopedi dan Traumatologi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011
1. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan kelas
PROSEDUR
operasi,yaitu operasi bersih dan bersih kontaminasi.
2. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis: Gunakan
sefalosporin generasiI–II untuk profilaksis bedah. Generasi ke I,
yang termasuk dalam golongan ini adalah Sefalotin dan sefazolin,
sefradin, sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif
terhadap cocci Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H.
Influenza, Bacteroides dan Pseudomonas. Pada umumnya tidak
tahan terhadap laktamase.Generasi ke II, terdiri dari sefaklor,
sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim (Anbacim®).
Pada kasus tertentu yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob
dapat ditambahkan metronidazol.
3. Rute pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan secara
intravena.Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan
dianjurkan pemberian antibiotic intravena drip dalam NaCL 100 cc,
dan dapat dilakukan tanpa skin test antibiotik terlebih dahulu.
4. Waktu pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30menit
SURVEILANS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SPO-PPRA-002 00 2/2
RSUD MEURAXA
KOTA BANDA ACEH

sebelum insisi kulit.Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi.


5. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta
dapat berdifusi dalam jaringan dengan baik, maka diperlukan
antibiotik dengan dosis yang cukup tinggi. Pada jaringan target
operasi kadar antibiotik harus mencapai kadar hambat minimal
hingga 2 kali lipat kadar terapi.
6. Lama pemberian: Durasi pemberian adalah dosis tunggal, dengan
kecepatan 60 tetes makro per menit. 7.
7. Dosis ulangan dapat diberikan atas indikasi perdarahan lebih dari
1500 ml atau operasi berlangsung lebih dari 3 jam.

1. Farmasi
UNIT TERKAIT 2. Ruang Bedah
3. Ruang Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai