Anda di halaman 1dari 8

Askariasis

Adalah Nematoda usus yang penularan nya melalui media tanah (STD)

Penyebab : Ascaris Lumbricoides

Penyakitnya : Askariasis

Gejala : Mual, napsu makan menurun, diare atau konstipasi, lemas, Conjungtiva
anemis, bila berat : Malnutrisi (Perut membuncit, penurunan status kognitus,
ileus)
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan, antara
lain:
a. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b. Menutup makanan
c. Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga
d. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
e. Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih dan tidak lembab.

2. Farmakologis
a. Pirantel pamoat 10 mg/kg BB/hari, dosis tunggal, atau
b. Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari, diberikan selama tiga hari berturut-turut, atau
c. Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat diberikan 2 tablet (400 mg) atau 20ml suspensi, dosis
tunggal. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil

INFEKSI CACING
1. MEBENDAZOL
Farmakokinetik :
- Eksresi melalui urine dalam bentuk utuh/terdekarboksilasi, sebagian dalam btk metabolit
terkonjugasi dan eksresi via empedu
- Absorpsi meningkat bila dengan makanan berlemak
Farmakodinamik : Menyebabkan kerusakan struktur subseluler, menghambat sekresi
kolinesterase cacing, serta menghambat ambilan glukosa sehingga terjadi pengosongan glikogen.
Indikasi :
cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, cacing cambuk, T.trichiura, trichostrongylus.
Kontraindikasi :
Wanita hamil trimester 1 dan ibu menyusui, anak usia < 1 tahun
Efek samping :
Mual, Muntah, Diare , Iritasi lambung, Batuk, Alopesia, Pada dosis tinggi pada penyakit hidatid ( gatal,
kulit kemerahan, eosinofilia, neutropenia reversibel, nyeri muskuloskeletal, demam, nyeri akut pada
daerah kista )
Interaksi Obat :
- mebendazol + karbamazepin ⇨ kadar me⇩ dalam plasma, efektivitas me⇩
- mebendazol + simetidin ⇨ kadar me⇧ dalam plasma
Sediaan : Tab 100 mg (generic) dan 500 mg (Vermox)
Dosis & Cara pakai :
1.Infeksi cacing kremi
dosis 1x100 mg, diulang pada minggu ke 2 & ke 4
2. Ascaris lumbricoides, T.trichiura, cacing tambang, Trichostrongylus
- dosis dewasa & anak > 2 thn : 2x100 mg/hr selama 3 hari
- Terapi diulang dalam 2-3 mgg
3. Penyakit hidatid
dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 3 bulan
4. Kapilariasis intestinal
dosis 400 mg/hr (dosis terbagi) selama 21 hari
5. Trichinosis
dosis awal 600 mg, dinaikkan perlahan selama lebih 3 hr ⇨ 1200-1500 mg, diteruskan dgn
dosis maks selama 10 hari , diberikan dalam 3 dosis terbagi
6. Taeniasis
dosis 2x300 mg/hr slama 3 hari
7. Visceral larva migrans
dosis 200-400 mg terbagi dalam 5 hari

2. PIPERAZIN
Farmakokinetik :
Dieksresi melalui urine dalam 2-6 jam, maks dalam 24 jam
Farmakodinamik : Agonis GABA pada otot Cacing, mengganggu permeabilitas membrane
sel terhadap ion –ion yang berperan dalam potensial isitirahat sehingga terjadi hiperpolarisasi dan
paralisis
Indikasi :
Cacing kremi dan cacing gelang
Kontraindikasi :
- Gangguan fungsi hati
- Gangguan fungsi ginjal
- Riwayat epilepsi
- Penyakit neurologik kronik
- Malnutrisi berat
- Anemia
- Wanita hamil
Efek samping :
Mual muntah, Diare, Nyeri perut, Sakit kepala, urtikaria, pandangan kabur, vertigo, demam.
Pada dosis tinggi
- Neurotoksik (somnolen, pusing, ataksia, kejang)
- Eksaserbasi kejang
- Serum sickness like syndrome
Sediaan Obat : Sirup 1 gr/ 5ml
Dosis & Cara pakai :
Cacing kremi : Dewasa 3 g – 2,25 g/15 mL 1x/hari selama 7 hari
Anak < 2 tahun 0,3 – 0,5 mL/kgbb 1x/hari selama 7 hari
Anak 4 - 6 tahun 7,5 mL 1x/hari selama 7 hari
Anak 7 – 12 tahun 10 mL 1x/hari selama 7 hari
Bila perlu ulangi pengobatan setelah 1 minggu
Cacing gelang : Dewasa 30 mL dosis tunggal
Anak < 1 tahun 0,8 mL/kgbb dosis tunggal
Anak 1 – 3 tahun 10 mL dosis tunggal
Anak 4 – 5 tahun 15 mL dosis tunggal
Anak 6 – 8 tahun 20 mL dosis tunggal
Anak 9 – 12 tahun 25 mL dosis tunggal
Ulangi pengobatan setelah 2 minggu

3. ALBENDAZOL
Farmakokinetik : peroral diserap baik, makanan berlemak akan meningkatkan absorbsi,
waktu paruh 8-9 jam, mudah menembus sawar darah otak
Farmakodinamik : mengahambat polimerisasi mikrotubulus dan menghambat ambilan
glukosa sehingga ATP mnurun
Mengurangi cacing dalam lumen usus dan jaringan tubuh
Indikasi :
Askariasis, Trikuriasis, Strongiloidiasis, Cacing tambang, Penyakit hidatid oleh Echinococcus granulosus,
Sistiserkosis.
Kontraindikasi :
Ulkus sal.cerna, Wanita hamil, ibu menyusui, anak < 2 thn, penderita sirosis hepatis
Peringatan/Perhatian :
- Lakukuan hitung jenis sel darah dan tes fungsi hati sebelum pengobatan dan dua kali selama tiap
siklus pengobatan.
- Hindari kehamilan sebelum mengobati ( kontrasepsi hormonal selama dan 1 bulan sesudah
pengobatan )
- dosis berdsrkn pada daerah permukaan tubuh atau sebagai fraksi dosis dewasa ⇨ aturan Clark /
Young
Efek samping :
 nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual, pusing, lesu, insomnia
 Penyakit hidatid : alopesia, leukopenia reversibel (< 2900/uL), peningkatan kadar
aminotransferase reversibel, gangguan sal.cerna
 Jangka panjang : diare, anemia, hipotensi, depresi SST
Interaksi Obat :
- Albendazol + makanan berlemak ⇨ absorpsi 4x lebih cepat
- albendazol + steroid : konsentrasi plasma albendazol meningkat, prazikuantel menurun
Sediaan : tab 400 mg
Dosis & Cara pakai :
1. Infeksi Askariasis, Trikuriasis, cacing tambang, cacing kremi
- Dosis anak > 2 thn & dewasa : 400 mg dosis tunggal
- infeksi cacing kremi : dosis diulang sesudah 2 minggu
- Askariasis berat : dosis diulang dalam 2-3 hari
2. Strongiloidiasis
- Dosis 2x400 mg/hari selama 7-14 hari
- diberikan bersama makanan
3. Penyakit Hidatid
- Pemberian 800 mg/hari dengan makanan selama 30 hari
- Diulang 3 kali, interval 2 minggu antara jadwal pengobatan
4. Neurosistiserkosis
- Dosis 15 mg/kgBB/hr selama 30 hr
5. Infeksi lain
a. Cutaneus larva migrans: dosis 2x200 mg/hr selama 3-5 hari
b. Kapilariasis intestinal : dosis 2x200 mg/hr selama 10 hari
c. Trichinosis : dosis 2x400 mg/hr selama 15 hari
6. Kombinasi DEC : program eliminasi global filariasis limfatik dunia
Dosis : DEC 6 mg/kgBB + albendazol tunggal 400 mg

4. PIRANTEL PAMOAT
Farmakokinetik :
kristal garam pamoat, warna putih, tdk larut dlm alkohol & air, tdk berasa, relatif stabil,
Farmakodinamik : Menyebabkan depolarisasi otot cacing dengan menghambat enzim
kolinesterase dan meningkatkan frekuensi impuls sehingga cacing mati dalam keadaan spastik
Indikasi :
Infeksi disebabkan oleh parasit saluran cerna seperti askariasis, cacing kremi, cacing gelang, cacing
tambang, Trichostrongilus colubriformis dan Trichostrongilus orientalis
Kontraindikasi :
Wanita hamil, anak usia dibawah 2 tahun, gangguan fungsi hati
Peringatan/Perhatian :
Bila ada salah satu dari anggota keluarga atau kelompok orang yang berdekatan terdapat infeksi parasit
tersebut maka dianjurkan diberikan pirantel pamoat kepada seluruhnya .
Efek samping :
Mual, muntah,diare,kram perut, pusing, mengantuk, sakit kepala, insomnia, kulit kemerahan serta deman.
Interaksi Obat :
Dosis & Cara pakai :
Tablet 125 mg dan Suspensi 125 mg/ 5 ml (Generik)
Combantrin ( Tab 125 mg, 250 mg// syr rasa karame 50 mg/ml// syr rasa jeruk 25 mg/ml)
Konvermex ( tab 125 mg , 250 mg // syr 125/5ml dan 250/5ml)

Dosis standar 10 mg/kgBB (maks 1 gr)


- Enterobius vermicularis
diberikan dosis tunggal, diulang 2 & 4 minggu
- Ascaris lumbricoides
diberikan dosis tunggal, diulang 2 minggu kemudian
- Infeksi berat oleh cacing tambang ( Necator americanus )
Dosis 20 mg/kgbb dosis tunggal selama 2 hari.
- Pengobatan missal dari Ascaris lumbricoides
Dosis 2,5 mg/kgbb dosis tunggal

GONOREA

Etiologi : INFEKSI BAKTERI “Neisseria gonorrhoeae” (Diplokokus gram negative)

GONORE Laki-laki: gejala uretritis, epididimitis, orkitis,

GONORE Perempuan : gejala servisitis, endometritis, salpingitis, bartolinitis, penyakit


radang panggul, kemandulan, ketuban pecah dini, perihepatitis

Neonatus: konjungtivitis, kebutaan

Pria

Gejala khas dan terlihat sekali

Inkubasi 2 – 5 hari

 Cairan berwarna putih pekat atau kuning pekat (Duh mukopurulen)


 Nyeri saat berkemih Kemerahan pada ujung penis , rasa gatal dan panas
 Adanya cairan yang keluar dari anus disertai rasa tidak nyaman.
 Tenggorokan terasa nyeri

Wanita

Gejala/keluhan subjektif tidak terlihat

 Cairan keputihan yang tidak biasa


 Perdarahan yang tidak teratur
 Nyeri saat berkemih
 Nyeri panggul, terutama saat berhubungan seksual

Tatalaksana

 Pilihan utama : Cefixime 400 mg Dosis Tunggal


 Ceftriaxone 250 mg I.M Dosis tunggal
 Cefotaxim 1 gram dosis tunggal
 Tiamfenikol 3.5 gram Dosis Tunggal
 Levofloxacin
 Cefixime : Sefalosporin Generasi 3

MOA : Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram-
positif dan gram-negatif. Seperti cephalosporin oral yang lain, cefixime mempunyai aktivitas
yang poten terhadap mikroorganisme gram-positif seperti Streptococcus sp.,
Streptococcus pneumoniae, dan gram-negatif seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia
coli, Proteus sp., Haemophilus Influenzae, GO
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime memiliki afinitas tinggi
terhadap penicillin-binding proteins (PBPs) 1 (1a, 1b, dan 1c) dan 3, dengan tempat
aktivitas yang bervariasi tergantung jenis organismenya. Cefixime stabil terhadap β-
laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik
terhadap organisme penghasil β-laktamase

Farmakokinetika
 Absorbsi oral tergolong lambat, dan tidak lengkap.
 Bioavaibilitas absolut sekitar 40 – 50 %.
 Sefixim dieksresikan terutama melalui ginjal, 10 % melalui empedu.
 Waktu paruh : 3 – 4 jam
 Obat bisa dikeluarkan melalui HD
Dosis : Dewasa dan anak : 2 x 50-100 mg sehari

UNTUK GO : BERI DOSIS TUNGGAL 400 mg

SEDIAAN : TABLET 200 mg

Indikasi : Pengobatan IMS (GO), ISK tanpa komplikasi, otitis media, faringitis,
tonsilitis, bronkitis akut dan kronik

o KI : Hipersensitivitas terhadap gol. Sefalosporin


o ES : Reaksi hipersensitivitas (ruam, urtikaria, eritema, pruritus),
hematologi (granulositopenia, eosinofilia), hepatik (peningkatan
SGOT, SGPT)
o IO :
 Peningkatan kadar carbamazepine
 Meningkatkan risiko nefrotoksisitas bila diberi dengan
amninoglikosid
 Meningkatkan efek kumarin
 Eksresinya diturunkan bila diberi dengan probenecid

 Levofloxacin
o Golongan Kuinolon
 Indikasi:
 infeksi sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi bakterial akut pada bronkitis kronik,
pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia), uncomplicated
skin dan skin structure infections, infeksi saluran kemih kompleks (complicated
urinary tract infection), dan pielonefritis akut karena mikroorganisme yang sensitif.
 Peringatan:
 kejang, psikosis toksik, peningkatan tekanan intrakranial, stimulasi sistem saraf
pusat, hipersensitifitas, reaksi anafilaksis, kolitis pseudomembran, kolitis terkait
dengan antibiotik, ruptur tendon, hidrasi yang adekuat harus dipertahankan,
insufisiensi ginjal, reaksi fototoksisitas sedang hingga berat, diketahui atau dicurigai
gangguan sistem saraf pusat, gangguan glukosa darah, diabetes.
 Interaksi:
 berpotensi membentuk kelat bersama ion logam (Al, Cu, Zn, Mg, Ca), antasida
mengandung aluminium atau magnesium dan obat mengandung besi menurunkan
absorpsi levofloksasin, penggunaan bersama AINS dengan kuinolon dapat
meningkatkan risiko stimulasi SSP dan serangan kejang, gangguan glukosa darah,
termasuk hiperglikemia dan hipoglikemia jika diberikan bersama obat antidiabetik,
levofloksasin dapat menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis,
sehingga dapat memberikan hasil negatif palsu pada diagnosis bakteri tuberkulosis.
 Kontraindikasi:
 hipersensitivitas terhadap levofloksasin dan antimikroba golongan kuinolon,
epilepsi, riwayat gangguan tendon terkait pemberian florokuinolon, anak atau
remaja, kehamilan, menyusui.
 Efek Samping:
 diare, mual, vaginitis, flatulens, pruritis, ruam, nyeri abdomen, genital moniliasis,
pusing, dispepsia, insomnia, gangguan pengecapan, muntah, anoreksia, ansietas,
konstipasi, edema, lelah, sakit kepala, palpitasi, parestesia, sindrom Stevens-
Johnson, vasodilatasi tendon rupture.
 Dosis:
 Lazim : 250mg- 500mg/hari 1 x sehari oral/iv
 UNTUK GO : 500 mg Dosis tunggal

Anda mungkin juga menyukai