Disusun Oleh :
Kelompok 10
Kelas : B
2
KELOMPOK 10
1. Ketua : Syaidatun Syafitri (180600061)
2. Sekretaris : Naura Permata Sari (180600062)
Anggota :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi pemicu 1
blok 11 dengan topik “ OMG Gigi Palsuku Patah..”.
Dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan, baik berupa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
kelemahan dan kekurangan, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat membawa kebaikan bagi lebih banyak pihak.
ii
DAFTAR ISI
COVER Halaman
NAMA ANGGOTA ........................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................... ii
DAFTAR ISI . .......................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Deskripsi Topik ........................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................... 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigi mempunyai banyak peran pada seseorang, hilangnya gigi dari mulut
seseorang akan mengakibatkan perubahan-perubahan anatomis, fisiologis maupun
fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan trauma psikologis. Keadaan
ini berdampak pula pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan (Vargas
CM,2001). Gigi tiruan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengunyah, berbicara, memberikan dukungan untuk otot wajah, dan
meningkatkan penampilan wajah dan senyum. Gigi tiruan secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan tetap dan gigi tiruan lepasan.
Gigi tiruan lepasan/ removable denture (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh
pasien) dibagi menjadi dua bagian, yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan
sebagian. Gigi tiruan tetap/ fixed yang disemenkan ke gigi pasien secara
permanen (Pongibidan, 2013).
Gigi tiruan tetap adalah restorasi yang direkatkan secara permanen pada
gigi yang telah dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan
gigi yang mengalami kerusakan atau kelainan untuk menggantikan kehilangan
gigi. Penggunaan gigi tiruan tetap di kalangan masyarakat sudah sangat populer
untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini disebabkan oleh gigi tiruan tetap
memiliki konstruksi yang baik dan hanya menutupi sedikit jaringan penyangga
sehingga lebih nyaman untuk digunakan serta terpasang secara cekat di dalam
mulut (Aschi 2013, Smith, 2007). Sedangkan Gigi tiruan lepasan adalah bagian
prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh
gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau
kombinasi gigi, mukosa dan yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien
(Wagner, 2012, Mendoza, 2012).
1
B. Deskripsi Topik
Seorang perempuan berumur 65 tahun datang ke RSGM ingin membuat gigi palsu
karena gigi palsu yang lama sudah patah. Dari anamnesis diketahui pasien ini
mengidap penyakit TBC. Dari pemeriksaan intra oral terlihat full edentulous pada
rahang atas dan pada rahang bawah kehilangan gigi 35, 36, 37, 38 dan 46, 47, 48.
Dokter gigi merencanakan untuk membuatkan gigi tiruan penuh rahang atas dan
gigi tiruan sebagian lepasan pada rahang bawah. Dokter gigi melakukan
pencetakan anatomis dan selanjutnya melakukan pencetakan fisiologis. Setelah
diperoleh model kerja, dilakukan pembuatan basis gigi tiruan dan bite rim dari
wax.
BAB II
PEMBAHASAN
2
jenis elastik terdapat reversible hydrocolloid impression materials atau yang
disebut dengan agar , dan pada jenis non elastik dibagi menjadi dua , yakni
impreesion wax dan impression compound.
A. Impression Coumpound
Impression Coumpound merupakan material yang bersifat thermoplastic
(dapat dilunakkan dengan pemanasan dan diubah menjadi bentuk yang solid tanpa
mengubah struktur zat kimia). Impression compound dapat dilunakkan dengan
adanya pemanasan dan akan kembali mengeras saat dingin.1 Dapat menjadi
bengkok atau distorsi bila dikeluarkan dari mulut dan melalui daerah undercut.
Oleh karena itu Impression coumpound hanya digunakan bila mencetak bagian-
bagian yang tidak mempunyai undercut atau cetakan yang tidak memerlukan
ketepatan sama sekali. Temperatur pelunakan bervariasi tergantung pada malam
Impression coumpound daya. Bahan cetak Impression compound pada suhu
didalam rongga mulut memiliki viskositas (kekentalan) yang tinggi, laju alir yang
sesuai dan plasticity.1 Bahan ini digunakan pada suhu dalam keadaan panas (45о
C) dan kemudian akan kembali keras pada suhu pendinginan sesuai dengan
temperatur rongga mulut (37о C).2 Proses pelunakan kompoun adalah hal yang
harus diperhatikan, prinsipnya bahan ini harus dengan mudah mengalir untuk
menyesuaikan dengan jaringan sehingga setiap detail dalam mulut terpindahkan
secara akurat.1,3 Terdapat dua spesifikasi dalam pengujian laju alir bahan cetak
compound, yakni ADA dan BS standard. Berdasarkan temperaturnya, bahan cetak
compoun dibagi menjadi 3 , yakni :
1.) High fusing coumpound : melunak pada temperatur tinggi yang digunakan
sebagai tray khusus yang di gunakan dalam cetakan akhir
2.) Medium fusing compound : melunak pada suhu medium,biasa digunakan
pada pencetakan terhadap pasien edentulous
3.) Low fusing coumpound : melunak pada suhu yang rendah, seperti
greenstick, yang digunakan sebagai pembentuk tepi (border molding) dan
pencetakan yang menggunakan copperbands1.
Komposisi :
Thermoplastic resins dan waxes
Bahan pengisi ( filler )
Bahan Warna, dengan proporsi yang berbeda tergantung pada Impression
Coumpound mana yang akan dibuat sesuai dengan tujuannya.2
3
Resin dan wax melunak bila dipanasi dan memberikan sifat flow dan kohesif.
Filler sebagai penambah isi dan membuat konsistensi baik. Material impression
compound dilunakkan menggunakan water bath. Dengan temperatur berkisar
diantara 55-60o C.1
B. Impression Wax
Impression wax memiliki sifat tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, dan
berminyak pada sentuhan. Impression wax cenderung akan terdistorsi apabila
diambil pada daerah undercut pada permukaan undercut. Hal ini biasanya
digunakan pada preparasi yang menimbulkan masalah serius, penggunaan alloy
emas, namun terdapat keterbatasan pada edentulous ridge dan permukaan oklusal.
Dalam penggunaannya impression wax harus diperlukan teknik pemanasan baik
dengan api maupun air panas hingga melunak dan siap di cetak.1
4
Kompon dilunakkan dalam air bersuhu 55o-60o C, jika telah agak lunak ,
kompon dikeluarkan dari air dan dengan jari diremas-remas sampai
mendapatkan plastisitas yang menyeluruh
Bila terlalu dingin kompon tidak dapat mencetak dengan baik karena tidak
cukup lunak.
Bila kompon terlalu panas kompon akan menjadi lengket dan terjadi
pelarutan dari beberapa komponennya, sehingga akan merubah sifat
kompon menjadi rapuh dan berbutir-butir
Setelah melunak dengan baik letakkan kompon dalam sendok cetak dan
ratakan, gunakan sendok cetak yang tidak berlubang. Panaskan pinggiran
sendok cetak agar kompon melekat baik
Untuk pencetakan dengan tabung tembaga dalam pembuatan inlay atau
mahkota, batang kompon dipanaskan dengan api
Setelah kompon diletakkan dalam mulut dan mengeras keluarkan cetakan
dari rongga mulut
Karena sifatnya yang dapat terjadi distorsi, maka untuk menguranginya
dapat dilakukan dengan segera mengisi cetakan tersebut dengan bahan
model, maksimal 1 jam setelah pencetakan
Setelah gips model mengeras, kompon dilunakkan untuk memisahkan
model dengan cetakan. Cara terbaik ialah dengan cara merendam
keseluruhan model dan cetakan dalam air panas. Setalah lunak kompon
dikupas dengan hai-hati, agar komponen model tidak pecah.
5
Bahan ini ditaruh pada sendok cetak dan didinginkan lagi dalam
conditioning compartement sampai temperatur 46oc selama 10 menit
Selama tray didinginkan , cavitas yang telah dipreparasi diisi dengan
hydrocolloids sol dengan mempergunakan syringe.
Kemudian sendok cetak dengan bahan cetaknya dicetakkan pada mulut
dengan tekanan pasif.
Gelation terjadi dengan pendinginan air sekitar 16-20oc selama tidak
kurang 5 menit
Setelah itu cetakan dapat dikeluarkan dari dalam mulut.3
3. Jelaskan bahan cetak mercaptan yang menghasilkan by product dalam
reaksi pengerasannya
Jawab:
Bahan cetak mercaptan atau polysulfide polymer adalah bahan dasar liquid
polymer. Bahan ini akan bereaksi dengan suatu reaktor yang biasanya dipakai lead
peroxide (Pb02). Pbo2 betindak sebagai polymerzing agent dan sulfur
memperbaiki keadaan posisinya atau perubahan liquid polymer menjadi suatu
rubber line material secara umum dikenal sebagai vulcanization atau curing.
Selama reaksi ini akan terjadi sedikit kenaikan temperature. Bahan cetak
mercaptan digunakan untuk fixed denture karena tingkat akurasi yang tinggi.
Bahan ini mengandung polimer sulfida. Berat molekul rendah (-4000 mw), dan
polimerisasi terjadi dengan reaksi kondensasi dimana air sebagai produk
sampingan (by product). Poli sulfida tersedia dalam 2 tube pasta base dan catalyst
yang akan dicampurkan bersama. Pasta base mengandung mercaptan multifungsi
yang disebut polimer sulfida, filler yang sesuai (seperti titanium dioxide) 12-50y
untuk menambah strength (kekuatan), Plastiazer (seperti dibutyl phthalate) 17y
untuk memberi viskositas yang tepat pada pasta dan sulfur dalam jumlah kecil
sekitar 0,5y. sebagai akselerator (mempercepat reaksi).2
4. Jelaskan bahan dan metode desinfeksi cetakan
Jawab:
Desinfeksi dalam kedoktera gigi sering dilakukan pada bahan cetak untuk
mencegah terjadinya infeksi silang (penularan penyakit).
Bahan desinfeksi cetakan :
Glutaraldehid (8%), merupakan desinfektan kelompok aldehid yang
memiliki sifat bakterisid, fungisid dan dapat membasmi virus dan telah
efektif sebagai desinfektan bahan cetak.
6
Sodium hipoklorit (77%), merupakan bahan desinfektan yang aman dan
banyak digunakan dan bersifat bakterisid. Bahan desinfektan ini
mengandung aldehida yang bebas, potassium peroxomono sulfat, sodium
benzoate, dan asam tartaric. Senyawa utamanya adalah klorin yang
termasuk golongan intermediate level desinfektan. Sodium hipoklorit
memiliki bau kurang enak, mengiritasi kulit dan mata serta mengkorosi
logam. Tetapi Keuntungannya merupakan antimikroba yang berspektrum
luas, tidak meninggalkan zat sisa yang toksik dan terjangkau.
Hydrogen peroksida (4%),
Alkohol (8%)
Iodofor
fenol
Alternatif tradisional : Daun sirih (piper betle linn), Daun sirih terkenal
akan khasiatnya sebagai desinfektan karena mimiliki kandungan kavikol.
Kavikol mempunyai khasiat bakterisid lima kali lebih kuat dari pada fenol
biasa. Sebagian besar penelitian tentang tanaman daun sirih telah
membuktikan efek antibakterial terhadap streptococcus mutans. Penilitian
Vani K dkk (2011) menunjukkan bahwa daun sirih memiliki efek
antimikroba dalam mengurangi mikroflora didalam mulut.
7
bakteri gram positif dan negatif. Teknik penyemprotan dianggap sebagai
metode yang efektif karena untuk mengurangi terjadinya resiko perubahan
dimensi pada cetakan dibandingkan dengan teknik perendaman.
Sterilisasi dengan otoklaf : otoklaf sebagai alat sterilisasi juga
dipergunakan untuk mendesinfeksi hasil cetakan. Thota dkk telah
melakukan desinfeksi bahan cetak elastomer dengan menggunakan otoklaf
dan mengevaluasi kestabilan dimensi bahan cetak tersebut.
Sterilisasi dengan mikrowef : sterilisasi hasil cetakan dengan
menggunakan mikrowef juga telah diajukan oleh beberapa peneliti.
Ramakrishnaiah dkk mendapatkan bahwa sterilisasi bahan cetak elastomer
dengan mikrowef menyebabkan perubahan dimensi tetapi masih dalam
batas toleransi rekomendasi American Dental Assosiation (ADA).
Sterilisasi dengan mempergunakan sinar ultra violet : Sinar ultra violet
dikenal sebagai sinar yang dipergunakan dalam melakukan sterilisasi. Al-
khafagy dkk telah melakukan desinfeksi bahan cetak alginat dan silicon
dengan mempergunakan sinar ultra violet (8watt/cm2). Mereka
merekomendasikan pemakaian sifat-sifat bahan cetak yang dipergunakan.
Pengamatan lebih mendalam perlu dilakukan untuk mendapatkan metode
desinfeksi yang tepat untuk hasil cetakan.4,5
8
Pilih sendok cetak yang sesuai dengan keadaan rahang yang akan dicetak
Pasien didudukkan dengan garis kamfer (kamfer line/ nasotragal line /
naso auricular line) yaitu garis yang ditarik dari sudut sayap hidung ke
tragus dibuat sejajar dengan lantai
Tinggi kursi diatur sedemikian rupa sehingga mulut pasien setinggi siku
yang mencetak
Operator berdiri dibelakang kanan pasien, sendok cetak dipegang dengan
tangan kanan dan tangan kiri membuka ujung mulut sebelah kiri
Lalu sendok cetak dimasukkan kedalam mulut pasien secara berputar pada
sudut
mulut kanan pasien sampai gagang sendok cetak terletak pada satu garis
dengan hidung pasien, jangan menekan sendok cetak sebelum posisinya
betul
Kemudian sendok cetak ditekan keatas terlebih dahulu pada region depan
kemudian dibagian belakang sampai sendok cetak sejajar dengan lantai
Untuk mendapatkan bagian vestibulum dapat dipakai jari telunjuk kanan
untuk menaikkan atau menekan bahan cetak kebagian formix. Bibir dapat
ditarik kebawah dan dilepaskan kembali
Kemudian sendok cetak ditahan dengan tekanan yang konstan dan
ditunggu pengerasan bahan cetak selama 2-3 menit
Setelah bahan cetak keras, sendok dikeluarkan dari mulut sejajar dengan
sumbu gigi.2
9
Kemudian sendok cetak ditekan pada bagian posterior kemudian lanjutkan
penekanan dibagian anterior. Penekanan dilakukan hingga dapat durasakan
berkontak dengan mukosa di mulut pasien
Setelah selesai mencetak, cetakan negatif di cor dengan menggunakan gips
stone sehingga diperoleh model positif cetakan fisiologis.6
8. Jelaskan jenis dental wax yang digunakan untuk pembuatan bite rim
10
Jawab:
Jenis dental wax yang digunakan untuk pembuatan bite rim yaitu base plate
wax dari klasifikasi pattern wax. Adapun komposisinya yaitu 70-80% parafin I
ceresin. Wax ini digunakan untuk mendapatkan vertikal dimensional, dataran atau
bidang oklusi dan bentuk rahang (bite rim) dalam pembuatan full denture
sediaannya berbentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm , berwarna merah
atau merah muda.7
Syarat yang harus dipenuhi oleh base plate wax yaitu :
Expansi thermis linear pada suhu 25-40o lebih kecil dari 0,8%
Tidak mengiritasi jaringan mulut
Tidak flaky atau menyerpih dan melekat dijari
Mudah diukir pada suhu 23oC
Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api)
Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan
Tidak mewarnai gigi.7
11
Kegunaan base plate/modeling wax yaitu
Dalam mendapatkan vertikal dimensional, dataran atau bidang oklusi dan
bentuk rahang (bite rim) dalam pembuatan full denture
Menghasilkan kontur gigi tiruan yang diinginkan setelah penyusunan gigi
Pattern untuk pembuatan prothesa dan pesawat orthodonti
Checking atau memeriksa artikulasi
Pemindahaan artikulasi ke artikulator.2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Impression materials adalah bahan yang dipergunakan untuk mendapatkan
suatu cetakan yang tepat dari gigi atau jaringan mulut. Pengambilan cetakan
dilakukan dalam pembuatan restorasi maupun pesawat ortodonti untuk
mendapatkan model gigi dan rongga mulut pasien. Pada hasil cetakan
memungkinkan terjadinya perpindahan bakteri, jamur atau virus yang ada pada
saliva maupun darah yang ada didalam rongga mulut. Pembersihan hasil cetakan
dengan membasuh hasil cetakan tidak cukup untuk menghilangkan seluruh bakteri
atau virus yang melekat pada hasil cetakan. Untuk itu desinfeksi hasil cetakan
diperlukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi silang diantara pasien dan
operator. Infeksi silang dapat berupa perpindahan virus, jamur atau bakteri
penyebab penyakit seperti B hepatitis, tuberkulosa, herpes dan Human
Immunodeficiency Virus- Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS).
Banyak bahan desinfektan yang telah direkomendasikan untuk dipergunakan
dalam usaha pendesinfeksian hasil cetakan seperti klorin kompon, iodofor,
glutaraldehid dan fenol. Berbagai cara desinfeksi dapat dilakukan seperti
perendaman, penyemprotan maupun mencampurkan desinfektan pada bahan
cetak. Namun beberapa cara desinfeksi memberikan efek samping berupa
perubahan dimensi terutama pada hasil cetakan alginat, kualitas permukaan bahan
cetak, kekasaran permukaan dan sifat2 bahan lainnya.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang tepat agar hasil cetakan tidak
menimbulkan infeksi silang antara pasien dan operator adalah dengan selalu
12
melakukan desinfektan terhadap hasil cetakan dengan menggunakan bahan dan
teknik yang sesuai agar tidak menimbulkan kerugian.
Daftar Pustaka
13