Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 1

OMG Gigi Palsuku Patah


BLOK 11
( Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi )

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Kelas : B

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

2
KELOMPOK 10
1. Ketua : Syaidatun Syafitri (180600061)
2. Sekretaris : Naura Permata Sari (180600062)

Anggota :

3. Alpri Bernadeta Barus (180600056)


4. Devana Meidiyanty (180600057)
5. Sukma Hadana Siregar (180600059)
6. Rachel Jane Raemunda Tampubolon (180600060)
7. Naomi Agnes (180600145)
8. Wafda (180600146)
9. Sonia Mulyani Sinaga (180600148)
10. Irvi Cahyani (180600149)
11. Bagas Rahmat Al-Fitrah (180600151)
12. Miranda Laurencia Turnip (180600153)
13. Tasya Eugenia Aromatica Amda (180600226)
14. Jenni Wirda Melani (180600227)
15. Aulia Indah Sari (180600228)
16. Indah Aqila Lutfiah Putri (180600229)
17. Fadilah Salsabila (180600230)

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi pemicu 1
blok 11 dengan topik “ OMG Gigi Palsuku Patah..”.
Dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan, baik berupa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
kelemahan dan kekurangan, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat membawa kebaikan bagi lebih banyak pihak.

Medan, 26 Desember 2019

Penyusun (kelompok 10)

ii
DAFTAR ISI
COVER Halaman
NAMA ANGGOTA ........................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................... ii
DAFTAR ISI . .......................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Deskripsi Topik ........................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................... 3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................... 14
3.2 Saran ........................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gigi mempunyai banyak peran pada seseorang, hilangnya gigi dari mulut
seseorang akan mengakibatkan perubahan-perubahan anatomis, fisiologis maupun
fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan trauma psikologis. Keadaan
ini berdampak pula pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan (Vargas
CM,2001). Gigi tiruan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengunyah, berbicara, memberikan dukungan untuk otot wajah, dan
meningkatkan penampilan wajah dan senyum. Gigi tiruan secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan tetap dan gigi tiruan lepasan.
Gigi tiruan lepasan/ removable denture (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh
pasien) dibagi menjadi dua bagian, yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan
sebagian. Gigi tiruan tetap/ fixed yang disemenkan ke gigi pasien secara
permanen (Pongibidan, 2013).

Gigi tiruan tetap adalah restorasi yang direkatkan secara permanen pada
gigi yang telah dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan
gigi yang mengalami kerusakan atau kelainan untuk menggantikan kehilangan
gigi. Penggunaan gigi tiruan tetap di kalangan masyarakat sudah sangat populer
untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini disebabkan oleh gigi tiruan tetap
memiliki konstruksi yang baik dan hanya menutupi sedikit jaringan penyangga
sehingga lebih nyaman untuk digunakan serta terpasang secara cekat di dalam
mulut (Aschi 2013, Smith, 2007). Sedangkan Gigi tiruan lepasan adalah bagian
prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh
gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau
kombinasi gigi, mukosa dan yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien
(Wagner, 2012, Mendoza, 2012).

1
B. Deskripsi Topik

Nama Pemicu : OMG! Gigi palsuku patah..


Penyusun : drg.Sumadhi S,Ph.D; drg. Rusfian,M.Kes; drg. Hubban Nst,M.Sc
Hari/ Tanggal : Jum’at/06 Desember 2019
Jam :13.30-15.30 WIB

Seorang perempuan berumur 65 tahun datang ke RSGM ingin membuat gigi palsu
karena gigi palsu yang lama sudah patah. Dari anamnesis diketahui pasien ini
mengidap penyakit TBC. Dari pemeriksaan intra oral terlihat full edentulous pada
rahang atas dan pada rahang bawah kehilangan gigi 35, 36, 37, 38 dan 46, 47, 48.
Dokter gigi merencanakan untuk membuatkan gigi tiruan penuh rahang atas dan
gigi tiruan sebagian lepasan pada rahang bawah. Dokter gigi melakukan
pencetakan anatomis dan selanjutnya melakukan pencetakan fisiologis. Setelah
diperoleh model kerja, dilakukan pembuatan basis gigi tiruan dan bite rim dari
wax.

1.3 Rumusan Masalah


1. Jelaskan bahan cetak yang memerlukan pemanasan dalam
pemanipulasiannya.
2. Jelaskan cara pemanipulasiannya.
3. Jelaskan bahan cetak mercaptan yang menghasilkan by product dalam
reaksi pengerasannya.
4. Jelaskan bahan dan metode desinfeksi cetakan.
5. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan anatomis pada kasus.
6. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan fisiologis pada kasus.
7. Jelaskan klasifikasi dental wax.
8. Jelaskan jenis dental wax yang digunakan untuk pembuatan bite rim.
9. Jelaskan sifat-sifat dental wax.
10. Jelaskan kegunaan base plate/modeling wax.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Jelaskan bahan cetak yang memerlukan pemanasan dalam


pemanipulasiaannya
Jawab:
Pada dasarnya bahan cetak dibagi menjadi 2 jenis elastik dan non elastik, bahan
cetak yang memerlukan pemanasan dalam pemanipulasiannya terdapat 3, dalam

2
jenis elastik terdapat reversible hydrocolloid impression materials atau yang
disebut dengan agar , dan pada jenis non elastik dibagi menjadi dua , yakni
impreesion wax dan impression compound.

A. Impression Coumpound
Impression Coumpound merupakan material yang bersifat thermoplastic
(dapat dilunakkan dengan pemanasan dan diubah menjadi bentuk yang solid tanpa
mengubah struktur zat kimia). Impression compound dapat dilunakkan dengan
adanya pemanasan dan akan kembali mengeras saat dingin.1 Dapat menjadi
bengkok atau distorsi bila dikeluarkan dari mulut dan melalui daerah undercut.
Oleh karena itu Impression coumpound hanya digunakan bila mencetak bagian-
bagian yang tidak mempunyai undercut atau cetakan yang tidak memerlukan
ketepatan sama sekali. Temperatur pelunakan bervariasi tergantung pada malam
Impression coumpound daya. Bahan cetak Impression compound pada suhu
didalam rongga mulut memiliki viskositas (kekentalan) yang tinggi, laju alir yang
sesuai dan plasticity.1 Bahan ini digunakan pada suhu dalam keadaan panas (45о
C) dan kemudian akan kembali keras pada suhu pendinginan sesuai dengan
temperatur rongga mulut (37о C).2 Proses pelunakan kompoun adalah hal yang
harus diperhatikan, prinsipnya bahan ini harus dengan mudah mengalir untuk
menyesuaikan dengan jaringan sehingga setiap detail dalam mulut terpindahkan
secara akurat.1,3 Terdapat dua spesifikasi dalam pengujian laju alir bahan cetak
compound, yakni ADA dan BS standard. Berdasarkan temperaturnya, bahan cetak
compoun dibagi menjadi 3 , yakni :
1.) High fusing coumpound : melunak pada temperatur tinggi yang digunakan
sebagai tray khusus yang di gunakan dalam cetakan akhir
2.) Medium fusing compound : melunak pada suhu medium,biasa digunakan
pada pencetakan terhadap pasien edentulous
3.) Low fusing coumpound : melunak pada suhu yang rendah, seperti
greenstick, yang digunakan sebagai pembentuk tepi (border molding) dan
pencetakan yang menggunakan copperbands1.
Komposisi :
 Thermoplastic resins dan waxes
 Bahan pengisi ( filler )
 Bahan Warna, dengan proporsi yang berbeda tergantung pada Impression
Coumpound mana yang akan dibuat sesuai dengan tujuannya.2

3
Resin dan wax melunak bila dipanasi dan memberikan sifat flow dan kohesif.
Filler sebagai penambah isi dan membuat konsistensi baik. Material impression
compound dilunakkan menggunakan water bath. Dengan temperatur berkisar
diantara 55-60o C.1

B. Impression Wax
Impression wax memiliki sifat tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, dan
berminyak pada sentuhan. Impression wax cenderung akan terdistorsi apabila
diambil pada daerah undercut pada permukaan undercut. Hal ini biasanya
digunakan pada preparasi yang menimbulkan masalah serius, penggunaan alloy
emas, namun terdapat keterbatasan pada edentulous ridge dan permukaan oklusal.
Dalam penggunaannya impression wax harus diperlukan teknik pemanasan baik
dengan api maupun air panas hingga melunak dan siap di cetak.1

C. Reversible Hydrocolloids Impression Materials


Komponen dasar bahan cetak hidrokoloid adalah agar. Agar adalah koloid
hidrofilik organik (polisakarida) yang diekstrak dari rumput laut jenis tertentu.
Kandungan utama berdasarkan berat adalah air (>80%), Reversible Hydrocolloids
Impression biasanya berbentuk gel yang flexible, seperti pasta gigi (tube) atau
jarum, gelnya terdiri dari 15y suspense koloid dari agar pada air. Dalam proses
pemanasan pada pemanipulasiannya , bahan agar dalam tube atau jarum
dimasukkan kedalam tiga water bath dengan temperature panas yang berbeda.
Proses manipulasi terdiri atas tiga tahap yaitu persiapan bahan, conditioning atau
pendinginan, dan membuat cetakan. Reversible Hydrocolloid merupakan salah
satu bahan cetak terakurat. Bahan cetak ini sebagian besar telah diganti dengan
bahan cetak berbahan dasar karet, namun bahan ini masih digunakan untuk
mencetak seluruh bagian dari gigi dan mulut tanpa undercut dan juga dapat
digunakan untuk mencetak bagian gigi dan mulut berdasarkan kuadran tanpa
undercut yang dalam. Reversible Hydrocolloid juga sering digunakan untuk
mendapatkan hasil cetakan model pada pembuatan gigi tiruan sebagaian cekat
oleh karena bahan ini memiliki tingkat keakuratan yang tinggi.2,3

2. Jelaskan cara pemanipulasiannya


Jawab :
A. Pemanipulasian Impression Compound

4
 Kompon dilunakkan dalam air bersuhu 55o-60o C, jika telah agak lunak ,
kompon dikeluarkan dari air dan dengan jari diremas-remas sampai
mendapatkan plastisitas yang menyeluruh
 Bila terlalu dingin kompon tidak dapat mencetak dengan baik karena tidak
cukup lunak.
 Bila kompon terlalu panas kompon akan menjadi lengket dan terjadi
pelarutan dari beberapa komponennya, sehingga akan merubah sifat
kompon menjadi rapuh dan berbutir-butir
 Setelah melunak dengan baik letakkan kompon dalam sendok cetak dan
ratakan, gunakan sendok cetak yang tidak berlubang. Panaskan pinggiran
sendok cetak agar kompon melekat baik
 Untuk pencetakan dengan tabung tembaga dalam pembuatan inlay atau
mahkota, batang kompon dipanaskan dengan api
 Setelah kompon diletakkan dalam mulut dan mengeras keluarkan cetakan
dari rongga mulut
 Karena sifatnya yang dapat terjadi distorsi, maka untuk menguranginya
dapat dilakukan dengan segera mengisi cetakan tersebut dengan bahan
model, maksimal 1 jam setelah pencetakan
 Setelah gips model mengeras, kompon dilunakkan untuk memisahkan
model dengan cetakan. Cara terbaik ialah dengan cara merendam
keseluruhan model dan cetakan dalam air panas. Setalah lunak kompon
dikupas dengan hai-hati, agar komponen model tidak pecah.

B. Pemanipulasian Impression Wax


 Dalam menggunakan bahan cetak impression wax perlu dilakukan
pemanasan baik dengan api maupun air panas hingga seluruh bahan
melunak dan kemudian siap dalam proses mencetak
 Proses pendinginan menggunakan semprotan air dengan suhu 16-18oC.
 Hasil cetakan kemudian diperiksa untuk mengetahui adanya undercut atau
deformasi.1

C. Pemanipulasian Reversible Hydrocolloids Impression Materials


 Langkah pertama ialah mengubah hydrocolloids gel menjadi keadaan sol.
Air mendidih cocok untuk me-liquefying gel selama 10 menit.
 Setelah menjadi sol, bahan ini dimasukkan dalam storage dengan
temperatur 63-69oc sampai waktunya untuk dipergunakan.

5
 Bahan ini ditaruh pada sendok cetak dan didinginkan lagi dalam
conditioning compartement sampai temperatur 46oc selama 10 menit
 Selama tray didinginkan , cavitas yang telah dipreparasi diisi dengan
hydrocolloids sol dengan mempergunakan syringe.
 Kemudian sendok cetak dengan bahan cetaknya dicetakkan pada mulut
dengan tekanan pasif.
 Gelation terjadi dengan pendinginan air sekitar 16-20oc selama tidak
kurang 5 menit
 Setelah itu cetakan dapat dikeluarkan dari dalam mulut.3
3. Jelaskan bahan cetak mercaptan yang menghasilkan by product dalam
reaksi pengerasannya
Jawab:
Bahan cetak mercaptan atau polysulfide polymer adalah bahan dasar liquid
polymer. Bahan ini akan bereaksi dengan suatu reaktor yang biasanya dipakai lead
peroxide (Pb02). Pbo2 betindak sebagai polymerzing agent dan sulfur
memperbaiki keadaan posisinya atau perubahan liquid polymer menjadi suatu
rubber line material secara umum dikenal sebagai vulcanization atau curing.
Selama reaksi ini akan terjadi sedikit kenaikan temperature. Bahan cetak
mercaptan digunakan untuk fixed denture karena tingkat akurasi yang tinggi.
Bahan ini mengandung polimer sulfida. Berat molekul rendah (-4000 mw), dan
polimerisasi terjadi dengan reaksi kondensasi dimana air sebagai produk
sampingan (by product). Poli sulfida tersedia dalam 2 tube pasta base dan catalyst
yang akan dicampurkan bersama. Pasta base mengandung mercaptan multifungsi
yang disebut polimer sulfida, filler yang sesuai (seperti titanium dioxide) 12-50y
untuk menambah strength (kekuatan), Plastiazer (seperti dibutyl phthalate) 17y
untuk memberi viskositas yang tepat pada pasta dan sulfur dalam jumlah kecil
sekitar 0,5y. sebagai akselerator (mempercepat reaksi).2
4. Jelaskan bahan dan metode desinfeksi cetakan
Jawab:
Desinfeksi dalam kedoktera gigi sering dilakukan pada bahan cetak untuk
mencegah terjadinya infeksi silang (penularan penyakit).
Bahan desinfeksi cetakan :
 Glutaraldehid (8%), merupakan desinfektan kelompok aldehid yang
memiliki sifat bakterisid, fungisid dan dapat membasmi virus dan telah
efektif sebagai desinfektan bahan cetak.

6
 Sodium hipoklorit (77%), merupakan bahan desinfektan yang aman dan
banyak digunakan dan bersifat bakterisid. Bahan desinfektan ini
mengandung aldehida yang bebas, potassium peroxomono sulfat, sodium
benzoate, dan asam tartaric. Senyawa utamanya adalah klorin yang
termasuk golongan intermediate level desinfektan. Sodium hipoklorit
memiliki bau kurang enak, mengiritasi kulit dan mata serta mengkorosi
logam. Tetapi Keuntungannya merupakan antimikroba yang berspektrum
luas, tidak meninggalkan zat sisa yang toksik dan terjangkau.
 Hydrogen peroksida (4%),
 Alkohol (8%)
 Iodofor
 fenol
 Alternatif tradisional : Daun sirih (piper betle linn), Daun sirih terkenal
akan khasiatnya sebagai desinfektan karena mimiliki kandungan kavikol.
Kavikol mempunyai khasiat bakterisid lima kali lebih kuat dari pada fenol
biasa. Sebagian besar penelitian tentang tanaman daun sirih telah
membuktikan efek antibakterial terhadap streptococcus mutans. Penilitian
Vani K dkk (2011) menunjukkan bahwa daun sirih memiliki efek
antimikroba dalam mengurangi mikroflora didalam mulut.

Metode desinfeksi cetakan :


 Perendaman : Anusavice telah menyatakan bahwa desinfeksi dengan
bahan kimia dapat dilakukan dengan perendaman dengan cairan
desinfektan selama kurang dari 10 menit agar tidak terjadi perubahan
dimensi. The American Dental Assosiation (ADA) merekomendasikan
perendaman cetakan alginate dalam larutan natrium hipoklorit 0,5%
selama 10 menit efektif membunuh mikroorganisme (Ahila dkk.,2012).
Desinfeksi cetakan dengan teknik perendaman dapat menimbulkan
beberapa kerugian , yaitu dapat menghilangkan beberapa sifat dari cetakan
alginate seperti dimensi, stabilitas, wettability. Teknik perendaman cetakan
alginat pada larutan desinfektan akan menyebabkan terjadinya imbibisi
jika tidak dilakukan dengan benar.
 Teknik penyemprotan : Penyemprotan dengan cairan desinfektan
menggunakan spayer. Penyemprotan menggunakan sodium hipoklorit
0,5% terbukti efektif untuk mencegah infeksi silang yang disebabkan

7
bakteri gram positif dan negatif. Teknik penyemprotan dianggap sebagai
metode yang efektif karena untuk mengurangi terjadinya resiko perubahan
dimensi pada cetakan dibandingkan dengan teknik perendaman.
 Sterilisasi dengan otoklaf : otoklaf sebagai alat sterilisasi juga
dipergunakan untuk mendesinfeksi hasil cetakan. Thota dkk telah
melakukan desinfeksi bahan cetak elastomer dengan menggunakan otoklaf
dan mengevaluasi kestabilan dimensi bahan cetak tersebut.
 Sterilisasi dengan mikrowef : sterilisasi hasil cetakan dengan
menggunakan mikrowef juga telah diajukan oleh beberapa peneliti.
Ramakrishnaiah dkk mendapatkan bahwa sterilisasi bahan cetak elastomer
dengan mikrowef menyebabkan perubahan dimensi tetapi masih dalam
batas toleransi rekomendasi American Dental Assosiation (ADA).
 Sterilisasi dengan mempergunakan sinar ultra violet : Sinar ultra violet
dikenal sebagai sinar yang dipergunakan dalam melakukan sterilisasi. Al-
khafagy dkk telah melakukan desinfeksi bahan cetak alginat dan silicon
dengan mempergunakan sinar ultra violet (8watt/cm2). Mereka
merekomendasikan pemakaian sifat-sifat bahan cetak yang dipergunakan.
Pengamatan lebih mendalam perlu dilakukan untuk mendapatkan metode
desinfeksi yang tepat untuk hasil cetakan.4,5

5. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan anatomis pada kasus


Jawab:
Mencetak rahang bawah :
 Pilih sendok cetak yang sesuai dengan keadaan rahang yang akan dicetak
 Operator berdiri dimuka kanan pasien, rahang bawah harus sejajar dengan
lantai, dengan jalan mensejajarkan garis dari mulut ke tragus dengan
lantai.
 Sendok cetak yang telah diisi dengan bahan cetak harus dibalik terlebih
dahulu sebelum dimasukkan kedalam mulut pasien.
 Setelah sendok berada didalam mulut dengan posisi yang tepat, pasien kita
suruh mengangkat lidahnya dan sendok cetak ditekan.
 Cara menahan sendok cetak menunggu pergeseran bahan cetak, dengan
menekankan jari telunjuk dan jari tengah diatas sendok cetak dan kedua
ibu jari dibawah dagu.
 Cetakan dianggap baik bila semua bagian yang diperlukan terdapat dalam
cetakan dan tidak ada bagian yang rusak.2
Mencetak rahang atas :

8
 Pilih sendok cetak yang sesuai dengan keadaan rahang yang akan dicetak
 Pasien didudukkan dengan garis kamfer (kamfer line/ nasotragal line /
naso auricular line) yaitu garis yang ditarik dari sudut sayap hidung ke
tragus dibuat sejajar dengan lantai
 Tinggi kursi diatur sedemikian rupa sehingga mulut pasien setinggi siku
yang mencetak
 Operator berdiri dibelakang kanan pasien, sendok cetak dipegang dengan
tangan kanan dan tangan kiri membuka ujung mulut sebelah kiri
 Lalu sendok cetak dimasukkan kedalam mulut pasien secara berputar pada
sudut
 mulut kanan pasien sampai gagang sendok cetak terletak pada satu garis
dengan hidung pasien, jangan menekan sendok cetak sebelum posisinya
betul
 Kemudian sendok cetak ditekan keatas terlebih dahulu pada region depan
kemudian dibagian belakang sampai sendok cetak sejajar dengan lantai
 Untuk mendapatkan bagian vestibulum dapat dipakai jari telunjuk kanan
untuk menaikkan atau menekan bahan cetak kebagian formix. Bibir dapat
ditarik kebawah dan dilepaskan kembali
 Kemudian sendok cetak ditahan dengan tekanan yang konstan dan
ditunggu pengerasan bahan cetak selama 2-3 menit
 Setelah bahan cetak keras, sendok dikeluarkan dari mulut sejajar dengan
sumbu gigi.2

6. Jelaskan prosedur pengambilan cetakan fisiologis pada kasus


Jawab:
Pada kasus dikatakan pasien full edentulous pada rahang atas dan pada rahang
bawah kennedy class 1, hal ini menunjukkan bahwa teknik atau prosedur
pengambilan cetakan fisiologis pada kasus diatas yaitu dengan teknik pencetakan
ganda. Maksudnya pencetakan ganda yaitu pada daerah yang bergigi
menggunakan alginate (mukostatis) dan pada daerah yang tidak bergigi
menggunakan elastomer (mukofungsional).6
Prosedur pengambilan cetakan fisiologis :
 Sebelum pencetakan, mukosa yang akan dicetak dikeringkan terlebih
dahulu dengam menggunakan tampon.
 Selanjutnya pasien diinstruksikan untuk tegak agar bahan cetak tidak
mengalir kebelakang

9
 Kemudian sendok cetak ditekan pada bagian posterior kemudian lanjutkan
penekanan dibagian anterior. Penekanan dilakukan hingga dapat durasakan
berkontak dengan mukosa di mulut pasien
 Setelah selesai mencetak, cetakan negatif di cor dengan menggunakan gips
stone sehingga diperoleh model positif cetakan fisiologis.6

7. Jelaskan klasifikasi dental wax


Jawab:
Menurut kegunaan dan pemakaiannya dental wax dapat diklasifikasikan
menjadi pattern wax, processing wax dan impression wax
A. Pattern Wax
 Inlay wax : komponen utamanya adalah parafin, mikrokristalin, ceresin ,
carnauba ,candelilla dan beeswax. Fungsi wax ini untuk malam pola pada
restorasi gigi inlay, crown dan bridge.
 Custing wax : komposisinya hampir sama dengan inlay wax. Fungsinya
untuk pola kerangka logam gigi tiruan. Sifatnya lunak dan dapat
diadaptasikan pada suhu 40-45oc dan agak lengket.
 Baseplate wax : komposisinya terdiri dari 70-80 % parafin I ceresin.
Fungsi dari wax ini menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan
gigi tiruan lengkap dan malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan
sebagian serta alat orthodonsi.
B. Processing Wax
 Boxing wax : fungsinya sebagai pagar atau pemberi batas pada saat
melakukan pengecoran cetak negatif.
 Utility wax : fungsinya digunakan pada bidang orthodonsia dan menjadi
bahan pendukung pada bahan cetak alginate dan menutup kawat atau
braket.
 Sticky wax : fungsinya menyambung atau meletakkan patahan protesa gigi
resin (reparasi) dan logam (soldering).
C. Impression Wax
 Corrective wax : digunakan untuk melakukan koreksi pada under cut dan
cetak positif gigi dan digunakan dalam prosedur pengambilan cetak
edentulous.
 Bite registration wax : terdiri dari beeswax/parafin dan ceresin. Fungsinya
untuk mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan rahang bawah
( anusavice et al.2012).8

8. Jelaskan jenis dental wax yang digunakan untuk pembuatan bite rim

10
Jawab:
Jenis dental wax yang digunakan untuk pembuatan bite rim yaitu base plate
wax dari klasifikasi pattern wax. Adapun komposisinya yaitu 70-80% parafin I
ceresin. Wax ini digunakan untuk mendapatkan vertikal dimensional, dataran atau
bidang oklusi dan bentuk rahang (bite rim) dalam pembuatan full denture
sediaannya berbentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm , berwarna merah
atau merah muda.7
Syarat yang harus dipenuhi oleh base plate wax yaitu :
 Expansi thermis linear pada suhu 25-40o lebih kecil dari 0,8%
 Tidak mengiritasi jaringan mulut
 Tidak flaky atau menyerpih dan melekat dijari
 Mudah diukir pada suhu 23oC
 Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api)
 Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan
 Tidak mewarnai gigi.7

9. Jelaskan sifat-sifat dental wax


Jawab:
 Melting range : karena wax berisi beberapa tipe molekul, setiap range
memiliki berat molekul, berat molekul memiliki melting range lebih dari
pada melting point.
 Thermal expansion : wax akan memuai pada saat mengalami kenaikan
temperatur dan mengalami kontraksi saat temperatur diturunkan.
 Mechanical properties : wax memiliki elastic modulus, proportional limit
dan compressive strength yang rendah dibandingkan dengan bahan lain
dan sifat-sifatnya sangat bergantung pada temperatur.
 Flow (daya alir) : flow sangat bergantung pada temperatur dan waktu.
Pada temperatur rendah wax sama sekali tidak mengalir, tetapi pada
temperatur yang mendekati melting range wax flow meningkat secara
dramatis.
 Residual stress : adalah stress yang tersisa pada wax sebagai hasil
manipulasi selama heating, cooling, bending, carving dan manipulasi
lainnya.
 Ductility : meningkat karena temperatur wax meningkat, wax dengan
temperatur leleh rendah memiliki ductility yang lebih tinggi dibandingkan
temperatur leleh yang tinggi.2

10. Jelaskan kegunaan base plate/modeling wax


Jawab:

11
Kegunaan base plate/modeling wax yaitu
 Dalam mendapatkan vertikal dimensional, dataran atau bidang oklusi dan
bentuk rahang (bite rim) dalam pembuatan full denture
 Menghasilkan kontur gigi tiruan yang diinginkan setelah penyusunan gigi
 Pattern untuk pembuatan prothesa dan pesawat orthodonti
 Checking atau memeriksa artikulasi
 Pemindahaan artikulasi ke artikulator.2

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Impression materials adalah bahan yang dipergunakan untuk mendapatkan
suatu cetakan yang tepat dari gigi atau jaringan mulut. Pengambilan cetakan
dilakukan dalam pembuatan restorasi maupun pesawat ortodonti untuk
mendapatkan model gigi dan rongga mulut pasien. Pada hasil cetakan
memungkinkan terjadinya perpindahan bakteri, jamur atau virus yang ada pada
saliva maupun darah yang ada didalam rongga mulut. Pembersihan hasil cetakan
dengan membasuh hasil cetakan tidak cukup untuk menghilangkan seluruh bakteri
atau virus yang melekat pada hasil cetakan. Untuk itu desinfeksi hasil cetakan
diperlukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi silang diantara pasien dan
operator. Infeksi silang dapat berupa perpindahan virus, jamur atau bakteri
penyebab penyakit seperti B hepatitis, tuberkulosa, herpes dan Human
Immunodeficiency Virus- Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS).
Banyak bahan desinfektan yang telah direkomendasikan untuk dipergunakan
dalam usaha pendesinfeksian hasil cetakan seperti klorin kompon, iodofor,
glutaraldehid dan fenol. Berbagai cara desinfeksi dapat dilakukan seperti
perendaman, penyemprotan maupun mencampurkan desinfektan pada bahan
cetak. Namun beberapa cara desinfeksi memberikan efek samping berupa
perubahan dimensi terutama pada hasil cetakan alginat, kualitas permukaan bahan
cetak, kekasaran permukaan dan sifat2 bahan lainnya.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang tepat agar hasil cetakan tidak
menimbulkan infeksi silang antara pasien dan operator adalah dengan selalu

12
melakukan desinfektan terhadap hasil cetakan dengan menggunakan bahan dan
teknik yang sesuai agar tidak menimbulkan kerugian.

Daftar Pustaka

1. Rezael M, Monzavi A, Nareri A D. Comparison flow of four impression


compounds. J ADA 2004; 3(1):15-6.

2. Syafiar L, Rusfian, Sastrodihardjo S,Yudhit A. Imanda H K, Aryani H S. Ilmu


material dan teknologi kedokteran gigi. Ed.revisi. Medan. Usu press 2019: 71-
101.

3. John FM. Applied dental materials: materials hydrocolloids 2008: 155-8.

4. Santoso E D L,Widodo T T, Baehaqi M. Pengaruh lama perendaman cetakan


alginat didalam larutan desinfektan glutaraldehid 2% terhadap stabilitas dimensi.
Odonto dent J 2014; 1(2): 35-9.

5. Sastrodihardjo S. Desinfeksi Hasil Cetakan. JMKG 2016; 5(2): 45-51.

6. Sohaib M, Nazla V, Faheemuddin M. Fabrication of an acrylic interim denture


amplaying two part impression technique for distal extension bases-kennedy class
1 with modification. Pakistan Oral J 2012; 32(1): 154-9.

7. Mccabe J F, Walls A W. Applied dental materials. 2013.

8. Bird D I, Robinson D S. Modern Dental Assisting. E-book. Elsevier Health


Sciences: 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai