Anda di halaman 1dari 4

PREPARASI NANOSELULOSA DARI TONGKOL JAGUNG DENGAN

METODE HIDROLISIS ASAM SULFAT (H2SO4) PADA BERBAGAI


VARIASI WAKTU ULTRASONIKASI

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Farida Utami
NIM 141810301038

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung merupakan komoditas yang cukup penting bagi Indonesia.
Komoditas ini merupakan salah satu pangan pokok bagi beberapa penduduk
Indonesia. Selain itu, penggunaannya juga sebagai bahan pakan utama peternakan
unggas serta bahan baku industri olahan (Badan Pengkajian dan Pengembangan
Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2017). Di Indonesia,
produksi jagung pada tahun 2016 sebesar 23.578.293 ton. Jumlah tersebut
mengalami peningkatan mencapai 20,22% dibandingkan tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 19.612.435 ton. Produksi jagung ini tersebar di hampir seluruh
wilayah Indonesia, terutama di pulau Jawa (Badan Pusat Statistik, 2017).
Dalam pemanfaatannya, jagung umumnya hanya diambil bagian dagingnya
saja, sedangkan bagian tongkol dan kulitnya akan menjadi limbah
sehinggatidaktermanfaatkandenganbaik.Tongkoljagungmemiliki
kandungankimiasepertiselulosa (40-60%), hemiselulosa (20-30%)
dansisanyaadalah lignin (15-30%). Zat-zat kimia tersebut
dapatbergunaapabiladimanfaatkandengantepat, khususnya selulosa(Sofianto,
2008).Selulosa dalam tongkol jagung merupakan polisakarida yang memiliki
rumus molekul (C6H10O5)n dan dapat tersusun dari 2000-3000 monomer glukosa
(Han et al., 1995).Selulosa sering digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan kertas karena seratnya mempunyai kekuatan dan ketahanan yang
tinggi (Zugeinmaier, 2008).
Selulosa dapat dimodifikasi menjadi nanoselulosa yang memiliki nilai guna
lebih tinggi. Nanoselulosa merupakan selulosa yang mempuyai diameter
berukuran nano. Sifatnya berbeda dari selulosa alami. Nanoselulosa bersifat kuat,
mempuyai kemampuan mengikat air dan kekuatan tarik yang tinggi, jaringannya
halus, dan sangat porous (Klemmet al. 2011). Sifat-sifat tersebut membuat
nanoselulosadijadikan sebagai bahan aditif untuk produk-produk biodegradable,
filler penguat polimer, dan pengental untuk dispersi (Ioelovich, 2012). Berbagai
metode telah digunakan dalam pembuatan nanoselulosa yaitu metode mekanik
(tekanan tinggi), kimia (hidrolisis asam, pelarut organik, pelarut alkali, dan
oksidasi) dan biologis (enzim). Metode kimia memiliki kelebihan yaitu proses
pembuatannya lebih efisien karena membutuhkan energi yang lebih rendah
daripada metode mekanik.Metode ini juga membutuhkan waktu treatment yang
lebih sebentar apabila dibandingkan metode biologis (Effendi et al., 2015).
Metode kimia dengan hidrolisis asam adalah yang paling sering digunakan.
Hidrolisis asam umumnyamenggunakan asam kuat.Penggunaan metodeini dapat
menghasilkan nanoselulosa dengan luas permukaan yang besar serta kekuatan
mekanik yang tinggi (Yu et al., 2012).Menurut osvaldo et al., (2012), hidrolisis
asam kuat juga dapat meningkatkan porositas dari selulosa selain itu nanoselulosa
juga mempunyai kemampuan mendispersi dalam air yang baik (Peng, 2011)
Silverio (2012) telah berhasil membuat nanoselulosa menggunakan
hidrolisis asam sulfat 48,84% pada suhu 45 °C dengan waktu optimum hidrolisis
selama 60 menit. Nanoselulosa yang dihasilkan mempuyai panjang 210 ± 44,2 nm
dan diameter 4,15 ± 1,08 nm. Asam sulfat 48,84% digunakan sebagai konsentrasi
optimum karena pada konsentrasi >50% akan mempengaruhi sisi kristalin dan
amorf selulosa (Barbash et al., 2017). Konsentrasi asam sulfat yang tinggi dapat
menurunkan kristalinitas dan merusak sisi amorf selulosa (Wulandari et al.,
2016).Secara umum metode kimia diikuti dengan sonikasi. Sonikasi akan
mendispersi suspensi sehingga diperoleh selulosa yang berukuran nano. Silverio
(2012), telah melakukan sonikasi selama 5 menit untuk membuat nanoselulosa.
Semakin lama waktu sonikasi akan menghasilkan nanoselulosa yang lebih kecil
(Lie et a.,l 2012). Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan mempreparasi
nanoselulosa dari tongkol jagung menggunakan metode hidrolisis asam sulfat
disertai sonikasi dengan daya 200 Watt. Dalam penelitian ini, akan dilakukan
variasi waktu sonikasi dalam rentang waktu 15-60 menit untuk mengkaji
karakteristik nanoselulosa yang dihasilkan.
1.2 Rumusan masalah
Sonikasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembuatan
nanoselulosa. Sonikasi akan mendispersi suspensi sehingga diperoleh selulosa
yang berukuran nano. Dengan demikian,rumusan masalah dari penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana pengaruh variasi waktu sonikasi terhadap perubahan struktur dan
jumlah gugus bermuatan pada nanoselulosa
2. Bagaimana pengaruh variasi waktu sonikasi terhadap perubahan ukuran
partikel (diameter) dari nanoselulosa

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses hidrolisis dilakukan menggunakan H2SO4 48,84% (v/v) selama 60 menit
pada suhu 45 °C
2. Waktu sonikasi yang digunakan yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60
menit

1.4 Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan pengaruh variasi waktu sonikasi terhadap perubahan struktur dan
jumlah gugus bermuatan pada nanoselulosa
2. Menjelaskan pengaruh variasi waktu sonikasi terhadap perubahan ukuran
partikel (diameter) dari nanoselulosa

1.5 Manfaat Penelitian


Preparasi nanoselulosa menggunakan tongkol jagung berguna untuk
meningkatkan nilai tambah tongkol jagung yang digunakan sebagai material awal.
Preparasi nanoselulosa dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan. Hasil dari preparasi nanoselulosa juga dapat digunakan sebagai
aditif dan aplikasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai