Anda di halaman 1dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TINEA CAPITIS
No. Dokumen : 445/009/UKP/2015
No. Revisi :0
SPO Tanggal Terbit : 1 Juli 2015
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS Dr. DIAN NURDIANI


LEUWILIANG NIP196912232007012003

1. PENGERTIAN Tinea Capitis adalah Infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dan
rambut kepala. Penyebabnya adalah jamur golongan Dermatofita, terutama
T.Tubrum, T.Mentagrophytes, dan M.Gypseum. Penularan melalui kontak
langsung dari manusia dan binatang seperti anjing dan kucing. Sering
terjadi pada anak-anak.

2. TUJUAN Sebagai acuan bagi dokter dan praktisi kesehatan di puskesmas dalam
menangani kasus penyakit Tinea Capitis

3. KEBIJAKAN Dokter dan praktisi kesehatan yang terampil di puskesmas

4. REFERENSI Permenkes no 5 tahun 2014 ttg Panduan Praktek Klinis Dokter di


Fasyankes Primer.

5. PROSEDUR 5.1.Anamnesa :

 Biasanya pasien datang dengan keluhan bercak dikulit kepala


yang terasa gatal dan disertai rambut rontok di daerah tersebut.
 Adanya riwayat kontak dengan penderita atau dengan binatang

5.2.Pemeriksaan fisik :

 Gray Patch Ringworm :


Ditandai dengan timbulnya papula merah disekitar folikel rambut
kemudian melebar dan membentuk bercak pucat dan bersisik, warna
rambut menjadi abu-abu, rambut mudah patah dan rontok.
 Kerion
Reaksi peradangan yang berat, dapat menimbulkan jaringan parut dan
alopesia yang menetap.
Black dot ringworm
Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada muara folikel dan yang
tertinggal adalah ujung rambut yang penuh dengan spora yang terlihat
sebagai titik hitam (black dot).
5.3.Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH

5.4.Diagnosis :
Ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

5.5.Penatalaksanaan :

 Jaga kebersihan diri, hindari kontak dengan penderita/ binatang.


 Untuk lesi terbatas, berikan anti jamur topikal : Krim
Klotrimazol, mikonazol yang diberikan hingga lesi hilang
dilanjutkan 1-2 minggu untuk mencegah rekurensi.
 Untuk lesi yang luas, dapat ditambahkan dengan anti jamur oral
: Griseovulvin dosis 10-25 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis atau
ketokonazol 200 mg/hari, diberikan 10-14 hari
 Konseling dan edukasi pada pasien.

5.6.Kriteria rujukan :

 Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah diterapi.


 Terdapat imunodefisiensi
 Terdapat penyakit penyerta.

5.7.Prognosis :
Prognosis umumnya baik, kecuali untuk kasus pasien dengan
imunokompromais.

6. UNIT BP, seluruh praktisi kesehatan rawat jalan


TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai