Anda di halaman 1dari 8

Menunjukan cara menghitung persentil, quartil

dan inter-quartil
a. penghitungan persentil dari distribusi tunggal
Persentil menunjukan nilai individu yang ke sekian persen dari sampel setelah nilainya diurut
dari kecil ke besar, misalnya persentil 10 artinya nilai sample yang ke 10%, persentil 25 artinya
nilai sampel yang ke 25%, persentil 50 artinya nila sampel yang ke 50%, persentil 75 artinya
nilai sampel yang ke 75%, dan seterusnya.
Tabel : Distribusi tunggal kadar Hb ibu hamil

Kadar Hb Frekuensi Frek Kum Relatif Kum

(Xi) (fi) (f. cum) (% cum)


8 2 2 7
9 7 9 30
10 9 18 60
11 6 24 80
12 4 28 93
13 1 29 97
14 1 30 100
Jumlah 30
Misalnya dari distribusi data Hb ibu hamil seperti yang disajikan pada Tabel di atas diketahui
bahwa persentil 10 adalah 9 mg/dl. Persentil 10 adalah 9 mg/dl artinya Hb dari sampel ibu
hamil yang ke 10% adalah 9 mg%. Contoh lain, nilai persentil 25 adalah 9 mg/dl, artinya Hb
dari sampel yang ke 25% adalah 9 mg/dl. Contoh lain, persentil 50 adalah 10 mg/dl, artinya
Hb pasien yang ke 50% adalah 10 mg/dl. Hal penting yang perlu diketahui bahwa persentil 50
sama dengan median.

b. Penghitungan persentil dari distribusi data


berkelompok
Penghitungan nilai persentil dari data yang disajikan dalam distribusi berkelompok
menggunakan rumus sebagai berikut.
( p  fk )
Persentil ( p)  L  i
( fm  fk )

Keterangan:

p = persentil ke p%
L = nilai batas nyata bawah kelas persentil ke p%
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil ke p%
fm = frekuensi kumulatif kelas persentil ke p%
i = interval kelas

Distribusi Komsumsi Protein Keluarga

Konsumsi Protein Frekuensi % Kumulatif


(Xi) (Fi)
15-24 30 7.5
25-34 40 17.5
35-44 100 42.5
45-54 110 70.0
55-64 80 90.0
65-74 30 97.5
75-84 10 100.0
Jumlah 400

Misalnya akan dihitung nilai persentil 10 dari distribusi data di atas, maka nilai p = 10. Nilai
persentil 10 terletak di kelas 25-34 (kelas persentil ke 10), dengan nilai batas bawah kelas
adalah 25 (L), dengan frekuensi kumulatif di bawah kelas persentil 10% adalah 7,5 (fk),
frekuensi kumulatif kelas persentil ke p adalah 17,5 (fm), dan interval kelas adalah 10 (i), maka
nilai persentil 10 dapat dihitung sebagai berikut.

( p  fk )
Persentil (10)  L  i
( fm  fk )
(10  7,5)
Pesentil (10)  25  x10
(17,5  7,5)
Persentil (10)  25  2,5  27,5

Jadi nilai persentil 10 adalah 27,5 artinya nilai sampel yang ke 10% adalah 27,5.

c. Quartil dan Inter Quartil


Quartil terdiri dari quartil 1, quartil 2, dan quartil 3. Quartil 1 menyatakan nilai sampel yang ke
25% atau sama dengan nilai persetil 25, quartil 2 menyatakan nilai sampel yang ke 50% atau
sama dengan persentil 50, dan quatil 3 menyatakan nilai sampel yang ke 75% atau sama dengan
nilai persentil 75. Inter Quartil adalah lebar rentang data antara quartil 1 (Q1) sampai dengan
quartil 2 (Q2) atau = Q2 – Q1.
Dari tabel di atas didapatkan nilai quartil 1 (Q1) = 38 dan quartil 2 (Q2) = 57,5, maka
interquartil Q2 – Q1 = 57,5 – 38 = 19,5

contoh Penyajian data kontinyu dalam grafik:


histogram, polygon, boxplot, stem and leaf plot

 Grafik haruslah Sederhana & Self Explanatory


 Bagian Bagian-bagian Grafik bagian Grafik
1. Nomor
2. Judul
3. Aksis (sumbu X)
4. Ordinat (sumbu Y)
5. Plotting data
6. Legend/Keterangan
7. Sumber

a. Histogram
Histogram merupakan grafik balok dimana setiap balok menyatakan frekuensi dari
setiap nilai data atau kelas untuk distribusi berkelompok. Dalam histogram, tidak ada
spasi diantara balok atau balok yang satu berimpit dengan balok berikutnya. Berikut
adalah contoh sebuah histogram dari data paritas yang disajikan pada tabel.

Tabel : Paritas Ibu Bersalian di Rumah Sakit Maria

Paritas Frekuensi Persentase


0 200 24,8
1 250 31,1
2 225 28,0
3 100 12,4
4 25 3,1
5 4 0,5
6 atau lebih 1 0,1
Total 805 100,0
250

200
Frequency

150

100

50

0
0.00 2.00 4.00 6.00

paritas

Grafik . Paritas Ibu Bersalin di Rumah Sakit Maria 2010

b. Polygon
Dipergunakan untuk menyajikan suatu distribusi frekuensi dari data yang kontinue
Permukaan area frekuensi poligon sama luasnya dengan histogram. Dipergunakan
untuk membandingkan sejumlah distribusi frekuensi sebuah gambar.
Langkah Langkah :
 Membuat titik-titik tengah kelas interval yang berada pada bagian atas bar
histogram. Kemudian titik ini dihubungkan membentuk garis yang disebut
frekuensi poligon.
 Frekuensi poligon harus tertutup di kedua ujungnya, sebab merupakan
area diagram dan harus sama luasnya dengan bar histogram
c. Box-Plot
Box-Plot merupakan grafik distribusi data yang menggambarkan 99% data berada di dalam
batas bawah dan batas atas grafik dan data yang berada di luar batas bawah dan batas atas grafik
disebut outlier. Di dalam grafik ada BOX dimana batas bawah Box adalah nilai Q1 dan batas
atas Box adalah nilai Q2. Garis tebal yang ada di dalam Box adalah Median. Berikut adalah
contoh sebuah Box Plot.

Distribusi Komsumsi Protein Keluarga

Konsumsi Protein Frekuensi % Kumulatif


(Xi) (Fi)
15-24 30 7.5
25-34 40 17.5
35-44 100 42.5
45-54 110 70.0
55-64 80 90.0
65-74 30 97.5
75-84 10 100.0
Jumlah 400

*3 ................................................ outlier
*21

................ batas atas (mean + 3 SD)

............... batas atas BOX (Q2)

............... Median

............... batas bawah BOX (Q1)

............. batas bawah (mean – 3 SD)

Kota Desa

Garfik 2.5.4 Box-Plot Intake Protein penduduk di Kota dan Pedesaan

d. Grafik Steam and leaf plot


Diagram batang daun (steam and leaf diagram) menyajikan penyebaran dari suatu data
sehingga secara keseluruhan data individu-individu dapat terlihat apakah ada
kecenderungan data tersebut menyebar atau memusat pada suatu nilai tertentu, atau
nilai manakah yang paling sering muncul dan yang jarang muncul. Ini sesuai dengan
pendapat Somantri (2006:116) yang menyatakan bahwa “penyajian data dengan
diagram batang daun, selain dapat memperoleh informasi mengenai distribusi dari
gugus data juga dapat dilihat nila-nilai pengamatan aslinya”. Data kuantitatif
(berbentuk angka) akan disajikan dengan menggunakan diagram batang daun serta
ditata menjadi dua bagian. Angka pertama ditempatkan pada bagian diagram yang
disebut batang, dan angka kedua dan seterusnya (kalau ada) ditempatkan pada bagian
yang disebut daun. Jadi, suatu data yang merupakan suatu bilangan, misalnya 95, akan
dipisahkan sebagai 9 dan 5, sedangkan 256 akan dipisahkan sebagai 2 dan 56 atau 25
dan 6.
Diberikan data nilai ulangan umum fisika seperti dibawah ini

44 56 63 65 61 70 74 71 76 71 72 73

75 76 84 83 84 85 85 89 94 91 95 97

47 59 66 68 64 71 75 73 79 71 73 76

Gambar 1. Nilai ulangan umum fisika dari 36 siswa

Jika data ini tidak disusun dalam suatu diagram maka tidak segera terlihat
kecenderungan penyebarannya. Gambar berikut ini menyajikan diagram batang daun
untuk data yang tersedia.

Batang Daun

4 4 7

5 6 9

6 1 3 4 5 6 8

7 0 1 1 1 1 2 3 3 4 5 5 6 6 6 9

8 3 4 4 5 5 9

9 1 4 5 7

Gambar 2. Diagram batang-daun nilai ulangan umum fisika dari 36 siswa

Jika kita hanya memperhatikan daftar nilai fisika yang belum disusun dalam suatu
diagram maka tidak begitu jelas bagi kita untuk mengetahui nilai manakah yang paling
banyak muncul. Namun secara kasar kita hanya dapat mengatakan bahwa nilai-nilai
tersebut berkisar di antara 40 dan 90. Artinya ada nilai 40-an, 50-an, 60-an, 70-an, 80-
an, dan 90-an. Untuk membuat suatu diagram batang daun untuk data nilai-nilai
ulangan fisika yang masing-masing terdiri dari dua angka seperti pada situasi di atas,
kita tetapkan angka puluhan sebagai bagian batang dan angka satuan sebagai bagian
daun. Setelah mengamati angka-angka puluhan itu, maka tempatkan angka-angka itu
pada kolom khusus untuk batang dan angka-angka satuan pada kolom daun. Angka-
angka puluhan dapat ditempatkan secara berurutan sejak awal, namun angka satuan
(bagian daun) mungkin bisa diurutkan sejak awal tetapi kemudian dapat diatur agar
angka-angka satuan pada bagian daun juga dapat tersusun seperti pada gambar di
bawah. Berikut ini disajikan suatu diagram batang daun tentang nilai dari dua kali
ulangan fisika.
Test Pertama Test Kedua

6 4 4 7

4 3 2 2 5 6 9

9 7 6 6 3 3 3 1 6 1 3 4 5 6 8

9 9 6 6 5 5 2 1 0 7 0 1 1 1 1 2 3 3 3 4 5 5
6 6 6 9

9 5 4 4 2 2 1 0 8 3 4 4 5 5 9

9 9 9 9 8 2 9 1 4 5 7

Gambar 3. Diagram batang-daun dua kali nilai ulangan umum fisika

Jika diagram batang daun ini diperhatikan, maka tampak bahwa tes kedua lebih baik
dari tes pertama. Hal ini tampak dari nilai tes kedua lebih mengumpul di tengah, serta
ada peningkatan pada siswa yang memperoleh nilai di atas 80.
DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi statistika dalam
Penelitian. pustaka ceria : Bandung

Widarsa, IKT. 2009. Biostatistik Dasar. Buku Ajar. Program Studi Kesehatan
Masyarakat, FK, Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai