Anda di halaman 1dari 9

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI

Pada subbab ini Anda harus mampu:

 Menganalisis keteraturan gerak planet dan satelit dalam tata


sura berdasarkan hukum-hukun Newton,
 Menajikan kara mengenai gerak satelit buatan yang mengorbit
Bumi, serta pemanfaatan dan dampak yang ditimbulkannya
dari penelusuran berbagai sumber informasi.

Hampir setiap hari, anda mengamati matahari terbit dari timur dan tenggelam
di barat. Pada waktu malam hari, Anda dapat melihat bulan serta bintang-bintang
dilangit saat cerah. Pernahkah anda berpikir, mengapa matahari dan bulan terlihat
seakan-akan mengelilingi bumi dengan periode yang teratur? Mengapa gerak planet-
planet juga teratur?

Anda mengetahui bahwa bumi dan bulan bergerak mengelilingi matahari.


Mengapa bumi dan bulan mengelilingi bumi? Apa hukum yang mengatur tata
kehidupan benda-benda langit di jagat raya ini? Apakah semua terjadi secara ke-
betulan? Pertanyaa-pertanyaan itu perlu penjelasan yang dapat dijangkau akal manusia.

Di SMP anda telah menggolongkan gaya atas gaya sentuh/kontak dan gaya tak
sentuh/gaya medan. Gaya sentuh terjadi akibat adanya dua buah benda saling
bersentuhan secara fisik; contohnya gaya otot, gaya gesekan, dan gaya normal. Gaya
medan terjadi walaupun tanpa adanya sentuhan atau kontak fisik antara benda tersebut
dengan benda lainnya contohnya gaya listrik, gaya magnet, dan gaya gravitasi. Nah,
dalam subbab ini Anda akan mempelajari tentang gaya gravitasi.
1. Perumusan Hukum Gravitasi Umum Newton

Dari setidak-tidaknya zaman Yunani ada dua persoalan yang telah menjadi pokok
penyelidikan. (1) kecenderungan benda-benda seperti batu untuk jatuh ke bumi bila
dilepsakan, dan (2) gerakan-gerakan planet, termasuk matahari dan bulan, yang pada
waktu digolongkan dengan planet-planet. Pada zaman dahulu persoalan-persoalan ini
dipikirkan sebagai persoalan-persoalan yang sama sekali terpisah satu sama lain. Salah
satu hasil yang dicapai oleh Newton, yang dibangun berdasarkan hasil kara orang-
orang yang mendahuluinya, adalah bahwa dia melihat persoalan-persoalan dengan
jelas sebagai aspek (segi) dari satu persoalan saja dan haru menuruti hukum-hukum
yang sama.

Di dalam tahun 1665, Newton yang berumur 23 tahun diusir dari Cambridge ke
Lincolnshire ketika sekola tersebut diliburkan karena wabah. Kira-kira 50 tahun
kemudian dia menulis, “… didalam tahun yang sama (1665) saya mulai berpikir
Mengenai gravitasi yang diteruskan sampai bulatan Bulan … dan dengan demikian
telah membandingkan gaa yang diperlukan untuk memegang bulan didalam bulatannya
dengan gaya gravitasi pada permukaan bumi, dan telah hamper menemukan jawaban
pada persoalan tersebut.”

Teman Newton yang masih muda William Stukeley menulis mengenai


peristiwa sewaktu dia dengan Newton sedang minum the dibawah pohon apel ketika
Newton mengatakan bahwa keadaannya adalah sama ketika dia mendapatkan
pemikiran gravitasi. “Hal tersebut disebabkan oleh jatuhnya sebuah apel, ketika dia
duduk termenung … sehingga sedikit demi sedikit dia mulai memakaikan sifat
gravitasi ini kepada gerakan bumi dan benda-benda langit ….”

Pada saat itu juga, Newton sedang berpikir tentang persoalan gaya tarik yang
tampaknya tidak berhubungan dengan gaya yang bekerja pada Bulan. Dia mengamati
bahwa suatu benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu diatas permukaan Bumi
selalu akan jatuh bebas ke permukaan Bumi (tanah). Hal ini tentu saja disebabkan pada
benda tersebut bekerja sebuah benda yang disebut gaya gravitasi. Jika pada suatu
benda bekerja suatu gaya, maka gaya itu pasti disebabkan oleh benda lainnya ( hukum
III Newton). Oleh karena setiap benda yang dilepas selalu jatuh bebas kepermukaan
Bumi, maka Newton menyimpulkan bahwa pusat Bumi lah yang mengerjakan gaya
pada benda itu, yang arahnya selalu menuju ke pusat Bumi.

Berdasarkan ide gravitasi Bumi ini Newton dengan bantuan dan dorongan
temannya, Robert Hooke (1635-1703), menyusun hukum gravitasi umumnya yang
sangat terkenal. Newton membandingkan antara besar gaya gravitasi Bumi yang
menarik Bulan dan menarik benda-benda pada permukaan Bumi. Percepatann gravitasi
yang dialami setiap benda dipermukaan Bumi adalah 9,8m/s2 ., Newton berusaha
menentukan besar gaya gravitasi diberikan Bumi pada bulan sebagaimana
dibandingkan dengan gaya gravitasi pada benda-benda yang ada dipermukaan Bumi.
Pada permukaan Bumi, gaya gravitasi bumi mem- percepat benda sebesar 9,8 𝑚⁄𝑠 2 .
Tetapi berapa percepatan sentripetal Bulan? Karena bulan bergerak dengan cara
melingkar yang hampir beraturan, percepatan sentripetal bulan adalah sebagia berikut.

2𝜋𝑅 2
𝑣 (
2 ) 4𝜋 2 𝑅
𝑎𝑠 = = 𝑇 =
𝑅 𝑅 𝑇2

Dengan 𝑅 = jari-jari orbit Bulan = 3,84 × 108 𝑚 dan 𝑇 = periode Bulan = 27,3 hari =
2,36 × 106 𝑠, diperoleh hasil sebagai berikut.

4𝜋 2 𝑅
𝑎𝑠 =
𝑇2

4(3,14)2 (3,84 𝑥 108 𝑚)


= = 0,0027 𝑚/𝑠 2
(2,36 𝑥 106 𝑠)2

Jika 𝑎𝑠 dinyatakan dalam percepatan gravitasi 𝑔 = 9,8 𝑚⁄𝑠 2 , diperoleh hasil sebagai
berikut.

0,0027 𝑚𝑠 −2 1
𝑎𝑠 = −2
𝑔≈ 𝑔
9,8 𝑚𝑠 3600
Ini berarti percepatan Bulan menuju Bumi kira-kira 1/3600 kali percepatan
gravitasu benda di permukaan Bumi.

Sekarang perhatikan jarak bulan dari pusat Bumi atau jari-jari orbit Bulan =
3,84 x 108 m, dan jarak permukaan Bumi dari pusat bumi atau jari-jari Bumi = 6,4 x
106 m. perbandingan kedua jarak ini adalah

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 − 𝐵𝑢𝑚𝑖 3,8 𝑥 108 𝑚


= = 60
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 − 𝐵𝑢𝑚𝑖 6,4 𝑥 106 𝑚

Dengan ini berarti jarak dari pusat bumi ke bulan sama dengan 60 kali jarak antara
benda-benda dipermukaan bumi ke Bulan. Newton menimpulkan bahwa gaya gravitasi
yang diberika oleh Bumi pada sembarang benda berkurang terhadap kuadrat jaraknya
𝑟, dari pusat Bumi :

1
𝐹∝
𝑟2

Newton menyadari bahwa percepatan gravitasi pada sebuah benda tidak hanya
bergantung pada jarak tetapi juga ada massa benda tersebut. Pada kenyataannya, gaya
ini berbanding lurus dengan massa. Menurut hukum Newton ketiga, ketika Bumi
memberikan gaya gravitasinya kebenda apapun, seperti Bulan, benda itu memberikan
gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah pada Bumi. Karena simetri ini, Newton
menelarkan, besar gaya gravitasi harus sebanding dengan kedua massa benda tersebut,
Dengan demikian.

𝑚 𝐸 𝑚𝐵
𝐹∝
𝑟2

di mana 𝑚𝐸 adalah massa Bumi, 𝑚𝐵 adalah massa benda lain, dan 𝑟 adalah jarak antara
pusat bumi ke pusat benda lain tersebut.

Newton maju selangkah lagi dalam analisisnya mengenai gravitasi. Dalam


penelitiannya, tentang orbit-orbit planet, ia menyimpulkan bahwa dibutuhkan gaya
untuk mempertahankan plant-planet itu di orbit masing-masing di sekeliling matahari.
Ia meneliti data-data yang telah dikumpulkan tentang orbit planet-planet yang
mengitari matahari. Hal ini membuatnya percaya pasti juga ada gaya gravitasi yang
bekerja antara matahari dan planet-planet lain tersebut untuk tetap bertahan pada
orbitnya masing-masing. Dari kumpulan data tersebut, ia mendapatkan bahwa gaya
gravitasi yabg dikerjakan matahari pada planet, yang menjaga planet tetap pada
orbitnya saat mengitari matahari ternyata juga berkurang secara kuadrat terbalik
terhadap jarak planet-planet tersebut dari matahari. Keseimbangan kuadrat terbalik ini
membuat Newton dapat menyimpulkan bahwa gaya gravitasi matahari pada planetlah
tang menjaga planet-planet tetap pada orbitnya mengitari matahari. Dengan demikian
ia mengusulkan hukum gravitasi universal-nya yang terkenal, yang biasa dinyatakan
sebagai berikut.

Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lain dengan gaya yang
sebanding lurus dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak diantaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis
yang menghubungkan kedua partikel itu.

Besar gaya gravitasi bisa dituliskan sebagai

𝑚1 𝑚2
𝐹=𝐺
𝑟2

Dengan 𝑚1 dan 𝑚2 adalah massa kedua partikel, 𝑟 adalah jarak yang memisahkannya,
dan G adalah konstanta universal yang harus diukur secara eksperimen dan mempunai
nilai numerik yang sama untuk semua benda.

a. Menentukan tetapan gravitasi G

Dengn menggunakaan persamaan gaya gravitasi kita dapat menentukan besar gaya
gravitsi antara dua benda apasaja. Tentusaja kita harus tahu berapa nilai tetapan
gravitasi G terlebih dahulu. Jika kita dapat menentukan nilai tetapan gravitsai G, kita
dapat menentukan massa Bumi, massa Bulan, massa Matahari, dan massa planet-planet
lainnya.

Nilai G pasti sangat kecil, karena kita tidak menyadari adanya gaya antara
benda-benda yang berukuran biasa, seperti antara dua bola. Gaya antara dua bola biasa
dapat diukur untuk pertama kalinya, lebih 100 tahun setelah Newton mengumumkan
hukumnya, oleh Henry Cavendish (1731-1810) pada tahunn 1798. Untuk mendeteksi
dan mengukur gaya yang sangat kecil itu, ia menggunakan peralatan berupa sebuah
neraca torsiang diperhalus dan luar biasa peka. Peralatan ini disebut neraca Cavendish.

Neraca Cavendish terdiri atas sebuah batang ringan yang digantung pada bagian
tengahnya oleh suatu sera kuarsa (atau kawat halus). Pada kedua ujung batang ringan
terdapat dua buah bola timbel kecil identic yang bermassa 𝑚 dan diameternya kira-kira
2 inci, Dua buah bola timbel identik bermassa 𝑀 dan diameternya kira-kira 8 inci, dapat
digerakkan sangat dekat (hamper bersentuhan) ke bola kecil 𝑚. Gaya gravitasi
antara 𝑀 dan 𝑚 menyebabkan batang ringan terpuntir dan serat kuarsa berputar.
Besarnya sudut puntiran batang dideteksi dari pergeseran berkas cahaya pada skala.
Setelah sistem dikalibrasi sehingga besar gaya yang diperlukan untuk menghasilkan
suatu puntiran tertantu dketahui, gaya Tarik antara 𝑚 dan 𝑀 dapat dihitung secara
langsung dari data pengamatan sudut puntiran serat. Karena dia mengukur 𝐹, 𝑀, 𝑚,
dan 𝑟 dengan sangat akurat, ia juga biasa menentukan nilai konstanta G dengan
persamaan

𝐹𝑟 2
𝐺=
𝑚𝑀

Dengan mengetahui semua nilai dari besaran-besaran pada ruas kanan persamaan
diatas maka nilai G dapat dihitung. Cavendish memperoleh nilai 𝐺 = 6,754 ×
10−11 𝑁 𝑚2 ⁄𝑘𝑔2 dengan keakuratan sekitar satu persen dari nilai yang diterima saat
ini , yaitu sebagai berikut
𝐺 = 6,672 × 10−11 𝑁 𝑚2 ⁄𝑘𝑔2

b. Resultan Gaya Gravitasi pada Suatu Benda

Bagaimana jika suatu benda bekerja dua gaa gravitasi atau lebih? Misalkan
pada 𝑚1 bekerja gaya gravitasi 𝑭𝟏𝟐 yang dikerjakan oleh 𝑚2 dan gaya gravitasi 𝑭𝟏𝟑
yang dikerjakan oleh 𝑚3 . 𝑭𝟏𝟐 dan 𝑭𝟏𝟑 adalah vector sehingga gaya yang bekerja pada
𝑚1 haruslah resultan dari kedua gaya ini secara vektor.

𝑭 = 𝑭𝟏𝟐 + 𝑭𝟏𝟑

Untuk kasus kedua vektor gaya gravitasi yang membentuk sudut 𝜃, besar
resultan gaya gravitasi dapat dihitung dengan rumus kosinus seperti berikut.

𝑭 = √𝑭𝟏𝟐 2 + 𝑭𝟏𝟑 2 + 𝑭𝟏𝟐 𝑭𝟏𝟑 𝐜𝐨𝐬 𝜽

2. Medan Gravitasi

Perlu diingatkan lagi bahwasanya gaya gravitasi bukanlah gaya kontak,


melainkan bekerja melalui suatu jarak dalam ruang. Gaya gravitasi pada suatu benda
di sebuah titk dalam ruang dapat dijelaskan dengan sifat ruang itu sendiri. Misalnya,
jika kita meletakkan sebuah benda bemassa 𝑀 dalam suatu ruang, benda tersebut akan
menghasilkan medan yang menebar ke sekitar benda dalam ruang.

Medan hadir walaupun tidakn ada benda lain dalam ruang. Medan yang
menyebar dari benda bermassa dan memenuhi ruang inilah yang disebut sebagai
medan gravitasi. Jika anda tempatkan benda bermassa 𝑚 dala ruangan tersebut, maka
benda 𝑚 akan ditarik menuju benda 𝑀. Dengan demikian, medan gravitasi dapat
didefinisikan sebagai ruang disekitar suatu benda bermassa dimana benda bermassa
lainnya dalam ruang tersebut akan mengalami gaya gravitasi.
a. Bagaimana Kita Memvisualisasi Medan Gravitasi?

Medan gravitasi termasuk medan vector, yaitu medan yang disetiap titiknya memiliki
besar dana rah. Kita dapat menampilkan medan gravitasi secara visual dengan bantuan
garis-garis berarah (anak panah). Arah dan besar medan gravitasi pada berbagai titik
pada ruang akan divisualisasikan dengan anak panah.

Cara lain untuk memvisualisasikan medan gravitasi sebagai medan vector


adalah dengan menggunakan diagram garis-garis medan (disebut juga garis-garis
gaya). Garis-garis medan gravitasi adalah garis-garis bersambungan (kontinu) yang
selalu berarah menuju ke massa sumber medan gravitasi. Visualisasi seperti ini
membantu kita untuk menunjukan bahwa kuat medan gravitasi berkurang dengan
semakin renggangnya jarak antar garis-garis medan saat jarak dari massa sumber
bertambah. Visualisasi tersebut juga menunjukkan semakin besar massa sumber,
semakin kuat edan gravitasinya.

b. Kuat Medan Gravitasi

Kuat medan gravitasi pada titik apasaja dalam ruang didefinisikan sebagai gaya
gravitasi per satuan massa pada suatu massa uji 𝑚. Dengan demikian, pada suatu titik
dalam ruang saat suatu massa uji 𝑚 mengalami gaya gravitasi 𝑭, kuat medan gravitasi
𝒈 dinyatakan sebagai berikut.

𝐹
𝑔=
𝑚

Misalnya, kita mengukur gaya gravitasi yang dikerjakan oleh suatu benda diam
bermassa 𝑀 pada benda bermassa uji 𝑚 yang soleh-olah bergerak ke berbagai titik
dalam medan gravitasi, maka diperoleh rumus untuk menghitung kuat medan
gravitasioleh massa sumber 𝑀 pada berbagai titik dalam medan, yaitu sebagai berikut.

𝐺𝑀
𝑔=
𝑟2
Dengan 𝑀 = massa sumber dan 𝑟 = jarak titik ke pusat massa 𝑀.

Kuat medan gravitasi adalah gaya yang bekerja pada satuan massa yang
diletakkan dalam medan gravitasi. Dengan demikian, jika sebuah benda bermassa 𝑚
mengalami gaya 𝐹 ketika berada dalam medan gravitasi Bumi, kuat medan gravitasi
𝐹
Bumi adalah 𝑚 (dalam 𝑁⁄𝑘𝑔). Pengukuran menunjukkan bahwa 𝑚 = 1𝑘𝑔, 𝐹 = 9,8 𝑁

(pada permukaan Bumi). Oleh karena itu, kuat medan grafitasi Bumi adalah 9,8 𝑁⁄𝑘𝑔.
Akan tetapi, jika benda bermassa 𝑚 jatuh bebas dibawah pengaruh medan gravitasi
Bumi, percepatan 𝑔 adalah sebagai berikut

F = ma F = mg g = F/m =9,8 m/s2

Anda mungkin juga menyukai