Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No.

2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

PENGEMBANGAN MODUL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED


UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN LITERASI MATEMATIS

Agung Putra Wijaya


Universitas Lampung
E-mail: agung.wijaya@fkip.unila.ac.id

Abstract
This research and development aimed to develop module with an open ended approach
to facilitate the achievement of mathematical literacy. This study was conducted only
until the field trial and the revision of product. The module was validated by experts
with attention to aspects: matter, appearance, and practicality. Having been declared
valid by experts, the test readability by the students was done. Based on the steps, it was
obtained (1) the use of the module with an open ended approach in Linier
Programmingwas expected by the students, (2) the module characteristics were in
accordance with the curriculum and designed in accordance with the open-ended
approach, (3) the experts responses to the module were appropriate in terms of aspects
of matter, appearance, and practicality and (4) the students responses were good
viewed by readability.

Keywords: methematical literacy, open ended, linear programming

PENDAHULUAN mengingat pengetahuan faktual ataupun


Matematika merupakan mata aplikasi sederhana dari berbagai
pelajaran yang senantiasa diajarkan formula atau prinsip. Menurut Moise
pada setiap jenjang pendidikan, mulai (Ayers et al., 1988), hal ini me-
dari sekolah dasar sampai ke perguruan nyebabkan banyak mahasiswa
tinggi. Karakteristik matematika mengalami kesulitan dalam
berbeda dengan karakteristik ilmu mempelajari topik-topik standar yang
lainnya. Pengetahuan matematika terdapat dalam kurikulum perguruan
adalah pengetahuan yang dibentuk tinggi.
melalui proses berpikir tentang Mata kuliah program linier
pengalaman akan sesuatu objek atau merupakan salah satu mata kuliah wajib
kejadian tertentu (Johar, 2012). Menurut dalam kurikulum jurusan/program studi
Gallgher & Reid (Suparno, 2001), matematika dan pendidikan matematika
pengetahuan ini diperoleh dari abstraksi di semua Perguruan Tinggi di
berdasarkan koordinasi, relasi, atau Indonesia.Lingkup bahasan mata kuliah
penggunaan objek (abstraksi reflektif). ini meliputi: metode grafis, metode
Pengetahuan matematika dapat simpleks, metode Big M, masalah
berkembang hanya bila anak bertindak degenerasi, primal-dual persoalan
terhadap objek itu.Belajar matematika linear, masalah transportasi, dan
di tingkat perguruan tinggi umumnya masalah penugasan. Melalui
melibatkan kemampuan kognitif tingkat perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan
tinggi, seperti kemampuan analisis, mampu mengembangkan kemampuan
sintesis, dan evaluasi, bukan sekedar

Aksioma | 159
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

dalam memformulasikan masalah- didik. Pembelajaran yang berlangsung


masalah pengambilan keputusan. seolah tidak memedulikan apakah
Berdasarkan pengalaman sebagai peserta didik mampu merepresentasikan
dosen pengampu mata kuliah program masalah yang dihadapi dan
linier, literasi matematis mahasiswa mengkomunikasikan gagasannya secara
masih rendah. Sebagian besar sistematis. Pemberian masalah tidak
mahasiswa mengalami kesulitan dalam bersifat open, artinya masalah yang
(1) memahami permasalahan matematis disajikan hanya memiliki satu jawaban
yang ada di sekitarnya yang terkait benar. Apabila peserta didik tidak
dengan matematika; (2) membaca dan menjawab persis demikian, maka
menyajikan representasi matematis dari jawaban peserta didik salah.
masalah yang dihadapi; (3) Mencermati fenomena tersebut,
menyelesaikan permasalahan matematis menurut Suherman (2003) dan Wena
yang dihadapi; dan (4) meng- (2009) diperlukan adanya inovasi
komunikasikan gagasan secara mate- pembelajaran dengan melibatkan media
matis terkait dengan masalah pembelajaran yang memberikan
matematika yang dijumpai dalam kesempatan kepada peserta didik untuk
kehidupan nyata. Kesulitan lain yang lebih mengekspresikan ide
dialami mahasiswa adalah tidak mampu matematisnya dalam menyelesaikan
dalam menyatakan model matematis open problems guna pencapaian literasi
yang disajikan ke dalam suatu matematisnya. Penggunaan media pem-
permasalahan yang sesuai. Selama ini, belajaran dapat diawali dengan satuan
mahasiswa terbiasa dalam menyatakan media terkecilmenurut Depdiknas
permasalahan ke dalam model (2008) dan Asyhar (2011), yaitu modul
matematis, namun tidak terbiasa untuk pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
menyatakan model matematis ke dalam peserta didik perlahan-lahan mampu
permasalahan. mengikuti perubahan paradigma pem-
Rendahnya literasi matematis ini belajaran guna mencapai tujuan pem-
perlu mendapat perhatian tersendiri belajaran.
(OECD, 2013). Literasi matematis Melalui penerapan
membantu seseorang untuk mengenal pendekatan open-ended, pembelajaran
peran matematika dalam dunia dan yang berlangsung akan mampu
membuat pertimbangan maupun memberikan kesempatan pada peserta
keputusan yang dibutuhkan sebagai didik untuk belajar melalui aktivitas-
warga negara. Seiring dengan aktivitas real life dengan menyajikan
perkembangan zaman, semua orang fenomena alam seterbuka mungkin pada
perlu memiliki literasi matematis untuk peserta didik (Shimada&Becker, 1997).
membantu menghadapi berbagai Bentuk penyajian fenomena dengan
permasalahan. Hal ini disebabkan terbuka ini dapat dilakukan melalui
literasi matematika sangat penting bagi pembelajaran yang berorientasi pada
semua orang terkait dengan pekerjaan masalah atau soal atau tugas terbuka.
dan tugasnya dalam kehidupan sehari- Secara konseptual, masalah terbuka
hari. dalam pembelajaran matematika adalah
Pembelajaran matematika yang masalah atau soal-soal matematika yang
terjadi saat ini belum mengarah pada dirumuskan sedimikian rupa, sehingga
pencapaian literasi matematis. memiliki beberapa atau bahkan banyak
Pembelajaran yang terjadi sebatas pada solusi yang benar, dan terdapat banyak
transfer ilmu dari pendidik ke peserta

160 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

cara untuk mencapai solusi itu produk tersebut supaya dapat berfungsi
(Sugiman, 2008). di masyarakat (Sugiyono, 2008).
Melalui penggunaan modul yang Sukmadinata (2011) menyatakan bahwa
mampu memberikan kesempatan pada research and development adalah suatu
peserta didik untuk belajar melalui proses untuk mengembangkan suatu
aktivitas-aktivitas real life dengan produk baru atau menyempurnakan
menyajikan fenomena alam seterbuka produk yang telah ada, yang dapat
mungkin, diharapkan mampu dipertanggungjawabkan. Menurut Borg
memfasilitasi pencapaian literasi dan Gall, 1989 (dalam Sukmadinata,
matematis peserta didik. Dengan 2011) ada sepuluh langkah dalam
demikian, pengembangan modul dengan pelaksanaan strategi penelitian dan
pendekatan open ended dalam pengembangan, yaitu (1) Penelitian dan
perkuliahan Program Linier mutlak pengumpulan data; (2) Perencanaan; (3)
diperlukan untuk memfasilitasi Pengembangan draf produk; (4) Uji
pencapaian literasi matematis coba lapangan awal; (5) Merevisi hasil
mahasiswa. uji coba; (6) Uji coba lapangan; (7)
Penyempurnaan produk hasil uji
METODE PENELITIAN lapangan; (8) Uji pelaksanaan lapangan;
Metode yang digunakan adalah (9) Penyempurnaan produk akhir; dan
penelitian dan pengembangan. (10) Diseminasi dan implementasi.
Penelitian ini menghasilkan produk Digambarkan oleh Borg dan Gall dalam
tertentu yang didasarkan dari analisis Sugiyono (2008) seperti pada Gambar
kebutuhan dan pengujian keefektifan 1.

Potensi dan Pengumpulan Desain Produk Validasi Desain


Masalah Data

Uji Coba Revisi Produk Uji Coba Revisi Desain


Pemakaian Produk

Revisi Produk Produksi Massal BatasPenelitian yang Telah


Dilaksanakan

Gambar 1. Langkah-Langkah Metode Research and Development (R&D)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah Subjek penelitian ini adalah modul


penelitian yang dilakukan hanya sampai dengan pendekatan open
tahap uji coba lapangan awal ended.Penelitian ini dilaksanakan di
(preliminary field testing) dan revisi Program Studi Pendidikan Matematika
hasil uji coba produk (main product FKIP Unila. Tahap studi lapangan
revision) secara terbatas. dilakukan dengan menganalisis hasil
observasi selama mengampu mata

Aksioma | 161
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

kuliah Program Linier selama 2 tahun Instrumen ini berbentuk angket validasi
terakhir. Tahap pengembangan modul aspek kepraktisan untuk mem-
ini melibatkan mahasiswa Program validasiapakah modul ini praktis untuk
Studi Pendidikan Matematika FKIP digunakan, baik di dalam maupun luar
Unila yang menempuh mata kuliah kelas. Instrumen tanggapan mahasiswa
Program Linier. Sumber data penelitian ini memvalidasi aspek keterbacaan
ini adalah dosen pengampu dan modul oleh mahasiswa. Instrumen ini
mahasiswa yang menempuh mata kuliah berbentuk angket dengan beberapa
Program Linier. Pada tahap studi pernyataan yang disusun untuk
pendahuluan, sumber data berasal dari 2 mengetahui tingkat kepemahaman, daya
orang dosen yang mengampu mata tarik untuk membacanya, dan
kuliah Program Linier dan 20 mendeteksi kosakata atau kalimat yang
mahasiswa Program Studi Pendidikan sulit dipahami oleh mahasiswa.
Matematika FKIP Unila yang Setelah dilakukan penyebaran
menempuh mata kuliah Program Linier. angket, jawaban pada angket tersebut
Pada tahap uji coba terbatas diolah untuk memperoleh hasil
menggunakan angket dalam keseluruhan dari jawaban responden
mengumpulkan data. Sumber data pada (dosen atau mahasiswa). Adapun
tahap uji coba terbatas ini terdiri dari prosedur analisis data angket adalah (a)
dua orang dosen (ahli) dan 10 mengklasifikasi data, bertujuan untuk
mahasiswa Program Studi Pendidikan mengelompokkan jawaban
Matematika FKIP Unila yang berdasarkantiap butir pertanyaan pada
menempuh mata kuliah Program Linier. angket; (b) menghitung frekuensi
Berdasarkan pada tujuan penelitian, jawaban, berfungsi untuk memberikan
dirancang dan disusun instrumen informasi tentang kecenderungan
penelitian. Instrumen yang digunakan jawabanresponden dalam setiap butir
pada studi lapangan berupa catatan pertanyaan yang tertulis pada angket;
lapangan atau lembar observasi untuk dan (c) menghitung persentase jawaban
mengetahui karakteristik pembelajaran responden, bertujuan untuk melihat
dan bagaimana mahasiswa belajar. besarnya persentase setiap jawaban dari
Selain itu, juga digunakan pertanyaan sehingga data yang
instrumenangket. Angket ini diisi diperoleh dapat dianalisis sebagai
olehmahasiswa dengan tujuan untuk temuan(Sudjana, 2005).
mengetahui modul yang sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa dan sebagai HASIL PENELITIAN DAN
masukan dalam pengembangan PEMBAHASAN
modul.Instrumen ini berbentuk angket
validasi aspek materi untuk A. Studi Pendahuluan
memvalidasi apakah isi modultelah Dalam studi pendahuluan,
sesuaidengan kompetensi dasar yang dilakukan analisis terhadap sumber
ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu, belajar yang digunakan. Berdasarkan
juga divalidasi apakah pemaparan infor- studi pendahuluan, perkuliahan Program
masi di dalam modul menggunakan Linier menggunakan buku ajar (belum
pendekatan open ended. Instrumen ini ber-ISBN) yang disusun oleh dosen
berbentuk angket validasi pengampu mata kuliah. Buku ajar
aspektampilan untuk memvalidasi tersebut telah memuat sembilan materi,
apakah tampilanmodultelah mampu yakni (1) penyelesaian masalah program
membuat mahasiswa untuk belajar. linier dengan metode grafik dan
simpleks, (2) metode Big M dalam me-

162 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

maksimumkan fungsi tujuan, (3) Materi kedelapan, yakni degenerasi


persoalan meminimumkan, (4) dualitas, pada persoalan transportasi. Pemaparan
(5) degenerasi dual, (6) penyelesaian materi ini sangat singkat dan cenderung
awal persoalan transportasi, (7) metode tidak begitu jelas. Materi terakhir, yakni
batu loncatan, (8) degenerasi pada persoalan penugasan dipaparkan dengan
persoalan transportasi, dan (9) persoalan singkat, sehingga cenderung masih
penugasan. membingungkan.
Dalam buku ajar tersebut, sebelum Berdasar pada hasil observasi pada
masuk pada materi pertama, disajikan perkuliahan Program Linier,
pendahuluan yang didalamnya terdapat perkuliahan tidak pernah menggunakan
penjelasan mengenai metode substitusi modul. Sumber belajar yang digunakan
dan eliminasi yang dapat digunakan berupa buku ajar (belum ber-ISBN)
dalam menyelesaikan masalah program yang disusun sendiri oleh dosen
linier. Pada materi pertama, disajikan pengampu mata kuliah. Mahasiswa
penyelesaian masalah program linier hanya mengandalkan buku belajar
dengan metode grafik menggunakan tersebut, tanpa mencari sumber belajar
garis selidik dan metode simpleks yang lain (meskipun sudah dihimbau untuk
diawali dengan penjelasan istilah-istilah mencari sumber belajar lain yang
dalam simpleks. Pemaparan yang banyak beredar, baik di pasaran maupun
tertulis tentang simpleks ini cenderung daring. Penggunaan modul diyakini
belum jelas. Pada materi kedua, akan membuat mahasiswa lebih aktif
disajikan pemaparan yang cukup jelas sehingga mampu mengkonstruk sendiri
terkait konsep metode Big M dalam pemahamannya. Dalam perkuliahan
memaksimumkan fungsi tujuan. Pada untuk beberapa topik, dosen telah
materi ketiga, disajikan pemaparan yang mengenalkan permasalahan-
cukup jelas terkait persoalan memini- permasalahan open ended. Sebagain
mumkan. Pemaparan materi keempat besar mahasiswa mengalami kesulitan
terkait dualitas cenderung membingung- dalam menyelesaikan permasalah open
kan. Pada bagian ini disajikan tabel ended. Hal ini karena mahasiswa belum
simpleks dengan isian yang salah. Di- terbiasa dengan persoalan open ended
lanjutkan pada pemaparan materi yang memberikan kesempatan kepada
kelima, yakni degenerasi dual. Pada mahasiswa untuk menginvestigasi
bagian ini tidak dipaparkan dengan jelas berbagai strategi dan cara yang
ciri-ciri tabel yang mengalami diyakininya sesuai dengan kemampuan
degenerasi dual. Pemaparan yang mengelaborasi permasalahan.
disajikan cenderung membingungkan. Perkuliahan yang berlangsung selama
Materi berikutnya disajikan pada materi ini juga sudah memperhatikan
keenam mengenai penyelesaian awal pencapaian literasi matematis
persoalan transportasi. Materi keenam mahasiswa. Menurutnya, literasi
ini tidak diawali dengan pemaparan matematis siswa sangat beragam. Hanya
yang jelas. Pada materi ini dipaparkan saja, dalam dua angkatan terakhir,
metode north west corner rule literasi matematis sebagian besar
(NWCR), VAM, dan Cij terkecil cukup mahasiswa tergolong rendah. Dengan
jelas. Pemaparan materi ketujuh terkait memperhatikan karakteristik mahasiswa
metode batu loncatan dipaparkan selama dua angkatan terakhir,
dengan cukup jelas. Hanya saja, penggunaan modul dengan pendekatan
pemaparan istilah-istilah pada batu open ended akan membutuhkan pem-
loncatan tidak dijelaskan dengan jelas. bimbingan yang lebih intensif mengenai

Aksioma | 163
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

permasalahan open ended di awal peng- menggunakan modul.


gunaannya. Jika mahasiswa telah Penggunaan pendekatan open
terbiasa dengan permasalahan open ended dalam pembelajaran juga
ended, penggunaan modul ini tidak akan disambut baik oleh mahasiswa.
mengalami kendala. Pengembangan Sebanyak 92,50% mahasiswa
modul dengan pendekatan open ended menyatakan setuju jika dalam
perlu dilakukan untuk memfasilitasi pembelajaran Program Linier
pencapaian literasi matematis oleh menggunakan pendekatan open ended.
mahasiswa. Secara terperinci, sebanyak 85%
Berdasarkan pada hasil analisis mahasiswa merasa senang
angket yang diberikan kepada menyelesaikan permasalahan yang
mahasiswa, diperoleh informasi penyelesaiannya bersifat terbuka. Lebih
sebagimana disajikan dalam Tabel 1. lanjut, 100% mahasiswa menyatakan
akan lebih bersemangat jika penyajian
Tabel 1. Hasil Analisis Angket masalah dalam proses pembelajarannya
Mahasiswa (Analisis memberikan kesempatan untuk
Kebutuhan) meginvestigasi berbagai cara
No Aspek yang Persentase penyelesaiannya.
Diukur Berdasarkan hasil analisis
Setuju Tidak tersebut,buku ajar yang digunakan
Setuju selama ini dalam perkuliahan Program
1 Penggunaan 75,00 25,00 Linier belum membantu mahasiswa
modul dalam dalam memahami konsep-konsep dalam
pembelajaran mata kuliah Program Linier. Jika buku
2 Penggunaan 92,50 7,50 ajar ini tetap digunakan, diperlukan
pendekatan sumber belajar lain yang digunakan
open ended untuk membekali mahasiswa suatu
dalam pemahaman yang komprehensif terkait
pembelajaran materi-materi pada mata kuliah Program
Linier. Hadirnya modul dengan
Berdasar hasil analisis angket, 75% pendekatan open ended dalam
mahasiswa mengharapkan penggunaan perkuliahan diharapkan menjadi solusi
modul sebagai sumber belajar dalam dalam meningkatkan pemahaman
perkuliahan. Secara terperinci, 90% me- konsep mahasiswa terkait materi-materi
nyatakan bahwa mahasiswa mengalami dalam perkuliahan Program Linier.
kesulitan dalam memahami materi
Program Linier melalui 1 (satu) buku B. Hasil Pengembangan Modul
ajar saja. Selama ini, mahasiswa hanya Modul dengan pendekatan open
menggunakan 1 (satu) buku ajar yang ended yang dikembangkan terdiri atas
disusun oleh dosen. Terkait penggunaan empat bagian yaitu bagian awal, pen-
modul, sebanyak 80% mahasiswa dahuluan, isi, dan penutup. Bagian awal
menyatakan akan lebih mudah terdiri atas 5 (lima) bagian yaitu sampul
memahami materi Program Linier jika luar yang didesain menarik, sampul
pembelajarannya menggunakan modul. dalam, kata pengantar, dan daftar isi.
Mahasiswa sebanyak 55% menyatakan Bagian pendahuluan terdiri atas 6
bahwa ia mampu membangun (enam) bagian yaitu pendahuluan yang
pemahaman sendiri tentang materi berisi deskripsi modul, kedudukan
Program Linier jika pembelajarannya modul, prasyarat, petunjuk penggunaan

164 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

modul, standar kompetensi dan sesuai dengan rancangan yang telah


kompetensi dasar, serta cek ke- dibuat. Pada tahap ini, diperoleh draf1
mampuan. Bagian pendahuluan ini yang kemudian divalidasi oleh dua
disusun dengan tujuan memberikan orang validator. Validasi dilakukan
informasi terkait hal-hal yang harus untuk menilai aspek materi, tampilan,
diperhatikan selama menggunakan dan kepraktisan. Validasi dilakukan
modul. Pada akhir pendahuluan dengan memberikanprint out
disajikan bagian cek kemampuan. Pada moduldengan pendekatan open ended
bagian ini, disajikan 3 (tiga) soal uraian. kepada validator, lalu meminta validator
yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa untuk memberi penilaian dengan
sebelum mempelajari modul. Hal ini mengisi
bertujuan untuk mengukur kemampuan instrumenvalidasiberupaangketdan
mahasiswa yang dijadikan dasar apakah menuliskan saran untuk perbaikannya
mahasiswa tersebut harus mempelajari pada kolom yang telah
modul ini atau tidak. Apabila disediakandalamangkettersebut. Setelah
mahasiswa telah mampu menjawab tiga itu, modul draf 1 diperbaiki sesuai
soal dengan benar, maka mahasiswa dengan saran yang diberikan oleh
dapat melanjutkannya ke tes akhir, validator dan dikonsultasikan kembali
tanpa harus mempelajari modul. kepada validator.
Bagian kegiatan belajar terdiri
dari 13 (tiga belas) kegiatan belajar. C. Hasil Validasi oleh Validator
Ketiga belas kegiatan belajar tersebut Validasi ahli ini dilakukan oleh 2
adalah (1) metode grafik, (2) metode (dua) orang validator. Komponen aspek
simpleks, (3) metode Big M untuk materi yang divalidasi terdiri dari ke-
memaksimumkan, (4) metode Big M sesuaianmateri dengan indikator, ke-
untuk meminimumkan, (5) soal tidak sesuaian pemaparan materi,
layak, (6) dualitas, (7) degenerasi dual, latihan/contoh soal, dan tugas dengan
(8) penyelesaian awal masalah pendekatan open ended, kejelasan
transportasi, (9) metode batu loncatan, pemberian balikan dan tidak
(10) degenerasi metode batu loncatan, lanjutnya.Komponen aspek tampilan
(11) metode MODI, (12) degenerasi yang divalidasi terdiri dari desain
metode MODI, dan (13) masalah sampul, tata letak, dan pemberian
penugasan. Setiap kegiatan belajar penekanan pada petunjuk-petunjuk
disajikan pemaparan materi, rang- khusus. Komponen aspek kepraktisan
kuman, dan tugas-tugas open ended yang divalidasi terdiri dari pemilihan
untuk memfasilitasi pencapaian literasi kalimat, penyediaan ruang jawab, dan
matematis. Setiap kegiatan belajar penggunaan modul, baik di dalam
diakhiri dengan pemberian balikan dan maupun luar kelas.Tabel 2menunjukkan
tidak lanjut. hasil validasi modul oleh validator.
Sebagai penutup, disajikan tes akhir
untuk mengukur pemahaman konsep Tabel 2. Hasil Validasi oleh Validator
mahasiswa setelah mempelajari setiap Aspek yang Persentase Kri-
No
kegiatan belajar. Tes akhir terdiri dari 3 Diukur Penilaian teria
(tiga) soal uraian. Apabila mahasiswa 1 Materi 100,00 Sesuai
dapat memahami setiap kegiatan belajar
2 Tampilan 87,50 Sesuai
dengan baik, dapat dipastikan
mahasiswa dapat menyelesaikan tes 3 Kepraktisan 100,00 Sesuai
akhir dengan benar. Modul ini disusun

Aksioma | 165
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

Berdasarkan hasil validasi ahli, terbatas pada 10 orang mahasiswa


dapat diketahuibahwaditinjau dari aspek Program Studi Pendidikan Matematika
materi, pemaparan materi, yang menempuh mata kuliah Program
latihan/contoh soal, dan tugas pada Linier. Uji coba terbatas ini hanya
modul yang dikembangkan telah sesuai menilai aspek keterbacaan modul
dengan indikator dan telah mengacu terhadap pengguna (mahasiswa). Per-
pada pendekatan open ended. Selain itu, sentase hasil tanggapan mahasiswa
balikan dan tindak lanjutnya pada setiap terhadap aspek keterbacaan modul
kegiatan disajikan secara jelas. Ditinjau ditunjukkan pada Tabel 3.
dari aspek tampilan, desain sampul telah
mencerminkan isi modul. Tata letak dan Tabel 3.Hasil Tanggapan Mahasiswa
pemberian penekanan pada petunjuk- Persentase
petunjuk khusus telah sesuai dan jelas. Aspek yang
No Tidak
Hanya saja, untuk tata letak pada bagian Diukur Jelas
Jelas
pendahuluan, validator menyarankan
1 Keterbacaan 97,78 2,22
disajikan per bagian. Pemberian jarak
antar bagian dimaksudkan agar isi
pendahuluan tersebut dapat terbaca Berdasarkan hasil tanggapan mahasiswa
dengan jelas. Modul yang dalam aspek keterbacaan, pemaparan isi
dikembangkan telah memenuhi aspek modul dapat dipahami dengan baik oleh
kepraktisan. Kepraktisan tersebut mahasiswa. Sebanyak 97,78%
mencakup pemilihan kalimat, mahasiswa menyatakan bahwa sajian
pemberian ruang untuk menjawab yang modul dapat terbaca dengan jelas, mulai
cukup, dan modul dimungkinkan untuk dari sajian sampul, kata pengantar,
digunakan di dalam maupun luar kelas. daftar isi, pendahuluan, cek
Setelah validasi ahli, modul direvisi kemampuan, kegiatan 1 sampai 13, tes
sesuai dengan masukan dari validator akhir, dan daftar pustaka. Hanya saja,
dan dihasilkan draf 2. Modul yang terdapat kesalahan pengetikan pada
dihasilkan memungkinkan peran aktif bagian tindak lanjut Kegiatan 1.
mahasiswa dalam mempelajari modul, Selanjutnya, modul diperbaiki
melatih mahasiswa untuk lebih belajar berdasarkan masukan tersebut.
mandiri, memudahkan mahasiswa untuk Aspek keterbacaan dibagi
mempelajari dan memahami materinya menjadi sub-aspek kemudahan dan
secara bertahap hingga tuntas, disusun kemenarikan. Sebagian besar
secara sistematis dan menarik, sehingga mahasiswa menyatakan bahwa ukuran
menumbuhkan minat membaca bagi huruf (font) pada bagian luar dan isi
mahasiswa. Modul ini dilengkapi modul sudah sesuai dan dapat terbaca
dengan pemberian masalah-masalah dengan baik dan jelas, perpaduan warna
yang sering dijumpai dalam kehidupan teks pada bagian luar dan isi modul
sehari-hari untuk membantu mahasiswa sudah serasi antara warna yang satu
membangun konsep. Selain itu, modul dengan yang lainnya dan dapat terbaca
juga dilengkapi dengan soal-soal open dengan baik, ukuran huruf (font) sudah
ended untuk memfasilitasi pencapaian sesuai dan dapat terbaca dengan baik.
literasi matematis mahasiswa. Tata letak gambar dengan tulisan/teks
sudah tepat dan terlihat dengan jelas.
D. Hasil Uji Coba Terbatas Tampilan modul mempermudah pema-
Setelah modul dinyatakan valid haman materi dan memberikan motivasi
oleh validator, dilakukan uji coba tambahan kepada mahasiswa untuk

166 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

mempelajari materi. Mahasiswa Persentase penilaian aspek materi,


menyatakan bahwa modul yang telah tampilan, dan kepraktisan berturut-
dikembangkan menarik minat pembaca turut sebesar 100% (sesuai), 87,5 %
untuk melihat dan mempelajari modul (sesuai), dan 100% (sesuai).
tersebut. Motivasi instrinsik seperti 4. Tanggapan mahasiswa terhadap
minat atau keinginan untuk belajar modul yang dikembangkan sudah
merupakan pengindikasi prestasi belajar baik ditinjau dari aspek keterbacaan.
yang lebih baik dari dibandingkan Persentase penilaian sebesar 97,78%
motivasi ekstrisik seperti keinginan bahwa isi modul dapat terbaca
untuk mendapat nilai tinggi (Pulfrey, dengan jelas.
Darnon dan Butera, 2013).
Berdasarkan penelitian yang telah
KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan, disarankan agar
Kesimpulan dari penelitian ini, dilakukannya (1) uji coba lapangan
yaitu dihasilkannya produk untuk mengetahui kelayakan modul
pengembangan berupa modul dengan yang dikembangkan dan (2) penelitian
pendekatan open-ended. Berdasarkan yang mengkaji tentang efektivitas
hasil penelitian dan pembahasan, pembelajaran Program Linier
diperoleh kesimpulan bahwa: menggunakan modul dengan
1. Hasil analisis kebutuhan dari maha- pendekatan open ended ditinjau dari
siswa menunjukkan bahwa pencapaian literasi matematis
penggunaan modul dengan mahasiswa.
pendekatan open ended dalam
perkuliahan Program Linier sangat DAFTAR PUSTAKA
diharapkan oleh mahasiswa. Asyhar, Rayanda.2011.Kreatif
Sebanyak 75% mahasiswa menyata- Mengembangkan Media
kan setuju untuk menggunakan Pembelajaran. Jakarta: Persada
modul dalam perkuliahan Program (GP) Press.
Linier. Sebanyak 92,5% mahasiswa Ayers, T. et al. 1988. Computer
menyatakan setuju untuk Experiences in Learning
menggunakan pendekatan open Composition of Functions.
ended dalam perkuliahan Program Journal for Research in
Linier. Mathematics Education. 19 (3),
2. Karakteristik modul yang 246-259.
dikembangkan telah sesuai dengan Depdiknas. 2008.Panduan
kurikulum dan dirancang sesuai Pengembangan Bahan Ajar.
dengan pendekatan open-ended Jakarta: Depdiknas.
dengan penyajian masalah yang Johar, R. 2012. Domain Soal PISA
memberikan kesempatan kepada untuk Literasi Matematika.
mahasiswa untuk meginvestigasi Makalah disampaikan pada
berbagai strategi dan cara yang Semiloka tentang PISA, di
diyakininya sesuai dengan Universitas Negeri Semarang.
kemampuan mengelaborasi OECD. 2013. PISA 2012 Assessment
permasalahan. and Analytical Framework:
3. Tanggapan validator terhadap Mathematics, Reading, Science,
modul yang dikembangkan sudah Problem Solving and Financial
sesuai ditinjau dari aspek materi, Literacy. [Online].
tampilan, dan kepraktisan.

Aksioma | 167
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 6, No. 2 (2017)
ISSN 2442-5419 (Online)

[http://www.pisa.oecd.org. Kuantitatif, Kualitatif, dan


diakses pada 25 Februari 2016]. R&D) Cetakan Ke-6. Bandung:
Pulfrey, C., Darnon, C., & Butera, F. Alfabeta.
2013. Autonomy and task Suherman, E. 2003. Strategi
performance: Explaining the Pembelajaran Matematika
impact of grades on intrinsic Kontemporer. Bandung: JICA.
motivation. Journal of Sukmadinata. 2011. Metodologi
Educational Psychology, 105, Penelitian Pendidikan.
39–57. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shimada, S. &Becker, J.P. 1997. The Suparno. 2001. Teori Perkembangan
Open-Ended Approach: A New Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta:
Proposal for Teaching Mathe- Kanisius.
matics. Virginia: NCTM. Wena, Made. 2009.Strategi
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Pembelajaran Inovatif
Bandung: Tarsito. Kontemporer: Suatu Tinjauan
Sugiman. 2008. Pandangan Matematika Konseptual operasional.
Sebagai Aktivitas Insani Beserta Malang: Bumi Aksara.
Dampak Pembelajarannya.
Jurnal Pendidikan Matematika
(Nomor 2 tahun 2008). Hlm. 61-
71.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan

168 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai