Anda di halaman 1dari 2

Ajaran Karl Marx

Pada permulaan abad ke-19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat menyedihkan.
Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan sosial yang
sangat merugikan kaum buruh, seperti misalnya upah yang rendah, jam kerja
yang panjang, tenaga perempuan dan anak yang disalahgunakan sebagai
tenaga murah, keadaan di dalam pabrik-pabrik yang membahayakan dan
mengganggu kesehatan. Hegel, seorang guru besar filsafat pada Universitas Berlin, adalah
tokoh dari mazhab yang dinamakan idealisme. Ia menganalisa bagaimana
pancaindra manusia yang terbatas kemampuannya berusaha untuk
menangkap kebenaran (truth). la berpendapat bahwa apa yang dianggap
oleh manusia sebagai kebenaran sebenarnya hanya merupakan sebagian
saja dari kebenaran itu. Kebenaran dalam keseluruhannya hanya dapat
ditangkap oleh pikiran manusia melalui proses dialektik (proses dari tesis,
melalui antitesis menuju ke sintesis, kemudian mulai lagi dari permulaan
dan begitu seterusnya) sampai kebenaran yang sempurna tertangkap. Sekali
kebenaran yang menyeluruh itu yang dinamakannya Ide Mutlak (Absolute
Idea) tertangkap, sekaligus gerakan dialektis berakhir.
Dalam menjelaskan proses dialektik, Hegel mengatakan bahwa
proses ini dilandasi oleh dua gagasan; pertama, gagasan bahwa semua
berkembang dan terus-menerus berubah; kedua, gagasan bahwa semua
mempunyai hubungan satu sama lain. Misalnya saja, suatu konsep A yang
dianggap sebagai kebenaran pada hakikatnya mengandung unsur-unsur
yang benar, akan tetapi juga unsur-unsur yang tak benar. Agar supaya pikiran
manusia dapat menangkap konsep yang lebih dekat kepada kebenaran
yang sempurna, maka konsep A harus dihadapkan dengan konsep B. Konsep
B merupakan kebalikan dari konsep A sekalipun telah lahir dari konsep A
sendiri. Dari hasil konfrontasi antara konsep A dan konsep B timbullah
konsep C yang dinamakan sintesis dan merupakan hasil dari pergumulan
antara tesis (konsep A) dan antitesis (konsep B). Proses tesis, antitesis, dan
sintesis dinamakan gerak yang berdasarkan hukum dialektik.
Oleh karena semua bergerak dan berubah maka sintesis lambat laun
berubah menjadi tesis dan proses dialektik mulai lagi dari permulaan. Setiap
kali sintesis baru tertangkap oleh pikiran manusia, ia berada dalam taraf
yang lebih tinggi dan lebih lengkap unsur kebenarannya. Proses ini terus berlangsung
dalam pikiran manusia, sampai pada suatu ketika tercapai sintesis
yang paling tinggi dan paling sempurna unsur kebenarannya, yaitu saat
pikiran manusia telah berhasil menangkap kebenaran seluruhnya yang oleh
Hegel dinamakan Ide Mutlak. Jadi, boleh dikatakan bahwa dialektik adalah
gerak maju dari taraf rendah ke taraf yang lebih tinggi dengan suatu irama
pertentangan dan persatuan. Dengan kata lain, dialektik mencakup suatu
pola ulangan dari antagonisme yang disusul oleh penyesuaian.
Marx tertarik oleh gagasan dialektik seperti dibentangkan oleh Hegel,
karena di dalamnya terdapat unsur kemajuan melalui konlik dan pertentangan.
Dan unsur inilah yang ia perlukan untuk menyusun teorinya mengenai
perkembangan masyarakat melalui revolusi. Untuk melandasi teori sosial,
ia merumuskan dulu teori mengenai materialisme dialektis (dialectical
materialism), kemudian konsep-konsep itu dipakainya untuk menganalisa
sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya materialisme historis
(historical materialism). Atas dasar analisa terakhir ia sampai pada kesimpulan
bahwa menurut hukum ilmiah, dunia kapitalis akan mengalami revolusi
(yang olehnya disebut revolusi proletar) yang akan menghancurkan sendisendi
masyarakat itu, dan akan meratakan jalan untuk timbulnya masyarakat
komunis.
Materialisme dialektis.
Dari ajaran Hegel, Marx mengambil dua unsur,
yaitu gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara segi-segi yang
berlawanan, dan gagasan bahwa semua berkembang terus. Dalam hal itu
Marx menolak asas pokok dari aliran Idealisme bahwa hukum dialektik
hanya berlaku di dalam dunia yang abstrak, yaitu dalam pikiran manusia.
Marx menandaskan bahwa hukum dialektik terjadi dalam dunia kebendaan
(dunia materi) dan sesuai dengan pandangan itu, ia menamakan ajarannya
Materialisme. Selanjutnya ia berpendapat bahwa setiap benda atau keadaan
(phenomenon) dalam tubuhnya sendiri menimbulkan segi-segi yang
berlawanan (opposites). Segi-segi yang berlawanan dan bertentangan satu
sama lain ini dinamakan kontradiksi. Dari pergumulan ini akhirnya timbul
semacam keseimbangan; dikatakan bahwa benda atau keadaan telah dinegasi-
kan.
Sesuai dengan hukum dialektik, gerak ini terus terjadi sehingga setiap
kali ditimbulkan suatu negasi yang lebih baru. Setiap negasi dianggap sebagai
kemenangan yang baru atas yang lama, suatu kemenangan yang dihasilkan
oleh kontradiksi-kontradiksi dalam tubuhnya sendiri. Jadi, setiap
obyek dan phenomenon melahirkan benih-benih untuk penghancuran diri

Materialisme historis
Pokok-pokok materialisme dialektis dipakai oleh
Marx untuk menganalisa masyarakat mulai dari permulaan zaman sampai
masyarakat di mana Marx berada. Maka dari itu, teori ini disebut materialisme
historis (historical materialism). Dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai
keadaan ekonomi, maka teori Marx juga sering disebut ”analisa ekonomis
terhadap sejarah” (economic interpretation of history). Dalam menjelaskan
teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang dimaksud hanyalah sejarah
Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau telah berkembang
menurut hukum-hukum dialektis (yaitu maju melalui pergolakan yang disebabkan
oleh kontradiksi-kontradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke
atas) sampai menjadi masyarakat di mana Marx berada.
Menurut Marx perkembangan dialektis terjadi lebih dahulu dalam
struktur bawah (atau basis) dari masyarakat, yang kemudian menggerakkan
“struktur atasnya”. Basis dari masyarakat bersifat ekonomis dan terdiri
atas dua aspek, yaitu cara berproduksi (misalnya teknik dan alat-alat) dan
hubungan ekonomi (misalnya sistem hak-milik, pertukaran dan distribusi
barang). Di atas basis ekonomi berkembanglah struktur atas yang terdiri dari
kebudayaan, ilmu pengetahuan, konsep-konsep hukum, kesenian, agama,
dan yang dinamakan ideologi. Perubahan sosial politik dalam masyarakat
disebabkan oleh perubahan dalam basis ekonomi yakni pertentangan
atau kontradiksi dalam kepentingan-kepentingan terhadap tenaga-tenaga
produktif, sedangkan lokomotif dari perkembangan masyarakat adalah
pertentangan antara kelas sosial.
Berdasarkan hukum dialektika, masyarakat telah berkembang menjadi
masyarakat kapitalis di mana Marx berada. Gerak dialektis ini mulai pada saat
komune primitif berkembang dari suatu masyarakat yang tidak mengenal
milik pribadi dan tidak mengenal kelas menjadi masyarakat yang mulai

Anda mungkin juga menyukai