Bab 1 Dan 2 Penerangan
Bab 1 Dan 2 Penerangan
TUGAS AKHIR
JHOHAN HARDIMAN
21060116120026
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
besar tingkat pencahayaan baik luar ruangan maupun dalam ruangan masih
dibawah standar yang teradapat pada SNI 03-6575-2001. tentang Tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung. Oleh karena
itu, diperlukan evaluasi guna memperbaiki kualitas pencahayaan yang ada pada
Teknik Geologi dan Teknik Sipil agar mencapai standar yang ditentukan pada SNI
03-6575-2001. Selain itu, pemilihan lampu hemat energi juga dilakukan agar
memberikan pengurangan konsumsi daya dalam hal penambahan kuat dan jumlah
lampu guna mencapai standar yang ada..
Selain itu juga dilakukan penyesuaian untuk sistem instalasi pencahayaan,
yaitu kabel dan sakelar agar sesuai dengan hasil evaluasi penerangan yang telah
dilakukan sehingga hasil evaluasi keseluruhan yang dilakukan bisa diterapkan dan
dapat dijamin tingkat keamanannya. Sehingga didapatkan sistem elektrikal
pencahayaan Teknik Geologi dan Teknik Sipil Universitas Diponegoro yang
memberikan kenyamanan dan keamanan untuk orang-orang yang melakukan
aktivitas dalam lingkungan Teknik Geologi dan Teknik Sipil Universitas
Diponegoro itu sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan penelitian ini adalah :
1. Merancang sistem elektrikal pencahayaan Gedung Teknik Sipil dan Teknik
Geologi Universitas Diponegoro sesuai dengan standar SNI 03-6575-2001
tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada
Bangunan Gedung.
2. Membandingkan sistem pencahayaan Gedung Teknik Sipil dan Teknik
Geologi Universitas Diponegoro sebelum dan setelah perancangan ulang.
3
4
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah,
metode pengumpulan data dan analisa, dan sistematika penulisan.
4
5
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai perancangan sistem
penerangan buatan yang dibuat.
5
6
BAB II
DASAR TEORI
6
7
7
8
0,01lm/W untuk komponen biru dan 0,61lm/W untuk komponen merah dan
beberapa juga ada 13-25 lm/W untuk merah dan hijau, dan 3-5 lm/W untuk biru.
Temperatur operasi tidak terlalu memberikan efek dengan penerangan. Umur
lampu LED yaitu 50.000-100.000 jam.
Lampu led berwarna putih dibuat dengan menggabungan 3 warna
menggunakan 470, 525 dan 626 nm. Lampu LED merupakan lampu hemat energi,
dimana dengan nilai intensitas yang sama dibutuhkan daya yang lebih sedikit
dibandingkan dengan jenis lampu lain.
artinya:
Gold wire bond = Kawat tali emas
epoxy dome lens = Lensa kubah epoxy
silicone encapsulent = Kapsul silikon
solder connection = Sambungan koneksi
heatsink slug = Logam penghilang panas
8
9
9
10
2.3 Silau
Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh melebihi
kecerahan dari interior tersebut pada umumnya. Sumber silau yang paling umum
adalah kecerahan yang berlebihan dari armatur dan jendela, baik yang terlihat
langsung atau melalui pantulan. Ada dua macam silau, yaitu disability glare yang
dapat mengurangi kemampuan melihat, dan discomfort glare yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan. Kedua macam silau ini dapat terjadi
secara bersamaan atau sendiri-sendiri.
Dari grafik ini terlihat jika luminansi armatur kurang dari 120
kandela/m2 maka langit-langit harus lebih terang dari pada terang armatur.
Nilai untuk luminansi langit-langit tidak dapat dicapai dengan hanya
10
11
11
12
pxl
k =
h(p + l)
Dimana:
k = Indeks ruangan (m)
p = Panjang ruang (m)
l = Lebar ruang (m)
h = Tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja (m)
12
13
13
14
14
15
I∝ × cos 3 ∝
Ep =
h2
Dimana:
Iα = Intensitas cahaya pada sudut α (kandela)
h = Tinggi armature di atas bidang kerja (meter)
15
16
Dingin
1 Ra > 85 Sedang
Hangat
Dingin
2 70 < Ra < 85 Sedang
Hangat
3 40 < Ra < 70
4 Ra < 40
16
17
Tabel 2.3 Tingkat Pencahayaan Minimum dan Renderasi Warna yang Direkomendasikan.
Tingkat
Kelompok
Fungsi Ruangan Pencahayaan
Renderasi Warna
(lux)
Teras 60 1 atau 2
Ruang Kerja 350 1 atau 2
Ruang Rapat 350 1 atau 2
Ruang Kelas 350 1 atau 2
Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
Ruang Gambar 750 1
Kantin 200 1
Dapur 250 1 atau 2
Kamar Mandi 250 1 atau 2
Gudang 100 3
Lobby 100 1
Mesjid 200 1 atau 2
Ruang Parkir 50 3
2.8.1 Penghantar
Penghantar adalah suatu komponen utama yang penting dalam instalasi
listrik, yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain.
Penghantar yg lazim digunakan antara lain aluminium dan tembaga. Kawat pejal
yang digunakan dalam ukuran penghantaran sampai dengan 16 mm .
17
18
2.8.2 Kabel
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar, baik yang
berbentuk pejal maupun serabut yang masing-masing dilengkapi dengan isolasinya
sendiri-sendiri dan membentuk suatu kesatuan.
Penyatuan/penggabungan satu atau lebih inti-inti pada umumnya dilengkapi
dengan selubung. Ada tiga hal pokok dari kabel adalah sebagai berikut:
1. Konduktor merupakan media untuk menghantarkan listrik.
2. Isolator merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir dari penghantar satu
dengan yang lain dan juga terhadap lingkungannya.
3. Selubung luar yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanis,
pengaruh bahan-bahan kimia, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang
dapat merugikan.
2.8.3 Sakelar
Sakelar merupakan salah satu perantara bagi manusia untuk membuat lampu
yang ada menjadi hidup atau mati tanpa harus menyentuh langsung kabel instalasi
pencahayaan yang ada. Sakelar sendiri harus memenuhi persyaratan antara lain
sebagai berikut:
1. Jumlahnya sedemikian sehingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan
dan perbaikan dapat dilakukan dengan aman.
2. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar yang bergerak harus tidak
bertegangan.
3. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya
berat.
4. Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat
yang di hubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A.
5. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
18
19
Simulasi digital tata cahaya, baik alami maupun buatan, diperlukan untuk
memperkirakan kualitas tata cahaya sebelum diterapkan pada keadaan nyata.
Simulasi digital tata cahaya membantu penata cahaya (lighting designers) untuk
memperoleh hasil maksimal dari ide mereka sebelum diterapkan pada keadaan
nyata (dibangun). Perubahan pada tahap desain lebih mudah dilakukan daripada
jika desain sudah diterapkan dalam kondisi nyata. Selain itu, simulasi digital relatif
lebih murah, mudah, dan cepat dibandingkan dengan eksperimen menggunakan
desain fisik.
19
20
20