Studi perilaku etika menyelidiki apakah pendidikan mempengaruhi keahlian moral reasoning siswa dalam program akuntansi.
No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian
1 M. Menyelidiki hubungan CPA Skor DIT rata-rata Amstrong antara tingkat moral Mahasiswa yang CPA secara (1987) ewasoning dari CPA sudah lulus signifikan lebih disbandingkan dengan Mahasiswa yang rendah daripada mahasiswa yang belum lulus kedua kelompok sudah dan belum tersebut. Dengan lulus. kata lain, pendidikan kampus mungkin tidak mendorong kelanjutan dari pertumbuahn moral. 2 Ponemon Menyelidiki tingkat 46 mahasiwa Perkembangan dan Glazer moral akuntan dengan baru etika mahasiswa (1990) serta membandingkan 54 mahasiswa akuntansi lenih Jeffery mahasiswa dan alumni senior tinggi daripada (1993) 2 lembaga pendidikan 43 alumni perkembangan didaerah timur etika mahasiswa Amerika Serikat. dalam divisi yang lebih rendah, dengan mahasiwa akuntansi senior menampilkan tingkat tertinggi. 3 St.Piere, Mengkaji tingkat 479 mahasiwa senior Mahasiwa dalam 3 Nelson, dan moral reasoning terdiri atas jurusan jurusan non bisnis Gabbin seluruh disiplin ilmu. bisnis dan non mempunyai skor (1990) bisnis. DIT yang tinggi dibandingkan dengan jurusan bisnis. 4 Ponemon Mengkaji pengaruh Mahasiswa Intervensi etika (1993 a) intervensi etika akuntansi tidak menyebabkan terhadap tingkat ethical perkembangan perlaku reasoning dari etis mahasiswa mahasiswa akuntansi. akuntansi meningkat dan tidak membatasi perilaku free riding siswa pada ekperimen pilihan ekonomi. 5 M. Menampilkan pra dan 21 siswa yang Siswa yang Amstrong pasca pengujian dan mengikuti mata mengikuti mata (1993) pengembangan moral kuliah kuliah etika dan untuk siswa yang profesionalisme pfofesionalisme mengikuti mata kuliah dan etika mengalami tikan dan 31 siswa masuk kenaikan skor DIT profesionalisme. dalam tingkat lebih tinggi pada menengah semester tersebut. 6 Lampe Hasil studi akuntansi Mahasiswa Ukuran (1994) longitudinal tingkat akuntansi keputusanmoral mahasiswa mahasiswa, sehubungan dengan penalaran dalam moral reasoning situasi dilemma selama 4 tahun. etika, keputusan dan sikap terhadap perilaku etika tetap tidak berubah.
2. Studi Pengembangan Etika
Studi pengembangan etika berusaha meningkatkan poin karir mereka. No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Ponemon Menyelidiki ethical 52 praktisi CPA. Tingkat posisi (1990) reasoning dan perilaku dalam perusahaan praktisi akuntansi dan tingkat moral dalam perusahaan reasoning publik. berhubungan secara terbalik. 2 Ponemin Menyelidiki pengaruh CPA berbagai posisi Skor DIT auditor (1992 a) dari sosialisasi KAP dari perusahaan meningkat pada terhadap tingkat akuntansi. tingkat penyelia, ethical reasoning tetapi kemudian masing-masing CPA. menurun tajam pada tingkat manajer dan partner. 3 Shaub Menyelidiki 207 auditor Usia dan (1994 a) perbedaan antara 91 mahasiswa pendidikan tidak sampel. 6 variabel secara signifikan demografis berhubungan dengan tingkat moral reasoning kedua sampel. 4 Sweeney Menyelidiki asosiasi 314 subjek dari Skor DIT menurun (1995) antara faktor-faktor KAP. seiiring dengan demografis dan peningkatan tingkat organisatoris. posisi pada peusahaan sampel. 5 Jeffrey dan Menyelidiki Akuntan pada Tidak terdapat Weatherbolt perbedaan KAP perbedaan dalam (1996) pengembangan etika, Akuntan pada tingkat komitmen pofesional perusahaan pengembangan dan sikap terhadap etika di kedua aturam. kelompok tersebut. 6 Kitie, Mengkaji perbredaan 52 auditor Tidak mendkung Louwer dan tingkat moral lingkungan hipotesis bahwa Randke reasoning antara 26 auditor auditor lingkungan (1996) auditor lingkungan, internal mempunyai skor auditor internal dan 21 perusahaan DIT tinggi dari akuntan publik. pada akuntan praktik.
3. Studi Keputusan Etis
Studi keputusan etis berfokus kepada hubungan antara ukuran dan perilaku spesifik terhadap bidang akuntansi. a. Isu Independensi No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Ponemon Hubungan antara 119 partner Auditor dengan dan Gabhart penalaran auditor skor DIT rendah (1990) independensi auditor Manajer KAP lebih mungkin dengan tingkat moral untuk melanggar reasoning. aturan independensi. 2 Windsor Hubungan antara Auditor Budaya organisasi dan budaya organisasi, berhubungan Ashkanasy ( pengembangan moral dengan 1995) reasoning dan pengembangan kepercayaan dalam moral reasoning mempengaruhi auditor dan independensi auditor kepercayaan serta gaya pribadi, tetapi tidak pengambilan ada perbedaan keputusan. diantara 3 gaya pengambilan keputusan. 3 Schatberg,Menguji validasi dari Perhatian klien Masing-masing Sevcik, 3 kondisi ekonomi Quisirent kondisi tidak Shapiro umum terhadap Biaya manfaat dianggap sebagai (1996) kerusakan benar-benar indpendensi. dibutuhkan. 4 Shaub dan Menyelidiki latihan Auditor Auditor yang Lawrence skeptisme professional Staff menguasai situasi (1996) auditor sebgaai sebuah etis tidak terlalu alat untuk menekan skeptic dan tidak periaku klien yang terlalu mementingkan dirinya memperhatikan isu sendiri. etis professional.
b. Pelanggaran Lain Kode Etik dan Perilaku Profesioanal AICPA
No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Lampe dan Membuat model atas 129 mahasiswa Model 5 elemen Finn (1992) proses keputusan etis auditor senior lebih baik dalam proses keputusan etis 106 staff auditor mencerminkan auditor dengan 123 manajer audit keputusan yang mengembangkan 5 dibuat dan lebih elemen dibandingkan baik dalam dengan model mengenali alas an berbasis kode etik dan terhadap keputusan perilaku professional tersebut. AICPA. 2 Shaub, Mengkaji orientasi Auditor Sensitivitas etika Finn, dan etiks, komitmen dan auditor, Munter sensitifitas etika sebagaimana (1993) auditor yang bekerja halnya dengan di kantor akuntan 6 komitmen besar. professional mereka dipengaruhi oleh orientasi etis mereka. 3 Drike dan Menganalisis Auditor Auditor cenderung Moeckel keputusan auditor mendefenisikan isu (1995) senior berkaitan etis secara sempit dengan situasi dengan dalam pengertian kemungkkinan kode etik dan dimensi etika. perilaku profesioanl AICPA.
c. Menedeteksi dan Mengkomunikasikan Keuangan
No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Arnold dan Mengkaji persepsi 106 auditor internal Auditor internal Pnemon auditor internal dengan skor DIT (1991) terhadap wistle lebih tinggi blowing dalam jonteks mungkin tingkat moral mengungkapkan reasoning mereka. semua audit sensitive, bahkan ketika tindakan balas dendam olh manajemen terjadi. 2 Finn dan Membuat model dari 106 staf auditor Keputusan etis Lampe keputusan whistle- 123 auditor tingkat auditor dam (1993) blowing auditor. manajamen keputusam whitlw- 129 mahasiswa blowing mererka lulus auditing berhubungan secara signifikan. 3 Poneon Memperluas riset 61 manajer audit Etichal reasoning (1993) sebelumnya tentang auditor dipengaruhi tingkat moral oleh penilaian reasoning auditor risiko audit dan dengan meneyelidiki predeksi mereka pentingnya ethical berkaitan dengan reasoning sebagai pendeteksian determinan penilaian kesalahan auditor terhadap akuntansi yang karakteristik etis dari material. manajemen klien. 4 Hook, Menyelidiki satu Memfasilitasi riset Kaplan dan kemungkinan untuk guna mendesain Schultz mencurangi penipuan system komunikasi (1994) dalam pengambilan andal yang akan keputusan. menghalangi penipuan, serta perean auditor dalam system tersebut. 5 Bernadi Meneliti hubungan 494 auditor Pengalaman ethical (1994) antara ethical reasoning san reasoning dengan konfigurasi kemapuan auditor pengalaman untuk mendeteksi memepengaruhi penipuan informasi kemampuan dalam laporan auditor untuk keuamgan. mendeteksi dan membuat kerangka akuntansi yang dipertanyakan.
d. Ketidakpatuhan Pembayar Pajak
No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Ghosh dan Mengidentifikasi Mahasiswa jurusan Faktor-faktor Crain faktor-faktor bisnis. individual dan (1996) individual dan situasional secara situasional yang psikologis mempengaruhi merupakan aspek ketidakpatuhan yang menonjol dari terhadap pajak. keputusan dalam ketidakpatuahn pajak. 2 Hanno dan Menyelidiki pengaruh Mahasiswa tingkat Niat untuk patuh Viollette sosial dan moral yang lanjutan. berhunungan (1996) mendasari pembayar dengan laporan diri pajak. dan perilaku kepatuhan hipotesis.
e. Perilaku Disfungsional Lain
No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Ponemon Menyelidiki interaksi 88 auditor tingkat Waktu pelaporan (1992 b) antara tingkat moral staff paling rendah pada reasoning auditor kelompok control dengan pelaporan dan paling tinggi di dalam wakyu singkat kelompok tekan- yang digunakan dalam sekutu. penugasan audit. 2 Ponemon Mengkaji objektivitas 101 spesialis Estimasi nilai (1995) akuntan ketiak pendukung kerusakan yang berfungsi sebagai 106 auditor lebih tinggi spesialis litigasi dan diperoleh dari saksi ahli dalam kasus individu yang hokum. mewakili penggugat dari pada yang mewakili tergugat dalam perkara hukum.
4. Studi Etis Lintas Budaya
Studi lintas budaya menyelidiki perbedaan dalam keahlian moral reasoning dan/atau keputusan etika akuntan dari belahan dunia yang berbeda. No Peneliti Hal yang Diteliti Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1 Ponemon Meneliti profesi KAP Kanada Membuktikan dengan dan Gabhart auditing dari 2 kantor KAP Amerika jelas bermacam (1993) akuntan besar denagn Serikat perbedaan antara Etherington DIT dan instrumental profesi akuntansi dan lainnya. kanada dan Amerika Schalting Seikat dalam hal skor (1995) rata-rata DIT. 2 Schultz, Meneliti Perusahaan- Johnson kecenderunagn perusahaan Morrs dan manajer dan multinasional dengan Drynes professional untuk divisi yang terletak di (1993) melaporkan tindakan Negara-negara yang dapat berbeda mungkin dipertanyakan dalam perlu konteks internasional mengimplementasikan dan domestik. system penegendalian yang berbeda untuk mencapai tingkat realibilitas yang serupa. 3 Cohen, Pengujian empiris KAP Jepang Subjek Amerika Pant, dan pada pernyataan KAP Amerika Serikat pada sharp (1995 Cohen bahwa kantor Latin umumnya melihat a) akuntan publik KAP Amerika tindakan yang multinasional Serikat dijeaskan dalam seharusnya secara vignette sebagai hati-hati tindakan yang lebih memperhatikan etis dibandingkan dampak keraaman dengan subjek Jepang budaya internasional dan Amerika Latin. terhadap sensitivitas karyawan dan pengambilan keputusan. 4 Conen, Menyelidiki KAP Amerika Tersapat perbedaan Pant, Sharp perbedaan Latin yang siginifikan antar (1995 b) pengambilan KAP Jepang Negara untuk keputuan etika KAP Amerika kemungkinan bahwa auditor dari Negara- Serikat mereka atau ketiganya negara yang berbeda. akan melakukan tindakan tersebut, dengan perbedaan yang paling siginfikan antara Amerika Latin dengan Amerika Serikat.