BAB II Pemilihan&uraian Proses
BAB II Pemilihan&uraian Proses
II - 1
BAB II
Berdasarkan pada fase reaksi dan jenis pereaksi dari reaktan, maka proses
pembuatan Sodium Metasilikat dibedakan menjadi 2 macam proses :
2. Wet Process, yaitu proses reaksi pasir silica dalam larutan Natrium
Hidroksida ( NaOH )
- Na2CO3
Reaksi :
Na2CO3 + SiO2 ----------- Na2O.SiO2 + CO2
Keuntungan :
- Pengadaan bahan baku serta harga soda abu dan pasir silica di
jawa timur murah dan mudah didapat. Untuk soda abu dapat dibeli di
PT. Industri Soda Indonesia, Waru – Sidoarjo.
Kerugian :
- Dalam proses ini dibutuhkan soda abu yang mempunyai
kemurnian tinggi, hal ini disebabkan karena impurities dari soda
abu mudah larut dalam produk Sodium Metasilikat sehingga
dibutuhkan cara – cara lebih sukar untuk pemisahan larutan
Sodium Metasilikat dari impuritiesnya.
b. Proses Alkali Sulfat
Bahan baku : Na2SO4
Karbon
Pasir silica
Reaksi :
2 Na2SO4 + 2 C + 2 SiO2 ------------- 2Na2O.SiO2 + S + SO2 + 2 CO2
Pra Rencana Pabrik Sodium Metasilikat
Pemilihan dan Uraian Proses
II - 3
Keuntungan :
- Reaktan dalam fase padat, dan didalam reaksinya tidak melibatkan
fase gas, sehingga system pengendaliannya relative mudah, dengan
proses pencampuran pemasukan ke furnace yang baik.
- Keuntungan lain adalah proses dapat dilakukan secara kontinyu.
Kerugian :
- Di dalam reaksi dihasilkan gas sulfur (S) dan gas SO2, dimana sifat
kedua gas ini adalah korosif terhadap dinding furnace. Di samping
itu jika dibuang ke udara luar, gas – gas tersebut dapat
menyebabkan masalah pencemaran lingkungan yang tidak
diinginkan.
- Produk Sodium Metasilikat dengan proses ini di samping
mengandung impurities yang dibawa oleh bahan baku reaktornya,
juga akan membawa impurities yang disebabkan oleh proses korosi
gas sulfur dan SO2 pada dinding furnace. Sehingga untuk
mendapatkan hasil Sodium Metasilikat yang baik diperlukan proses
pemurnian yang sulit.
- Harga dri Na2SO4 relatif lebih mahal dibandingkan Na2CO3. Juga
dibutuhkan bahan tambahan karbon sebagai agen pereduksi untuk
mengurangi sifat korosif dari Na2SO4 dan gas yang terbentuk dari
proses ini. Secara ekonomis dapat disimpulkan bahwa proses alkali
sulfat ini lebih mahal.
c. Proses reaksi langsung dari Garam dan Silikat
Bahan : - NaCl
SiO2
O2
Reaksi :
4NO2 + 2NaCl ----------- 2NaNO3 + 2NOCl
2NOCl + O2 ------------- Cl2 + 2NO2
Keuntungan :
- Bahan baku dari proses ini (NaCl) mudah didapat dan murah sehingga
secara ekonomis menguntungkan.
Kerugian :
- Dari reaksi diatas dihasilkan gas Cl2, gas halogen yang sangat berbahaya
bagi lingkungan.
- NaOH
- SiO2
Reaksi :
2 NaOH + SiO2 ------------- Na2O.SiO2 + H2O
Proses pembuatan :
NaOH, pasir silikat dan air dengan perbandingan tertentu dicampur dalam suatu
tangki pencampur. Campuran yang homogeny kemudian direaksikan dalam
autoclave pada suhu 160 – 2000C. Untuk mendapatkan lelehan Sodium
Metasilikat, lelehan Sodium Metasilikat dipisahkan dari silikat berlebih. Setelah
itu lelehan Sodium Metasilikat dimasukkan dalam chill conveyor untuk
didinginkan. Untuk mendapatkan Sodium Metasilikat, maka granular Sodium
Metasilikat dari chill conveyor dimasukkan ke dalam rotary dissolver dan
dilarutkan dengan steam, setelah itu larutan Sodium Metasilikat yang terbentuk
dimasukkan ke dalam settling tank untuk dipisahkan dari impuritiesnya. Setelah
itu larutan Sodium Metasilikat (powder).
Keuntungan :
- Suhu operasi dari proses ini relative rendah, sehingga tidak membutuhkan
furnace untuk mereaksikan bahan bakunya. Disamping itu bahan baku
yang diperlukan hemat.
Kerugian :
- Dalam proses ini, Natrium Hidroksida (NaOH) yang dibutuhkan haruslah
dalam kondisi murni, konsekuensinya secara ekonomis proses ini kurang
menguntungkan.
- Pada proses ini dibutuhkan autoclave yang bertekanan tinggi, dimana
harga alat relative mahal dan sulit dalam pengoperasiannya.
Sederhana
Peralatan Banyak Banyak Banyak
Besar
Kuantitas Produksi Besar Besar Sedikit
Continue
Operasi Continue Continue Continue
Dari keempat proses tersebut di atas dilih proses alkali carbonat dengan
pertimbangan sebagai berikut :
- Bahan baku yang digunakan ( Natrium Carbonat dan Pasir Silika )
harganya lebih murah dan mudah di dapat, serta tidak membutuhkan
bahan tambahan lain.
- Proses dapat dilanjutkan secara continue
- Gas yang dihasilkan pada hasil reaksi tidak mengandung SO2 dan Cl2
sehingga tidak mencemari lingkungan bila dilepaskan ke udara bebas.
Pasir Silica ( SiO2 ) diangkut oleh belt conveyor dan bucket elevator
menuju roll mill untuk digiling hingga 100 mesh, kemudian memisahkan pasir
silica yang halus dan kasar didalam screen Roll Mill. Apabila terdapat pasir silica
yang masih kasar maka di Recycle di roll mill kembali. Pasir silica yang halus
ditampung sementara di Hopper. Sodium Carbonat (Na 2CO3) dan Pasir Silica
(SiO2) diangkut secara bersamaan dengan screw convenyor, dengan
perbandingan 1:1 kemudian diangkut kembali oleh bucket elevator, kemudian
ditampung sementara di hopper.
Campuran Natrium karbonat dan pasir silica yang ditampung di hopper
dimasukkan ke dalam furnace untuk mereaksikan NaCO3 dan SiO2 sehingga
membentuk sodium metasilika (Na2SiO3), dengan menjaga suhu proses 1400oC.
Furnace yang digunakan adalah furnace electric. Setelah proses reaksi terjadi
secara sempurna, leburan dari sodium metasilika secara continue keluar dari
furnace dan di lewatkan suatu chill conveyor. Selama di chill conveyor lelehan
sodium metasilikat didinginkan dengan bantuan udara yang dihembuskan oleh
blower hingga mencapai suhu 70oC, sehingga membentuk flake dan di kecilkan
ukurannya menjadi serpihan – serpihan ( fragment / flake ) dengan menggunakan
disintegrator.
Fragment (flake) sodium metasilikat masuk ke dalam hammer mill untuk
diseragamkan ukurannya menjadi 100 mesh dan discreen untuk memisahkan
produk yang halus dan kasar, kemudian produk yang halus diangkut dengan
screw conveyor dan bucket elevator dan ditampung sementara di hopper.