Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya
tetap stabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan
konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan
pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya
termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih
kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan
elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis
kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh
yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara
proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita.
Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung
sedikit air.
B. TUJUAN PENULISAN
C. MANFAAT PENULSAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGKAJIAN
Dengan mengumpulkan data pengkajian melalui riwaya esehatan dan
pemeriksaan fisik dan menggunakan kemampuan berpikir kritis, perawat
mengidentifikasi klien yang memiliki risiko, sehingga membantu dalam
penyusunan diagnosis keperawatan yang tepat. Ajukan pertanyaan yang spesifik
dan focus yang berhubungan dengan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan dalam pengkajian meliputi asupan makanan dan
cairan, haluaran cairan, tanda–tanda kehilangan atau kelebihan cairan, tanda-
tanda gangguan keseimbangan elektrolit, penyakit yang diderita, obat atau
tindakan yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan.
Factor risiko ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lingkungan
4. Penyakit kronis
5. Trauma
6. Terapi
7. Kehilangan gastrointestinal

Pengukuran klinis
Tiga jenis pengukuran klinis yang dapat dilakukan oleh perawat
adalah pengukuran berat badan harian, tanda-tanda vital, serta asupan dan
haluaran cairan.

Pengukuran berat badan


Pengukuran berat badan harian menyediakan informasi yang relatif
akurat tentang status cairan sebab perubahan berat badan menunjukkan
adanya perubahan cairan akut. Setiap penurunan berat badan satu kilogram
menunjukkan tubuh kekurangan cairan sebanyak satu liter. Perubahan berat
badan menunjukkan terjadinya perubahan cairan pada seluruh kompartemen
tubuh. Apabila kehilangan/kelebihan berta badan mencapai 5%-8% dari total
berat badan, ini mengindikasikan terjadinya kelebihan/kehilangan cairan
sedang hingga berat. Untuk memperoleh hasil pengukuran berat badan yang
akurat, diperlukan standardisasi alat ukur yang digunakan sebelun dan
sesudah penimbangan. Selain itu, penimbangan berat badan sebaiknya
dilakukan pada waktu yang sama (mis., sebelum sarapan atau setelah buang
air besar) dan dengan mengenakan pakaian yang sama. Secara umum, jumlah
cairan yang hilang dapat dihitung dengan rumus berikut.

Kehilangan air= berat badan normal – berat badan sekarang

Jika berat badan turun lebih dari 500 g/hari, ini mungkin
menunjukkan telah terjadi kehilangan cairan dari tubuh. Akan tetapi, jika
penurunan kurang dari 300 g/hari, ini mungkin disebabkan oleh penyebab
lain. Begitu juga bila ada penambahan berat bdan, mungkn ini menunjukkan
retensi cairan.

Tanda vital
Perubahantanda vital mungkin mengindikasikan adanya
ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asma basa, atau sebagai upaya
kompensasi dalam mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
Peningkatan suhu tubuh mungkin menunjukkan kondisi dehidrasi,
sedangkan takikardia merupakan tanda pertama yang menunjukkan adanya
hipovolemia akibat kekurangan cairan. Denyut nadi cenderung menguat
pada kondisi kelebihan cairan dan melemah pada kekurangan cairan.
Perubahan laju dan kedalaman pernapasan mungkin menunjukkan adanya
gangguan keseimbangan asam-basa. Tekanan darah cenderung meningkat
pada kelebihan cairan dan menurun pada kekurangan cairan.

Asupan dan haluaran


Pengukuran klinis ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah
besarnya asupan dan haluaran cairan. Pengukuran dan pencatatan asupan
dan haluaran cairan dalam 24 jam diperlukan sebagai data dalam
menentukan keseimbangan cairan tubuh. Perawat harus memberikan
informasi pada klien, keluarga, dan seluruh tenaga kesehatan tentang
perlunya penghitungan asupan dan haluaran cairan yang akurat.
Penghitungan asupan cairan meliputi asupan minum per oral, makanan,
makanan cair, cairan parenteral, obat-obat intravena, serta irigasi kateter
atau selang. Adapun penghitungan haluaran cairan meliputi haluaran urine,
feses encer, muntahan, keringat, drainase (lambung atau usus), drainase
luka/fistula, serta dari pernapasan yang cepat dan dalam.
Untuk menentukan apakah asupan dan haluaran cairan proporsional,
kita dapat melakukan beberapa teknik, seperti membandingkan total asupan
cairan per 24 jam dengan total haluaran dalam 24 jam atau dengan
membandingkan hasil pengukuran saat ini dengan sebelumnya. Langkah ini
terutama dilakukan untuk mengukur jumlah cairan yang besar, seperti urine.
Normalnya, orang dewasa memproduksi urine 40-80 ml/jam. Jika volume
urine melebihi kisaran tersebut, kemungkinan tubuh mengalami kelebihan
cairan. Sebaliknya, jika volume urine kurang dari 30ml/jam, kemungkinan
terjadi dehidrasi.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk mengkaji kebutuhan cairan
dan elektrolit difokuskan pada kulit, rongga mulut, mata, vena
jugularis,vena-vena tangan, dan sistem neurologis.

Turgor kulit
Turgor kulit menggambarkan cairan intertisial dan elastisitas kulit.
Penurunan turgor terkait dengan elastisitas kulit. Normalnya, jika dicubit,
kulit akan kembali ke posisi normal setelah dilepaskan. Pada klien dengan
defisit volume cairan, kulit akan kembali datar dalam jangka waktu yang
lebih lama(hingga beberapa detik). Pada orang dewasa, pengukuran turgor
kulit paling baik dilakukan di atas sternum, kening, dan paha sebelah dalam.
Pada anak, pengukuran turgor sebaiknya dilakukan di area abdomen atau
paha bagian tengah. Pada orang tua, turgor kulit mengalami penurunan
sehingga perlu dilakukan penimbangan berat badan untuk mengukur status
hidrasi disamping dengan pengukuran turgor kulit.
Iritabilitas neuromuskular
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengkaji ketidakseimbangan
kalsium dan magnesium. Pemerikaan fisik meliputi pemeriksaan tanda
chovstek dan tanda trousseau. Pemeriksaan tanda chovstek dilakukan
dengan mengetuk saraf wajah (sekitar 2cm di depan liang telinga). Jika pada
saat diketuk terjadi refleks meringis pada otot wajah, termasuk bibir, berarti
tanda chovstek positif (mungkin terjadi hipomagnesemia atau
hipokalsemia). Untuk melakukan test trousseau, pasang manset tekanan
darah pada lengan, pompa dengan tekanan di bawah sistole selama 2-3
menit. Apabila timbul spasme karpal dan tetani, mengindikasikan terjadinya
hipokalsemia dan hipomagnesemia.

Pemeriksaan laboratorium
Elektrolit serum
Pemeriksaan kadar elektrolit serum sering dilakukan untuk mengkaji
adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pemeriksaan yang
paling sering adalah natrium, kaliium , klorida, dan ion bikarbonat.
Penghitungan kebutuhan cairan dengan menggunakan nilai Na+adalah:
Air yang hilang = 0,6 x BB x(Na+ serum terukur – 142)
Na+serum terukur

Hitung darah
Hematokrit (Ht) menggambarkan persentase total darah dengan sel
darah merah. Karena hematokrit adalah pengukuran volume sel dalam
plasma, nilainya akan dipengaruhi oleh jumlah cairan plasma. Dengan
demikian, nilai Ht pada klien yang mengalami dehidrasi atau hipovolemia
cenderung meningkat, sedangkan nilai Ht pada pasien yang mengalami
overdehidrasi dapat menurun. Normalnya, nilai Ht pada laki-laki adalah
40%-54% dan perempuan 37%-47%. Biasanya, peningkatan kadar
hemoglobin diikuti dengan peningkatan kadar hematokrit.
Air yang hilang= PAT x BB x [1- (Ht normal/Ht terukur)
Keterangan
Perbandingan air tubuh(PAT)
a) nilai 0,2 untuk dehidrasi akut
b) nilai 0,6 untuk dehidrasi kroni

Osmolalitas
Osmolalitas merupakan indikator konsentrasi sejumlah partikel yang
terlarut dalam serum dan urine. Biasanya dinyatakan dalam mOsm/kg.

Ph urine
pH urine menunjukkan tingkat keasaman urine yang dapat digunakan
untuk menggambarkan ketidakseimbangan asam-basa. pH urine normal adalah
4,6-8 pada kondisi asidosis metabolik.

Berat jenis urine


Berat jenis urine dapat digunakan sebagai indikator gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, walaupun hasilnya kurang reliabel. Akan
tetapi, pengukuran BJ urine merupakan cara paling mudah dan cepat untuk
menentukan konsentrasi urine. Berat jenis urine dapat meningkat saat terjadi
pemekatan akibat kekurangan cairan dan menurun saat tubuh kelebihan cairan.
Nilai BJ urine normal adalah 1,005-1,030 (biasanya 1,010-1,025). Selain itu,
BJ urine juga meningkat saat terdapat glukosa dalam urine, juga pada
pemberian dekstran, obat kontras radiografi, dan beberapa jenis obat lainnya.

B. DIAGNOSIS
1. Kekurangan Volume Cairan
DEFINISI :
Keadaan dimana seseorang yang tidak makan dan minum per oral
mempunyai resiko terjadinya dehidrasi vaskuler, interstisial atau
intraseluler.
BATASAN KARAKTERISTIK :
Mayor (harus terdapat)
 Ketidakcukupan masukan cairan per oral
 Tidak adanya keseimbangan antara asupan dan haluaran
 Membrane mukosa/kulit kering
 Berat badan kurang
Minor (mungkin terdapat)
 Meningkatnya narium darah
 Menurunnyya haluaran urine atau haluaran urine berlebihan
 Sering berkemih
 Turgor kulit menurun
 Haus/mual/anoreksia
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN :
Patofisiologis
Berhubungan dengan haluaran urine berlebihan
Diabetes tidak terkontrol
Diabetes insipidus
Berhubungan dengan meningkatnya permebilitas kapiler dan kehilangan
evaporasi pada pasien luka bakar
Berhubungan dengan dampak
Demam atau meningkatnya laju metabolism
Drainase abnormal
Luka
Menstruasi banyak
Lain-lain
Peritonitis
Diare

Situasional (Personal, lingkungan)


Berhubungan dengan muntah/mual
Berhubungan dengan menurunnya motivasi untuk minum, sekunder
terhadap
Depresi
Keletihan
Berhubungan dengan metode diet/puasa
Berhubungan dengan makanan caran per selang yang banyak
Berhubungan dengan kesulitan menelan atau makan sekunder terhadap
Nyeri mulut
Keletihan
Berhubungan dengan panas/sinar matahari/kekeringan yang berlebihan
Berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui ;
Selang kateter
Drein
Berhubungan dengan insufisiensi cairan karena olahraga atau cuaca
Berhubungan dengan berlebihan menggunakan :
Laksatif aatu enema
Diuretika /Alcohol
Maturasional
Bayi/anak
Berhubungan dengan meningkatnya kerentana seknder terhadap :
Peurunan cadangan cairan dan kemampuan untuk memekatkan
urine
Lansia
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap :
Penurunan masukan cairan dan berkurangnya rasa haus

Kriteria Pengkajian Fokus


Data subjektif
A. Kaji batasan karakteristik
1. Asupan cairan (jumlah. jenis)
2. Kulit (kering, turgor)
3. Penurunan berat badan (jumlah, lamanya)
4. Haluaran urine (berkurang, meningkat)

B. Kaji faktor-faktor yang berhubungan :


1. Riwayat factor penyebab dan penunjang :
Diabetes meltus (diagnose, riwayat keluarga0/diabetes insipidus
Penyakit jantung
Penyakit ginjal
Gangguan atau bedah gastrointestinal
Penggunaan alcohol
Pengobatan
Laksatif/enema efek samping yang mengiritasi saluran
pencernaan (antibiotika, kemoterapi)
Diuretic
Alergi (makanan, susu|)
Panas tinggi/kelembaban
Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat
Depresi
Nyeri

2. Terapi antihipertensi atau diuretic


Jenis, dosis frekuensi (kapan terakhir menggunakannya?)

Data objektif
A. Kaji batasan karakteristik
1. Berat badan sekarang berat badan biasanya
2. Asupan (1-2 hari terakhir)
3. Haluaran (1-2 hari terakhir)
4. Tanda-tanda dehidrasi :
a) Kulit ;
Mukosa (bibir, gusi) kering
Lidah (berkerut, kering)
Turgor (kurang)
Warna (pucat/memerah)
Kelembaban (kering atau diaphoresis)
Fontanel bayi (cekung)
Bola mata (cekung)
b) Haluaran urine ;
Jumlah (bervariasi : sangat banyak atau sedikit)
Warna (kuning tua/jernih)
Berat jenis (naik/turun)
B. Kaji factor-faktor yang berhubungan
1. Kehilangan cairan yang tidak normal atau berlebihan
Feses cair/mencret Drainase abnormal atau berlebih (mis.
Fistula, drein)
Muntah/penghisapan lambung kehilangan permukaan kulit (mis. Luka
bakar)
dieresis atau poliuria
diaphoresis/berkeringat yang banyak
2. Berkurangnya asupan cairan yang berhubungan dengan
Keletihan Depresi/disorientasi
Menurunnya tingkat kesadaran Mual/anoreksia
Keterbatasan fisik (mis. Tidak dapat
memegang gelas)

2. Kelebihan Volume Cairan


DEFINISI
Suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau mempunyai risiko
terhadap kelebihan cairan intraseluler atau interstisial.
BATASAN KARAKTERISTIK
Mayor (harus terdapat)
Edema
Kulit tegang dan mengkilat
Minor (mungkin terdapat)
Masukan cairan lebih besar daripada haluaran cairan
Napas pendek
Penambahan berat badan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Patofsiologis
Berhubungan dengan penuruna mekanisme regulator sekunder terhadap
Gagal ginjal akut atau kronis
Berhubungan dengan meningkatnya beban awal, penurunan curah jantung
sekunder terhadap
Infark miokard penyakit katup jantung
Gagal jantung kongesif takikardia/aritmia
Gagal ventrikel kiri
Berhubungan dengan hipertensi portal, tekanan osmotic koloid yang
rendah dan retensi natrium sekunder terhadap
Penyakit hati :
Sirosis Kanker
Asites
Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena sekunder terhadap
Varises vena
Penyakit vaskuler parifer
Thrombus
Flebitis kronis
Imobilisasi
Pengobatan

Tindakan yang berhubungan


Berhubungan dengan retensi natrium dan air yang disebabkan
Terapi kartikosteroid

Situasional (Personal, Lingkngan)


Berhubungan dengan masukan natrium/masukan cairan yang berlebihan
Berhubungan dengan rendahnya masukan protein
Diet mode Malnutrisi
Berhubungan dengan penumpukan vena dependen/venostatis sekunder
terhadap
Imobilisasi berdiri/duduk untuk wakatu yang lama
Gips /balutan yang terlalu ketat
Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada waktu hamil
Berhubungan dengan tidak adekuatnya drainase limfatik sekunder
terhadap
Mastektomi

Maturasional
(Lansia)
Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena sekunder terhadap
peningkatan tahanan dan berkurangnya efisisensi katup jantung
Criteria Pengkajian Fokus
Data subjektif
A. Kaji batasan karakterisktik
1. Riwayat gejala
Adanya keluhan ;
 Napas pendek Kelemahan/keletihan
 Penambahan berat badan Edema
 Awitan/durasi
 Lokasi
 Gambaran

B. Kaji factor-faktor yang berhubungan


1. Riwayan factor-faktor penyebab dan penunjang
Riwayat diabetes pada keluarga/perorangan
Kehamilan
Awal menstruasi
Penyakit jantung/ginjal
Penyakit hati
Alkoholik
Hiper/hipotiroidisme
Hipertensi
Terapi steroid
Malnutrisi
Masukan garam berlebih
Penggunaan enema air hangat yang berlebih
Obstruksi limfatik
Penggantian cairan parental yang berlebih
2. Masuka nutrisi
Perkiraan masukan protein (adekuat/takadekuat)
Perkiraan masukan kaloti (adekuat/takadekuat)
Perkiraan masukan cairan
Konsumsi alcohol setiap hari Jenis Jumlah
Masukan dan haluaran dalam 24-72 jam
Data objektif
A. Kaji batasan karakteristik
1. Tanda kelebihan cairan
Nadi (kuat atau tidak teratur)
Pernapasan
Frekuensi
Kualitas
Bunyi paru
Tekanan darah
2. Edema
Tekan ibu jari paling sedikit 5 detik, catat sisa-sisa lekukan.
Catat derajat dan lokasi (kaki, tumit, tangan, sacrum, keseluruhan secara
umum)
3. Penambahan berat badan (timbang berat badan setiap hari dnegan
timbangan yang sama, waktu yang sama)
4. Distensi vena leher (distensi vena setinggi 45 derajat mungkn ada
indikasi terjadinya kelebihan cairan atau berkurangnya curah jantung
5. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

B. INTERVENSI

Anda mungkin juga menyukai