Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN DENGAN TOKSOPLASMOSIS

DISUSUN OLEH:

1. RIZAH ISTIGHFARI F. (201702027)


2. AISYAH AMMAL (201701021)
3. INDAH MUNZIATI P. (201702011)
4. NITA MAHARANI (201702028)
5. SULIS SETIAWATI (201702019)
6. FIRMA FAKITHA (201702019)
7. AMILUS SOLIKHA (201702044)

D3 KEBIDANAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2019
LAPORAN PENDAHULUAN TOKSOPLASMOSIS

A. Pengertian
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh protozoa parasit
toksoplasma gondii. Infeksi ini di tularkan oleh orgaanisme berkista dengan memakan daging
mentah atau kurang matang yang terinfeksi atau kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi.
Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi oleh parasit yang disebabkan oleh Toxoplasma
gondii yang dapat menimbulkan radang pada kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, ,mata,
otak, dan selaput otak.
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii. Toxsoplasma adalah parasit protozoa dengan sifat alami dengan
perjalanannya dapat akut atau menahun, juga dapat menimbulkan gejala simtomatik maupun
asimtomatik.
B. Etiologi
Toksoplasma disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang dibawa oleh kucing,
burung dan hewan lain yang dapat ditemukan pada tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan
kadang pada daging mentah atau kurang matang. Begitu parasit masuk ke dalam sistem
kekebalan, parasit tersebut menetap di sana, sistem kekebalan pada orang yang sehat dapat
melawan parasit tersebut hingga tuntas, dan dapat mencegah terjadinya suatu penyakit. Namun,
pada orang pasien HIV/AIDS mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga tidak mampu
melawan parasit tersebut. Sehingga pasien mudah terinfeksi oleh parasit tersebut.
Transmisi pada manusia terutama terjadi bila memakan daging babi atau domba yang
mentah dan mengandung oocyst (bentuk infektif dari Toxoplasma gondii). Bisa juga dari sayur
yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan feses kucing. Selain itu dapat terjadi transmisi
lewa transplasental, transfusi darah, dan transplantasi organ. Infeksi akut pada individu yang
immunokompeten biasanya asimptomatik. Pada manusia dengan imunitas tubuh yang rendah
dapat terjadi reaktivasi dari infeksi laten. Yang akan mengakibatkan timbulnya infeksi
opportunistik dengan predileksi di otak.

C. Manifestasi Klinis
Gejala berhubungan dengan toxoplasmosis akuler unilateral yang terkena, nyeri okuler
ringan, pandangan kabur, tampak gambaran bercak melayang pada oftalmoskop. Keluhan
penderita biasanya pandangan kurang jernih.
Secara klinis ditemukan : granulomatous iritis, vitritis, pembengkakan selaput optic,
neuroretinitis, vaskulitis, oklusi vena retinal, tergantung peradangan dan berapa aktif virus
menyerang mata. Funduskopi, toxoplasmosis aktif menunjukkan gambaran putih kekuningan,
lesi korioretinal dan sel-sel vitreus,dapat juga terjadi lesi inaktif.

D. Patofisiologi
Toksoplasmosis merupakan infeksi protozoa yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii
dengan hospes definitif kucing dan hospes perantara manusia. Manusia dapat terinfeksi parasit
ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran mentah yang mengandung ookista
atau pada anakanak yang suka bermain di tanah, serta ibu yang gemar berkebun dimana
tangannya tertempel ookista yang berasal dari tanah. Perkembangan parasit dalam usus kucing
menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Ookista menjadi matang dan infektif
dalam waktu 3-5 hari di tanah. Ookista yang matang dapat hidup setahun di dalam tanah yang
lembab dan panas, yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Ookista yang matang bila
tertelan tikus, burung, babi, kambing, atau manusia yang merupakan hospes perantara, dapat
menyebabkan terjadinya infeksi. Toksoplasmosis dikelompokkan menjadi toksoplasmosis
akuisita (dapatan) dan toksoplasmosis kongenital yang sebagian besar gejalanya asimtomatik.
Keduanya bersifat akut kemudian menjadi kronik atau laten. Gejala yang nampak sering tidak
spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lainnnya. Pada ibu hamil yang terinfeksi di awal
kehamilan, transmisi ke fetus umumnya jarang, tetapi bila terjadi infeksi, umumnya penyakit
yang didapat akan lebih berat. Pada toksoplasmosis yang terjadi di bulan-bulan terakhir
kehamilan, parasit tersebut umumnya akan ditularkan ke fetus tetapi infeksi sering subklinis pada
saat lahir. Pada ibu hamil yang mengalami infeksi primer, mula-mula akan terjadi parasitemia,
kemudian darah ibu yang masuk ke dalam plasenta akan menginfeksi plasenta (plasentitis).
Infeksi parasit dapat ditularkan ke janin secara vertikal. Takizoit yang terlepas akan
berproliferasi dan menghasilkan fokus-fokus nekrotik yang menyebabkan nekrosis plasenta dan
jaringan sekitarnya, sehingga membahayakan janin dimana dapat terjadi ekspulsi kehamilan atau
aborsi.
E. Diagnosa Banding
Seringkali toksoplasmosis gandii menginfeksi manusia tanpa menimbulkan gejala yang
berarti. Ini di sebabkan oleh kekebalan dan imunitas manusia yang berbeda-beda. Manifestasi
klinis yang di sebabkan oleh toksoplasmosis gandii sangatlah tidak spesifik dan tidak dapat di
pakai sebagai acuan untuk mendiagnosis. Toksoplasma sediri memiliki beberapa diagnosis
banding yakni mononukleosis infeksiosa, tuberculosis, criptococcosis, tularemia, brucellosis,
syphilis, cysticercosis, dan histoplasmosis.
Diagnosa banding yang sangat banyaj dan luas memerlukan pemeriksaan penunjang yang
dapat menunjang diagnosis yang tepat toksoplasmosis gondii yakni da[pat melalui pengkulturan
dan pengisolasian mikroorganisme toksoplasmosis gondii dari darah atau cairan tubuh , tes
serologi guna mendeteksi imunoglobulin yang spesifik terhadap toksoplasmosis, deteksi asam
nukleat spesifik dengan menggunakan probes Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan Polymerase
Chain Reaction (PCR).

F. Penatalksanaan Medis
1. Toksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin dan sulfadiazin. Kedua obat
ini dapat melalui sawar-darah otak.
2. Toxoplasma Gondii,membutuhkan vitamin B untuk hidup. Pirimetamin menghambat
pemerolehan vitamin B oleh tokso. Sulfadiazin menghambat penggunaannya.
3. Kombinasi pirimetamin 50-100 mg perhari yang dikombinasikan dengan sulfadiazin 1-2
g tiap 6 jam.
4. Pasien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan kombinasi pirimetamin 50-100 mg
perhari dengan clindamicin 450-600 mg tiap 6 jam.
5. Pemberian asam folinic 5-10 mg perhari untuk mencegah depresi sumsum tulang.
6. Pasien alergi terhadap sulfa dan clindamicin, dapat diganti dengan Azitromycin 1200
mg/hr, atau claritromicin 1 gram tiap 12 jam, atau atovaquone 750 mg tiap 6 jam. Terapi
ini diberikan selam 4-6 minggu atau 3 minggu setelah perbaikan gejala klinis.
7. Terapi anti retro viral (ARV) diindikasikan pada penderita yang terinfeksi HIV dengan
CD4 kurang dari 200 sel/mL, dengan gejala (AIDS) atau limfosit total kurang dari 1200.
Pada pasien ini, CD4 42, sehingga diberikan ARV.
Daftar Pustaka

Agustin Iskandar, D. K. 2018. Mengenal Toxoplasma Gondii, Obesitas, dan Sindrom


Metabolik. Malang: UB Press.
Fadlun, S. S. (2011). Asuhan Kebidanan Patologis.
J akarta: salemba medika.
https://www.academia.edu/4534128/TOXOPLASMOSIS_TERAPI_DAN_PENCEGAHA
NNYA_ErnawatiToxoplasmosis_Therapy_and_prevention
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unsrat.ac.id/ind
ex.php/biomedik/article/download/744/12181&ved=2ahUKEwi6_8fsmujhAhWL7XMBHSKEB
hoQFjAJegQIChAB&usg=AOvVwOmsqRWIt9yoR_7CbAscDIw

Anda mungkin juga menyukai