Anda di halaman 1dari 7

Analisis Motor Induksi 3 Fasa

dengan Metode Konstruksi dan Prinsip Kerja


M Mujtahid
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari  Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi arus nominal motor.
listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan
medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan B. tujuan
medan rotor. Motor induksi merupakan motor yang paling
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir
banyak kita jumpai dalam industri. Hal ini disebabkan karena
motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan ini yaitu :
motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang 1) Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor
relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta induksi 3 fasa dengan metode konstruksi dan prinsip
karakteristik kerja yang baik. Maka sangatlah penting untuk kerja.
mengetahui motor induksi, baik dari segi konstruksi maupun 2) Mengerti dan memahami pengertian, prinsip kerja dan
prinsip kerja. Untuk dapat melakukan analisis motor induksi 3 karakteristik motor induksi 3 Fasa.
fasa tersebut diperlukan suatu model motor induksi yang luwes.
II. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA
Keywords— Motor Induksi 3 Fasa, Kontruksi, Prinsip Kerja.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu
bentuk energi ke energi yang lain, misalnya mesin yang
mengubah energi mekanis ke energy listrik disebut generator,
dan sebaliknya energi listrik menjadi energy mekanis disebut
motor. Masing-masing mesin mempunyai bagian yang diam
dan bagian yang bergerak. Bagian yang bergerak dan diam
terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celah udara dan
membentuk rangkaian magnetic dimana fluksi dihasilkan oleh
aliran arus melalui kumparan/belitan yang terletak didalam
kedua bagian tersebut. Motor induksi merupakan motor yang
paling banyak digunakan dalam berbagai aplikasi mulai dari
aplikasi di lingkungan rumah tangga sampai aplikasi di
industri-industri besar. Pada umumnya mesin-mesin peng- Gbr. 1 Konstruksi motor induksi 3 fasa
gerak yang digunakan di Industri mempunyai daya keluaran
lebih besar dari 1 HP dan menggunakan motor Induksi Tiga
Inti besi stator dan rotor terbuat dari lapisan baja silikon
Fasa. Adapun kelebihan dan kekurangan motor induksi bila
yang tebalnya berkisar antara 0,35 mm - 1 mm yang tersusun
dibandingkan dengan jenis motor lainnya, adalah:
secara rapi dan masing-masing terisolasi secara listrik dan
Kelebihan Motor Induksi
diikat pada ujung ujungnya. Celah udara antara stator dan
 Mempunyai konstruksi yang sederhana.
rotor pada motor yg berukuran kecil 0,25 mm - 0,75 mm,
 Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan sedangkan pada motor yang berukuran besar bisa mencapai
jenis motor yang lainnya. 10 mm. Celah udara yang besar ini disediakan untuk
 Menghasilkan putaran yang konstan. mengantisipasi terjadinya pelengkungan pada sumbu sebagai
 Mudah perawatannya. akibat pembebanan. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang
 Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai tergantung akan menyebabkan sumbu motor melengkung.
penggerak mula.
 Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan C. Stator
bisa dikurangi. stator adalah bagian pada motor listrik berfungsi sebagai
Kekurangan Motor Induksi stasioner dari sistem rotor. Jadi penempatan stator biasanya
 Putarannya sulit diatur. mengelilingi rotor, stator bisa berupa gulungan kawat tembaga
yang berinteraksi dengan angker dan membentuk medan bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-
magnet untuk mengatur perputaran rotor. batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor.
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau
dengan belitan motor sinkron. Konstruksi statornya belapis- alumunium. Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat
lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator oleh cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar
mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut
kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan Motor Induksi Rotor Sangkar. Karena batang penghantar rotor
penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan
kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat
kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan
banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
rendah.
Krakteristik motor rotor sangkar:
 Rotor terdiri dari penghantar tembaga yang
dipasangkan pada inti yang solid dengan ujung-ujung
dihubung singkat mirip dengan sangkar tupai.
 Kecepatan konstan.
 Arus start yang besar yang diperlukan oleh motor
menyebabkan tegangan berfluktuasi.
 Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua
dari tiga line daya utama pada motor.
 Faktor daya cenderung buruk untuk beban yang
dikurangi.
 Apabila tegangan diberikan pada lilitan stator,
dihasilkan medan-magnet putar yang menginduksikan
tegangan pada rotor. Tegangan tersebut pada gilirannya
Gbr. 2 Lilitan Motor Induksi menimbulkan arus yang besar mengalir pada rotor.
Arus tersebut menimbulkan medan magnet. Medan
rotor dan medan stator cenderung saling menarik satu
D. Rotor sama lain. Situasi tersebut membangkitkan torsi, yang
memutar rotor dengan arah yang sama dengan putaran
Rotor adalah bagian dari motor listrik yang berputar pada medan magnet yang dihasilkan oleh stator.
sumbu rotor. Perputaran rotor di sebabkan karena adanya
 Pada saat start, motor akan terus berjalan dengan rugi
medan magnet dan lilitan kawat email pada rotor. Sedangkan
fase sebagai motor satu-fase. Arus yang ditarik dari
torsi dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya lilitan
dua lin sisa hampir dua kali, dan motor akan
kawat dan juga diameternya. Motor Induksi bila ditinjau dari
mengalami panas lebih.
rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan rotor
lilit.
2) Rotor Lilit
1) Rotor Sangkar

Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini


dimasukkan ke dalam aluralur initi rotor. Belitan ini sama
dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan secara
bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke
terminal-terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros
rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan
motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut.
Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan
dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor
lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Mo-
tor Induksi Rotor Lilit.
Kecepatan rotor lilit dapat diubah dengan menempatkan
tahanan pada rangkaian rotor melalui slip ring. Semakin besar
Gbr. 3 Rotor Sangkar tahanan ditempatkan pada rangkaian rotor, semakin lambat
motor berputar, apabila semua tahanan dihilangkan dari
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan rangkaian rotor, motor akan berputar pada kecepatan penuh.
daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai
Putaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan
oleh adanya medan putar (fluksi yang berputar) yang
dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini timbul
bila kumparan stator dihubungkan dengan sumber tegangan
tiga fasa. Hubungannya dapat berupa hubungan bintang atau
segitiga. Pada gambar 5.98 diperlihatkan bagaimana ter-
jadinya medan putar pada motor induksi tiga fasa. Perhatikan
gambar berikut:
 Pada posisi pertama atau a, fluks resultan mempunyai
arah yang sama dengan arah fluk yang dihasilkan oleh
kumparan a - a.
 Pada posisi kedua atau b, fluks resultan mempunyai arah
yang sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh
kumparan c - c.
 Pada posisi ketiga atau c, fluks resultannya mempunyai
arah yang sama dengan fluks yang dihasilkan oleh
Gb. 4 Rotor lilit kumparan b - b.
Dengan menempatkan tahanan pada rangkaian rotor,  Pada posisi keempat s/d keenam terlihat fluks resultan
mengurangi arus start dan menyediakan torsi start yang tinggi. yang terjadi arahnya akan berlawanan dengan arah fluks
Faktor daya motor jenis ini adalah rendah pada keadaan tanpa sebelumnya pada masingmasing kumparan.
beban, dan penuh pada keadaan beban. Untuk membalik
putaran motor jenis ini, tukarlah dua ujung-ujung sumber
tegangan.
Beberapa keuntungan dan kelemahan motor induksi rotor-
lilit meliputi:
Keuntungan:
 Torsi start tinggi dengan arus start rendah.
 Percepatan dengan beban berat lembut.
 Tidak ada pemanasan abnormal selama periode
starting.
 Pengaturan kecepatan yang bagus selama bekerja
dengan beban konstan.
Kelemahan:
 Harga awal dan pemeliharaan lebih tinggi
dibandingkan dengan motor sangkar tupai.
 Regulasi kecepatan jelek, apabila bekerja dengan
tahanan pada rangkaian rotor.
(a)

E. Medan Putar

Gb. 5 Nilai Arus Sesaat dan Posisi Flux (b)


(c) (f)
Gb. 6 Proses Terjadinya Medan Putar

Dari gambar diatas terlihat bahwa fluks resultan akan


berputar, dan jumlah putarannya bisa ditentukan berdasarkan
persamaan :
120. 𝑓
𝑁𝑠 = [𝑅𝑝𝑚]
𝑃
III. FREKUENSI DAN SLIP ROTOR
Kumparan stator motor induksi tiga fasa bila dihubungkan
dengan suplai tegangan tiga fasa akan mengasilkan medan
magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron sesuai
120.f
dengan persamaan Ns = . Medan putar yang terjadi
P
pada stator ini akan memotong penghantar-penghantar yang
ada pada bagian rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai
dengan dengan Hukum Lentz, sehingga rotor akan berputar
mengikuti putaran medan stator. Perbedaan kecepatan medan
(d) putar stator dengan putaran rotor biasa disebut slip. Apabila
terjadi penambahan beban, maka akan mengakibatkan naiknya
kopel motor dan selanjutnya akan memperbesar arus induksi
pada bagian rotor. Frekuensi rotor saat motor belum berputar
nilainya akan sama dengan frekuensi yang terjadi pada belitan
stator, dan apabila sudah berputar frekuensi rotornya akan
sebanding dengan perubahan slip yang terjadi pada motor
tersebut.
A. Tegangan Induksi pada Rotor
Saat rotor belum berputar maka Slip = 1, frekuensi dari ggl
rotor nilainya sama dengan frekuensi yang di suplai ke bagian
stator. Nilai tegangan induksi pada rotor saat diam adalah
maksimum, sehingga motor ekuivalen dengan sebuah
transformator tiga fasa yang di hubung singkat pada sisi
sekundernya. Saat rotor mulai berputar, kecepatan relatif
antara rotor dengan fluks medan putar stator akan menurun,
sehingga tegangan induksi rotor berbanding langsung dengan
kecepatan relatif, dengan demikian tegangan induksi di rotor
(e) akan mengalami penurunan. Jadi untuk Slip S, tegangan
induksi rotor akan S kali tegangan induksi saat diam, oleh
karena itu pada kondisi berputar : 𝐸2𝑟 = 𝑆𝐸2
B. Slip dan Frekuensi Rotor
Seperti telah dijelaskan diatas, putaran rotor tidak akan
sama dengan putaran medan stator, karena bila rotor berputar
sama cepatnya dengan medan stator, tidak akan timbul
perbedaan kecepatan sehingga tidak ada Ggl induksi yang
timbul pada rotor, tidak ada arus dan tidak ada kopel yang
mendorong rotor. Itulah sebabnya rotor selalu berputar pada
kecepatan dibawah kecepatan medan putar stator. Perbedaan
kecepatan tergantung pada besarnya beban motor. Slip mutlak
menunjukkan kecepatan relatif rotor terhadap medan putar. (b)
(Slip Mutlak = Ns – Nr)
Slip (S) merupakan perbandingan slip mutlak terhadap Ns,
ditunjukkan per unit atau prosen oleh hubungan :
𝑁𝑠 − 𝑁𝑟
𝑠= × 100%
𝑁𝑠
Dalam keadaan diam, frekuensi rotor ( f2 ) sama besarnya
dengan frekuensi sumber tegangan, bila rotor berputar
frekuensi rotor tergantung pada besarnya kecepatan relatif
atau slip mutlak. Hubungan antara frekuensi dengan slip dapat
dilihat sebagai berikut :
120.f1 𝑃.𝑁𝑠
Ns = P
dan 𝑓1 =
120
dan pada rotor berlaku hubungan :
𝑓1
= 𝑆 => 𝑓2 = 𝑆𝑥𝑓1 (c)
𝑓2
Gb. 7 Terjadinya Putaran pada Motor Induksi
IV. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA
 Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor
Prinsip kerja motor induksi atau terjadinya putaran pada cukup besar untuk menanggung kopel beban, maka rotor
motor, bisa dijelaskan sebagai berikut : akan berputar searah dengan medan putar stator.
 Bila kumparan stator diberi suplai tegangan tiga fasa,  Supaya timbul tegangan induksi pada rotor, maka harus
maka akan terjadi medan putar dengan kecepatan ada perbedaan relatif antara kecepatan medan putar
120. 𝑓 stator(Ns) dengan kecepatan putar rotor (Nr). Perbedaan
𝑁𝑠 =
𝑃 kecepatan antara Nr dengan Ns disebut Slip (S), dan
 Medan putar stator tersebut akan mengimbas penghantar 𝑁𝑠−𝑁𝑟
dinyatakan dengan persamaan 𝑠 = × 100%
yang ada pada rotor, sehingga pada rotor timbul 𝑁𝑠
tegangan induksi.  Bila Nr = Ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak
 Tegangan yang terjadi pada rotor menyebabkan mengalir pada kumparan jangkar rotor, sehingga tidak
timbulnya arus pada penghantar rotor. dihasilkan kopel. Kopel pada motor akan terjadi bila Nr
 Selanjutnya arus di dalam medan magnet menimbulkan lebih kecil dari Ns.
gaya (F) pada rotor.
Untuk prinsip kerja motor induksi 3 phasa dapat dijelaskan
bahwa tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara
langsung ke bagian rotor motor, daya yang dilewatkan senjang
udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya
diinduksikan ke rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-
rata daya yang melewati senjang udara harus sama dengan
jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang
dikonversi menjadi energi mekanis.
Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi
mekanik, tetapi besar-nya torsi yang terjadi pada poros motor
dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan
besarnya torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang
hilang akibat gesekan dan angin.
(a)
A. Torsi Motor
 Torsi Asut (Starting Torque)
Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat
mulai diasut disebut Torsi Asut, nilainya bisa lebih besar
atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.

𝐸2 𝐸2
𝐼2 = =
𝑍2 √𝑅2 + 𝑋2 2
2

𝑅2 𝑅2
𝐶𝑜𝑠 𝜑 = =
𝑍2 √𝑅2 + 𝑋2 2
2

Torsi Asut 𝑇𝑠 = 𝑘. 𝐸2 . 𝐼2 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑2 Gb. 8 Karakteristik Slip Vs Torsi

Atau  Torsi Beban Penuh dan Torsi Maksimum


2
𝐸2 𝑅2 𝑘. 𝐸2 . 𝑅2
𝑇𝑠 = 𝑘. 𝐸2 . × = 𝑘. 𝑠. 𝑅2 . 𝐸2 2
2
√𝑅2 + 𝑋2 2
√𝑅2 + 𝑋22 2 𝑅2 2 + 𝑋2 2 𝑇𝑓 =
𝑅2 2 + 𝑆 2 . 𝑋2 2
 Torsi saat Rotor(Motor) Berputar
𝑘. 𝐸2 2
Pada saat motor berputar, maka : 𝑇𝑚𝑎𝑥 =
𝑇 ∝ 𝐸2𝑟 . 𝐼2𝑟 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑2 2. 𝑋2
dimana :
𝐸2𝑟 = Tegangan rotor/fasa saat berputar 𝑇𝑓 𝑘. 𝑠. 𝑅2 . 𝐸2 2 2. 𝑋2
= 2 2 ×
𝐼2𝑟 = Arus rotor/fasa saat berputar 𝑇𝑚𝑎𝑥 2
𝑅2 + 𝑆 . 𝑋2 𝑘. 𝐸2 2
𝐸2𝑟 = 𝑆. 𝐸2
𝑅2
𝐸2𝑟 𝑆. 𝐸2 2. 𝑆. 2
𝑋2
𝐼2𝑟 = = = =
𝑍2𝑟 √(𝑅2 ) + (𝑆. 𝑋2 )2
2 𝑅2 2 𝑆𝑚 𝑆
( ) + 𝑆2 +
𝑋2 𝑆 𝑆𝑚
𝑘. 𝑆. 𝐸2 2 . 𝑅2
𝑇∝  Torsi Asut dan Torsi Maksimum
𝑅2 2 + (𝑆. 𝑋2 )2
3 𝑇𝑓 𝑘. 𝑅2 . 𝐸2 2 2. 𝑋2 2. 𝑅2 . 𝑋2
K = konstanta, nilainya = = 2 2 × 2 = 2
2.𝜋.𝑁𝑠 𝑇𝑚𝑎𝑥 𝑅2 + 𝑋2 𝑘. 𝐸2 𝑅2 + 𝑋2 2

3 𝑆. 𝐸2 2 . 𝑅2 𝑅2
𝑇 = × 2 2. 2. 𝑆𝑚
2. 𝜋. 𝑁𝑠 𝑅2 + (𝑆. 𝑋2 )2 𝑋2
= 2 = 1 + 𝑆𝑚2
𝑅
1 + ( 2)
 Torsi Maksimum saat Motor Berputar 𝑋2
Kondisi Torsi Maksimum pada saat motor berputar
bisa diperoleh dengan mendeferentialkan persamaan Torsi  Torsi pada Rotor Lilit
ter-hadap Slip S.
𝑑𝑇 Untuk menentukan Arus, daya, dan Torsi pada Motor
Torsi Maksimum => = 0
𝑑𝑆 Induksi rotor lilit tidak berbeda dengan rotor sangkar,
Berdasarkan hasil diferensial ini akan diperoleh ; hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan luar
𝑅
𝑆𝑚 = 2 terhadap bagian rotor tersebut.
𝑋2

𝑘.𝑆.𝐸2 2 .𝑅2
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 2
𝑅2 2 + 𝑆 2 .𝑋2

𝑅
𝑘. 2 .𝐸2 2 .𝑅2 𝑘.𝐸2 2
𝑋2
= 𝑅 2
=
𝑅2 2 + ( 2 ) .𝑋2 2.𝑋2
𝑋2
REFERENSI
[1] Sumardjati, Prih dkk, Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
[2] Siswoyo, Teknik Listrik Industri Jilid 2. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
[3] Asmara, Awan Frima dkk, Induction Motor.
Bandung: Gramedia, 2001
Gb. 9 Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi Rotor Lilit [4] Sandy Uchiha. (2009) BAB III Motor Induksi.
 Saat Pengasutan S = 1 [Online]. Available:
𝐸2 www.scribd.com/doc/50045535/20/Prinsip-Kerja-
𝐼2 = 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 Motor-Induksi
√(𝑅2 + 𝑅𝑥 )2 + (𝑋2 )2 [5] M.L Soni, Dhanpat Rai & Sons, Electrical
Technology, Nai Sarak, Delhi.
𝑅2 + 𝑅𝑥 [6] Ir. H. SUTEDJO ABDURRAHMAN, MT. (2011)
𝐶𝑜𝑠𝜑2 =
√(𝑅2 + 𝑅𝑥 )2 + (𝑋2 )2 Dasar - Dasar Motor Induksi 3. [Online]. Available:
http://elektronikatea.blogspot.com/
𝑘.𝐸2 2 .(𝑅2 +𝑅𝑥 ) [7] Susanto, (2011) Motor AC. [Online]. Available:
𝑇= (𝑅2 +𝑅𝑥 )+(𝑋2 )2
N-m http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/02/16/
motor-ac-arus-bolak-balik/
[8] Prof. Drs. H. Hery Marsudi Hwangcub SST, (2007)
 Saat Berputar
𝐸2 Sistem 3 Fasa. [Online]. http://dunia-
𝐼2 = 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 listrik.blogspot.com/search/label/Dasar%20Teknik%
√(𝑅2 + 𝑅𝑥 )2 + (𝑆. 𝑋2 )2 20Elektro
[9] T.A. Lippo, Representation of Induction Motor in
𝑅2 + 𝑅𝑥 Reference Frame Theory, A Class Note, University
𝐶𝑜𝑠𝜑2 =
√(𝑅2 + 𝑅𝑥 )2 + (𝑆. 𝑋2 )2 of Winconsin USA, 1984.

𝑘.𝐸2 2 .(𝑅2 +𝑅𝑥 )


𝑇= (𝑅2 +𝑅𝑥 )+(𝑋2 )2
N-m

V. KESIMPULAN

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektro-


magnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya.
Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator
akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl)
atau tegangan induksi dan ka-rena penghantar (kumparan)
rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan me-
ngalir arus pada kumparan rotor.Penghantar (kumparan) rotor
yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluksyang berasal
dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
cenderung menggerakkan rotor sesuaidengan arah pergerakan
medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan
stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada
sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan
kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator
dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini
disebut kecepatan sinkron. Besarnyakecepatan sinkron ini
adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai