Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMERIKSAAN UNTUK DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Disusun Oleh :

Aulia Bella (1610017)


Bima Prasetya (1610019)
Claudia Ayu (1610022)
Ni Made Wahyu C (1610071)
Ni Putu Gita Wirani (1610072)
Nisha Alfianti (1610073)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018

PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DENGAN PEMERIKSAAN
UNTUK DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Pokok Bahasan : Pemeriksaan Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks


Sasaran : Pengunjung Puskesmas
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Leaflet
Waktu : 30 menit
Hari dan Tanggal : Sabtu, 14 Oktober 2016
Tempat : Di Puskesmas Mulyorejo Surabaya
Pukul : 06.30

A. Latar Belakang
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian
akibat kanker yang terbesarbagi wanita di negara-negara berkembang. Secara
global terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000 kematian setiap tahunnya,
yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebutmembuat
kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan
di dunia, danmenempati urutan pertama di negara berkembang.
Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita
Indonesia yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan
sekarang48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker leher
rahim.Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim
yaitu bagian rahim yangmenghubungkan rahim bagian atas dengan vagina.
Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52tahun, dan distribusi kasus
mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.
Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah
karena :
1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama
2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah
tersedia
3. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif
Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV terdeteksi
menggunakan penelitianmolekular pada 99,7% wanita dengan karsinoma sel
skuamosa karena infeksi HPV adalah penyebabmutasi neoplasma (perubahan
sel normal menjadi sel ganas). Terdapat 138 strain HPV yang sudah
diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari
sekian tipe HPV yang menyerang anogenital (dubur dan alat kelamin), ada 4
tipe HPV yang biasa menyebabkan masalah dimanusia seperti 2 subtipe HPV
dengan risiko tinggi keganasan yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukanpada 70%
kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan 90% kasus
genital warts (kutil kelamin).

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan, ibu – ibu mampu mengetahui tentang
pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks.

C. Tujuan Intruksional Khusus (TUK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat : menjelaskan
tentang materi yang telah disampaikan.

D. Sasaran
Klien dan keluarga klien di Puskesmas Mulyorejo Surabaya

E. Materi
1. Pengertian Kanker serviks
2. Faktor resiko terjadinya kanker serviks
3. Gejala Kanker serviks
4. Proses Terjadinya Kanker Serviks
5. Deteksi dini kanker serviks
6. Cara pencegahannya
7. Pemeriksaan IVA
8. Cara pemeriksaan
9. Hasil Pemeriksaan IVA
10. Keunggulan tes IVA
11. Tempat dimana saja dilakukan pemeriksaan IVA
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab dan diskusi

G. Media
1. Leaflet

H. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Audience dapat hadir, minimal 10 orang.
b. Kegiatan dilakukan pada klien dan keluarga klien di Puskesmas
Mulyorejo Surabaya.
c. Pengorganisasian kegiatan dilakukan sebelum dan saat kegiatan
berlangsung.
2. Kriteria Proses
a. Audience antusias terhadap materi yang diberikan.
b. Audience konsentrasi dan fokus mendengarkan materi.
c. Audience dapat mengajukan beberapa pertanyaan.
3. Kriteria Hasil
a. Audience hadir minimal 10 orang.
b. Audience kooperatif dalam acara penyuluhan.
c. Audience bertanya dan mampu menjawab pertanyaan dari penyaji.
d. Audience mampu memahami materi penyuluhan yang telah
disampaikan.

I. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


1 5 Menit Pembukaan
1. Penyuluh memulai penyuluhan 1. Menjawab salam.
dengan mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan.
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
diberikan.
5. Membagikan leaflet. 5. Menerima dan membaca.
2 10 Menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian Kanker 1. Memperhatikan.
serviks
2. Menjelaskan faktor resiko 2. Memperhatikan.
terjadinya kanker serviks
3. Menjelaskan gejala Kanker 3. Memperhatikan.
serviks
4.Menjelaskan Proses Terjadinya 4. Memperhatikan.
Kanker Serviks
5. Menjelaskan deteksi dini kanker 5. Memperhatikan.
serviks
6. Menjelaskan cara pencegahannya 6. Memperhatikan.
7. Menjelaskan pemeriksaan IVA
8.Menjelaskan cara pemeriksaan
9. Menjelaskan hasil Pemeriksaan
IVA
10. Menjelaskan keunggulan tes
IVA
11. Menjelaskan tempat dimana
saja dilakukan pemeriksaan IVA

3 10 Menit Evaluasi
1. Meminta px menjelaskan Menjawab
pengertian Kanker serviks
2. Meminta px menjelaskan faktor
resiko terjadinya kanker serviks
3. Meminta px menjelaskan gejala
Kanker serviks
4.Meminta px menjelaskan Proses
Terjadinya Kanker Serviks
5. Meminta px menjelaskan deteksi
dini kanker serviks
6. Meminta px menjelaskan cara
pencegahannya
7. Meminta px menjelaskan
pemeriksaan IVA
8.Meminta px menjelaskan cara
pemeriksaan
9. Meminta px menjelaskan hasil
Pemeriksaan IVA
10. Meminta px menjelaskan
keunggulan tes IVA
11. Meminta px menjelaskan
tempat dimana saja dilakukan
pemeriksaan IVA
4 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih atas 1. Memperhatikan.
perhatian yang diberikan.
2. Mengucapkan salam penutup. 2. Membalas salam.

J. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Audience : Penyaji
: Fasilitator : MC dan Moderator
: Dokumentator dan Observer
K. PENGORGANISASIAN

1. Pembawa Acara dan Moderator : Nisha Alfianti


2. Penyaji : Ni Putu Gita Wiranti
3. Fasilitator : CI Lahan
4. Dokumentator dan Observer : Bima Prasetya

Surabaya, 8 Oktober 2017


Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

MATERI

A. Pengertian Kanker Serviks


Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya. (FKUI)

B. Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks


Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa factor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks:
1. HPV (human papillomavirus):
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak system kekebalan dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada
usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah
dengan wanita yang menderita kanker serviks.
6. Pemeriksaan DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan system kekebalan.
8. Pemakaian pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks,
terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan bahwa
penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada
hubungannya dengan peningkatan risiko kanker serviks. Analisis data
oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun
2003 menemukan bahwa ada peningkatan resiko kanker serviks dengan
penggunaan kontrasepsi oral, dan resiko berkurang ketika obat
kontrasepsi oral dihentikan. Laporan dari IARC menyatakan bahwa dari
8 studi mengenai efek penggunaan kontrasepsi oral pada wanita yang
positif terhadap HPV, ditemukan peningkatan resiko 4 kali lebih besar
pada mereka yang menggunkan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun.
Resiko kanker serviks juga meningkat pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral pada usia sebelum 20 tahun.
9. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun.
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap Smear
secara rutin)

C. Gejala Kanker Serviks


1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3. Perdarahan yang dialami sesgera setelah senggama (75-80%)
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan spontan perivaginam.
Pada tahap lanjut keluhan berupa: (Sarwono)
1. Cairan pervaginam yang berbau busuk.
2. Nyeri panggul.
3. Nyeri pinggang dan pinggul.
4. Sering berkemih.
5. Buang air kecil dan buang air besar yang sakit.
6. Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang,edema kaki unilateral, dan
obstruksi ureter)
7. Anemi akibat perdarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf.

D. Klasifikasi Kanker Serviks


Stadium 0: Karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial.
Stadium 1: Karsinoma masih terbatas diserviks (penyebaran ke korpus uteri
diabaikan)
Stadium 1A: Invasi kanker ke stroma hanya dapat di diagnosis secara
mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik walau dengan
invasi yang superficial dikelompokan pada stadium 1B.
Stadium 1 A1: Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan
lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm.
Stadium 1 A2: Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm dan
perluasan horizontal tidak lebih 7 mm.
Stadium 1B: Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau seacara
mikroskopik lesi lebih luas stadium 1 A2.
Stadium 1 B1: Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar.
Stadium 1 B2: Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar.
Stadium 2: Tumor telah menginvansi di luar uterus, tetapi belum mengenai
dinding panggul atau sepertiga distal/bawah vagina.
Stadium 2A: Tanpa invasi ke parametrium.
Stadium 2B: Sudah menginvansi parametrium.
Stadium 3: Tumor telah meluas kedinding panggul dan/ atau mengenai
sepertiga bawah vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis (ginjal tidak
berfungsi)
Stadium 3A: Tumor telah meluas kesepertiga bawah vagina dan tidak invasi
ke perimetrium tidak sampai kedinding panggul.
Stadium 3B: Tumor telah meluas kedinding panggul dan/atau menyebabkan
hidronefrosis (ginjal tidak berfungsi)
Stadium 4: Tumor meluas keluar dari organ reproduksi.
Stadium 4A: Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum
dan/atau keluar dari rongga panggul minor.
Stadium 4B: Metastatis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma dengan
kedalaman 3 mm atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa invasi
kerongga pembuluh atau melekat dengan lesi kanker serviks.

E. Deteksi Dini Kanker Serviks


Deteksi Dini Kanker Serviks adalah Pemeriksaan untuk menemukan kanker
di leher rahim, dari sejak perubahan awal sel sampai dengan pra kanker.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan terhadap etiologi penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi
dini terhadap kanker.
3. Pencegahan Tertier
Yang dimaksud pencegahan tertier adalah upaya meningkatkan angka
kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup dalam terapi kanker.

F. Cara Pencegahan Kanker Serviks


a. IVA
b. Pap Smear
c. Biopsi

G. Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat
dan cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel
(displasia) atau sebelum prakanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan
lainnya. IVA salah satu cara melakukan tes kanker serviks yang mempunyai
kelebihan yaitu kesederhanaan teknik dan kemampuan memeberikan hasil
yang segera kepada ibu. Selain itu juga bisa dilakuka oleh hampir semua
tenaga kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan.

H. Cara Pemeriksaan IVA


Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang
telah di olesi dengan larutan asam asetat 3- 5 %. Setelah ditunggu 1- 2
menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada mulut rahim.

I. Hasil Pemeriksaan IVA


1. Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas tegas
atau epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding dengan
sekitarnya , seperti leukoplasia, terdapat pada zona transisional, menjorok
ke arah endoserviks dan ektoserviks.
2. Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas,terdapat lesi bercak putih yang
ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk sudut
(angular), geograpic acetowhite lessions yang terletak jauh dari sambungan
skuamosa.
3. Positif 2 (++) : lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas
sampai kesambungan skumokolumnar. Lesi acetowhite yang luas
circumorificial, berbatas tegas, tebal, dan padat. Pertumbuhan pada serviks
menjadi acetowhite.
4. Hasil Tes-negatif: permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu.
Bila area bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak
putih halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis seperti bercak
putih. Bercak putih berbentukgaris yang terlihat pada batas endocerviks. Tak
ada lesi bercak putih. Bercak putih pada polip endoservikal atau kista
nabothi. Garis putih mirip lesi acetowhite pada sambungan
skuamokolumnar.
5. Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks,
merupakan epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam
asetat. Licin,merah muda, bentuk porcio nomal.
6. Infeksi : servisitis (inflamasi, hiperemisis), banyak flour, ektropion, polop.
7. Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.

J. Keunggulan Tes IVA


1. Mudah dan praktis dilakukan
2. Biaya murah
3. Alat- alat yang dibutuhkan sangat sederhana
4. Dapat segera diterapi
5. Hasil bisa langsung diketahui
6. Dapat dilakukan oleh dokter/bidan

K. TempatDimana Saja Pemeriksaan Tes IVA


1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Bidan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI . (2008). Skrining Kanker serviks dengan Metode IVA. Jakarta

Nurarif H Amin, Kusuma Hardhi. (2015) Aplikasi Asuhan Keperwatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1,
Jogjakarta: MediAction

Anda mungkin juga menyukai