Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP 3

PAD KELUARGA TN. J

1. Tahap persiapan

Dalam tahap ini mahasiswa terlebih dahulu melakukan orientasi wilayah


dilanjutkan dengan seleksi sekeluarga, serta menentukan keluarga yang akan
diberikan asuhan keperawatan. Setelah itu mengadakan kunjungan keluarga untuk
pertama kalinya. Pada kunjungan pertama mahasiswa memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan atas kunjungan pada keluarga. Selain itu juga
dilanjutkan kontrak dengan keluarga mengenai kapan akan dilakukan pengkajian
keluarga.

2. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan Asuhan keperawatan keluarga menggunakan


pendekatan proses keperawatan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

A. Pengumpulan data keluarga

Pengumpulan data pada keluarga Tn. J dilakukan pada tanggal 4, 5, 6 Juni 2008.

a) Identitas Keluarga

1) Identitas kepala keluarga


 Nama : Tn. Jaenuri
 TTL : Blitar, Januari 1974
 Pendidikan : MI (SD)
 Pekerjaan : Tani
 Alamat : Lingk. Satriyan RT 02 / RW 01 Kel. Satriyan, Kec.
Kanigoro
2) Komposisi Keluarga
NO. Nama TTL Gender Hub. Pend. Pekerjaan
Dg KK
1. Ny. Asiani Blitar, 4 Nov 1969 P Istri SPG IRT
2. An. Riandika Blitar, 22 Jun 2006 L Anak I - -

3) Genogram

Ket. gambar:
: laki-laki : serumah
: perempuan : klien
: menikah : perempuan meninggal
: anak : laki-laki meninggal

4) Bentuk keluarga
Nuklear family, terdiri dari suami, istri dan anak pertama

5) Latar belakang budaya / etnis


Latar belakang budaya keluarga adalah suku jawa yang setiap hari
menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa. Menganut kegiatan ritual-
ritual seperti slamatan, tingkepan dll. Keluarga mengikuti kegiatan
yasanan rutin di lingkungan. Kebiasaan berobat saat sakit adalah ke
puskesmas dan dukun pijat.
6) Identifikasi religius
Keluarga menganut agama Islam dengan ritual rutin yang dilakukan adalah
sholat 5 waktu. Tidak pernah melakukan sholat berjama’ah dan tidak
memiliki tempat sholat khusus di rumah. Keluarga merasa belum puas
dengan keadaan ekonomi dan pekerjaan yang dilakukan sekarang,
sehingga memiliki keinginan manambah usaha pertanian dengan usaha
yang kuat dan selalu berdo’a. Saat ekonomi keluarga tipis yang dilakukan
adalah pinjam uang ke perkumpulan Dasawisma.

7) Status kelas sosial


Yang menghidupi keluarga adalah Tn. J sebagai tani dengan penghasilan
tiap bulan + Rp. 350.000,-. Keluarga memiliki sawah dan kebun sendiri.
Sumber penghasilan berasal dari menjual hasil sawah dan kebun, dari
penghasilan tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap
hari anggota keluarga. Keluarga tidak memiliki tabungan untuk hari depan,
tabungan berupa tanah kebun dan sawah.
Keluarga termasuk Keluarga Sejahtera Tahap II. Kegiatan sehari harinya
adalah sholat lima waktu masing-masing anggota keluarga, makan 3x/hari,
ganti pakaian untuk keperluan berbeda, lanati rumah keramik, jika ada
anggota keluarga sakit dibawa ke Puskesmas. Dalam tiga bulan terakhir
anggota keluarga tidak ada yang sakit, seluruh anggota keluarga dewasa
dapat dapat membaca dan menulis latin.
8) Aktivitas rekreasi/waktu luang keluarga
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi ke tempat-tempat rekreasi,
karena merasa repot jika an. R bermain kesana-kemari. Setelah pulang dari
sawah biasanya Tn. J rebahan + 15 menit untuk melepas lelah. Keluarga
biasa menonton TV pukul 19.00 – 21.00 WIB. Aktivitas seksual biasa
dilakukan 2-3 kali/minggu. Saat suami dan istri tidak dalam keadaan lelah.
b) Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga tahap 3 dengan anak tertua usia 24 bulan

2) Tugas perkembangan keluarga


 Memenuhi keb. Anggota keluarga.
R. Tamu diberikan kasur sebagai tempat bermain anak dan disediakan
papan untuk menulis serta gambar-gambar binatang.
 Mensosialisasikan anak
Anak mulai diajarkan untuk berbicara memanggil ayah, ibu dan
meminta, seperti “mik, aem, ngaung, bpak, buk”, dan dibiasakan
memberitahu saat terasa BAB/BAK. Ibu/anak biasa mengajak pergi ke
tetangga untuk bermain, biasa ke rumah depan, rumah depan
posyandu, dan setiap rumah yangmemiliki anak balita atau biasa diajak
ke sawah oleh ibu
 Memepertahankan hubungan tangga sehat dalam keluarga dan di luar
keluarga.
Keluarga selalu memusyawarahkan masalah-masalah yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak sampai tejadi salah paham hingga
pertengkaran.
Dalam KB menggunakan teknik kalender dan senggama terputus.
Keluarga memiliki rencaan memiliki anak lagi.

3) Riwayat kesehatan keluarga


 Satu tahun terakhir tidak ada anggota keluarga yang sakit parah hingga
dirawat di RS.
 Latihan
Suami melakukan pekerjaan berat setiap hari di sawah di sawah pukul
14.00 – 17.00 WIB
An. Rian bermain mulai pukul 08.00-10.00 WIB dan 14.00-17.00 WIB
 Istirahat
Istirahat tidur keluarga pukul 22.00 – 05.00 WIB. Untuk An. Rian tidur
siang + 1 jam dan tidur malam 18.30 – 05.00 WIB bisa bangun malam
minta minum. Suami setelah bekerja rebahan + 15 menit untuk
melepas lelah.
 Makan & minum
Makan 3x/hari, meliputi nasi, lauk dan sayur, satu porsi habis.
Suami tidak tahan makan pisang, nangka muda dan singkong, perutnya
selalu kembung jika makan salah satu diantaranya.
An. Rian senang dengan makanan gurih sehingga biasa dibelikan jajan
(contoh sosis, telur asin, makanan ringan anak kecil), selain itu suka
dengan telur setengah matang dan tidak suka dengan snack yang berat
seperti nagasari.
Saat ini An. Rian masih minum ASI dan oleh Ny. A mulai dicoba untuk
memberikan susu selain ASI.
 Abat tambahan (doping)
Suami memiliki kebiasaan minum minuman berenergi jika badannya
terasa sangat lelah agar kembali segar, merokok dengan +1 pak /hari.
 Pola pikir dan emosi
Keluarga dapat menerima keadan ekonomi yang sedang dialami
sebagai tuntutan untuk bekerja lebih giat.

4) Riwayat kesehatan keluarga asal kedua orang tua


Ayah Tn. J memiliki penyakit asam urat
Ibu Ny. A memiliki penyakit Gula darah dan Tekanan darah tinggi

c) Data lingkungan

1) Karakteristik rumah
 Konstruksi rumah permanen.
 Jumlah kamar 1, ukuran 2x3 m2.
 R. tamu dengan R. Jahit jadi satu dengan ukuran 4x5 m2.
 Ventilasi angin-angin pada kamar tidak dapat memenuhi sirkulasi
udara, pintu pada R. Tamu saat siang selalu dibuka sebagai ventilasi
 Pencahayaan pada kamar redup.
 Penerangan menggunakan listrik.
 Lantai rumah keramik, kondisi kering berdedu.
 Sumber air bersih menggunakan sumur.
 Tidak memiliki tempat sampah dipilah sehingga semua dijadikan satu.
 Saluran air limbah langsung ke tanah.
 Tempat mencuci tersedia 1 ember besar dengan sabun cuci dan alat
penggosok.
 Kamar mandi dan jamban numpang pada rumah saudara (rumah
belakang).
 Tidak memiliki dapur khusus yaitu dengan bekas kandang yang
terbuka setengah.
Denah: U
jalan

2
5m 1

Ket. Gambar:
3

3
1: R. Tamu
7m
2: Kamar tidur
5
3: Sumur
4 7m 4: Dapur
5: Tempat mencuci
6: Rumah kakak klien
7: Halaman rumah di paving
8 8: Penyimpanan kayu bakar
6 : Pintu

2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal


Lingkungan rumah Tn. J dihuni oleh penduduk yang bersifat homogen
(keturunan Jawa) dan mayoritas beragama Islam. Mayoritas penduduk
bekerja sebagai petani. Keadaan jalan depan rumah belum diaspal dengan
suasana pedesaan dan kegiatan bertetangga adalah hal yang biasa
dilakuakan oleh keluarga. Di timur utara rumah Tn. J terdapat lapangan
voley yang setiap sore digunakan untuk berkumpul para pemuda
lingkungan RT. 02. Hubungan dengan tetangga baik, dengan saling
berkunjung, membantu, menyapa dan menanyakan keadaan masing-
masing. Di sekitar rumah tidak pernah terjadi suatu peristiwa kejahatan
atau keonaran, misalnya saja tidak ada yang mabuk-mabukan atau
peristiwa yang yang meresahkan warga.

3) Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn. J tidak pernah berpindah dari tempat tinggal awal.

4) Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas


Ny. A mengikuti kumpulan Dasawisma dengan berkumpul 1 bulan sekali,
sedangkan Tn. J mengikuti yasinan rutin setiap hari minggu pukul 19.00.
Untuk keperluan sehari-hari keluarga biasa belanja ke toko di depan
rumah, sedangkan untuk belanja bulanan biasa pergi ke pasar. Saat ada
anggota keluarga tidak enak badan biasa dibawa pijat ke dukun pijat saat
saat sakit diperiksakan ke Puskesmas.

5) Sistem pendukung/jaringan sosial keluarga


An. R rutin tiap bulan diikutkan Posyandu Balita pada hari kamis minggu
pertama. Fasilitas kesehatan yang dimiliki keluarga antara lain minyak
telon, minyak tawon dan balsem. Keluarga tidak memiliki ASKES maupun
JPKM. Jika anggota keluarga ada yang sakit dibawa berobat ke
Puskesmas. Jarak Puskesmas + 400m dari rumah Tn. J.

d) Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga


Tn. J mengungkapkan bahwa semua hal yang berkaitan dengan
kepentingan keluarga harus dibicarakan. Dalam sehari-hari klien mengaku
tidak pernah bertengkar tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh
keluarga. Saat pengkajian, Tn J terlihat lebih pasif dan sulit untuk
memberikan feed back pesan-pesan yang disampaikan oleh istri.
Komunikasi suami istri biasa dilakukan saat An. R sudah tidur malam hari,
saat santai atau mau berangkat tidur. Tn. J dan Ny. A terkadang
membicarakan rencana masa depan misalnya saja rencana punya anak dan
bagaimana mengatur keuangan. An. R setiap hari selalu bersama dengan
ibunya dan sore hari biasa bersama dengan Tn. J diajak bermain, bercanda
atau jalan-jalan mengelilingi lingkungan sekitar. Yang merupakan
kesepakantan yang dilakukan oleh keluarga.

2) Struktur kekuasaan keluarga


Dalam keluarga yang memiliki pengaruh adalah suami. Semua pemikiran
atau masalah dalam keluarga Tn. J selalu diselesaikan secara musyawarah,
dengan memberitahukan pokok permasalah yang sedang dipikirkan salah
satu anggota keluarga dan dibicarakan rencana solusi dari tiap masalah
yang dihadapi. Menurut keluarga, keputusan yang terjadi dapat diterima
tanpa ada rasa kecewa.

3) Struktur peran keluarga


Tn. J sebagai suami dan pencari nafkah bagi keluarga, tetapi setelah
pulang dari bekerja biasa bergantian dengan Ny. A untuk merawat An. R.
Ny. A Setiap hari mengurus kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti
memasak, mancuci dan merawat An. R.

4) Nilai / norma keluarga


Oleh keluarga mulai dibelajarkan menggunakan alas kaki saat keluar
rumah dan An R mampu meminta untuk dipakaikan sandal saat keluar dari
rumah, An R dibiasakan untuk mengatakan jika merasa BAK/BAB
sehingga saat terasa BAK dibiasakan dibantu (istilah Jawa ditatur).
Kebiasaan cuci tangan sebelum dan setelah makan. Untuk pengalihan
perhatian mencoret-coret dinding diberikan kertas dan papan. An. R rutin
diikutkan Posyandu balita, Ibu mengatakan senang saat diikutkan
Posyandu sebab dapat bermain dengan banyak teman. Keluarga telah
menerapkan nilai-nilai kesehatan seperti mencuci tangan sebelum makan
dan jika kotor mandi 3 x/hari (suami), mandi 2 x/hari (istri), gosok gigi 2
x/hari. Ruang tamu dan keluarga dijadikan satu dan diberikan kasur untuk
bermain An. R. Saat mengasuh, bekerja, bersantai Tn. J biasa dengan
menghisap rokok. Harapan keluarga memiliki anak lagi, minimal 2 anak.

e) Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif
 Keluarga Tn. J selalu berpamitan saat keluar dari rumah atau saat
bekerja. Cemas menunggu suami/ayah sering dirasakan keluarga saat
suami/ayah bekerja, biasanya Ibu/Istri mengajak An. R atau An. R
mengajak ke sawah mencari ayahnya. Biasa sore hari hingga waktu
selesai Tn J bekerja.
 Saat an. R main air ditunggui oleh Tn. J dan tidak dilarang, diajak
melihat sesuatu atau mengalihkan perhatiannya dari air dengan benda-
benda lain.
 Diajarkan berbicara memanggil ayah, ibu dan meminta, spt “mik, aem,
ngaung, bpak, buk”.
 Mulai dikenalkan kertas atau papan untuk mencoret-coret, gambar-
gambar binatang.
 An. R biasanya minta makan tanpa dibantu, diberikan sendok dan
piring beserta nasi dan lauknya walau tumpah-tumpah.
 Mengajak berjoget-joget ketika mendengar lagu.
 An R dibiasakan memberitahu saat terasa BAB/BAK.
 Selama pengkajian belum terlihat pemeberian umpan balik dan
penghargaan yang diberikan kepada anak jika bisa melakukan sesuatu.

2) Fungsi ekonomi
Sumber pendapatan utama keluarga dari Tn. J yang bekerja sebagai tani.
Pendapatan per bulan + Rp. 350.000,-. Pengaturan keuangan dilakukan
oleh istri, dalam pengeluaran rumah tangga kadang mengalami defisit dan
istri meminjam uang pada kumpulan Dasawisma. Belanja biasa dilakukan
sebulan sekali untuk bahan yang tidak sekali pakai, sayur dan lauk biasa
beli setiap hari, beras miliknya sendiri. Keluarga tidak pernah memiliki
tabungan setiap bulannya. Tidak mengikuti jaminan kesehatan.

3) Fungsi reproduktif
Keluarga Tn. J masih memiliki 1 anak laki-laki, harapannya memiliki anak
minimal 2, KB mandiri (tanggalan atau senggama terputus). Siklus haid
teratur 30-32 hari, lama + 5 hari, tidak ada nyeri haid. Keluarga tidak
memakai alat kontarsepsi karena berkeinginan untuk memiliki keturunan
lagi sebelum istri mencapai usia 40 tahun.

4) Fungsi sosialisasi
 Ibu/anak biasa mengajak pergi ke tetangga untuk bermain, biasa ke
rumah depan, rumah depan posyandu, dan setiap rumah yang memiliki
anak balita atau biasa diajak ke sawah oleh ibu.
 Teman sebaya An. R banyak (+ 15 anak) dan sedikit yang lebih tua (+
3 anak).
 An. R lebih senang bermain di luar rumah dan diikuti ibunya.
 Biasa bermain antar pukul 08.00-10.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB.
 Setiap bulan kamis minggu pertama rutin ke Posyandu Balita untuk
pemeriksaan dan senang bermain dengan balita yang lain.

5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

 Kemampuan mengenal masalah kesehatan keluarga


Ibu mengatakan tumbuh adalah bertambah besar dan banyak, dan
berkembang adalah lebih pintar.
Agar tumbuh dan berkembang dengan baik ibu menberikan gizi pada
anak yang baik.
Menurut ibu KB adalah alat agar tidak terjadi anak.
Jenis KB menurut ibu adalah suntik, pil, susuk, spiral.

 Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan


keluarga rawan / resiko tinggi
Keluarga memberikan mainan-mainan (bola, bongkar pasang, gambar
hewan) dan papan untuk menulis, agar An. R tidak mencoret-coret
tembok.
An. R diasuh oleh Ayah saat pagi dan Ibu saat sore hingga malam.
An. R mulai dikenalkan susu selain ASI.
Ikut Posyandu balita tiap bulan rutin.
Imunisasi yang di dapat An. R sudah lengkap.

 Kemampuan merawat anggota keluarga rawan / resiko tinggi


An. Rian sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
Menurut Ny. Ani makanan setiap hari harus bergizi sesuai kemampuan
harus ada lauk dan mulai diberikan susu selain ASI pada An. R. Makan
3x/hari meliputi nasi, lauk dan sayur.
Diajarkan berbicara memanggil ayah, ibu dan meminta, spt “mik, aem,
ngaung, bpak, buk”.
Mulai dikenalkan kertas atau papan untuk mencoret-coret, gambar-
gambar binatang.
An. R biasanya minta makan tanpa dibantu, diberikan sendok dan
piring beserta nasi dan lauknya walau tumpah-tumpah.
Mengajak berjoget-joget ketika mendengar lagu.
An R dibiasakan memberitahu saat terasa BAB/BAK.

 Kemampuan keluarga rawan / resiko tinggi memelihara / memodifikasi


lingkungan rumah yang sehat
Karena memiliki anak, Tn. J meletakkan kasur di depan TV untuk
tempat bermain anaknya. Seselasi bermain, An. R diajari untuk
merapikan kembali mainannya. Alat-alat yang membahayakan di taruh
di atas almari (alat pertukangan).

 Kemampuan keluarga rawan / resiko tinggi menggunakan fasilitas


pelayanan kesehatan
Saat keluarga ada yang sakit sakit biasanya di bawa ke Puskesmas agar
mendapat pengobatan, belum pernah diberikan obat sendiri.

f) Stres dan koping

1) Stresor jangka pendek dan panjang


 Keluarga mencemaskan kebutuhan setiap hari. Pendapatan keluarga
hanya dari Tn. J sebagai tani dan keluarga masih tinggal dalm satu
pekarangan dengan kakak dari istri.
 Keluarga tidak tahu dalam memfasilitasi perkembangan anak.

2) Kemampuan keluarga dalam brespon terhadap stresor


 Dengan pendapatan bulanan, keluarga tetap berusaha agar
kebutuhannya cukup suami bekerja lebih giat dan istri mencari
pendapatan tambahan.
 Ibu mengatakan mengikuti perubahan yang terjadi pada An. R, jika
minta sesuatu atau melakukan sesuatu baru diberikan

3) Strategi koping yang digunakan


Dalam bekerja sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi, keluarga
selalu berdo’a.

4) Strategi adaptasi disfungsional


Saat jengkel biasanya Tn. J hanya diam saja dan tidak berespon terhadap
lingkungannya.
g) Pemeriksaan kesehatan angota keluarga

Suami Istri Anak


TB: 169 cm TB: 152 cm TB: 77 cm
BB: 55 kg BB: 48 kg BB: 13 kg
TD: 120/80 mmHg TD: 110/80 mmHg KMS: imunisasi lengkap,
N: 70x/mt N: 80x/mt garis hijau, rutin tiap
bulan.
DDTK: hasil M /
meragukan (kuesioner
terlampir)

h) Harapan Keluarga

1. Ekonomi keluarga lebih mapan


2. Dapat memiliki rumah sendiri
3. Memiliki fasilitas hidup sendiri yang cukup
4. Sekeluarga tetap sehat
5. Mendapatkan momongan lagi
B. Analisa data

NO. Data Masalah Penyebab


1. S: Potensial -
 Keluarga menggunakan teknik KB peningkatan
tanggalan dan senggama terputus kesehatan reproduksi
 Siklus haid Ny. A 30-32 hari, lama keluarga dalam
+ 5 hari konsep Keluarga
 Menurut ibu KB adalah alat agar Berencana
tidak terjadi anak.
 Jenis KB adalah pil, suntik, susuk,
spiral.
 Harapan keluarga memiliki
minimal satu anak lagi

O:
 Usia ibu 38 tahun
 Usia ayah 34 tahun
 Memiliki seorang anak laki-laki
usia 2 tahun

2. S: Resiko gangguan Kurangnya


 Membelajarkan pada anak pemeliharan stimulasi
menggunakan las kaki kesehatan perkembangan
 Memberikan papan untuk menulis anak oleh
 Rutin mengikuti Posyandu Balita, keluarga
setiap kamis minggu pertama
 Membiasakan memberitahu ortu
jika tersa BAK/BAB
 Megenalkan suara hewan seperti
kucing “ngaung”
 Mengajarkan memanggil “bpak,
buk”

O:
 Mainan anak (bola, mobil,
bongkar pasang)
 Coretan-coretan pada tembok
 Kasur di R. Tamu depan TV
 KMS: imunisasi lengkap, garis
hijau
 DDTK: M /meragukan
 TB: 77 cm
 BB: 13 cm
C. Perumusan diagnosa keperawatan

(teknik Skoring terlampir)

NO. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko gangguan pemeliharan kesehatan b/d kuranggya stimulasi
perkembangan anak oleh keluarga
2. Potensial peningkatan kesehatan reproduksi keluarga dalam konsep

Keluarga Berencana
D. Rencana implementasi keperewatan keluarga

a) DX: Resiko gangguan pemeliharan kesehatan b/d kuranggya stimulasi perkembangan anak oleh keluarga

Tujuan Kriteria Standar hasil Intervensi Keperawatan


Setelah dilakukan Pengetahuan A.Keluarga dapat menjelaskan: 1. Lakukan BHSP dengan keluarga
tindakan keperawatan satu keluarga tentang  Pengertian stimulasi 2. Kaji pengetahuan keluarga tentang stimulasi
kali kunjungan rumah, stimulasi perkembangan anak perkembangan anak
diharapkan keluarga perkembangan  Tujuan stimulasi 3. Berikan dorongan keluarga tentang stimulasi
mampu memahami dan anak usia 2-3 tahun perkembangan anak perkembangan anak
melaksanakan stimulasi  Waktu pemberian stimulasi 4. Diskusikan dengan keluarga tentang
perkembangan anak usia perkembangan yang tepat stimulasi perkembangan anak, meliputi:
2-3 tahun  Manfaat stimulasi  Pengertian
perkembangan anak  Waktu memantau perkembangan
 Kemampuan anak usia 2-3  Periode kritis
tahun  Manfaat
 Jenis stimulasi  Kemampuan anak usia 2-3 tahun
perkembangan anak usia 2-  Jenis alat permainan edukatif anak usia
3 tahun 2-3 tahun
 Jenis alat permainan (SAP Terlampir)
edukatif anak usia 2-3 tahun 5. Akibat jika perkembangan tidak terstimulas
6. Ajukan pertanyaan terbuka mengenai topik
perkembangan anak
7. Evaluasi dan berikan pujian bila keluarga
dapat menjelaskan tentang stimulasi
perkembangan anak
Psikomotor
B.Keluarga mampu: 1. Motivasi keluarga untuk melakukan
 Memilih alat permainan stimulasi perkembangan anak usis 2-3
edukatif stimulasi anak usia tahun
2-3 tahun 2. Ajarkan pada keluarga stimulasi
 Melaksanakan jenis perkembangan anak usis 2-3 tahun,
stimulasi perkembangan meliputi:
anak usia 2-3 tahun  Pengertian
 Menilai kemampuan anak  Tujuan
usia 2-3 tahun  Prinsip
 Jenis stimulasi perkembangan anak usia
2-3 tahun anak
(SAP Terlampir)
3. Evaluasi dan berikan pujian bila keluarga
dapat melaksanakan tentang stimulasi
perkembangan anak usia 2-3 tahun

b) DX: Potensial peningkatan kesehatan reproduksi keluarga dalam konsep Keluarga Berencana

Tujuan Kriteria Standar hasil Intervensi Keperawatan


Setelah dilakukan Pengetahuan A.Keluarga dapat menjelaskan : 1. Lakukan BHSP dengan keluarga
tindakan keperawatan satu keluarga tentang  pengertian Kesehatan 2. Kaji pengetahuan keluarga tentang
kali kunjungan rumah, Kesehatan reproduksi kesehatan reproduksi
diharapkan keluarga reproduksi  tujuan kesehatan 3. Memberikan dorongan keluarga tentang
mampu memahami meningkat reproduksi kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi  fungsi organ reproduksi 4. Diskusikan dengan keluarga tentang
dalam konsep Keluarga laki-laki dan wanita kesehatan reproduksi, meliputi:
Berencana  siklus haid wanita  pengertian

 wanita usia subur dan  tujuan


beresiko  fungsi organ reproduksi
 siklus haid
 wanita usia subur dan beresiko
5. Ajukan pertanyaan terbuka mengenai topik
kesehatan reproduksi
6. Evaluasi dan berikan pujian bila keluarga
dapat menjelaskan tentang kesehatan
reproduksi
Sikap keluarga B.Keluarga dapat mengambil 1. Memberikan motivasi keluarga tentang
tentang Keluarga keputusan yang tepat dalam Keluarga Berencana
Berencana positif melaksanakan Keluarga 2. Bantu keluarga mengenal masalah-masalah
Berencana Keluarga Berencana yang terjadi
3. Bantu keluarga menetapkan masalah
Keluarga Berencana yang terjadi
4. Bantu keluarga membuat rencana solusi
tentang Keluarga Berencana, meliputi:
 Pemeriksaan kesehatan suami, Istri ke
spesialis kandungan
 Persiapan fisik, mental dan ekonomi
 Anak yang sesuai dengan harapan
5. Bantu keluarga dalam penetapan waktu
melaksanakan rencana solusi
6. Berikan penguatan jika keluarga dapat
mengambil keputusan
7. Berikan kesimpulan tentang keputusan
yang telah disepakati oleh keluarga
E. Implementasi keperawatan

a) DX: Resiko gangguan pemeliharan kesehatan b/d kuranggya stimulasi perkembangan anak oleh keluarga

Hari, tanggal Waktu Tindakan


Minggu, 15 09.00 1. Melakukan BHSP dengan keluarga
Juni 2008 2. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang stimulasi perkembangan anak
3. Memberikan dorongan keluarga tentang stimulasi perkembangan anak
4. mendiskusikan dengan keluarga tentang stimulasi perkembangan anak, meliputi:
 Pengertian
 Waktu memantau perkembangan
 Periode kritis
 Manfaat
 Kemampuan anak usia 2-3 tahun
 Jenis alat permainan edukatif anak usia 2-3 tahun
 Akibat jika perkembangan tidak terstimulasi
5. Mengajukan pertanyaan terbuka mengenai topik stimulasi perkembangan anak
6. Mengevaluasi dan berikan pujian bila keluarga dapat menjelaskan tentang
perkembangan anak usia 2-3 tahun
7. Mengajarkan pada keluarga stimulasi perkembangan anak usis 2-3 tahun, meliputi:
 Pengertian
 Tujuan
 Prinsip
 Jenis stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun
8. Memotivasi keluarga untuk melakukan stimulasi perkembangan anak usis 2-3 tahun
9. Mengevaluasi dan berikan pujian bila keluarga dapat melaksanakan stimulasi
perkembangan anak usia 2-3 tahun
F. Evaluasi

a) DX: Resiko gangguan pemeliharan kesehatan b/d kuranggya stimulasi perkembangan anak oleh keluarga

Hari, tanggal Waktu Evaluasi


Minggu, 15 10.00 S : Keluarga mengatakan setelah mendapatkan penyuluhan paham tentang Perkembangan
Juni 2008 anak dan stimulasi yang harus diberikan pada anak usia 2-3 tahun.
O:
 Keluarga memperhatikan saat diberi penyuluhan
 Keluarga kooperatif ditunjukkan dengan keluarga banyak bertanya mengenai
Perkembangandan stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun
 Keluarga dapat menjawab pertanyaan perawat dengan bahasanya sendiri
 Keluarga membaca leaflet yang diberikan
 Keluarga dapat memilih permainan dan memberikan stimulasi pada An. R
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan keluarga, evaluasi pada kunjungan ulang
TEKNIK SKORING
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Keluarga:
Potensial peningkatan kesehatan reproduksi keluarga dalam konsep Keluarga
Berencana
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
1. Sifat masalah (bobot 1) 1/3 X 1 = Keluarga memakai teknik KB
Skala: 1/3 kalender dan senggama
3 = aktual terputus
2 = resiko
1 = keadan sejahtera

2. Kemungkinan masalah dapat 2/2 X 2 = 2 Keluarga Tn J mengatakan


diubah (bobot 2) memiliki waktu dan tenaga
2 = mudah yang dapat digunakan untuk
1 = sebagian berdiskusi
0 = tidak dapat

3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 X 1 = Tn. J belum memikirkan


(bobot 1) 2/3 rencana yang akan
3 = tinggi dialakukan oleh keluarga
2 = cukup
1 = rendah

4. Menonjolnya masalah (bobot 1) ½X1=½ Keluarga mengatakan


2 = berat, segera ditangani masalah kesehatan reproduksi
1 = tidak perlu segera ditangani ini dirasakan oleh keluarga,
0 = tidak dirasakan tapi menurut keluarga bukan
masalah yang berat
TOTAL SKORE 3½
TEKNIK SKORING
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Keluarga:
Resiko gangguan pemeliharan kesehatan b/d kuranggya stimulasi perkembangan
anak oleh keluarga
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
1. Sifat masalah (bobot 1) 2/3 X 1 =
Skala: 2/3
3 = aktual
2 = resiko
1 = keadan sejahtera

2. Kemungkinan masalah dapat ½X2=


diubah (bobot 2) 1
2 = mudah
1 = sebagian
0 = tidak dapat

3. Potensi masalah untuk dicegah 3/3 X 1 =


(bobot 1) 1
3 = tinggi
2 = cukup
1 = rendah

4. Menonjolnya masalah (bobot 1) 2/2 X 1 =


2 = berat, segera ditangani 1
1 = tidak perlu segera ditangani
0 = tidak dirasakan

TOTAL SKORE 3 2/3


SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

1. Identifikasi Masalah Kesehatan


Keluarga Tn. J memiliki anak pertama denganusia 2 tahun dengan keluarga
kurang mengerti tentang perkembangan an stimulasi perkembangan anak usia
2-3 tahun.pada waktu dilakuakan pengkajian pada tanggal 5 Juni 2008 tentang
masalah tumbuh kembang anak, keluarga hanya mampu menjelaskan
pertumbuhan anak.
2. Diagnosa Edukatif
Resiko gangguan pemeliharan kesehatan b/d kuranggya stimulasi
perkembangan anak oleh keluarga.
3. Prioritas Masalah Edukatif
a) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perkembangan anak usia 2-3
tahun.
b) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang stimulasi perkembangan anak
usia 2-3 tahun.
4. Sasaran HE
Keluarga Tn. J yang memiliki anak usia 2 tahun di RT 2 RW 1 Lingkungan
Satriyan Kelurahan Satriyan.
5. Topik / Pokok Bahasan
Perkembangan dan stimulasi Perkembangan anak usia 2-3 tahun.
6. Tujuan Edukatif
a) Tujuan Umum
Setelah mendapatkan HE tentang perkembangan anak usia 2-3 tahun,
keluarga mampu memahami dan melaksanakan stimulasi perkembangan
anak usia 2-3 tahun.
b) Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan HE keluarga / kaluarga mampu:
1) Menjelaskan:
 Pengertian stimulasi perkembangan anak
 Tujuan stimulasi perkembangan anak
 Waktu pemberian stimulasi perkembangan yang tepat
 Manfaat stimulasi perkembangan anak
 Kemampuan anak usia 2-3 tahun
 Jenis stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun
 Jenis alat permainan edukatif anak usia 2-3 tahun
2) Melaksanakan:
 Memilih alat permainan edukatif stimulasi anak usia 2-3 tahun
 Melaksanakan jenis stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun
 Menilai kemampuan anak usia 2-3 tahun
7. Materi Belajar
a) Lingkup bahasan materi Perkembangan anak usia 2-3 tahun, meliputi:
 Pengertian
 Waktu memanatu perkembangan
 Periode kritis
 Manfaat
 Kemampuan anak usia 2-3 tahun
 Jenis alat permainan edukatif anak usia 2-3 tahun
b) Lingkup bahasan materi Stimulasi Perkembangan anak usia 2-3 tahun,
meliputi:
 Pengertian
 Tujuan
 Prinsip
 Jenis stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun
(lembar materi terlampir)
8. Metode Belajar
Menggunakan pendekatan Group Teaching Method, dengan teknik:
a) Ceramah, tanya jawab,
b) Diskusi
9. Sarana Belajar
Sarana belajar meliputi:
a) Alat bantu/ peraga:
 Leaflet Perkembangan Anak Usia 2-3 tahun
 Leaflet Stimulasi Perkembangan Anak Usia 2-3 tahun
(leaflet terlampir)
b) Fasilitas penunjang:
Alat tulis
Tempat/ ruangan beserta perlengkapan lainnya

10. Rencana Tindakan


a) Mengadakan kontrak langsung dengan keluarga Tn. J mengenai waktu
dan tempat.
b) Pelaksanaan pembelajaran masalah Perkembangan dan Stimulasi
Perkembangan anak usia 2-3 tahun.
Kontrak waktu : pukul 9.30 – 10.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. J, RT/RW 02/01 Link. Satriyan Kel.
Satriyan, Kec. Kanigoro Kab. Blitar.
Hari / Tanggal : Minggu, 15 Juni 2008
Alokasi waktu Materi Kegiatan
5 menit Pembukaan  Perkenalan dan pembagian leaflet
 Tujuan pendidikan kesehatan
15 menit Isi pembelajaran :  Menjelaskan materi pembelajaran
a. ceramah tentang Perkembangan dan Stimulasi
b. tanya jawab Perkembangan anak usia 2-3 tahun
10 menit Penutup  Melakukan evaluasi

11. Rencana Evaluasi Belajar


Evaluasi dilaksanakan pada akhir pemelajaran dengan melakukan tanya jawab
kepada keluarga tentang materi yang diberikan, meliputi:
a) Perkembangan anak usia 2-3 tahun, meliputi:
 Jelaskan pengertian perkembangan anak!
 Jelaskan waktu memantau perkembangan anak!
 Jelaskan maksud periode kritis pada anak!
 Jelaskan akibat tidak terpenuhi stimulasi perkembangannya!
 Jelaskan kemampuan anak usia 2-3 tahun!
 Sebutkan jenis alat permainan edukatif anak usia 2-3 tahun!
b) Stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun, meliputi:
 Jelaskan pengertian stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun!
 Jelaskan tujuan stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun!
 Jelaskan prinsip stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun!
 Berikan contoh stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun!
LEMBAR MATERI
PEKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

A. Apa perkembangan anak itu?


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan disini
meliputi perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan.

B. Kapan anak harus di pantau perkembangannya?


Pada saat periode kritis yang mana merupakan sebuah kurun waktu dalam
pertumbuhan otak anak, apabila didapatkan gangguan maka akan berakibat
anak mengalami kelainan perkembangan yang permanen dan sulit
disembuhkan.

C. Kapan Periode Kritis anak?

Perkembangan Usia
Kemampuan penglihatan 0 - 5 tahun
Kontrol emosi 6 bln - 5 tahun
Kemampuan berespon dan kebiasaan 3 bln - 5 tahun
Kemampuan bersosialisasi 3 th - 7 tahun
Berbicara 6 bln - 7 tahun
Mengenal simbol 15 baln - 5 th
Pengukuran jumlah 4 th - 7 tahun

D. Apa keterampilan yang harus dicapai pada usia 2 sampai 3 tahun oleh
anak?

a. Gerakan kasar
Kriteria :
Lari tanpa jatuh
Lompat ditempat, kedua kaki jatuh bersamaan
berdiri pada satu kaki
Berjingkat di atas jari-jari kaki
Menendang bola
b. Gerakan halus
Kriteria :
Mengatur/ merangkai benda-benda
Membalik halaman buku satu per satu
Memegang alat (tulis, gambar)
Menggunakan satu tangan secara tetap, dalam hampir semua kegiatan
Meniru garis lurus dan lingkaran
Menggambar bentuk-bentuk
Meremas-remas, menggulung tanah liat

c. Kemampuan mengerti isyarat / pembicaraan ( komunikasi pasif )


Kriteria :
Menunjuk gambar dan benda yang umum / sudah dikenal kalau benda tersebut
disebutkan
Dapat mengenal benda kalau diberitahukan kegunaannya
Mengerti untuk pertanyaan apa dan dimana
Mengerti kata larangan seperti tidak, bukan, tidak dapat, jangan
Senang mendengarkan cerita sederhana, dan minta diceritakan lagi

d. Kemampuan mengerti isyarat / pembicaraan ( komunikasi aktif )


Kriteria :
Membuat kalimat dua kata
Menyebutkan nama
Menggunakan kata tanya apa dan dimana
Membuat kalimat sangkal
Menunjukkan kekesalan/kejengkelan, karena tidak dimengerti

e. Kemampuan Kecerdasan
Kriteria :
Bereaksi thd perintah sederhana
Melihat-lihat buku gambar
Memasangkan berbagai benda yang dikenal dan berarti baginya
Menyusun benda berdasarkan urutan ukuran
Mengenal diri sendiri melalui cermin
Dapat menyebut nama sendiri
Dapat mengatakan dengan singkat mengenal apa yang sedang dikerjakannnya
Meniru perbuatan orang dewasa

f. Menolong diri sendiri


Kriteria :
Menggunakan sendok meskipun masih tumpah sedikit
Mengambil minuman dari kendi, ceret, tanpa dibantu
Membuka pintu dengan memutar pegangan pintu
Membuka baju dengan dibantu
Mencuci dan mengeringkan tangan dengan dibantu

g. Kemampuan bergaul
Kriteria :
Bermain dengan anak – anak lain
Mengamati anak – anak lain, bergabung sebentar dalam permainan mereka
Membela barang miliknya sendiri
Memulai bermain dengan membuat rumah – rumahan
Secara simbolis menggunakan benda dan dirinya sendiri dalam permainan
Ikut serta dalam kelompok yang sederhana (misalnya bernyanyi, bertepuk
tangan)
Mengetahui identitas jenis kelamin

h. Apa saja APE (Alat permainan Edukatif) Anak usia 2-3 tahun?
Benda yang bisa ditarik ( cnth mobil-mobilan)
Bola dengan berbagai ukuran
Bongkar pasang
Mainan yang dapat digunakan saat mandi
Buku bergambar
Alat tulis / alat coret-mencoret
Keping-keping warna-warni untuk dicocokkan
Boneka
Peralatan makan

i. Bagaimana akibat yang timbul jka tidak terpenuhi stimulasi


perkembangan?
Akibat yang timbul adalah perkembangan anak lebih lambat daripada anak
yang terpenuhi stimulasi perkembangannya.
LEMBAR MATERI
STIMULASI PEKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

A. Pengertian stimulasi perkembangan


Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar
individu anak.

B. Tujuan stimulasi perkembangan


Membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai
dengan yang diharapkan.

C. Prinsip stimulasi perkembangan


 Stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih dan sayang, bermain dengan
anak, berbahagia bersama.
 Stimulasi dilakukan bertahap, berkelanjutan dan mencakup kemampuan
bergaul dan mandiri, kemampuan berbicara, bahasa dan kecerdasan,
kemampuan gerak kasar dan kemampuan gerak halus.
 Stimulasi dilakukan dengan wajar tanpa paksaan atau hukuman atau marah
bila anak tidak dapat melakukannya dan memberikan pujian bila anak
berhasil.
 Stimulasi dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan mudah didapat.

D. Jenis stimulasi yang harus diberikan untuk anak usia 2-3 tahun
Gerakan Kasar
Lari tanpa jatuh,
Anak diajak berlari di atas rumput
Lompat ditempat, kedua kaki jatuh bersamaan
Latihlah anak untuk lompat di temapat dengan kedua kaki jatuh bersamaan.
Berdiri pada satu kaki
Menyuruh anak berpegangan pada kursi atau meja dengan satu kakinya
diangkat.
Berjingkat di atas jari-jari kaki
Berikan contoh pada anak untuk berdiri di tempat lalu dicoba berjalan
berjingkat dengan tangan dipegang dulu.

Gerakan halus
Mengatur/ merangkai benda-benda
Mengajak anak mengatur manik - manik
Membalik halaman buku satu per satu
Menyuruh anak menirukan ibu untuk membolak-balikkan halaman buku.
Memegang alat (tulis, gambar)
Membantu anak memegang alat tulis / gambar yang benar.
Menggunakan satu tangan secara tetap, dalam hampir semua kegiatan
Melatih anak untuk melempar, menangkap mainan dengan satu tangan.
Meniru garis lurus dan lingkaran
Memberikan contoh gambar lingkaran
Menggambar bentuk-bentuk
Anak disuruh menggambar dengan diberi beberapa contoh.
Meremas-remas, menggulung tanah liat
Anak diberi contoh membentuk bulatan dari tanah liat dengan
menggunakan telapak tangan kiri dan kanan.

Kemampuan mengerti isyarat / pembicaraan ( komunikasi pasif )


Menunjuk gambar dan benda yang umum / sudah dikenal kalau benda
tersebut disebutkan
Berikan anak buku bergambar atau majalah
Dapat mengenal benda kalau diberitahukan kegunaannya
Kenalkan benda-benda yang ada di sekitar pada anak.
Mengerti untuk pertanyaan apa dan dimana
Ajak anak bercakap-cakap dengan mengajukan pertanyaan yang
mengandung perkataan apa dan dimana.
Mengerti kata larangan seperti tidak, bukan, tidak dapat, jangan
Perkenalkan pada anak kata-kata larangan yang diiringi isyarat atau gerak.
Senang mendengarkan cerita sederhana, dan minta diceritakan lagi
Berikan cerita yang menarik pada anak

Kemampuan mengungkapkan kata – kata/ isyarat ( komunikasi aktif )


Membuat kalimat dua kata
Rangsang dan latihlah anak mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua
kata,misal: minum susu
Menyebutkan nama
Berikan pertanyaan pada anak, misal : siapa yang duduk itu ?
Menggunakan kata tanya apa dan dimana
Merangsang anak agar berani bertanya tentang hal-hal disekitarnya.
Membuat kalimat sangkal
Menyuruh anak untuk membuka tutup kaleng yang sulit dibuka.
Menunjukkan kekesalan/kejengkelan, karena tidak dimengerti
Tidak segera membantu anak atau memenuhi permintaan yang jelas.

Kemampuan kecerdasan
Bereaksi terhadap perintah sederhana
Menyuruh anak untuk mengambilkan sepatu ayahnya.
Melihat-lihat buku gambar
Menanyakan pada anak tentang gambar apa yang ada di buku
Memasangkan berbagai benda yang dikenal dan berarti baginya
Menunjukkan pada anak benda sesuai pasangannya, seperti sendok dengan
piring.
Menyusun benda berdasarkan urutan ukuran
Berikan mainan dengan bentuk dari kecil sampai besar dan menyuruh anak
untuk menyusunnya.
Mengenal diri sendiri melalui cermin
Ajaklah anak berdiri di depan cermin.
Dapat menyebut nama sendiri
Memanggil nama anak dan membiasakan agar anak untuk menyebutkan
namanya.
Dapat mengatakan dengan singkat mengenal apa yang sedang dikerjakannnya
Perkenalkan pada anak sesuatu yang ada di sekitarnya.

Kemampuan menolong diri – sendiri


Menggunakan sendok meskipun masih tumpah sedikit
Beri kesempatan pada anak untuk makan sendiri.
Mengambil minuman dari kendi, ceret, tanpa dibantu
Beri kesempatan untuk minum sendiri.
Membuka pintu dengan memutar pegangan pintu
Menyuruh anak membuka pintu sendiri.
Membuka baju dengan dibantu
Mengajari anak cara berpakaian
Mencuci dan mengeringkan tangan dengan dibantu
Berikan sepotong sabun untuk menggosok tangannya sendiri.

Kemampuan bergaul ( tingkah laku social )


Bermain dengan anak – anak lain
Beri kesempatan anak untuk bermain dengan temannya.
Mengamati anak – anak lain, bergabung sebentar dalam permainan mereka
Bawalah anak ke dekat kumpulan anak-anak lain.
Membela barang miliknya sendiri
Tunjukkan pada anak barang miliknya sendiri.
Memulai bermain dengan membuat rumah – rumahan
Membuat rumah-rumahan dari kotak kardus dan menyuruh anak
menirukannya.
Secara simbolis menggunakan benda dan dirinya sendiri dalam permainan
Mengajak anak bermain kereta-keretaan dari kursi yang dibalik
Ikut serta dalam kelompok yang sederhana (misalnya bernyanyi, bertepuk
tangan )
Ajak anak ke rumah temannya untuk bermain bersama
Mengetahui identitas jenis kelamin
Menanyakan pada anak apakah ia laki-laki atau perempuan.

Anda mungkin juga menyukai