Anda di halaman 1dari 19

4/5/2013

Ngudiyono

Kolom Pendek dengan Beban Eksentris :


(Kombinasi Beban Aksial Tekan dan Lentur)

Prinsip-prinsip pada balok mengenai distribusi


tegangan dan blok tegangan segi-empat ekivalen, juga
dapat diterapkan pada kolom

1. Penampang tetap rata sebelum dan sesudah lentur

2. Kurva tegangan-regangan baja diketahui


3. Kuat tarik dari beton diabaikan
4. Kurva tegangan-regangan beton, besar dan
distribusinya diketahui.

1
4/5/2013

a. Tulangan pada 2 sisi penampang Kolom :

Gambar Tegangan dan Gaya-gaya dalam pada Kolom


dengan tulangan 2 sisi

Keseimbangan internal penampang : ΣH = 0


...( 1.9 )
Pn = Cc + Cs − Ts
dimana :

Cc = 0,85.fc’.a.b Resultante tegangan beton tekan


Cs = As’.fs’ Resultante tegangan baja tulangan tekan
Ts = As.fs Resultante tegangan baja tulangan tarik
diperoleh :

s ...( 1.10 )
P = 0,85.f '.a.b + A' .f ' − A . f
n c s s s

2
4/5/2013

Kapasitas Momen Penampang ( Σ M terhadap pusat plastis )

+ As' .fs .( y − d )+ As . fs.(d −


' '
Mn = Pn.e = 0,85.fc'.a.b. y − a
y)
2
...( 1.11 )
dimana : y diukur dari serat tertekan ke pusat plastis (geometrik)
Untuk As = As’ , maka y = h/2.
dan '
c−d
f' =E .ε ' = 600. .≤f ...( 1.12 )
s s y
s
c
d−c ≤
s s s y

f =E .ε = 600.

f .

...( 1.13 )
c

Jenis-jenis Keruntuhan Kolom


Berdasarkan besarnya regangan pada baja tulangan
tarik,keruntuhan penampang kolom dapat dibedakan
atas :
1. Keruntuhan Tarik :
Keruntuhan kolom diawali dengan lelehnya baja tulangan tarik.
2. Keruntuhan seimbang (Balanced) :
Pada keruntuhan ini, lelehnya baja tulangan tarik bersamaan
dengan runtuhnya beton bagian tekan.
:
3. Keruntuhan Tekan :
Pada waktu runtuhnya kolom, beton pada bagian tekan runtuh
terlebih dahulu, sedangkan baja tulangan tarik belum leleh.

3
4/5/2013

Jika Pn adalah beban aksial nominal suatu kolom, dan P nb adalah


beban aksial nominal pada kondisi seimbang (balanced), maka :

Pn < Pnb : Tipe keruntuhan Tarik


Pn = Pnb : Tipe keruntuhan Seimbang
Pn > Pnb : Tipe keruntuhan Tekan
e > eb : Tipe keruntuhan Tarik

e = eb : Tipe keruntuhan Seimbang


e <eb : Tipe keruntuhan Tekan

a. Tipe Keruntuhan Seimbang (Balanced)


Kondisi keruntuhan seimbang (balanced) tercapai apabila baja
tulangan tarik mengalami regangan leleh (εs= εy), dan pada saat
itu pula beton mengalami regangan batasnya, εcu = 0,003.

Dari segitiga regangan yang sebangun, dapat diperoleh


persamaan tinggi garis netral pada kondisi seimbang (balanced),
cb yaitu :

cb = 0,003 ...( 1.14 )

d 0,003 + f y
E s

dengan nilai Es = 200.000 MPa, diperoleh :

4
4/5/2013

c = 600 .d ...( 1.15 )

b 600 + f
y
dan 600
ab = β1.cb = 600 + f .β1 .d ...( 1.16 )
y
Kapasitas Penampang :
y ...( 1.17 )
P = 0,85.f '.a .b + A' .f ' − A .f
nb c b s s s
dan

M = P .e = 0,85.f '.a .b. h −ab + A' .f '. h − + A .f . d − h


nb nb b
d'
c b s s s y

2 2 2 2
...( 1.18 )
9

CONTOH 1 :

50 Hitunglah beban pada kondisi balanced (seimbang)


3D22 (Pnb dan Mnb) dari suatu penampang kolom yang

500 mengalami beban aksial dan lentur pada gambar


3D22 berikut : fc’ = 25 MPa dan fy = 390 MPa
50
300 0,85.fc’

0,003 P
nb
Jawab :
As’.fy eb Luas tulangan tarik :
3D22 cb ab=β1.c 0,85.fc’.ab.b
d 2
A = 3D22 = 1140,40 mm
s
3D22
Luas tulangan tekan :
2
As.fy A ’ = 3D22 = 1140,40 mm
s
εs= εy

10

5
4/5/2013

Garis netral pada kondisi seimbang :


c = 600 .d = 600 .450 = 272,73mm
b
600 + f y 600 + 390
ab = 0,85. 272,73 = 231,82 mm
Tegangan pada tulangan tekan :

c−d'
f =E '
.ε '
= 600. . ≤f
s s s y
c
'
c−
f ' =E .ε '
=
d
c
600. .≤f

s s s y

'
272,73−50
= 600. = 490MPa; fs = fy = 390 MPa
272,73

11

Kapasitas Penampang pada kondisi seimbang :


= 0,85. f '.a .b + A' . f − A . f
y y
P
nb c b s s
= 0,85.25.231,82.300=1.477.852 N
= 1.477,85kN
' h ab ' h '
h
M
nb = P .e = 0,85.f .a .b. − + A .f
y . − d +A. f .d−

2
nb b c b s s y

2 2 2

=198.165.242+88.951.200+88951.200= 376067842 N
=376,07kNm

Eksentrisitas pada kondisi seimbang :


M 376,07kNm
eb = nb = = 0,2545 m = 254,5 mm

12

6
4/5/2013

b. Tipe Keruntuhan Tarik


Keruntuhan tarik terjadi dengan lelehnya baja tulangan tarik.
Eksentritas yang terjadi adalah : e > eb atau Pn < Pnb

Apabila tulangan tekan, As’ belum leleh, maka :


'
c−d
fs' = Es .ε s' = 600. .≤fy ...( 1.19 )
c
dan apabila baja tulangan tekan sudah leleh, dan As’ = As, maka :

Pn = 0,85.fc'.a.b + (As' .fy' − As .fy )


...( 1.20 )

P = 0,85.f '.a.b ...( 1.21 )

n c

13

Mn = 0,85. fc'.a .b. y − a + As' . fy'.( y − d' ) + As .fy .(d −


y)
2 ...( 1.22 )
h a + As
( ) ...( 1.23 )
' '
Mn = 0,85. fc .a .b. − . fy . d −
d
2 2
Oleh karena :

,maka: Mn = Pn. (h−a) + A .f d −d'


P
a= n
s y ( )
0,85.fc'.b 2 ...( 1.24 )
maka :

P .e = P . h−
P
n
/2
+A.f
(d − d '
...( 1.25 )
'
)
y

n n s

0,85. fc .b

14
7
4/5/2013

− Pn.(0,5h− e)− As . fy (d − d' ) = 0


Pn
...( 1.26 )
'
1,7. f c .b
1
2 ( 2.A . f . d d
) 2
' h h y
− '

Pn = 0,85fc b.d −e + −e + s
'
2 2 0,85. f c.b

...( 1.27 )

'
2
( )1
0,85f b.dh−2.e + h− 2.e + 2.A . f . d −d ' 2

Pn = y '
2 2
c
s

0,85. f . b
c

...( 1.28 )

15

Jika : ρ = As dan ρ '


=As' b.d , maka :
b.d
1
2 2
'

' h− 2.e h− 2.e d


n = 0,85f c + +

2.d 2.d d
P b.d 2.ρ.m. 1−

dimana : ...( 1.29)


f ...( 1.30 )
m= y
0,85. f '
c

16

8
4/5/2013

CONTOH 2 :
Hitunglah beban aksial nominal Pn untuk penampang pada
Contoh 1, apabila beban yang bekerja dengan eksentrisitas
e = 270 mm.
Jawab :
Dari contoh 1 diperoleh eb = 254,5 mm < e = 270 mm :
Keruntuhan yang terjadi diawali dengan lelehnya tulangan tarik
2

d
'

' 2
h− 2.e h− 2.e

Pn = 0,85fcb.d + −
2.d d
+ 2.ρ.m. 1

2.d

dimana : m= fy
0,85. fc'

17

c. Tipe Keruntuhan Tekan


Tipe keruntuhan tekan terjadi diawali dengan hancurnya beton
sedangkan baja tulangan tarik belum leleh. Eksentrisitas e lebih
kecil daripada eksentrisitas pada kondisi seimbang (balanced),
e<eb dan tegangan pada tulangan tariknya lebih kecil daripada
tegangan leleh (fs < fy).

Selain diperlukan persamaan dasar (1-10) dan (1–11), diperlukan


prosedur coba-coba dan penyesuaian serta adanya keserasian
regangan di seluruh bagian penampang.

Cara lain yang lebih praktis dapat dilakukan dengan menggunakan


solusi pendekatan dari Whitney.

18

9
4/5/2013

Persamaan Whitney
didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Tulangan diletakkan secara simetris pada suatu lapisan yang


sejajar dengan sumbu lentur penampang segi-empat.
2. Tulangan tekan sudah leleh.
3. Luas tekan beton yang tergantikan oleh tulangan tekan
diabaikan terhadap beton tertekan total
4.Untuk kontribusi Cc dari beton, tinggi blok tegangan ekivalen
dianggap sebesar 0,54.d.
5. Kurva interaksi dalam daerah tekan adalah garis lurus.

Persamaan Whitney, untuk kolom dengan keruntuhan tekan :


Pn = A' .f b.h. fc'
s y
e + 0,5
...( 1.31 )
(d − d ' ) + +

3.h.e 2 d 1,18

19

Diagram Interaksi P – M Kolom


Kapasitas penampang beton bertulang untuk menahan
kombinasi gaya aksial dan momen lentur dapat digambarkan
dalam suatu bentuk kurva interaksi antara kedua gaya
tersebut, disebut diagram interaksi P – M kolom.

Setiap titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi


kekuatan gaya nominal Pn (atau φ Pn) dan momen nominal
Mn (atau φ Mn) yang sesuai dengan lokasi sumbu netralnya.

Diagram interaksi ini: dapat dibagi menjadi dua daerah,


yaitu daerah yang ditentukan oleh keruntuhan tarik dan
daerah yang ditentukan oleh keruntuhan tekan, dengan
pembatasnya adalah titik seimbang (balanced).

20

10
4/5/2013

Gambar Diagram interaksi P-M dari suatu penampang kolom.

21

CONTOH 3 :
50
Dari soal contoh 1, buatlah diagram interaksi P-M
3D22
dari penampang kolom tersebut :
500
Mutu beton fc’ = 25 MPa dan mutu baja fy = 390 MPa
3D22
50 Jawab :
Po = 0,85.f c .(Ag − Ast ) + Ast . fy
'
300
=0,85.25.(300.500− 2280,8)+ 2280,8.390= 4.028.545 N

a. Kapasitas maksimum=4.028,5kN (Po) dari kolom : (kolom sentris)

22

11
4/5/2013

b. Kekuatan nominal maksimum penampang kolom :


untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat
Pn (max) = 0,80 Po = 0,80 x 4.028,5 = 3.222,8 kN
Eksentristas minimum : emin = 0,1 x 500 mm = 50 mm

c. Kuat Tekan Rencana Kolom : φPn


untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat :
φ Pn (max) = φ 0,80 Po = 0,65 x 3.222,8 kN = 2.094,8 kN
P = 0,85. f '.a .b + A' . f ' − A . f
d. Kapasitas Penampang pada Kondisi Seimbang (Balanced):
nbcb sssy

Mnb = Pnb.eb = 0,85. fc'.ab .b. y − ab + As'. fs'.( y − d' ) + As . fy .(d −


y)
2

23

y
P = 0,85. f '.a .b + A' . f ' − A . f
nb c b s s s

= 0,85.25.231,82.300=1.477.852 N
= 1.477,85kN

Mnb = Pnb.eb = 0,85.fc'.ab .b. y − ab + As'.fs'.( y − d' ) + As .fy.(d − y)


2

=198.165.242+88.951.200+88951.200= 376067842N
=376,07kNm
Eksentrisitas pada kondisi seimbang :
M 376,07kNm

eb = nb = = 0,2545 m = 254,5 mm

24

12
4/5/2013

φ.Pnb = 0,65 x 1.477,85kN = 960,6 kN


φ.Mnb = 0,65 x376,07kNm = 244,4 kNm
e. Kapasitas Penampang pada Kondisi Momen Murni : ( P = 0)
Kapasitas penampang dengan kondisi momen murni ditentukan
Dengan menganggap penampang balok dengan tulangan tunggal
A. f
M n =A.f . d − 0,59. s y
'
s y
.b
fc
1140,4.390 =184,6kNm
=1140,4.390. 450− 0,59. 25.3 00

φ.Mn = 0,80 x 184,6kNm = 147,68 kNm

25

Diagram Interaksi P - M
5000

4000
M n, P n
fPn, Pn

3000

2000
φ Mn, φ Pn
1000

Keruntuhan tekan
0
0 100 200 300 400
Keruntuhan tarik
fMn, Mn
Mn, Pn fMn, fPn

26

13
4/5/2013

Kolom Beton Bundar


Sebagaimana halnya dengan kolom segi-empat, pada kolom bundar
keseimbangan momen dan gaya yang sama digunakan untuk
mencari gaya tahanan nominal Pn untuk suatu eksentritas yang
diberikan. Persamaan keseimbangan tersebut serupa dengan
persamaan (1-10) dan (1-11), dengan perbedaan dalam hal :
Bentuk luas yang tertekan yang merupakan elemen lingkaran, dan
Tulangan-tulangan tidak dikelompokkan kedalam kelompok
tekan dan tarik sejajar.

Dengan demikian gaya dan tegangan pada masing-masing tulangan


harus ditinjau sendiri-sendiri. Luas dan titik berat segmen lingkaran
dihitung dengan menggunakan persamaan matematisnya. Apabila
tidak demikian, dapat digunakan persamaan dari Whitney sebagai
penyederhanaan.

27

Metoda Empiris untuk Analisis Kolom Bundar

Untuk penyederhanaan analisis kolom bundar dapat di-transformasikan


menjadi kolom segi-empat ekuivalen, seperti pada Gambar 1.5.

Ds

b
h Penampang ekivalen regangan tegangan

(a). Penampang kolom bundar (b). Penampang segi-empat ekuivalen

Gambar 1.5. Transformasi kolom segi-empat menjadi kolom


segi-empat ekuivalen

28

14
4/5/2013

Agar keruntuhannya berupa keruntuhan tekan, penampang segi-


empat ekuivalen harus mempunyai :

1. Tebal dalam arah lentur, sebesar 0,8.h, dimana h adalah


diameter luar lingkaran kolom bundar.

2. Lebar kolom segi-empat ekuivalen diperoleh sama dengan luas


bruto kolom bundar dibagi 0,8.h, jadi b = Ag/(0,8.h), dan

3. Luas tulangan total Ast ekuivalen di-distribusikan pada 2 lapis


tulangan yang sejajar masing-masing Ast/2, dengan jarak
antara lapisannya 2Ds/3 dalam arah lentur dimana Ds adalah
diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as.

29

Apabila dimensi kolom segi-empat ekuivalen telah diperoleh,


analisis dan disain dapat dilakukan seperti kolom segi-empat
aktual.

Persamaan untuk keruntuhan tarik dan keruntuhan tekan, dapat


juga dinyatakan dalam dimensi kolom bundar sebagai berikut :
a. Untuk keruntuhan Tarik :
' 2
0,85.e 2 0,85.e
ρg.m.Ds
n c
.h + −
h h
P = 0,85f − 0,38 − 0,38

2,5.h
b. Untuk keruntuhan Tekan : ...( 1.32 )
'
A .f y A .f
P = st
+ g c
n 3.e 9,6.h.e
+ 1,0
+ 1,18 ...( 1.33 )
D
s (0,8.h + 0,67.D ) 2
s

30

15
4/5/2013

dimana :
h ; diameter penampang kolom bundar
Ds ; diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as
e ; eksentrisitas terhadap pusat plastis penampang
ρg = Ast/Ag = luas tulangan bruto/luas beton bruto
m = fy/0,85.fc’

31

Kolom Pendek dengan Tulangan pada 4 sisi

Apabila kolom mempunyai tulangan pada ke-empat sisinya,


persamaan dasar (1-10) dan (1-11) harus disesuaikan dulu. Kontrol
keserasian tegangan harus tetap dipertahankan di seluruh
bagian penampang.

Cara coba-coba dan penyesuaian dilakukan dengan


menggunakan asumsi tinggi garis netral c, sehingga tinggi blok
tegangan a diketahui.

Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan ditentukan


dengan menggunakan distribusi regangan seperti Gambar. 1.6.

32

16
4/5/2013

Pn
Pn

Gambar Kolom dengan tulangan pada keempat sisinya,


(a).penampang melintang; (b). regangan ; (c). gaya-gaya yang
bekerja

33

Beberapa anggapan yang digunakan adalah :


Gsc : titik berat gaya tekan pada tulangan tekan
Gst : titik berat gaya tarik pada tulangan tarik
Fsc : resultan gaya tekan pada tulangan = Σ As’.fsc
Fst : resultan gaya tarik pada tulangan = Σ As.fst
Keseimbangan antara gaya-gaya dalam dengan momen dan gaya
luar harus terpenuhi, yaitu :
...( 1.33 )
P = 0,85. f '.a.b + F − F
n c sc st
a
h
Mn = 0,85. f c' .a.b. − + Fsc.ysc + Fst .yst ...( 1.34 )
2 2

34

17
4/5/2013

Cara coba-coba dengan penyesuaian diterapkan dengan


menggunakan suatu asumsi tinggi garis netral c.

Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan ditentukan


dengan menggunakan distribusi regangan seperti Gambar 1.6.
untuk menjamin terpenuhinya keserasian regangan.

Tegangan pada setiap lapis tulangan diperoleh dengan


menggunakan persamaan berikut :
s c−s
f =E .ε =E.ε . i
= 600. i
...( 1.35 )
si s si s cu
c c
dimana : fsi haruslah ≤ fy.

35

Carilah Pn untuk nilai c yang di-asumsikan, dengan


menggunakan pers. (1-33). Kemudian subsitusikan besarnya nilai
Pn ke dalam pers. (1-34), dan diperoleh harga c.

Apabila nilai c belum cukup dekat dengan yang di-asumsikan


semula, lakukan coba-coba berikutnya.

Gaya tahanan nominal Pn yang sesungguhnya adalah yang


diperoleh pada coba-coba terakhir, dengan nilai c yang benar.

36

18

Anda mungkin juga menyukai