Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ISLAM
Makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER 2018
BAB I
A.PENDAHULUAN
Masyarakat madani secara harfiah berarti masyarakat kota yang sudah tersentuh
oleh peradaban maju atau disebut juga civil society (masyarakat sipil). Pada zaman
Yunani terdapat negara-negara kota seperti Athena dan Sparta disebut Sivitas Dei,
suatu kota Ilahi dengan peradaban yang tinggi. Masyarakat beradab lawan dari pada
masyarakat komunitas yang masih liar. Adapun masyarakat madani berasal dari
bahasa Arab zaman Rasulullah saw. yang artinya juga sama dengan masyarakat kota
yang sudah disentuh oleh peradaban baru (maju), lawan dari masyarakat madani
adalah masyarakat atau komunitas yang masih mengembara yang disebut badawah
atau pengembara (badui).
Menurut Quraish Shibab, masyarakat Muslim awal disebut umat terbaik karena
sifat-sifat yang menghiasi diri mereka, yaitu tidak bosan-bosan menyeru kepada hal-
hal yang dianggap baik oleh masyarakat selama sejalan dengan nilai-nilai Allah (al-
ma‟ruf) dan mencegah kemunkaran. Selanjutnya Shihab menjelaskan, kaum Muslim
awal menjadi “khairu ummah” karena mereka menjalankan amar ma‟ruf sejalan
dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya. (Quraish Shihab, 2000, vol.2: 185).
B. Rumusan Masalah
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil
society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari
gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan.
Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian
dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat
madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas
landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah
(A. Syafii Maarif, 2004: 84).
10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang
dapat mengurangi kebebasannya.
Konsep Masyarakat Madani semula dimunculkan sebagai jawaban atas
usulan untuk meletakkan peran agama ke dalam suatu masyarakat Multikultural.
Multikultural merupakan produk dari proses demokratisasi di negeri ini yang
sedang berlangsung terus menerus yang kemudian memunculkan ide pluralistik
dan implikasinya kesetaraan hak individual. Perlu kita pahami, perbincangan
seputar Masyarakat Madani sudah ada sejak tahun 1990-an, akan tetapi sampai
saat ini, masyarakat Madani lebih diterjemahkan sebagai masyarakat sipil oleh
beberapa pakar Sosiologi. Untuk lebih jelasnya, kita perlu menganalisa secara
historis kemunculan masyarakat Madani dan kemunculan istilah masyarakat
Sipil, agar lebih akurat membahas tentang peran agama dalam membangun
masyarakat bangsa.
Masyarakat Sipil adalah terjemahan dari istilah Inggris Civil Society yang
mengambil dari bahasa Latin civilas societas. Secara historis karya Adam
Ferguson merupakan salah satu titik asal penggunaan ungkapan masyarakat
sipil. masyarakat sipil merupakan tujuan utama dalam membongkar masyarakat
Marxis. Masyarakat sipil menampilkan dirinya sebagai daerah kepentingan diri
individual dan pemenuhan maksud-maksud pribadi secara bebas, dan
merupakan bagian dari masyarakat yang menentang struktur politik (dalam
konteks tatanan sosial) atau berbeda dari negara. Masyarakat sipil, memiliki dua
bidang yang berlainan yaitu bidang politik (juga moral) dan bidang sosial
ekonomi yang secara moral netral dan instumental (lih. Gellner:1996).
Ketiga, adalah tegaknya prinsip demokrasi atau dalam dunia Islam lebih
dikenal dengan istilah musyawarah. Terlepas dari perdebatan mengenai
perbedaan konsep demokrasi dengan musyawarah, saya memandang dalam arti
membatasi hanya pada wilayah terminologi saja, tidak lebih. Mengingat di
dalam Alquran juga terdapat nilai-nilai demokrasi (surat As-Syura:38, surat Al-
Mujadilah:11).2
2 2
Eva lestari, "Masyarakat Madani: Definisi Dan Konsep”, Diakses dari:
http://evaaaaaaaaaablog.blogspot.com/2012/03/masyarakat-madani-definisi-dan-konsep.html, pada tanggal 5
september 2018 pukul 21.00
2.2 Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di
antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas
SDMnyadibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang
dimaksud dalam Al-Qur‟an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang
unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik,
ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu
menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam
lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum
mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di
negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum
dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan
akhlak Islam.3
3 3
Adi Suryadi Cullai, "Masyarakat Madani: Pemikiran, Teori Dan Relevansinya dengan cita cita Reformasi”,
Diakses dari: Buku Perpustakaan Universitas Jember pada tanggal 5 september 2018 pukul 11.00.
2.3 Sistem Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat
Menurut ajaran Islam, semua kegiatan manusia termasuk kegiatan sosial dan
ekonomi haruslah berlandaskan tauhid (keesaan Allah). Setiap ikatan atau
hubungan antara seseorang dengan orang lain dan penghasilannya yang tidak
sesuai dengan ajaran tauhid adalah ikatan atau hubungan yang tidak Islami.
Dengan demikian realitas dari adanya hak milik mutlak tidak dapat diterima dalam
Islam, sebab hal ini berarti mengingkari tauhid. Manurut ajaran Islam hak milik
mutlak hanya ada pada Allah saja. Hal ini berarti hak milik yang ada pada
manusia hanyalah hak milik nisbi atau relatif. Islam mengakui setiap individu
sebagai pemilik apa yang diperolehnya melalui bekerja dalam pengertian yang
seluas-luasnya, dan manusia berhak untuk mempertukarkan haknya itu dalam
batas-batas yang telah ditentukan secara khusus dalam hukum Islam. Pernyataan-
pernyataan dan batas-batas hak milik dalam Islam sesuai dengan kodrat manusia
itu sendiri, yaitu dengan sistem keadilan dan sesuai dengan hak-hak semua pihak
yang terlibat di dalamnya.
Di dalam ajaran Islam terdapat dua prinsip utama, yakni pertama, tidak
seorangpun atau sekelompok orangpun yang berhak mengeksploitasi orang lain;
dan kedua, tidak ada sekelompok orangpun boleh memisahkan diri dari orang lain
dengan tujuan untuk membatasi kegiatan sosial ekonomi di kalangan mereka saja.
Islam memandang umat manusia sebagai satu keluarga, maka setiap manusia
adalah sama derajatnya di mata Allah dan di depan hukum yang diwahyukannya.
Konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama terhadap seluruh anggota
masyarakat di muka hukum tidaklah ada artinya kalau tidak disertai dengan
keadilan ekonomi yang memungkinkan setiap orang memperoleh hak atas
sumbangan terhadap masyarakat.
Allah melarang hak orang lain, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Syu‟ara
ayat 183:
ْسوا َو َل َْ َّل أَ ْش َيا َء ُه ْْم الن
ُ اس تَ ْب َخ ْ ِ ُم ْف ِسدِينَْ ْاْل َ ْر
َْ ض ِفي تَ ْعث َ ْوا َو
Artinya:
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki,
tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki
mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan)
rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah.
Dalam ukuran tauhid, seseorang boleh menikmati penghasilannya sesuai
dengan kebutuhannya. Kelebihan penghasilan atau kekayaannya. Kelebihan
penghasilan atau kekayaannya harus dibelanjakan sebagai sedekah karena Alah.
Artinya:
Jadi, sistem ekonomi Islam merupakan suatu sitem ekonomi yang didalamnya
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur berdasarkan aturan agama
Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun Iman dan
rukun Islam.
Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya,
sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105: “Dan katakanlah,
bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman
akan melihat pekerjaan itu”. Karena kerja membawa pada keampunan,
sebagaimana sabada Rasulullah Muhammad saw: “Barang siapa diwaktu sorenya
kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapat
ampunan”.(HR.Thabrani dan Baihaqi)
4
Profeser. Dr. T. Jacob, MEMBOGKAR MITOS MASYARAKAT MADANI, Diakse dari Perpustakaan Universitas Jember
Pada Tanggal 5 September 2018 Pukul 11.00
BAB IV
KESIMPULAN
2. Adi Suryadi Cullai, "Masyarakat Madani: Pemikiran, Teori Dan Relevansinya dengan cita cita
Reformasi”, Diakses dari: Buku Perpustakaan Universitas Jember pada tanggal 5 september 2018
pukul 11.00.
3. Profeser. Dr. T. Jacob, MEMBOGKAR MITOS MASYARAKAT MADANI, Diakse dari Perpustakaan
Universitas Jember Pada Tanggal 5 September 2018 Pukul 11.00
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_madani