Anda di halaman 1dari 24

1.

1 MEKANISME PERDAGANGAN EFEK


Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka Rekening Efek atas
namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang diminta nasabah. Sebuah
perusahaan sekuritas juga dapat melakukan transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama
mereka sebagai bagian dari portofolio perusahaan.
Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di Indonesia
2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK sebagai Perantara
Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa
untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan
perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian
Gambar 6
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

1.1.1 PROSES & PROSEDUR JUAL BELI EFEK


1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Langkah pertama bagi investor yang ingin melakukan perdagangan saham adalah menjadi
nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek. Para investor dapat
melakukan transaksi jual beli setelah resmi terdaftar sebagai nasabah pada perusahaan efek
yang bersangkutan.
2. Pelaksanaan Order Nasabah
Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara online trading
yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading via broker. Untuk online
trading investor tinggal memasukan penawaran beli maupun jual dari gadget, laptop dan device
lainya dan order tersebut akan diteruskan ke sistem yang tersedia di anggota bursa sebelum
diteruskan ke JATS, sedangkan untuk order via broker, investor memberikan instruksi kepada
broker kapan saham harus dibeli dan dijual. Order ini dapat dilakukan secara langsung dengan
datang ke kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat (short message service/sms).
Berikut contoh pemesanana via traditional trading
3. Verifikasi dan validasi order
Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem dari anggota
bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing Anggota Bursa.
4. Transaksi terjadi (matched)
Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu dengan harga
yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang telah terjadi (done), artinya
sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga yang cocok. Selanjutnya petugas kantor
broker menyampaikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan telah
terpenuhi. Konfirmasi akan diberikan oleh masing-masing Perusahaan Efek Anggota Bursa
kepada nasabah pada akhir hari bursa setelah order disampaikan atau diteruskan (online
trading) oleh nasabah.
5. Penyelesaian transaksi (settlement)
Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus transaksi.
Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses seperti kliring, pemindah
bukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak kita akan terpenuhi 3
hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa regular dan (T+0) untuk pasa tunai.
1.1.2 PELAKSANAAN PESANAN NASABAH OLEH ANGGOTA BURSA EFEK
1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya sendiri atas Efek yang
tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut melalui sistem perdagangan
Bursa.
2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya,
guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang
tidak wajar.
3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya pesanan
terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai dengan batas harga
yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian Pemasaran yang
memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah, jumlah dan nama (atau kode)
Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli), serta keterangan mengenai status nasabah
(asing/lokal), dan instruksi khusus, jika ada sebelum dimasukan ke JATS.
5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS
satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu (prioritas
waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib dilengkapi
dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor Identity/SID).
7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar Reguler, kecuali
nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau
permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain apabila AB
yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara melakukan aktivitas
perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:
a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara
melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:
1) Pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan penyelesaian
Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang bersangkutan dikenakan
suspensi; atau
2) Pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan nasabahnya; atau
3) Pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.
b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan pesanan
Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabah lainnya.
c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan termasuk
sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan pesanan titip jual
dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua puluh) Hari Bursa dengan terlebih
dahulu melaporkan ke Bursa mengenai:
1) Adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas permintaan sendiri
(voluntary suspension) dapat memberikan pesanan titipan jual dan beli untuk
kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa untuk
kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang bersangkutan, apabila AB
tersebut telah memiliki prosedur operasi standar tertulis tentang pelaksanaan pesanan
Transaksi Bursa untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang
sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
2) Prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat Pengawas
melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.
1.1.3 SEGMEN PASAR DI BURSA DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
Segmen Pasar di BEI
Segmen pasar di BEI terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated Trading
System (JATS).
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round
lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (tidak around lot).
Gambar 7
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan berdasarkan
proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh
Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung pada dua sesi perdagangan dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).
Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan
proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuousauctionmarket) oleh
Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi
perdagangan setiap harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli tanpa harus
mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai kesepakatan, atau
T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah
pihak tidak menetapkan waktu penyelesaian.

1.1.4 PROSES TAWAR MENAWAR


Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada
harga pembukaan.
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase Auto
Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di pasar reguler dan
pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing yang
melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses
oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), dalam arti permintaan
beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga
yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki
prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih
dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan ke JATS,
dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan hilangnya
prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli untuk
tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran jual maupun
permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun
permintaan beli baru.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh JATS
(open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara otomatis keperdagangan sesi Pre-closing
oleh JATS
Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar-
menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa Efek (AB)
atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan AB yang selanjutnya hasil
kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi Bursa saat
dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi dapat
menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi (advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau permintaan beli
melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar batasan
Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan dilakukannya transaksi
dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari Bursa berikutnya, menggunakan kecuali
untuk saham dengan Harga minimum yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu
sebesar Rp50 (lima puluh rupiah) Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar
Tunai
1. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI
2. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara netting
+ offsetting
3. Transaksi bursa pasar reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3 setelah
terjadinya transaksi bursa (T+3).
4. Transaksi bursa pasar tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya transaksi bursa (T+0)
5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan sesuai kesepakatan antar
kedua belah pihak apabila tidak ditentukan maka akan mengikuti proses penyelesaian
transaksi bursa di pasar regular (T+3)
6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for trade
7. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan transaksi
bursa yang dilakukannya di pasar reguler dan pasar tunai sebagaimana dimuat di
dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB) akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari
Bursa dan dicantumkan di Daftar Hasil Kliring (DHK). DHK dalam bentuk data
elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul 13.00.00 WIB untuk
perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II dan dalam bentuk
tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya
8. Penyelesaian transaksi sesuai DHK Netting wajib diselesaikan oleh Anggota Bursa
Efek kepada KPEI selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB dan oleh KPEI kepada
Anggota Bursa Efek selambat-lambatnya pukul 13:30:00 WIB pada tanggal yang
ditetapkan dalam DHK.
9. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat Ekuitas dan
atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa Efek yang berhak sesuai peraturan KSEI
dan KPEI.
10. Anggota Bursa Efek serah efek harus menyelesaikan kewajibannya dengan cara
sebagai berikut:
a. Memindahbukukan efek tersebut ke rekening efek serah yang bersangkutan yang
berada pada KSEI, selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB pada tanggal yang
ditetapkan dalam DHK;
b. Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek dengan KPEI dan
menginformasikan kepada KPEI bahwa kewajiban Anggota Bursa Efek untuk
menyerahkan efek pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK akan diselesaikan
dengan menggunakan efek Ekuitas yang dipinjam dari KPEI;
c. Membeli efek Ekuitas tersebut melalui Pasar Tunai dimana penyelesaian
transaksi bursanya jatuh pada tanggal yang sama dengan tanggal penyelesaian
kewajiban serah efek Ekuitas tersebut;
d. Menyerahkan uang pengganti (Alternate cash settlement) pada tanggal yang
ditetapkan dalam DHK;
e. Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari ketentuan di atas.
11. Anggota Bursa Efek harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan danakepada
KPEI dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening efek serah dan atau rekening
jaminan yang berada pada KSEI selambatlambatnya pukul 12:15:00 WIB pada
tanggal yang ditetapkan dalam DHK
12. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan Efek Bersifat Ekuitas
tidak dilaksanakan dengan cara sebagaimana yang telah ditentukan dalam peraturan,
maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan
uang pengganti (Alternate cash settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125%
(seratus dua puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang
sama yang terjadi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo
pada tanggal yang sama dan Pasar Reguler sesi I papa hari penyelesaian transaksi yang
penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.
Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi
1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan diselesaikan secara per-
transaksi.
2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak menetapkan waktu
penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi bursa dilakukan selambat-
lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi (T+3).
3. Pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk hari bursa
terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
1.1.5 JAM DAN SESI PERDAGANGAN
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal (senin-
kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di bursa efek Indonesia dibagi
menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi Post-
closing. Beriku Ilustrasi terkait jam perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia :
Gambar 8
Jam dan Sesi Perdagangan

1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk harga pre-
opening.
Jadwal sesi pre-opening yakni:
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan orde jual dan
beli
08:55:01 - 08:59:59 JATS melakukan proses penetapan harga
pre-opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening


1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Burs melalui
Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada
sesi Pre-opening.
2. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang masuk dalam
penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditentukan sesuai dengan kebijakan
Bursa.
3. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga Previous atau Harga
Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi
4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi Prapembukaan, dapat
diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sepanjang pembatalan
dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-
opening
5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan
beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan oleh JATS pada satu harga
tertentu
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh JATS (open
order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi I oleh JATS,
kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto
Rejection.

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II


Hari Sesi Waktu
Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jum'at Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing


Sesi Waktu Aktivitas
Pre-closing 15:50:00 - 16:00:00 Anggota bursa
memasukkan order jual
dan beli
16:00:01 - JATS melakukan proses
16:04:59 pembentukan Harga
Penutupan dan
memperjumpakan
penawaran jual dengan
permintaan beli pada
Harga Penutupan
berdasarkan price dan
time priority
Post-closing 16:05:00 - 16:15:00 Anggota Bursa Efek
untuk memasukkan
penawaran jual dan atau
permintaan beli pada
Harga Penutupan, dan
JATS memperjumpakan
secara berkelanjutan
(continuous auction) atas
penawaran jual dengan
permintaan beli untuk
Efek yang sama secara
keseluruhan maupun
sebagian pada Harga
Penutupan berdasarkan
time priority

Pada Sesi Pre-closing


1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan Fraksi Harga dengan tetap
tunduk pada ketentuan Auto Rejection
2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi Prapenutupan, dapat
diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sepanjang pembatalan
dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-
closing
3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli
terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan pada satu harga tertentu. Saham
yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman
paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-
opening
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh JATS (open
order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi Post-closing
oleh JATS
5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan berdasarkan
Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi
Pada Sesi Post-closing
1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah seluruh Efek
Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli pada
Harga Penutupan
3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing hanya dapat
dilakukan pada Harga Penutupan.

Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan Korporasi


Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan tindakan korporasi:
1. Jika masih mengandung haknya (dalam periode cum) akan berakhir pada:
a. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham yang mendapatkan
hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi.
b. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk perdagangan pada
Pasar Tunai.
2. Jika tidak lagi mengandung hak (periode ex) dimulai pada hari bursa berikutnya setelah
berakhirnya periode cum
3. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal saham (stock split
atau reverse stock) dan perubahan saham yang dicatatkan akibat penggabungan atau peleburan
usaha (merger), Bursa meniadakan perdagangan di Pasar Tunai atas saham tersebut selama 2
(dua) Hari Bursa terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar Reguler
4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka perdagangan Waran
berakhir paling lambat:
a. 4 (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk perdagangan
Waran di Pasar Reguler;
b. 1 (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk perdagangan Waran
di Pasar Tunai.
6. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan penerbitan Waran sebagai hasil pelaksanaan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), Bursa akan meniadakan perdagangan Waran di
seluruh pasar sejak awal pelaksanaan HMETD sampai Waran tersebut sudah diterbitkan dan
tersedia.
7. Khusus untuk HMETD hanya dapat diperdagangkan di pada Pasar Tunai dan sesi I Pasar
Negosiasi
1.1.6 FRAKSI HARGA DAN AUTO REJECTION
Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek
Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme
perdagangan efek.
Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan
penawaran jual atau permintaan beli.
1. Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
a. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua Ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step adalah Rp10,-
b. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 200,- (Dua
Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus rupiah) mempunyai Fraksi
Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step adalah Rp 20,-
c. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 500,- (lima
Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) mempunyai Fraksi
Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step adalah Rp 50,-
d. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 2.000,- (dua
Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) mempunyai Fraksi
Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step adalah Rp 100,-
e. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah)
mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step adalah Rp 250,-
Penjelasan diatas sesuai dengan peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan
efek, dan mulai diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016.

Gambar 9
Fraksi Harga

1.1.7 AUTO REJECTION


Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah
harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS
(Auto Rejection).
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima puluh
rupiah).
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga untuk
Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua
ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga untuk
Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,-
(lima ribu rupiah).
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh perseratus) di
atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 25 Agustus 2015 sesuai dengan
Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00096/BEI/08-2015 dan tercantum dalam
peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.
Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,
maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari 50.000 (lima
puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek yang tercatat di Bursa (mana yang
lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah di
Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan di atas ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Tercatat yang
melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali diperdagangkan di
Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum yang pertama
kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari
persentase batasan Auto Rejection yang telah ditentukan

Gambar 10
Auto Rejection

1.1.8 MEKANISME TRANSAKSI MARJIN DAN SHORTSELLING


Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai dengan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh Perusahaan
Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek serta Peraturan Bursa terkait
Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan cara sebagian
pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam dari
anggota bursa efek Indonesia.
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan suatu
saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan.
Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih 3X
2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah saham tercatat
lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) berdasarkan data akhir bulan dalam
periode data review.
3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
i. apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih, maka: Efek
tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi harian di Pasar Reguler
dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal adalah Rp 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah)
atau minimal nilai transaksi harian di Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,- (satumiliar
rupiah).
ii. apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau, maka: Efek
tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp
50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian adalah Rp
5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).
4. Jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang saham berdasarkan
data akhir bulan selama periode data review.
5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5% (lima
perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh perseratus) yang dihitung
selama:
i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat
di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa.
ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh Bursa untuk
Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.
1.1.9 EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN
Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa investasi di pasar
modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada peraturan tersebut bahwa semua
transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin transaksi nya oleh Kliring Penjaminan Efek
Indonesia, dengan kata lain pada saat hari penyelesaian transaksi akan dipastikan transaksi tersebut
“Good Fund and Good Delivery”. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan mengenai efek
mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan. Perihal dengan adanya efek
tidak dijamin dan transaksi dipisahkan juga muncul didasari untuk melindungi kliring dan
Penjaminan efek Indonesia dari transaksi bursa yang tidak wajar dan berisiko tinggi gagal dalam
proses setelmen.
Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga Kliring
dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian transaksinya tidak dijamin
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.
Efek dengan Transaksi Dipisahkan
Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa Efek
Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur
dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor26/POJK.04/2014 Tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.
Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini adalah sebagai
berikut:
a. Pola Transaksi
b. Volume Transaksi
c. Frekuensi Transaksi
d. Fluktuasi Harga
e. Konsentrasi kepemilikan efek
f. Informasi lain yang bersifat material
1.1.10 BIAYA TRANSAKSI
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk biaya
kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada Anggota
Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam keadaan suspensi atau
Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan. Biaya dihitung berdasarkan nilai per
transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagai berikut:
1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol satu delapan
perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000, - (dua puluh juta rupiah) per
bulan.
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa.
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar 0,009% (nol koma
nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma nol nol tiga
perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen Pajak
Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan
Penjualan saham di Bursa Efek.

Gambar 11
Biaya Transaksi Beli

Gambar 12
Biaya Transaksi Jual
1.1.11 PENGHENTIAN PERDAGANGAN
Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien,
bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. Permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang diakibatkan oleh:
i. Data application / system error
ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh
iii. Rusak mesin perdagangan
iv. Terputusnya jaringan Remote trading
v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan atau sistem
penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak dapat dilakukan proses
penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli yang
mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang sangat
tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi
perdagangan, maka Bursa akan melakukan penghentian sementara setelah mendapat
persetujuan Bapepam dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain: pemberontakan, ledakan
bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan dan epidemic
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik, telekomunikasi dan
transportasi
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di Bursa apabila
terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi sebelum
dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat inkonsistensi data, kesalahan
data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa pada JATS yang disebabkan karena tidak
berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau
Waran apabila perdagangan saham yang mendasari diterbitkannya Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat menerapkan
sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana kelangsungan usaha (business
continuity plan) yang telah memperoleh persetujuan OJK
Gambar 13
Suspensi Perdagangan

2. PERATURAN PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

1. Peraturan Nomor II-V Kep-00084/BEI/10-2019 tentang Perdagangan Efek Bersifat


Ekuitas pada Papan Akselerasi
2. Peraturan Nomor II-O Kep-00031/BEI/04-2019 tentang Perdagangan Unit Penyertaan
Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa
3. Peraturan Nomor II-A Kep-00168/BEI/11-2018 tentang Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas
4. Peraturan Nomor II-H Kep-00169/BEI/11-2018 tentang Perubahan Peraturan Nomor II-H
tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek Dalam Transaksi Marjin dan Transaksi Short
Selling
5. Peraturan Nomor II-J Kep-00170/BEI/11-2018 tentang Perdagangan Unit Penyertaan
Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa
6. Peraturan Nomor II-K Kep-00171/BEI/11-2018 tentang Efek Tidak Dijamin dan
Transaksi Dipisahkan atas Efek Bersifat Ekuitas
7. Peraturan Nomor II-M Kep-00055/BEI/04-2017 tentang Perdagangan Kontrak Berjangka
Surat Utang Negara (KBSUN)
8. Peraturan Nomor II-E Kep-00120/BEI/12-2015 tentang Perdagangan Kontrak Berjangka
Indeks Efek (KBIE) LQ-45
9. Peraturan Nomor II-F Kep-00011/BEI/02-2009 tentang Perdagangan Efek Beragun Aset
(EBA) di Bursa
10. Peraturan Nomor II-C Kep-310/BEJ/12-2006 tentang Perdagangan Unit Penyertaan
Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa

https://www.idx.co.id/peraturan/peraturan-perdagangan/

Anda mungkin juga menyukai