Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM

A. Definisi
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk
seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini
bisa berisi zat gas, cair, atau setengah padat. Dinding luarkantung
menyerupai sebuah kapsul. (Andang, 2013). Kista ovarium biasanya
berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau
setengah cair. (Nugroho, 2014).Kista berarti kantung yang berisi cairan.
Kista ovarium (kista indung telur)berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur
dapat terbentuk kapan saja. (Setyorini, 2014)Kista ovarium merupakan
pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan. Besarnya
bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga
perut, sehingga menimbulkan sesak nafas. (Manuaba, 2009)Jadi, kista
ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal di
bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah,
dan cairan kental.

B. Tanda dan Gejala


Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa menimbulkan gejala atau
keluhan. Keluhan biasanya muncul jika kista sudah membesar dan
mengganggu organ tubuh yang lain jika sudah kista mulai menekan
saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar rongga
panggul, maka akan menimbulkan keluhan berupa susah buang air kecil
dan buang air besar, gangguan pencernaan, kesemutan atau bengkak pada
kaki (Andang, 2013). Menurut Nugroho (2014), gejala klinis kista ovarium
adalah nyeri saat menstruasi, nyeri di perut bagian bawah, nyeri saat
berhubungan badan, siklus menstruasi tidak teratur, dan nyeri saat buang
air kecil dan besar.Gejalanya tidak menentu, terkadang hanya ketidak
nyamananpada perut bagian bawah. Pasien akan merasa perutnya
membesar dan menimbulkan gejala perut terasa penuh dan sering sesak
nafas karena perut tertekan oleh besarnya kista (Manuaba, 2009).
C. Patofisiologi dan Pathway
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis,
ovarium, dan endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel
ovarium terjadi akibat rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan
yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat diteruskan ke
hipofisis anterior melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah
sampai di hipofisis anterior, GnRH akan mengikat sel genadotropin dan
merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone)dan LH
(LutheinizingHormone), dimana FSH dan LH menghasilkanhormon
estrogen dan progesteron (Nurarif, 2013). Ovarium dapat berfungsi
menghasilkan estrogen dan progesteron yang normal. Hal tersebut
tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu
hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovariumtidak akan
berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal
dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur. Dimana, kegagalan tersebut
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium dan hal tersebut dapat
mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta menyebabkan
infertilitas pada seorangwanita (Manuaba, 2010).
Pathway

Kista ovarium

Klasifikasi

1.Kista ovarium Non-neoplastik

2.Kista Ovarium Neoplastik

Internal : Genetik, Gangguan


hormone, Riwayat kanker kolon Eksternal : Kurang olahraga, Merokok dan
mengkonsumsi alcohol, Makanan tinggi serat
dan lemak, Sosial ekonomi rendah, Sering
stress

Tanda dan Gejala : Nyeri saat


menstruasi, Nyeri saat bersenggama,
Siklus menstruasi tidak teratur

Cara penanganan: Obat anti Komplikasi : Perdarahan


inflamasi non steroid, Pembedahan pervaginam, Torsi (Putaran tangkai),
Robekan dinding kista

Sumber :(Kurniawati, 2009) (Yatim, 2008) (Nugroho, 2014) (Prawirohardjo,


2011).
D. Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. (Setyorini, 2014). Faktor penyebab
terjadinya kista antara lain adanya penyumbatan pada saluran yang berisi
cairan karena adanya infeksibakteri dan virus, adanya zat dioksin dari asap
pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh manusia, dan kemudian akan membantu tumbuhnya kista, Faktor
makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang
mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses
metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan
faktor genetik (Andang, 2013).Menurut Kurniawati, dkk. (2009) ada
beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi, yaitu:a.Faktor
internal1)Faktor genetikDimana didalam tubuh manusia terdapat gen
pemicu kanker yang disebut gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut
dapat terjadi akibat dari makanan yang bersifat karsinogen, polusi, dan
paparan radiasi.2)Gangguan hormonIndividu yang mengalami kelebihan
hormon estrogen atau progesteron akan memicu terjadinya penyakit
kista.3)Riwayat kanker kolonIndividu yang mempunyai riwayat kanker
kolon, dapat berisiko terjadinya penyakir kista.Dimana, kanker tersebut
dapat menyebar secara merata ke bagian alat reproduksi lainnya.b.Faktor
eksternal1)Kurang olahragaOlahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh
manusia. Apabila jarang olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di
dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh
sehinggaperedaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak
dapat berfungsi dengan baik.2)Merokok dan konsumsi alkoholMerokok
dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya hidup tidak sehat yang
dialami oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat denganmerokok
dan mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia
terganggu, terjadi kanker, peredaran darah tersumbat, kemandulan, cacat
janin, dan lain-lain.3)Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan
seratMengkonsumsi makanan yang tinggi lemakdan serat salah satu gaya
hidup yang tidak sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol,
makanan yang tinggi serat dan lemak dapat menyebabkan penimbunan zat-
zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh manusia,
terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel
darah tubuh manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat
berfungsi dengan baik sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-
lain.4)Sosial Ekonomi RendahSosial ekonomi yang rendah salah satu
faktor pemicu terjadinya kista, walaupun sosial ekonomi yang tinggi
memungkinkan pula terkena penyakit kista.Namun, baik sosial ekonomi
rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko terjadinya kista apabila
setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat. 5)Sering stressStress salah
satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena apabila stress manusia
banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok,
seks bebas, minum alkohol, dan lain-lain.

E. Penatalaksanaan
1. Pengobatan kiste ovarium yang besar biasanya adalah pengangkatan
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan
tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat,
kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kiste.
2. Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah
pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan
pemakaian gurita abdomen yang ketat.

F. Komplikasi
Menurut Yatim (2008), komplikasi –komplikasi yang dapat terjadi pada
kista ovarium adalah:
1. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-menerus dan
sedikit-sedikit yang dapat menyebabkan pembesaran kista dan
menimbulkan kondisi kurang darah (anemia).
2. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter
5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis.
3. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula
sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih
sering pada waktu persetubuhan.
4. Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak, dan nyeri).
5. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air
besar (konstipasi).
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Data
yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan,
pengelompokan data, analisa data dan perumusan diagnosa
keperawatan.
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku, status perkawinan, diagnosa medis, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, no medrek dan alamat.
b) Identitas Penanggung jawab
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku dan alamat.
c) Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian dengan
menggunakan metode PQRST :
P : Provokatif atau paliatif yang menyebabkan nyeri dirasakan.
Q : Kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tertusuk, kram,
kaku, terjepit, atau tertekan.
R : Region, nyeri yang dirasakan mempengaruhi system tubuh
atau tidak seperti nadi, tekanan darah, pernafasan, serta apakah
mempengaruhi aktifitas selama perubahan posisi atau nyeri
dirasakan menjalar ke area lain.
S : Saverity, nyeri dirasakan hebat. Menengah – sedang, atau
sedikit, tentukan dengan menggunakan skala 0 – 10
T : Time, apakah nyeri secara khas terus – menerus, cepat
hilang dan dirasakan menetap.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan dan
sesampainya di rumah sakit hingga saat dilakukan pengkajian.
Tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan yang
didapat setelah masuk rumah sakit.
 Riwayat Menstruasi
Kaji menarche, siklus menstruasi, banyaknya haid yang keluar,
keteraturan menstruasi, lamanya, keluhan yang menyertai.
 Riwayat Obstetri
Kaji tanggal partus, umur hamil, jenis partus, tempat penolong,
jenis kelamin bayi, berat dan panjang badan bayi, masalah
yang terjadi saat hamil, lahir, nifas dan keadaan bayi yang
dilahirkan.
 Riwayat Keluarga Berencana
Kaji penggunaan KB pada klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan, sejak kapan penggunaan alat kontrasepsi, adakah
masalah yang terjadi dengan alat kontrasepsi.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan penyakit yang pernah dialami dan berhubungan
dengan sistem reproduksi, dan riwayat pengobatan klien.
 Riwayat pernikahan
Kaji usia pernikahan, lamanya pernikahan, dan pernikahan
yang keberapa.
 Riwayat seksual
Kaji usia pertama kali klien melakukan hubungan seksual,
frekuensi perminggu, respon pasca hubungan seksual : Nyeri /
perdarahan / tidak ada keluhan.
 Riwayat kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang
sama, penyakit keturunan atau riwayat penyakit menular.
 Personal hygiene
Kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi keadaan kulit,
rambut, mulut dan gigi, pakaian, kuku, vulva hygiene.
 Pola makan
Kaji pola makan klien meliputi kebiasaan makan klien dalam
porsi makan, frekuensi makan, nafsu makan, sumber dan jenis
makanan yang di sukai dan makanan yang tidak disukai, alergi
makanan, serta kaji kebiasaan minum klien.

 Pola eliminasi
BAB
Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi, dan keluhan saat BAB.
BAK
Kaji frekuensi, warna, bau dan keluhan saat berkemih.
 Pola aktifitas dan latihan
Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang
sebelum dan selama dirawat di rumah sakit.
 Pola tidur dan istirahat
Kaji waktu, lama tidur/ hari, kebiasaan pengantar tidur,
kebiasaan saat tidur, dan kesulitan dalam tidur.
 Riwayat penggunaan zat
Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol,
dan obat – obatan.
 Riwayat sosial ekonomi
Kaji pendapatan perbulan, hubungan sosial, dan hubungan
dalam keluarga.
 Riwayat psikososial dan spiritual
Psikososial
Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini, dan
mekanisme koping klien.
Spiritual
Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan di rumah
dan di rumah sakit.
d. Pemeriksaan Fisik
 Kaji keadaan umum
kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda – tanda
vital.
Kepala, Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna
rambut, keadaan, distribusi rambut, dan kebersihan rambut.
 Mata
Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan
fungsi penglihatan.
 Hidung
Kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi
penciuman.
 Mulut
Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi
pengecapan, keadaan mulut dan fungsi menelan.
 Telinga
Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi
pendengaran.
 Leher
Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi
vena jugularis, pebesaran kelenjar getah bening.
 Daerah dada
Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada,
auskultasi suara jantung, bunyi jantung, frekuensi nadi, dan
tekanan darah.
 Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas
luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri, kondisi hepar dan
kandung kemih.
 Genitalia Eksterna
Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau,
keluhan gatal dan kebersihan.
 Anus
Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid
eksterna.
 Ektremitas
Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks
- refleks, dan kesulitan pergerakan.
Pemeriksaan Penunjang
Pre operasi : Kaji hemoglobin, Pembekuan darah.
Daftar Pustaka

Andang. 2013. Penyakit musuh perempuan. Yogyakarta: Rapha Publishing


Kurniawati, 2009. Obgynacea. Yogyakarta: Tosca Enterprise
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Nugroho. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta :
Nuha Medika
Prawirohardjo. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Setyorini. 2014. Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga Berencana.
Bogor : IN MEDIA
Yatim. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma Uteri, Kanker Rahim dan
Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka
Populer Obor

Anda mungkin juga menyukai