Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah: “ usaha dasar dan
terencana untk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan profesional;
yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah, serta dosen di perguruan-
perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU
Sisdiknas tersebut. Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya
guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan
yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntunan zaman dan kemajuan sains dan
teknologi. Di antara pengetahuan-pengetahuan psikologi terapan dengan
pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam
suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Untuk
memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah,
makalah Psikologi Pendidikan ini disusun, dengan harapan dapat memberikan
kontribusi yang berarti dan memantapkan kualitas kompetensi calon guru dan
guru serta dosen profesional yang bertugas pada jenjang masing-masing.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya sebagai berikut :
1) Tujuanya untuk mengetahui faktor faktor mempengaruhi motivasi siswa
dalam belajar
2) Bagaimana proses pengajaran untuk memotivasai siswa

1
C. Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya sebagai berikut :
1) Apa Definisi Motivasi,Pengajaran dan Pembelajaran ?
2) Apa saja penggolongan motivasi, Pengajaran dan Pembelajaran ?
3) Apa fungsi dan tujuan motivasi, Pengajaran dan Pembelajaran ?
4) Bagaimana Penerepan motivasi, Pengajaran dan Pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi
1.1 Pengertian Motivasi
Belajar Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri
ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah
yang disebut dengan motivasi. Jadi pendidikan dan pengajaran akan sangat
kesulitan untuk mencapai tujuannya dengan maksimal tanpa adanya motivasi
atau dorongan pada masing-masing individu yang memiliki hubungan dengan
kegiatan pendidikan.
Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang
untuk berbuat yang meningkat guna menghasilkan satu hasil atau lebih
pengaruh. AW. Bernard memberikan pengertian, motivasi sebagai fenomena
yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu
yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-
tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan
gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.1
Semakin besar motivasi seseorang untuk mencapai tujuan, maka semakin
besar pula peluang untuk keberhasilan tujuan tersebut. Sebagai contoh, Doni
adalah seorang siswa kelas VII MTs, dia sangat membenci pelajaran Aqidah
Akhlaq, nilai Aqidah Akhlaq doni tidak pernah lebih dari Suatu hari Ibunya
mengatakan padanya jika nilai Aqidah Akhlaqnya mendapatkan, maka Ibunya
menjanjikan akan membelikannya sesuatu yang paling ia harapkan. Usaha
yang Doni lakukan tentu sangat berbeda jika ia hanya mendapatkan motivasi

1
purma atmaja, p. (2012). psikologi pendidikan dalam perspektif baru. jokjakarta: arruzz
media.hal.319

3
dari dirinya sendiri, atau jika Ibunya hanya berkata akan membelikannya
mainan baru misalnya.
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat
dirangsang oleh rangsangan dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam
diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan pada arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 2
Secara lebih khusus jika orang menyebutkan motivasi belajar yang
dimaksudkan tentu segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau
memberikan semangat kepada orang yang melakukan kegiatan belajar agar
menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperolah prestasiyang lebih
baik lagi. Motivasi dapat timbul dari luar maupun dari dalam individu itu
sendiri. Motivasi yang berasal dari luar individu diberikan oleh motivator
seperti orangtuanya, guru, konselor, ustadz/ustadzah, orang dekat, dan lain-
lain. Sedangkan motivasi yang berasal atau timbul dalam diri seseorang, dapat
disebabkan seseorang mempunyai keinginan untuk dapat menggapai sesuatu
(cita-cita) dan lain sebagainya.3

2
sadirman. (2007). interaksi dan motifasi belajar mengajar . jakarta: pt. rajagrafiindo persada.hal.75

3
purma atmaja, p. (2012). psikologi pendidikan dalam perspektif baru. jokjakarta: arruzz
media.hal.320

4
1. Teori Motivasi Belajar
Teori merupakan suatu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumentasi yang mampu menghasilkan
fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi asas dan hukum
umum, yang menjadi dasar ilmu pengetahuan. Dalam psikologi dikenal ada
beberapa teori motivasi, mulai dari teori motivasi fisiologis, teori aktualisasi
diri dari Maslow, teori motivasi dari Murray, teori motivasi hasil, teori
motivasi dari psikoanalisis dan teori motivasi intrinsik dan teori motivasi
belajar. Berikut akan dijelaskan sebagian dari sekian teori motivasi tersebut:

a. Teori Motivasi Fisiologis


Teori ini dikembangkan oleh Morgan dengan sebutan Central Motive
State (CMS) atau keadaan motif sentral. Teori ini bertumpu pada proses
fisiologis yang dipandang sebagai dasar dari perilaku manusia atau pusat
dari semua kegiatan manusia. Ciri-ciri CMS adalah bersifat tetap, tahan
lama bahwa motif sentral itu ada secara terus menerus tanpa bisa
dipengaruhi oleh faktor luar maupun dalam diri individu yang
bersangkutan.
b. Teori Motivasi Aktualisasi Diri
Abraham Maslow (1908-1970) adalah psikolog humanis yang
berpendapat bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih
baik. Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok
manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian
dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun
kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang
bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis
dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang
dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dsb.

5
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and scurity): seperti
terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit,
perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb
3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan
akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota
kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan
dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat,
dsb.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain
kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan
diri secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diriAdapun teori belajar
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori belajar yang
dikemukakan oleh Hamzah B. Uno. Beliau mengatakan bahwa
motivasi belajar dibedakan atas dua kelompok, yakni motivasi Intrinsic
dan Ekstrinsik. Adapun cirri-ciri (yang selanjutnya dalam skripsi ini
disebut sebagai indikator) dari masing-masing kelompok motivasi ini
adalah: (a)Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, (b) Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (c) Adanya harapan dan cita-
cita masa depan, (d) Adanya penghargaan dalam belajar, (e) Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar, dan (f) Adanya lingkungan
belajar yang kondusif. Tiga indicator yang pertama masuk dalam
motivasi intrinsic, sedangkan tiga yang akhir termasuk dalam motivasi
ekstrinsik4

4
purwanto, n. (2013). psikologi pendidikan . bandung: pt remaja rosdakaraya.hal.78

6
2. Macam-Macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian, motivasi dapat dibedakan menjadi beberapa
macam
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
Dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah, motif yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi sudah ada tanpa dipelajari. Contoh : makan
dan minum.
2) Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya adalah motif ini timbul karena dipelajari. Contohnya
adalah dorongan untuk mempelajari ilmu pengetahuan, dan dorongan
untuk mempelajari sesuatu dalam suatu golongan tertentu.

b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah


Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua jenis,
yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Adapaun yang termasuk
ke dalam motivasi jasmaniah seperti halnya: refleks, insting, dan nafsu.
Sedangkan yang termasuk ke dalam motivasi rohaniah, adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui 4 momen,
yaitu : momen timbulnya alasan, momen pilih, momen putusan, dan
momen terbentuknya kemauan.

c. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik


1) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motifmotif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

7
melakukan sesuatu. Misalnya saja seseorang yang senang membaca/
menyanyi/ menggambar, tanpa adanya orang yang mendorong atau
menyuruhnya pun ia rajin mencari buku-buku untuk dibacanya,
mendengarkan lagu untuk dinyanyikan, dan menorehkan tinta dalam
buku gambar. Kemudian jika dilihat dari segi tujuan kegiatan belajar
yang dilakukannya, maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik
disini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam
perbuatan belajar itu sendiri. Misalnya saja seorang siswa belajar
karena dia memang benar-benar ingin mendapatkan pengetahuan/
nilai atau ketrampilan tertentu dan tidak karena tujuan selain itu.
Itulah sebabnya motivasi instrinsik juga dapat dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Perlu diketahui
bersama bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan
memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan,
yang ahli dalam bidang studi tertentu, sehingga dengan motivasi yang
ada dalam dirinya, ia akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk
mewujudkan keinginannya. Satu-satunya jalan untuk menuju
ketujuan yang ingin dicapai adalah belajar, tanpa belajar tidak
mungkin mendapat pengetahuan, dan tidak mungkin menjadi ahli.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan,
kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.
Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
tujuan secara esensial dan bukan hanya sekedar simbol. Dalam proses
belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif,
karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada
motivasi dari luar (ekstrinsik).

8
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang akan aktif dan berfungsi
jika sudah ada rangsangan dari luar. Sebagai contoh 22 seseorang
akan mau belajar, jika dan hanya jika dia mengetahui bahawa besuk
akan diselenggarakan ujian/ ulangan harian, dan dia mengharapkan
mendapatkan nilai yang baik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.17
Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua dan lain
sebagainya. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu bahwa
besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik
sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi dia belajar
bukan karena ingin mengetahui sesuatu namun karena ingin
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah/ pujian dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalam aktivitasnya dimulai dan
diteruskan yang dikarenakan ada dorongan dari luar. Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik
atau tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, ini
dikarenakan kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, dan
mungkin juga komponen-komponen lain dalam proses belajar
mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan
motivasi ekstrinsik.5

3. Fungsi Motivasi Belajar


Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting
peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga

5
sadirman. (2007). interaksi dan motifasi belajar mengajar . jakarta: pt. rajagrafiindo persada.hal.90-
91

9
bagi pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan. RBS.
Fudaryanto (2003), menuliskan fungsi-fungsi motivasi sebagai berikut:
a. Motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu
Motif dalam kehidupan nyata sering digambarkan seebagai pembimbing,
pengarah, dan pengorientasi suatu tujuan tertentu dari individu. Tingkah
laku individu dikatakan bermotif jika bergerak ke arah tertentu. Dengan
demikian, suatu motif dipastikan memiliki tujuan tertentu, mengandung
ketekunan dan kegigihan dalam bertindak.
b. Motif sebagai Penyeleksi tingkah laku individu
Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat individu
yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang
terpilih, yang telah diniatkan oleh individu tersebut, dengan pernyataan
lain, adanya motif dapat menghindari individu menjadi buyar dan tanpa
arah dalam bertingkah laku, guna mencapai tertentu yang telah diniatkan
sebelumnya.
c. Motif memberi energy dan menahan tingkah laku individu
Motif diketahui sebagai daya dorong, dan peningkatan tenaga, sehingga
terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga mempunyai
fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat dapat
berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama. Tetapi, energy
psikis ini tetap tergantung kepada besar kecilnya motif pada individu
yang bersangkutan.6

6
purma atmaja, p. (2012). psikologi pendidikan dalam perspektif baru. jokjakarta: arruzz
media.hal.320-322

10
4. Teknik-Teknik Motivasi dalam Pembelajaran
Beberapa teknik motivasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a) Pernyataan penghargaan secara verbal
b) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
c) Menimbulkan rasa ingin tahu
d) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
e) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
f) Menggunakan materi yang dikenal oleh siswa sebagai contoh dalam
belajar
g) Gunakan kaitan yang unik, dan tak terduga untuk menerapkan suatu
konsep dan prinsip yang telah dipahami
h) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
i) Menggunakan simulasi dan permainan
j) Member kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya
di depan umum
k) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan belajar
l) Memahami iklim siswa dalam sekolah
m) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat
n) Memperpadukan motif-motif yang kuat
o) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
p) Merumuskan tujuan-tujuan sementara
q) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
r) Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para
s) siswaMengembangkan persaingan dengan diri sendiri
t) Memberikan contoh yang positif

11
5. Motivasi Belajar yang Berkaitan dengan Prestasi Belajar
Berbicara tentang motivasi belajar yang berkaitan dengan prestasi belajar,
pasti sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Sedangkan dunia
pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Oleh karenanya,
meskipun banyak sekali motivasi yang berkaitan dengan prestasi belajar,
penulis hanya akan mengupas secara singkat tentang motivasi yang ada di
lingkungan sekolah, karena dua hal tersebut saling berhubungan erat dan
keberadaannya tidak dapat dipisahkan.
Apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun yang kurang penting,
yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, 26 selalu ada
motivasinya. Juga dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi
adalah syarat mutlak untuk belajar. Di Sekolah seringkali terdapat anak yang
malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal
demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat
untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Dalam
hubungan ini, perlu diingat bahwa, nilai buruk pada suatu mata pelajaran
tertentu belum tentu berarti anak itu bodoh terhadap mata pelajaran itu.
Seringkali terjadi seorang anak malas terhadap suatu pelajaran, tetapi sangat
giat dalam pelajaran lain.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar disekolah, diantaranya adalah:
a. Memberi angka/nilai
b. Memberikan hadiah (Reward) dan hukuman (Punishment)
c. Selalu mengadakan saingan/ kompetisi
d. go-involvement (menumbuhkan kesadaran), dan
e. Memberikan pujian7

7
purwanto, n. (2013). psikologi pendidikan . bandung: pt remaja rosdakaraya.hal.60-61

12
2.1 Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dilihat dari penyusun katanya, prestasi belajar berasal dari dua kata, yakni
“prestasi”, dan “belajar”. Meskipun dua kata ini acap kali berdampingan, dan
bahkan selalu dijumpai berdampingan, namun para pakar menjelaskan dua kata
ini dalam definisi yang terpisah. Djamarat menjelaskan bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dilakukan, baik secara
individual maupun kelompok.Menurut Russfendi, prestasi berasal dari bahasa
belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi
yang berarti hasil usaha. Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Jadi prestasi seseorang akan sangat
berhubungan dan dipengaruhi oleh seberapa besar usaha yang ia lakukan untuk
memperolehnya.
Sedangkan belajar itu sendiri memiliki beberapa pengertian yang disampaikan
oleh beberapa ahli, diantaranya adalah: M. Dalyono, beliau mendefinisikan
belajar sebagai usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan
dalam diri seseorang, yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya.Witheringon, dalam buku
Education Psychology, mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di
dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian Berdasarkan definisi dari dua kata di atas, dapat kita simpulkan
bahwasannya prestasi belajar akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
usaha seseorang untuk mencapai prestasi belajar yang gemilang.

13
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Abd. Rahman Saleh faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah
sebagai berikut: Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah segala
faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual.
Faktor yang termasuk dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan
atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi yang ada di
luar individual yang disebut faktor sosial antara lain: faktor keluarga/ keadaan
rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam
mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Secara lebih lengkap, uraian tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu: faktor internal siswa, dan faktor
eksternal
a. Faktor Internal (faktor dari dalam Siswa), terdiri atas :
1) Aspek Fisiologis
2) Aspek Psikologis, dibedakan atas:
Yang termasuk dalam aspek psikologi adalah: tingkat kecerdasan atau
intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa.
b. Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa), terdiri atas:
1) Lingkungan sosial
2) Lingkungan nonsosial8

3.1 Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar


Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mengetahui hubungan antara
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hal ini berangkat dari teori
yang menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi sebuah proses belajar siswa. Keberadaan motivasi belajar juga
menjadi penting karena motivasi juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

8
purwanto, n. (2013). psikologi pendidikan . bandung: pt remaja rosdakaraya.hal.84

14
Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah dengan adanya motivasi belajar yang
ada dalam diri siswa pada sebuah mata pelajaran akan memungkinkan proses
belajar menjadi lebih mudah karena ada minat dan dorongan yang yang muncul
dari diri siswa. Motivasi menjadikan siswa terdorong untuk menekuni sebuah
mata pelajaran yang diminatinya tanpa ada sebuah paksaan. Motivasi yang ada
pada diri siswa bisa ditunjukkan dengan adanya hasrat dan keinginan berhasil,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita
masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang belajar dengan baik. Keberadaan motivasi pada diri siswa juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor yang
berasal dari luar diri siswa.
Motivasi belajar intrinsik merupakan motivasi atau dorongan dari dalam diri
individu itu sendiri untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang
diikutinya.siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi
orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dibidang tertentu. Dan satu-
satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai adalah belajar. Dorongan
yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan untuk
menjadi orang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi intrinsik itu muncul
dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial dan bukan sekedar
symbol.

Motivasi belajar ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan dari luar


individu untuk belajar. Yang termasuk motivasi ekstrinsik yakni, hadiah, pujian,
lingkungan yang kondusif, kegiatan belajar yang menarik dan lain-lain. Jadi
motivasi belajar intrinsik itu didalam aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar.

15
4.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual peneliti tentang korelasi antara motivasi belajar, interaksi
belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa adalah baik dari
masing-masing variabel bebas, maupun dari ketiga variabel sangat berhubungan
dengan prestasi belajar siswa. Berikut dapat dilihat dalam gambar 2.1 bagan alur
kerangka konseptual peneliti:

16
Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Konseptual Peneliti

Motivasi dan mata pelajaran

motivasi

intrinsik

Prestasi belajar

extrinsik

Dari bagan alur di atas dijelaskan, bahwa pada tahap awal penelitian sebelum terjun
ke lapanagan, peneliti membuat instrument pengambilan data berupa angket,
dokumentasi, dan juga soal untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Setelah angket
penelitian siap, maka harus di uji validitasnya terlebih dahulu sehingga instrument
dinyatakan valid. Sebelum instrument valid, maka harus kembali ke tahap pertama.
Setelah proses uji validitas selesai dan dinyatakan valid, maka tahap selanjutnya
adalah proses penyebaran instrument kepada sampel penelitian. Setelah semua proses
selesai, maka hasil dari proses penelitian akan di uji korelasinya dengan
menggunakan progam SPSS. 16, hingga dapat diketahui korelasi antar variabelnya.

17
B. Pengajara
1.1 Pengertian Pengajaran
Menurut kami pengajaran berasal dari kata dasar “ajar” berarti
mentransfer ilmu tertentu kepada seseorang dan mendapat awalan pe- dan
akhiran –an yang berarti menujukan adanya suatu proses dan beorientasi
kepada tujuan, sehingga pengajaran dapat kami artikan sebagai suatu
proses transfer (menyampaikan) suatu ilmu pengetahuan kepada
seseorang untuk tujuan tertentu yang dapat ditempuh dengan cara-cara
tertentu.
Beberapa pengertian tentang mengajar diantaranya adalah sebagai
berikut (1) mengajar adalah komunikasi antara dua orang atau lebih
dimana antar keduanya terdapat rasa saling mempengaruhi melalui
pemikiran-pemikiran mereka dan belajar sesuatu dari interaksi itu. (2)
mengajar adalah mengisi pikiran siswa dengan berbagai informasi dan
pengetahuan tentang fakta untuk kegunaan pada masa datang. (3)
mengajar adalah proses dimana pelajar, guru, kurikulum, dan variabel
lainnya disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (4) mengajar adalah mendorong lahirnya motivasi untuk
belajar. Pengajaran (instruksional) lebih mengarah kepada pemberian
pengetahuan dari seorang guru kepada murid yang kadangkala
berlangsung secara sepihak.
Berapa pendapat tentang pengertian pengajaran yaitu;
1) Hasan Langgulung mendefinisikan pengajaran adalah pemindahan
pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada
orang lain yang belum mengetahui.
2) H. M. Arifin merumuskan pengertian mengajar sebagai sutu kegiatan
menyampaikan bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Dengan adanya pengajaran diharapkan mampu mengembangkan

18
pengetahuan yang disampaikan dan berimbas pada perubahan tingkah
laku.
3) Roestiyah NK menyatakan, mengajar adalah bimbingan kepada anak
dalam proses belajar.
2.1 Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran yang asasi adalah memungkinkan manusia untuk
mengetahui dirinya dan alam sekitarnya dengan pengetahuan yang
berdasarkan amal perbuatan. Maka amal perbuatan adalah tujuan yang hakiki
dari pada ilmu pengetahuan, apa gunanya ilmu pengetahuan kalau tidak
disertai dengan perbuatan.
Setiap perbuatan manusia biasanya ada tujuan-tujuan tertentu, baik tujuan
secara umum maupun tujuan secara khusus, sperti halnya pengajaran juga
memiliki kedua tujuan tersebut.
a. Tujuan Pengajaran Secara Umum
 Memberikan, mengajarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada
murid.
 Agar murid dapat memiliki pengetahuan yang dimiliki guru dan
mampu mengamalkannya.
 Agar murid memiliki bekal ilmu pengetahuan serta bersedia
menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
b. Tujuan Pengajaran Secara Khusus
Secara garis besar tujuan dari pengajaran itu adalah suatu bentuk
perwujudan dari kesyukuran sesorang atas anugerah ilmu yang diberikan
oleh Allah SWT kepada sesorang. Disamping itu pengajaran merupakan
implementasi (penerapan)dari tugas-tugas keilmuan seseorang dengan
cara mengajarkan ilmu yang dimilikinya.9

9
azis wahab, a. (bandung). metode dan model-model mengajar ilmu pengetahuan sosial. 2019: alpabeta.hal.7

19
C. Pembelajaran
Pandangan Pakar Tentang Pengetian Belajar Dan Pembelajaran
1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran atau learning adalah suatu kegiatan yang berupaya
membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor
lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi, serta
berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan, maupun
pengorganisasian pembelajaran.
Dalam suatu definisi pembelajaran dipandang sebagai upaya
memengaruhi siswa agar belajar. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan
pembelajaran adalah (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa
adanya tindakan pembelajar, (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih
efisien.Terdapat perbedaan pengertian anatara pengajaran dan pembelajaran.
Pengajaran terpusat pada guru atau pendidik, sedangkan pembelajaran
terpusat pada siswa atau peserta didik.
Beberapa ahli merumuskan pengertian pembelajaran.
 Menurut Syaiful Sagala, Pembelajaran ialah membelajarkan siswa
menggunakan azaz pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik.
 Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu.
 Menurut Oemar Malik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas,
perlengakapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri
atas siswa, guru, dan tenaga lainnya termasuk tenaga laboratorium.

20
Material meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide, film, audio,
dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruang kelas,
perlengkapan audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal dan
metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian, dan sebagainya.

2.1 Macam-macam Teori Pembelajaran Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran


a. Teori Behavioristik
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu apabila ia telah
mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behavioristik
mengakui pentingnya masukan (input) yang berupa stimulus dan keluaran
(output) yang berupa respons. Sedangkan yang terjadi diantara stimulus
dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati
dan diukur. Yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons. Faktor
terpenting dalam belajar adalah penguatan yakni apa saja yang yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambah (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat demikian apabila
penguatan dikurangi (negative reinforcement) maka respon akan menguat.
Tokoh-tokoh penting teori behavioristik diantaranya Thorndike, Watson,
Skinner, Hull dan Guthrie.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar
ditekankan pada aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian
materi pelajaran mengikuti urutan dan bagian-bagian ke keseluruhan.
Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil dan evaluasi menuntut
suatu jawaban benar. Jawaban benar adalah tanda bahwa siswa telah
melaksanakan tugas belajarnya.

21
b. Teori Belajar Kognitif
Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan
pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang
telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam
bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan
dengan baik apabila materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Tokoh teori
kognitif dantaranya yaitu: Piaget, Bruner dan Ausubel.Dalam kegiatan
pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk
menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
Materi pelajaran disusun dnegan menggunakan pola atau logika tertentu,
dari sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu
diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa.

c. Teori Belajar Konstruksivistik


Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada
pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada
tujuan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran diusahakan dapat
memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara
optimal pada diri siswa.Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian
makna oleh siswa kepada pengalananya melalui proses asimilasi dan
akomodasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan menuju
kepada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru-guru konstrusivistik
yang mengakui dan mengahargai dorongan diri manusia/siswa untuk
mengonstruksikan pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran yang

22
dilakukan akan diarahkan agar terjadi aktiviitas konstruksi pengetahuan
oleh siswa secara optimal.
Karakteristik pembelajaran yang dilakukannya adalah:
 Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum dengan memberi
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara luas.
 Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat
hubungan diantara ide-ide kemudian memformulasikan kembali ide-ide
tersebut serta membuat suatu kesimpulan.
 Guru dan siswa bersama-sama mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia
adalah kompleks, dimana terdapat bermacam-macam pandangan tentang
kebenaran yang datang dari berbagai interpretasi.
 Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaiannya merupakan sautu
usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak mudah
dikelola.
3.1 Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu
mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat
elektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal
tujuannya tercapai.Beberapa tokoh penganut aliran humanistik diantaranya
adalah;
a. Kolb dengan konsepnya tentang empat tahap dalam belajar yaitu;
pengalaman konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan
eksperimentasi aktif
b. Honey dan Mumfrod, menggolongkan siswa menjadi 4 yaitu; aktivis,
reflektor, teoris dan pragmatis.
c. Hubernas, membedakan 3 macam atau tipe belajar yaitu; belajar teknis,
belajar praktis dan belajar emansipatoris.

23
d. Bloom dan Krathwolf dengan 3 kawasan tujuan belajar yaitu kognif,
psikomotor dan afektif.
e. Ausubel dengan konsepnya belajar bermakna, ynag termasuk tokoh dari
aliran kognitifisme juga.
Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran cenderung mendorong siswa
untuk berfikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman
dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.

4.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran


Proses belajar (pembelajaran) merupakan interaksi individu dengan
lingkungan secara terus-menerus (continous) yang disebut adaptasi.
Pengalaman adaptasi dapat mewujudkan perkembangan schema baru. Proses
bealajar dan pembelajaran dipengaruhi oleh: (1) faktor internal meliputi
faktor fisiologis dan faktor psikis, (2) faktor eksternal yaitu berupa segala
sesuatu yang berada diluar individu. Belajar merupakan aktivitas individu
yang melakukan belajar yaitu proses kerja faktor internal, Menurut Piaget
faktor internal berupa proses penyesuaian (adaptasi) melalui asimilasi dan
akomodasi antara stimulus dengat untu dasar kognisi seseorang yang
disebutnya skema. Selanjutnya akan diperinci tentang kedua faktor diatas
yang meliputi faktor internal dan eksternal dalam pembelajaran.
a. Faktor Internal Individu
Faktor internal yang ada dalam diri individu yakni berupa faktor yang
mengolah dan memproses lingkungan sehingga menghasilkan perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar. Pada dasarnya faktor internal itu sangat
kompleks yang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
b. Faktor Fisologis
Faktor fisiologis meliputi antara lain: keadaan jasmani (normal dan cacat,
bentuk tubuh kuat atau lemah), yang semua akan memengaruhi cara
merespon terhadap lingkungkungan. Contoh: cacat panca indra akan
memengaruhi cara menangkap sesuatu yang ada diluar dirinya karena

24
masuknya stimulus dari dunia luar kedala struktur kognitif adalah
melalui panca indra. Faktor kelelahan, faktor gizi, akan memberi
kontribus berbeda terhadap proses dan hasil belajar.
c. Faktor Psikologis
Setiap individu memiliki karakteristik psikologis berbeda satu dengan
lainnya. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan cara merespon
terhadap stimulus dari luar yang dampaknya pada hasil belajar yang akan
berbeda pula. Faktor internal yang berupa karakteristik psikologis antara
lain meliputi:
 Kecerdasan (intelegensi)
 Emosi (suasana emosional individu)
 Bakat (kemampuan individu untuk belajar)
 Motivasi (dorongan dari luar maupun dari dalam )
 Perhatian (perhatian individu pada objek yang dipelajari).

d. Faktor Eksternal Individu


Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar individu atau
sering disebut dengan lingkungan. Klasifikasi lingkungan tersebut antara
lain:
1) Lingkungan fisik yang terdiri atas: geografis, rumah, sekolah, pasar,
tempat permainan dan sebgainya.
2) Lingkungan psikis meliputi: aspirasi, harapan-harapan cita-cita dan
masalah yang dihadapi.
3) Lingkungan personal yang meliputi: teman sebaya, orang tua, guru,
tokoh masyarakat, dan seterusnya.
4) Lingkungan nonpersonal diantaranya meliputi: rumah, peralatan,
pepohonan, gunung dan lain sebagainya.
5) Dilihat dari sudut kelembagaan terdiri atas lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

25
Dari beberapa faktor eksternal diatas menjelaskan bahwa faktor
eksternal memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran dan hasil belajar
anak didik, yang pada akhirnya berimbas pada perubahan tingkah laku
individu, perubahan karakter, bahkan dapat memodifikasi tempramen/karakter
individu. Sehingga tak heran ketika setiap individu memiliki sikap dan
perilaku yang berbeda-beda. Hal tersebut diakibatkan karena perbedaan
respon individu itu sendiri.

5.1 Komponen dasar pembelajaran


Seorang guru dalam menyampaikan pengetahuan harus informatif dan
edukatif agar anak didik dapat menerima pengetahuan yang disampaikan
secara baik dan tersimpan dimemori anak didik secara menyeluruh.
Agar proses belajar mengajar dapat maksimal hasilnya sekurang-kurangnya
ada lima komponen yang harus dimiliki meliputi:
1) Tujuan mengajar, apa standar ketuntasan minimal yang harus
ditempuh anak didik.
2) Bahan isi pembelajaran, artinya perlu dipahami tentang materi apa
yang akan disampaikan saat trasformasi ilmu berlangsung agar
terciptanya tujuan awal dari pembelajaran
3) Metode atau teknik pemeblajaran, artinya bagaimana penyampaian
materi yang efektif agar anak didik mampu memahami apa yang telah
disampaikan.
4) Perlengkapan dan fasilitas, artinya untuk membantu jalannya proses
pembelajaran dibutuhkan fasilitas ataupun alat bantu sebagai peraga
dan alat praktik anak didik.

26
5) Evaluasi (penilaian), artinya untuk mengukur tercapai atau tidaknya
tujuan dari pembelajaran perlu dan sangat penting diadakannya
evaluasi atau penilaian.10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi adalah dorongan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan yang didasari rasa yang kuat untuk melakukannya dengan
menetapkan target tertentu. Motivasi dalam dunia pendidikan khususnya
motivasi untuk belajar siswa itu sangat dipentingkan, karena kemauan
seseorang itu diawali dengan motivasi untuk berbuat sesuatu. Dari beberapa
pandangan tentang motivasi bahwa motivasi itu sangat berguna bagi
tercapainya tujuan pendidikan, tanpa adanya motivasi minat belajar siswa
akan berkurang, dimana motivasi itu bisa dirangsang dengan cara tertentu.
Pengajaran merupakan proses transfer ilmu dair seorang yang berpengetahuan
kepada orang yang belum mengetahui. Pembelajaran merupakan proses yang
ditempuh siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan yang dipimpin oleh
seorang guru dengan menggunakan metode tertentu dan memiliki tujuan yang
jelas.
Dari ketiga pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa motivasi,
pengajaran dan pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang saling terikat
dan tidak akan terpisahkan. Motivasi sebagai dorongan individu untuk belajar,
pengajaran sebagai proses transfer pengetahuan yang berorientasi pada
gurunya dan pembelajaaran sebagai proses yang harus dilakukan agar tujuan
belajar itu tercapai, yang berorientasi pada pelajarnya.

10
b. uno, h. (2010). model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan
efektif. jakarta: bumi aksar.

27

Anda mungkin juga menyukai