Anda di halaman 1dari 1

Pencabutan pada pasien HIV

Penggunaan teknik bedah atraumatik dan aseptik penting untuk meminimalkan paparan patogen
pada luka bekas pencabutan dan mengurangi komplikasi post operatif pada pasien HIV.
Preoperative scaling pada gigi yang akan dicabut dapat mengurangi insidensi infeksi post operatif
dan disertai dengan edukasi serta motivasi pasien untuk meningkatkan kebersihan mulutnya.
Aplikasi medikamen pada soket intra alveolar dapat mengurangi insidensi komplikasi post operatif
seperti dry socket pada pasien dengan HIV. Tindakan tersebut dilakukan apabila pasien diketahui
memiliki faktor risiko atau riwayat komplikasi.

Perdarahan yang berlebih dapat terjadi walaupun hemostasis tampak normal dan dapat
menimbulkan komplikasi pada pasien HIV berupa immune thrombocytopenia. Pencabutan aman
dilakukan pada pasien HIV dengan jumlah platelet di bawah 50,000/mm3. Pencabutan harus
ditunda jika hemoglobin kurang dari / sama dengan 7.0 g/dL. Jika belum pernah dilakukan tes
hemostatis dan pencabutan harus dilakukan segera, maka tes perdarahan sederhana dapat
dilakukan oleh drg untuk menentukan apakah fungsi hemostatic pasien normal. Adanya
peningkatan waktu perdarahan (> 9 menit) mengindikasikan perlu dilakukannya tes kualitatif dan
kuantitatif platelet (Abel dkk,, 2000)

Abel,S.N., Croser, D., Fischman,S.L., Glick, M., dan Phean, J.A., 2000, Principles of Oral Health
Management for the HIV/AIDS Patient by Dental Alliance for AIDS/HIV Care (DAAC),

Anda mungkin juga menyukai